You are on page 1of 47

PENDAHULUAN

1.1
Latar
Belakang

Appendicitis adalah peradangan yang


terjadi pada Appendix vermicularis
Appendix, organ ini mensekresikan
IgA

Insidennya di Indonesia menempati


urutan tertinggi diantara kasus-kasus
kegawatan darurat

Apabila tidak dilakukan tindakan


pengobatan, maka angka kematian
akan terutama disebabkan karena
peritonitis & syok

ANATOMI, FISIOLOGI, &


EMBRIOLOGI APPENDIX

Variasi lokasi Appendix vermicularis1

ETIOLOGI &
PATOFISIOLOGI
Penyeab
Penyeab umum
umum ::
Fecalith
Fecalith
Obstruksi
Obstruksi

Appendicitis
Appendicitis

Bakteriologi
Bakteriologi

Peran
Peran ingkungan:
ingkungan:
diet
diet &
& higiene
higiene

Yang
Yang jarang
jarang :: gall
gall
stone,
stone, bijian,cacing
bijian,cacing
usus,tumor,
usus,tumor,
trauma,
trauma, strees
strees
psikologi,
herediter
psikologi, herediter
diet
diet serat
serat
berperan
berperan pada
pada
perubahan
perubahan
motilitas,
motilitas, flora
flora
normal,
normal, &
& keadaan
keadaan
lumen
lumen
cenderungan
cenderungan
timbul
timbul fecalith.
fecalith.

Organisme yang ditemukan pada Appendicitis acuta


Bakteri Aerob dan Fakultatif
Batang Gram (-)

Bakteri Anaerob
Batang Gram (-)

Eschericia coli

Bacteroides fragilis

Pseudomonas aeruginosa

Bacteroides sp.

Klebsiella sp.

Fusobacterium sp.

Coccus Gr (+)

Batang Gram (-)

Streptococcus anginosus

Clostridium sp.

Streptococcus sp.

Coccus Gram (+)

Enteococcus sp.

Peptostreptococcus sp.

Kultur peritoneal harus dilakukan pada pasien dengan keadaan


imunosupresi & pasien yang mengalami abscess setelah terapi
Appendicitis

KLASIFIKASI

TANDA KLINIS

Pasien

Appendicitis
umumnya lebih
menyukai sikap
jongkok pd paha
kanan krn pada
sikap itu Caecum
tertekan sehingga
isi Caecum
berkurang.
Hal tersebut akan
mengurangi tekanan
ke arah Appendix
sehingga nyeri perut
berkurang

TANDA KLINIS

Baldwins

test
Manuver ini
dikatakan positif
bila pasien
merasakan nyeri
di flank saat
tungkai kanannya
ditekuk

Rovsings

sign
Jika LLQ ditekan,
maka terasa nyeri
di RLQ. Hal ini
menggambarkan
iritasi peritoneum

TANDA KLINIS

Psoas sign
Nyeri pada manuver
ini menggambarkan
kekakuan M. Psoas
kanan akibat refleks /
iritasi langsung yang
berasal dari
peradangan
Appendix
Manuver ini tidak
bermanfaat bila telah
terjadi rigiditas
abdomen.

TANDA KLINIS

Obturator

sign
Nyeri pada manuver
ini menunjukkan
adanya perforasi
Appendix,
abscess lokal,
iritasi M.
Obturatorius oleh
Appendicitis letak
retrocaecal, atau
adanya hernia
obturatoria.

TANDA KLINIS

Wahls sign
Manuver ini
dikatakan positif
bila pasien
merasakan nyeri
pada saat dilakukan
perkusi di RLQ, dan
terdapat penurunan
peristaltik di
segitiga Scherren
pada auskultasi

Blumbergs sign
Pemeriksa
menekan di LLQ
kemudian
melepaskannya.
Manuver ini
dikatakan positif
bila pada saat
dilepaskan, pasien
merasakan nyeri
di RLQ

TANDA KLINIS

musculare
bersifat lokal
sesuai letak
Appendix.

pada
daerah cavum
Douglasi terjadi bila
sudah ada abscess
di cavum Douglasi
atau Appendicitis
letak pelvis.

