Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waralaba yang memiliki potensi sangat besar di Indonesia adalah jenis
waralaba restoran makanan cepat saji, karena jumlah penduduk Indonesia dengan
pertumbuhan perkapita yang tergolong tinggi, dan ketersediaan makanan cepat
saji semakin dibutuhkan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat,
terutama di kawasan perkotaan yang dinamis. Didukung juga kecenderungan gaya
hidup masyarakat yang semakin mengarah kepada hal-hal lebih praktis. Tidak
terkecuali pada pola makan yang gemar menyantap sajian yang serba instant.
Pada saat ini salah satu waralaba lokal yang tidak kalah bersaing dengan
waralaba asing adalah J.CO Donuts & Coffee. J.CO Donuts & Coffee pada saat
sekarang ini merupakan trend setter pecinta donat. J.CO Donuts & Coffee adalah
produk dalam negeri dengan menggunakan konsep dari luar negeri dan
disempurnakan dengan modernisasi dan kualitas terbaik. Sesuai dengan namanya,
J.CO Donuts & Coffee mempunyai produk makanan berupa donat yaitu camilan
atau makanan selingan pengantar makan besar dan produk minuman berupa kopi
serta teh yang panas maupun dingin. Yang diunggulkan oleh J.CO Donuts &
Coffee adalah produk makanannya, yaitu donat. Selain donat, tersedia juga
cappucinno dan mocca, caramel, tea dan lain-lain.
Gerai J.Co Donuts dibuka pertama kalinya 26 Juli 2005 lalu di Jakarta,
sampai sekarang banyak orang masih rela mengantri atau berebut meja dan tempat
duduk demi beberapa keping donat. Mereka yang mengantri adalah kalangan
kelas menengah ke atas karena gerai dari J. Co berada di mal-mal berkelas seperti,
Senayan city, Bandung Indah Plaza, Paris Van Java (PVJ), atau Cihampelas Walk
(Ciwalk).
Banyak orang mengira J.Co yang bernama lengkap J.Co Donuts &
Coffee adalah produk asing yang masuk ke pasar Indonesia. J.Co sebenarnya
adalah produk dalam negeri yang diciptakan oleh penduduk asli Indonesia. J.Co
mengimpor semua bahan baku donatnya, sehingga tidak heran kalau harganya pun
lebih mahal dibandingkan dengan pasar tradisional. J.Co juga memberikan
pemandangan lain, meskipun bentuknya tetap bundar dengan lubang di tengah,
topping gaya J.Co berbeda dengan para pendahulunya di Indonesia. Satu gerai
J.Co
Donuts
&
Coffee
bisa
menjual
15.000
donuts
sehari.
Brand
AVANZA
Kategori produk
Multi Purposes
Vehicle (MPV)
Pemilik merek
Toyota (ATPM di
Indonesia: PT Toyota
Astra Motor / TAM)
PT Softex Indonesia
Baby Diapers
Yamaha MIO
Motor matic
PT Yamaha Motor
Kencana Indonesia
4
5
Bank MANDIRI
THE FUK
Jasa Perbankan
Produk Perawatan
Wajah
Pelembab Wajah
MIZONE
Minuman isotonic
XL
Kafe yang
menyediakan cemilan
donut
Operator Selular
PT Aqua Golden
Misissipi Tbk
Kelompok Usaha Johny
Andrean
10
Gerry
PT Excelcom Pratama
Tbk
Biskuit
Garuda Food
Sumber(http://agungdsp.wordpress.com Okt 2009).
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat, J.CO Donuts & Coffee memasuki
posisi kedelapan dan merupakan termasuk dalam sepuluh merek produk pilihan
konsumen yang mengalami tingkat pertumbuhan yang relative tinggi pada tahun
2007. Hal ini menunjukkan bahwa J.CO Donuts & Coffee mampu bersaing
dengan baik dan mampu membuktikan produktifitasnya di tengah persaingan
pasar yang semakin ketat. Oleh karna itu J.CO Donuts & Coffee terpilih sebagai
pemenang The Integrated Marketing Champion 2008, oleh majalah SWA yang
bekerjasama dengan Mark Plus & Co. Selama kurang dari 3 tahun selama
beroperasi, J.CO Donuts & Coffee telah mendapatkan penghargaan dari media.
Selain award yang telah diberikan, terdapat 3 award lainnya yaitu CAKRAM
AWARD 2008 dari majalah CAKRAM, Best Innovation dari majalah
Marketing, dan Best Donut 2006 dari majalah FREE (www.jcodonuts.com Okt
2009).
