You are on page 1of 18

BIOMARKER DAN KEUTAMAANNYA

Akbar Tahir

Akbar Tahir

2. BIOMARKER DAN KEUTAMAANNYA


2.1. Pengertian Biomarker
Dalam arti luas biomarker atau biological markers atau
marka biologis adalah suatu teknik pengukuran spesimen
biologis

yang

pemaparan

dapat

lingkungan

menjelaskan
dan

hubungan

timbulnya

kerusakan

antara
atau

dampak buruk pada organisme (CBM-NRC, 1992). Dalam


biomarker, respon biologis yang diukur adalah level terendah
dalam organisasi biologis, seperti: respon-respon molekuler,
biokimiawi dan fisiologis, sehingga hasil yang diberikan
bersifat jangka pendek dan sangat sensitif yang merupakan
respon organisme terhadap stressor di dalam lingkungan.
Oleh karenanya, biomarker merupakan indikator dini dari
perubahan kondisi fisiologis organisme akibat terdapatnya
stressor dalam lingkungan tempat hidupnya.
Definisi lain Biomarker : variasi-variasi dalam biokimia,
seluler, fisiologi atau tingkah laku, di dalam jaringan atau
cairan tubuh atau pada suluruh bagian organisme, yang
member bukti tentang pemaparan bahan kimia pencemar
dan

juga

dapat

mengindikasikan

suatu

dampak

toksik

(Langston et al., 2007).


Seringkali terjadi penggunaan terminologi biomarker
dan bioindicator secara tumpang tindih yang pada akhirnya
mengaburkan makna keduanya. Bioindikator juga merupakan
respon biologis, namun pada tingkatan yang lebih tinggi
dalam organisasi biologis, seperti: individu, populasi dan
komunitas. Walaupun juga memberikan respon yang relatif

23

Akbar Tahir
sensitif terhadap stressor lingkungan dan relevansi ekologis
yang tinggi, namun sifatnya jangka panjang (Gambar ..).
Perbedaan signifikan lainnya antara biomarker dan
bioindikator

adalah

dalam

fungsinya

sebagai

sistem

peringatan dini terhadap gangguan yang dapat berupa


potensi timbulnya suatu penyakit akibat tekanan yang
dialami oleh organisme. Terminologi marker merupakan
istilah

yang

umum

digunakan

dalam

bidang

imunologi

kedokteran untuk senyawa kimia yang digunakan pada


membran protein yang mencirikan jenis sel yang berbeda.
Istilah ini kemudian berkembang dan digunakan oleh para
peneliti

dalam

toksikologi

dan

bidang-bidang
bidang-bidang

kedokteran,
terkait

epidemiologi,

lainnya

untuk

mempelajari dampak pemaparan toxicant lingkungan pada


kesehatan manusia atau organisme lainnya. Penggunaan
biomarker oleh ahli toksikologi terutama ditujukan untuk
pengembangan teknik-teknik untuk estimasi dan prediksi
hubungan konsentrasi dan respon, dalam rangka fasilitasi

Tinggi

penilaian resiko yang terkait dengan pemaparan toxicant.


Demikian juga dalam hal klarifikasi terhadap mekanisme

Kepentingan Ekologis

terjadinya penyakit yang disebabkan oleh faktor pemaparan


terhadap bahan kimia toksik.

Ukuran

Laju Pertu

Mutasi Jar

Kehilangan Kes
Abnormalitas Fisiologis

Patologi Sel
Perubahan Tingkah L
Perubahan Indeks Sitologi

24

Signal Dampak/Tekanan

Awal

Akbar Tahir

Gambar .. Beberapa contoh signal dampak pada sistem biologi akibat


pemaparan lingkungan terhadap berbagai stressor.
Tantangan mendasar dalam toksikologi lingkungan adalah
menghubungkan kehadiran suatu bahan kimia di lingkungan dengan
ancaman bahaya pada reseptor biologis potensial melalui
penggunaan teknik prediksi yang valid. Efek perubahan kesehatan
dalam reseptor biologis dimulai dengan pemaparan terhadap suatu
bahan kimia kontaminan dan dapat berlanjut pada rusaknya atau

