Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Saat ini, transportasi udara menjadi moda transportasi yang banyak diminati oleh penduduk
Indonesia untuk pergerakan manusia dan barang jarak jauh. Agar operasional transportasi udara
dapat berjalan dengan baik, diperlukan sebuah bandar udara yang memadai sebagai sarana
transportasi udara tersebut. Peran bandar udara sangat penting yaitu sebagai penghubung
masyarakat dan transportasi udara itu sendiri. Pemerintah Kalimantan Barat telah menargetkan
pembangunan tiga bandar udara baru untuk mengantisipasi pertumbuhan barang dan jasa yang
salah satunya akan dibangun di Sukadana (Kabupaten Kayong Utara). Kayong Utara sebagai daerah
otonom baru memerlukan sebuah bandar udara untuk membuka jalur transportasi udara menuju
daerah yang masih terisolasi. Mengingat pentingnya bandar udara sebagai salah satu pintu gerbang
Kabupaten Kayong Utara yang dapat mempengaruhi kemajuan daerahnya, maka Bandar Udara
Sukadana harus mengikuti standar kebandarudaraan nasional dan memenuhi faktor kenyamanan
bagi para penggunanya agar terwujud sistem transportasi udara yang aman, nyaman dan efisien di
daerah tersebut. Perancangan Bandar Udara Sukadana ini menggunakan konsep sirkulasi dan
organisasi ruang yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh penumpang maupun pengguna
lainnya. Dengan demikian, aktivitas dalam bandar udara menjadi lancar karena cross circulation
baik antar penumpang dapat diminimalisir. Selain itu, sebagai bangunan yang mewakili citra
daerahnya, Bandar Udara Sukadana menggunakan karakter arsitektur Melayu yang diaplikasikan
pada bentuk atap, ornamentasi, warna bangunan, dan lain sebagainya.
Kata kunci: Bandar Udara, Sukadana, Sirkulasi
ABSTRACT
Currently, air transportation become the modes of transport that receive high demand by
residents of Indonesia for long distance movement of man and goods. In order to make the air
transportation operations run properly, it needs a well designed airport as the air transportation
medium. Airports run a very important role as connector between passangers and the air
transportation itself. Therefore, new airports in various regions in Indonesia prepared by the
government in order to have larger area for the air transport. West Kalimantan Government
targets the construction of three new airports to anticipate the growth of goods and services, one
of which will be built in Sukadana (North Kayong District). North Kayong as a new autonomous
region needs an airport to open up air transportation to reach the areas that are still isolated.
Considering the importance of airports as one of the gates of North Kayong District that may affect
the progress of the region, the design of the Sukadana Airport should be based on national
standards and fulfill the convenience factors for users to achieve the safe, comfortable and
efficient air transportation system in the region. The outer space and inner space organisation of
Sukadana Airport designed to be simple with circulation layouts which is clear and easy to
understand by passengers and other users. Therefore, the activities in the airport will work well
because the cross circulation between passengers can be minimized. In addition, as a building that
represents the image of the region, Sukadana Airport uses Malay architectural character that
applied in the form of the roof, ornamentations, buildings color, etc.
Keywords: Airport, Sukadana, Circulation
Hal 1
1.
Pendahuluan
Pemerintah Kalimantan Barat berencana untuk membangun tiga bandar udara baru yang salah
satunya akan dibangun di Sukadana (Kabupaten Kayong Utara) untuk mengantisipasi pertumbuhan
barang dan jasa. Kabupaten Kayong Utara merupakan daerah otonom baru yang belum memiliki
sarana dan prasarana transportasi darat maupun laut yang memadai sehingga cukup sulit dijangkau
oleh pendatang dari daerah lain. Dengan tersedianya jasa transportasi udara yang diharapkan dapat
menjangkau daerah pelosok tentunya dapat memicu produktivitas penduduk setempat, sehingga
pada akhirnya akan meningkatkan penghasilan masyarakat maupun pendapatan pemerintah daerah.
