Professional Documents
Culture Documents
org/wiki/Hujan
Hujan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini berisi tentang presipitasi. Untuk kegunaan lain, lihat Hujan (disambiguasi).
Dampak pulau panas perkotaan mendorong peningkatan curah hujan dalam jumlah dan
intensitasnya di bawah angin perkotaan. Pemanasan global juga mengakibatkan perubahan
pola hujan di seluruh dunia, termasuk suasana hujan di timur Amerika Utara dan suasana
kering di wilayah tropis. Hujan adalah komponen utama dalam siklus air dan penyedia utama
air tawar di planet ini. Curah hujan rata-rata tahunan global adalah 990 millimetres (39 in).
Sistem pengelompokan iklim seperti sistem pengelompokan iklim Kppen menggunakan
curah hujan rata-rata tahunan untuk membantu membedakan kawasan-kawasan iklim.
Antarktika adalah benua terkering di Bumi. Di daerah lain, hujan juga pernah turun dengan
kandungan metana, besi, neon, dan asam sulfur.
Bagian dari seri Alam tentang
Cuaca
Musim kalender
Semi Panas
Gugur Dingin
Musim tropis
Kemarau Hujan
Badai
Badai petir Supersel
Downburst Petir
Tornado Waterspout
Siklon tropis (Hurikan)
Siklon ekstratropis
Badai musim dingin Blizzard
Badai es Badai debu
Badai api Awan
Presipitasi
Gerimis Hujan Salju Graupel
Hujan beku Butir es Hujan es
Topik
Meteorologi Iklim
Prakiraan cuaca
Gelombang panas Polusi udara
Portal cuaca
Daftar isi
1 Pembentukan
o 1.1 Udara lembap
o 1.2 Koalesensi
2 Sebab
o 2.1 Aktivitas frontal
o 2.2 Konvektif
o 2.3 Efek orografis
o 2.4 Wilayah tropis
o 2.5 Pengaruh manusia
3 Karakteristik
o 3.1 Pola
o 3.2 Keasaman
o 3.3 Pengelompokan iklim Kppen
4 Pengukuran
o 4.1 Alat ukur
o 4.2 Sensor jarak jauh
o 4.3 Intensitas
o 4.4 Periode kembali
5 Prakiraan hujan
6 Dampak
o 6.1 Pertanian
o 6.2 Budaya
7 Klimatologi global
o 7.1 Gurun
o 7.2 Wilayah basah
o 7.3 Dampak Westerlies
o 7.4 Daerah terlembap
8 Lihat pula
9 Catatan
10 Catatan kaki
11 Pranala luar
Pembentukan
Udara lembap
Udara berisikan uap air dan sejumlah air dalam massa udara kering, disebut Rasio
Pencampuran, diukur dalam satuan gram air per kilogram udara kering (g/kg).[1][2] Jumlah
kelembapan di udara juga disebut sebagai kelembapan relatif; yaitu persentase total udara uap
air yang dapat bertahan pada suhu udara tertentu.[3] Jumlah uap air yang dapat ditahan udara
sebelum melembap (100% kelembapan relatif) dan membentuk awan (sekumpulan air kecil
dan tampak dan partikel es yang tertahan di atas permukaan Bumi)[4] bergantung pada
suhunya. Udara yang lebih panas memiliki lebih banyak uap air daripada udara dingin
sebelum melembap. Karena itu, satu-satunya cara untuk melembapkan udara adalah dengan
mendinginkannya. Titik embun adalah suhu yang dicapai dalam pendinginan udara untuk
melembapkan udara tersebut.[5]
Ada empat mekanisme utama dalam pendinginan udara hingga titik embunnya: pendinginan
adiabatik, pendinginan konduktif, pendinginan radiasional, dan pendinginan evaporatif.
Pendinginan adiabatik terjadi ketika udara naik dan menyebar.[6] Udara dapat naik karena
konveksi, gerakan atmosfer berskala besar, atau perintang fisik seperti pegunungan
(pengangkatan orografis). Pendinginan konduktif terjadi ketika udara bertemu permukaan
yang lebih dingin,[7] biasanya tertiup dari satu permukaan ke permukaan lain, misalnya dari
permukaan air ke daratan yang lebih dingin. Pendinginan radiasional terjadi karena emisi
radiasi inframerah yang muncul akibat udara ataupun permukaan di bawahnya.[8] Pendinginan
evaporatif terjdai ketika kelembapan masuk dalam udara melalui penguapan, sehingga
memaksa suhu udara mendingin hingga suhu bulb basah, atau mencapai titik kelembapan.[9]
Cara utama uap air dapat bergabung dengan udara adalah ketika angin berkonvergensi ke
wilayah gerakan ke atas,[10] presipitasi atau virga yang jatuh dari atas,[11] pemanasan siang hari
yang menguapkan air dari permukaan laut, badan air atau tanah basah,[12] transpirasi
tumbuhan,[13] udara dingin atau kering yang bergerak di perairan panascool or dry air moving
over warmer water,[14] dan udara yang naik di pegunungan.[15] Uap air biasanya mulai
mengembun di nuklei kondensasi seperti debu, es, dan garam untuk membentuk awan.
