You are on page 1of 36

Pengaruh Berat Badan dengan Kadar Gula yang Meningkat pada Tubuh

Manusia
Nevy Olianovi (102013101)
Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Telephone: (021) 5694-2061, fax: (021) 563-1731
nevy.olianovi@yahoo.com

Abstrak
Pemasukan makanan penting dalam menghasilkan energi yang digunakan untuk
menjalankan aktivitas kehidupan. Di dalam tubuh makanan yang telah masuk akan diolah
melalui serangkaian proses kimia yang disebut dengan metabolisme. Metabolisme mencakup
sintesis (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks. Proses
metabolisme sangat penting untuk mengetahui apakah kadar makanan yang kita makan telah
sesuai untuk tubuh atau tidak. Bila ada seseorang yang mengalami kegemukan, berarti terjadi
kelebihan zat-zat dalam tubuh, antara lain karbohidrat dan lemak. Kegemukan juga bisa
terjadi akibat gangguan pada organ endokrin yang menghasilkan hormon-hormon.
Kata kunci: metabolisme, karbohidrat, lemak, hormon
Abstract
Food intake is important in generating the energy used to run the activities of life. In the
body, the food will be processed through a cemical process, called metabolism. Metabolism
includes synthesis (anabolism) and breakdown (catabolism) of complex organic molecules.
Metabolism process is very important to know whether the levels of the food we eat has been
appropriate for the body or not. If there is someone who is overweight, it means there is
excess substances in the body, such as carbohydrates and fats. Obesuty may also occur due to
interference with the endocrine organs that produce hormones.
Keywords: metabolism, carbohydrate, fat, hormone
Pendahuluan
Problem berat badan berlebih bukanlah masalah baru bagi masyarakat kita. Masalah
obesitas banyak dialami oleh berbagai macam kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang
tua. Kelebihan berat badan memiliki resiko yang sangat buruk bagi kesehatan. Berbagai
penyakit dapat timbul sebagai akibat dari elebihan berat badan, antara lain obesitas, diaetes
melitus, hipertensi, bahkan gangguan jantung. Oleh karena itu penting bagi kita untuk
mneghindari kelebihan berat badan.
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

Dalam hal ini akan dijelaskan metabolisme dari karbohidrat dan lemak, selain itu
pengaturan hormon-hormon yang mempengaruhinya serta akan dijabarkan pula sumber
makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak dan bagaimana cara mengatur pola makan
yang lebih baik.
Pembahasan
Metabolisme
Metabolisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan interkonversi senyawa
kimia di dalam dubuh, jalur yang diambil tiap molekul, hubungan antarmolekul, dan
mekanisme yang mengatur aliran metabolit melalui jalur-jalur metabolisme. Jalur metabolik
digolongkan menjadi tiga kategori. Jalur anabolik, yaitu jalur-jalur yang berperan dalam
sintesis senyawa yang lebih besar dan kompleks dari prekurso yang lebih kecil. Jalur anabolik
bersifat endotermik. Jalur katabolik, berperan dalam penguraian molekul besarm sering
melibatkan reaksi oksidatif; jalur ini bersifat eksotermik, yang menghasilkan ekuivalen
pereduksi, dan ATP terutama melalui rantai respiratorik. Jalur amfibolik, yang berlangsung di
persimpangan metabolisme, bekerja sebagai penghubung antara jalur katabolik dan
anabolik misalnya siklus asam sitrat.1
Metabolisme Karbohidrat
1. Glikolisis
Kebanyakan jaringan memerlukan glukosa. Di otak, kebutuhan ini bersifat
substansial. Glikolisis, yaitu jalur utama metabolisme glukosa, terjadi di sitosil semua
sel. Jalur ini unik karena dapat berfungsi baik dalam keadaan aerob maupun anaerob,
bergantung pada ketersediaan oksigen dan rantai transpor elektron. Eritrosit yang tidak
memiliki mitokondria, bergantung sepenuhnya pada glukosa sebagai bahan bakar
metaboliknya, dan memetabolisme glukosa melalui glikolisis anaerob. Namun, untuk
mengoksidasi glukosa melewati piruvat (produk akhir glikolisis) oksigen dan sistem
mitokondria diperlukan.1
Glikolisis merupakan rute utama metabolisme glukosa dan jalur utama untuk
metabolisme fruktosa dan galaktosa, dan karbohidrat lain yang berasal dari makanan.
Kemampuan glikolisis untuk menghasilkan ATP tanpa oksigen sangat penting karena
hal ini memungkinkan otot rangka bekerja keras ketika pasokan O2 terbatas.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

Glikolisis dibagi menjadi dua fase yaitu fase preapartory dan fase payoff. Setiap
molekul glukosa yang melewati fase preparatory, dua molekul gliseraldehid-3-fosfat
terbentuk. Kedua molekul itu menuju fase payoff. Piruvat adalah produk akhir dari fase
kedua glikolisis.2
Semua enzim glikolisis ditemukan di sitosol. Glukosa memasuki glikolisis
melalui fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang dikatalis oleh heksokinase dengan
menggunakan ATP sebagai donor fosfat. Dalam kondisi fisiologis, fosforilasi glukosa
menjadi glukosa 6-fosfat dapat dianggap bersifat ireversibel. Heksokinasi dihambat
secara alosterik oleh produknya, yaitu glukosa 6-fosfat.1

