You are on page 1of 26

REFERAT

OSTEOARTHRITIS
RIA RENTA ULI SIRAIT
PEMBIMBING
Dr. TANTRI DWI K, SP.RAD

PENDAHULUAN

Osteoarthritis (OA) adalah jenis arthritis yang


umum dan paling sering terjadi di antara penyakit
arthritis lainnya. Penyakit ini memiliki prevalensi
yang cukup tinggi, terutama pada orang tua. Selain
itu, osteoarthritis ini juga merupakan penyebab
kecacatan paling banyak pada orang tua.
Faktor resiko utama penyakit ini adalah obesitas.
Oleh sebab itu, semakin tinggi prevalensi obesitas
pada suatu populasi akan meningkatkan angka
kejadian penyakit osteoarthritis. Di Amerika Serikat,
prevalensi osteoartritis diperkirakan akan
meningkat sebesar 66-100% pada tahun 2020.

TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi

Mekanisme pertahanan sendi diperankan oleh


pelindung sendi yaitu

Kapsula dan ligamen sendi, otot-otot, saraf sensori


aferen dan tulang di dasarnya. Kapsula dan
ligamen-ligamen sendi memberikan batasan pada
rentang gerak (Range of motion) sendi.
Cairan sendi (sinovial) mengurangi gesekan antar
kartilago pada permukaan sendi sehingga
mencegah terjadinya keletihan kartilago akibat
gesekan. Protein yang disebut dengan lubricin
merupakan protein pada cairan sendi yang
berfungsi sebagai pelumas. Protein ini akan
berhenti disekresikan apabila terjadi cedera dan
peradangan pada sendi

Ligamen, bersama dengan kulit dan tendon,


mengandung suatu mekanoreseptor yang tersebar
di sepanjang rentang gerak sendi. Umpan balik
yang dikirimkannya memungkinkan otot dan tendon
mampu untuk memberikan tegangan yang cukup
pada titik-titik tertentu ketika sendi bergerak.
Kartilago berfungsi sebagai pelindung sendi.
Kartilago dilumasi oleh cairan sendi sehingga
mampu menghilangkan gesekan antar tulang yang
terjadi ketika bergerak. Kekakuan kartilago yang
dapat dimampatkan berfungsi sebagai penyerap
tumbukan yang diterima sendi.

Definisi Osteoartritis

gangguan pada satu sendi atau lebih,


bersifat lokal, progresif dan degeneratif
yang ditandai dengan perubahan patologis
pada struktur sendi tersebut yaitu
berupa degenerasi tulang rawan/kartilago
hialin.

Etiologi
belum diketahui secara pasti, namun faktor
biomekanik
dan biokimia sepertinya
merupakan faktor penting
Faktor
biomekanik
yaitu
kegagalan
mekanisme protektif, antara lain kapsul
sendi, ligamen, otot-otot persendian,
serabut
aferen,
dan tulang-tulang.
Osteoarthritis juga bisa terjadi akibat
komplikasi dari penyakit lain seperti gout,
rheumatoid arthritis,

Klasifikasi

Osteoarhritis primer adalah degeneratif artikular sendi


yang terjadi pada sendi tanpa adanya abnormalitas lain
pada tubuh. Penyakit ini sering menyerang sendi penahan
beban tubuh (weight bearing joint), atau tekanan yang
normal pada sendi dan kerusakkan akibatproses penuaan.
Paling sering terjadi pada sendi lutut dan sendi panggul, tapi
ini juga ditemukan pada sendi lumbal, sendi jari tangan, dan
jari pada kaki

Osteoarthritis sekunder, paling sering terjadi pada


trauma atau terjadi akibat dari suatu pekerjaan, atau dapat
pula terjadi pada kongenital dan adanya penyakit sistem
sistemik. Osteoarthritis sekunder biasanya terjadi pada
umur yang lebih awal daripada osteoarthritis primer.

Epidemiologi

Penyakit ini memiliki prevalensi yang cukup tinggi,


terutama pada orang
tua. Prevalensinya
meningkat seiring bertambahnya usia.
Di Amerika Serikat, prevalensi osteoartritis pada
populasi dengan usia di atas 65 tahun mencapai
80% dan diperkirakan akan meningkat pada tahun
2020.
OA terjadi pada 13,9% orang dewasa berusia lebih
dari 25 tahun dan 33,6% dari mereka yang berusia
lebih dari 65 tahun. Prevalensi sendi yang terkena
OA menurut temuan radiologis adalah pada tangan
7,3%, kaki 2,3%, lutut 0,9%, dan panggul 1,5%.