Nyeri

Dunphys

Defence

pada
pemeriksaan
rectal toucher
pada saat
penekanan di sisi
lateral

Nyeri

sign
nyeri ketika
batuk

PEMERIKSAAN

Perbandingan USG dan CT Scan Appendix pada Appendicitis

Sensitivitas
Spesifitas
Penggunaan
Keuntungan

Kerugian

USG

CT Scan Appendix

85%
92%
Evaluasi pasien pada pasien
Appendicitis
Aman
Relatif murah
Dapat menyingkirkan penyakit
pelvis pada wanita
Lebih baik pada anak-anak

90-100%
95-97%
Evaluasi pasien pada pasien
Appendicitis
Lebih akurat
Lebih baik dalam
mengidentifikasi Appendix
normal, phlegmon dan abscess

Tergantung operator
Secara teknik tidak adekuat
dalam menilai gas
Nyeri

Mahal
Radiasi ionisasi
Kontras

PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan

pasien Appendicitis:
1. Pemasangan infus dan pemberian kristaloid
untuk pasien dengan gejala klinis dehidrasi atau
septikemia.
2. Puasakan pasien, jangan berikan apapun per
oral
3. Pemberian obat-obatan analgetika harus
dengan konsultasi ahli bedah.
4. Pemberian antibiotika i.v. pada pasien yang
menjalani laparotomi.
5. Pertimbangkan kemungkinan kehamilan
ektopik pada wanita usia subur dan didapatkan
beta-hCG positif secara kualitatif.

Bila

dilakukan pembedahan, terapi pada


pembedahan meliputi; antibiotika
profilaksis harus diberikan sebelum
operasi dimulai pada kasus akut,
digunakan single dose dipilih antibiotika
yang bisa melawan bakteri anaerob

Teknik operasi Appendectomy

Open Appendectomy
1. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
2. Dibuat sayatan kulit:
Horizont
al

Oblique

3. Dibuat sayatan otot, ada dua cara:


- Pararectal/ Paramedian

- Mc Burney/ Wechselschnitt/ muscle splitting


Sayatan berubah-ubah sesuai serabut otot

1. Incisi apponeurosis M.
Obliquus abdominis
externus dari lateral atas
ke medial bawah

2. Splitting M. Obliquus
abdominis internus dari
medial atas ke lateral
bawah

3. Splitting M. transversus
abdominis arah horizontal

4. Peritoneum dibuka.

5. Caecum dicari
dikeluarkan taenia libera
ditelusuri untuk mencari
Appendix. Setelah Appendix
ditemukan, Appendix diklem
dgn klem Babcock dengan
arah selalu ke atas (untuk
mencegah kontaminasi ke
jaringan sekitarnya).

6. Appendix di klem pada basis


(supaya terbentuk alur
sehingga ikatan jadi lebih
kuat karena mukosa terputus
sambil membuang fecalith ke
arah Caecum

7. Appendix dipotong di
antara ikatan dan klem,
puntung diberi betadine

8. Perawatan puntung Appendix


9. Bila no.7 tidak dapat dilakukan, maka Appendix dipotong dulu,
baru dilepaskan dan mesenteriolumnya (retrograde).
10. Dinding abdomen dijahit lapis demi lapis.
Z122`35146

Laparoscopic Appendectomy

KOMPLIKASI POST OPERASI

PROGNOSIS

LAPORAN
KASUS

Identitas Pribadi Pasien


Nama: YRM
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Jln. Denai
Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Kristien
Suku : Batak
Pekerjaan : Wirasawsta
Status
: Belum Bernikah
Tanggal masuk
: 25 Februari 2015

Keluhan

Utama : Nyeri pada perut kanan atas


Telaah : Hal ini dialami os 3 bulan yang lalu, nyeri tiba-tiba
dirasakan dan bersifat hilang timbul. Nyeri menjalar sampai ke ulu
hati. Mual dan muntah dirasakan os, isi muntah air dan apa yang
dimakan. Demam dialami 2 minggu belakangan ini, menggigil (-), os
mengonsumsi obat penurun panas tetapi demam tetap. Mata kuning
dijumpai 2 minggu yang lalu. Gatal-gatal dikulit disangkal. BAB (+)
normal warna kuning. BAK (+) volume 500cc dan warna seperti teh
pekat. Riwayat sering makan makanan berlemak seperti indomie dan
daging dijumpai.
Bulan Januari OS dirawat di RS. Siantar dan didiagnosis batu saluran
empedu, kemudian dirujuk ke RS. Materna untuk dilakukan operasi.
Pada awal bulan Februari oleh dokter spesialis bedah digestif
dikonsulkan ke RS. HAM untuk dilakukan Relaparotomy Reexplore
CBD
Riwayat Penyakit Dahulu : Batu saluran empedu, rhinitis
alergi
Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat Pengobatan
: Tidak jelas.
Riwayat Alergi : Udara dingin
Riwayat Operasi
: Laparotomy Explore CBD