25

Akbar Tahir
berubahnya fungsi dari suatu organel, sel atau jaringan. Pemaparan
organisme di alam melalui kontak dengan media lingkungan yang
terkontaminasi dikenal sebagai konsentrasi eksternal (external
concentration),
dimana
proses
internalisasi
media
yang
terkontaminasi melalui ingesti atau absorpsi epitel/kulit menghasilkan
suatu konsentrasi internal (internal concentration). Jumlah atau
besaran konsentrasi internal yang dibutuhkan untuk menimbulkan
respon atau efek bagi kesehatan selanjutnya dinamakan konsentrasi
efektif biologis (biologically effective concentration).
Pada awalnya resiko lingkungan dinilai melalui penentuan
residu bahan kimia dalam sampel media lingkungan yang
dibandingkan dengan hasil pengukuran toksisitas dalam suatu
spesies yang dipapar dengan media. Akan tetapi, selain kompleksitas
dalam penentuan residu bahan kimia di lingkungan, bioavailabilitas
bahan kimia di lingkungan terhadap reseptor biologis tidak dapat
dikuantifikasi dengan teknik pendekatan seperti ini. Hal ini disebabkan
oleh karena bioavailabilitas suatu bahan kimia sangat tergantung
pada jenis bahan kimia itu sendiri, fase lingkungan (matriks) dan
spesies organisme, yang kesemuanya dapat menjadikan bahan kimia
tersebut tersedia dengan kisaran yang sangat luas (0,001 - 100%).
Selain itu, kinetik-toksik dan dinamika-toksik dari suatu bahan kimia
dalam spesies tertentu akan sangat menentukan mampu tidaknya
suatu pemaparan bahan kimia untuk menghasilkan respon atau efek
buruk yang membahayakan.

2.2. Keutamaan Biomarker


Pendekatan berbasis biomarker sangat membantu dalam
mengatasi hambatan-hambatan tersebut, melalui pengukuran
langsung dari efek toksik pada spesies yang terkena dampak.
Biomarker didefinisikan sebagai perubahan dalam komponen, proses,
struktur dan fungsi seluler atau biokimiawi yang ditimbulkan oleh

26

Akbar Tahir
bahan kimia asing (xenobiotics) yang dapat diukur dalam suatu sistem
atau sampel biologis (CBM-NRC, 1987). Biomarker secara umum
dapat digolongkan sebagai pemarka dari pemaparan, dampak atau
kerentanan. Pemilihan jenis biomarker yang tepat untuk digunakan
dalam evaluasi ancaman bahaya (hazard) dilakukan berdasarkan
pada mekanisme dari suatu kondisi penyakit yang disebabkan oleh
suatu bahan kimia. Beberapa waktu berselang timbul kesadaran
tentang kemungkinan penggunaan organisme alami/liar sebagai
biomarker non-lethal dari penyakit-penyakit yang ada di lingkungan,
yang kemudian dihubungkan dengan efek buruk yang bersesuaian
pada manusia.
Pemberian suatu toxicant dalam konsentrasi yang memadai
dapat menghasilkan suatu respon berlanjut, yang diawali dengan
pemaparan dan kemungkinan dapat menghasilkan perkembangan
suatu penyakit. Peristiwa ini bermula dengan pemaparan eksternal,
lalu diikuti dengan pemantapan konsentrasi internal yang berujung
pada sampainya kontaminan pada suatu titik rawan. Hal ini kemudian
diikuti oleh perubahan-perubahan, yang umumnya buruk atau tidak
diinginkan, pada titik rawan tersebut, baik perubahan yang dapat balik
(reversible) maupun yang tidak dapat balik (irreversible), dan
perkembangan kondisi penyakit yang dapat dengan mudah dikenali
(Gambar 2). Pemahaman yang lebih baik terhadap kondisi penyakit
yang ditimbulkan oleh bahan kimia meningkatkan jumlah biomarker
spesifik dan bermanfaat dalam ekstrapolasi pada spesies lainnya.
Menjadi suatu kenyataan bahwa semakin cepat kita mengetahui
dampak pada suatu titik rawan, maka prediksi terhadap ancaman
bahaya atau penyakit akan lebih sensitif. Namun dalam banyak
kasus, mekanisme pasti tentang bagaimana suatu toksikan
menimbulkan kerusakan sel, jaringan atau organ belum diketahui
secara pasti, sehingga indikator-indikator non-spesifik harus dipakai
dalam penggunaan biomarker.

