Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya-upaya itu dapat
bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.1
Akses terhadap pelayanan keluarga berencana yang bermutu merupakan suatu unsur
penting dalam upaya mencapai pelayanan kesehatan reproduksi sebagaimana tercantum dalam
program aksi dari International Conference on population and Development, Kairo, 1994. Secara
khusu dalam hal ini termasuk hak setiap orang untuk memperoleh informasi dan akses terhadap
berbagai metode kontrasepsi yang aman, efektif , terjangkau dan akseptabel. 2
Sementara itu peran dan tanggung jawab pria dalam Keluarga Berencana perlu
ditingkatkan. Program keluarga Berencana perlu ditingkatkan agar pria dapat mendukung pilihan
kontrasepsi oleh istrinya, meningkatkan komunikasi di antara suami istri, meningkatkan
penggunaan metode kontrasepsi pria, meningkatkan upaya pencegahan IMS, dll. 2
Apabila pasangan seksual yang diperkirakan subur dan tidak menggunakan metode
kontrasepsi apapun, sekitar 90 persen wanita yang bersangkutan akan hamil dalam 1 tahun.
Wanita muda berapapun usianya yang tidak ingin hamil seyogyanya dinasehati untuk
menggunakan kontrasepsi setiap kali mereka memulai aktivitas seksual. 3
Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Yang ada ialah
kontrasepsi yang memenuhi syarat atau hampir memenuhi syarat. Yang penting adalah memakai
salah satu cara kontrasepsi jauh lebih baik dari tidak memakai kontrasepsi sama sekali. Ciri-ciri
suatu kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna (cara penggunaanya sederhana, lama kerjanya
dapat diatur menurut keinginan), aman pemakaiannya, harganya murah dapat dijangkau
masyarakat luas, estetik (tidak mengganggu hubungan persetubuhan, dapat diterima oleh
pasangan suami istri), mudah didapat, tidak memerlukan motivasi terus-menerus (tidak
memerlukan bantuan medik atau kontrol yang ketat selama pemakaian), efek samping minimal.1,3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Definisi
1
Kontrasepsi berasal dari kata Kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan
konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria)
yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah
terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut. 1,4
Jadi, Kontrasepsi ialah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu
dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.1,4
Sampai sekarang cara kontrasepsi yang ideal belum ada. Kontrasepsi ideal itu harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1
1. Dapat dipercaya
2. Tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan
3. Daya kerjanya dapat diatur memenuhi kebutuhan
4. Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus
5. Tidak memerlukan motivasi terus menerus
6. Mudah melaksanakannya
7. Murah harganya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
8. Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan.
Menurut cara pelaksanaannya kontrasepsi dibagi dua, yaitu cara temporer (spacing) dan
cara permanen (kontrasepsi mantap). Cara temporer (spacing) yaitu menjarangkan kelahiran
selama beberapa tahun sebelum hamil lagi. Cara permanen (kontasepsi mantap) yaitu mengakhiri
kesuburan dengan cara mencegah kehamilan secara permanen, pada wanita disebut sterilisasi dan
pada pria disebut vasektomi. 5,6
Metode-metode Kontrasepsi yang saat ini digunakan antara lain, yaitu: 7
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Namun, menyusui bukan merupakan metode keluarga berencana yang dapat diandalkan bagi
wanita yang bayinya hanya disusui selama 3-4 jam siang hari dan mendapat makanan lain. 3
Metode amenore laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu
(ASI) secara eksklusif, artinya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman
apapun lainya. Dapat dipakai sebagai kontrasepsi bila; menyusui secara penuh (full breast
feeding) dan lebih efektif bila pemberianya 8 kali sehari, belum haid, umur bayi kurang dari 6
bulan. MAL efektif sampai 6 bulan, dan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi
lainnya. Cara kerjanya adalah dengan penundaan/penekanan ovulasi.6,7
Keuntungan Metode Amenore Laktasi (MAL), yaitu: 7
o Efektifitas tinggi (keberhasilan 98% pada enam bulan pascapersalinan)
o Segera efektif
o Tidak mengganggu senggama
o Tidak ada efek samping secara sistemik
o Tidak perlu pengawasan medis
o Tidak perlu obat atau alat
o Tanpa biaya
Yang dapat menggunakan MAL adalah ibu yang menyusui secara eksklusif, bayi berumur
kurang dari 6 bulan dan belum mendapat haid setelah melahirkan. Yang seharusnya tidak
menggunakan MAL adalah sudah mendapat haid setelah bersalin, tidak menyusui secara
eksklusif, bayinya sudah berumur lebih dari 6 bulan, serta bekerja dan terpisah dari bayi lebih
lama dari 6 jam. Laktasi dikaitkan dengan adanya prolaktinemi dan prolaktin menekan adanya
ovulasi. 4,7
II.2.2 Metode Keluarga Berencana Alamiah (KBA)
o
Manfaat KBA7
- Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan.
