You are on page 1of 12
Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry Maret 2009 ¢ Volume 24 ¢ No. 1 ISSN 0215 - 126 X Kebocoran Pengisian Saluran Akar dengan Gutaperca Iso dan Teknik Kondensasi Lateral pada Saluran Akar dengan Kecorongan 4% dan 6% Didiek Andries, Dewi Anggraini dan SM. Soerono Akbar Peranan Gen pada Kelainan Celah Bibir dengan atau Tanpa Celah Langit-langit Nonsindromik Ameta Primasari Hubungan Kadar Kondroitin 4-Sulfat (C4S) dengan Resorpsi langsung dan Resorpsi Tidak Langsung Cindy Cahaya, Melanie Sadono, Hamilah D.Koesoemahardja, Setijohadi dan Joko Pamungkas Pengisian Secara Retrograd Menggunakan Mineral Trioxide Aggregate pada Insisivus Lateral Kiri Maksila disertai Kelainan Periapikal Bernard O Iskandar Augmentasi Tulang pada Pasien dengan Tulang Alveolar Maksila yang Tipis sebagai Prosedur Pra Implan Timurwati dan Benny S Latief Treatment of Recurrent Oral Candidosis Isidora KS, Remita AP, Nafi’ah, Bambang HS dan Lilien PB Efek Neurobehavior Amalgam Gigi Marcia M. Tetelepta dan Decky J. Indrani Peran Filler terhadap Fracture Toughness pada Komposit Resin Tin Sundari dan Decky J. Indrani ISSN’ Jumal Ked. Gigi | Vol.24 | No. 01] Him. 1-86 | Maret 2009 lad * 0215 - 126X Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Scientific Journal in Dentistry Penasehat: Prof. Dr. Thoby Mutis (Rektor Usakti) Penanggungjawab: Dr. Bambang S. Trenggono, drg., MBiomed. (Dekan FKG Usakti) Pemimpin Redaksi: Dr. Wita Anggraini, drg., MBiomed., PAK Dewan Redaksi: Dr. Melanie Sadono, drg., M.Biomed. Dr.Tri Erri Astoeti, drg. MKes. Dr. Didi Nugroho, drg., MSc. Dr. Joko Kusnoto, drg., MSc. Rosalina Tjandrawinata, drg., MSi., Ph.D. Datu Mulyono, drg., SU. Yayuk Yuliarsi, drg., MS. Enny Marwati Suwandi, drg., MKes. Mitra Bestari ProfDr. Hamilah D. Koesoemahardja, drg., Sp.Ort. (Usakti) Prof. Dr. Sri Subekti Winanto, drg., Sp.KG. (Usakti) Prof. Dr. E. Arlia Budiyanti., drg., SU. (Usakti) Prof. Dr. Suzan Elias, drg., Sp.Pros. (Usakti) Prof. Janti Sudiono, drg., MDSe.(Usakti) Prof. Dr. Loes Sjahruddin, drg., MKes. (Usakti) Prof. Dr. Tri Budi W Rahardjo, drg., MS. (UI) Prof. Dr. Daroewati Mardjono, drg., MSD, Sp.Pros. (UI) Prof. Dr. Soertini E. Lambri, drg., MS. (Unpad) Prof. Dr.Hadi Soenartyo, drg., MSc., Sp.PM. (UNAIR) Prof. Dr. Rosnah Mohd. Zain, BDSc., MS, FICD, FAMM, Fellow AAOP (University of Malaya) Prof. Dr. Hashim Yaacob, SPSK, DPSK, PAT, FDSRCS, FFOP, FASc, MSc, BDS, CBiol, MBiol. (International University College of Nursing. Malaya) Sekretariat dan Sirkulasi: Monica Dewi Ranggaini, drg. Ekowati Dwitjahyani, S.Pd. Dahno Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti Jalan Kyai Tapa, Grogol, Jakarta 11440 Indonesia Telepon : 021- 5672731 ext. 1309; Fax : 021-5655787 E-mail : mikg_fkgtrisakti@yahoo.com Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi Scientific Journal in lg) ISSN 0215 - 126 X Vol. 24, No. 1, Maret 2009 Daftar Isi Kebocoran Pengisian Saluran Akar dengan Gutaperca Iso dan Teknik Kondensasi Lateral pada Saluran Akar dengan Kecorongan 4% dan 6% as Didiek Andries, Dewi Anggraini dan SM. Soerono Akbar Peranan Gen pada Kelainan Celah Bibir dengan atau Tanpa Celah Langit-langit Nonsindromik ..... ns Ameta Primasari 6-11 Hubungan Kadar Kondroitin 4-Sulfat (C4S) dengan Resorpsi langsung dan Resorpsi Tidak Langsung .... Cindy Cahaya, Melanie Sadono, Hamilah