Salah satu faktor penting dalam benak konsumen jika mengkonsumsi
sesuatu adalah merek. Merek menurut Durianto (2004) adalah nama, istilah tanda,
simbol, rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mendifinisikan barang
atau jasa seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari
produk pesaing. Tujuan utama dari pemberian merek adalah menanamkan merek
sebagai identitas ke sistem memori konsumen, karena identitas merek adalah
heart dan soul of the brand (Aaker, 1997).
Brand Equity (ekuitas merek) adalah seperangkat asosiasi dan perilaku
yang dimiliki oleh pelanggan merek, anggota saluran distribusi, dan perusahaan
yang memungkinkan suatu merek mendapatkan kekuatan, daya tahan, dan
keunggulan yang dapat membedakan dengan merek pesaing (Astuti dan Cahyadi,
2007).
Melalui merek yang sudah menjadi identitas produk yang kuat,
kedekatan merek dengan konsumen akan terjalin secara fungsional dan emosional,
sebagai self expressive yang dihasilkan oleh merek tersebut. Hal ini pula yang
membuat J.Co menjadi berkembang pesat bisnis nya pada saat ini. Konsumen
telah memiliki persepsi tersendiri tentang merek J.Co donut dan Coffee. Merek
J.Co telah memberikan pengaruh positif terhadap keuntungan yang didapatkan,
para konsumen seolah-olah telah terhipnotis dengan merek tersebut dan akhirnya
ingin mencicipi produk yang ditawarkan oleh J.Co, yaitu donut dan coffee.
Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen.
Kekuatan merek terletak pada kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
pembelian. Merek diyakini
orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Merek yang kuat akan
Ha :
konsumen.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan perkuliahan Diploma III Program Studi Manajemen Pemasaran di
Jurusan Administrasi Niaga.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
yang ditimbulkan ekuitas merek dari J.Co donuts dan Coffee terhadap keputusan
pembelian konsumen. Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini dapat diperinci sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah dimensi ekuitas merek berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Untuk mengetahui seberapa besar dimensi-dimensi ekuitas merek
tersebut.
3. Untuk mengetahui dimensi manakah yang paling berpengaruh
dalam keputusan pembelian konsumen.
1.4 Manfaat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dapat bermanfaat bagi :
1. Penulis
Penelitian ini merupakan sarana yang tepat bagi penulis untuk menerapkan
konsep-konsep yan telah diterima dalam proses belajar mengajar di
Program Studi Manajemen Pemasaran Politeknik Negeri Bandung,
terutama berkaitan dengan Manajemen Pemasaran.
2. Pembaca
Dengan adanya penelitian ini penulis mengharapkan para pembaca akan
mengetahui seberapa besar pengaruh yang diberikan ekuitas merek
terhadap keputusan pembelian konsumen, selain itu penelitian ini juga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
konsisten
kepada
pelanggannya
yang
didalamnya
mengandung
keistimewaan, pembeda, keunikan, dan jasa yang berbeda dengan yang lain.
Berikut adalah pengertian brand menurut beberapa ahli :
Merek menurut Durianto (2004) adalah nama, istilah, tanda, simbol,
rancangan, atau kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau
jasa seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk
pesaing. Lalu menurut Durianto dkk (2004) merek adalah nama, istilah, tanda,
simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Sedangkan pengertian merek menurut
Rangkuti (2002) agak berbeda yaitu janji penjual untuk secara konsisten
memberikan feature, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.
Dapat ditarik satu kesamaan bahwa merek merupakan sesuatu hal yang
mampu mendeskripsikan karakteristik dari penjual. Dari berbagai pendapat para
ahli maka dapat ditarik definisi baru mengenai merek yaitu suatu nama, tanda,
simbol, desain, dan kombinasi dari semuanya yang mampu mengidentifikasikan
janji penjual kepada pembeli untuk selalu memberikan yang terbaik kepada
konsumen.
Existing Brand
New Brand
Line Extension
Brand Extension
Multi Brand
New Brand
Top
of
Mind
Brand Recall
Brand Recognition
Unware of Brand
10
11
memegang peran
Harga Optimum
12
13
ability,
yaitu
kemampuan
memberikan
pelayanan
dan Finish,
munculnya
atau
14
yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek
atau brand image di dalam benak konsumen. Secara sederhana, pengertian brand
image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen.
Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki
konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian
merek (brand personality) (Rangkuti, 2002).
Menurut konsep Brand Equity ten yang dikembangkan oleh David A.
Aaker, kategori asosiasi merek mewakili 3 elemen, yaitu sebagai berikut
(Durianto, dkk, 2004) :
1. Persepsi Nilai
Persepsi nilai suatu produk merupakan suatu persepsi yang
melibatkan manfaat fungsional dimata konsumen. Nilai merupakan
hal penting untuk suatu merek. Merek yang tidak memiliki nilai
akan mudah diserang oleh pesaing. Menurut Durianto, dkk (2004)
terdapat 5 dimensi yang menjadi penggerak utama pembentukan
persepsi nilai terkait dengan kepuasan pelanggan, yaitu dimensi
kualitas produk, dimensi harga, dimensi kualitas layanan, dimensi
emosional, dimensi kemudahan.
2. Kepribadian Merek
Kepribadian merek dapat diartikan sebagai suatu hal yang dapat
menghubungkan ikatan emosi merek tersebut dengan manfaat
merek itu sendiri sebagai dasar untuk diferensiasi merek dan
customer relationship yang pada akhirnya akan berujung pada
keuntungan yang akan diraih oleh perusahaan. Seorang konsumen
akan lebih tertarik untuk memilih suatu merek apabila ia merasa
kepribadian merek tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Sebuah
penelitian telah menemukan suatu skala yang dapat digunakan
untuk mengukur kepribadian merek (Durianto, dkk, 2004) sebagai
berikut :
a. Ketulusan (sederhana, jujur, sehat, riang)
15
16
Com
mited
Buyer
17
18
Kotler
dan
Keller
(2009)
Periset
pemasaran
telah
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Perilaku pasca
pembelian
Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller (2009) Manajemen Pemasaran Edisi 13 hal. 185
b. Komersial
c. Publik
keputusan
pembelian.
Sumber
komersial
biasanya
19
Memberikan
Nilai
kepada
Customer dengan menguatkan
terhadap :
Memberikan
nilai
kepada
perusahaan dengan menguatkan :
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
20
datang telah menyukai strategi merek yang dipromosikan, maka mereka akan
melakukan apa saja di dalam batasan tertentu demi merek yang diinginkan,
termasuk dalam pembelian terhadap produk atas merek yang diinginkan. Melalui
Gambar 2.6 tentang konsep ekuitas merek yang mempengaruhi keputusan
pembelian dapat diketahui bahwa merek juga membantu meyakinkan konsumen,
dimana mereka akan mendapatkan kualitas yang konsisten ketika mereka
membeli produk merek tersebut.
adalah
salah
satu
faktor
yang
perlu
dipertimbangkan
dalam
Dalam
banyak
hal,
sikap
terhadap
merek
tertentu
sering
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pemilihan Topik
Penelitian
Diskusi Topik
dengan Dosen
Pembuatan
Kuesioner
Sampling design
Pilot Testing
Penyebaran
Kuesioner
Penentuan Topik
Penelitian dan
Pengajuan
Kajian
Literatur/Kepustakaan
Pengolahan dan
Analisa Data
Pada alur penelitian diatas, tahap pertama yang dilakukan peneliti adalah
identifikasi masalah yaitu dimana peneliti mengidentifikasi masalah yang sedang
menjadi sorotan dari masyarakat dengan melihat di Internet atau artikel-artikel
22
dikoran dan buku. Setelah menemukan masalah yang tepat peneliti mencari
informasi tentang masalah yang terjadi dan menetukan topik penelitian yang akan
dilakukan, dengan cara membaca literatur, buku maupun sumber lainnya. Setelah
mencari informasi dari masalah-masalah tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang Brand Equity.
Tahap selanjutnya adalah menentukan sample dan membuat kuesioner.
Kuesioner yang dibuat diadaptasi dari Fadli dan Qamariah (2008). Sebelum
kuesioner ini disebarkan, dilakukan uji kelayakan kuesioner (pilot testing) kepada
30 responden yang bertujuan untuk mengetahui bahwa kuesioner layak
disebarkan.
Setelah kuesioner tersebut valid maka peneliti melakukan tahap
selanjutnya yaitu mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk penelitian,
dengan cara membagikan kuesioner pada responden. Setelah data tersebut
terkumpul peneliti mengolah dan menganalisis data tersebut, Sebelum akhirnya
dituangkan dalam laporan akhir penelitian.
