You are on page 1of 11

MAKALAH PARASITOLOGI

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR PADA BAHAN DASAR OBAT


TRADISIONAL

Disusun oleh
Agung Wicaksono
A102.09.002

Akademi Analis Kesehatan Ansional


Surakarta
2015 / 2016

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas
karunia, rahmatdan nikmat-Nya, makalah berjudul Uji Angka Kapang
Pada Bahan Dasar Obat Tradisional (Rimpang kunyit & Asam Jawa)
dapat diselesaikan. Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Parasitologi di Akademi Analis Kesehatan Nasional
Surakarta. Dalam penyelesaian makalah ini banyak mendapat bantuan
dan dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil.Oleh
karena itu, selayaknya dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu.Mudah-mudahan
segala bantuan dan kebijakan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat imbalan dari Allah SWT.Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan kelemahan.Hal ini sematamata karena keterbasan kemampuan penulis sendiri. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan dari semua pihak, khususnya
pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Harapan penulis
semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis, umumnya bagi
para pembaca.

Surakarta, April 2015

Penulis

BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang masalah


Belakangan ini perhatian dunia terhadap obat-obatan
tradisional menunjukkan peningkatan,baik di negara-negar maju
maupun

negara

berkembang

.Peningkatan

penggunan

obat

tradisional perlu disikapi secara bijak, karena masih ada


pandangan yang keliru bahwa obat tradisional selalu aman,tidak
ada

resiko

bahaya

konsumen.tetapi

dalam

bagi

kesehatan

kenyataannya

dan

beberapa

keselamatan
jenis

obat

tradisional diketahui toksik,baik sebagai sifat dari bahan obat


tradisional itu sendiri maupun akibat kandungan bahan asing yang
berbahaya atau tidak diizinkan.
Departemen Kesehatan

RI

dalam

Keputusan

Menteri

Kesehatan RI No: 661/Menkes/SK/VII/1994 menyatakan bahwa


perlu dicegah beredarnya obat tradisional yang tidak memenuhi
persyaratan

keamanan,kemanfaatan

dan

mutu.Parameter

keamanan meliputi uji cemaran mikroorganisme seperti uji


mikroorganisme patogen, uji angka kapang/khamir, uji angka
lempeng total, uji nilai duga terdekat coliform dan uji aflatoksin
serta uji cemaran logam berat.
B. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini diharapkan mampu
memberikan informasi tentang pemeriksaan angka kapang pada
ekstrak rimpang kunyit dan ekstrak daging buah asam jawa.

C. Manfaat

Manfaat yang diharapkan oleh penyusun makalah ini, meliputi :


1. Memberikan informasi terhadap keamanan obat tradisional
kususnya jamu kunyit asam.
2. Memberikan tambahan wawasan serta ilmu pengetahuan
kepada penyusun.

BAB II
ISI
A. Obat Tradisional
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, hewan, bahan mineral, sediaan sarian
ataupun campuran dari bahan tersebut yang secara turun
temurun

telah

digunakan

pengalaman.(Soedibyo,2004)
B. Kunyit dan Asam Jawa

untuk

pengobatan

berdasarkan

Tanaman

yang

mengandung

senyawa

kimia

seperti

karbohidrat, protein, lemak bermanfaaat sebagai makanan bagi


manusia dan hewan. Tanaman yang mengandung banyak
senyawa

kimia

meneybabkan

seperti

tanaman

glikosida,

tersebut

alkaloid,

memiliki

terpenoid,

efek

terapetik.

Senyawa dengan efek terapetik ini disebut konstituen aktif,


sedangkan yang lain disebut konstituen inert. Salah satu
tanaman yang memiliki efek terapetik adalah kunyit, sehingga
tanaman ini sering digunakan dalam ramuan dengan buah asam
jawa untuk pengobatan sebagai penyakit seperti menghilangkan
nyeri

pada

wanita

haid.

Rimpang

kunyit

mengandung

kurkuminoid yang dilaporkan memiliki efek analgesik, senyawa


ini stabil dalam suasana asam, oleh karena itu ditambahkan
buah asam jawa yang mengandung asam sitrat dan asam malat
untuk

menstabilkan

kukrkuminoid.

(Suharmiati

dan

Handayani,2006)
C. Ekstrak
Ekstrak

adalah

sediaan

kental

yang

diperoleh

dengan

mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau hewani


menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir
semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa
diperlakukan sedemikian sehinggga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
D. Kapang / Khamir
Kapang adalah fungi multisluler yang mempunyai filamen.
Filamen

merupakan

membedakan

dengan

penampakan

koloni

ciri

khas

khamir.
kapang

morfologi
Dengan

berserabut

kapang

adannya
seperti

yang

filamen,
kapas.