- Tidak ada resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
- Tidak ada efek samping sistemik.
- Murah atau tanpa biaya.
o
Keterbatasan 7
- Sebagai kontrasepsi sedang (9-20 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian. Catatan utuk MOB bila aturan ditaati kegagalan 0%
(kegagalan metode/methode failure dan 0-3% kegagalan pemakai/users failure,
yaitu pasangan dengan sengaja atau tanpa sengaja melanggar aturan untuk
-
mencegah kehamilan).
Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk mengikuti
instruksi.
3
Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk menggunakan jenis KBA yang
lain.
Perempuan yang tidak dapat menggunakan metode lain.
Pasangan yang ingin pantang sanggama lebih dari seminggu pada setiap siklus
haid.
Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan menilai
MOB.
Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB.
Perempuan yang pasangannya tidak mau berkerjasama (berpantang) selama waktu
tertentu dalam siklus haid.
4
mulai 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah ovulasi. Sebelum dan sesudah masa
itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak subur. 1,6
Prinsip pantang berkala ialah tidak melakukan persetubuhan pada masa subur istri. Untuk
menentukan masa subur istri dipakai tiga patokan, yaitu: 1,6
ovulasi umumnya terjadi 14 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang.
Sperma dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi
Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.
Jadi, jika konsepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selam 3 hari
(72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi terjadi. 1
Kesulitan cara ini ialah bahwa waktu yang tepat dari ovulasi sulit untuk ditentukan ;
ovulasi umumnya terjadi 14 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Dengan
demikian pada wanita dengan haid yang tidak teratur, saat terjadinya ovulasi sulit atau sama
sekali tidak dapat diperhitungkan. Selain itu, ada kemungkinan bahwa pada wanita dengan haid
teratur, oleh salah satu sebab (misalnya karena sakit) ovulasi tidak datang pada waktu atau sudah
datang sebelum saat semestinya. 1
Pada wanita dengan daur haid tidak teratur, akan tetapi dengan variasi yang tidak jauh
berbeda, dapat diterapkan masa subur dengan suatu perhitungan, dimana daur haid terpendek
dikurangi dengan 18 hari dan daur terpanjang dikurangi dengan 11 hari. Masa aman adalah
sebelum daur haid yang telah dikurangi. Untuk dapat mempergunakan cara ini, wanita yang
bersangkutan sekurang-kurangnya harus mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selama 6
bulan, atau lebih baik jika wanita tersebut mempunyai catatan tentang lama daur haidnya selama
1 tahun penuh.1
Cara ini akan lebih tinggi efektivitasnya jika dibarengi pula dengan pengukuran suhu
basal badan; dengan pengukuran ini dapat ditentukan dengan tepat saat terjadinya ovulasi.
Menjelang ovulasi suhu basal badan turun, kurang dari 24 jam sesudah ovulasi suhu badan naik
lagi sampai tingkat lebih tinggi lebih tinggi daripada tingkat suhu sebelum ovulasiu, dan tetap
tinggi sampai akan terjadi haid. Bentuk grafik suhu basal dengan demikian adalah bifasis,
dengan dataran pertama lebih rendah daripada dataran kedua, dengan saat ovulasi diantaranya. 1
kontrasepsi yang tertua yang dikenal oleh manusia, dan mungkin masih merupakan cara yang
banyak dilakukan sampai sekarang.1,7
o
Cara kerja : alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak
masuk ke dalam vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan
o
ejakulasi masih melekat pada penis, memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual. ,2
Dapat dipakai untuk : suami istri yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB, pasangan
yang taat beragama atau mempunyai filosofi untuk tidak memakai metode-metode lain,
pasangan yang memerlikan kontrasepsi dengan segera, pasangan yang memerlukan
metode sementara, sambil menunggu metode yang lain, pasangan yang membutuhkan
Apabila merasa akan ejakulasi, pria segera mengeluarkan penisnya dari vagina
pasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
Efektivitas 7
Cukup efektif bila dipakai secara benar pada setiap kali berhubungan seksual. Pada
beberapa pasangan tidak efektif karena tidak dipakai secara konsisten. Secara ilmiah
hanya sedikit angka kegagalan kondom yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.
Manfaat 7
Untuk Kontrasepsi :
Efektif bila digunakan dengan benar.