Gambar 1. Proses glikolisis2


Di jaringan selain hati (dan sel pulau-pankreas), ketersediaan glukosa untuk
glikolisis dikontrol oleh transpor ke dalam sel yang selanjutnya diatur oleh insulin.
Heksokinase memiliki afinitas tinggi untuk glukosa, dan di hati dalam kondisi normal
enzim ini mengalami saturasi sehingga bekerja dengan kecepatan tetap untuk
menghasilkan glukosa 6-fosfat untuk memenuhi kebutuhan sel. Sel hati juga
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

mengandung isoenzim heksokinase, glukokinase yang memiliki afinitas rendah. Fungsi


glukokinasi di hati adalah untuk mengeluarkan glukosa dari darah setelah makan dan
menghasilkan glukosa 6-fosfat yang melebihi kebutuhan untuk glikolisis, yang
digunakan untuk sintesis glikogen dan lipogenesis.1
Glukosa 6-fosfat adalah senyawa penting yang berada di pertemuan beberapa
jalur metabolik: glikolisis, glukoneogenesis, jalur pentosa fosfat, glikogenesis, dan
glikogenolisis. Pada glikolisis, senyawa ini diubah menjadi fruktosa 6-fosfat oleh
fosfoheksosa isomerasi yang melibatkan suatu isomerasi aldosa-ketosa. Reaksi ini
diikuti oleh fosforilasi lain yang dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase untuk
membentuk fruktosa 1,6-bisfosfat. Reaksi fosfofruktokinase secara fungsional dapat
dianggap ireversibel dalam kadaan fisiologis; reaksi ini dapat diinduksi dan diatur
secara alosterik, dan memiliki peran besar dalam mengatur laju glikolisis. Fruktosa 1,6bisfosfat dipecah menjadi aldolase menjadi dua triosa fosfat, gliseraldhida 3-fosfat dan
diidroksiaseton fosfat. Gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat dapat saling
terkonveksi oleh enzim fosfotriosa isomerase.1
Glikolisis berlanjut dengan oksidasi gliseraldehida 3-fosfat menjadi 1,3bisfosfogliserat. Enzim yang mengatalisis reaksi oksidasi ini, gliseraldehida 3-fosfat
dehidrogenase, bersifat dependen NAD. Dalam reaksi berikutnya yang dikatalisis oleh
fosfogliserat kinase, fosfat dipindahkan dari 1,3-bisfosfogliserat ke ADP, membentuk
ATP dan 3-fosfogliserat.1
Karena untuk setiap molekul glukosa yang mengalami glikolisis dihasilkan dua
molekul triosa fosfat, padan tahap ini dihasilkan dua molekul ATP per molekul glukosa
yang mengalamu glikolisis. Lalu 3-fosfogliserat mengalami isomerasi menjadi 2fosfogliserat oleh fosfogliserat mutase. Besar kemungkinan bahwa 2,3-bisfosfogliserat
merupakan zat antara dalam reaksi ini.1
Langkah berikutnya dikatalisis oleh enolase dan melibatkan suatu dehidrasi yang
membentuk fosfoenolpiruvat. Enolase dihambat oleh fluorida, dan jika pengambilan
sampel darah untuk mengukur glukosa dilakukan, tabung penampung darah tersebut
diisi oleh fluorida untuk menghambat glikolisis. Enzim ini juga bergantung pada
keberadaan Mg2+ atau Mn2+. Fosfat pada fosfoenolpiruvat dipindahkan ke ADP oleh
piruvat kinase untuk membentuk dua molekul ATP per satu molekul glukosa yang
teroksidasi.1
Keadaan redoks jaringan kini menentukan jalur mana dari dua jalur yang diikuti.
Pada kondisi anaerob, NADH tidak dapat direoksidasi melalui rantai respiratorik
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

menjadi oksigen. Piruvat direduksi oleh NADH menjadi laktat yang dikatalisisi oleh
laktat dehidrogenasi.
Terdapat berbagai isoenzim laktat dehidrogenasi spesifik-jaringan yang penting
secara klinis. Reoksidasi NADH melalui pembentukan laktat memungkinkan glikolisisi
berlangsung tanpa oksigen dengan menghasilkan cukup NAD+ untuk siklus berikutnya
dari reaksi yang dikatalisis oleh gliseraldehida-3-fosfat dehidrogenase. Pada keadaan
aerob, piruvat diserap ke dalam mitokondria, dan setelah menjalani dekarboksilasi
oksidatif menjadi asetil KoA, dioksidasi menjadi CO2 oleh siklus asam sitrat. Ekuivalen
pereduksi dari NADH yang dibentuk dalam glikolisis diserap ke dalam mitokondria
untuk dioksidasi.1
Kebanyakan reaksi glikolisisi bersifat reversibel, namun ada tiga reaksi jelas
bersifat eksergonik dan karena itu harus dianggap ireversibel secara fisiologis. Ketiga
reaksi tersebut, yang dikatalisis oleh heksokinase (dan glukokinase), fosfofruktokinase,
dan

piruvat

kinase,

adalah

tempat-tempat

utama

pengendalian

glikolisis.