Bagian-bagian tinggi front cuaca (tiga dimensi)[16] memaksa wilayah luas melakukan gerakan
ke atas di atmosfer Bumi sehingga membentuk dek awan seperti altostratus atau sirostratus.[17]
Stratus adalah dek awan stabil yang terbentuk ketika udara dingin dan stabil terperangkap di
bawah massa udara panas. Awan ini juga dapat terbentuk akibat pengangkatan kabut adveksi
ketika kondisi berangin.[18]
Koalesensi
Butiran hujan memiliki beragam ukuran mulai dari diameter rata-rata 0.1 millimetres
(0.0039 in) hingga 9 millimetres (0.35 in), di atas itu butiran akan terpisah-pisah. Butiran
kecil disebut butiran awan dan berbentuk bola. Butiran hujan besar semakin pepat di bawah
seperti roti hamburger, butiran terbesar berbentuk mirip parasut.[21] Berbeda dengan
kepercayaan masyarakat, bentuk butir hujan yang asli justru tidak mirip air mata.[22] Butiran
hujan terbesar di Bumi tercatat di Brasil dan Kepulauan Marshall pada tahun 2004beberapa
di antaranya sebesar 10 millimetres (0.39 in). Ukuran besar ini disebabkan oleh pengembunan
partikel asap besar atau tabrakan antara sekelompok kecil butiran dengan air tawar yang
banyak.[23]
Intensitas dan durasi hujan biasanya berkaitan terbalik yang berarti badai intensitas tinggi
memiliki durasi pendek dan badai intensitas rendah memiliki durasi panjang.[24][25] Butir hujan
pada hujan es cair cenderung lebih besar daripada butiran hujan lain.[26] Butir hujan jatuh pada
kecepatan terminalnya, lebih besar untuk butiran besar karena massanya yang lebih besar
terhadap rasio tarikan. Di permukaan laut tanpa angin, gerimis 0.5 millimetres (0.020 in)
jatuh dengan kecepatan 2 metres per second (4.5 mph), sementara butiran besar 5 millimetres
(0.20 in) jatuh pada kecepatan 9 metres per second (20 mph).[27] Suara butir hujan menabrak
air disebabkan oleh gelembung air berosilasi di bawah air.[28][29] Kode METAR untuk hujan
adalah RA, sementara kode untuk hujan deras adalah SHRA.[30]
Sebab
Aktivitas frontal
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Front cuaca
Hujan stratiform (perintang hujan besar dengan intensitas yang relatif sama) dan dinamis
(hujan konvektif yang alaminya deras dengan perubahan intensitas besar dalam jarak pendek)
terjadi sebagai akibat dari naiknya udara secara perlahan dalam sistem sinoptis (satuan
cm/detik), seperti di sekitar daerah front dingin dan dekat front panas permukaan. Kenaikan
sejenis juga terjadi di sekitar siklon tropis di luar dinding mata, dan di pola hujan sekitar
siklon lintang tengah.[31] Berbagai jenis cuaca dapat ditemukan di sepanjang front tutupan
dengan kemungkinan terjadinya badai petir, namun biasanya jalur mereka dikaitkan dengan
penguapan massa air. Front tutupan biasanya terbentuk di sekitar daerah bertekanan rendah.
[17]
Hal yang memisahkan curah hujan dari presipitasi lainnya, seperti butir es dan salju,
adalah adanya lapisan tebal udara yang tinggi dengan suhu di atas titik cair es, yang
mencairkan hujan beku sebelum mencapai tanah. Jika ada lapisan dangkal dekat permmukaan
yang suhunya di bawah titik beku, hujan beku (hujan yang membeku setelah bersentuhan
dengan permukaan di lingkungan sub-beku) akan terjadi.[32] Hujan es semakin jarang terjadi
ketika titik beku di atas atmosfer melebihi ketinggian 11,000 feet (3,400 m) di atas
permukaan laut.[33]
Konvektif
Hujan konvektif
Hujan konvektif, atau hujan deras, berasal dari awan konvektif seperti kumulonimbus atau
kumulus kongestus. Hujan ini jatuh deras dengan intensitas yang cepat berubah. Hujan
konvektif jatuh di suatu daerah dalam waktu yang relatif singkat, karena awan konvektif
memiliki bentangan horizontal terbatas. Sebagian besar hujan di daerah tropis bersifat
konvektif; namun, selain hujan konvektif, hujan stratiform juga diduga terjadi.[31][34] Graupel
dan hujan es menandakan konveksi.[35] Di lintang tengah, hujan konvektif berselang-seling
dan sering dikaitkan dengan batasan baroklinis seperti front dingin, garis squall, dan front
panas.[36]
Efek orografis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Pengangkatan orografis, Jenis hujan (meteorologi),
dan Klimatologi hujan Amerika Serikat
Hujan orografis
Hujan orografis terjadi di sisi atas angin pegunungan dan disebabkan oleh gerakan udara
lembap berskala besar ke atas melintasi pegunungan, mengakibatkan pendinginan dan
kondensasi adiabatik. Di daerah berpegunungan dunia yang mengalami angin relatif tetap
(misalnya angin dagang), iklim yang lebih lembap biasanya lebih menonjol di sisi atas angin
gunung daripada sisi bawah angin gunung. Kelembapan tidak ada karena pengangkatan
orografis, meninggalkan udara yang lebih kering (lihat angin katabatik) di sisi bawah angin
yang menurun dan menghangatkan serta menjadi tempat pengamatan bayangan hujan.[15]
Di Hawaii, Gunung Wai'ale'ale, di pulau Kauai, terkenal karena curah hujannya yang ekstrem
dan memiliki curah hujan rata-rata tahunan tertinggi kedua di dunia, 460 inches (12,000 mm).
[37]
Sistem badai Kona membasahi negara bagian ini dengan hujan deras antara Oktober dan
April.[38] Iklim setempat bervariasi di masing-masing pulau karena topografinya, terbagi
menjadi kawasan atas angin (Koolau) dan bawah angin (Kona) berdasarkan lokasi relatif
terhadap pegunungan tinggi. Sisi atas angin memaparkan wilayah timur terhadap angin
dagang timur laut dan menerima lebih banyak hujan; sisi bawah angin lebih kering dan cerah,
dengan sedikit hujan dan cakupan awan.[39]
Di Amerika Selatan, untaian pegunungan Andes menghalangi kelembapan Pasifik yang
datang ke benua ini, mengakibatkan iklim gurun di bawah angin melintasi Argentina Barat.[40]
Pegunungan Sierra Nevada menciptakan efek yang sama di Amerika Utara denngan
membentuk Great Basin dan Gurun Mojave.[41][42]
Wilayah tropis
Penyebaran hujan bulanan di Cairns memperlihatkan batas musim hujan di daerah tersebut
Lihat pula: Monsun dan Siklon tropis
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Musim hujan
Musim hujan adalah masa dalam suatu tahun yang terjadi selama satu atau beberapa bulan
ketika sebagian besar hujan rata-rata tahunan suatu daerah jatuh di tempat tersebut.[43] Istilah
musim hijau juga kadang digunakan sebagai eufemisme oleh pihak pariwisata.[44] Wilayah
dengan musim hujan tersebar di beberapa kawasan tropis dan subtropis.[45] Iklim dan wilayah
sabana dengan cuaca monsun memiliki musim panas hujan dan musim dingin kemarau.
