You are on page 1of 5

AsTrOnOmY ClUb SmAkI BPK PENABUR Jakarta

Solusi Try Out II Olimpiade Sains Nasional Astronomi 2007


Astronomy Club SMAK I BPK PENABUR Jakarta
Oleh : Hans Gunawan
I. Theoretical round Esai (3 jam)
1. (KATEGORI : MUDAH)
Terang yang diamati berasal dari pantulan sinar Matahari yang dipantulkan oleh mata
kucing. Perubahan magnitudo tersebut terjadi akibat ada kucing yang mengedipkan
matanya, sehingga fluks pantulan cahaya dari mata kucing tersebut berkurang.
Perubahan magnitudo = 24,52m 24,32m = 0,2m.
nilai : 15
Hal ini setara dengan perubahan fluks sebesar :
m m = 0,2m = -2,5 log (E/E)
nilai : 20
E = 0,832 E
E  fluks pantulan cahaya saat tidak ada kucing yang mengedipkan mata.
E  fluks pantulan cahaya saat ada satu kucing yang mengedipkan mata
Akibat ada satu kucing yang mengedipkan mata terjadi penurunan fluks
(E) = E E = (1-0,832) E = 0,168 E
Jumlah kucing = E/E = 1/0,168 = 5,95 6.

nilai : 25
nilai : 30

nilai : 10
2. (KATEGORI : SEDANG)
obs = 6563,49
o = 6563
= obs - o = 0,49
Gunakan hukum Dopler : / o = Vr/c
nilai : 25
0,49/6.563 = Vr/c  Vr = 22,4 km/s.
Asumsikan bahwa nova itu mengembang ke segala arah dengan kecepatan
pengembangan yang homogen, maka Vradial = Vtangensial.
nilai : 15
Vr = Vt  Vt = 22,4 km/s
4,74
4,74.0,015
nilai : 25
Vt =
=
= 22,4  p = 0,0032 (bagi pengamat di Bumi).
p
p
 sudut paralaks  di
Bumi  0,0032
Jika nova tersebut diamati dari planet Saturnus :
sudut paralaks  di
Saturnus

Matahari
Bumi
Hans Gunawan _ 2007

Saturnus

AsTrOnOmY ClUb SmAkI BPK PENABUR Jakarta


Dari gambar dapat dihitung jarak bintang ke Matahari dengan persamaan :
nilai : 10
1
d=
p = 1/(0,0032) = 312,5 parsec.
Jadi, sudut paralaks bintang di Saturnus dapat dihitung dengan persamaan :
d Saturnus matahari
9,5AU
9,5
p=
x 206265" =
x 206265" =
= 0,0304
312,5pcx 206265AU
312,5
d matahari b int ang
nilai : 25
3. (KATEGORI : SULIT)
a. Matahari terbenam di kutub Utara sekitar tanggal 23 September (ketika Matahari
ada di katulistiwa dan bergerak menuju ke selatan).
nilai : 10
b.
nilai : 7,5
d
o

o
o
23
horison
o
o
23
sin(230) = (o)/d
d = 0,627o.
nilai : 10
 Lintasan yang ditempuh matahari terbenam = 2d
Kecepatan gerak Matahari terbenam di kutub (kecepatan revolusi Bumi) =
360 0
 =
= 1,141 x 10-5 derajat/sekon
nilai : 10
365,25.24.3600
Durasi peristiwa matahari terbenam yang diamati beruang kutub :
2.0,627
2.0,627
t=
= 109.926 sekon = 30 jam 32,1 menit nilai : 10
=

1,141.10 5
c. Untuk memperpanjang durasi pengamatan matahari terbenam, sang beruang harus
berbaring saat piringan Matahari hampir menyentuh horison dan berdiri ketika
matahari sudah hampir terbenam.
nilai : 15
d. Anggaplah tinggi beruang ketika berdiri adalah sekitar 2 meter. Jari-jari Bumi
(sesuai daftar konstanta = 6.370 km).
hbear

Rbumi

nilai : 7,5

d
o

23

Rbumi

o +
0,0454o

sin(23 o) = (0,25o+0,0454o)/d
d = 0,741o
nilai : 10

cos =

R bumi
6.370.000
6.370.000
=
=
= 0,0454o.
R bumi + h bear
6.370.000 + 2 63.370.002

nilai : 10

Maka, dari data di atas kita peroleh panjang lintasan yang ditempuh piringan
matahari = 2d = 1,482o.
Durasi terpanjang peristiwa matahari terbenam yang diamati beruang kutub :
1,482
1,482
= 129.939 sekon = 36 jam 5,7 menit
t=
=