STATUS PASIEN

Sensorium

: Compos mentis
Tekanan darah :110/70 mmHg
Heart rate : 80x/menit
Temperature
: 36,5oC
Respiration rate : 14x/menit

Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata : Conjungtiva anemis (+/+), Sklera Ikterik (+/+),
Reflex pupil (+/+), Isokor kiri dan kanan.
T/H/M: Dalam batas normal
Leher : Pembesaran Kelenjar Getah Bening
(-),
Pembesaran Tiroid (-)
Thorax
Inspeksi : Simetris fusifomis
Palpasi : SF kanan = kiri , nyeri (-)
Perkusi : sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi :Vesikuler +/+, ST: (-)
Batas Jantung:

Atas : Intercosta sinistra II


Kiri: Intercosta sinistra V, 1 cm midclavicular
sinistra
Kanan : Intercosta dextra IV parasternalis dextra

Pemeriksaan Fisik
Abdomen:
Inspeksi
: Simetris
Perkusi
:Timpani
Palpasi
:Murphys Sign (+), Soepel
Auskultasi
:Peristaltik (+) N
Extremitas
: Akral hangat , CRT < 2 detik,
edema (-)

Pemeriksaan

23/02/15

01/03/15

12,10

9,90

RBC (106/mm3)

3,82

3,30

WBC (103/mm3)

12,49

10,56

HT (%)

34,00

30,10

93

273

MCV (fL)

89,00

91,20

MCH (pg)

31,70

30,00

MCHC (gr%)

35,60

32,90

RDW (%)

14,30

13,80

MPV (fL)

9,80

PCT (%)

0,56

0,27

PDW (fL)

9,9

10,8

Neutrofil (%)

65,70

63,80

Limfosit (%)

18,90

18,90

Monosit (%)

12,90

13,70

Eosinofil (%)

1,90

2,70

0,600

0,900

Darah lengkap
Hb (gr%)

PLT (103/mm3)

Basofil (%)
KGD adr (mg/dL)
Ureum

115.00
30.00

Kreatinin

0.68

Natrium (Na)

128

131

Kalium (K)

3,8

4,4

Klorida (Cl)

102

9,8

Albumin (g/dL)

Pemeriksaan

23/02/15

01/03/15

PT

18,8

APTT

28,3

TT

14,5

AGDA

12,49

PH

7,460

PCO2

27,9

PO2

155.7

HCO3

19.4

Total CO2

20.2

BE

-3.5

SaO2

99.4

HATI
AST/SGOT

87

ALT/SGPT

153


Pemeriksaan Radiologi

Foto

X-ray

USG Gall Bladder

Kesimpulan:

Dilatasi sistem billier intrahepatik kanan-kiri, intrahepatik


komunis, cystikus, kandung empedu, CBD proksimal sedikit
melebar disertai tampak adanya batu multiple di cystikus
ukuran sekitar 0,6 x 0,5 dan ukuran sekitar 0,8 x 0,5 CBD
Proksimal.

USG Hepar

Kesimpulan:

Bentuk dan ukuran normal, permukaan reguler. Ekhostruktur


parenkim homogen. Sistem vaskuler intrahepatik tidak melebar.
Tidak tampak nodul/SOL.

USG Ginjal

Kesimpulan:
Bentuk dan ukuran normal, diferensiasi korteks medulla
jelas. Sistem pelviokalises tideak melebar, tidak tampak
batu maupun lesi fokal

USG Buli

Kesimpulan:
Besar dan bentuk baik. Dinding menebal, ukuran sekitar 6,7
mm. Tidak tampak batu maupun lesi fokal.

Tanggal

25 Februari
2015

Nyeri Perut Sens: CM


kanan atas TD:
110/70mmHg
HR: 80x/i
RR: 14x/i
T: 36,5
Nyeri Perut Sens: CM
kanan atas TD: 110/70

26 Februari
2015

HR: 88x/i
RR:16x/i
T: 38,0
Sens: CM
TD : 120/70
HR : 82x/i
T : 38,5

27 Februari
2015

Nyeri perut
kanan atas

28 Februari
2015

Nyeri perut Sens: CM


kanan atas TD : 110/80

1 Maret
2015

Pre Operasi Sens : CM

HR : 75x/i
T : 38,5

TD : 120/70
HR : 82x/i
T : 37,5

Operasi
2 Maret
2015
3 Maret

Nyeri (+)