Hutan hujan tropis teknisnya tidak memiliki musim kemarau atau hujan, karena hujan
tersebar merata sepanjang tahu.[46] Sejumlah daerah dengan musim hujan akan mengalami
jeda dalam pertengahan musim hujan ketika zona konvergensi intertropis atau truf monsun
bergerak ke kutub dari lokasinya selama pertengahan musim panas.[24] Ketika musim hujan
terjadi selama musim panas, hujan lebih sering turun selama akhir sore dan awal malam.
Musim hujan adalah masa ketika kualitas udara[47] dan air segar membaik,[48][49] dan tanaman
tumbuh subur.
Siklon tropis, sumber curah hujan sangat deras, terdiri dari massa udara besar beberapa ratus
mil dengan tekanan rendah di pusatnya dan angin bertiup ke pusat searah jarum jam (belahan
Bumi selatan) atau berlawanan arah jarum jam (belahan Bumi utara).[50] Meski siklon dapat
mengakibatkan kematian dan kerusakan properti yang besar, inilah faktor penting dalam
penguasaan hujan atas suatu daerah, karena siklon dapat membawa hujan yang sangat
dibutuhkan di wilayah kering.[51] Wilayah di sepanjang jalurnya dapat menerima jatah hujan
setahun penuh melalui satu kali peristiwa siklon tropis.[52]
Pengaruh manusia
Citra Atlanta, Georgia memperlihatkan penyebaran suhu, warna biru berarti suhu dingin,
merah hangat, dan putih panas.
Lihat pula: Pemanasan global dan Pulau panas perkotaan
Zat partikulat yang dihasilkan oleh gas buang mobil dan sumber-sumber polusi lain
membentuk nuklei kondensasi awan, yang mendorong pembentukan awan dan meningkatnya
kemungkinan hujan. Akibat polusi lalu lintas penglaju dan komersial menumpuk sepanjang
minggu, kemungkinan hujan meningkat: hujan memuncak pada Sabtu setelah lima hari
penumpukan polusi. Di daerah padat penduduk dekat pesisir, seperti Pesisir Timur Amerika
Serikat, dampaknya bisa dramatis: ada kemungkinan hujan 22% lebih tinggi pada hari Sabtu
daripada Senin.[53] Dampak pulau panas perkotaan memanaskan kota sebesar 0.6 C (1.1 F)
hingga 5.6 C (10.1 F) di atas kawasan pinggiran kota dan pedesaan sekitarnya. Panas
tambahan ini mendorong gerakan yang lebih besar ke atas dan menyebabkan aktivitas hujan
deras dan badai petir tambahan. Tingkat curah hujan di bawah angin kota meningkat antara
48% dan 116%. Sebagai akibat pemanasan ini, curah hujan bulanan 28% lebih besar antara
20 miles (32 km) hingga 40 miles (64 km) di bawah angin kota, jika dibandingkan dengan
atas angin.[54] Sejumlah kota mengakibatkan curah hujan total meningkat sebesar 51%.[55]
Anomali suhu permukaan rata-rata pada periode 1999 hingga 2008 dibandingkan dengan
suhu rata-rata dari 1940 hingga 1980
Suhu yang meningkat cenderung meningkatkan penguapan yang dapat mendorong lebih
banyak hujan. Jumlah peristiwa hujan meningkat di daratan sebelah utara 30N sejak 1900
hingga 2005, namun mulai menurun di kawasan tropis sejak 1970-an. Di seluruh dunia, tidak
ada kecenderungan presipitasi keseluruhan secara statistik dalam satu abad terakhir, meski
kecenderungan hujan bervariasi menurut daerah dan waktunya. Wilayah timur Amerika Utara
dan Selatan, Eropa Utara, dan Asia Tengah semakin basah, Sahel, Mediterania, Afrika bagian
Selatan, dan beberapa bagian Asia Selatan semakin kering. Terjadi peningkatan jumlah
peristiwa hujan deras di berbagai daerah dalam satu abad terakhir, termasuk peningkatan
sejak 1970-an akibat banyaknya kekeringankhususnya di wilayah tropis dan subtropis.
Perubahan curah hujan dan penguapan di samudra diakibatkan oleh berkurangnya salinitas di
perairan lintang tengah dan tinggi (berarti lebih banyak hujan) dan meningkatnya salinitas di
lintang rendah (berarti sedikit hujan dan/atau banyak penguapan). Di daratan Amerika
Serikat, total curah hujan tahunan meningkat dengan tingkat rata-rata 6,1 persen per abad
sejak 1900, dengan peningkatan tertinggi terjadi di wilayah iklim Tengah Utara Timur (11,6
persen per abad) dan Selatan (11,1 persen). Hawaii adalah satu-satunya wilayah yang
mengalami penurunan (-9,25 persen).[56]
Upaya mempengaruhi cuaca yang paling sukses adalah penyemaian awan yang melibatkan
teknik peningkatan presipitasi musim dingin di atas pegunungan dan mengurangi hujan es.[57]
Karakteristik
Pola
dengan kemungkinan badai petir jika atmosfer di sepanjang trowal cukup stabil untuk
menciptakan konveksi.[65] Pengikatan di dalam pola presipitasi kepala koma suatu siklon
ekstratropis dapat menandakan hujan deras.[66] Di balik siklon ekstratropis pada musim gugur
dan dingin, ikatan hujan dapat terbentuk di bawah angin permukaan air panas seperti DanauDanau Besar. Di bawah angin kepulauan, ikatan hujan deras dan badai petir dapat terbentuk
karena konvergensi angin tingkat rendah di bawah angin batas pulau. Di lepas pantai
California, hal ini terjadi ketika adanya peningkatan front dingin.[67]
Ikatan hujan dengan siklon tropis memiliki orientasi melengkung. Siklon tropis berisikan
hujan deras dan badai petir yang, bersama dinding mata dan mata, membentuk hurikan atau
badai tropis. Batas ikatan hujan di sekitar siklon tropis dapat membantu menentukan
intensitas siklon tersebut.[68]
Keasaman
Cfa
Cfb
Cfc
Dsa
Dsb
Dsc
Dsd
Dwa
Dwb
Dwc
Dwd
Dfa
Dfb
Dfc
Dfd
ET
EF
Pengukuran
Alat ukur
Satu milimeter curah hujan sama dengan satu liter air per meter persegi. Ini
menyederhanakan penghitungan kebutuhan air untuk pertanian.[87]
Akumulasi curah hujan 24 jam di radar Val d'Irne, Kanada Timur. Zona tanpa data di timur
dan barat daya disebabkan adanya sorotan sinar dari pegunungan. (Sumber: Environment
Canada)
Salah satu kegunaan utama radar cuaca adalah mampu menilai jumlah curah hujan yang jatuh
di cekungan besar untuk keperluan hidrologis.[88] Misalnya, pengendalian banjir sungai,
pengelolaan selokan bawah tanah, dan pembangunan bendungan adalah semua bidang yang
memerlukan data akumulasi curah hujan. Perhitungan curah hujan radar melengkapi data
stasiun darat yang dapat digunakan untuk kalibrasi. Untuk menghasilkan akumulasi radar,
tingkat hujan di satu titik dihitung menggunakan nilai data reflektivitas pada satu titik
jaringan. Persamaan radar kemudian dipakai, yaitu
,
Z berarti reflektivitas radar, R berarti tingkat curah hujan, dan A dan b adalah konstanta.[89]
Perhitungan curah hujan satelit memakai instrumen gelombang mikro pasif di atas orbit kutub
serta satelit cuaca geostasioner untuk mengukur tingkat curah hujan secara tidak langsung.[90]
Untuk menghasilkan akumulasi curah hujan pada satu periode waktu tertentu, semua
akumulasi dari masing-masing kotak jaringan di dalam gambar pada waktu itu harus
dijumlahkan.