Tidak mengganggu produksi ASI.
Tidak mengganggu kesehatan pengguna kondom.
8
ereksi.
Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
Beberapa pemakai malu untuk membeli kondom di tempat umum.
Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah dalam hal
limbah.
Cara penggunaan : 7
Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
Agar efek kotrasepsinya lebih baik, tambahkan spermisida ke dalam kondom.
Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting atau benda
rapuh/kusut.
Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari bahan
petrolatum karena akan segera merusak kondom.
Motivasi
berhubungan seksual.
Pemeriksaan pelvik oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan untuk memastikan
ketepatan pemasangan.
Pada beberapa pengguna menjadi penyebab infeksi saluran uretra.
Pada 6 jam pascahubungan seksual, alat masih harus ada diposisinya.
diperlukan
berkesinambungan
dengan
menggunakannya
setiap
II.2.4.3 Spermisida
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menonaktifkan
atau membunuh sperma. Dikemas dalam bentuk : 1,7
Aerosol (busa).
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvable film.
Krim.
Cara kerja 7
Menyebabkan sel membran sperma terpecah, memperlambatkan pergerakan sperma,
dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.
Pilihan : 7
-
Manfaat 7
Kontrasepsi:
-
Nonkontrasepsi:
-
Keterbatasan 7
- Efektivitas kurang (18-29 kehamilan per 100 perempuan per tahun pertama).
11
penggunaan.
Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan memakai setiap
12
Merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini dianggap paling efektif. Selain mencegah
terjadinya ovulasi, pil juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menimbulkan
perubahan-perubahan pada lendir serviks, sehingga menjadi kurang banyak dan kental, yang
mengakibatkan sperma tidak dapat memasuki kavum uteri. Juga terjadi perubahan-perubahan
pada motalitas tuba falopii dan uterus. Dewasa ini terdapat banyak macam pil kombinas,
tergantung dari jenis dan dosis estrogen serta jenis progestogen yang dipakai. 1
Jenis: 7
(E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Bifasik: pil kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P)
dalam dosis dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Trifasik: pil kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin
(E/P) dalam dosis tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.
Mekanisme kerja: 6,7
Pil-pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan progestagen. Walaupun banyak hal
masih belum terang, namun pengetahuan kita tentang 2 komponen tersebut tiap hari bertambah.
Yang jelas ialah bahwa hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat berbeda dari
hormon steroid yang dikeluarkan ovarium. Umunya dapat dikatakan komponen estrogen dalam
pil dengan jalan menekan sekresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium, karena
pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada tidak terdapat pengeluaran LH . di tengah-tengah daur
haid kurang terdapat FSH dan tidak ada peningkatan kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu.
Pengaruh komponen progestagen dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen untuk
mencegah ovulasi, sehingga dalam 95-98% tidak terjadi ovulasi. Selanjutnya estrogen dalam
dosis tinggi dapat pula mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan terjadinyta implantasi
dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi. 1
Komponen progestagen dalam pil kombinasi seperti disebut diatas memperkuat daya
estrogen untuk mencegah ovulasi. Progestagen sendiri dalam dosis tinggi dapat menghambat
ovulasi, akan tetapi tidak dalam dosis rendah. Selanjutnya, progestagen mempunyai khasiat
sebagai berikut: 1,2,7
1. lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi penetrasi spermatozoon
untuk masuk dalam uterus
2. kapasitasi spermatozoon yang perlu untuk memasuki ovum terganggu
13
penggunaan).
Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
Tidak mengganggu hubungan seksual.
Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah anemia), tidak
mencegah kehamilan.
Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.
Mudah dihentikan setiap saat
Kesuburan segera kembali stelah penggunaan pil dihentikan
Dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat.
Membantu mencegah :
- Kehamilan ektopik,
- Kanker ovarium,
- Kanker endometrium,
- Kista ovarium,
- Penyakit radang panggul,
- Kelainan jinak pada payudara,
- Dismenore, atau
- Akne.
efektifitasnya daspad dipercaya (daya guna teoritis hampir 100%,. Daya guna
pemakaian 95-98%
frekuensi koitus tidak perlu diatur
keluhan-keluhan disnebore yang primer jadi berkurang atau hilang sama
sekali.
siklus haid jadi teratur
persisten
- Tidak mencegah penyakit menular seksual
- Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal.
Yang dapat menggunakan pil kombinasi: 7
Pada prinsipnya hampir semua ibu boleh menggunakan pil kombinasi, seperti :
Usia reproduksi
Telah memiliki anak ataupun yang belum memiliki anak.