Efek positif lainnya akan banyak diperoleh di wilayah tersebut, seperti pemerataan penduduk,
penciptaan lapangan kerja baru serta menjaga stabilitas wilayah.
Bandar udara sebagai sarana utama transportasi udara membutuhkan sistem yang memadai
dimulai dari faktor pelayanan, keamanan dan kenyamanan agar sebuah bandar udara dapat
menjalankan perannya dengan baik dalam mendukung kelancaran moda transportasi udara di
Indonesia. Dalam perancangannya, faktor pelayanan dan keamanan dapat dicapai dengan memenuhi
standar-standar kebandarudaraan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kemudahan akses dan sistem sirkulasi merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh
pada kelancaran aktivitas dan kenyamanan pengguna dalam sebuah bandar udara. Mengingat
pentingnya bandar udara sebagai salah satu pintu gerbang Kabupaten Kayong Utara yang dapat
mempengaruhi kemajuan daerahnya, maka sudah selayaknya dilakukan perancangan bandar udara
yang mengikuti standar kebandarudaraan nasional dan memenuhi faktor kenyamanan bagi para
penggunanya agar terwujud sistem transportasi udara yang aman, nyaman dan efisien di daerah
tersebut.
2.
Kajian Literatur
Hal 2
b.
Gambar 1: Blok tata ruang domestic pada terminal penumpang bandar udara
Hal 3
2010:423; Kazda dan Caves, 2007:247). Alur sirkulasi keberangkatan dan kedatangan dapat dilihat
pada gambar berikut.
Menurut Kauffman dalam Kazda dan Caves (2007:241) bahwa Jarak dari pintu masuk ke gedung
terminal menuju pesawat berbanding terbalik dengan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
menuju ke pesawat tersebut. Hal ini menjelaskan bahwa jarak yang ditempuh penumpang dari pintu
masuk ke pesawat harus seminimal mungkin sedangkan waktu yang diperlukan untuk menuju ke
pesawat harus dipersiapkan sebanyak mungkin. Sirkulasi terminal penumpang sebaiknya memiliki
alur sirkulasi yang jelas dan sederhana (Buiding Research Board and Transportation Research Board,
1989:17). Hal ini penting untuk menghindari kebingungan bagi penumpang yang tidak terbiasa
menggunakan bahasa petunjuk grafis sebagai pengarah sirkulasi. Alur keberangkatan dari sisi darat
ke sisi udara atau sebaliknya sebaiknya merupakan sirkulasi yang linear dan meminimalkan
perpindahan arah sirkulasi maupun perpindahan lantai dari satu pemrosesan penumpang ke
pemrosesan berikutnya. Dengan alur sirkulasi yang sederhana, jarak berjalan penumpang pun dapat
berkurang.
3.
Lokasi
Lokasi yang terpilih sebagai tapak Bandar Udara Sukadana telah ditetapkan dalam SK Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Nomor AU.5974/DBU/650/VII/2010 tentang Penetapan Lokasi Bandar
Udara di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara. Lokasi ini
memiliki jarak 50 km dari ibukota Kabupaten dengan luas daerah yang direncanakan yaitu 250 ha.
Sebagian besar luas lahan di Kecamatan Simpang Hilir berada pada lahan dataran rendah dengan
kemiringan tanah 0-2%. Secara garis besar, karakter lokasi adalah sebagai berikut:
Volume I/Nomor 2/September 2013
Hal 4
4.
Hal 5
b.
c.
Sedangkan jumlah penumpang datang atau penumpang berangkat waktu sibuk masing-masing
diasumsikan setengah dari jumlah penumpang waktu sibuk harian, sehingga:
Nama Bangunan
Terminal Penumpang
Terminal Kargo
Bangunan Administrasi
Bangunan PKP-PK
Menara Kontrol
Stasiun Meteorologi
Power House
Kebutuhan Ruang
2
6.158 m
1.046 m2
2
418 m
2
451 m
2
124 m
2
900 m
156 m2
Hal 6
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Nama Bangunan
Terminal Penumpang
Terminal Kargo
Bangunan Administrasi
Bangunan PKP-PK
Menara Kontrol
Stasiun Meteorologi
Power House
Kebutuhan Parkir
6.834 m2
1.753 m2
2
870 m
462 m2
145 m2
510 m2
2
158 m
Gambar 5 di bawah menunjukkan antara area keberangkatan dan area kedatangan dipisahkan
oleh ruang tunggu keberangkatan dan area komersial. Pemisahan area ini dilakukan untuk
menghindari bertemunya penumpang yang akan berangkat dengan penumpang yang datang.