Intensitas
Heavy rain in Glenshaw, PA
Menu
0:00
Gerimis ketika tingkat presipitasinya < 2.5 millimetres (0.098 in) per jam
Hujan sedang ketika tingkat presipitasinya antara 2.5 millimetres (0.098 in) - 7.6
millimetres (0.30 in) atau 10 millimetres (0.39 in) per jam[91][92]
Hujan deras ketika tingkat presipitasinya > 7.6 millimetres (0.30 in) per jam,[91]
atau antara 10 millimetres (0.39 in) dan 50 millimetres (2.0 in) per jam[92]
Hujan badai ketika tingkat presipitasinya > 50 millimetres (2.0 in) per jam[92]
Periode kembali
Lihat pula: Banjir 100 tahun
Kemungkinan suatu peristiwa dengan intensitas dan durasi tertentu disebut frekuensi atau
periode kembali.[93] Intensitas badai dapat diperkirakan untuk periode kembali dan durasi
badai apapun dengan melihat grafik yang didasarkan pada data historis lokasi hujan.[94] Istilah
badai 1 dalam 10 tahun menjelaskan peristiwa hujan yang jarang dan hanya mungkin terjadi
sekali setiap 10 tahun, sehingga hujan ini memiliki kemungkinan 10 persen setiap tahun.
Hujan akan lebih deras dan banjir akan lebih buruk daripada badai terburuk yang terjadi
dalam satu tahun. Istilah badai 1 dalam 100 tahun menjelaskan peristiwa hujan yang sangat
jarang dan akan terjadi dengan kemungkinan sekali dalam satu abad, sehingga hujan ini
memiliki kemungkinan 1 persen setiap tahun. Hujan akan menjadi ekstrem dan banjir lebih
parah daripada peristiwa 1 dalam 10 tahun tersebut. Seperti semua peristiwa kemungkinan,
"badai 1 dalam 100 tahun" bisa saja terjadi berkali-kali dalam satu tahun saja.[95]
Prakiraan hujan
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Prakiraan presipitasi kuantitatif
oleh jam sinoptis seperti 0000, 0600, 1200 dan 1800 GMT. Relief daratan juga termasuk
dalam PPK melalui pemakaian topografi atau berdasarkan pola presipitasi iklim dari hasil
observasi dengan rincian jelas.[97] Dimulai pada pertengahan hingga akhir 1990-an, PPK
digunakan dalam model prakiraan hidrologi untuk mensimulasikan dampak terhadap sungai
di seluruh Amerika Serikat.[98] Model prakiraan memperlihatkan sensitivitas tertentu terhadap
tingkat kelembapan di lapisan pelindung planet, atau di tingkat terendah atmosfer yang
menurun seiring ketinggiannya.[99] PPK dapat dibuat dengan dasar prakiraan jumlah
kuantitatif atau kemungkinan prakiraan jumlah kualitatif.[100] Teknik prakiraan citra radar
memperlihatkan kemampuan yang lebih tinggi daripada prakiraan model dalam 6 hingga
7 jam waktu citra radar. Prakiraan dapat diverifikasi melalui pemakaian pengukur hujan,
prakiraan radar cuaca, atau keduanya. Berbagai skor kemampuan dapat ditentukan untuk
mengukur nilai prakiraan curah hujan.[101]
Dampak
Pertanian
Prakiraan hujan untuk Jepang Selatan dan sekitarnya pada 2027 Juli 2009.
Presipitasi, khususnya hujan, memiliki dampak dramatis terhadap pertanian. Semua
tumbuhan memerlukan air untuk hidup, sehingga hujan (cara mengairi paling efektif) sangat
penting bagi pertanian. Pola hujan biasa bersifat vital untuk kesehatan tumbuhan, terlalu
banyak atau terlalu sedikit hujan dapat membahayakan, bahkan merusak panen. Kekeringan
dapat mematikan panen dan menambah erosi,[102] sementara terlalu basah dapat mendorong
pertumbuhan jamur berbahaya.[103] Tumbuhan memerlukan beragam jumlah air hujan untuk
hidup. Misalnya, kaktus tertentu memerlukan sedikit air,[104] sementara tanaman tropis
memerlukan ratusan inci hujan per tahun untuk hidup.
Di daerah musim hujan dan kemarau, nutrien tanah tersapu dan erosi meningkat selama
musim hujan.[24] Hewan memiliki strategi adaptasi dan bertahan hidup di wilayah basah.