D.Koesoemahardja, Setijohadi dan Joko Pamungkas 12-19 Pengisian Secara Retrograd Menggunakan Mineral Trioxide Aggregate pada Insisivus Lateral Kiri Maksila disertai Kelainan Periapikal Bernard O Iskandar 20-27 Augmentasi Tulang pada Pasien dengan Tulang Alveolar Maksila yang Tipis sebagai Prosedur Pra Implan . Timurwati dan Benny S Latief Treatment of Recurrent Oral Candidosis cs Isidora KS, Remita AP, Nafi'ah, Bambang HSdan Lilien PB Efek Neurobehavior Amalgam Gigi... Marzia M, Tetelepta dan Decky J. Indrani Peran Filler terhadap Fracture Toughness pada Komposit Resin .. Jin Sundari dan Decky J. Indrani Dari Redaksi Pembaca yang budiman Kita berjumpa lagi di edisi Maret 2009. Di dalam edisi Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi kali ini, kami menyajikan artikel-artikel yang beragam. Ada 3 buah laporan penelitian bidang IImu Konservasi, Biologi Oral, dan Orthodonsia. Selain itu ada 3 buah laporan kasus bidang IImu Konservasi, Bedah Mulutdan Penyakit Mulut; serta2 buah tinjauan pustaka bidang Imu Material Kedoteran Gigi. Asal penulis bervariasi yaitu dari Universitas Trisakti, Universitas Indonesia, Universitas ‘Sumatera Utara dan Universitas Hang Tuah. Sebagai informasi di dalam manajemen Majalah Imiah Kedokteran Gigi ada perubahan tim editor dan mitra bestari mulai edisi Maret 2009, Redaksi berharap masukan serta dukungan para penulis dan pembaca, sehingga kita bersama-sama dapat meningkatkan mutu majalah ini, Salam Redaksi MAL. Kedokteran Gigi Vol. 24, No. 1, Maret 2009 Pengisian Secara Retrograd Menggunakan Mineral Trioxide Aggregate pada Insisivus Lateral Kiri Maksila disertai Kelainan Periapikal Berard O Iskandar Bagian Konservasi Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti ABSTRAK Apicoectomy is the most surgical effort in endodontic surgery due to its high survival rate. Apicoectomy especially indicated for periapical lesion cases with open apex involvement that ‘cannot treat by non-surgical endodontic. There are two term in doing surgical endodontic, first is root canal obturation then follow with the apical surgery (apical curretage and root end filling). The role of the flap design consider to maintain the esthetic aspect after surgery, for this reason the modified muccogingival flap is the best choice. MTA is the root end filling material of choice because its biocompatibility as well as induced hard tissue regeneration and periodontal ligament attachment repairing. Key words: surgical endodontic, mucogingival flap, MTA PENDAHULUAN Reseksiakar masih merupakan_ bentuk bedah periapikal yang paling banyak dilakukan dan paling umum. Tujuannya adalah untuk ‘menjamin penempatan suatu bahan penutup atau tumpatan dengan tepat di antara periodonsium dan foramina saluran akar. Bila pengisian secara ortrograd tidak memuaskan, maka suatutindakan bedah dapat mengendalikan dan memanipulasi daerah dan penempatan bahan tumpatan. Makin baik penutupan di daerah apikal, maka prognosis dan tingkat keberhasilannya semakin baik. Penyakit periradikular yang dibubungkan dengan kegagalan suatu perawatan_ saluran akar non bedah dengan adanya rasa sakit yang persisten merupakan indikasi bedah endodontik. Indikasi lain adalah keadaan yang memerlukan penglihatan dan jalan masuk langsung ke daerah 20 periradikular untuk menempatkan suatu bahan tumpatan yang tepat di antara sistem saluran akar