Faktor Resiko
Faktor resiko sistemik: Usia, Jenis kelamin,
Faktor herediter
Faktor intrinsik:
Kelainan struktur anatomis pada sendi
seperti vagus dan valrus
Cedera pada sendi seperti trauma, fraktur,
atau nekrosis.
Faktor beban pada persendian: obesitas,
penggunaan sendi yg sering

Patogenesis
Gambaran utama pada Osteoarthritis
adalah :
1. Dektruksi kartilago yang progresif
2. Terbentuknyakista subartikular
3. sklerosis yang mengelilingi tulang
4. Terbentuknya osteofit
5. Adanya fibrosis kapsul

Pada Osteoarthritis terjadi perubahan-perubahan


metabolisme tulang rawan sendi berupa peningkatan
aktifitas enzim-enzim yang merusak makromolekul
matriks tulang rawan sendi, disertai penurunan
sintesis proteoglikan dan kolagenpenurunan kadar
proteoglikan, perubahan sifat-sifat kolagen dan
berkurangnya kadar air tulang rawan sendi
Pada proses degenerasi dari kartilago artikular
menghasilkan suatu substansi atau zat yang dapat
menimbulkan suatu reaksi inflamasi yang merangsang
makrofag untuk menghasilkan IL-1 yang akan
meningkatkan enzim proteolitik untuk degradasi
matriks ekstraseluler.

Perubahan dari proteoglikan menyebabkan tingginya


resistensi dari tulang rawan untuk menahan kekuatan
tekanan dari sendi. Penurunan kekuatan dari tulang
rawan disertai degradasi kolagen memberikan tekanan
yangberlebihan padaserabut saraf dan tentu saja
menimbulkan kerusakan mekanik. Kondrosit sendiri
akan mengalami kerusakan.
Selanjutnya akan terjadi perubahan komposisi
molekuler dan matriks rawan sendi, yang diikuti oleh
kelainan fungsi matriks rawan sendi. Hilangnya tulang
rawan akan menyebabkan penyempitan rongga sendi.
Pada tepi sendi akan timbul respons terhadap tulang
rawan yang rusak dengan pembentukan osteofit.

Pembentukan tulang baru (osteofit) dianggap suatu usaha


untuk memperbaiki dan membentuk kembalipersendian.
Dengan menambah luas permukaan sendi yang dapat
menerima beban, osteofit diharapkan dapat memperbaiki
perubahan-perubahan awal tulang rawan sendi pada
Osteoarthritis. Lesi akan meluas dari pinggir sendi sepanjang
garis permukaan sendi. Adanya pengikisan yang progresif
menyebabkan tulang yang dibawahnya juga ikut terlibat.
Hilangnya tulang-tulang tersebut merupakan usaha untuk
melindungi permukaan yang tidak terkena. Sehingga tulang
subkondral merespon dengan meningkatkan selularitas dan
invasi vaskular,akibatnya tulang menjadi tebal dan padat
(eburnasi). Pada akhirnya rawan sendi menjadi aus, rusak dan
menimbulkan gejala-gejala Osteoarthritis seperti nyeri sendi,
kaku, dan deformitas

Sinovium mengalami keradangan dan akan memicu


terjadinya efusi serta proses keradangan kronik
sendi yang terkena. Permukaan rawan sendi akan
retak dan terjadi fibrilasi serta fisura yang lamakelamaan akan menipis dan tampak kehilangan
rawan sendi fokal. Selanjutnya akan tampak respon
dari tulang subkhondral berupa penebalan tulang,
sklerotik dan pembentukkan kista. Pada ujung
tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta
penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab itu
pembesaran tepi tulang ini memberikan gambaran
seolah persendian yang terkena itu bengkak

Diagnosis
Klinis:
Nyeri sendi lutut dan 3 dari
kriteria di bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi < 30 menit
krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang sendi lutut
tidak teraba hangat pada
sendi
Catatan: Sensitivitas 95% dan
spesifisitas 69%.

Osteoarthritis lutut (JH Klippel,


2001)

Klinis, dan radiologis:


Nyeri sendi dan paling
sedikit 1 dari 3 kriteria
di bawah ini:
umur > 50 tahun
kaku sendi <30 menit
krepitus disertai
osteofit
Catatan: Sensitivitas
91% dan spesifisitas
86%.

Klinis dan laboratoris:


Nyeri sendi ditambah adanya 5 dari
kriteria di bawah ini:
usia >50 tahun
kaku sendi <30 menit
Krepitus
nyeri tekan tepi tulang
pembesaran tulang
tidak teraba hangat pada sendi terkena
LED<40 mm/jam
RF <1:40
analisis cairan sinovium sesuai
osteoarthritis
Catatan: Sensitivitas 92% dan
spesifisitas 75%.

Kriteria diagnosis osteoarthritis


tangan adalah nyeri tangan,
ngilu atau kaku dan disertai 3
atau 4 kriteria berikut:

pembengkakan jaringan keras >


2 diantara 10 sendi tangan
pembengkakan jaringan keras >
2 sendi distal interphalangea
(DIP)
pembengkakan < 3 sendi
metacarpo-phalanea (MCP)
deformitas pada 1 diantara 10
sendi tangan
Catatan: 10 sendi yang
dimaksud adalah: DIP 2 dan 3,
PIP 2 dan 3 dan CMC 1 masingmasing tangan. Sensitivitas 94%
dan spesifisitas 87%.