27

Akbar Tahir

NonKompensasi
Kompensasi

Homeostasis

Gambar .Ketidakseimbangan vs cacat sebagai indikator toksisitas


bahan kimia pencemar (diadopsi dari Depledge, 1989).
Organisme laut merupakan matriks yang sangat sesuai
untuk digunakan dalam evaluasi resiko kesehatan, sebab
dapat memadukan antara konsentrasi bahan pencemar yang
tersedia secara biologis (bioavailable) dan meningkatnya
jumlah senyawa kompleks yang berpotensi untuk mencemari

28

Akbar Tahir
lingkungan laut, yang memerlukan strategi-strategi baru
dalam

pemantauan

dampaknya.

Oleh

karena

itu,

penggunaan biomarker sebagai penera dalam cairan tubuh,


sel atau jaringan untuk kepentingan deteksi pemaparan pada
kontaminan atau stressor lingkungan lainnya (biomarker
pemaparan) atau mekanisme-mekanisme aksi dari respon
inang

(biomarker

pendekatan

yang

dampak)
sangat

dianggap

sebagai

suatu

karena

selain

menjanjikan,

merespon kepada pemaparan dan/atau konsentrasi (salah


satu

atau

keduanya)

senyawa

xenobiotics

yang

dapat

memberi informasi bahwa suatu organisme di bawah suatu


kondisi

tekanan

lingkungan

(biomarker

kerentanan)

(Chambers et al., 2002; Handy et al., 2003).


Biomarker sangat dipengaruhi oleh kehadiran campuran
senyawa

kimia

terkontaminasi

(chemical
yang

mixtures)

menghasilkan

dalam

suatu

peningkatan

area

dampak

dalam aspek-aspek additif, sinergi dan/atau antagonis. Oleh


karena itu penilaian dampak biologis harus didasarkan pada
suatu seri dari sejumlah biomarker, karena tidak ada satu
jenis biomarker yang dapat secara tepat mengukur degradasi
lingkungan (Galloway et al., 2004; Broeg et al., 2005;
Hagger et al., 2006). Sehingga penggunaan sekelompok
biomarker untuk tingkatan organisasi biologis yang berbeda
membuat
bahaya di

suatu

evaluasi

terhadap

kehadiran

ancaman

lingkungan menjadi lebih baik (Handy et al.,

2003; Allen and Moore, 2004).


Penggunaan multi biomarker (pemaparan dan/atau
dampak) sebagai pendekatan proksimasi dalam mengukur
dampak biologis dari suatu bahan pencemar di lingkungan,

29

Akbar Tahir
yang dikombinasikan dengan analisis bahan kimia, telah
digunakan

dalam

mendeteksi

dampak

jangka

pendek

maupun dampak jangka panjang pada beberapa parameter


ekologis yang relevan untuk menghubungkannya dengan
teknik

penilaian

ekosistem,
hubungan

kesehatan

sehingga
antara

organisme

memungkinkan

stressor

dalam

untuk

lingkungan

kompleks

menetapkan

dan

dampaknya

(Hagger et al., 2006; Bebianno et al., 2007). Beberapa


biomarker telah dimasukkan sebagai piranti utama dalam
beberapa organisasi intersional untuk penilaian dampak
pencemaran lingkungan (OSPAR, 2000; Galloway et al.,
2004; Schiedek et al., 2005). Aplikasi dan pertimbanganpertimbangan dalam memilih biomarker akan dibahas pada
bagian-bagian selanjutnya dalam buku ini.