yang tidak dapat diisi secara ortrograd de- ngan tepat (Kim, 2002; Torabinejad, 2009 a). KASUS Pasien wanita, 28 tahun, datang ke klinik dengan Keluhan sakit dan tidak enak pada daerah lipatan mukobukal apeks gigi 22 bila ditekan, Gigi tersebut pernah dirawat 1 tahun yang lalu dan direstorasi dengan mahkota metal porselin. Tes perkusi, palpasi memberikan respon nyeti, tidak terlihat mobilitas. Evaluasi radiografi menunjukkan pengisian yang tidak hermetik, tidak mencapai apeks dan disertai kelainan periapikal dengan batas jelas yang besar, apeks mengalami resorpsi (Gambar 1). Diagnosisnya adalah gigi 22, non vital pasca ISSN 0215 - 126 X perawatan saluran akar disertai kelainan periapi- kal, Rencana perawatan, perawatan ulang saluran akar dengan tindakan bedah endodontik serta pengisian secara retrograd dengan bahan MTA. Restorasi akhir dengan mengembalikan mahkota metal porselin. pails Gambar 1. A dan B. Tampak labial dan palatal gigi 22 dengan mahkota metal porselin. C. Foto periapikal ‘memperlihatkan pengisian tidak hermetik, disertai kelainan periapikal Kunjungan I. Mabkota metal porselin dilepas, bahan pengisi saluran akar dikeluarkan, dan saluran akar dipreparasi_biomekanis menggunakan K-file hingga pembesaran #70, Setelah saluran akar diirigasi dan dikeringkan, dilakukan pengisian bahan pengisimenggunakan gutaperca yang diulaskan semen saluran akar. Kompaksi vertikal bahan pengisi dengan bantuan system B-Kerr Analytic Tech. Foto periapikal dibuat kembali untuk mengevaluasi hasil pengisian kemudian kavitas ditumpat dan mahkota metal porselin dipasangkan kembali ‘menggunakan semen sementara (Gambar 2), Pada persiapan operasi mukosa labial diulasi larutan antiseptik dan jel anestesi, kemudian dilakukan suntikan infiltrasi supraperiosteal pada regio apeks gigi 22 (Gambar 3). Disain insisi flap mukogingival (Ochsenbien-Luebke flap), dengan dua garis insisi untuk memudahkan elevasi flap mukosa dan diretraksi hingga didapat lapang pandang yang cukup sehingga apeks gigi 22 terlihat. Pemilihan jenis flap ini dengan pertimbangan estetik pasca penyembuhan Iuka agar margin restorasi mahkota metal porselin tetap dapat dipertahankan. Pengisin Secara Retrograd Menggunakan Mineral Trioxide Aggregate Gambar 2 A. Tonggak gigi 22 setelah mahkota ‘metal porselin setelah dilepas. B. dan C. Preparasi biomekanis dengan K-file #70. D. dan E. Pengisian saluran akar dan evaluasi foto periapikal. F, Pema- sangan mahkota metal porselin kembali Gambar 3. Anestesi regio mukosa 22. Gambar 4. Disain insisi_modifikasi_ muko- gingival flap. a ML. Kedokteran Gigi Vo 24 No. L, Maret 2009: 20-27 Jaringan granulasi pada apeks gigi 22, mengakibatkan permukaan bukal tulang alveolar tertembus schingga apeks gigi 22 dengan mudah terlihat, (Gambar 5 ), sehingga osteotomi atau pembukaan tulang alveolar disekitar apeks tidak diperlukan lagi. Pengangkatan jaringan granulasi dengan cara dikuret hingga terlepas dari kavitastulang alveolar. Kemudian dilakukan pemotongan ujung apeks sepanjang kira-kira 1- 2mm, dalam arah sejajar dengan bidang oklusal menggunakan fissure surgical bur hingga ujung gutaperca terlihat (Gambar 6). Gambar 5.A. Jaringan granulasi telah menem- bus korteks tulang alveolar. B. Kavitas telah bersih dari jaringan granulasi Gambar 6. Ujung apeks setelah pemotongan. Membuat preparasi kavitas kelas I pada apeks akar