Pemeriksaan radiologi
Gambar atas kiri : pandangan
anteroposterior menunjukkan
menyempitnya celah sendi (tanda
panah)
Gambar bawah kiri : pandangan
lateral menunjukkan sklerosis
yang ditandai terbentuknya osteofit
(tanda panah)
Gambar atas kanan :
menyempitnya celah sendi
(tanda panah putih)
menyebabkan destruksi padapada
kartilago dan sunchondral (tanda
panah terbuka)
Gambar bawah kanan : ditemukan
kista subchondral (tanda panah)

gambaran radiologis
anteroposterior kaki
menunjukkan
menyempitnya celah
sendi metatarsophalangeal
pertama, sklerosis, dan
pembentukan osteofit
(panah)

Gambaran
radiologis
anteroposterior
lutut menunjukkan
penyempitan
ruang sendi,
sklerosis, dan
pembentukan
osteofit (panah).

Gambaran anteroposterior
dari foto sinar-x di atas
menunjukkan menyempitnya
celah sendi dan sklerosis
subchondral pada sendi
metacarpal pertama (tanda
panah putih).
Pembentukan osteofit
dengan pembengkakan
jaringan lunak dan sklerosis
subchondral dijumpai pada
sendi interphalangeal distal
kedua dan ketiga (tanda
panah transparan)

Tatalaksana
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan
osteoarthritis adalah:
1. Meredakan nyeri
2. Mengoptimalkan fungsi sendi
3. Mengurangi ketergantungan kepada orang
lain dan meningkatkan kualitas hidup
4. Menghambat progresivitas penyakit
5. Mencegah terjadinya komplikasi

Modifikasi pola hidup


Edukasi
Istirahat teratur yang bertujuan
mengurangi penggunaan beban
pada sendi
Modifikasi aktivitas
Menurunkan berat badan
Rehabilitasi medik/ fisioterapi
Latihan statis dan memperkuat otototot
Fisioterapi, yang berguna untuk
mengurangi nyeri, menguatkan otot,
dan menambah luas pergerakan sendi

Penggunaan alat bantu

Nonfarmakologi

1. Sistemik
a. Analgetik
- Non narkotik: parasetamol
- Opioid (kodein, tramadol)
b. Antiinflamasi nonsteroid
(NSAIDs)
- Oral
- injeksi
- suppositoria
c. Chondroprotective: tetrasiklin,
asam hialuronat, kondrotin
sulfat, glikosaminoglikan,
vitamin-C, superoxide
desmutase dan sebagainya.

Farmakologi

2. Topikal
a. Krim rubefacients dan capsaicin.
Beberapa sediaan telah tersedia di Indonesia
dengan cara kerja pada umumnya bersifat
counter irritant.
b. Krim NSAIDs : gel piroxicam, dan sodium
diclofenac.
3. Pembedahan : Realignment osteotomi dan
replacement joint

Daftar Pustaka
Fauci,

Anthony S, et al. 2012. Osteoarthritis. Dalam : Harrisons Principles Of Internal


Medicine Eighteenth Edition. The McGraw-Hill Companies.
Lawrence RC, Felson DT, Helmick CG, et al. 2008. Estimates of the prevalence of arthritis and
other rheumatic conditions in the United States. Part II. Arthritis Rheum. 58(1):2635.
Christine G, 1922, Bones and Joint. A Guide for student, second edition, Tokyo, Churchill
Livingstone.
Dillon CF, Rasch EK, et al. 2006. Prevalence of knee osteoarthritis in the United States: arthritis
data from the Third National Health and Nutrition Examination Survey 19911994. J Rheumatol.
33(11):22712279.
David, T. 2006. Osteoarthritis of the knee. The New England Journal of Medicine.
Lozada, Carlos J. 2009. Osteoarthritis. http://emedicine.medscape.com. Diakses tanggal 15
maret 2013.
Iannone F, Lapadula G. 2003. The pathophysiology of osteoarthritis. Aging Clin Exp Res. 15
(5):364372.
Tjokroprawiro, Askandar, 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Surabaya: Airlangga University
Press.
Jacobson, JA, et al. 2008. Radiographic Evaluation of Arthritis : Degenerative Joint
Disease and Variation. Radiology. 248(3):737747.
LS, Daniel, Deborah Hellinger. 2001. Radiographic Assessment of Osteoarthritis. American
Family Physician. 64(2):279286
Kasmir, Yoga. 2009. Penatalaksanaan Osteoartritis. Sub-bagian Reumatologi, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FKUI / RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

You might also like