1,141.10 5
nilai : 10

Hans Gunawan _ 2007

AsTrOnOmY ClUb SmAkI BPK PENABUR Jakarta


4. (KATEGORI : SEDANG)
Dalam Gambar 1 tampak bahwa bagian bulan yang terang berada di bagian bawah
agak mengarah ke selatan. Hal ini berarti bahwa Matahari yang sudah terbenam
berada di bawah agak keselatan dari posisi bulan. Kita ketahui bahwa pada bulan
Desember Matahari berada di langit sebelah selatan sehingga penampakan bulan
seperti pada Gambar 1 hanya bisa dilihat dari daerah di sekitar ekuator Bumi.
nilai : 35
Pada Gambar 2, bagian bulan yang terang menghadap ke selatan. Karena pada bulan
Desember Matahari berada di langit selatan, maka penampakan bulan sabit seperti ini
hanya bisa dilihat dari daerah Bumi bagian utara.
nilai : 35
Waktu penampakan bulan sabit dalam kedua gambar adalah sore hari dan berada di
sebelah barat, hal ini berarti bahwa pada sore hari bulan sabit tersebut sudah hampir
terbenam. Dengan demikian umur bulan sabit dapat diperkirakan lebih kecil dari 7
hari.
nilai : 30
5. (KATEGORI : SULIT)
P = 30 hari = 0,0821 tahun
te = 8 jam = 0,0009 tahun
tt = 1 jam 18 menit = 0,0001 tahun
Vr1 = 30 km/s = 6,3285 AU/tahun
Vr2 = 40 km/s = 8,4380 AU/tahun
Untuk orbit berupa lingkaran berlaku Vr =

te = 8 jam

PVr
2 r
r=
P
2

PVr1
(0,0821)(6,3285)
=
= 1,24 x 107 km nilai : 10
2
2
PVr 2
(0,0821)(8,4380)
a2 =
=
= 1,65 x 107 km nilai : 10
2
2

a1 =

C t1 = 1 jam D

a = a1 + a2 = 0,0827 + 0,1103 = 0,1930 AU = 2,89 x 107 km

18 menit

nilai : 10

( t e + t t ) 4R 1
2 a
2 (0,1930)
 R1 =
(t e + t t ) =
(0,0009 + 0,0001)
=
4P
4(0,0821)
P
2a
= 0,0039 AU = 5,86 x 105 km = 0,84 R

( t e t t ) 4R 2
2 a
2(0,1930)
 R2 =
(t e t t ) =
(0,0009 0,0001)
=
4P
4(0,0821)
P
2 a
= 0,0028 AU = 4,22 x 105 km = 0,61 R


nilai : 20

nilai : 20

Karena i = 90o maka sin i = sin 90o = 1 sehingga


a3
(0,1930) 3
M1 = 2
=
= 0,61 M

P (1 + a 1 / a 2 ) (0,0821) 2 (1 + 0,0827 / 0,1103)

nilai : 15

a3
(0,1930) 3
M2 = 2
=
= 0,46 M

P (1 + a 2 / a 1 ) (0,0821) 2 (1 + 0,1103 / 0,0827)

nilai : 15

6. (KATEGORI : SEDANG)
a. Anda mengamati gerhana Bulan total di zenith pada tanggal 21 Juni. Pada tanggal
tersebut, Matahari sedang ada di garis balik utara (deklinasi = +23o). Garis edar
harian Matahari saat itu melewati zenit bagi pengamat di lintang 23o LU.
Gerhana Bulan bisa terjadi jika Matahari, Bumi dan Bulan (hampir) berada dalam
satu garis lurus. Jadi, dapat ditarik kesimpulan Bulan melewati lintang -23,5o dan
lokasi pengamat tersebut ada di sekitar lintang 23o LS.
nilai : 20

