You are on page 1of 21

TUGAS MATA KULIAH SENSOR I

MAKALAH SENSOR GERAK DAN POSISI


Makalah Ini Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sensor I

Semester II

Disusun oleh :
Aprilia Erlita Lisnawati

41.14.0032

Pandu Rahmatullah

41.14.0044

Taufik Susanto

41.14.0051

Yasin Fauzi

41.14.0056

Kelas : Instrumentasi 2B
JURUSAN INSTRUMENTASI
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
JAKARTA
2015

KATA PENGANATAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi penyusun kesehatan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Kesuksesan makalah ini
juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mohon saran dari
pembaca, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
Kesuksesan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan :
1. Dosen pengampu mata kuliah Sensor I yang telah memberikan waktu,
sehingga penyusun dapat menyelaisaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang tidak bosan mendorong penyusun untuk selalu
belajar.
3. Semua pihak yang ikut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satupersatu.
Akhir kata kesempurnaan makalah ini mengharapkan kritikdan saran dari
pembaca.

Jakarta, 20 Juni 2015

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..............................................................................

KATA PENGANTAR ...............................................................................

ii

DAFTAR ISI..............................................................................................

iii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................

B. Rumusan Masalah ................................................................................

C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN


A. Limit Switch.........................................................................................

B. PIR .......................................................................................................

C. Load Cell..............................................................................................

D. LVDT ...................................................................................................

E. Capasitive Displacement Sensor ..........................................................

13

F. Strain Gauge (SG) ................................................................................

14

G. Induktif Sensor .....................................................................................

16

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan ..........................................................................................

17

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................

18

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser
yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan
atau gerakan mekanis dari suatu objek. Pada artikel Pengertian Dan Jenis
Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) ini akan diuraikan tentang pengertian
dari jenis-jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) yang dapat ditemui dalam
dunia industri dan kegiatan sehari-hari.
Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi
ke posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat
mengangkat mobil seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi
permukaan air dalam tanki. Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya
terdiri dari tiga macam, yaitu gerak lurus, gerak melingkar dan gerak
memuntir.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat
menimbulkan gaya reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau
mengukur gerak mekanis misalnya mengukur jarak atau posisi dengan 30
meter, mengukur kecepatan dengan tachometer, mengukur debit air dengan
rotameter, dsb. Tetapi jika ditemui gerakan mekanis yang berada dalam suatu
sistem yang kompleks maka diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau
mengimformasikan nilai yang akan diukur. Berikut akan dijabarkan beberapa
jenis sensor mekanis yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Sensor apa saja yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Limit Switch
Limit switch atau dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga
dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan,
pemakaiannyapun sangat umum dan banyak.
Limit switch juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipahami. Hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di
industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang
melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan
mudah menemukannya.

Jenis Sensor Gerak Limit Switch


Limit switch adalah salah satu sensor yang akan bekerja jika pada bagian
actuator nya tertekan suatu benda dengan kekuatan yang cukup, baik dari
samping kiri ataupun kanan, mempunyai micro switch dibagian dalamnya yang
berfungsi sebagai pengontak, gambar batang yang mempunyai roda itu namanya
actuator lalu diikat dengan sebuah baud, berfungsi untuk menerima tekanan dari
luar, roda berfungsi agar pada saat limit switch menerima tekanan, bisa bergerak
bebas, kemudian mempunyai tiga lubang pada body nya sebagai tempat
dudukan baud pada saat pemasangan.

Bagian-bagian Limit Switch

Bagian-bagian Limit Switch

Cara Kerja
Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari
samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat (tergantung
dari jenis dan type limit switch) maka, actuator akan bergerak dan
diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro
switch dan menghubungkan kontak-kontaknya.
Pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC, kemudian
kontak ini mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke
perangkat listrik lainnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau
kepala tempat dudukan actuator, pada bagian atas dari limit switch,
posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.

Sistem Kerja Limit Switch


Limit switch mempunyai beberapa jenis atau tipe aktuator yang
disesuaikan dengan kebutuhan pengoperasiannya di lapangan, seperti
gambar di bawah ini :