Musim kemarau sebelumnya mengakibatkan kelangkaan makanan menjelang musim hujan,
karena tanaman panen harus tumbuh terlebih dahulu.[105] Negara-negara berkembang
mencatat bahwa penduduknya memiliki fluktuasi berat badan musiman karena kelangkaan
makanan sebelum panen pertama yang terjadi pada akhir musim hujan.[106] Hujan dapat
ditampung menggunakan tangki air hujan; diolah agar dapat dikonsumsi, non-konsumsi
dalam ruang atau irigasi.[107] Hujan berlebihan dalam waktu singkat dapat menyebabkan
banjir bandang.[108]
Budaya
Tanggapan budaya terhadap hujan berbeda-beda di seluruh dunia. Di daerah beriklim sedang,
masyarakat, terutama pria, cenderung kesal ketika cuaca tidak stabil atau berawan.[109] Hujan
juga dapat membawa kebahagiaan dan dianggap menenangkan serta memiliki estetika yang
dinikmati masyarakat. Di daerah kering seperti India,[110] atau ketika terjadi kekeringan di
daerah lain,[111] hujan memperbaiki suasana hati masyarakat. Di Botswana, kata 'hujan' dalam
bahasa Setswana, "pula", digunakan sebagai nama mata uang nasional karena pentingnya
hujan terhadap ekonomi negara gurun ini.[112] Beberapa budaya mengembangkan cara
menghadapi hujan dengan berbagai alat lindung seperti payung dan jas hujan, serta alat
pengalihan seperti talang air dan drainase badai yang mengalirkan air hujan ke selokan.[113]
Banyak orang mencium adanya bau yang menenangkan selama dan sesaat setelah hujan.
Sumber bau ini adalah petrikor, minyak yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan, kemudian
diserap bebatuan dan tanah dan dilepaskan ke udara selama hujan berlangsung.[114]
Klimatologi global
Lihat pula: Klimatologi curah hujan Bumi
Air sebanyak 505,000 cubic kilometres (121,000 cu mi) jatuh sebagai hujan setiap tahunnya
di seluruh dunia, 398,000 cubic kilometres (95,000 cu mi) jatuh ke lautan.[115] Jika
dibandingkan dengan luas permukaan Bumi, curah hujan rata-rata tahunan secara global
mencapai 990 millimetres (39 in). Padang pasir ditetapkan sebagai wilayah dengan curah
hujan rata-rata tahunan kurang dari 250 millimetres (10 in) per tahun,[116][117] atau sebagai
wilayah ketika air lebih banyak yang menguap akibat evapotranspirasi daripada yang jatuh
sebagai presipitasi.[118]
Gurun
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Gurun
Gurun-gurun terbesar
Setengah benua Afrika di bagian utara didominasi gurun pasir atau wilayah gersang,
termasuk Gurun Sahara. Di Asia, wilayah yang curah hujan minimum tahunannya besar,
sebagian besar terdiri dari gurun pasir mulai dari Gurun Gobi di barat-baratdaya Mongolia
melintasi barat Pakistan (Balochistan) dan Iran hingga Gurun Arab di Saudi Arabia. Sebagian
besar Australia semi-gersang atau terdiri dari gurun pasir,[119] sehingga menjadikannya benua
berpenghuni terkering di dunia. Di Amerika Selatan, untaian pegunungan Andes menahan
kelembapan Samudra Pasifik yang tiba di benua ini, sehingga memunculkan iklim mirip
gurun di wilayah barat Argentina.[40] Wilayah kering di Amerika Serikat adalah wilayah
tempat gurun Sonora menyapu Desert Southwest, Great Basin, dan Wyoming bagian tengah.
[120]
Wilayah basah
Lihat pula: Monsun dan Truf monsun
Wilayah khatulistiwa dekat Zona Konvergensi Intertropis (ITCZ), atau truf monsun, adalah
wilayah terbasah di dunia. Setiap tahun, sabuk hujan di wilayah tropis bergerak ke utara pada
bulan Agustus, kemudian bergerak kembali ke selatan menuju Belahan Bumi Selatan pada
bulan Februari dan Maret.[121] Di Asia, hujan tersebar di seluruh wilayah selatan benua ini dari
kawasan timur dan timur laut India hingga Filipina dan Cina selatan sampai Jepang karena
monsun mengadveksikan kelembapan dari Samudera Hindia ke wilayah ini.[122] Truf monsun
dapat memanjang ke utara hingga garis paralel ke-40 di Asia Timur pada bulan Agustus
sebelum bergerak ke selatan. Pergerakannya ke kutub ini didorong oleh monsun musim panas
yang ditandai dengan munculnya tekanan udara rendah (tekanan rendah panas) di kawasan
terpanas Asia.[123][124] Sirkulasi monsun sejenis, namun lebih lemah, terjadi di Amerika Utara
dan Australia.[125][126] Pada musim panas, monsun Barat Laut bersama kelembapan Teluk
California dan Teluk Meksiko bergerak mengitari pegunungan subtropis di Samudera
Atlantik, mengangkut badai petir sore dan malam di wilayah selatan Amerika Serikat dan
Dataran Besar.[127] Daratan Amerika Serikat di sebelah timur meridian ke-98, pegunungan
Barat Laut Pasifik, dan Sierra Nevada adalah wilayah terbasah di negara ini, dengan curah
hujan rata-rata melebihi 30 inches (760 mm) per tahun.[120] Siklon tropis mendorong
terjadinya hujan di seluruh wilayah selatan Amerika Serikat,[128] serta Puerto Riko, Kepulauan
Virgin Amerika Serikat,[129] Kepulauan Mariana Utara,[130] Guam, dan Samoa Amerika.
Dampak Westerlies
Utara bagian timur, sementara kekeringan semakin sering terjadi di wilayah tropis dan
subtropis.