Biomarker Pemaparan (Biomarkers of Exposure).


Kehadiran suatu bahan kimia asing (xenobiotics) atau
metabolitnya

atau

produk

hasil

interaksi

antara

suatu

xenobiotics dengan molekul target atau sel yang diukur


dalam suatu fase, untuk suatu organisme dikelompokkan
sebagai suatu biormarker pemaparan (ATSDR, 1994).
Biomarker

pemaparan

umumnya

digunakan

untuk

memprediksi dosis atau konsentrasi yang diterima oleh


individu, yang selanjutnya dapat dikaitkan dengan perubahan
yang timbul dalam suatu kondisi penyakit. Dalam banyak hal,
biomarker pemaparan merupakan hal yang cukup mudah
untuk

diketahui,

metabolitnya

karena

dapat

kebanyakan

dikuantifikasi

kontaminan

dari

sampel

atau
tanpa

membunuh organismenya, seperti: darah, urin, faeces atau

30

Akbar Tahir
jaringan-jaringan yang dapat diperoleh melalui biopsi atau
nekropsi.
Salah satu biomarker pemaparan yang stabil dan
sangat bermanfaat adalah biomarker kanker yang melibatkan
deteksi terhadap kemampuan bahan-bahan kimia karsinogen
dalam membentuk simpul dengan makromolekul seluler
seperti DNA atau protein. Hal ini dimungkinkan terjadi karena
hampir seluruh bahan kimia karsinogen merupakan bahanbahan yang mampu mengikat elektron dengan kuatnya atau
dikonversi menjadi bahan-bahan eletrofilik aktif melalui
proses aktifasi metabolik. Karsinogen-karsinogen ini bereaksi
dengan

nukleofilik

biomakromolekul

dalam

membentuk

simpul. Jika biomakromolekul cukup stabil, maka simpul


yang terbentuk dapat dideteksi dengan beberapa cara seperti
hidrolysis protein menjadi asam amino (histidin, lysin atau
sistein), dan digunakan untuk menentukan profil pemaparan.
Salah satu keutamaan dari metode penentuan resiko kanker
ini adalah sampel darah dapat dengan mudah diperoleh
sehingga sejumlah besar sampel dapat diperoleh untuk
penentuan pola pemaparan.

Biomarker Dampak (Biomarkers of Effects)


Biomarker

dampak

adalah

perubahan-perubahan

biokimiawi, fisiologis, tingkah laku dan lainnya yang dapat


diukur, dalam

suatu

organisme

yang

bergantung

pada

besarannya, dapat dikenali sebagai manisfestasi atau potensi


gangguan kesehatan atau penyakit (ASTDR, 1994). Idealnya,
suatu biomarker dampak harus dapat berdiri sendiri yang
tidak memerlukan analisis kimia atau uji biologis tambahan

31

Akbar Tahir
untuk mengkonfirmasinya. Penggunaan biomarker dampak
dalam jenis-jenis uji tersebut sangat tinggi spesifitasnya
untuk setiap jenis bahan kimia sehingga penggunaannya
sangat terbatas. Contoh dari biomarker dampak termasuk:
uji daya hambat enzim cholinesterase otak oleh insektisida
Karbamat, induksi asam delta aminolevulinic synthetase dan
inhibisi asam aminolevulinic dehydratase (ALAD) oleh Pb dan
logam-logam berat tertentu lainnya.
Beberapa jenis biomarker
dengan spesifisitas lebih
rendah juga telah dikembangkan dan digunakan secara luas,
namun memiliki kecenderungan respon yang luas terhadap
beberapa jenis bahan kimia. Beberapa jenis biomarker
tersebut antara lain: induksi mixedfunction oxidase (MFO),
formasi simpul DNA dan beberapa perubahan DNA seperti
pertukaran kromatid kembar dan pemutusan untaian/strand,
imunosupresi dan hipersensitifitas. Uji-uji tersebut di atas
membutuhkan studi biomarker tambahan atau analisis residu
bahan kimia untuk dapat menghubungkan agen penyebab
dengan efek yang ditimbulkan. Hal ini bisa dilihat, misalnya,
pada induksi enzim cytochrome P4501A1 (CYP1A1) di dalam
hati ikan umumnya dikenal sebagai biomarker dari
pemaparan ikan terhadap kontaminan, namun hasilnya tidak
spesifik senyawa (compound specific) karena reaksi ini juga
dapat diinduksi oleh berbagai jenis senyawa polynuclear
hydrocarbon (PAHs) maupun halogenated hydrocarbon
(PHAHs), dan juga oleh kondisi hypoxia (HIF response
element).

