You are on page 1of 13

Penyakit Roseola Infatum yang Diderita Seorang Bayi

Zeni Ansona
10.2012.192
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Zeni.ansona@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak : Roseola Infatum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes 6 dan 7 yg
diderita bayi dan anak-anak kecil. yang terdiri dari beberapa langkah untuk memastikan
penyakitnya yaitu Anamnesis adalah komunikasi antara dokter dan pasien dalam rangka
mengumpulkan informasi tentang keluhan pasien dan riwayat penyakitnya, pemeriksaan
fisik, harus diketahui gejala klinis yang dialami oleh pasien untuk memperkuat dugaan
penyakit yang didapatkan pada anamnesis, adanya pemeriksaan penunjang baru diketahui
work diagnosisnya, dan diberikan beberapa Diferential Diagnosis untuk membandingkan
dengan work diagnosis, setelah itu aka nada etiologi dan epidemologi penyakit, dan
patogenesis penyebaran, gejala klinis yaitu cirinya dan ada pencegahan serta terapi yang
dilakukan untuk penyembuhan setelah semuanya aka nada prognosis yaitu seseorang
dinyatakan sembuh atau sebaliknya sesuai penyakit yang diderita.

Kata Kunci : Roseola infatum, Gejala klinis, Jenis Campak, dan Pencegahan.

Abstract: Infatum Roseola is a disease caused by a herpes virus that infects 6 and 7 babies
and small children. which consists of several steps to ensure that the disease is a thorough
history of communication between doctors and patients in order to collect information on
patient complaints and illness history, physical examination, must be known clinical
symptoms experienced by the patient to reinforce the notion that diseases found in history,
the investigation diagnosis became known work, and was given some diferential diagnosis
work to compare with the diagnosis, after the tone aka etiology and epidemiology of disease,
and the pathogenesis of deployment, the characteristic clinical symptoms and no prevention

as well as therapy for healing done after all of that person's prognosis aka tone expressed
cured or otherwise in accordance illness.

Keywords: Roseola infatum, clinical symptoms, type Measles and Prevention.

Pendahuluan
Kehidupan manusia tidak terlepas dari mikroorganisme yang tidak dapat terlihat secara kasat
mata. Karena tidak dapat dilihat secara kasat mata, manusia sering mengabaikan adanya
keberadaan mereka yang ada di sekitar. Mikroorganisme memiliki peran yang banyak, tetapi
juga dapat juga bersifat patogen sehingga dapat menimbulkan penyakit pada manusia.
Dalam hal menimbulkan penyakit, kerja dari mikroorganisme ini tidak sekecil ukurannya,
tetapi dapat menimbulkan penyakit yang serius, bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah
satu penyakit yang terkenal dalam kehidupan manusia di Indonesia adalah Roseola Infatum
sering diderita pada bayi dari usia 6 bulan sampai 3 tahun. Penyakit ini sempat membuat
para ibu khawatir dan cemas berlebihan, karena pada awalnya (fase prodromal) anak ini
mengalami panas tinggi 39,4-40,6 Celsius. Bahkan, 5-15% diantara mereka mengalami
kejang disebabkan demam. Roseola infantum merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus herpes tipe 6 dan 7.
Pembahasan
Anamnesis
Anamnesis adalah komunikasi antara dokter dan pasien dalam rangka mengumpulkan
informasi tentang keluhan pasien dan riwayat penyakitnya, sehingga dokter dapat
mengambil diagnosa yang tepat tentang penyakit pasiennya tersebut. Keberhasilan setiap
proses komunikasi terutama komunikasi personal sangat dipengaruhi oleh terbinanya
sambung rasa antara dokter dan pasien. Pasien yang datang berobat tidak selalu bisa
memberikan informasi yang sebenarnya. Selain itu, pasien juga tidak selamanya dapat
memberikan informasi sendiri. 1
Berikut ini adalah jenis-jenis anamnesis berdasarkan cara penyampaiannya :
1. Autoanamnesis, yaitu informasi tentang keadaan penyakit disampaikan oleh pasien
sendiri.