Daerah terlembap
Cherrapunji, terletak di lereng selatan Himlaya Timur di Shillong, India adalah salah satu
kawasan terlembap atau terbasah di Bumi, dengan curah hujan rata-rata tahunan mencapai
11,430 mm (450 in). Curah hujan tertinggi yang tercatat dalam satu tahun adalah 22,987 mm
(905.0 in) pada 1861. Rata-rata 38 tahun di Mawsynram, Meghalaya, India adalah
11,873 mm (467.4 in).[136] Daerah terlembap di Australia adalah Mount Bellenden Ker di
timur laut negara ini yang memiliki curah hujan rata-rata 8,000 millimetres (310 in) per
tahun. Pada 2000, curah hujan di daerah ini mencetak rekor tertinggi yaitu 12,200 mm
(480.3 in).[137] Mount Waialeale di pulau Kaua'i di Kepulauan Hawaii memiliki curah hujan
rata-rata lebih dari 11,680 millimetres (460 in) dalam 32 tahun terakhir, dengan rekor 17,340
millimetres (683 in) tahun 1982. Puncaknya dianggap sebagai salah satu daerah terbasah di
Bumi. Daerah ini telah dipromosikan dalam literatur wisata selama beberapa tahun sebagai
tempat terbasah di Bumi.[138] Llor, sebuah kota di Choc, Kolombia, dianggap seabgai
daerah dengan curah hujan terukur terbesar di dunia, rata-rata mencapai 13,300 mm (520 in)
per tahun.[139] Departemen Choc sangat lembap. Tutunendo, sebuah kota di departemen ini
merupakan salah satu tempat yang diperkirakan terlembap di Bumi, rata-rata tahunannya
mencapai 11,394 mm (448.6 in); pada tahun 1974, kota ini memiliki curah hujan 26,303 mm
(86 ft 3.6 in), curah hujan tahunan terbesar yang pernah diukur di Kolombia. Tidak seperti
Cherrapunji yang hujan antara April dan September, Tutunendo mengalami hujan tersebar
merata sepanjang tahun.[140] Quibd, ibu kota Choc, mengalami hujan paling banyak di Bumi
di antara kota-kota lebih dari 100.000 jiwa, yaitu 9,000 millimetres (350 in) per tahun.[139]
Badai di Choc dapat menghasilkan curah hujan 500 mm (20 in) dalam satu hari. Jumlah ini
lebih banyak daripada curah hujan di berbagai kota di dunia dalam satu tahun.
Benua
Rata-rata
tertinggi
(inci/mm)
Amerika
Selatan
523.6 in or
13,299 mm
Asia
467.4 in or
11,872 mm
Oseania
460.0 in or
11,684 mm
Afrika
Daerah
Ketinggian
(kaki/m)
Tahun
Pencatatan
520 ft or
158 m[c]
29
4,597 ft or
1,401 m
39
Mount Waialeale,
Kauai, Hawaii (AS)[a]
5,148 ft or
1,569 m
30
405.0 in or
10,287 mm
Debundscha,
Kamerun
30 ft or 9.1 m
32
Amerika
Selatan
354.0 in or
8,992 mm
Quibdo, Kolombia
120 ft or
36.6 m
16
Australia
340.0 in or
8,636 mm
Amerika
256.0 in or
Henderson Lake,
14
Llor, Kolombia[a][b]
Mawsynram, India[a]
[d]
12 ft or
Utara
6,502 mm
British Columbia
3.66 m
Eropa
183.0 in or
4,648 mm
Crkvice, Montenegro
3,337 ft or
1,017 m
22
Daerah
Curah hujan
tertinggi
Referensi
Asia
Mawsynram, India
467.4 in or
11,872 mm
[142]
Asia
Cherrapunji, India
1,042 in or
26,467 mm
[143]
Asia
Cherrapunji, India
366 in or
9,296 mm
[143]
Tertinggi dalam 24
jam
Samudra
Hindia
73 in or
1,854 mm
[144]
Tertinggi dalam 12
jam
Samudra
Hindia
Belouve, Pulau La
Reunion
53 in or
1,346 mm
[143]
Guadeloupe,
Kepulauan Karibia
1.5 in or
38 mm
[144]
Pengertian Hujan dan Jenis-Jenis Hujan|Pengertian Hujan adalah endapan air di udara
yang jatuh dipermukaan bumi. hujan memiliki macam-macam atau jenis-jenis hujan
berdasarkan dalam proses terjadinya hujan selalu diawali dengan terbentuknya awan, yaitu
perubahan uap air di udara menjadi butir-butir air atau es karena proses kondensasi atau
pengembunan. Namun, tidak semua awan mendatangkan hujan meskipun mengandung cukup
air. Butir-butir air yang membentuk awan memiliki diameter antara 0,014 mm-0,035 mm,
sangat kecil dan ringan sehingga melayang-layang di udara. Berdasarkan teori benturan,
butir-butir air di dalam awan berbenturan satu sama lain sehingga menyebabkan butiranbutiran tersebut bersatu bertambah besar dan dapat mencapai diameter 0,5 mm, dan karena
gaya beratnya jatuh ke bumi sebagai hujan. Berdasarkan proses terjadinya, jenis hujan terdiri
dari hujan orografis, hujan konveksi, hujan frontal, dan hujan buatan.
(Hujan)
Jenis-Jenis Hujan
a. Hujan Orografis. Peranan topografi terhadap terjadinya hujan amat besar. Angin yang
banyak membawa uap air ketika melewati gunung atau pegunungan, mendaki lereng dan
makin tinggi udara bergerak ke atas, maka udara tersebut semakin dingin sehingga uap air
yang dibawanya mengalami pengembunan atau kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air
yang membentuk awan. Pembentukan titik-titik air yang semakin banyak akhirnya
menimbulkan hujan pada lereng yang menghadap ke arah datangnya angin tersebut. Angin
akan bertiup terus melewati puncak dan menuruni lereng, akan tetapi angin ini tidak lagi
membawa uap air, sehingga di lereng yang membelakangi arah datangnya angin tidak turun
hujan. Lereng yang membelakangi arah angin tersebut dinamai daerah bayangan hujan.
b. Hujan Konveksi. Hujan konveksi (zenith) terjadi pada siang hari sehingga disebut hujan
tengah hari. Pada siang hari ketika udara cerah, terjadi pemanasan yang tinggi terhadap
permukaan bumi. Akibatnya, udara mengembang dan bersama-sama uap air naik secara
vertikal ke atas dan proses ini berlangsung sangat cepat. Uap air yang naik ke atas mengalami
pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air (pengembunan) yang mengakibatkan turunnya
hujan. Hujan konveksi biasanya sangat lebat, tetapi berlangsung hanya sebentar dan meliputi
wilayah yang sempit.