3.1.1 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
dengan metode survei, dimana peneliti memperoleh informasi dari hasil kuesioner
yang diolah lebih lanjut. Cara pembagian kuesionernya adalah dengan
menggunakan metode self administered questionnaire dimana responden mengisi
sendiri pernyataan yang disediakan. Terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud
dan tujuan dari penyebaran kuesioner tersebut. Setelah itu, peneliti menjelaskan
mengenai petunjuk pengisian kuesioner untuk menghindari terjadinya bias dalam
pengisian kuesioner.
23
Brand Awarness
Perceived
Quality
Ekuitas Merek
Keputusan
Pembelian
Konsumen
Brand
Association
Brand Loyalty
24
500
1000-2500
200
300-500
Product test
200
300-500
25
200
300-500
150
200-300
Test-Market Audit
10 Stores
10-20 Stores
Focus Group
6 Groups
10-15 Groups
26
bentuk kategori yang memiliki tingkatan intensitas sesuai dengan pernyataan riset
(Istijanto, 2005).
Variabel-
Definisi Operasional
Indikator
Skala
No
Pengukuran
Kesanggupan
konsumen
1. Pengenalan
mengingat
merek
Skala
1-4
Likert
tingkat
kepopuleran
maupun
dengan
pesaing.
Kesan Kualitas (X2)
Persepsi
atau
27
Skala
5-8
penilaian
kualitas
Likert
produk
secara 3. Nilai
keseluruhan
terhadap
suatu merek.
fungsional/harga
jual
4. Kesempurnaan
produk
5. Nilai emosional
Skala
benak
konsumen 2. Keamanan
Likert
setelah
melakukan
penilaian
9-11
produk
merek
pilihan
dibandingkan
dengan
Skala
12-
Likert
15
Skala
19-
Likert
25
ulang
pilihan
dibandingkan
dengan
ke
merek lain
Kegiatan
penentuan 1. Hambatan
(Y)
pemilihan produk/jasa
informasi
tahapan
Pengenalan
prestise
produk
masalah, 4. Pengaruh
orang
Pencarian
Informasi,
Evaluasi
Alternatif, 5. Rekomendasi
Keputusan Pembelian,
dan
Perilaku
lain
Pembelian
Sumber : Adopsi dari Fadli dan Qamariah (2008) Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 1
28
Dalam penelitian ini skala yang digunakan skala likert. Setiap pernyataan
dalam kuesioner ini terdiri dari lima jawaban pilihan yang memungkinkan
responden untuk memilih jawaban dari setiap pernyataan yang terdapat dalam
kuesioner. Bobot penilaian skala Likert adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Bobot Penilaian Skala Likert
Bobot
Keterangan
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
Sumber : Simamora (2005)
29
Component Matrix
Simamora (2005) menyatakan bahwa talbel dalam component
matrix berisi faktor loadings (yaitu nilai korelasi) antara setiap
faktor dan variabel-variabel analisis.
30
31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pria
Wanita
<18
18-25
26-30
94
41.6%
132
58.4%
41
18.1%
172
76.1%
6
2.7%
30-36
>36
Pelajar
SMA
4
3
27
1.8% 1.3%
11.9%
Jumlah = 226 Orang
32
Pekerjaan
PNS/
Wiras
Mahasis
Polri/
wa
wasta
TNI
181
6
4
80.1% 2.7% 1.8%
Kary
awan
Lain
-lain
3
1.3%
5
2.2%
>1bulan
107
47.3%
pria atau dipresentasikan 58.4% untuk responden wanita dan 41.6% untuk
responden pria. Dibandingkan dengan pria, ternyata wanita lebih sering
mengunjungi gerai J.co Donuts and Coffe hal ini dikarenakan tempat tersebut
sering digunakan hanya sekedar untuk bertemu dengan teman ataupun saling
berbincang-bincang sambil menyantap donut. Pada dasarnya, segmen dari J.co
Donuts and Coffe adalah anak muda atau pun mahasiswa yang dapat dilihat dari
tabel 4.1 dengan jumlah 172 orang untuk kelompok umur 18-25 tahun. Dan
sebesar 80.1% jumlah mahasiswa yang pernah mengunjungi gerai J.co Donuts
and Coffe.
Kebanyakan dari mereka, intensitas untuk membeli donat di J.co Donuts
and Coffe yaitu lebih dari 1 bulan dengan jumlah sebesar 47.3% . Data tersebut
dapat didukung dengan rata-rata pengeluaran dari responden yaitu hanya sebesar
Rp 500.000-2.500.000,- tiap bulan nya. Hal tersebut relatif standar untuk
pengeluran dari setiap mahasiswa yang pernah mengunjungi gerai J.co Donuts
and Coffe.
