Professional Documents
Culture Documents
1.1
Latar
Belakang
ETIOLOGI &
PATOFISIOLOGI
Penyeab
Penyeab umum
umum ::
Fecalith
Fecalith
Obstruksi
Obstruksi
Appendicitis
Appendicitis
Bakteriologi
Bakteriologi
Peran
Peran ingkungan:
ingkungan:
diet
diet &
& higiene
higiene
Yang
Yang jarang
jarang :: gall
gall
stone,
stone, bijian,cacing
bijian,cacing
usus,tumor,
usus,tumor,
trauma,
trauma, strees
strees
psikologi,
herediter
psikologi, herediter
diet
diet serat
serat
berperan
berperan pada
pada
perubahan
perubahan
motilitas,
motilitas, flora
flora
normal,
normal, &
& keadaan
keadaan
lumen
lumen
cenderungan
cenderungan
timbul
timbul fecalith.
fecalith.
Bakteri Anaerob
Batang Gram (-)
Eschericia coli
Bacteroides fragilis
Pseudomonas aeruginosa
Bacteroides sp.
Klebsiella sp.
Fusobacterium sp.
Coccus Gr (+)
Streptococcus anginosus
Clostridium sp.
Streptococcus sp.
Enteococcus sp.
Peptostreptococcus sp.
KLASIFIKASI
TANDA KLINIS
Pasien
Appendicitis
umumnya lebih
menyukai sikap
jongkok pd paha
kanan krn pada
sikap itu Caecum
tertekan sehingga
isi Caecum
berkurang.
Hal tersebut akan
mengurangi tekanan
ke arah Appendix
sehingga nyeri perut
berkurang
TANDA KLINIS
Baldwins
test
Manuver ini
dikatakan positif
bila pasien
merasakan nyeri
di flank saat
tungkai kanannya
ditekuk
Rovsings
sign
Jika LLQ ditekan,
maka terasa nyeri
di RLQ. Hal ini
menggambarkan
iritasi peritoneum
TANDA KLINIS
Psoas sign
Nyeri pada manuver
ini menggambarkan
kekakuan M. Psoas
kanan akibat refleks /
iritasi langsung yang
berasal dari
peradangan
Appendix
Manuver ini tidak
bermanfaat bila telah
terjadi rigiditas
abdomen.
TANDA KLINIS
Obturator
sign
Nyeri pada manuver
ini menunjukkan
adanya perforasi
Appendix,
abscess lokal,
iritasi M.
Obturatorius oleh
Appendicitis letak
retrocaecal, atau
adanya hernia
obturatoria.
TANDA KLINIS
Wahls sign
Manuver ini
dikatakan positif
bila pasien
merasakan nyeri
pada saat dilakukan
perkusi di RLQ, dan
terdapat penurunan
peristaltik di
segitiga Scherren
pada auskultasi
Blumbergs sign
Pemeriksa
menekan di LLQ
kemudian
melepaskannya.
Manuver ini
dikatakan positif
bila pada saat
dilepaskan, pasien
merasakan nyeri
di RLQ
TANDA KLINIS
musculare
bersifat lokal
sesuai letak
Appendix.
pada
daerah cavum
Douglasi terjadi bila
sudah ada abscess
di cavum Douglasi
atau Appendicitis
letak pelvis.
Nyeri
Dunphys
Defence
pada
pemeriksaan
rectal toucher
pada saat
penekanan di sisi
lateral
Nyeri
sign
nyeri ketika
batuk
PEMERIKSAAN
Sensitivitas
Spesifitas
Penggunaan
Keuntungan
Kerugian
USG
CT Scan Appendix
85%
92%
Evaluasi pasien pada pasien
Appendicitis
Aman
Relatif murah
Dapat menyingkirkan penyakit
pelvis pada wanita
Lebih baik pada anak-anak
90-100%
95-97%
Evaluasi pasien pada pasien
Appendicitis
Lebih akurat
Lebih baik dalam
mengidentifikasi Appendix
normal, phlegmon dan abscess
Tergantung operator
Secara teknik tidak adekuat
dalam menilai gas
Nyeri
Mahal
Radiasi ionisasi
Kontras
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan
pasien Appendicitis:
1. Pemasangan infus dan pemberian kristaloid
untuk pasien dengan gejala klinis dehidrasi atau
septikemia.
