Professional Documents
Culture Documents
Diare akut didefinisikan sebagai defekasi dengan tinja berbentuk cair atau setengah
cair dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya, yang berlangsung kurang dari 15
hari. Pada anak dengan diare, kandungan air di dalam tinja lebih dari 10ml/kg/hari,
sedangkan pada dewasa lebih dari 200g/hari atau 200ml/24jam.
Patomekanisme
Akibat rangsangan tertentu ( misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan kesempatan usus untuk menyerap makanan,
sehingga timbul diare, sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulakan diare pula.
Patogenesis
Virus dapat secara langsung merusak vili usus halus sehingga mengurangi luas
permukaan usus halus dan mempengaruhi mekanisme enzimatik yang mengakibatkan
terhambatnya perkembangan normal vili enterocytes dari usus kecil dan perubahan dalam
struktur dan fungsi epitel. Perubahan ini menyebabkan malabsorbsi dan motilitas abnormal dari
usus selama infeksi rotavirus 7.
Bakteri mengakibatkan diare melalui beberapa mekanisme yang berbeda. Bakteri non
invasive (vibrio cholera, E.coli patogen) masuk dan dapat melekat pada usus, berkembang baik
disitu, dan kemudian akan mengeluarkan enzim mucinase (mencairkan lapisan lendir), kemudian
bakteri akan masuk ke membran, dan mengeluarkan sub unit A dan B, lalu mengeluarkan cAMP
yang akan merangsang sekresi cairan usus dan menghambat absorpsi tanpa menimbulkan
kerusakan sel epitel. Tekanan usus akan meningkat, dinding usus teregang, kemudian terjadilah
diare 8.
Bakteri invasive (salmonella spp, shigella sp, E.coli invasive, campylobacter)
mengakibatkan ulserasi mukosa dan pembentukan abses yang diikuti oleh respon inflamasi.
Toksin bakteri dapat mempengaruhi proses selular baik di dalam usus maupun di dalam usus.
Enterotoksin Escherichia coli yang tahan panas akan mengaktifkan adenilat siklase, sedangkan
toksin yang tidak tahan panas mengaktifkan guanilat siklase. E.coli enterohemoragik dan
Shigella menghasilkan verotoksin yang menyebabkan kelainan sistemik seperti kejang dan
sindrom hemolitik uremik 8.
asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan pendarahan dalam otak, kesadaran menurun
(soporokomatosa) dan bila tidak segera ditolong penderita dapat meninggal 9.
Semua akibat diare cair diakibatkan karena kehilangan air dan elektrolit tubuh melalui
tinja. Dehidrasi adalah keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan volume darah
(hipovolemia), kolaps kardiovaskular dan kematian bila tidak diobati dengan tepat. Ada tiga
macam dehidrasi :
1. Dehidrasi isotonik
Ini adalah dehidrasi yang sering terjadi karena diare. Hal ini terjadi bila kehilangan air dan
natrium dalam proporsi yang sama dengan keadaan normal dan ditemui dalam cairan
ekstraseluler.
2. Dehidrasi Hipertonik
Beberapa anak yang diare, terutama bayi sering menderita dehidrasi hipernatremik. Pada
keadaan ini didapatkan kekurangan cairan dan kelebihan natrium. Bila dibandingkan dengan
proporsi yang biasa ditemukan dalam cairan ekstraseluler dan darah. Ini biasanya akibat dari
pemasukan cairan hipertonik pada saat diare yang tidak di absopsi secara efisien dan pemasukan
air yang tidak cukup.
3. Dehidrasi Hipotonik
Anak dengan diare yang minum air dalam jumlah besar atau yang mendapat infus 5 %
glukosa dalam air, mungkin bisa menderita hiponatremik. Hal ini terjadi karena air diabsopsi dari
usus sementara kehilangan garam (NaCl ) tetap berlangsung dan menyebabkan kekurangan
natrium dan kelebihan air.6
Gejala Klinik
Mula-mula bayi/anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan
berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah
dan/ atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Karena
seringnya defekasi, anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama makin menjadi asam
akibat banyaknya asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi
oleh usus.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah banyak
kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun, pada bayi ubun-ubun
besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering.1,3
Menurut banyaknya cairan yang hilang, derajat dehidrasi dapat dibagi berdasarkan :
a. Kehilangan berat badan 9
a. Tidak ada dehidrasi, bila terjadi penurunan berat badan 2 %.
b. Dehidrasi ringan, bila terjadi penurunan berat badan 2 - 5 %.
c. Dehidrasi sedang, bila terjadi penurunan berat badan 5 10 %.
d. Dehidrasi berat, bila terjadi penurunan berat badan 10 %.
b.Skor Maurice king 9
Tabel I. Penentuan derajat dehidrasi berdasarkan sistem Maurice king
Bagian tubuh yang
0
diperiksa
Keadaan umum
Sehat
Gelisah,
cengeng, Mengigau,
apatis, ngantuk
atau syok
koma
Kekenyalan kulit
Normal
Sedikit kurang
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Ubun-ubun besar
Normal
Sedikit cekung
Sangat cekung
Mulut
Normal
Kering
Sedang (120-140)
Denyut
nadi
menit
Ket : Nilai 0-2 = dehidrasi ringan, nilai 3-6 = dehidrasi sedang, nilai 7-12 = dehidrasi berat
c. Menurut WHO (1980)
Tabel II. Modifikasi petunjuk dalam menentukan derajat dehidrasi menurut WHO (1980).
Tanda dan Gejala
1.Keadaan umum
Dehidrasi ringan
Dehidrasi sedang
Dehidrasi berat
Mengantuk, lemas,
ektremitas dingin,
dan kondisi :
- Bayi dan anak
Kecil
berkeringat,
sianotik, mungkin
- Anak lebih besar
dan dewasa
koma
pusing pada
Biasanya sadar,
perubahan
gelisah, ektremitas
dingin, berkeringat
dan sianotik, kulit
jari-jari tangan dan
kaki berkeriput,
Normal
kejang otot.
Cepat, halus,
Dalam, mungkin
kadang-kadang
3.Pernafasan
Normal
cepat
tidak teraba
4.Ubun-ubun besar
Normal
Cekung
5.Elastisitas kulit
Pada pencubitan,
Lambat
Sangat cekung
elsatisitas kembali
segera
detik)
Cekung
6.Mata
Normal
Kering
Sangat cekung
7.Air mata
Ada
Kering
Sangat kering
8.Selaput lendir
Lembab
Berkurang dan
Sangat kering
9.Pengeluaran urin
Normal
warna tua
Normal-rendah
10.Tekanan darah
Normal
< 80 mmHg,
mungkin tidak
sistolik
teratur
6-9%
% kehilangan
berat
45%
10 % atau lebih
60 90 ml/kg
Prakiraan kehilangan
40 50 ml/kg
cairan
Pembagian dehidrasi menurut Modul Pelatihan Diare. UKK Gastro-Hepatologi IDAI. 2009
Kategori
Dehidrasi Berat
Tanpa Dehidrasi
Mata cowong
Gelisah
Mata Cowong
Pemeriksaan Tambahan
Eritrosit: anemia
Kadar elektrolit
Pemeriksaan tinja
Penanganan
Rehidrasi:
Parenteral: jika tidak bisa makan, ada muntah atau dehidrasi berat
Asupan nutrisi: makanan kaya serat, pasien tidak boleh puasa (kecuali bila
muntah-muntah hebat)