Pertumbuhannya mula-mula berwarna putih, tetapi jika spora


telah timbul akan membentuk berbagai warna tergantung dari
jenis kapang. Sifat-sifat morfologi kapang baik penampakan

makroskopik maupun mikroskopik digunakan dalam identifikasi


dan klasifikasi kapang (Fardiaz, 2004)
Khamir adalah fungi multiseluler, pada beberapa genus ada yang
membentuk misellium dengan percabangan. Sebagian besar
khamir termasuk dalam kelas Ascomycetes, sebagian kecil
termasuk dalam kelas Basidiomycetes dan fungi imperfecti.
Khamir

yang

termasuk

kelas

pertama

dan

kelas

kedua

berkembang biak dengan tunas (budding), pembelahan sel,


spora aseksual, dan spora seksual.
Perhitungan jumlah kapang dan khamir memiliki ketentuan
umum yaitu secara tradisional, media yang dasamkan digunakan
untuk menghitung kapang/khamir dalam obat tradisional.
Penambahan antibiotik juga dapat digunakan untuk menghambat
perkembangan koloni bakteri. Berbagai media dapat digunakan
untuk

menghitung

tergantung

pada

jumlah
sifat

kapang/khamir

alami

obat

yang

tradisional

dan

hidup,
sifat

kapang/khamir yang ada. Media natibiotika pada plate count


agar

dan

dichloran

roses

bengal

agar

dengan

teknik

pengenceran.
Kapang dan khamir biasanya dihitung dengan teknik surface
spread plate daripada pour plate. Teknik ini memaksimalkan
penampakan sel terhadap iksigen udara dan stress suhu
pendinginan agar. Spread plate agar dikeringkan semalam
sebelum digunakan. Buffer phosphat atau peptone water 0,1%
baik

untuk

digunakan

pengenceran
dengan

pH

sampel.
nertal

Antibiotik

adalah

yang

sering

chlortetracycline,

chloramphenicol, oxytetracycline, gentamicine, streptomycin,


dan kanamycin. Chloramphenicol (100 mg/ml) atau gentamicin
(50 g/ml) adalah yang direkomendasikan karena stabil terhadap
panas dan spektrum antibakterinya luas. Kedua antibiotik ini
dapat disterilkan pada autoclaf dalam media lengkap. Inkubasi
biasanya dilakukan pada suhu 22-25oC selama 5 hari sebelum

koloni dihitung. Jika tidak tresedia inkubator maka dapat


digunakan suhu ruang dengan mencatat perubahan suhu yang
terjadi (Hidayat,dkk, 2006).
Pada makalah ini perhitungan angka kapang/khamir pada
car

uji

cemaran

mikroorganisme

SNI

01-2897-1992.Pda

prinsipnya dari uji angka kapang/khamir adalah pertumbuhan


kapang dan khamir dalam media yang sesuai,setelah diinkubasi
pada suhu 250C atau suhu kamar selama 5 hari.
E. Media
Untuk menumbuhkan satu mikroorganismme, diperlukan
suatu substrat makanan yang biasa disebut dengan media,
karena di dalam media mengandung unsur-unsur makanan yang
diperlukan oleh jasad untuk tetap hidup.Bahan-bahan nutrien
yang disediakan untuk menumbuhkan mikroorganisme di dalam
laboratorium disebut kultur media. Media itu sendiri sebelum
digunakan harus dalam keadaan steril.
Berikut adalah media yang digunakan :
1. PDA ( Potatoes Dextrose Agar)
PDA merupakan media yang digunakan untuk memacu
produksi konidia oleh fungi dari kentang dan dextrise pada
media ini menyediakan faktor nutrien yang sangat baik
untuk pertumbuhan fungi ( Murry, 2006)
F. Tata cara Uji kapang/khamir
1. Pengambilan sampel
Sampel yang digunakan adalah ekstrak rimpang kunyit dan
ekstrak daging buah asam jawa yang sudah dalam bentik
ekstrak.
2. Persiapan dan Homogenisasi sampel
Dengan aseptik, timbang 1 gram ekstrak kental kemudian
dilarutkan dalam 9 ml Peptone water hingga diperoleh

pengenceran 1:10. Dihomogenisasi dengan baik kemudian


lanjutkan dengan pengenceran 10-2 sampai 10-6.
3. Cara pengujian
Dipipet 1 ml dari masing-masing pengenceran, dimasukkan ke
dalam cawan petri steril. Ke dalam setiap cawan petri
dituangkan sebanyak 15-20 ml media PDA yang telah
dicairkan yang bersuhu sekitar 450C. Digoyangkan cawan
petri

dengan

hati-hati

hingga

bercampur

merata.