Biomarker Kerentanan
Biomarker

kerentanan (biomarkers of susceptibility)

adalah titik atau hasil akhir yang merupakan indikasi dari

32

suatu

perubahan

kondisi

fisiologi

dan

Akbar Tahir
biokimiawi yang

menjadikan individu spesies terkena dampak, baik yang


berupa faktor kimia, fisik atau patogen. Biomarker ini
terutama bermanfaat dalam memprediksi kondisi penyakit
pada manusia menggunakan hewan sebagai acuannnya.
Pemaparan hewan pada konsentrasi rendah TCDD (2,3,7,8tetrachlorodibenzo-p-dioxin)

akan

menyebabkan

meningkatnya aktifitas enzim cytochrome P4501A1 atau


P4501A2 pada hewan, tanpa dampak buruk.

Sedangkan

peningkatan aktifitas enzim tersebut pada manusia diketahui


terkait dengan tingginya resiko terserang kanker akibat
aktifasi sejumlah prokarsinogen. Demikian juga dengan
beberapa senyawa xenobiotics yang menghambat aktifitas
sistem

kekebalan

tubuh

yang

dapat

menyebabkan

meningkatnya kerentanan organisme terhadap organisme


patogen dan kanker.
Diakui bahwa perbedaan antara biomarker dampak dan
biomarker

kerentanan

agak

kabur.

Namun

perbedaan

tersebut dapat dilihat pada akibat yang ditimbulkan oleh


xenobiotics,

yaitu:

apakah

akibatnya

secara

langsung

mempengaruhi aspek-aspek fisiologi dan biokimiawi yang


merupakan indikasi langsung dari kondisi penyakit, atau
akibatnya hanya pada penurunan ketahanan terhadap faktorfaktor biologis, kimiawi atau fisis lainnya.

Interpretasi Biomarker
Ketelitian

harus

digunakan

dalam

melakukan

interpretasi dan ekstrapolasi terhadap hasil yang diberikan


oleh suatu biomarker, dari satu spesies ke spesies lainnya.

33

Akbar Tahir
Sebab bahan kimia yang sama dapat menginduksi protein
yang berbeda dalam satu spesies dibanding spesies lainnya,
dan enzim yang sama dapat memiliki spesifisitas bahan yang
berbeda, bahkan dalam spesies yang kekerabatannya sangat
dekat. Perbedaan dalam kelas

cytochrome P450 yang

diinduksi terlihat pada pemaparan spesies ikan yang sama


(salah satunya adalah hasil budidaya laboratorium) pada
kontaminan

TCDD.