Sens: CM
TD: 120/60

Obs Jaundice +
post exp CBD +
T Tube Insertion

P
-

Transfusi Trombosit

Obs Jaundice + post exp CBD + T Tube Insertion -

IVFD RL/D5 20gtt/i


Ceftriaxone 1gr/12jam
Ranitidine 50mg/12jam
Ketorolac 30mg/8jam
PCT 3x500mg (k/p)
IVFD RL/D5 20gtt/i
Ceftriaxone 1gr/12jam
Ranitidine 50mg/12jam
Ketorolac 30mg/8jam
PCT 3x500mg (k/p)
Novalgin (k/p)
B Complex 1x1
IVFD RL/D5 20gtt/i
Ceftriaxone 1gr/12jam
Ranitidine 50mg/12jam
Ketorolac 30mg/8jam
PCT 3x500mg (k/p)
Novalgin (k/p)
B Complex 1x1
SIO
Puasa Mulai pukul 01:00 WIB
Persiapan darah 175cc, 2 bag FFP
Dulcolax tab 22.00 WIB
Dulcolax supp. 00.00 WIB
Personal hygiene
Berdoa

Post

IVFD RL/D5 20gtt/i


Ceftriaxone 1gr/12jam

Obs Jaundice + post exp CBD + T Tube


Obs Jaundice + post exp CBD + T Tube
Obs Jaundice + post exp CBD + T Tube
-

Laporan Operasi
Tanggal operasi: 02 - 03 - 2015, Jam:12.15 15.35 (durasi operasi 2 jam 50
menit)
Jenis anastesi : umum
Golongan operasi: elektif
Perawat Pasca Operasi : RR
Diagnosi Pra bedah: Obstruksi jaundice Post explorasi CBD + CBD Stone + T
Tube Mersi
Indikasi operasi : CBD Stone
Nama operasi : Relaparatomy + Reexp lorasi CBD Stone
Laporan operasi :
1. Dalam posisi supine, GAETT Anasthesia, Septik A Septik drapy procedure
2. Tampak Scar opearsi dan jahitan lama
3. jahitan lama dibuka keluar cairan bile 30 cc. Evakuasi Bile, di lakukan
pencucian dengan Nacl tampak T tube terlepas , sebagian jahitan t tube dilepas
dan dilakukan evakuasi batu sisa dengan stente. Dilakyukan spooling dengan
Nacl.
4. tampak batu sisa keluar dari CBD distal sebanyak 2 buah dengan ukuran
0,5 x 9,5 ml.
5. Dilakukan pemasangan NGT dan Spooling diarahkan ke distal colon tidak ada
sumbatan
6. lanjutkan pemasngan T tube no 5
7. di lakukan pencucian luka operasi hingga kesan bersih dan dilakukan
pemasangan drain
8. tutup luka operasi lapis demi lapis , operasi selesai

Kesimpulan

Laki laki, 25 tahun. Datang dengan keluhan nyeri pada perut kanan atas, hal ini
dialami os 3 bulan yang lalu, nyeri tiba-tiba dirasakan dan bersifat hilang timbul.
Nyeri menjalar sampai ke ulu hati. Mual dan muntah dirasakan os, isi muntah air dan
apa yang dimakan. Demam dialami 2 minggu belakangan ini, menggigil (-), os
mengonsumsi obat penurun panas tetapi demam tetap. Mata kuning dijumpai 2
minggu yang lalu. Gatal-gatal dikulit disangkal. BAB (+) normal warna kuning. BAK
(+) volume 500cc dan warna seperti teh pekat. Riwayat sering makan makanan
berlemak seperti indomie dan daging dijumpai.
Bulan Januari OS dirawat di RS. Siantar dan didiagnosis batu saluran empedu,
kemudian dirujuk ke RS. Materna untuk dilakukan operasi. Pada awal bulan Februari
oleh dokter spesialis bedah digestif dikonsulkan ke RS. HAM untuk dilakukan
Relaparotomy Reexplore CBD.
Dari hasil USG Gall Blader dijumpao dilatasi sistem billier intrahepatik kanan-kiri,
intrahepatik komunis, cystikus, kandung empedu, CBD proksimal sedikit melebar
disertai tampak adanya batu multiple di cystikus ukuran sekitar 0,6 x 0,5 dan ukuran
sekitar 0,8 x 0,5 CBD Proksimal. Dari hasil USG Hepar, ginjal, dan buli-buli dijumpai
bentuk dan ukuran normal, permukaan reguler dan tidak tampak batu maupun lesi
fokal.
Saat ini, os telah dioperasi (Post relaparotomy + reexplore CBD) dan selanjutnya
ditatalaksana dengan:
IVFD RL 20gtt/i
Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam
Inj. Ranitidine 50mg/12jam
Inj. Ketorolac 30mg/8jam

Thank
you

You might also like