Sehingga secara keseluruhan dari responden tersebut dapat diketahui
bahwa kebanyakan dari wanita yang lebih sering mengunjungi J.co Donuts and
Coffe dibandingkan dengan pria. Selain itu pekerjaan yang paling dominan dari
responden adalah sebagai mahasiswa dengan rata-rata pengeluaran per bulan
berkisar antara Rp 500.000-2.500.000,-.
34
Pernyataan
Kesadaran
KESMER1
Merek
KMO
Sig.
.500
.000
Total
Component
Cumulative
Matrix
.909
82.625%
KESMER2
.909
KESKUAL2
.854
.628
.000
63. 230%
KESKUAL4
Asosiasi
Merek
Loyalitas
Merek
.834
.687
ASOMER2
.805
.500
.000
64.762%
ASOMER3
.805
LOYMER4
.870
LOYMER3
.671
.000
LOYMER1
68. 152%
.829
.775
35
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai dari KMO untuk variabel
kesan kualitas lebih besar dari 0.5 yaitu sebesar 0,628. Oleh karena itu pernyataan
kuesioner untuk mengukur variabel kesan kualitas dinyatakan valid. Hal ini juga
didukung dari hasil analisis Bartlett yang memberikan nilai signifikan
0,00(dibawah nilai batas signifikan, yaitu 0,05). Hasil analisis total cumulative
dinyatakan valid karena lebih besar dari 60 % yaitu sebesar 63,23 %. Dengan
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data tersebut layak untuk dianalisis
lebih lanjut.
Pada variabel asosiasi merek terdapat 3 pernyataan yang mengukur
variabel tersebut. Tetapi terdapat 1 pernyataan yang kurang mendukung untuk
mengukur dari variabel asosiasi merek, sehingga pernyataan tersebut harus
direduksi agar layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Dari tabel 4.2 tersebut dapat menjelaskan bahwa variabel asosiasi merek
diukur dengan 2 pernyataan dengan hasil KMO sebesar 0,5 yang merupakan batas
minimal untuk validitas agar layak dianalisis selanjutnya. Hal tersebut didukung
dengan hasil signifikansi kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0.000 dan juga total
cumulative sebesar 64.762% yang lebih besar dari 60%. Sehingga variabel
asosiasi merek ini layak untuk dianalisis lebih lanjut.
Terdapat 4 pernyataan yang digunakan untuk mengukur variabel loyalitas
merek dalam kuesioner. Setelah direduksi pernyataan tersebut menjadi 3
pernyataan yang valid dan layak untuk dianalisis.
Dari tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai analisis KMO variabel
loyalitas merek lebih besar dari 0,5 yaitu sebesar 0,671. Sehingga pernyataan
dalam kuesioner untuk mengukur variabel loyalitas merek dinyatakan valid. Hal
ini juga didukung dari hasil analisis Bartlett yang memberikan nilai siginifikansi
0,00(di bawah nilai batas signifikan, yaitu 0,05). Hasil analisis total varian
menunjukan bahwa ketiga pernyataan loyalitas merek adalah valid, karena persen
kumulatif dari analisis total varian lebih besar dari 60% yaitu sebesar 68,152%.
Berdasarkan hasil tersebut, maka variabel loyalitas merek layak untuk diolah lebih
lanjut.
36
Pernyataan
KMO
Sig.
.500
.000
Total
Component
Cumulative
Matrix
KEPPEM6
.847
71.691%
KEPPEM5
.847
Sumber : Olah Data SPSS
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa nilai KMO sebesar 0,500 yang
berarti batas minimal untuk validitas agar layak dianalisis selanjutnya. Hal ini
diperkuat dengan Bartlett dengan menunjukan signifikansi sebesar 0.000 yang
berarti dibawah dari 0.5 atau batas signifikansi. Selain itu, persen kumulatif yang
dihasilkan pun valid yaitu sebesar 71,691 % yang mengharuskan diatas 60%.
Sehingga variabel keputusan pembelian layak untuk dianalisis lebih lanjut.