dengan ultrasonik tip (Gambar 7). Preparasi kavitas apeks gigi, dimulai dengan menentukan letak gutaperca pada ujung apeks. Preparasi kavitas kelas I pada apeks gigi dibuat dengan membuang gutaperea dan jaringan dentin menggunakan alat ultrasonik dengan tip diamon yang diletakkan pada permukaan 22 gutaperea dan dilakukan preparasi_kavitas sedalam 3mm, (Gambar 8). Gambar 7. Instrumen untuk membuat preparasi kavitas diapeks dan MAP (micro apical place- ‘ment) system untuk meletakkan bahan MTA. Gambar 8. A dan B. Penentuan letak gutaperca dan preparasi kavitas ujung apeks menggunakan_ ultrasonik tip diamon sedalam 3 mm. Penutupan kavitas apeks gigi retrograd, tujuannya untuk mencegah intrusi cairan jaringan ke dalam sistem saluran akar, yang dapat menyebabkan berkembangnnya mikroorganisme di dalam sistem saluran akar dan berakibat kegagalan perawatan. Bahan penutup apeks yang digunakan yaitu MTA. Bahan ini berupa bubuk dan dicampur dengan larutan salin steril hingga membentuk pasta Kavitas apeks dibersihkan dan dikeringkan, Bahan MTA dimasukkan ke dalam kavitas apeks menggunakan MAP (micro apical placement) system, dan dipadatkan dengan plugger khusus (Gambar 7). Kelebihan bahan dibuang dengan secara Gambar 9. Bahan MTA telah dimasukkan ke dalam kavitas apeks. Gambar 10. dan dijahit. gulungan kapas steril yang telah dibasahi oleh aqua bidestilata, hingga tidak ada lagi bahan MTA yang tercecer di area kavitas tulang (Gambar 9). Evaluasi hasil pengisian retrograd dengan membuat foto periapikal. Kemudian flap dikembalikan pada posisi semula dan dilakukan penjahitan (Gambar 10). Satu minggu kemudian pada kunjungan kedua, permukaan Iuka dibersihkan dengan larutan antiseptik. Benang dipotong dan dilepas. Evaluasi radiografi lima minggu pasca operasi, menunjukkan adanya penyembuhan dan perbaikan pada kavitas tulang alveolar dengan gambaran radiopak (Gambar 1). DISKUSI Hasil evaluasi secara radiograf gigi 22 ‘memperlihatkan, gigi pasca perawatan saluran akar yang pengisiannya tidak sempurna dan diserfai adanya kelainan periapikal, Terlihat juga apeks yang mengalami resorpsi. Untuk mengatasi kegagalan perawatan ini dilakukan tindakan perawatan -ulang saluran _akar, sehingga dapat mencegah berkembangnya lesi periapikal yang lebih luas. Pilihan perawatan ulang saluran akar yang terbaik untuk kasus ini adalah dengan tindakan bedah endodontik, ‘arena untuk mendapatkan penutupan yang baik pada bagian apikal sangat sulit selain itu lesi periapikal menyebabkan timbulnya kerusakan Pengisan Secara Retrogred Menggunakin Mineral Trioxide Aggregate Gambar 11, Evaluasi 30 hari pasca operasi, tampak terjadi penyembuhan jaringan keras tulang Flap direposisi tulang yang permanen jika dilakukan dengan cara non bedah, Tindakan perawatan bedah endodontik, oleh Friedman,(2005), —dilaporkan dapat ‘memberikan keberhasilan 73% sampai 99% jika dikombinasikan dengan perawatan endodontik, Tindakan perawatan ulang layak dilakukan karena mempunyai prognosis baik diantaranya, mahkota metal porselin mudah untuk dilepas, sehingga memudahkan akses ke dalam saluran akar, evaluasi foto periapikal memberikan kesan hasil pengisian saluran ckar yang lalu tidak padat schingga mudah dilakukan pembersihan dan pembentukan ulang sistem saluran akar, saluran akar tampak lurus, kelainan periapikal dapat dibersihkan secara baik melalui tindakan kuretasi, schingga