Sirkulasi penumpang dibuat sederhana dan linear sehingga penumpang dapat dengan mudah
berpindah menuju sistem pemrosesan berikutnya.
Hal 7
Hal 8
Hal 9
3.4
Analisis Eksternal
Analisis perletakan masa diperlukan untuk mengetahui penempatan terbaik suatu bangunan
dengan beberapa pertimbangan antara lain Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP),
lahan yang tersedia untuk pengembangan, dan jenis kegiatan yang terjadi dalam bangunan tersebut.
Perletakkan bangunan sisi darat linear dengan posisi runway dan mengikuti KKOP bandar udara yaitu
berjarak minimal 70 m dari sisi terdekat runway.
Analisis orientasi diperlukan untuk memperoleh potensi arah hadap bangunan. Hal-hal utama
yang perlu dipertimbangkan dalam analisis orientasi ini antara lain adalah view to site dan view from
site. View dari bangunan terhadap lingkungan sekitar disesuaikan dengan fungsi dan kegiatan pada
masing-masing bangunan, sedangkan view dari lingkungan ke bangunan bertujuan untuk memberi
pencitraan positif bagi bangunan dan membentuk tampak kawasan yang menarik dari luar kawasan
bandar udara.
Sirkulasi bandar udara perlu mempertimbangkan adanya pemisahan jalur sirkulasi berdasarkan
jenis kendaraan dan kepentingannya agar tidak terjadi cross circulation. Pemisahan jalur sirkulasi
antara kendaraan publik (motor dan mobil) dan kendaraan besar (kontainer, truk, tanker bahan
bakar, bus, dll) dilakukan agar kendaraan publik dapat bergerak dengan lebih aman. Mengingat
bahwa bangunan dalam kawasan bandar udara memiliki fungsi spesifik yang berbeda-beda, maka
diperlukan pula pemisahan jalur sirkulasi berdasarkan zoning kawasan. Jalur sirkulasi tersebut yaitu
Jalan Masuk Bandar Udara (kendaraan pengantar/penjemput, taksi, dan kendaraan yang menuju
bangunan administrasi), Jalan Operasi (kontainer, truk, tanker bahan bakar, dll) dan Jalan Lingkungan
(kendaraan karyawan dan penghuni rumah dinas).
Hal 10
Hal 11
Pemilihan jenis vegetasi yang tepat sesuai dengan kondisi bandar udara dan iklim tropis di
Kabupaten Kayong Utara akan memberi manfaat yang besar pada kawasan Bandara Sukadana. Jenis
vegetasi sebagai elemen penyejuk lingkungan, elemen barrier terhadap debu, suara dan bau, dapat
memberikan kenyamanan pada lingkungan Bandara Sukadana. Selain itu, vegetasi juga berperan
penting dalam perencanaan sirkulasi kawasan. Secara tidak langsung, vegetasi dapat mempertegas
arah sirkulasi yang digunakan sebagai elemen pembatas jalur sirkulasi kendaraan dan sebagai elemen
pembatas antara jalur sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki.
3.5 Analisis Gubahan Bentuk
Analisis gubahan bentuk dilakukan berdasarkan faktor internal yang akan mempengaruhi bentuk
bangunan untuk menyesuaikan dengan organisasi ruang. Faktor dari luar juga mempengaruhi bentuk
bangunan seperti faktor iklim dan arsitektur lokal.