4.1.3 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk menjawab pertanyaan riset penelitian
ini. Analisis regresi dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 dan metode
stepwise. Berikut adalah hasil dari analisis regresi dari hasil olah data :
Tabel 4.4 Model Summary
R Square
Model
R Square
.515a
.266
.266
81.014
594b
.353
.087
30.078
Change
37
F Change
Tabel 4.4 menunjukan bahwa dari keempat dimensi ekuitas merek hanya
dua dimensi yang memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian yaitu
dimensi loyalitas merek dan asosiasi merek. Kolom R menjelaskan terdapat
hubungan atau korelasi antara ekuitas merek dan keputusan pembelian sebesar
0.594. Suatu hubungan dua variabel dikatakan kuat apabila nilai R mendekati 1.
Setelah mengetahui hubungan dari kedua variabel, selanjutnya adalah pengaruh
dari ekuitas merek terhadap keputusan pembelian.
Kolom
Square
bernilai
0.353
yang
berarti
ekuitas
merek
Sig.
(Consant)
9.849E-17
1.000
Loyalitas Merek
.418
.000
Asosiasi Merek
.311
.000
Sig.
Kesadaran Merek
.155
Kesan Kualitas
.505
38
Sig.
Hasil
1.428
.155
Diterima
Persamaan regresi :
Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Y= 1.351+ 0.079 + 0.021 + 0.272 + 0.410
39
Diterima
Ditolak
Ditolak
4.2 Pembahasan
Setelah melakukan olah data dan analisis regresi, selanjutnya adalah
pembahasan mengenai identifikasi masalah yang telah disinggung sebelumnya
pada BAB I. Pembahasan ini dilakukan dengan melihat hasil yang sebenarnya dari
olah data sebelumnya dan juga membandingkan dengan teori-teori yang relevan
dengan bahasan penelitian ini. Berikut adalah pembahasan mengenai pertanyaan
yang terdapat di penelitian ini :
4.2.1 Dimensi ekuitas merek yang mempengaruhi secara signifikan kepada
keputusan pembelian konsumen
Pada dasarnya, ekuitas merek tersendiri mempunyai pengaruh kepada
keputusan pembelian konsumen. Hal tersebut didasari pada pemikiran konsumen
yang selalu atau cenderung untuk memilih brand yang lebih dikenal luas oleh
masyarakat. Pemilihan tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat pada proses
pembelian terdapat tahap information search dimana calon pembeli tersebut akan
mencari tahu tentang produk apa yang akan mereka beli nantinya.
Merek-merek yang telah mempunyai kesan positif dalam benak
konsumen tentunya juga mempunyai nilai ekuitas merek yang tinggi. Dalam
pembentukan ekuitas merek terdapat 4 dimensi yang mewakili yaitu kesadaran
merek (brand awareness), kesan kualitas (perceived quality), asosiasi merek
(brand association) dan loyalitas merek (brand loyalty). Keempat dimensi
tersebut tentunya mempunyai kontribusi terhadap pembentukan ekuitas merek.
Dimensi ekuitas merek yang mempengaruhi secara signifikan pada penelitian ini
diantaranya :
1. Dimensi Loyalitas Merek
Dimensi loyalitas merek mempengaruhi secara signifikan
kepada
keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.10 dengan signifikansi 0.000 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut diperkuat dengan uji tabel t
sebesar 7.375 yang lebih besar daripada t tabel yaitu 1,960. Sehingga dimensi
loyalitas merek ini berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
Loyalitas merek merupakan inti dari ekuitas merek itu sendiri. Hal tersebut pun
40
diungkapkan oleh Rangkuti (2002) dimana loyalitas merek merupakan inti dari
ekuitas merek yang menjadi gagasan sentral dalam pemasaran, karena loyalitas
merek sendiri merupakan satu ukuran keterkaitan seorang pelanggan pada sebuah
merek. Semakin tinggi loyalitas merek maka akan semakin tinggi pula nilai dari
ekuitas merek tersebut. J.co Donuts and Coffee merupakan makanan donat yang
digemari dan paling diminati oleh masyarakat pada saat ini.
Ketika seseorang akan memutuskan untuk membeli donat di gerai J.co
Donuts and Coffee tentunya ia pun mempunyai pertimbangan-pertimbangan
tersendiri. Selain memang karena banyak diminati oleh masyarakat, J.co Donuts
and Coffee pun mempunyai berbagai pilihan rasa dan diolah dari bahan-bahan
yang berkualitas. Sehingga calon pembeli pun tidak akan ragu dalam memutuskan
membeli donat di J.co Donuts and Coffee. Dalam kenyataannya, J.co Donuts and
Coffee telah memiliki komunitas J.Co Community, hal tersebut dibentuk karena
sebagai bentuk apresiasi terhadap pelanggan J.co Donuts and Coffee yang telah
menjadikan merek tersebut dalam pemilihan untuk melakukan pembelian donat.
