Professional Documents
Culture Documents
Semester II
Disusun oleh :
Aprilia Erlita Lisnawati
41.14.0032
Pandu Rahmatullah
41.14.0044
Taufik Susanto
41.14.0051
Yasin Fauzi
41.14.0056
Kelas : Instrumentasi 2B
JURUSAN INSTRUMENTASI
SEKOLAH TINGGI METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
JAKARTA
2015
KATA PENGANATAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi penyusun kesehatan
sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Kesuksesan makalah ini
juga masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu, penyusun mohon saran dari
pembaca, semoga makalah ini berguna bagi pembaca.
Kesuksesan makalah ini juga tidak lepas dari dukungan :
1. Dosen pengampu mata kuliah Sensor I yang telah memberikan waktu,
sehingga penyusun dapat menyelaisaikan makalah ini.
2. Kedua orang tua yang tidak bosan mendorong penyusun untuk selalu
belajar.
3. Semua pihak yang ikut membantu yang tidak bisa kami sebutkan satupersatu.
Akhir kata kesempurnaan makalah ini mengharapkan kritikdan saran dari
pembaca.
ii
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR ISI..............................................................................................
iii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .....................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
B. PIR .......................................................................................................
C. Load Cell..............................................................................................
D. LVDT ...................................................................................................
13
14
16
17
18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) merupakan sensor atau transduser
yang digunakan untuk mengetahui, mengukur atau mendeteksi nilai perubahan
atau gerakan mekanis dari suatu objek. Pada artikel Pengertian Dan Jenis
Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) ini akan diuraikan tentang pengertian
dari jenis-jenis Sensor Mekanik (Mechanics Sensor) yang dapat ditemui dalam
dunia industri dan kegiatan sehari-hari.
Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi
ke posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat
mengangkat mobil seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi
permukaan air dalam tanki. Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya
terdiri dari tiga macam, yaitu gerak lurus, gerak melingkar dan gerak
memuntir.
Gerak mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat
menimbulkan gaya reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau
mengukur gerak mekanis misalnya mengukur jarak atau posisi dengan 30
meter, mengukur kecepatan dengan tachometer, mengukur debit air dengan
rotameter, dsb. Tetapi jika ditemui gerakan mekanis yang berada dalam suatu
sistem yang kompleks maka diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau
mengimformasikan nilai yang akan diukur. Berikut akan dijabarkan beberapa
jenis sensor mekanis yang sering dijumpai di dalam kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Sensor apa saja yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat dibuat tujuan sebagai
berikut :
1. Mengetahui sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Limit Switch
Limit switch atau dalam bahasa Indonesia, bisa juga disebut sensor
pembatas, dalam artian mendeteksi gerakan dari suatu mesin sehingga bisa
mengontrolnya atau memberhentikan gerakan dari mesin tersebut sehingga
dapat membatasi gerakan mesin dan tidak sampai kebablasan,
pemakaiannyapun sangat umum dan banyak.
Limit switch juga mempunyai prinsip kerja yang sederhana, sehingga
sangat mudah untuk dipahami. Hampir setiap mesin-mesin produksi yang ada di
industri menggunakannya, sehingga andaikan ada seorang siswa yang
melakukan praktek kerja lapang (PKL) di sebuah industri pasti akan dengan
mudah menemukannya.
Cara Kerja
Ketika actuator dari Limit switch tertekan suatu benda baik dari
samping kiri ataupun kanan sebanyak 45 derajat atau 90 derajat (tergantung
dari jenis dan type limit switch) maka, actuator akan bergerak dan
diteruskan ke bagian dalam dari limit switch, sehingga mengenai micro
switch dan menghubungkan kontak-kontaknya.
Pada micro switch terdapat kontak jenis NO dan NC, kemudian
kontak ini mempunyai beban kerja sekitar 5 A, untuk dihubungkan ke
perangkat listrik lainnya, selain itu limit switch juga mempunyai head atau
kepala tempat dudukan actuator, pada bagian atas dari limit switch,
posisinya bisa dirubah-rubah sesuai dengan kebutuhan.
gerakan hingga jarak 5 meter. Ketika tidak mendeteksi gerakan, keluaran modul
adalah LOW. Dan ketika mendeteksi adanya gerakan, maka keluaran akan
berubah menjadi HIGH. Adapun lebar pulsa HIGH adalah 0,5 detik.