2. Alloanamnesis, yaitu informasi yang didapatkan bukan berasal dari pasien sendiri
melainkan berasal dari orang lain yang memiliki hubungan paling dekat dengan pasien
dan mengetahui tentang keadaan pasien tersebut.
Data anamnesis terdiri atas beberapa kelompok data penting:

Identitas pasien: Nama,tempat tanggal lahir, usia (neonatus,balita,sekolah), jenis

kelamin,nama orangtua,alamat.dan sebagainya.


Riwayat penyakit sekarang :Keluhan utama pasien
Riwayat penyakit dahulu : Kronologi penyakit, ada tidaknya riwayat sakit dahulu yang

pernah di derita
Riwayat kesehatan : Berupa riwayat kehamilan, riwayat kelahiran, riwayat pertumbuhan
( berat badan tinggi badan), riwayat perkembangan( kemampuan pada bidang social

personal,motor halus,motor kasar dan bahasa), riwayat makanan dan imunisasi


Riwayat keluarga, sosial-ekonomi-budaya.1

Seperti yang didapat dikasus adalah bahwa Seorang bayi berusia 10 bulan Yang dibawa
ibunya ke Puskesmas karena timbul ruam kemerahan di seluruh tubuh sejak 1 hari yang lalu,
bayi tersebut mengalami demam tinggi dan batuk pilek sejak 4 hari yang lalu, dan demam
berangsur turun saat ruam muncul. Yang didiagnosis terkena roseola infatum

adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus herpes 6 dan 7. yg menjangkiti bayi dan anak2 kecil.
Roseola ini menyebabkan suhu badan yg meningkat selama beberapa hari, yang kemudian
akan timbul bintik-bintik merah di tubuh.

Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik, harus diketahui gejala klinis yang dialami oleh pasien untuk
memperkuat dugaan penyakit yang didapatkan pada anamnesis. Gejala klinik yang dialami
oleh penderita yang dapat dilihat langsung adalah sebagai berikut, Bayi tersebut tampak
sakit ringan dengan pemeriksaan Tanda-Tanda Vital, yang meliputi pemeriksaan suhu tubuh,
tekanan darah, dan denyut nadi. Dan terlihat adanya macula eritematosis yaitu bekas dari
ruam yang dialami bayi tersebut diseluruh tubuhnya,terutama banyak dibagian wajah, leher
punggung dan di bagian ekstremitas atas bayi tersebut.2
Pemeriksaan Penunjang
3

Pemeriksaan laboratorium pada roseola selama berapa hari pertama demam, angka sel darah
putih rata-rata 8000/mm3, dengan kenaikan netrofil. Pada demam hari 3-4, angka sel darah
putih turun sampai rata-rata 6000/mm3, kadang-kadang dengan neutropenia absolut dan
limfositosis yang dapat setinggi 90%. Kadang-kadang sejumlah besar monosit ada. Cairan
serebrospinal biasanya normal, walaupun DNA HHV-6 mungkin terdeteksi dengan reaksi
rantai polymerase (RRP) pada cairan serebrospinal dari beberapa bayi yang jarang dengan
ensefalopati yang diperantarai HHV-6. Penderita ini dapat juga mempunyai pleositosis
cairan serebrospinal ringan.2
Work Diagnosis
Roseola Infatum adalah penyakit yang disebabkan oleh virus herpes 6 dan 7 yg menular bayi
dan anak-anak

kecil. Roseola ini menyebabkan suhu badan yang meningkat selama

beberapa hari, yang kemudian akan timbul bintik-bintik merah di tubuh.Dua tipe virus
herpes menyebabkan roseola yang biasanya menyerang anak-anak yang berumur antara 6
bulan hingga 3 tahun, walaupun terkadang menyerang dewasa juga. Ada sebagian anak yang
mengalami roseola ringan (tanpa adanya gejala penyakit), sementara sebagian lainnya
menunjukkan gejala dan tanda2 adanya roseola ini. Infeksi dapat terjadi pada saat
kapanpun.Roseola bukanlah penyakit berat. Jarang sekali terjadi komplikasi jika tubuh
mencapai suhu yang tinggi. Penanganannya cukup dengan instirahat,cairan, dan obatobatanTanda- tanda dan Gejala Biasanya tanda dan gejala terinfeksi akan timbul 1 atau 2
minggu setelah anak Anda mengalami roseola dan terinfeksi virus - jika memang tanda dan
gejala muncul (tidak selalu muncul). Roseola infantum sering disebut sebagai penyakit ke-6
atau sixth disease. Sebab, gejalanya yang berupa bercak kemerahan pada kulit.3