c. Hujan Frontal. Front merupakan permukaan yang membatasi dua massa udara yang
berbeda temperaturnya satu sama lain. Hujan frontal terjadi berwal dari udara yang lebih
hangat menjadi lebih ringan dan cenderung berada di atas udara yang lebih dingin. Udara
dingin mengangkat udara yang lebih hangat. Udara yang lebih hangat terangkat kemudian
mengembang dan mendingin. Dalam proses pendinginan akan terbentuk titik-titik air, yaitu
awan. Setelah titik-titik air itu mengalami kejenuhan, akhirnya jatuh dan terjadilah hujan
frontal. Pada umumnya hujan frontal terjadi di daerah lintang sedang di mana udara bergerak
dan daerah bertekanan tinggi (kutub) bertemu dengan udara dari zona tekanan rendah, yaitu
dan daerah sub tropis.
d. Hujan Buatan. Perkembangan teknologi di bidang meteorologi, telah memberikan
kemampuan kepada manusia untuk membuat hujan buatan. Hujan buatan dilakukan dengan
cara menaburkan bahan kimia berupa Argentium lodida atau bahan pendingin seperti es
kering ke dalam awan untuk mempercepat proses pembentukan awan. Hujan buatan sering
dilakukan pada musim kemarau panjang atau pada kebakaran hutan yang luas, seperti
kebakaran hutan yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 yang asapnya menyebar
sampai ke negara tetangga.
Berdasarkan bentuknya, jenis hujan terdiri dari hujan es, hujan saiju, hujan rintik-rintik, dan
hujan asam.
1. Hujan Es. Hujan es sering juga disebut sebagai hujan batu, yaitu hujan yang disertai
dengan butir-butir es yang berjatuhan ke bumi. Hujan es terjadi karena arus udara yang
banyak mengandung uap air bergerak secara vertikal mencapai lapisan udara yang sangat
tinggi, sehingga suhu udara turun dibawah 0C. Akibat proses tersebut, maka uap air yang
terkandung diudara berubah secara cepat menjadi kristal-kristal es, dan jatuh ke bumi sebagai
hujan es. Sebagian dari kristal-kristal es tersebut telah mencair sebelum mencapai permukaan
bumi, oleh karena itu hujan es sering diiringi dengan hujan lebat pada siang hari, tetapi
berlangsung dalam waktu yang singkat.
2. Hujan Saiju. Saiju ialah knistal-kristal es yang halus, terbentuk dan uap air yang
mengalami pendinginan sampai dibawah titik beku (0C). Saiju ini kemudian jatuh ke
permukaan bumi, tetapi tidak sempat mencair karena suhu di permukaan bumi sangat dingin,
biasanya kurang dari 5C. Hujan saiju sering terjadi di daerah kutub, di daerah beriklim
sedang pada musim dingin dan di puncak-puncak gunung yang tinggi. Di Indonesia, hujan
saiju terdapat di puncak Gunung Jayawijaya di Provinsi Papua, karena ketinggiannya telah
melewati batas saiju di daerah tropis yaitu lebih dari 4500 meter di atas permukaan laut.
3. Hujan Rintik-rintik. Hujan rintik-rintik terjadi karena butir butir air yang terdapat di
awan sangat kecil, diameternya berukuran diantara 0,2-0,5 mm. Hujan rintik-rintik terjadi
dari awan berlapis yang rendah dekat permukaan bumi.
4. Hujan Asam. Di negara-negara industri, seperti Eropa dan Amerika Serikat sering terjadi
pencemaran udara karena asap pabrik sehingga menimbulkan hujan asam. Hujan asam ialah
hujan yang mengandung endapan asam yang sangat tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan
terhadap lingkungan hidup.Kandungan asam dalam udara seperti oksida sulfur dan oksida
nitrogen yang berasal dan asap industri atau pabrik, mengalami perubahan kimia di udara dan
jatuh ke bumi sebagai hujan asam dalam air hujan, saiju atau kabut, bahkan kadang-kadang
sebagai partikel-partikel kering yang membentuk asam. Hujan asam dapat menyebabkan
kerusakan terhadap hutan dan kematian ikan di danau-danau. Ribuan hektare hutan telah
rusak di negara-negara Eropa dan Amerika Utara sebagai akibat hujan asam ini. Kerusakan
dimulai dengan daun-daun pada dahan dan ranting yang menguning, kemudian gugur
mahkota atau pucuknya dan akhirnya mati atau tumbuh kerdil. Di Skandinavia dan Amerika
bagian Utara, ikan-ikan mati didanau-danau sebagai akibat dari hujan asam. Mengingat
luasnya dampak negatif yang terjadi, diperlukan kesadaran semua pihak, terutama negaranegara industri agar berusaha mengatasi masalah pencemaran udara karena dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan hidup.
Sekian Artikel tentang Pengertian Hujan dan Jenis-Jenis Hujan semoga bermanfaat
1. Hujan zenital/konveksi
2. Hujan orografis
3. Hujan virga
4. Hujan siklon
5. hujan frontal
6. Hujan muson
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi akibat pergerakan udara yang
terhalang oleh gunung kemudian suhu menjadi dingin dan terbentuklah awan
hujan. Setelah itu hujan turun di lereng gunung.
Hujan virga adalah hujan yang tidak sampai ke permukaan bumi karena
menguap kembali sebelum menyentuh permukaan bumi.
Hujan siklon adalah hujan yang terjadi akibat udara panas yang bergerak naik
disertai angin yang berputar.
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi akibat bertemunya udara panas
dengan udara dingin. Udara panas bersifat kurang padat sehingga bergerak ke
atas udara dingin. Tempat pertemuan antara kedua udara tersebut dinamakan
front. Di sekitar front inilah sering terjadi hujan lebat.
