You are on page 1of 7

VENTILASI DAN PENCAHAYAAN YANG

MEMENUHI RUMAH SEHAT


VENTILASI DAN PENCAHAYAAN YANG MEMENUHI
RUMAH SEHAT
I. PENDAHULUAN
Rumah atau hunian adalah tempat dimana seseorang tinggal berserta keluarganya, memiliki
hubungan sosial masyrakat sekitarnya dan melakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka
mempersiapkan diri untuk aktivitas diluar rumah. Rumah pada umum adalah sebagai tempat
berlindung untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan , terhindar dari cuaca yang tidak
menentu, hewan buas, serta beristirahat. Tapi pengertian rumah sudah melebar sesuai dengan
perkembangan jaman.
Hal pertama yang paling penting adalah rumah harus dapat mewadahi kegiatan penguninya,
dan cukup luas bagi seluruh pemakainya dengan menentukan kebutuan ruang yang baik
disediakan bagi setiap orang. Lingkungan rumah sebaiknya terhindar dari faktor-faktor yang
merugikan kesehatan, misalnya kawat listrik bertegangan tinggi, limbah buangan pabrik
atau asap yang merugikan kesehatan, polusi udara dari kendaran dan debu jalan yang
berlebihan, polusi dari sumber dari sumber pencemaran udara seperti asap pabrik, tempat
pembuangaan sampah atau peternakan. Ganguan-ganguan terhadap kesehatan apabila
berlangsung secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit yang tidak diinginkan.
Rumah merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan dimana segala sesuatu tentang
rumah akan mempengaruhi kehidupan. Segala aktivitas berawal dari rumah sehingga
rancangan rumah harus dimaksimalkan agar sehat. Rumah didesain menjadi rumah sehat yang
merupakan faktor penting yang harus diperhatikan setelah tampilan rumah.
Rumah sehat adalah dambaan dari setiap orang, untuk memenuhi itu maka desain rumah harus
memenuhi kriteria rumah sehat seperti, perencanaan ventilasi, pencahayaan, bahan,
lingkungan, ukuran rumah dam lain sebagaimya. Dalam karya ilmiah ini saya akan membahas
dua hal yaitu ventilasi dan pencahayaan yang sesuai syarat rumah sehat.

Rumah merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan pangan.
Rumah sehat dan terletak di lingkungan yang sehat adalah idaman setiap keluarga, karena
rumah dan lingkungan merupakan sarana pembinaan keluarga yang mempunyai pengaruh
dalam pembentukan watak penghuninya. Disamping itu juga mencerminkan tingkat
ke"sehat"an, ketertiban, keamanan, ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat.
Syarat teknis Rumah Sehat pada saat merencanakan dan membangun, r umah sehat serta
layak untuk dihuni harus memenuhi beberapa syarat teknis rumah sehat sebagai berikut:

1.
Segi Ke-"sehat"an. Artinya bagian-bagian rumah yang mempengaruhi ke-"sehat"an
keluarga hendaknya dipersiapkan dengan baik terutama:
a. Penerapan dan lubang hawa/peranginan/ventilasi dalam setiap ruang harus cukup
b. Penyediaan air bersih yang memenuhi syarat ke"sehat"an bagi keluarga.
c.Pengaturan pembuangan air limbah dan sampah sehingga tidak menimbulkan
pencemaran
d.Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab. Lingkungan tidak terpengaruh
pencemaran seperti bau, rembesan air kotor, udara kotor, gangguan suara dan sebagainya.
2. Segi Kekuatan Bangunan (Konstruksi). Artinya bagian-bagian dari bangunan "rumah"
mempunyai konstruksi dan bahan yang dapat dijamin keamanannya, seperti:
a. Konstruksi bangunan yang cukup kuat, baik untuk menahan berat bangunan "rumah"
sendiri maupun pengaruh luar seperti angin, hujan, gempa dan lain-lain