Hal

ini

jelas

menunjukkan

bahwa

dibutuhkan pemahaman menyeluruh dalam bidang fisiologi


dan biokimia komparatif.
Pentingnya

aplikasi

biomarker

adalah

karena

kemampuannya untuk memadukan pemaparan beberapa


bahan kimia di area tertentu dengan keragaman kontaminan
yang dikandungnya, seperti yang banyak ditemui pada
lokasi-lokasi pembuangan limbah cair kimia. Respon CYP1A1
terhadap sedimen yang dicemari oleh dioxin, PCBs atau PAHs
dapat memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi
kontaminan

pada

lokasi,

bioavailabilitas-nya

dan

resiko

menyeluruh yang dapat ditimbulkan. Demikian juga dengan


perubahan profil Porfirin,

kandungan Methallothionein dan

fungsi immunologis dapat memberikan gambaran tentang


efek

kombinasi

dari

logam-logam

yang

terdapat

pada

perairan yang tercemar oleh limbah pertambangan. Oleh


karena

itu,

esensi

dari

penggunaan

biomarker

adalah

pengertian terhadap kekuatan dan keterbatasan teknik yang


digunakan dan untuk lebih berhati-hati dalam melakukan
ekstrapolasi hasil antar spesies.

34

Akbar Tahir
Beberapa ide dasar (Long et al., 2004; Huo, 2006;
Lehtonen, 2009) dalam mengaplikasikan biomarker, sebagai
berikut:
o

Pemahaman yang jelas tentang


pemantauan yang dibutuhkan

Setidaknya terdapat 3 peranan biomarker: sebagai alat


seleksi untuk studi pada lokasi lain, sebagai alat
diagnostik yang terpusat pada isu-isu khusus yang
diidentifikasi, dan sebagai alat pemantauan terhadap
perubahan kesehatan suatu lingkungan/lokasi dalam
suatu jangka tertentu, yang mungkin saja sebagai respon
terhadap kriteria-kriteria pengelolaan lingkungan.

Jenis-jenis biomarker yang memiliki keterkaitan jelas


dengan dampak pada tingkatan yang lebih tinggi jelas
akan sangat efektif.

Dibutuhkan pengetahuan dasar dalam: variasi alami,


sensitifitas dan dapat diulangnya respon biomarker untuk
penjaminan mutu.

Biomarker tunggal pada individu spesies umumnya tidak


akan cukup kuat untuk digunakan dalam suatu
penegakan aturan (regulasi), sehingga mutlak untuk
menggunakan serial biomarker (series/batteries of
biomarkers).
Biomarker

organisasi

dikembangkan

biologis.

Pada

cakupan

pada

level-level

dan

sifat

beberapa

level

biologis

yang

organisasinya tinggi (anatomis atau fisiologis) dianggap


sebagai perpaduan dari perubahan-perubahan yang terjadi
pada level-level organisasi yang lebih rendah (molekuler dan
seluler). Salah satu tantangan terberat dalam penelitian
biomarker adalah bagaimana memahami perubahan yang
35

Akbar Tahir
terjadi pada suatu tingkatan, untuk selanjutnya memahami
cara

memadukan

perubahan-perubahan

tersebut

ke

tingkatan-tingkatan berikutnya, yang lebih tinggi.


Lalu mengapa menggunakan biomarker dalam penilaian
dampak dan

resiko

lingkungan?. Pada penilaian resiko

lingkungan,

beberapa

(endpoints)

klasik

indikator

digunakan,

titik-pengamatan

misalnya:

kematian

akhir
atau

induksi tumor, yang salah satunya sangat parah sedang


lainnya

sangat

lambat

untuk

berkembang.

Penggunaan

kematian sebagai titik-akhir pengamatan digunakan untuk


menetapkan tingkat aman dari suatu pemaparan yang tidak
menyisakan variasi dan sensitifitas diantara individu-individu
uji, baik dalam spesies maupun antar spesies. Hal ini
ditunjukkan
estimasi

oleh

kebiasaan

konsentrasi

aman

kita

untuk

berdasarkan

menggunakan
pada

beberapa

konsentrasi aman atau konsentrasi pemaparan yang dapat


diterima, atau dikenal sebagai no-effect concentration atau
effective concentration untuk 10% populasi (EC 10), lalu
memadukan

seluruh

ketidak-pastian

dan

faktor-faktor

penilaian ke dalam persamaan yang ada.