Macam-macam tipe actuator limit switch


Limit switch biasa digunakan pada aplikasi seperti :
a. Pintu gerbang otomatis, dimana limit switch berguna untuk mematikan
motor listrik sebelum pintu gerbang itu menabrak pagar pembatas saat
membuka atau menutup.
b. Pada pintu panel listrik sebagai saklar otomatis apabila pintu panel
dibuka maka lampu akan nyala untuk penerangan (seperti pada kulkas).
c. Pada hoist sebagai pembatas pengangkatan barang.
d. Pada tutup/cover mesin sebagai safety apabila cover dibuka maka mesin
akan mati.
e. Pada sistem transfer seperti pada trolly dan conveyor sebagai pembatas
maju dan mundurnya (forward reverse).
f. Pada sistem kontrol mesin sebagai sensor untuk mengetahui posisi
up/down.
B. PIR (Passive Infra Red)
Sensor gerak PIR (Passive Infra Red) adalah sensor yang berfungsi untuk
pendeteksi gerakan yang bekerja dengan cara mendeteksi adanya
perbedaan/perubahan suhu sekarang dan sebelumnya. Sensor gerak
menggunakan modul pir sangat simpel dan mudah diaplikasikan karena Modul
PIR hanya membutuhkan tegangan input DC 5V cukup efektif untuk mendeteksi

gerakan hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul
adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan
berubah menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah 0,5 detik.
Sensitifitas Modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5
meter memungkinkan kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan
keberhasilan lebih besar.

Sensor PIR
Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita
dapat membuat aplikasi sensor gerak yang berfariatif. Misal kita ingin langsung
aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk
mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan
lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke
lampu. Modul sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bbisa di
hubungkan dengan komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung
dihubungkan ke mikrokontroler.
Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini
dipengaruhi oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor
gerak harus diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada
dalam ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.
Bagian-bagian PIR :

Bagian-bagian sensor PIR (Passive Infra Red)

Bagian-bagian sensor PIR (Passive Infra Red)

Rangkaian PIR :

Rangkaian sensor PIR (Passive Infra Red)

Cara Kerja Sensor PIR

Blok diagram sensor PIR (Passive Infra Red)


PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor
berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak seperti sensor infrared kebanyakan

yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun
seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya
merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh
setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor
ini biasanya adalah tubuh manusia.
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai
perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,
amplifier, dan comparator.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang
dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda
dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki
suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang
khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang
kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari
sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari
galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik
yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini
disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang
sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring
panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer,
sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang
berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh
sensor.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan
menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh
manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga
menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik
karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif
tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus
tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga
menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam,
maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan
oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini
menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir
sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan
gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar
inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga
menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan

cara menghasilkan arus pada material Pyroelectricnya dengan besaran yang


berbeda beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator
menghasilkan output.
Jadi sensor PIR tidak akan menghasilkan output apabila sensor ini
dihadapkan dengan benda panas yang tidak memiliki panjang gelombang
inframerah antar 8 sampai 14 mikrometer dan benda yang diam seperti sinar
lampu yang sangat terang yang mampu menghasilkan panas, pantulan objek
benda dari cermin dan suhu panas ketika musim panas.
Aplikasi sensor ini banyak di gunakan untuk Security System,
Lighting Control System dan Pintu Otomatis.

Range Coverage Sensor PIR

Jangkauan sensor PIR (Passive Infra Red)


C. Load Cell
Load Cell merupakan peralatan elektro-mekanik yang bisa disebut
Transduser, dengan kemampuannya merubah gaya mekanik menjadi signal
elektrik. Load cell memiliki bermacam-macam karakteristik yang bisa diukur,
tergantng pada jenis logam yang dipakai, bentuk load Cell, dan ketahanan dari
lingkungan sekitar.
Load Cell adalah salah satu Sensor yang banyak digunakan di
timbangan-timbangan elektronika untuk mengukur berat suatu benda. Load Cell
mengubah suatu gaya tekanan, menjadi besaran listrik.

Load Cell Sensor


8

Load Cell juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya gerak-gerak


pada suatu objek yang hendak diotomatiskan. Contohnya mungkin di industri
beras. Misal kita ingin mengarungkan beras dengan besar 50kg perkarung, nah
disini kita bisa memakai Load Cell untuk mendeteksi bila 50 kg itu sudah
tercapai. Load Cell akan mengirim sinyal ke indikator bahwa karung tersebut
sudah mencapai batasnya.
Prinsip Kerja Load Cell
Cara kerja mirip dengan sensor tekanan yaitu mengubah gaya menjadi
perpindahan.
Menggunakan rangkaian jembatan untuk pembacaan,
kalibrasi dan kompensasi temperatur. Alternatif lain menggunakan kristal
piezoelektrik untuk mengukur perubahan gaya.
Aplikasi Load Cell
Aplikasi sensor loadcell pada timbangan paket pos digital, aplikasi
untuk Timbangan, Weigher, Weighing, Weighing System, Scale, dan
Weigh.
D. LVDT
LVDT atau (Linear Variable Differential Transformer) merupakan salah
satu contoh sensor posisi, yang bekerja berdasarkan pada ada tidaknya medan
magnet yang terjadi. LVDT pertama kali di kemukakan oleh G.B.hoadley.
pertama kali digunakan untuk kepentingan militer. Pada tahun 1950an
pengetahuan akan LVDT ini terus berkembang, hingga dapat digunakan dalam
kepentingan industri.