Gemuk atau kurus.
Menginginkan metode kontrasepsi dengan efektivitas tinggi.
Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
Setelah melahirkan 6 bulan yang tidak memberikan ASI eksklusif, sedangkan
semua cara kontrasepsi yang dianjurkan tidak cocok bagi ibu tersebut.
Pascakeguguran.
Anemia karena haid berlebihan.
Nyeri haid hebat.
Siklus haid tidak teratur.
Riwayat kehamilan ektopik.
Kelainan payudara jinak.
Kencing manis tanpa komplikasi pada ginjal, pembuluh darah, mata, dan saraf.
Penyakit tiroid, penyakit radang panggul, endometriosis, atau tumor ovarium
jinak.
Menderita tuberkulosis (kecuali yang sedang menggunakan rifampisin).
Varises vena.
Yang tidak boleh menggunakan pil kombinasi: 7
Hamil atau dicurigai hamil.
Menyusui eksklusif.
Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya.
Penyakit hati akut (hepatitis).
Perokok dengan usia > 35 tahun.
Riwayat penyakit jantung, stroke, atau tekanan darah > 180/110 mmHg.
Riwayat gangguan faktor pembekuan darah atau kencing manis > 20 tahun.
Kanker payudara atau dicurigai kanker payudara.
Migrain dan gejala neurologik fokal (epilepsi/riwayat epilepsi).
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari.
Waktu mulai menggunakan pil kombinasi:
Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak hamil.
Hari pertama sampai hari ke 7 siklus haid.
15
Sebaiknya pil diminum setiap hari, lebih baik pada saat yang sama setiap hari.
Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
Sangat dianjurkan penggunaannya pada hari pertama haid.
Pada paket 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang q
tunggu 1 minggu baru kemudian mulai minum pil dari paket yang baru.
Bila muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, ambillah pil yang lain.
Bila terjadi muntah hebat, atau diare lebih dari 24 jam, maka bila keadaan
tersebut.
Bila tidak haid, perlu segera tes kehamilan.
Pada permulaan penggunaan pil kadang-kadang timbul mual, pening atau sakit
kepala, nyeri payudara, serta perdarahan bercak (spotting) yang bisa hilang
sendiri. Kelainan seperti itu muncul terutama pada 3 bulan pertama penggunaan
16
pil, dan makin lama penggunaannya kelainan tersebut akan hilang dengan
sendirinya. Cobalah minum pil pada saat hendak tidur atau pada saat makan
tenanglah.
kemungkinan
adekuatnya
Tidak
besar
efek
datang
karena
estrogen
haid
kurang
terhadap
atau
pemeriksaan
anafilaktik)
Perdarahan pervaginam/spotting
estrogen
lebih
tinggi/50
g,
sampai
HIV
Kemungkinan terlambanya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
bokong).
Depo Noretisteron Enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg Noretindron Enantat,
Jenis Minipil 7
-
begitu kuat).
Endometrium mengalami transpormasi lebih awal sehingga implantasi lebih
sulit.
Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
Mengubah mobilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
Efektifitas 7
Sangat efektif (98,5%). Pada penggunaan minipil jangan sampai terlupa satu-dua tablet
atau jangan sampai terjadi gangguan gastrointestinal (muntah, diare), karena akibatnya
kemungkinan terjadi kehamilan sangat besar. Penggunaan obat-obat mukolitik asetilsistein
bersama dengan minipil perlu dihindari karena mukolitik jenis ini dapat meningkatkan penetrasi
sperma sehingga kemampuan kontraseptif dari minipil dapat terganggu. 7
Agar didapatkan kehandalan yang tinggi, maka: 7
Jangan sampai ada tablet yang lupa.
Tablet digunakan pada jam yang sama (malam hari).
Sanggama sebaiknya dilakukan 3 20 jam setelah penggunaan minipil.
II.2.6.3 Kontrasepsi Implan
Jenis: 7
Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,dengan
diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,dan
diameter 2 mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Jadena dan Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
QuickTime and a
TIFF (Uncompressed) decompressor
are needed to see this picture.
Gambar kontrasepsi
implan subdermal,4
20
Keterbatasan 7
Pada kebanyakan pemakai dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan
bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah haid, serta amenore. Timbulnya
keluhan-keluhan, seperti : nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri payudara,
perasaan mual, pening/pusing kepala, perubahan perasaan/mood atau kegelisahan/nervousness,
membutuhkan tindakan pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan, tidak memberikan efek
protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS, pemakai tidak dapat menghentikan
sendiri pemakaian kontrasepsi sesuai dengan keinginan, akan tetapi harus pergi ke klinik untuk
pencabutan, efektivitasnya menurun bila menggunakan obat-obat tuberkulosis (rifampisin) atau
obat epilepsi (fenitoin dan barbiturat), terjadi kehamilan ektopik sedkit lebih tinggi (1,3 per
100.000 perempuan per tahun).