Hans Gunawan _ 2007

AsTrOnOmY ClUb SmAkI BPK PENABUR Jakarta


b. Pada saat gerhana bulan, piringan bulan yang tertutup bayangan Bumi dimulai dari
sisi sebelah Timur. Hal ini disebabkan kecepatan orbit Bulan mengelilingi Bumi
(3600/29 hari) lebih besar dibandingkan kecepatan revolusi Bumi (360o/365,25
hari) sehingga menimbulkan efek piringan Bulan yang tertutup bayangan Bumi
dimulai dari sisi sebelah Timur. Piringan Bulan yang akan tertutup bayangan
Bumi menyambut bayangan Bumi dari sisi Timur (Bulan terbit di Timur dan
terbenam di Barat)
nilai : 20
c. Saat gerhana Bulan (baik GBT/GBSebag), Bulan sedang ada dalam fase Bulan
purnama (sisi siang permukaan Bulan/sisi yang diterangi sinar Matahari
menghadap sisi malam Bumi), dan jika diamati dari Bulan maka Bumi akan
nampak berada dalam fase Bumi baru (Bumi tidak terlihat karena sisi malam
bumi menghadap sisi siang Bulan).
nilai : 10

Earth

Mo
on

nilai : 5
Keterangan sketsa gambar : Misalkan, A adalah penduduk Bumi dan B adalah
sang astronot. A sedang mengamati fase Bulan purnama, maka dari gambar di
atas terlihat jelas B sedang mengamati fase Bumi Baru.
d. Gerhana Bulan tersebut bisa diamati dari separuh belahan Bumi yang sedang
mengalami malam hari, tetapi karena karena bumi berotasi dan durasi gerhana
yang cukup lama, maka gerhana bulan tersebut bisa diamati dari 50% lebih
permukaan Bumi (sekitar 56 %).
nilai : 15
e.
bayangan Bumi

16

A

B


C


piringan Bulan

41

Gerhana Bulan total dimulai saat piringan Bulan ada di posisi A dan berakhir saat
Bulan sampai di posisi C.
nilai : 10
Jarak yang ditempuh piringan Bulan (AC) = 82 32 = 50 = 0,83o
nilai : 10
Kecepatan orbit Bulan = 360o/29 hari = 12,2 o/hari = 0,51o/jam.
Durasi totalitas gerhana Bulan tersebut = 0,83/0,51 = 1,63 jam.
nilai : 10

7. (KATEGORI : MUDAH)
Bintang yang ada di piringan galaksi adalah bintang-bintang populasi I, yaitu bintangbintang relatif muda. Bintang-bintang yang masih relatif muda umumnya ada dalam
gugus bintang terbuka (open cluster). Gugus terbuka mengandung bintang-bintang
yang umumnya masih ada di deret utama dan sedikit yang sudah berevolusi menjadi
raksasa merah. Sehingga jika bintang-bintang dalam gugus terbuka di-plot dalam
diagram H-R, akan terlihat sebagian besar bintang-bintangnya terkonsentrasi di pita

Hans Gunawan _ 2007

AsTrOnOmY ClUb SmAkI BPK PENABUR Jakarta


deret utama. Dan gambar diagran H-R yang paling mendekati keadaan open cluster
nilai : 50
ini adalah gambar A.
Bintang-bintang yang terletak di halo galaksi umumnya adalah bintang-bintang
populasi II. Bintang-bintang ini termasuk bintang-bintang tua (unsurnya masih belum
banyak mengandung unsur berat) dan umumnya bintang-bintang ini termasuk gugus
bola (globular cluster). Karena gugus ini mengandung bintang-bintang yang sudah
tua, maka sudah banyak bintang-bintang anggota gugus ini yang sudah meninggalkan
deret utama dan menjadi raksasa merah. Sehingga jika bintang-bintang dalam gugus
bola di-plot dalam diagram H-R, akan terlihat sebagian besar bintang-bintangnya
sudah tidak ada di pita deret utama melainkan ada di daerah kanan atas (daerah
raksasa merah). Dan gambar diagran H-R yang paling mendekati keadaan globular
cluster ini adalah gambar B. (gambar C dan D kurang melengkung ke kanan 
kurang banyak bintang yang sudah meninggalkan deret utama. Jadi, yang paling
mungkin ditemukan di halo galaksi adalah gambar B karena daerah halo adalah
daerah galaksi yang mengandung bintang-bintang yang mungkin tertua dibandingkan
bintang-bintang di bagian galaksi lainnya).
nilai : 50

--- Selamat Belajar --Hans Gunawan

Hans Gunawan _ 2007

You might also like