Sensitifitas Modul PIR yang mampu mendeteksi adanya gerakan pada jarak 5
meter memungkinkan kita membuat suatu alat pendeteksi gerak dengan
keberhasilan lebih besar.
Sensor PIR
Dengan output yang hanya memberikan 2 logika High dan Low ini kita
dapat membuat aplikasi sensor gerak yang berfariatif. Misal kita ingin langsung
aplikasikan pada alarm, kita tinggal membuat rangkaian driver untuk
mengaktifkan alarm tersebut. Atau misal ingin digunakan untuk mengaktifkan
lampu, maka tinggal di buat driver untuk memberikan sumber tegangan ke
lampu. Modul sensor gerak PIR memiliki output yang langsung bbisa di
hubungkan dengan komponen digital TTL atau CMOS dan juga dapat lansung
dihubungkan ke mikrokontroler.
Efektifitas pendeteksian gerakan menggunakan sensor gerak ini
dipengaruhi oleh faktor penempatan sensor gerak PIR tersebut. Posisi sensor
gerak harus diletakan pada lokasi yang dapat membaca semua gerakan yang ada
dalam ruangan atau daerah yang dimonitor oleh sensor gerak PIR.
Bagian-bagian PIR :
Rangkaian PIR :
yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun
seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya
merespon energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh
setiap benda yang terdeteksi olehnya. Benda yang bisa dideteksi oleh sensor
ini biasanya adalah tubuh manusia.
Di dalam sensor PIR ini terdapat bagian-bagian yang mempunyai
perannya masing-masing, yaitu Fresnel Lens, IR Filter, Pyroelectric sensor,
amplifier, dan comparator.
Sensor PIR ini bekerja dengan menangkap energi panas yang
dihasilkan dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki setiap benda
dengan suhu benda diatas nol mutlak. Seperti tubuh manusia yang memiliki
suhu tubuh kira-kira 32 derajat celcius, yang merupakan suhu panas yang
khas yang terdapat pada lingkungan. Pancaran sinar inframerah inilah yang
kemudian ditangkap oleh Pyroelectric sensor yang merupakan inti dari
sensor PIR ini sehingga menyebabkan Pyroelectic sensor yang terdiri dari
galium nitrida, caesium nitrat dan litium tantalate menghasilkan arus listrik.
Mengapa bisa menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah
pasif ini membawa energi panas. Prosesnya hampir sama seperti arus listrik
yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar cell.
Mengapa sensor PIR hanya bereaksi pada tubuh manusia saja? Hal ini
disebabkan karena adanya IR Filter yang menyaring panjang gelombang
sinar inframerah pasif. IR Filter dimodul sensor PIR ini mampu menyaring
panjang gelombang sinar inframerah pasif antara 8 sampai 14 mikrometer,
sehingga panjang gelombang yang dihasilkan dari tubuh manusia yang
berkisar antara 9 sampai 10 mikrometer ini saja yang dapat dideteksi oleh
sensor.
Jadi, ketika seseorang berjalan melewati sensor, sensor akan
menangkap pancaran sinar inframerah pasif yang dipancarkan oleh tubuh
manusia yang memiliki suhu yang berbeda dari lingkungan sehingga
menyebabkan material pyroelectric bereaksi menghasilkan arus listrik
karena adanya energi panas yang dibawa oleh sinar inframerah pasif
tersebut. Kemudian sebuah sirkuit amplifier yang ada menguatkan arus
tersebut yang kemudian dibandingkan oleh comparator sehingga
menghasilkan output.
Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam,
maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan
oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini
menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir
sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia itu melakukan
gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar
inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga
menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor merespon dengan
LVDT
9
Prinsip Kerja
Arus bolak-balik AC mengalir melalui kumparan (coil) primer,
sebagai akibat dari adanya tegangan eksitasi Eeks. Arus terinduksi melalui
pasangan kumparan sekunder. Frekuensi arus AC yang terinduksi ini sama
dengan frekuensi eksitasi. Namun, amplitudo arus yang terinduksi pada
setiap kumparan sekunder tergantung dari posisi/lokasi batang inti (magnet)
yang dapat berpindah/bergerak. Perubahan amplitudo akibat pergeseran
batang inti ini kemudian di proses untuk melakukan indikasi terhadap
peubahan posisi. Sehingga dengan memanfaatkan konsep ini, LVDT dapat
dibuat sebagai sensor.