2. Puasakan pasien, jangan berikan apapun per
oral
3. Pemberian obat-obatan analgetika harus
dengan konsultasi ahli bedah.
4. Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang
menjalani laparotomi.
5. Pertimbangkan kemungkinan kehamilan
ektopik pada wanita usia subur dan didapatkan
beta-hCG positif secara kualitatif.
Bila
Open Appendectomy
1. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
2. Dibuat sayatan kulit:
Horizont
al
Oblique
1. Incisi apponeurosis M.
Obliquus abdominis
externus dari lateral atas
ke medial bawah
2. Splitting M. Obliquus
abdominis internus dari
medial atas ke lateral
bawah
3. Splitting M. transversus
abdominis arah horizontal
4. Peritoneum dibuka.
5. Caecum dicari
dikeluarkan taenia libera
ditelusuri untuk mencari
Appendix. Setelah Appendix
ditemukan, Appendix diklem
dgn klem Babcock dengan
arah selalu ke atas (untuk
mencegah kontaminasi ke
jaringan sekitarnya).
7. Appendix dipotong di
antara ikatan dan klem,
puntung diberi betadine
Laparoscopic Appendectomy
PROGNOSIS
LAPORAN
KASUS
Keluhan
STATUS PASIEN
Sensorium
: Compos mentis
Tekanan darah :110/70 mmHg
Heart rate : 80x/menit
Temperature
: 36,5oC
Respiration rate : 14x/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+),
Reflex pupil (+/+), Isokor kiri dan kanan.
T/H/M: Dalam batas normal
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening
(-),
Pembesaran Tiroid (-)
Thorax
Inspeksi : Simetris fusifomis
Palpasi : SF kanan = kiri , nyeri (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi :Vesikuler +/+, ST: (-)
Batas Jantung:
Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
Inspeksi
: Simetris
Perkusi
:Timpani
Palpasi
:Murphys Sign (+), Soepel
Auskultasi
:Peristaltik (+) N
Extremitas
: Akral hangat , CRT < 2 detik,
edema (-)
Pemeriksaan
23/02/15
01/03/15
12,10
9,90
RBC (106/mm3)
3,82
3,30
WBC (103/mm3)
12,49
10,56
HT (%)
34,00
30,10
93
273
MCV (fL)
89,00
91,20
MCH (pg)
31,70
30,00
MCHC (gr%)
35,60
32,90
RDW (%)
14,30
13,80
MPV (fL)
9,80
PCT (%)
0,56
0,27
PDW (fL)
9,9
10,8
Neutrofil (%)
65,70
63,80
Limfosit (%)
18,90
18,90
Monosit (%)
12,90
13,70
Eosinofil (%)
1,90
2,70
0,600
0,900
Darah lengkap
Hb (gr%)
PLT (103/mm3)
Basofil (%)
KGD adr (mg/dL)
Ureum
115.00
30.00
Kreatinin
0.68
Natrium (Na)
128
131
Kalium (K)
3,8
4,4
Klorida (Cl)
102
9,8
Albumin (g/dL)
Pemeriksaan
23/02/15
01/03/15
PT
18,8
APTT
28,3
TT
14,5
AGDA
12,49
PH
7,460
PCO2
27,9
PO2
155.7
HCO3
19.4
Total CO2
20.2
BE
-3.5
SaO2
99.4
HATI
AST/SGOT
87
ALT/SGPT
153
Pemeriksaan Radiologi
Foto
X-ray
Kesimpulan:
USG Hepar
Kesimpulan:
USG Ginjal
Kesimpulan:
Bentuk dan ukuran normal, diferensiasi korteks medulla
jelas. Sistem pelviokalises tideak melebar, tidak tampak
batu maupun lesi fokal
USG Buli
Kesimpulan:
Besar dan bentuk baik. Dinding menebal, ukuran sekitar 6,7
mm. Tidak tampak batu maupun lesi fokal.