II.2.6.4 AKDR dengan Progestin
Jenis AKDR yang mengandung hormon steroid adalah progestasert yang mengandung
progesterone dan Mirena yang mengandung levonogestrel. 1,7
1.
Progestasert. Ko-polimer etilen vinil assetat berbentuk T ini memiliki batang vertical
yang mengandung 38 mg progesterone dan barium sulfat dalam dasar silicon. Alat ini
meneluarkan progesterone sekitar 65 mcg/hari kedalam rongga uterus selama 1 tahun.
21
Jumlah ini tidak mempengaruhi kadar progestreron plasma. Alat ini memiliki panjang 36
mm dan lebar 32 mm, dan terdapat benang hitam atau biru tua yang melekata ke pangkal
batang. Untuk memasang harus digunakan teknik penarikan. 1
2.
AKDR Levinigestrel (AKDR LNg). Alat ini serupa dengan progestasert, tetapi
mengandung levonogestrel. Keunggulan utamnya adalah keharusan mengganti yang
hanya setiap 5 tahun, dibandingkasn dengan progestasert yang setiap tahun. Alat ini
membebaskan levonnogestrel kedalam uterus dengan kecepatan relatif konstan 20
mcg/hari, yang secara nyata mengurangi efek sistemik progestin. AKDR ini adalah
polietilen
berbentuk
huruf
yang
batangnya
terbbungkus
oleh
campuran
QuickTime and a
TIFF (Uncompressed) decompressor
are needed to see this picture.
Gambar posisi
Mekanisme kerja
Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui. Pendapat terbanyak adalah
bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai
dengtan sebukan leukosit yang dapat mengah]curkan blastokista atau sperma. 1,10
Dalam kepustakaan lain mengatakan cara kerja AKDR yang mengandung tembaga
mekanisme kerjanya dengan cara menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii,
mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri, AKDR bekerja terutama
mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilisasi, memungkinkan
untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. 7
Jenis-jenis AKDR
Sampai sekarang telah terdapat berpuluh-puluh jenis AKDR; yang paling banyak
digunakan dalam program keluarga berencana di Indonesia ialah AKDR jenis Lippes loop.
AKDR dapat dibagi dalam bentuk yang terbuka linear dan bentuk tertutup sebagai cincin. Yang
termasuk dalam golongan bentuk terbuka dan linear antara lain Lppes loop, Sal-T-coil, multiload
sedang yang termasuk dalam golongan bentuk tertutup dengan bentuk dasar cincin antara lain
adalah Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincin gravenberg, cincin Half-Stone, Birnberg biw, dan
lain-lain. 1
Secara umum, AKDR terdiri dari 2 jenis. Jenis yang secara kimiawi inert terdiri dari
bahan tidak terserap terutama polietilen, dan dibubuhi oleh barium sulfat agar radioopak. Pada
AKDR yang aktif secara kimiawi, terjadi elusi tembaga atau zat progestasional secara terusmennerus yang telah dibahas diatas. 2,10
QuickTime and a
TIFF (Uncompressed) decompressor
are needed to see this picture.
Umumnya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali
motivasi
Ekonomis
Bersifat reversible
Perdarahan
ekspulsi
AKDR Post-Plasenta : teknik ini cukup aman, dapat juga dilakukan pada saat seksio sesaria.
Efektivitas : AKDR post-plasenta telah dibuktikan tidak menambah resiko infeksi,
perforasi dan perdarahan, diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi (6-10%), dan harus disadari
oleh pasien bila mau akan dapat dipasang lagi, kemampuan penolong meletakkan di
fudus uteri amat memperkecil resiko ekspulsi, sehingga perlu pelatihan, kontraindikasi
pemasangan AKDR/IUD post-plasenta (ketuban pecah lama, infeksi intrapartum, dan
perdarahan postpartum)
AKDR umumnya jenis Cu-T dimasukkan ke dalam fundus uteri dalam 10 menit setelah
plasenta lahir, penolong telah menjepit AKDR di ujung jari tengah dan telunjuk yang
selanjutnya menyusuri sampai ke fundus, pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan
benar di fundus, tangan kiri penolong memegang fundus dan menekan ke bawah, jangan
lupa memotong benang AKDR sepanjang 6 cm sebelum insersi.