itu

b. Bahan bangunan yang dipakai harus dapat menjamin keawetan dan kemudahan dalam
pemeliharaan "rumah" serta cukup terlindung dari karat, kelapukan dan serangga/rayap.
c. Bahan tahan api digunakan untuk bagian yang mudah terbakar dan bahan tahan air untuk
bagian yang selalu basah.
3. Segi Penataan Ruang Setempat, Untuk mendirikan bangunan dalam mewujudkan tertib
bangunan harus memperhatikan:
a. Lokasi sesuai peruntukannya.
b. Kepadatan bangunan yang diijinkan.
c. Jarak bangunan/"rumah" ke jalan maupun ke bangunan/"rumah" lain.
Sehingga dengan demikian akan tercipta keseimbangan terhadap lingkungan.
4.
Segi Kenyamanan. "Rumah" sebagai tempat membina keluarga, tempat melakukan
kegiatan sehari-hari maka harus diperhatikan segi kenyamanannya supaya anggota keluarga
dapat melakukan kegiatan sehari-hari , maka harus dapat istirahat atau melakukan kegiatan
dengan nyaman. Untuk itu yang perlu diperhatikan antara lain:
a. Penyediaan ruangan yang mencukupi kebutuhan (mengikuti standart matra ruang dan
koordinasi modular untuk bangan "rumah" tinggal.
b. Penyesuaian ukuran ruang dengan kegiatan penghuni "rumah".
c. Penataan ruang yang cukup baik.
d. Pemilihan dekorasi dan warna ruang yang serasi.
e. Penghijauan halaman "rumah" diatur sesuai kebutuhan

III. PEMBAHASAN
A. VETILASI

vetilasi rumah sehat


Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi. Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran
udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan
oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya
O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi
meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di
dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.
Kelembaban ini merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteribakteri
penyebab penyakit).
Fungsi kedua dari pada ventilasi adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteribakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus.
Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. Fungsi lainnya adalah untuk menjaga
agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humudity) yang optimum.
Ada 2 macam ventilasi, yakni:
a) Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah
melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain
ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan, karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan
serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita
dari ganguan-ganguan tersebut. usaha mendapatkan ventilasi alamiah bisa diperoleh. Oleh
karena itu perlu diketahui bahwa ventilasi mendasarkan diri pada dua prinsip, yaitu :
Ventilasi Horisontal
Ventilasi horizontal timbul karena udara dari sumber yang datang secara horizontal. Kondisi ini
bisa terjadi bila ada satu sisi (bagian rumah) yang sengaja dibuat panas sementara di sisi lain
kondisinya lebih sejuk. Kondisi sejuk ini dapat diperoleh bila bagian tersebut kita tanami pohon
yang cukup rindang atau bagian tersebut sering terkena bayangan (ingat prinsip dasar udara
yang mengalir dari daerah bertekanan tinggi /dingin ke daerah bertekanan rendah/panas).

Ventilasi Vertikal
Prinsip dasar ventilasi vertikal adalah memanfaatkan perbedaan lapisan-lapisan udara, baik di
dalam maupun di luar yang memiliki perbedaan berat jenis. Ventilasi vertikal ini akan sangat
bermanfaat untuk bangunan rumah 2 lantai atau lebih.
b) Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara
tersebut, misalnya mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah
di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar
udara tidak berhenti atau membalik lagi, intinya harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah
harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
Ada beberapa indikator yang dapat menentukan satu rumah sudah memiliki tata udara yang
cukup bagus atau belum. Salah satunya dengan memerhatikan temperatur ruang yang
dirasakan penghuni. Aman biasanya memiliki temperatur udara berkisar 2230 derajat Celsius.
Selain itu, kecepatan dan volume angin yang masuk ke dalam rumah juga turut menentukan.
Cara perhitungannya adalah dengan menganalisis besaran inlet atau banyaknya ventilasi udara
masuk, serta outlet yakni ventilasi bukaan udara keluar. Indikator kedua yaitu lokasi rumah dan
lingkungan. Dua indikator tersebut merupakan faktor penentu untuk mengetahui letak ventilasi
yang tepat pada sebuah rumah.
Lalu, untuk perhitungan tata udara secara buatan dilakukan dengan perhitungan volume ruang
dan konversi terhadap jenis kegiatan dalam ruangan tersebut. Tiap ruang memiliki karakter dan
kebutuhan masing-masing terhadap udara. Namun, yang paling penting diperhatikan dan
menjadi faktor utama adalah manusia atau penghuni itu sendiri. Statistik bisa menentukan
standardisasi kenyaman thermal dan kebutuhan intensitas cahaya dalam ruang. Namun,
pengalaman ruang yang dirasakan dan yang diinginkan penghuni adalah hal yang paling
utama.
Prinsip membuat ventilasi rumah sehat adalah bagaimana membuat lebih mudah bergerak dari
luar ke dalam maupun sebaliknya. Oleh karenanya peletakan bukaan ventilasi menjadi faktor
penting. Agar angin yang masuk bisa mengalir dengan lancar maka penempatan bukaan
ventilasi dilakukan secara berhadapan (cross ventilation). Kondisi ini mempermudah aliran
udara untuk saling bertukar, satu bagian menjadi tempat masuknya udara bagian yang
berhadapan menjadi tempat pengeluarannya begitu pula sebaliknya. Namun yang perlu diingat
agar aliran udara bisa mengalir melintang di seluruh ruang maka ketinggian lubang ventilasi
yang saling berhadapan sebaiknya dibuat tidak sama.
Selain bergerak secara horizontal, aliran udara di dalam rumah juga bergerak secara vertikal.
Hal ini sesuai dengan prinsip dasar bahwa udara mengalir dari area bertekanan tinggi (dingin)
ke area bertekanan rendah (panas). Bagian atas rumah cenderung lebih panas dari bagian
bawah hal ini disebabkan karena adanya pemanasan bangunan oleh sinar matahari (pada
bagian atap bangunan). Kondisi ini menyebabkan udara bergerak dari area bawah ke atas.
Agar udara panas ini dapat keluar, dan terjadi aliran maka perlu ditempatkan lubang angin di
bagian atas rumah. Dengan demikian, udara panas bisa terbuang digantikan udara yang lebih
dingin dari bagian bawah rumah.
Ventilasi yang baik dalam ruangan harus mempunyai syarat lainnya, di antaranya:

