You are on page 1of 1

Klofazimin

Klofazimin merupakan turunan fenazin yang efektif terhadap basil lepra. Kedudukan
obat ini sekarang ialah sebagai pengganti dalam kombinasi dengan rifampisin bila
basil lepra sudah resisten tehadap dapson. Obat ini tidak saja efektif untuk lepra
jenis lepromatosis, tetapi juga memiliki antiradang sehingga dapat mencegah
timbulnya eritema nodusum. Akhir-akhir ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa
klofozamin dapat menekan ekserbasi lepromatosis.
Pada pemberial oral, obat ini diserap dan di timbun dalam jaringan tubuh. Keadaan
ini memungkinkan pemberian obat secara berkala dengan jarak waktu antar dosis 2
minggu atau lebih. Efek bakterisid klofozamin baru terlihat setelah 50 hari terapi.
Dosis klofazimin untuk segala bentuk lepra ialah 100 mg sehari. Untuk
mengendalikan reaksi lepromatosis mungkin diperlukan dosis sampai 3 kali 100 mg
sehari, yang harus segera dikurangi bila timbul keluhan saluran cerna. Kulit dapat
mengalami pigmentasi merah dan hitam yang mengganggu bagi pasien berkulit
putih. Klofozamin tersedia sebagai kapsul 100 mg

Obat ini mulai dipakai sebagai alat obat kusta pada tahun 1962 oleh BROWN dan
HOOGERZEIL. Dosis sebagai antikusta ialah 50 mg setiap hari atau 100 mg selang
sehari, atau 3 x 100 mg setiap minggu. Juga bersifat antiinflamasi sehingga dapat
dipakai penanggulangan ENL dengan dosis lebih yaitu 200 300 mg/hari namun
awitan kerja baru timbul setelah 2-3 minggu. Resistensi pertama pada saatu kasus
dibuktikan pada tahun 1982. Efek sampingnya ialah warna merah keciklatan pada
kulit, dan warna kekuningan pada sclera, sehingga mirip icterus, apalagi pada dosis
tinggi, yang sering merupakan masalah ketaatan berobat penderita. Hal tersebut
disebabkan karena klofozamin adalah zat warna dan dideposit terutama pada sel
system retikuloendotelial, mukosa dan kulit. Pigmentasi bersifat reversible,
meskipun menghilangnya lambat sejak obat dihentikan. Efek samping lain yang
hanya terjadi dalam dosis tinggi yakni nyeri abdomen, nausea, diare, anoreksia, dan
vomitus. Selain itu dapat penurunan berat badan.

Protionamid
Dosis diberikan 5-10 mg/kg berat badan setiap hari, dan untuk Indonesia obat ini
tidak atau jarang dipakai. Distribusi protionamid tidak merata sehingga kadar
hambatnya sulit ditentukan

You might also like