Seringkali pelanggan dari J.co Donuts and Coffee membeli donat lebih
dari 1 bulan sekali, dapat dilihat pada tabel 4.1 mengenai profil responden. Dan
tidak menutup kemungkinan juga kepada pelanggan J.co Donuts and Coffee yang
lainnya untuk membeli donat dengan intensitas seminggu 1x ataupun ada yang
membeli seminggu sekali. Hal itu tentunya sejalan dengan konsep yang
dikemukakan oleh Durianto dkk (2004) yang menyatakan bahwa konsumen yang
memiliki loyalitas kuat terhadap suatu merek akan tetap melanjutkan pembelian
produk tersebut, meskipun saat ini banyak bermunculan berbagai merek di pasar
yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul serta dapat memberikan
jaminan peningkatan perolehan laba perusahaan di masa yang akan datang.
kepada
keputusan pembelian dapat dilihat pada tabel 4.10 dengan signifikansi 0.000 yang
berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal tersebut diperkuat dengan uji tabel t
41
hitung sebesar 5.484 lebih besar daripada t tabel yaitu 1,960. Sehingga dimensi
asosiasi merek ini berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian konsumen.
Asosiasi merek mempunyai karakterisitik yang bisa membedakan merek
yang satu dengan merek yang lainnya. Dengan berbagai macam karakteristik,
tentunya konsumen bisa mengingat mengenai merek tersebut dan dapat
menghasilkan suatu bentuk citra tentang merek (brand image) di benak mereka.
Menurut Fadli dan Qamariah (2008) asosiasi merek dapat menciptakan nilai bagi
perusahaan dan para pelanggan, karena ia dapat membantu proses penyusunan
informasi untuk membedakan merek yang satu dengan merek lainnya. Berbagai
asosiasi yang diingat konsumen dapat menghasilkan suatu bentuk citra tentang
merek (brand image) di benak konsumen.
Merek J.co Donuts and Coffee telah memberikan karakteristik yang
berbeda agar mudah dikenali oleh konsumen nya. Hal tersebut telah memberikan
dampak yang positif terhadap perkembangan merek J.co Donuts and Coffee saat
ini. Ciri khas dari gerai J.co Donuts and Coffee yaitu membuka gerainya di
beberapa tempat strategis di kota Bandung misalnya saja gerai J.co Donuts and
Coffee terdapat di Mall Bandung Indah Plaza, Ciwalk(Cihampelas Walk), PVJ
(Paris Van Java) dan masih ada tempat strategis lainnya.
Sehubungan dengan itu untuk memberikan ciri khas yang berbeda J.co
Donuts and Coffee pun memberikan kualitas produk yang terbaik dengan
mengimpor seluruh bahan baku dari luar negeri. Hal itu dikarenakan untuk
menjamin bahwa donat yang dijual di gerai J.co Donuts and Coffee adalah aman
untuk dikonsumsi oleh semua orang.
Dengan berbagai macam asosiasi merek J.co Donuts and Coffee yang
tertanam di benak konsumen, hal itu telah mendorong konsumen untuk membeli
donat di gerai J.co Donuts and Coffee. Asosiasi merek juga dapat membangkitkan
berbagai atribut produk atau manfaat bagi konsumen yang pada akhirnya akan
memberikan alasan spesifik bagi konsumen untuk membeli dan menggunakan
merek tersebut (Durianto, dkk, 2004).
42
43
rakyat. Karena memang pada dasarnya segmen dari J.co Donuts and Coffee
adalah kalangan menengah keatas dan kebanyakan yang membeli dari kelompok
mahasiswa. Pada tahapan keputusan pembelian, terdapat evaluasi alternatif yang
memungkinkan konsumen mempertimbangkan faktor harga produk sebelum
memutuskan dan membeli. Harga yang dipasang J.co Donuts and Coffee memang
terlampau tinggi di benak mahasiswa sehingga kesan yang ditimbulkan pada saat
menyinggung soal harga, para responden mahasiswa tentunya kurang setuju
dengan harga tersebut. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan hasil kuesioner yang
diberikan kepada responden, dengan pernyataan Harga yang dipasang J.co
Donuts and Coffee terjangkau. Dari hasil jawaban responden, sebanyak 34,1%
menjawab netral. Dari jawaban tersebut mengandung makna bahwa, responden
tidak terlalu setuju bahwa harga J.co Donuts and Coffee itu terjangkau pada uang
jajan mahasiswa.