Luas lubang ventilasi tetap, minimum 5% dari luas lantai ruangan. Sedangkan luas lubang
ventilasi insidentil (dapat dibuka dan ditutup) minimum 5%. Jumlah keduanya menjadi 10%
dikali luas lantai ruangan. Ukuran luas ini diatur sedemikian rupa sehingga udara yang masuk
tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit. Udara yang masuk harus udara bersih, tidak
dicemari oleh asap dari sampah atau dari pabrik, dari knalpot kendaraan, debu dan lain-lain.
Aliran udara diusahakan ventilasi silang dengan menempatkan lubang hawa berhadapan antara
2 dinding ruangan. Aliran udara ini jangan sampai terhalang oleh barang-barang besar misalnya
almari, dinding sekat dan lain-lain.
Rumah yang ideal/sehat juga memiliki prosentase ventilasi/bukaan total 15%-20% dari luas
keseluruhan tapak/lahan. Proporsi volume udara yang dibutuhkan dari masing-masing ruang
memiliki nilai yang berbeda-beda. Hal ini disesuaikan dengan fungsi ruang tersebut. Kamar
mandi yang memiliki kelembaban tinggi, maka membutuhkan pergantian udara sebanyak enam
kali volume ruangnya (volume dihitung dari luas ruang x tinggi ruang). Misal kamar mandi
berukuran 33 m dengan tinggi 3 m, membutuhkan pergantian udara sebanyak (3x3x3)x6 =
162 m2/jam. Sedangkan kamar tidur membutuhkan pergantian udara sebesar 2/3 volume ruang
tiap jamnya.
Bagi ruangan yang didesain dan bisa dipadukan dengan ruang terbuka seperti taman, ventilasi
tentu bukan menjadi parmasalahan berarti. Namun bagaimana dengan ruang yang berada di
tengah-tengah ruang lain dan tidak dimungkinkan untuk membuat bukaan untuk ventilasi?
Untuk ruangan yang berada di tengah-tengah dan tidak terdapat area bukaan untuk
mengalirkan udara, perlu dilakukan pendekatan yang berbeda. Kita bisa menggunakan alat
untuk membantu sirkulasi udara, misal exhaust fan atau ventilating fan (penyedot udara). Di
pasaran ada berbagai jenis exhaust fan, diantaranya wall mount (dipasang di dinding), ceiling
mount (dipasang di plafond/langit-langit) serta window mount (dipasang di jendela). Prinsip
peletakan exhaust fan adalah bersilangan dengan bukaan depan. Hal ini bertujuan agar
perputaran udara dapat berjalan secara maksimal.
Perencanaan sistem ventilasi yang baik banyak member keuntungan. Di tengah maraknya isu
penghematan energi, sebuah rumah yang didesain dengan sistem ventilasi yang baik, turut pula
mendukung program ini. Pengaturan sistem penghawaan yang baik akan menghemat
penggunaan pengkondisi ruang (AC). Di sisi lain, bukaan ventilasi berfungsi pula memasukkan
terang langit sekaligus mendukung sistem pencahayaan alami di dalam rumah. Sehingga pada
waktu siang hari, penggunaan lampu bisa diminimalkan sekaligus menghemat penggunaan
listrik.
B.