Gambar 1. Roseola Infatum.3

Diferential Diagnosis

Rubella (Campak Jerman)


Campak Jerman dalam istilah kedokteran disebut sebagai Rubella. Dinamai demikian karena
campak jenis ini penyebabnya adalah virus campak jenis Rubella. Campak Jerman dikenal
juga sebagai campak 3 hari. Hal ini dikarenakan pada umumnya, campak Jerman
menimbulkan bercak-bercak merah (ruam) dan gatal di kulit dalam waktu 3 hari pertama.
Lamanya waktu dari masa inkubasi hingga sembuh sendiri kira-kira membutuhkan waktu
sekitar 2 hingga 3 minggu. Ciri-ciri campak jerman pada orang dewasa hampir mirip
dengan campak Jerman pada anak-anak. Akan tetapi pada orang dewasa, ada beberapa ciri
yang tidak muncul pada anak-anak.
Berikut ini adalah ciri-ciri campak Jerman pada orang dewasa.

Demam (37.2-37.8C) di hari pertama dan kedua setelah infeksi virus. Jangan
abaikan demam yang diderita, sebaiknya segera mencari tahu penyakit yang sedang
dirasakan.

Timbulnya pembengkakan kelenjar getah bening di sekitar leher di bawah kuping.4

Munculnya ruam kemerahan yang gatal (sekitar 3 hari) di wajah dan menyebar ke
bawah.

Sakit kepala. Sering orang mengabaikan sakit kepala yang diderita, sebaiknya mulai
saat ini jangan mengabaikan sakit yang diderita apalagi di bagian kepala. Ketahui lebih
lanjut sakit apa yang diderita dengan gejala sakit kepala agar dapat penanganan lebih
tepat dilakukan.

Hilang selera makan. Jika tiba-tiba selera makan mulai hilang maka jangan dibiarkan
begitu saja. Mulailah mencari tahu apa penyebabnya karena jika ternyata hal ini
dikarenakan campak jerman, maka harus secepatnya mengobati penyakit tersebut agar
tidak membahayakan kesehatan.

Konjungtivitis (radang garis mata dan bola mata).

Hidung berair (hidung meler). Hidung meler jangan hanya dianggap flu biasa,
mulailah untuk mewaspadainya sebagai gejala campak jerman.

Sakit ketika menelan.

Sakit persendian.4

Varicella
Varicella, atau yang dikenal juga sebagai Chicken pox atau Cacar Air, adalah infeksi
virus yang menyebabkan rash seperti blister (vesikel) pada permukaan kulit dan
membran mukosa. Vesikel pada varicella umumnya timbul pertama pada tubuh dan
muka, kemudian menyebar ke hampir seluruh tubuh, termasuk kulit kepala dan penis,
juga pada mukosa mulut, hidung, telinga, dan vagina. Vesikel varicella lebarnya sekitar
1/5 2/5 inchi (5 10 mm), mempunyai dasar yang kemerahan, dan akan berkelompok
setelah lebih dari 2 4 hari. Beberapa orang hanya mengalami sedikit vesikel,
meskipun yang lainnya memiliki vesikel hingga ratusan. Bila vesikel digaruk atau
dipecah, keropeng dan vesikel dapat terinfeksi oleh bakteri (infeksi sekunder bakteri).
Vesikel-vesikel baru akan tetap terbentuk, sementara vesikel terdahulu pecah,
mengering dan menjadi krusta, dengan demikian pada suatu saat akan tampak
bermacam-macam ruam kulit (polimorf). vesikel biasanya beratap tipis, bentuknya
bulat/lonjong menyerupai setetes air sehingga disebut teardrop vesicle. Beberapa anak
mengalami demam, nyeri perut, atau perasaan tidak enak dengan vesikel pada kulit
mereka. Gejala ini umumnya berakhir sekitar 3 hingga 5 hari, dan demam berkisar
antara 38,3oC hingga 39,4oC. Anak yang lebih muda sering mengalami vesikel yang
lebih sedikit dibanding anak yang lebih tua atau orang dewasa. Secara umum, varicella
adalah penyakit ringan, tetapi dapat mematikan pada penderita leukemia atau penyakit
lain yang melemahkan sistem immun. Umumnya orang hanya akan terserang varicella
satu kali seumur hidup. Tetapi virus yang meyebabkan varicella dapat dormant (tidak
aktif sementara) pada tubuh dan menyebabkan erupsi kulit yang berbeda (disebut
shingles/herpes zoster), pada saat yang akan datang.4