Pemeriksaan kontrol dilakukan dengan mencampur air


pengencer dengan pembenihan untuk

setiap contoh yang

diperiksa.Biarkan hingga campuran dalam petri membeku,


Dimasukkan semua cawan petri dengan posisi terbalik ke
dalam inkubator dan diinkubasi pada suhu 25 0C atau suhu
kamar selama 5 hari.Dihitung koloni kapang dan khamir
setelah 5 hari dan catat hasilnya sebagai jumlah kapang dan
khamir per gram contoh.
4. Cara Analisis Hasil
Cara meganalisis hasil pengujian sesuan dengan SNI
01-2987-1992 seperti berikut : dipilih cawan petri dari satu
pengenceran yang menunjukan jumlah koloni antara 10-150.
Jumlah koloni dari kedua cawan dihitung lalu dikalikan
dengan faktor pengencerannya. Bila pada cawan petri dari
dua tingkat pengenceran yang berurutan menunjukkan
jumlah koloni 10-150, maka dihitung jumlah koloni dan
dikalikan faktor pengenceran kemudian diambil rat-rata.
Hasil dinyatakan sebagai angka kapang/khamir dalam tiap
gram atau ml sampel.
Untuk

beberapa

kemungkinan

lain

yang

berada

dari

pernyataan diatas, maka diikuti petunjuk sebagai berikut :

a. Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari


pengenceran yang sama menunjukkan jumlah antara 10150 koloni, dihitung jumlah koloni dari kedua cawan dan
dikalikan dengan faktor pengenceran.
b. Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat
jumlah koloni lebih besar dua kali jumlah koloni pada
pengenceran

dibawahnya,

maka

dipilih

tingkat

pengenceran terendah (misal : pada pengenceran 10-2


diperoleh 60 koloni dan pada pengenceran 10 -3 diperoleh
30 koloni, maka dipilih jumlah koloni pada pengenceran
10-2 yaitu 60 koloni)
Bila pada pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah
koloni kurang dari dua kali jumlah koloni pengenceran
dibawahnya, maka diambil angka rata-rata dari jumlah
koloni

dari

kedua

pengenceran

tersebut.

Hasilnya

dinyatakan sebagai angka kapang dan khamir dalam tiap


gram sampel (misal pada pengenceran 10-2 didapat 60
koloni dan pada pengenceran 10 -3 didapat 10 koloni, maka
angka kapanng/khamir adalah
60 + 10 X 103
2
c. Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang
menunjukkan jumlah antara 10-150 koloni maka dicatat
angka sebenarnya dari tingkat pengenceran terendah dan
dihitung sebagai angka kapang dan khamir perkiraan.
d. Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan baku
disebabkan karena faktor inhibitor, maka angka kapang
dan khamir dilaporkan sebagi kurang dari satu dikalikan
faktor pengencer terendah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penentuan tingkat kontaminasi fungi pada bahan makanan
atau makanan menjadi suatu hal yang penting. Oleh karena itu
diperlukan pemeriksaan yang tepat dan cepat untuk mendeteksi
adanya kapang dalam bahan makanan dalam hal ini adalah bahan
dasar obat tradisional.Salah satu pemeriksaan yang dilakukan
adalah pemeriksaan angka kapang, sehingga dapat diketahui
apakah bahan obat tradisional tersebut memenuhi standar atau
tidak untuk dijadikan sebagai produk makanan.
B. Saran

Sebaiknya bahan makanan atau makanan disimpan dalam

watu yang tidak terlalu lama, dan ditempat yang tidak lembab
( misal almari es ) sehingga meminimalisir pertumbuhan kapang.
Konsumen makanan juga harus meningkatkan ketelitian dalam
memilih makanan yang akan dikonsumsi, apakah mengandung
jamur/kapang atau tidak.

Daftar Pustaka
Fardiaz,S, 2004, Mikrobiologi Pangan , 118-129, 195, Gramedia
Utama, Jakarta
Hidayat, N, dkk, 2006, Mikrobiologi industri, 41-42, Penerbit
ANDI, Yogyakarta
Soedibyo,M, 2004, Jamu Obat Sepanjang Zaman, Raja Grafindo
Persada , Jakarta
Anonim, 1992, Standar Nasional Indonesia No 01-2987-1992
Tentang Cara Uji Cemaran Mikroorganisme, 6-8, 32-33,
Badan Standarisasi Nasional, Jakarta
Handayani, 2006, Metode Analisis Prosedur Pengujian Obat Dan
Makanan Negara, 13, Balai POM, Jakarta
Murry, 2006, Monografi Ekstrak Tumbuhan Obat Indonesia, 51-54,
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia,
Jakarta

You might also like