10
Flux S1 = S2
Tegangan induksi E1 = E2
Enetto = 0
Inti bergerak ke arah S1 maka :
Flux S1 > S2
tegangan induksi E1 > E2,
Enetto = E1 - E2
Inti bergerak ke arah S2 maka :
Flux S1 < S2
Tegangan induksi E1 < E2
Enetto = E2 E1
11
Material core atau batang inti ini biasanya berbentuk silinder atau
turbular dengan komponen penyusun berupa nickel-iron alloy permalloy.
dalam proses produksinya, setelah bentuk dan ukuran dari batang inti ini
di atur proses akan memasuki tahap annealing (atau penguatan dengan
proses memanasi). Selama proses annealing ini biasanya dilakukan
reduksi aliran gas untuk mencegah terjadinya oksidasi. gas yang
biasanya digunakan dalam proses annealing ini biasanya hydrogen
ataupun gas yang mengandung hidrogen.
Kelemahan dan Kelebihan LVDT
a. Kelebihan
(1). Padat dan kuat, sehingga dapat digunakan pada peralatan yang
berat.
(2). System operasi tanpa gesekan antara aramature dan transformer
sehingga cocok untuk pengujian material.
(3). Sensitif, sehingga dapat mendeteksi sedikit saja perubahan.
(4). Mampu menanganai input yang berlebih
(5). Dapat digunakan pada lingkungan yang bervariasi.
(6). Output mutlak
b. Kekurangan
(1). LVDT baru bekerja jika ada kontak antara armature dan
transformer.
(2). Pengukuran dinamis dibatasi tidak lebih dari 1/10 dari LVDT
resonansi frekuensi. Di beberapa kasus, hasilnya lebih dari 2 kHz.
Aplikasi LVDT
1. Sensor pepindahan : extensometers, temperature transducers, butterfly
valve control, servo valve displacement sensing
12
Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari sensor ini adalah mengkalkulasi GAP/ jarak antara
ujung sensor dengan obyek yang disensor menjadi nilai kapasitansi (C).
Konstanta S disini dapat dijabarkan menjadi kA (S=k.A), dimana k =
konstanta dielektrik yang mengisi space kosong / clearance antara sensor
dengan conductor pada hal ini adalah udara dan A adalah luas area/
penampang sensor. Oleh karena output dari sensor ini berupa kapasitansi,
maka diperlukan tranduser untuk mengkonversi nya menjadi output
13
Secara konstruksi Strain Gauge terbuat dari bahan metal tipis (foil) yang
diletakkan diatas kertas. Untuk proses pendeteksian Strain Gauge ditempelkan
dengan benda uji dengan dua cara yaitu:
1. Arah perapatan/peregangan dibuat sepanjang mungkin (axial)
2. Arah tegak lurus perapatan/peregangan dibuat sependek mungkin (lateral)
14
15
16
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Sensor yang digunakan untuk mengukur gerak mekanis ada beberapa macam
jenisnya, yaitu :
a. Limit Switch
b. PIR
c. Load Cell
d. LVDT
e. Capasitive Displacement Sensor
f. Strain Gauge (SG)
g. Induktif Sensor.
17
DAFTAR PUSTAKA
http://beritafajar.blogspot.com/2011/04/cara-kerja-passive-infrared-motion.html
http://billharison.tumblr.com/post/67656080718/lvdt-linear-variable-differential-tr
ansformer
http://do-stupid-things.blogspot.com/2010/05/apa-itu-sensor-posisi-lvdt-linear.ht
ml
http://e-belajarelektronika.com/sensor-gerak-pir-passive-infra-red/
http://lembagasensormekatronika.blogspot.com/p/sekilas-sensor.html
http://mas-ntus.blogspot.com/2013/08/displacement-capasitive-sensor.html
http://nonoharyono.blogspot.com/2009/12/limit-switch.html
http://rinalakbar.blogspot.com/2013/03/macam-macam-sensor-sensor-gerak.html
http://trikueni-desain-sistem.blogspot.com/2014/04/Limit-Switch.html
http://www.rajaloadcell.com/article/contoh-sensor-dan-prinsip-kerjanya-46
http://www.rajaloadcell.com/articles/thumbs/170_170_Crane_Scale_Load_Cell_S
ensor_Transducer_992.jpg
http://yan-eib.blogspot.com/2007/12/passive-infra-red-pir.html
https://pccontrol.files.wordpress.com/2012/01/pir-motion-sensor-switch.gif
18