Measles
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa: - Panas badan nyeri tenggorokan] - hidung meler ( Coryza ) - batuk ( Cough ) - Bercak Koplik - nyeri otot mata merah ( conjuctivitis )2-4 hari kemudian muncul bintik putih kecil di mulut bagian
dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang terasa agak gatal muncul 3-5 hari
setelah timbulnya gejala diatas. Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang
mendatar) maupun papula (ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di
6

wajah, yaitu di depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2
hari, ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan kaki, sedangkan ruam di wajah mulai
memudar.Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya meluas serta suhu
tubuhnya mencapai 40 Celsius. 3-5 hari kemudian suhu tubuhnya turun, penderita mulai
merasa baik dan ruam yang tersisa segera menghilang. Demam, kecapaian, pilek, batuk dan
mata yang radang dan merah selama beberapa hari diikuti dengan ruam jerawat merah yang
mulai pada muka dan merebak ke tubuh dan ada selama 4 hari hingga 7 hari.4

Penyakit Scarlet
Hampir semua pasien demam Scarlet mengalami nyeri tenggorokan dan ruam kemerahan.
Gejala
1.

lain

yang

sering

menyertai

penyakit

ini

adalah

sebagai

berikut:

Ruam merah di sekitar leher dan dada, lalu meluas ke bagian tubuh yang lain
2. Ruam di daerah lipatan-lipatan tubuh biasanya lebih gelap sehingga membentuk garis
merah, Muka memerah.
3. Lidah tampak merah dan bertotol-totol dan sering disebut lidah strawberry, dan Demam
hingga 38,8 derajat celcius disertai menggigil
4. Nyeri tenggorokan disertai radang yang tampak memerah dan bercak luka yang
memutih.
5. Susah menelan, Kelenjar limpa di leher membengkak dan Mual, muntah dan sakit
kepala.4
Etiologi
Penyebab Roseola infatum adalah karena adanya Herpesvirus 6 (HHV-6) merupakan salah
satu dari 7 herpesvirus manusia. Virus ini besar (185-200 nm), berselubng, virus DNA helai
ganda sekitar 170 kilobasa. Pada mulanya diisolasi dari sel darah perifer manusia,
bereplikasi pada sel T manusia (baik sel CD4 maupun CD8), monosit megakariosit sel
pembuluh alamiah, sel gila dan sel epitel serta sel salivarius. Virus menghasilkan pengaruh
sitopatik seperti balon dan sel lisis dalam leukositmononuklear yang dirangsang mitogen.
Varian A lebih sering diisolasi dari penderitaorang dewasa dengan AIDS atau penyakit
limfoproliferatif. Varian B tampak menyebabkan infeksi HHV_6 primer paling bergejala
7

pada bayi, HHV-6 palimg terikat erat dengan sitomegalovirus manusia(CMV). Hubungan
molekuler dan antigenic menjelaskan tingkat reaktivitas silang serologis dengan CMV.5