LVDT
9

Prinsip Kerja
Arus bolak-balik AC mengalir melalui kumparan (coil) primer,
sebagai akibat dari adanya tegangan eksitasi Eeks. Arus terinduksi melalui
pasangan kumparan sekunder. Frekuensi arus AC yang terinduksi ini sama
dengan frekuensi eksitasi. Namun, amplitudo arus yang terinduksi pada
setiap kumparan sekunder tergantung dari posisi/lokasi batang inti (magnet)
yang dapat berpindah/bergerak. Perubahan amplitudo akibat pergeseran
batang inti ini kemudian di proses untuk melakukan indikasi terhadap
peubahan posisi. Sehingga dengan memanfaatkan konsep ini, LVDT dapat
dibuat sebagai sensor.

Konsep sensor gerak LVDT


Inti berada di tengah-tengah maka :

10

Flux S1 = S2
Tegangan induksi E1 = E2
Enetto = 0
Inti bergerak ke arah S1 maka :
Flux S1 > S2
tegangan induksi E1 > E2,
Enetto = E1 - E2
Inti bergerak ke arah S2 maka :
Flux S1 < S2
Tegangan induksi E1 < E2
Enetto = E2 E1

Rangkaian uji elektronik LVDT

Komponen dalam LVDT


a. Kumparan
Salah satu komponen penyusun LVDT merupakan kumparan.
terdapat 3 kumparan dalam LVDT,yaitu 1 kumparan primer dan 2
kumparan sekunder. kenapa digunakan 2 buah kumparan sekunder
adalah agar perbedaan besar induksi yang diterima kedua kumparan
sekunder dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar perubahan
posisi batang inti (magnet).
b. CORE (batang inti magnet)

11

Material core atau batang inti ini biasanya berbentuk silinder atau
turbular dengan komponen penyusun berupa nickel-iron alloy permalloy.
dalam proses produksinya, setelah bentuk dan ukuran dari batang inti ini
di atur proses akan memasuki tahap annealing (atau penguatan dengan
proses memanasi). Selama proses annealing ini biasanya dilakukan
reduksi aliran gas untuk mencegah terjadinya oksidasi. gas yang
biasanya digunakan dalam proses annealing ini biasanya hydrogen
ataupun gas yang mengandung hidrogen.
Kelemahan dan Kelebihan LVDT
a. Kelebihan
(1). Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang
berat.
(2). System operasi tanpa gesekan antara aramature dan transformer
sehingga cocok untuk pengujian material.
(3). Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja perubahan.
(4). Mampu menanganai input yang berlebih
(5). Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
(6). Output mutlak
b. Kekurangan
(1). LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan
transformer.
(2). Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT
resonansi frekuensi. Di beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.
Aplikasi LVDT
1. Sensor pepindahan : extensometers, temperature transducers, butterfly
valve control, servo valve displacement sensing

Konsep aplikasi sensor LVDT


2. Penyimpangan cahaya, tali atau bunyi : load cells, force transducers,
pressure transducers
3. Variasi ketebalan pada work pieces : dimensi gages, ketebalan dan profil

12

yang terukur, pemilihan ukuran dari produk.


4. Level fluida : Level fluida dan pengukuran aliran fluida, sensor
diletakkan pada silinder hidrolik.
5. Kecepatan dan percepatan : Automatisasi pada keadaan yang tak
menentu.
E. Capasitive Displacement Sensor
Sensor ini banyak dimanfaatkan pada TSI tersebut sebagai sensor vibrasi,
sensor eccentricity dan differensial expansion. Berikut penampakan dari sensor
ini.

Capasitive Displacement Sensor

Jenis-jenis Capasitive Displacement Sensor

Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengkalkulasi GAP/ jarak antara
ujung sensor dengan obyek yang disensor menjadi nilai kapasitansi (C).
Konstanta S disini dapat dijabarkan menjadi kA (S=k.A), dimana k =
konstanta dielektrik yang mengisi space kosong / clearance antara sensor
dengan conductor pada hal ini adalah udara dan A adalah luas area/
penampang sensor. Oleh karena output dari sensor ini berupa kapasitansi,
maka diperlukan tranduser untuk mengkonversi nya menjadi output
13

tegangan. Output tegangan inilah yang dibaca sebagai sinyal masukan ke


DSC (Distributed Control System).