Oleh karena itu, pemantauan dampak pencemaran laut
terhadap berbagai bentuk kehidupan di laut penting untuk
dilakukan sebagai aktifitas berkala yang terencana. Hal ini
terutama karena selain kegiatan ini sangat menantang, juga
memiliki

tingkat

kesulitan

yang

tinggi

baik

dari

segi

kebutuhan teknik maupun pembiayaannya. Terlepas dari


kesulitan
biomarker

dan

tantangan

dalam

yang

pemantauan

ada

pada

dampak

penggunaan
bahan

kimia

pencemar di lingkungan, terdapat 2 hal mendasar dalam

36

program

pemantauan

lingkungan

Akbar Tahir
biomarker

berbasis

(Peakall, 1992), yaitu:


1. Hubungan antara pemaparan bahan kimia dan respon
biomarker, hubungan ini termasuk : a). ketersediaan
biomarker

yang

dapat

merespon

pencemar

utama

di

biomarker

untuk

kelompok-kelompok

lingkungan.

jenis-jenis

bahan

Beberapa

contoh

utama

bahan

pencemar disajikan dalam Tabel 1 berikut, dan b).


sensitifitas

biomarker

pencemar,

terlebih

konsentrasi

bahan

manusia,
(AChE)

dalam

(ALAD)

asam

dijadikan

stimulasi

hal

pencemar.

hambatan
dan

terhadap

enzim

respon
Dalam

bahan
terhadap

kedokteran

acethylcholine

aminolevulinic
sebagai

gold

acid

esterase

dehydratase

standard

dalam

mengukur respon biologis terhadap pemaparan bahan


kimia

lingkungan

Scheuhammer,

(Holmes

1989).

and

Spesifisitas

Boag,
relatif

1990;
beberapa

biomarker disajikan dalam Tabel 2.

Logam Toksik

Respon Makrofag

Konsentrasi Lysozyme

Protein Pengikat Logam

Hambatan ALAD

Profil Porfirin

Induksi MFO

Integritas DNA

Contoh beberapa biomarker untuk beberapa


kelompok bahan pencemar lingkungan perairan.
Respon Biogenik Amina

Hambatan NTE

Hambatan AChE

Tabel 1.

37

Akbar Tahir
PAHs
PHAHs
Organofosfat dan
Karbamat

Tabel 2. Spesifisitas relatif biomarker.


Spesifisitas Tinggi
Spesifisitas Sedang

Non-spesifik

Hambatan ALAD oleh Pb


Hambatan AChE oleh organofosfat dan
Karbamat.
Induksiporfirin oleh PHAHs
Induksi MFO
Pertukaran kromatid kembar

2. Hubungan antara respon biomarker dan dampak buruk : hal ini


mencakup proses lanjutan setelah pemaparan lingkungan dan
prognosa hasil pengamatan di laboratorium.
Hal tersebut
kemudian menjadi lebih kompleks bila dikaitkan dengan tingkat
ekstrapolasi yang dapat dibuat dari perubahan respon dalam
biomarker menjadi bahaya pada individu-individu yang terpapar.
Apalagi kenyataan yang ada menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan mencolok dalam respon biomarker-biomarker yang
berbeda terhadap perubahan kondisi organisme yang diteliti
(Tabel 1). Demikian pula halnya dengan ekstrapolasi pada
bahaya yang dapat ditimbulkan hingga level populasi dan
komunitas. Sebab aktifitas pemantauan kondisi lingkungan
adalah untuk mengetahui perubahan yang terjadi, lalu menyusun
strategi untuk memastikan bahwa struktur dan fungsi lingkungan
dapat dipertahankan.

38

Akbar Tahir

B
wP
a
m
ik
B
n
o
esp
R
a
b
eru
lg
fiso
-p
n
h

t
lsin
u
o
d
k
p
m
a
D
in
k
p
m
a
l D
vu
d

Gambar 2. Keterkaitan antara dampak bahan pencemar lingkungan dengan


respon-respon biokimiawi-fisiologis pada individu hingga populasi
dan komunitas (Peakall, 1992).

39

You might also like