kekambuhan penyakit dapat dihindari, tidak terdapat mobilitas dan keschatan jaringan pendukungnya baik, restorasi akhir dengan memasang Kembali mahkota metal porselin, dan kebersihan mulut pasien baik. Strategi untuk mengeluarkan pengisian gutaperea yang tidak padat didahului dengan membuat alur menggunakan K-file #15, yang dimasukkan diantara gutaperca dan dinding saluran akar dengan panjang kerja estimasi dari foto diagnosis, Setelah terbentuk alur, file eksterpasi dimasukkan ke alur dan dirotasi setengah putaran serta ditarik keluar. Tahap berikutnya melakukan preparasi_ biomekanik 23 ‘MA. Kedokteran Gigi Vol. 24 No. 1, Maret 2009: 20-27 saluran akar, menggunakan teknik Stepback (Clem, 1969; Torabinejad, 1994c). Pemilihan teknik ini karena pada umumnya lumen saluran akar gigi anterior besar dan berbentuk oval (Morfis, 1994; Wu, 2000). Pembersihan dan pembentukan saluran akar mencapai maksimal pada K-file #70. Irigasi dilakukan setiap pergantian file menggunakan larutan NaOC! 2,5%. Sebelum pengisian secara berganti dilakukan irigasi menggunakan larutan NaOCl 2,5% sebanyak 2,5 ml, asam etilen-diamin tetraasetat (EDTA) 15% sebanyak 1 ml, (Shahravan dkk.,2007) dan klorheksidin (CHX) 0,2% sebanyak 2,5 ml. (Regan dan Gutmann, 2004). Pengisian saluran akar menggunakan gutaperca utama steril yang diulasi semen saluran akar berbahan dasar resin dengan kandungan kalsium hidroksida (Schmalz, 2003; Dummer, 2004). Pengisian menggunakan teknik vertikal kondensasi dengan bantuan System B (Kerr-Analytic), agar didapat hasil pengisian saluran akar yang padat (Liewehr dkk., 1993; Blum dkk.,1997; Villegas dkk., 2004; Peng dkk., 2007) Pengisian saluran akar dilakukan terlebih dahuludengantujuan untuk mencegah terjadinya Kontaminasi darah ke dalam sistem saluran akar jika dilakukan bersamaan saat prosedur operasi, selain itu untuk —mempersingkat waktu operasi. Restorasi akhir dari gigi 22, adalah pemasangan Kembali mahkota metal porselin, sehingga pemilihan disain flap mukogingival yang dimodifikasi_ (Gutmann, 1991; Arens, 1998), merupakan pilihan tepat karena tidak menyebabkan retraksi gingiva pasca penyembuhan luka (Kim, 2002; Velvart, 2002). Akibat iritasi kronis saluran akar yang tidak bersih dan pengisian yang tidak hermetik terbentuk jaringan granulasi sebagai mekanisme pertahanan tubuh tingkat rendah terhadap pe- nyebaran mikroorganisme ke jaringan peria- pikal (Torabinejad, 2009b). Pembesaran vo- lume jaringan granulasi ini mengakibatkan permukaan bukal tulang alveolar tertembus 24 dan apeks gigi 22 dengan muda terlihat, oleh karena itu osteotomi atau pembukaan tulang alveolar di sekitar apeks tidak diperlukan lagi. Penyembuhan yang maksimal didapat bila pengangkatan seluruh jaringan granulasi kavitas tulang. Sekalipun hasil pengisian saluran akar menggunakan teknik vertikal _kondensasi, secara radiografi_ menunjukkan kerapatan dan padat, tetapi penutupan bagian apikal masih tetap menimbulkan pertanyaan. Hal dikarenakan ada bagian dari struktur gigi yang telah mengalami resorbsi, sehingga sulit untuk ‘mendapat penutupan yang kedap pada bagian ini, maka untuk mendapatkan kerapatan yang maksimal dari bagian apeks, dilakukan pengisian secara ortrograd (Stropko, 2005). Menempatkan bahan penutup apeks harus dibuat, dengan melakukan preparasi kavitaskelas I Black pada ujung apeks yang telah dipotong