Tanggal
25 Februari
2015
26 Februari
2015
HR: 88x/i
RR:16x/i
T: 38,0
Sens: CM
TD : 120/70
HR : 82x/i
T : 38,5
27 Februari
2015
Nyeri perut
kanan atas
28 Februari
2015
1 Maret
2015
HR : 75x/i
T : 38,5
TD : 120/70
HR : 82x/i
T : 37,5
Operasi
2 Maret
2015
3 Maret
Nyeri (+)
Sens: CM
TD: 120/60
Obs Jaundice +
post exp CBD +
T Tube Insertion
P
-
Transfusi Trombosit
Post
Laporan Operasi
Tanggal operasi: 02 - 03 - 2015, Jam:12.15 15.35 (durasi operasi 2 jam 50
menit)
Jenis anastesi : umum
Golongan operasi: elektif
Perawat Pasca Operasi : RR
Diagnosi Pra bedah: Obstruksi jaundice Post explorasi CBD + CBD Stone + T
Tube Mersi
Indikasi operasi : CBD Stone
Nama operasi : Relaparatomy + Reexp lorasi CBD Stone
Laporan operasi :
1. Dalam posisi supine, GAETT Anasthesia, Septik A Septik drapy procedure
2. Tampak Scar opearsi dan jahitan lama
3. jahitan lama dibuka keluar cairan bile 30 cc. Evakuasi Bile, di lakukan
pencucian dengan Nacl tampak T tube terlepas , sebagian jahitan t tube dilepas
dan dilakukan evakuasi batu sisa dengan stente. Dilakyukan spooling dengan
Nacl.
4. tampak batu sisa keluar dari CBD distal sebanyak 2 buah dengan ukuran
0,5 x 9,5 ml.
5. Dilakukan pemasangan NGT dan Spooling diarahkan ke distal colon tidak ada
sumbatan
6. lanjutkan pemasngan T tube no 5
7. di lakukan pencucian luka operasi hingga kesan bersih dan dilakukan
pemasangan drain
8. tutup luka operasi lapis demi lapis , operasi selesai
Kesimpulan
Laki laki, 25 tahun. Datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas, hal ini
dialami os 3 bulan yang lalu, nyeri tiba-tiba dirasakan dan bersifat hilang timbul.
Nyeri menjalar sampai ke ulu hati. Mual dan muntah dirasakan os, isi muntah air dan
apa yang dimakan. Demam dialami 2 minggu belakangan ini, menggigil (-), os
mengonsumsi obat penurun panas tetapi demam tetap. Mata kuning dijumpai 2
minggu yang lalu. Gatal-gatal dikulit disangkal. BAB (+) normal warna kuning. BAK
(+) volume 500cc dan warna seperti teh pekat. Riwayat sering makan makanan
berlemak seperti indomie dan daging dijumpai.
Bulan Januari OS dirawat di RS. Siantar dan didiagnosis batu saluran empedu,
kemudian dirujuk ke RS. Materna untuk dilakukan operasi. Pada awal bulan Februari
oleh dokter spesialis bedah digestif dikonsulkan ke RS. HAM untuk dilakukan
Relaparotomy Reexplore CBD.
Dari hasil USG Gall Blader dijumpao dilatasi sistem billier intrahepatik kanan-kiri,
intrahepatik komunis, cystikus, kandung empedu, CBD proksimal sedikit melebar
disertai tampak adanya batu multiple di cystikus ukuran sekitar 0,6 x 0,5 dan ukuran
sekitar 0,8 x 0,5 CBD Proksimal. Dari hasil USG Hepar, ginjal, dan buli-buli dijumpai
bentuk dan ukuran normal, permukaan reguler dan tidak tampak batu maupun lesi
fokal.
Saat ini, os telah dioperasi (Post relaparotomy + reexplore CBD) dan selanjutnya
ditatalaksana dengan:
IVFD RL 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam
Thank
you