PENCAHAYAAN

Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang


cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan
rumah, terutama cahaya mata hari di samping kurang nyaman, juga merupakan media atau
tempat yang baik
untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di
dalam rumah akan menyebabkan silau, dan akhirnya dapat merusakkan mata. Cahaya dapat
dibedakan menjadi 2, yakni:
a) Cahaya alamiah, yakni matahari. Cahaya ini sangat penting, karena dapat membunuh
bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya baksil TBC. Oleh karena itu, rumah yang
sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup. Seyogyanya jalan masuk cahaya
luasnya sekurangkurangnya 15 % sampai 20% dari luas lantai yang terdapat di dalam
ruangan rumah. Perlu diperhatikan di dalam membuat jendela diusahakan agar sinar matahari
dapat langsung masuk ke dalam ruangan, tidak terhalang oleh bangunan lain. Fungsi jendela
disini, di samping sebagai ventilasi, juga sebagai jalan masuk cahaya. Lokasi penempatan
jendela pun harus diperhatikan dan diusahakan agar sinar matahari lama menyinari lantai
(bukan menyinari dinding). Maka sebaiknya jendela itu harus di tengah-tengah tinggi dinding
(tembok). Jalan masuknya cahaya alamiah juga diusahakan dengan genteng kaca. Genteng
kaca pun dapat dibuat secara sederhana, yakni dengan melubangi genteng biasa waktu
pembuatannya,kemudian menutupnya dengan pecahan kaca. memperhitungkan besar cahaya
yang masuk melalui bukaan atau jendela dapat dilakukan dengan dua metode, yakni cara
direktorat penyelidikan masalah bangunan (DPMB) dan building coverage ratio (BCR).
Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup, tidak kurang dan tidak terlalu banyak.
Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping
kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan
berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan
menyebabkan panas dan silau akhirnya dapat merusakkan mata.
b) Cahaya buatan yaitu menggunakan sumber cahaya yang bukan alamiah, seperti lampu
minyak tanah, listrik, api dan sebagainya. Kualitas dari cahaya buatan tergantung dari
terangnya sumber cahaya (brightness of the source). Pencahayaan buatan bisa terjadi dengan
3 cara, yaitu direct, indirect, semi direct atau general diffusing.

Secara umum pengukuran pencahayaan terhadap sinar matahari adalah dengan


menggunakan lux meter, yang diukur ditengah-tengah ruangan, pada tempat setinggi < 84 cm
dari lantai, dengan ketentuan tidak memenuhi syarat kesehatan bila < 50 luxatau > 300 lux, dan
memenuhi syarat kesehatan bila pencahayaan rumah antara 50-300 lux. Menurut Lubis dan
Notoatmodjo (2003), cahaya matahari mempunyai sifat membunuh bakteri, terutama kuman
mycobacterium tuberculosa. Menurut Depkes RI (2002), kuman tuberkulosa hanya dapat mati
oleh sinar matahari langsung. Oleh sebab itu, rumah dengan standar pencahayaan yang buruk
sangat berpengaruh terhadp kejadian tuberkulosis. Menurut Atmosukarto dan Soeswati (2000),
kuman tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab dan gelap tanpa
sinar matahari sampai bertahun-tahun lamannya, dan mati bila terkena sinar matahari, sabun,
lisol, karbol dan panas api.
Kentungan-keuntungan yang dapat diperoleh dari ventilasi dam pencahayaan yang baik adalah
Evisiensi terhadap pengunaan listrik, Lingkungan akan menjadi sehat karena dengan
ventilasi dan pencahayaan yang baik dapat membunuh kuman yang berbahaya bagi kesehatan
dan juga dapat memaksimalkan potensi alam.

DAFTAR PUSTAKA
Hindarto Probo. 2007. Inspirasi Rumah Sehat di Perkotaan. Yogyakarta: CV Andi Offset
Satwiko Prasasto. 2005. Arsitektur Sdar Energi. Yogyakarta: CV Andi Offset
http://19design.wordpress.com/2011/04/23/mengenal-lebih-jauh-sistem-ventilasi/
http://tasikyou.multiply.com/journal/item/9
http://www.p2kp.org/wartaarsipdetil.asp?mid=3049&catid=2&
http://sarastiana.com/2011/07/29/pencahayaan-rumah-sehat-dan-hemat/

rudiansyah

You might also like