sepanjang kira-kira 1-2 mm, dalam arah sejajar dengan bidang oklusal menggunakan fissure surgical bur hingga ujung gutaperca terlihat (Gutmann, 1991; Arens, 1998; Gilheany, 1994; Kim, 2002). Pemotongan secara_ mendatar dimaksudkan untuk mengurangi tingkat kebo- coran dari banyaknya tubula dentin yang terbuka jika dilakukan pemotongan bagian apeks membentuk sudut 450. (Kim, 2001; Stropko, 2005). Instrumen pilihan yang tepat untuk membuat preparasi kavitas kelas I Black pada apeks akar adalah dengan menggunakan ultrasonik tip, instrument ini dapat membuat preparasi kavitas yang baik, cepat serta akurat pada tempat yang telah ditentukan. Gilheany, 1994; Carr, 1994; Engle, 1995; Hsu, 1997). Preparasi Kavitas Kelas I Black apeks gigi, dimulai dengan menentukan letak gutaperca pada ujung apeks dan kavitas kelas I black dibuat sedalam 3 mm. hal ini untuk memberikan penutupan yang maksimal bahan yang diletakkan (Gilheany, 1994; Morgan, 1999; Pileggi, 1994). Banyak bahan yang dapat digunakan untuk menutup apeks gigi seperti: amalgam, IRM atau SuperEBA (Schwartz dkk., 1999). Torabinejad dan Chivian (1999), serta Moghaddame dkk. (2005) menganjurkan pemakaian mineral trioxide aggregate (MTA) sebagai bahan untuk mengatasi masalah yang berhubungan dengan perawatan saluran akar seperti apeksifikasi, pulp cap pulpa, penutup ujung apeks saluran akar dan perbaikan perforasi dinding saluran akar maupun furkasi, baik secara bedah ataupun non bedah, Kandungan MTA adalah kalsium silikat (CaSiO3), bismut oksida (Bi203), kalsium karbonat (CaCO3), kalsium sulfat (CaSO4), dan kalsium aluminat (CaAI203). Jika dicampur denganair MTA akanmembentuk kristal kalsium oksida_ amorf yang terdiri atas 33% kalsium, 49% fosfat, 2% karbon, 3% klorida dan 6% silike (Torabinejad dkk., 1998). Bahan ini akan merekat dengan baik pada permukaan ujung akar dan kavitas apeks apabila permukaannya dibersihkan dari dentin debris dan dikeringkan, oleh karena itu pengendalian darah pada kavitas tulang harus diusahakan dengan memberikan agen hemostatik (Jeansonne, 1993). Aplikasi bahan menggunakan MAP system, kemudian dipadatkan dengan plugger khusus (Kim, 2002). Kelebihan bahan dibuang dan dibersihkan, walaupun bahan ini pada kavitas tulang tidak memberikan reaksi inflamasi, Biokompatibilitas bahan ini sangat baik, bersifat bakterisidal dengan pH 12,5, dan tingkat toksisitas yang sangat rendah sehingga termasuk bahan yang non-sitotoksik, dan non- mutagenik (Torabinejad dkk., 1995; Sarkar dkk.,2005).Selainitu, mempunyaikemampuan untukbertindak sebagai anti-perdarahan karena efek vasokontriksinya yang terkandung pada unsur jon kalsium yang menginfluks ke dalam kanal kalsium sehingga efek kontraktil diblok oleh bloker kanal kalsium nifedipin, Evaluasi hasil pengisian retrograd bahan MTA dapat diketahui kepadatannya, secara radiografik memberikan gambaran radioopak, dikarenakan adanya kandungan bismuth oksida sebagai bahan kontras (Torabinejad dkk., 1998). Pengisian Secara Retrograd Menggunakan Mineral Trioxide Aggregate Penjahitan flap ke posisi semula bertujuan, untuk mendapatkan penutupan luka secara sempurna serta menghindari infeksi sekunder selama proses penyembuhan Iuka (Kim, 2002). Pada lima mirggu pasca operasi, evaluasi dengan radiograf menunjukkan adanya penyembuhan dan perbaikan pada kavitas tulang alveolar. Hal ini nampak sebagai gambaran