Prinsip Kerja Capasitive Displacement Sensor


F. Strain Gauge (SG)
Strain gauge adalah komponen elektronika yang dipakai untuk mengukur
tekanan (deformasi atau strain) pada alat ini. Strain gauge mengukur gaya luar
(tekanan) yang terhubung dengan kawat. Strain gauge dapat dijadikan sebagai
sensor posisi. SG dalam operasinya memanfaatkan perubahan resistansi
sehingganya dapat digunakan untuk mengukur perpindahan yang sangat kecil
akibat pembengkokan (tensile stress) atau peregangan (tensile strain). Definisi
elastisitas () strain gauge adalah perbandingan perubahan panjang (L)
terhadap panjang semula (L) yaitu:

atau perbandingan perubahan resistansi (R) terhadap resistansi semula (R)


sama dengan faktor gage (Gf) dikali elastisitas starin gage () :

Secara konstruksi Strain Gauge terbuat dari bahan metal tipis (foil) yang
diletakkan diatas kertas. Untuk proses pendeteksian Strain Gauge ditempelkan
dengan benda uji dengan dua cara yaitu:
1. Arah perapatan/peregangan dibuat sepanjang mungkin (axial)
2. Arah tegak lurus perapatan/peregangan dibuat sependek mungkin (lateral)

14

Bentuk phisik strain gauge


Faktor gauge (Gf) merupakan tingkat elastisitas bahan metal dari SG.
(a). metal incompressible Gf = 2
(b). piezoresistif Gf =30
(c). piezoresistif sensor digunakan pada IC sensor tekanan
Untuk melakukan sensor pada benda uji maka rangkaian dan penempatan SG
adalah:
(a). Disusun dalam rangkaian jembatan
(b). Dua strain gauge digunakan berdekatan, satu untuk peregangan/perapatan,
satu untuk kompensasi temperatur pada posisi yang tidak terpengaruh
peregangan/ perapatan
(c). Respons frekuensi ditentukan masa tempat strain gauge ditempatkan

15

Pemasangan strain gauge : (a) rangkaian jembatan


(b) gage1 dan gage 2 posisi 90 (c) gage 1 dan gage 2 posisi sejajar
G. Sensor Induktif
Sensor induktif memanfaatkan perubahan induktansi sebagai akibat
pergerakan inti feromagnetik dalam koil yang diakibatkan oleh bahan
feromagnetik yang mendekat.

(a) Inti bergeser datar (b) Inti I bergser berputar,


(c) Rangkaian variable induktansi
Rangkaian pembaca perubahan induktansi :
(a). Dua induktor disusun dalam rangkaian jembatan, satu sebagai dummy
(b). Tegangan bias jembatan berupa sinyal ac
(c). Perubahan induktasi dikonversikan secara linier menjadi perubahan
tegangan

KL = sensistivitas induktansi terhadap posisi


(d). Output tegangan ac diubah menjadi dc atau dibaca menggunakan detektor
fasa

16

BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis ada beberapa macam
jenisnya, yaitu :
a. Limit Switch
b. PIR
c. Load Cell
d. LVDT
e. Capasitive Displacement Sensor
f. Strain Gauge (SG)
g. Induktif Sensor.

17

DAFTAR PUSTAKA
http://beritafajar.blogspot.com/2011/04/cara-kerja-passive-infrared-motion.html
http://billharison.tumblr.com/post/67656080718/lvdt-linear-variable-differential-tr
ansformer
http://do-stupid-things.blogspot.com/2010/05/apa-itu-sensor-posisi-lvdt-linear.ht
ml
http://e-belajarelektronika.com/sensor-gerak-pir-passive-infra-red/
http://lembagasensormekatronika.blogspot.com/p/sekilas-sensor.html
http://mas-ntus.blogspot.com/2013/08/displacement-capasitive-sensor.html
http://nonoharyono.blogspot.com/2009/12/limit-switch.html
http://rinalakbar.blogspot.com/2013/03/macam-macam-sensor-sensor-gerak.html
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Limit-Switch.html
http://www.rajaloadcell.com/article/contoh-sensor-dan-prinsip-kerjanya-46
http://www.rajaloadcell.com/articles/thumbs/170_170_Crane_Scale_Load_Cell_S
ensor_Transducer_992.jpg
http://yan-eib.blogspot.com/2007/12/passive-infra-red-pir.html
https://pccontrol.files.wordpress.com/2012/01/pir-motion-sensor-switch.gif

18

You might also like