Epidemiologi
Seroepidemiologi infeksi HHV-6 paralel dengan epidemiologi klinis roseola. Kebanyakan
(70%-95%) bayi baru lahir adalah seropositif untuk HHV-6, menggambarkan antibody
transplasenta. Frekuensi seropositif turun antara umur 4 dan 6 bulan (5%-50%), dengan
antibody yang didapat cepat. Pada umur 1-2 tahun, lebih dari 90% bayi adalah seropositif.
Hampir semua orang dewasa muda adalah seropositif, walaupun titer HHV-6 mungkin lebih
rendah dari anak-anak. Pada mada dewasa akhir peravalensi terhadap antibody cocok
dengan roseola sampai 60%. Suatu penyakit yang tidak jarang pada bayi usia 3 bulan
pertama dengan insiden puncak 6-12 bulan dan 90% terjadi pada 2 tahun pertama. Sekitar
sepertiga anak mengalami roseola. Infeksi terjadi secara sama pada kedua jenis kelamin dan
terjadi diseluruh musim dalam setahun dengan insiden yang lebuh tinggi pada akhir musim
semi dan awal musim panas. Beberapa kasus roseola infatum musiman dapat pada
enterovirus. Yang bila tidak ada diagnosis virologist spesifik, menyerupai penyakit seperti
roseola. Wabah kecil roseola diperantarai HHV-6 terdokumentasi pada populasi yang rapat,
seperti panti asuhan. Masa inkubisi yang terkesan dari wabah kecil dan infeksi
eksperimental adalah 5-15 hari.5

Patofisiologis
Cara mendapatkan HHV-6 belum diketahui,tetapi virus sering terdeteksi dalam saliva
manusia sehat memberi kesan penyebaran horizontal dengan pelepasan virus oral. Infeksi
primer dapat disertai dengan tanda-tanda klinis dan gejala-gejala atau dapat tidak bergejala,
walaupun frekuensi yang kedua belum diketahui.6
Viremi (kehadiran virus) dapat didokumentasi hari ke 4-5 roseola klinis dengan rata-rata sel
terinfeksi 103 per 106 sel mononuklea. Jumlah virus dalam darah dihubungkan secara
langsung dengan keparahan penyakit. Ada respon imun kompleks yang tersusun dari sitokin
atau antibodi dan reaktivitas sel T. hilangnya viremi primer, demam, dan munculnya ruam
8

biasanya dihubungkan dengan munculnya antibodi anti-HHV-6 neutralisasi serum dan


mungkin menaikan aktivitas sel pembunuh alami. Antibodi melindungi bayi muda dari
infeksi. Infeksi sel sumsusm tulang in vitro menekan diferensiasi sel pendahulu dari semua
deretan sel. Infeksi HHV-6 in vitro menghambat respon limfoproliferatif sel mononuklear
darah perifer manusia. Kadar antibiotik tinggi pada orang dewasa, seiring pelepasan virus
dalam ludah, dan deteksi asam nukleat virus dalam kelenjar ludah dan sel mononukleat
darah perifer pada anak yang seropositif dan orang dewasa mendukung keadaan latensi
HHV-6 yang hidup lama. Sel yang tepat yang mengandung HHV-6 laten belum diketahui,
tapi leukosit dan sel kelenjar ludah mungkin merupakan pasangan calon HHV-6. Sifat
reaktivasi penyakit pada anak yang lebih tua dan orang dewasa, terutama mereka yang
terganggu imunnya. Karena kebanyakan individu ini mempunyai antibodi, defek pada
imunitas seluler, seperti yang ditemukan pada penderita transplant atau mereka yang dengan
AIDS, dapat member kecenderungan pada reaktivasi bergejala.6