radioopak lebih nyata jika dibandingkan dengan foto periapikal sebelum tindakan perawatan. Keadaan ini dimungkinkan karena kehadiran MTA yang berkontak langsung dergan jaringan, dapat menginduksi penyembuhan jaringan_keras dengan merangsang pertumbuhan sel serta proliferasi permukaan sel melalui penglepasan ion kalsium dari kandungan utama trikalsium pada saat tercampur dengan air. Pembentukan jaringan keras ini dimulai dengan perubahan undi Kferentiated cell menjadi fibroblas yang matang, sementoblas, dan osteoblas untuk membentuk dentoalveolar apparatus termasuk tulang alveolar di sekitarnya, Proses ini berjalan selama 14 hari, dengan membentuk woven bone (kalus/tulang muda) dan pada hari ke 28 akan membentuk jaringan periosteum. Serta memfasilitasi regenerasi_ pembentukan ligamen periodontal. (Sarkar dkk., 2005; Tani- Ishii dkk., 2007) KESIMPULAN Perawatan 22 dengan kelainan periapikal yang disertai dengan resorbsi ujung apeksnya dapat diselesaikan dengan tindakan bedah endodontik. Pengisian saluran akar menggunakan gutaperca utama dan semen saluran akar serta tindakan menutup ujung akar yailu pengisian retrograd dengan bahan MTA. adalah pilihan perawatan yang tepat untuk asus tersebut. Pemeriksean pasca perawatan termasuk keluhan rasa sakit telah hilang, dan luka insisi telah sembuh tanpa meninggalkan bekas jaringan parut. 25 MLL. Kedokteran Gigi Vl. 24 No. 1, Maret 2009: 20-27 DAFTAR PUSTAKA ‘Arens, D, Torabinejad, M, Chivian, N., Rubenstein, R. 1998 Practical Lessons in Endodontic Surgery, Quintessence Chicago Publishing Blum, .¥, Parahy,E., and Machtou,P, 1997, Warm Vertical compaction sequences in relation to guta-percha temperature, J. Ended, 23:307-311 Car, G., Bentkover, S. 1994. Surgical Endodontics. In Cohen S,Bums RC, editors: Pathways of Pulp, ed 7, Mosby, St Louis. ‘Clem, WH. 1969. Endodontics inthe adolescent patent, Dent (Clin North Arm 13:483 Dummer, PMH, 2004, Root Canal Filling, dalam Hary's Endodontic In Clinical Practice, Ford PTS, (eds), ed kke 5. Wright Edinburgh. Him, 115-133. Engle, T., Steiman, H. 1995. Preliminary investigation of ltrasonie root end preparation. J Endod 21: 443 Friedman, S. 2005, The Prognosis and espected outcome of apical surgery. Dalam Endodontic Topic. 11: 219-262 Gutmann, J, Hasson, J 1991. Surgical Endodontic. Blackwell, Boston Blackwell Scientific. Gilheany, P., Fidgor, D., Tyas., M. 1994. Apical dentin permeability and mikroleakage asociated with root end resection and retrograde fling. J Endod 20:22. ‘Hsu, Y.Y., Kim, S. 1997. The resected root surface. The issue of ‘canal isthmuses. Dent Clin North Am 41(3):529 Jeansonne, B.G., Boggs, WS. Lemon, RR. 1993, Ferric sulfate hemostasis effect on osseous wound healing. I With curettage andirigation. J Endod 19(4):174-176 Kim, 8, Pecora,G., Rubinstein, 2001. Osteotomy and apical root resection dalam Color atlas of Microssurgery in Endodontics. WB Saunders, Philadelphia. p85-114 Kim, S., 2002. Endodontic Microsurgery. Dalam Pathways Of ‘the Pulp. Ed 8th, Mosby St Louis Liewehr, F, Kull, J.C, Primack, PD., 1993, Improved Density ‘of Gutta-prcha after Warm Lateral Condensation, J. Endod. 