24
diperlukan motivasi yang berulang-ulang, efektifitas hampir 100%, tidak mempengaruhi libido
seksualis, kegagalan dari pihak pasien tidak ada. 7,8
Metode dengan operasi dewasa ini dijalankan atas dasar sukarela dalam rangka keluarga
berencana. Kerugiannya adalah bahwa tindakan ini dapat dianggap bersifat tidak reversible,
walaupun sekarang ada kemungkinan untuk membuka tuba kembali pada mereka yang aklhirnya
masih menginginkan anak lagi dengan rekanalisasi. Oleh karena itu penutupan tuba hanya dapat
dikerjakan pada nereka yang memenuhi syarat-syarat tertentu. 1,8
Seminar kuldoskopi Indonesia pertama di Jakarta (18-19 Desember 1972) mengambil
kesimpulqn, sebaiknya tubektomi sukarela dilakukan pada wanita yang memenuhi syarat-syarat
berikut: 8
1. umur termuda 25 tahun dengan 4 anak hidup
2. umur sekitar 30 tahun dengan 3 anak hidup
3. umur sekitar 35 tahun dengan 2 anak hidup
Tindakan yang dilakukan sebagai tindakan pendahuluan untuk mencapai tuba falopii
terdiri atas pembedahan transabdominal seperti: laparotomi, mini laparotomi, laparoskopi; dan
pembedahan tranvaginal, seperti kolpotomi posterior, kuldoskopi; serta pembedhan transervika
(trans-uterin), seperti penutupan lumen tuba histeroskopik. 8
Mekanisme kerja : mengoklusi tuba falopii (mengikat dan memotong atau memasang cincin)
sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum. 7
Metode tubektomi antara lain : 1,8
1. Pomeroy 1,8
Metode Pomeroy merupakan cara yang paling sederhana dan paling sering dilakukan.
Bagian tengah tuba dijepit sedemikian rupa sehingga membentuk lingkaran, kemudian
diikat pada bagian pangkalnya dan direseksi di atas ikatan.
Dilaporkan adanya 1 kegagalan dari setiap 300-500 kasus.
25
klem
kemudian
diligasi
tanpa
direseksi.
26
4. Irving 1,8
Masing-masing tuba diligasi pada 2 tempat menggunakan benang yang diserap,
kemudian dipotong dengan bagian proksimal yang lebih panjang. Dibuat lubang pada
dinding uterus anterior atau posterior dekat utero-tubal junction kemudian ditanamkan
ujung tuba proksimal ke dalam uterus sampai miometrium kemudian dijahit. Ujung tuba
distal ditanamkan ke dalam mesosalping dan kemudian dijahit.
Bagian serosa tuba dipisahkan dari bagian muskularis tuba dengan menginjeksikan
larutan salin isotonik subserosa. Dilakukan insisi linear pada balooning serosa, kemudian
dipisahkan secara tumpul bagian serosa tuba dengan bagian muskularis tuba. Bagian
muskularis tuba diligasi pada 2 tempat dengan jarak kurang lebih 5 cm kemudian
direseksi. Bagian serosa tuba ditutup dan dijahit dengan bagian proksimal muskularis
tuba di dalamnya, sedangkan bagian distal muskularis tuba tetap di luar.
6. Kroener (Fimbriektomi) 1,8
Kedua tuba pada bagian ampula diikat di 2 tempat menggunakan benang silk, kemudian
bagian distal ampula beserta seluruh fimbriae direseksi.
Kroener melaporkan tidak ada kegagalan, tetapi peneliti lain melaporkan tingkat
kegagalan 3%. Kegagalan cara ini biasanya disebabkan karena terdapat bagian jaringan
fimbria yang tertinggal, atau terjadi rekanalisasi pada bagian proksimal tuba.
II.2.8.2 Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vasa deferensia sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi. 7
Mekanisme Tindakan
Vasektomi merupakan operasi kecil dimana vas deferens yang berfungsi sebagai saluran
transportasi spermatozoa dipotong dan disumbat. Setelah operasi minor ini, spermatozoa akan
terbendung pada
ujung vas sisi testis yang telah disumbat. Karena vasektomi tidak
mempengaruhi fungsi dari kelenjar-kelenjar asesoris maka produksi cairan semen tetap
berlangsung dan pria yang divasektomi tetap berejakulasi dan ejakulatnya tanpa mengandung
sel spermatozoa. Testis juga tidak terpengaruh dan tetap berfungsi penuh sehingga pria tetap
mempunyai perasaan, keinginan, dan kemampuan seksual yang sama dengan sebelum
vasektomi.