Iklim yang terdapat pada site menjadi pertimbangan yang cukup penting dalam analisis gubahan
bentuk. Arah sinar matahari, arah angin dan intensitas curah hujan sangat berpengaruh pada
kenyamanan termal bangunan (Gambar 10). Arah sinar matahari berpengaruh pada penempatan
elemen yang dapat mengurangi panas matahari yang berlebihan. Selain itu, perlu dipertimbangkan
pula apakah sinar matahari dapat masuk hingga ke bagian tengah bangunan, mengingat bahwa
pencahayaan alami dapat menghemat jumlah pemakaian listrik. Bentuk atap yang dipilih sebaiknya
mempertimbangkan intensitas curah hujan pada site. Pemilihan bentuk atap yang sesuai dengan
daerah tropis diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Hal 12
Bandar udara sebagai bangunan yang sangat berperan dalam membentuk citra suatu wilayah,
umumnya memiliki kesan yang monumental dan dapat mempresentasikan budaya lokal. Oleh karena
itu, pada bangunan di kawasan bandar udara akan dikombinasikan dengan konsep arsitektur melayu
yang menjadi arsitektur lokal di Kabupaten Kayong Utara. Adapun elemen arsitektur melayu yang
dapat diaplikasikan antara lain yaitu bentuk atap, ukiran dan motif khas melayu, warna khas melayu,
dan lain sebagainya.
Hal 13
b. Perspektif kantin
5.
Kesimpulan
Bandar Udara Sukadana berfungsi sarana pertukaran moda transportasi manusia dan barang
dari moda transportasi darat ke udara atau sebaliknya dengan mengutamakan rute penerbangan
regional di dalam Provinsi Kalimantan Barat. Berdasarkan Peraturan Kementerian Perhubungan No.
11 Tahun 2010 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional, klasifikasi Bandar Udara Sukadana yaitu
penggunaan sebagai bandar udara dometik dan hirarki sebagai bandar udara pengumpan (spoke)
dengan Bandar Udara Supadio sebagai bandar udara pengumpul (hub).
Perancangan Bandar Udara Sukadana ini menggunakan konsep sirkulasi dan organisasi ruang
yang sederhana sehingga mudah dimengerti oleh penumpang maupun pengguna lainnya. Pemisahan
antara area keberangkatan dan kedatangan dilakukan agar penumpang yang akan berangkat dan
penumpang yang datang tidak saling bertemu. Pemisahan jalur sirkulasi antara kendaraan besar
dengan kendaraan pengantar dan penjemput juga dilakukan untuk mengurangi kemacetan dalam
site. Sirkulasi pada bangunan dibuat linear dari satu sistem pemrosesan penumpang ke sistem
berikutnya. Dengan adanya pemisahan ruang dan sirkulasi antara keberangkatan dan kedatangan,
aktivitas dalam bandar udara pun menjadi lancar karena cross circulation antar penumpang dapat
diminimalisir. Selain itu, sebagai bangunan yang mewakili citra daerahnya, Bandar Udara Sukadana
menggunakan karakter arsitektur Melayu yang diaplikasikan pada bentuk atap, ornamentasi, warna
bangunan, dan lain sebagainya.
Ucapan Terima Kasih
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pihak-pihak yang berperan langsung membantu penulis dalam menyelesaikan artikel ini. Kepada
kedua orang tua penulis, Ir. H. Akhmadali, M.Sc dan Hj. Anisyah, yang telah memberikan dukungan
penuh kepada penulis selama menyelesaikan penulisan ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada pembimbing I dan pembimbing II, yaitu Bapak Dr.techn. Zairin Zain, S.T., M.T. dan Ibu
Emilya Kalsum, S.T., M.T., yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk dan saran dari
awal hingga akhir penulisan artikel ini.
Referensi
Badan Standarisasi Nasional. 2004. Terminal Penumpang Bandar Udara Nomor SNI-03-7046-2004. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.
Buiding Research Board and Transportation Research Board. 1989. Workshop on Future Airport Passenger Terminal. United
States of America: National Academy Press.
Hal 14
Hal 15