Commited buyer adalah para pelanggan setia yang mempunyai kebanggan dalam
menemukan atau menjadi pengguna suatu merek (Rangkuti, 2002). Selain itu,
Fadli dan Qamariah (2008) pun memberikan pemahaman yang sama pada
loyalitas merek ini yaitu loyalitas merek sebagai sejauh mana seorang konsumen
menunjukan sikap positif terhadap suatu merek,
berniat untuk terus membelinya di masa depan. Hal tersebut tentunya terdapat
hubungan yang positif yang signifikan antara kepuasan dan keputusan konsumen
44
dengan loyalitas merek. Dari keempat dimensi ekuitas merek, loyalitas merek lah
yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian.
Sementara itu Asosiasi merek pun memberikan kontribusi pada
keputusan pembelian. Sebelum melakukan pembelian, tentunya konsumen pun
mencari informasi tentang merek yang akan ia pilih. Brand image yang baik
pastinya akan dipilih oleh konsumen sebagai keputusan pembelian konsumen.
Merek J.co Donuts and Coffee memberikan pencitraan yang baik di benak
konsumen, sehingga merek tersebut telah dipercaya konsumen. Hal tersebut
didukung oleh pernyataan Durianto dkk (2004) yaitu Keterkaitan pada suatu
merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau
penampakan mengkomunikasikannya. Berbagai asosiasi yang diingat konsumen
dapat dirangkai sehingga membentuk citra tentang merek atau brand image di
dalam benak konsumen.
4.2.3 Dimensi ekuitas merek yang paling mempengaruhi keputusan
pembelian konsumen
Dimensi yang paling mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
yaitu dimensi loyalitas merek. Dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan nilai sebesar
26,6% pengaruh yang diberikan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian.
Loyalitas merek merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada
sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin
tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain, terutama jika pada merek
tersebut didapati terjadinya perubahan baik menyangkut harga ataupun atribut lain
(Durianto, dkk, 2004). Konsumen J.co Donuts and Coffee membuktikan bahwa
mereka telah memberikan sikap loyal terhada merek tersebut. Dapat diketahui
pada saat olah data ternyata konsumen selalu membeli donat di J.co Donuts and
Coffee minimal satu bulan sekali.
Konsumen yang loyal juga akan secara sukarela merekomendasikan untuk
menggunakan merek tersebut kepada orang lain yang pada akhirnya akan
meningkatkan keuntungan perusahaan. Hal tersebut tentunya akan memberikan
dampak yang positif pada nilai dari ekuitas merek J.co Donuts and Coffee.
45
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Beberapa hasil penelitian telah dianalisis sebelumnya, dan memberikan
jawaban dan gambaran mengenai pertanyaan yang terdapat pada identifikasi
masalah. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Dimensi ekuitas merek yang mempengaruhi secara signifikan
adalah dimensi loyalitas merek dan asosiasi merek. Loyalitas merek
merupakan inti dari ekuitas merek itu sendiri.
Semakin tinggi
loyalitas merek maka akan semakin tinggi pula nilai dari ekuitas
merek tersebut. J.co Donuts and Coffee merupakan makanan donat
yang digemari dan paling diminati oleh masyarakat pada saat ini.
Dalam kenyataannya, J.co Donuts and Coffee telah memiliki
komunitas J.Co Community, hal tersebut dibentuk karena sebagai
bentuk apresiasi terhadap pelanggan J.co Donuts and Coffee yang
telah loyal dan menjadikan merek tersebut dalam pemilihan untuk
melakukan pembelian donat. Sedangkan Asosiasi merek mempunyai
karakterisitik yang bisa membedakan merek yang satu dengan merek
yang lainnya. Ciri khas dari gerai J.co Donuts and Coffee yaitu
membuka gerainya di beberapa tempat strategis di kota Bandung
misalnya saja gerai J.co Donuts and Coffee terdapat di Mall
Bandung Indah Plaza, Ciwalk(Cihampelas Walk), PVJ (Paris Van
Java) dan masih ada tempat strategis lainnya.
sebesar
35,3%
mempengaruhi
keputusan
pembelian
47
Loyalitas merek
48
meningkatkan
tingkat
kesadaran
merek
mereka
dengan
49
50