Indikasi
vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi merupakan
ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta melemahkan ketahanan
dan kualitas keluarga. Serta pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan lagi. 1,7
Kontra indikasi
28
Sebetulnya tidak ada kontraindikasi untuk vasektomi; hanya bila ada kelainan local atau umum
yang dapat mengganggu sembuhnya luka operasi, kelainan ini harus disembuhkan dahulu. 1
Keuntungan vasektomi ialah: tidak menimbulkan kelainan fisik maupun mental, tidak
mengganggu libido seksualitas, dapat dikerjakan secara poliklinik. 1
Komplikasi : dapat terjadi saat prosedur berlangsung atau beberapa saat setelah tindakan seperti
reaksi anafilaksis yang disebabkan oleh penggunaan lidokain atau manipulasi berlebihan
anyaman pembuluh darah di sekitar vasa deferensia. Komplikasi pascatindakan dapat berupa
hematoma skloratis, infeksi atau abses pada testis, atrofi testis, epididimitis kongestif, atau
perdarahan kronis granuloma di tempat insisi. Penyulit jangka panjang yang dapat mengganggu
upaya pemulihan fungsi reproduksi adalah terjadinya antibodi sperma. 7
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama
: Ny. T.S
Usia
: 24 tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
No.RM
: 202.85.53
Masuk RS
Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 25/10/2012.
29
Keluhan utama
Mules-mules sejak 7 jam SMRS, HPHT 20-20-2012
Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengaku hamil 36 minggu, HPHT 20-10-2012, ANC dilakukan dibidan sebanyak 3 kali
selama kehamilan, USG juga dilakukan 3x dan hasil berat bayi > 3.000 gr. Demam (-), keutihan
(+), BAK (+).
RPD : HT (-), DM post kuretase di klinik pada kehamilan 8 minggu, yaitu 11 hari SMRS pada
tanggal 6 Juli 2011 ( HTA 10/5/2011) yang sengaja digugurkan dan dilakukan atas kemauan
sendiri karena tidak mau hamil lagi. 1 minggu sebelumnya pasien minum obat tradisional berupa
jamu.
Sekarang pasien mengeluh Keluar darah banyak dan bergumpal sejak 5 jam SMRS, sebelumnya
flek-flek, nyeri perut (+), mules (-), mual (-), BAB dan BAK dbn.
Saat ini pasien mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi agar tidak hamil lagi dan setuju
untuk dipasang spiral setelah dilakukan kuretase di Rumah Sakit umum Pertsahabatan.
Riwayat penyakit dahulu
Diabetes melitus (-), hipertensi (-), alergi (-), hepatitis (-), jantung (-), paru (-), riwayat tindakan
pembedahan sebelumnya (-).
Riwayat penyakit keluarga
Diabetes melitus (-), hipertensi (-), alergi (-), jantung (-), paru (-).
Riwayat menikah
Menikah 1 x pada tahun 2002 yaitu pada usia 26 tahun
Riwayat menstruasi
Menarche usia 17 tahun, teratur, dengan siklus 28 hari, lama haid 5 hari GP 2-3X/hari, nyeri
haid (-)
Riwayat obstetri
30
Riwayat obstetri :
G3 1. , lahir spontan di Bidan, dengan berat lahir 3500 gr, sekarang usia 8 tahun
2. , lahir spontan di Bidan, dengan berat lahir 3500 gr, sekarang usia 2 tahun
3. ini, pada kehamilan 6 minggu dilakukan kuretase dengan sengaja di gugurkan
Riwayat kontrasepsi
Pasien belum pernah menggunakan kontrasepsi apapun
Riwayat sosioekonomi
Pasien adalah ibu rumah tangga, Suami pasien sebagai penjual koran,
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 17 Juli 2011 pukul 07.00 di IGD Kebidanan
Status Generalis
Kesadaran: komposmentis; keadaan umum: baik; gizi: baik
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 36,8C
Kepala
Mata
Leher
Paru
Jantung
Abdomen
Ekstremitas
Status Gynekologi
I : v/u tenang, perdarahan aktif (+)
Io : portio licin, ostium terbuka, tampak jaringan di introitus, perdarahan aktif (+)
VT : CUT sedikit membesar, teraba jaringan di OUE, nyeri goyang portio -/-, CD tidak
31
17/07/2011
11,4
Nilai normal
12-16 g/dl
34
92.9
31
33,3
3,68 juta
13.340
343.000
Positif
87
35-42%
80-100 fL
25-34 pg
32-36%
2,6-5,5 juta
5-10 rb/mm3
150rb-440rb/mm3
1-5 menit
Merah
Keruh
++
4-6
Penuh
Negatif
Kuning
Negatif
1-4
0-1
Negatif
Diagnosis
Sisa konsepsi pada P2A1 post kuretase
Tatalaksana
Rencana diagnosis
32
Rencana terapi
Kuretase tajam
Rencana edukasi
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai rencana diatas dan keuntungan dan kerugian
serta efek samping dari kontarasepsi spiral.