Hujan muson terjadi akibat pergerakan angin muson setiap 6 bulan sekali.
http://softilmu.blogspot.com/2013/07/pengertian-hujan-dan-jenis-hujan.html
A.PENGERTIAN HUJAN
Hujan adalah sebuah peristiwa Presipitasi (jatuhnya cairan dari atmosfer yang berwujud cair
maupun beku ke permukaan bumi) berwujud cairan. Hujan memerlukan keberadaan lapisan
atmosfer tebal agar dapat menemui suhi di atas titik leleh es di dekat dan dia atas permukaan
Bumi.
Di Bumi, hujan adalah proses kondensasi( perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat
) uap air di atmosfer menjadi butiran air yang cukup berat untuk jatuh dan biasanya tiba di
daratan. Dua proses yang mungkin terjadi bersamaan dapat mendorong udara semakin jenuh
menjelang hujan, yaitu pendinginan udara atau penambahan uap air ke udara. Butir hujan
memiliki ukuran yang beragam mulai dari yang mirip penekuk (butiran besar), hingga butiran
kecilnya.
Hujan
B.PROSES TERJADINYA HUJAN
Proses berikut merupakan proses terbentuknya hujan dalam islam yang juga dapat diterima
logika.
Awan-awan terbentuk dari uap air yang mengembun di sekeliling butir-butir garam atau
partikel-partikel debu di udara. Karena air hujan dalam hal ini sangat kecil ( dengan diameter
antara 0,01 dan 0,02 mm), awan-awan itu bergantungan di udara dan terbentang di langit.
Jadi, langit ditutupi dengan awan-awan.
TAHAP KE-3 : ...lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya...
Partikel-partikel air ini yang mengelilingi butir-butir daram dan partikel-partikel debu itu
mengental dan membentuk air hujan. Jadi, air hujan ini, yang menjadi lebih berat daripada
udara, bertolak dari awan dan mulai jatuh ke tanah sebagai hujan.
Butiran hujan memiliki beragam ukuran, mulai dari diameter rata-rata 1 milimeter (0,039 in)
hingga 9 milimeter (0,35 in), di atas itu butiran akan terpisah-pisah. Butiran kecil disebut
butiran awan dan berbentuk bola. Sedangkan butiran besarnya terlihat seperti hamburger.
Butiran terbesar yang pernah turun di Bumi tercata di Brazil dan Kepulauan Marshall pada
tahun 2004, beberapa diantaranya sebesar 10 milimeter (0,39 in). Ukuran besar ini
disebabkan oleh pengembunan partikel asap besar atau tabrakan antara sekelompok kecil
butiran dengan air tawar yang banyak.
C.JENIS-JENIS HUJAN
a.Berdasarkan Proses Terjadinya
Hujan siklonal, yaitu hujan yang terjadi karena udara panas yang naik disertai dengan
angin berputar.
Hujan Senithal, yaitu hujan yang sering terjadi di daerah sekitar ekuator(garis khayal
yang membagi bumi menjadi bagian utara dan selatan), akibat pertemuan Angin Pasat
Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Kemudian angin tersebut naik dan
membentuk gumplan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi
jenuh dan turunlah hujan.
Hujan Orografis, yaitu hujan yang terjadi karena angin yang mengandung uap air
yang bergerak horizontal. Angin tersebut naik menuju pegunungan , suhu udara
menjadi dingin sehingga terjadi kondensasi. Terjadilah hujan di sekitar pegunungan.
Hujan Frontal, yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu
dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut
bidang front. Karena lebih berat, massa udara dingin menjadi lebih berada di bawah.
Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.
Hujan Muson atau Hujan Musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim
(Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan
semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di
Indonesia, hujan muson terjadi di bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan
Asia Timur terjadi di bulan Mei sampai Agustus. Siklus inilah yang menyebabkan
adanya musim penghujan dan musim kemarau.
Hujan Salju, terdiri dari kristal-kristal es yang suhunya berada di bawah 0 derajat
Celcius.
Hujan Batu Es, curahan batu es yang turun dalam cuaca panas dari awan yangg
suhunya dibawa 0 derajat Celcius.
Hujan Deras, curahan air yang turun dari awan dengan suhu diatas 0 derajat Celcius
dengan diameter kurang lebih 7 mm.
D.PENGUKURAN HUJAN
Pengukur Hujan
Cara standar untuk mengukur curah hujan atau curah salju adalah menggunakan pengukur
hujan standar, dengan variasi plastik 100 mm (4 in) dan Logam 200 mm (8 in). Tabung dalam
diisi dengan 25 mm (0,89 in) hujan, limpahannya mengalir ke tabung luar. Pengukur plastik
memiliki tanda di tabung dalam hingga resolusi 25 mm (0,98 in), sementara pengukur logam
membutuhkan batang yang dirancang dengan tanda 25 mm. Setelah tabung dalam penuh,
isinya dibuang dan diisi dengan jumlah air hujan yang tersisa di tabung luar sampai tabung
luar kosong, sehingga menjumlahkan total keseluruhan sampai tabung luar kosong.
Jenis pengukuran lain adalah pengukur hujan sepatu yang populer (pengukur termurah dan
paling rentan), ember miring, dan beban. Untuk mengukur curah hujan dengan cara yang
murah, kaleng silindris dengan sisi tegak dapat dipakar sebagai pengukur hujan juka
dibiarkan berada di tempat terbuka, namun akurasinya bergantung pada penggaris yang
digunakan untuk mengukur hujan. Semua pengukur hujan tadi dapat dibuat sendiri dengan
pengetahuan memadai.
Ketika perhitungan curah hujan dilakukan, berbaggai jaringan muncul di seluruh Amerika
Serikat dan tempat lain, saat itu perhitungan curah hujan dapat dikirm melalui internet,
seperti COCORAHS atau GLOBE. Jika jaringan Internet tidak tersedian di daerah tempat
tinggal, stasiun cuaca terdekat atau kantor meteorologi akan melakukan perhitungan. Satu
milimeter curah hujan sama dengan satu liter meter persegi. Ini menyederhanakan
perhitungan kebutuhan air untuk pertanian.
Selesai sudah pembahasan tentang hujan yang kami sajikan kali ini. Mungkin masih banyak
kekurangannya, jadi jika ada yang mau ditambahkan mari diskusikan di kotak komentar.
Terimakasih telah berkunjung di blog sederhana ini. Jangan lupa Like FP nya ya .