Gejala Klinis
Roseola Infatum (Eksantema Subitum) yaitu HHV-6 adalah agen etiologi pada sekurangkurangnya 80-92% kasus, beberapa kasus sisa mungkin disebabkan oleh HHV-6,
sedangsedikit kashs disebabkan oleh enterovirus dan pathogen lain yang kurang lazim.
Mulainya mendadak, dengan demam setinggi 39,4-41,2C (103-106F), fontanella anterior
mencembung atau kejang-kejang terjadi (5-35% kasus), kejang-kejang pada stadium praeruptif roseola. dan mukosa faring mungkin sedikit meradang dan sedikit koryza dan tidak
ada tanda-tanda diagnosis. Tanda yang menonjol adalah tidak adanya tanda-tanda fisik yang
cukup untuk menjelaskan demam. Biasanya anak tampak relatif baik walaupun demam.
Demam turun dalam kisaran 3-4 hari. Ketika suhu kembali normal , ruam makulopapular
tampak diseluruh tubuh, mulai pada badan menyebar kelengan dan leher, muka dan kaki
sampai beberapa tingkat. Dan ruam akan menghilang dalam waktu 3 hari. Deskuamasi
jarang, dan biasanya tidak ada pigmentasi.6

Penatalaksanaan
Penanganan yang diberikan kepada pasien dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu dengan
menggunakan obat dan dengan mengubah kebiasaan hidup atau dengan terapi. Strategi
terapi melibatkan tiga prinsip penatalaksanaan, yaitu :
1) Organisme yang terdapat dalam tubuh hendaknya dihancurkan untuk mencegah
pelepasan toksin lebih lanjut.
2) Toksin yang terdapat dalam tubuh, di luar sistem saraf pusat hendaknya dinetralisasi.
3) Efek dari toksin yang telah terikat pada sistem saraf pusat diminimisasi.
Medikamentosa
Terapi pada kasus ini hanyalah untuk menurunkan demamnya. Pemberian asetaminofen
atau parasetamol: Depanas ( Dexa Medica) Dosis: Anak-anak: > 5 tahun : 10-20ml. 1-5
tahun : 5-10ml dan < 1 tahun: 2.5-5ml. ibuprofen relatif aman untuk menurunkan demam.
Sedangkan, pemberian aspirin pada anak-anak sangat tidak dianjurkan karena bisa
menyebabkan sindroma Reye.
Non Medikamentosa
1. Selain dengan pengobatan untuk membantu agar suhu turun sebaiknya anak dikompres
dengan menggunakan handuk atau lap yang telah dibasahi dengan air hangat (suam2.
3.
4.

suam kuku). Dan jangan menggunakan es batu, air dingin, alkohol maupun kipas angin.
Usahakan agar anak minum banyak air putih, larutan elektrolit atau kaldu.
Selama demam, sebaiknya anak banyak beristirahat.
Bila anak mengalami kejang demam, segera hubungi rumah sakit atau dokter terdekat

untuk penanganan kejang. Intinya, jangan panik dan tetap tenang.


5. Jika penyakit ini terjadi pada pasien dengan sistem kekebalan rendah, maka dokter
sering memberikan obat antiviral supaya tidak bertambah parah.7

Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada roseola infantum adalah kejang demam (5-15%).
Sekitar sepertiga kasus kejang demam pada bayi didahului. Komplikasi lainnya berupa
radang selaput otak (meningitis), radang otak (ensefalitis), atau hepatitis, tetapi sangat jarang
terjadi. Pada penyakit campak terdapat resistensi umum yang menurun sehingga dapat
terjadi anergi (uji tuberkulin yang semula positif berubah menjadi negatif). Keadaan ini
10

mempermudah terjadinya komplikasi sekunder. Campak menjadi berat pada pasien dengan
gizi buruk dan anak yang lebih kecil. Komplikasi yang mungkin muncul, antara lain
gangguan respirasi (bronkopneumoni, otitis media, pneumoni, laringotrakeobronkitis),
komplikasi neurologis (seperti hemiplegi, paraplegi, afasia, gangguan mental, neuritis optika
dan ensefalitis), juga diare, miokarditis, trombositopeni, malnutrisi pasca serangan campak,
keratitis, hemorragic measles (morbili yang parah dengan perdarahan multiorgan, demam,
dan gejala cerebral) serta kebutaan.7