Laporan kuretase dan pemasangan IUD
Pasien dalam posisi litotomi dalam analgesi neuroleptik
Asepsis dan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya
Kandung kemih dikosongkan
Dipasang spekulum bawah dan atas
Portio dijepit pada jam 12
Spekulum atas di lepas, dilakukan sonde uterus
Sondase masuk 10 cm
Dengan menggunakan kuret tajam didapatkan jaringan 10 cc, jaringan dikirim untuk
pemeriksaan PA
Dipastikan tidak ada sisa, kuretase selesai
Kemudian di lakukan pemasangan IUD
Sondase masuk 10 cm
AKDR dimasukkann ke dalam uterus melalui OUE sambil mengadakan tarikan ringan pada
cunam cerviks
Tabung penyalur digerakkan didalam uterussesuai dengan arah poros kavum uteri yang telah
ditentukan lebih dahulu dengan sonde uterus
Sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, plunger menahan AKDR dalajm
posisinya
Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, pendorong juga dikeluarkan
Cunam dilepas
Benang AKDR digunting 3 cm dari ostium
33
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien Ny. 45 tahun datang dengan keluhan utama keluar darah dari kemaluan sejak 5
jam SMRS. Pasien mengaku post kuretase di klinik pada kehamilan 8 minggu, atas keinginan
sendiri, hal itu disebabkan karena pasien tidak mau punya anak lagi. Oleh karena itu dokter
menyarankan untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD, tujuan kontrasepsi adalah untuk
mencegah kehamilan yang bersifat reversibel.
Dilihat dari segi fisiologi dan psikologi waktu pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim
(IUD) paling ideal segera dipasang setelah abortum. Kecuali pada septic abortion merupakan
kontra indikasi. Pemasangan alat kontrasepsi dalam rahim dapat dipasang dalam keadaan
berikut:
Perdarahan
Keuntungan dari alat kontrasepsi dalam rahim dibanding dengan kontraseps yang lain adalah:
Umumnya memerlukan satu kali pemasangan dan dengan demikian satu kali motivasi
Ekonomis
Bersifat reversibel
BAB III
KESIMPULAN
Kontrasepsi ialah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Usaha-usaha itu dapat
bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen. Yang bersifat permanen dinamakan pada
wanita tubektomi dan pada pria vasektomi.
Kontrasepsi memiliki peranan dalam setiap fase reproduksi, yaitu untuk menunda
kehamilan atau menjarangkan kehamilan. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat
dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau implan, penggunaan
alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi
(tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid. Dari
sekian banyak cara tersebut, penggunaan obat oral termasuk cara yang paling banyak digunakan
karena sudah lama dikenal dan efektivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi.
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Winknjosastro H, Saifudin AB. Ilmu Kandungan. Kontrasepsi. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Edisi kedua. Jakarta, 2008.
2. Saifuddin AB, Affandi B,dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Mutu Pelayanan
Keluarga Berencana. YBPS, Jakarta, 2003.
3. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. Contraception and Sterilization. Williams Obstetrics
22st ed. McGraw-Hill, USA, 2005:725-47
4. Anonym.
[Online].
2009
[dikutip
21
Juli
2011];
Tersedia
dari:
Kontrasepsi.
www.medicastore.com
5. Mochtar R. Sinopsis Obstetri.Edisi kedua. Jakarta: EGC. 2005. hal 255-334.
6. Mansjoer A, dkk. Kapita Selekta Kedokteran. Kontrasepsi. Edisi Ketiga. Jilid 1.Media
Aesculapius FKUI. 2001
7. Saifuddin AB, Affandi B,dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Metode
Kontrasepsi. YBPS, Jakarta, 2003.
8. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Kontrasepsi. Edisi ketiga. Cetakan Kesembilan. YBPSP.
2007. hal 905-36.
9. Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM. Kontrasepsi. Buku Panduan Pelayanan Medis.
RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo. 2007. hal 98-16
10. Sklar AJ. Tubal Sterilzation.[Online]. 2010 [dikutip 21 Juli 2011]; Tersedia dari: Emedicine.
www. emedicine.com.
36
37