19:489-491. Morfis, A, Sylaras, N, Georgopoulou, M, etal. 1994, Sudy of the apices of human permanent teeth withthe use of scanning electron microscope. Oral Surg oral Med oral Pathol Endod 77:172 “Morgan, L, Marshall, J, 1999. A scanning electron microscopic study of in vivo ultrasonic root end preparations. J Endod 25:567 26 Moghaddame-Jafari, S., Mantelini, G. Botero, T.M, and MeDonald, N.., 2005, Effect of ProRoot MTA on Pulp Cell Apoptosis and Proliferation In Vitro. J Endod. 31387, Pileggi, R, McDonald, N. 1994. A qualitative scanning clectron microscopic evaluation of ultrasonically cut retropreparations.J Dent Res 73:383. Peng, L., Ye, L. Tan, H., and Zhou, X., 2007, Outeome of Root Canal Obturation by Warm Guta-Percha versus Cold Lateral Condensation: A Meta-analysis. J Endod. 33:106- 109, Regan, .D. dan Gutmann, J.L, 2004, Preparation of The Root Canal System, dalam Harty’s Endodontics in Clinical Practice, Pitt Ford TS., ed. ke-S, Wright, Edinburgh. Him. 77.98 Sarkar, NK, Caicedo, R., Ritwik, P., and Moiseyeva, R., 2005, Physicochemical Basis of the Biologic Properties of Mineral Trioxide Aggregate, J. Endod. 31:97-100, ‘Schwartz, R.S., Mauger, M,, Clement, D. J, and Walker, W.A., 1999, Mineral Trioxide Ageregate: A New Material For Endodontics, J. Am. Dent. Assoc. 130: 967-975, Stropko, J.., Doyon, G.E., dan Gutmann, J.L, 2005. Rootend ‘management: resection, cavity preparation, and material placement. Dalam Endodontic Topic 11,131-181 ‘Schmalz, G.,2003, Root Canal Filling Material, dalam Textbook of Endodontology. Bergenholtz, G., Bindslev, PH, Reit, ., Blackwell Munksgaard, United Kingdom. Hlm. 276- 278. Shahravan, A., Haghdoost, A.A., Alireza, A, and Rahimi, H. 2007, Effect of Smear Layer on Sealing Ability of Canal ‘Obturation: A Systematic Review and Meta-Analysis, J Endod. 33:96-105. ‘Tani-ishil, N., Hamada, N., Watanabe, K., and Tujimoto, ¥., 2007, Expression of bone Extracellular Matrix Proteins ‘on Osteoblast Cells inthe Presence of Mineral Trioxide. J. Endod. 33: 836-839, ‘Torabinejad, M., Higa, RK., MeKendry, D1. Pitt Ford, TR, 1994, Dye Leakage of Four Root-end Fillings Materials: Effects of Blood Contamination. J Endod 20:159-63 ‘Torabinejad, M. 1994, Passive stepback technique. Oral Surg (Oral Med Oral Pathol 77:38. ‘Torabinejad, M., Hong, C.U, Pitt Ford, TR, and Kettering, D., 1995, Cytotoxicity of Four Root End Filling Materials, J Endod. 21:489-92. Torabinejed M., Hong C.U., MeDonald, F., and Pitt Ford TR, 1998, Physical and Chemical Properties of New Root-nd Filling Material, J. Endod. 21:349-53, ‘Torabinejad, M., and Chivian, N., 1999, Clinical Applications ‘of Mineral Trioxide Aggregate. J. Endod. 25: 197-208. Torabingjad, M,, MeDonald, NJ, 2009. Endodontic Surgery. Dalam Endodontics Principles and Practice. Saundet Elsevier, Philadelphia, Torabinejad, M, Shabahang, S. 20096. Pulp and Periapical Pathosis. Dalam Endodontics Principles and Practice, th, Saunders Elsivier, Philadelphia Pengisian Secara Retrograd Menggunekan Mineral Traxide Ageregate ‘Velvart, P, 2002. Papilla base incision: a new approach to recession-free healing of the interdental papilla after endodontic surgery. Jnt Ended J 35:453. Villegas, 1.C., Yoshioka, T., Kebayashi, C., and Suda, H., 2004, Three-Step Versus Single ~Step Use of System B: Evaluation of Gutta-Percha Root Canal Fillings and Their ‘Adaptation tothe Canal Wall, J. Endod, 30:719-721, Wu, M,, R'Oris A, Barkin, D. 2000, Prevalence and extent of long oval canals in the apical thi. Oral Surg Oral Med (Oral Radiol Endod 89:739 bay

You might also like