Pencegahan
Imunisasi campak, diberikan dengan tujuan untuk mendapat kekebalan terhadap
penyakit campak secara aktif vaksin hanya mengandung virus campakyang telah
dilemahkan yang diberikan pada bayi usia 9 bulan. Pemberian vaksin pada usia dibawah
9 bulan kurang efektif karena bayi masih mendapatkan proteksi kekebalan dari ibunya.
Imunisasi dengan 2 kali vaksin MMR ( measies,mumps, dan Rubella ) imunisasi pertama
dilakukan pada usia 12-15 bulan dan diulang lagi pada imunisasi kedua saat usia 4-7
tahun yang disuntikan pada otot paha dan lengan atas. Vaksin ini memberikan
perlindungan terhadap Campak .
Memberikan multivitamin dan makanan bernutrisi baik agar tidak mudah terserang
penyakit.7

Prognosis
Prognosis merupakan gambaran ke depan keadaan seorang pasien setelah menjalani
pengobatan. Prognosis dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :
Prognosis tentang hidup-matinya pasien (ad vitam), Prognosis tentang fungsi obat (ad
functionam) dan Prognosis tentang kesembuhan (ad sanationam)
Mortalitas tergantung dari :
1. Biasanya anak tampak relatif baik walaupun demam. Dan Demam turun dalam kisaran
3-4 hari.
11

2. Usia, yaitu angka mortalitas paling tinggi ditemukan pada bayi sampai usia 3 tahun
3. Timbul ruam kemerhan, kejang-kejang pada stadium pra-eruptif roseola.
4. Suhu badan. Pada kasus roseola infatum tinggi 39,4-41,2C demam ditemukan dan
akan menurun saat ruamnya muncul.

Roseola infatum adalah baik kecuali pada penderita yang jarang menderita hiperpireksia
ekstrem, kejang-kejang menetap, ensefalitis berat, atau hevatitis mematikan.7
Indikasi pendahuluan pada hospes terganggu imun member kesan bahwa pneumonia
intersitisial akibat herpesvirus 6 (HHV-6) mempunyai prognosis lebih baik dari pada
pneumonia intertisial yang disebabkan oleh CMV.7

Kesimpulan
Roseola Infatum sering diderita pada bayi dari usia 6 bulan sampai 3 tahun. Penyakit ini
sempat membuat para ibu khawatir dan cemas berlebihan.karena Roseola infantum
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus herpes tipe 6 dan 7. sesuai dengan
kasus hepotesis kita diterima karena sesuai dengan gejala yang diderita bayi jika terkena
Roseola infatum maka bayi pada awalnya mengalami (fase prodromal) bayi ini mengalami
panas tinggi . Bahkan, 5-15% diantara mereka mengalami kejang disebabkan demam. timbul
ruam kemerahan di seluruh tubuh sejak 1 hari yang lalu, bayi tersebut mengalami demam
tinggi dan batuk pilek sejak 4 hari yang lalu, dan demam berangsur turun saat ruam muncul.
Untuk mencegah Anak supaya tidak terkena adalah dengan cara mejaga kebersihan rumah
dan jika ada anak yang terkena penyakit roseola infatum sebaiknya bayi lainya jangan
mendekat karena ini penyakit menular.

Daftar Pustaka

12

1. Willms L,Henry S, Paula S. Diagnosis fisik evaluasi diagnosis dan fungsi di bangsal.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2005.h.375-6.
2. Meadow R, Newell S. Pediatrika. Jakarta: Erlangga Medical Series; 2006.h.239-41.
3. Insley J. Vade-mecum pediatric. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran; 2005. 130-1.
4. Yatim F. Macam-macam penyakit menular dan pencegahannya. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran; 2007.h.129-35.
5. Gibney M,Margetts B,Kearney J,Arab L. Gizi kesehatan masyarakat. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran; 2009.h.225-7.
6. Suharjo J. Vaksinasi cara ampuh cegah penyakit infeksi.Yogyakarta : Penerbit Kanisius;
80-2.
7. Behrman, Kliegmen, Arvin. Ilmu kesehatan anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran;
2000.h.1094-9.

13

You might also like