Fosfofruktokinase dihambat oleh ATP dalam konsentrasi intrasel, hambatan ini dapat
cepat dihilangkan oleh 5AMP yang terbentuk sewaktu ADP mulai menumpuk, yang
memberi sinyal akan perlunya peningkatan laju glikolisis.1
Fruktosa masuk ke jalur glikolisis melalui fosforilasi menjadi fruktosa 1-fosfat,
dan tidak melalui tahap-tahap regulatorik utama sehingga dihasilkan lebih banyak
piruvat (dan asetil KoA) daripada piruvat yang dibutuhkan untuk membentuk ATP. Di
hati dan jaringan adiposa, hal ini menyebabkan peningkatan lipogenesis dan tingginya
asupan fruktosa berperan menyebabkan obesitas.1
2. Oksidasi Piruvat
Piruvat yang telah terbentuk sebagai hasil proses glikolisis dapat masuk ke dalam
mitokondria untuk mengalami oksidasi menjadi molekul asetil koA. 1 molekul glukosa
akan menghasilkan 2 molekul piruvat yang memiliki 3 atom karbon. Piruvat akan
diubah menjadi asetil koA yang memiliki 2 atom karbon oleh suatu kompleks multienzim
yang terdapat di membran dalam mitokondria yaitu kompleks piruvat dehidrogenase . Dalam

eritrosit, setelah mengalami glikolisis maka piruvat akan diubah menjadi laktat.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

Gambar 2. Reaksi oksidasi piruvat secara umum2


Piruvat dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-koA dan NADH.
Enzim ini juga diatur melalui fosforilasi oleh suatu kinase tiga residu serin pada
komponen pirivat dehidrogenase kompleks multienzim sehingga aktivitas enzim
menurun, dan menyebabkan peningkatan aktivitas melalui defosforilasi oleh suatu
fosfatase. Kinase diaktifkan oleh peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-KoA]/[KoA],
dan [NADH]/[NAD+]. Oleh sebab itu, piruvat dehidrogenase, dan dengan demikian
glikolisis, dihambat jika tersedia ATP dalam jumlah memadai dan jika asam lemak
teroksidasi. Di jaringan adiposa, tempat glukosa menghasilkan asetil-KoA untuk
lipogenesis, enzim tersebut diaktifkan sebagai respons terhadap insulin.1

Gambar 3. Regulasi piruvat dehidrogenase (PDH)1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

3. Siklus Asam Sitrat


Siklus asam sitrat adalah serangkaian reaksi di mitokondria yang mengoksidasi
gugus asetil pada asetil-KoA dan mereduksi koenzim yang ter-reoksidasi melalui rantai
transpor elektron yang berhubungan dengan pembentukan ATP.1
Siklus asam sitrat adalah jalur bersama terakhir untuk oksidasi karbohidrat, lipid,
dan protein karena glukosa, asam lemak, dan sebagian besar asam amino di
metabolisme menjadi asetil-KoA atau zat-zat antara siklus ini. Siklus ini juga berperan
sentral dalam glukoneogenesis, lipogenesis, dan interkonversi asam-asam amino.
Banyak proses ini berlangsung di sebagian besar jaringan, tetapi hati adalah satusatunya jaringan tempat semuanya berlangsung dengan tingkat yang signifikan.1
Siklus diawali dengan reaksi antara gugus asetil pada asetil KoA dan asam
dikarboksilat empat karbon oksaloasetat yang membentuk asam trikarboksilat enamkarbon, yaitu sitrat. Pada reaksi-reaksi berikutnya, terjadi pembebasan dua molekul
CO2 dan pembentukan ulang oksaloasetat. Hanya sejumlah kecil oksaloasetat yang
dibutuhkan untuk mengoksidasi asetil-KoA dalam jumlah besar. Proses ini bersifat
aerob yang memerlukan oksigen sebagai oksidan terakhir dari koenzim-koenzim yang
tereduksi. Enzim-enzim pada siklus asam sitrat terletak di matriks mitokondria.1

Gambar 4. Tahapan siklus asam sitrat2


Reaksi awal antara asetil-KoA dan oksaloasetat untuk membentuk sitrat
dikatalisis oleh sitrat sintase yang membentuk ikatan karbon ke karbon antara karbon
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

metil pada asetil-KoA dan karbon karbonil pada oksaloasetat. Ikatan tioester pada sitrilKoA yang terbentuk mengalami hidrolisis dan membebaskan sitrat dan KoASG
(eksotermik).1
Sitrat mengalami isomerisasi menjadi isositrat oleh enzim akonitase. Racun
fluoroasetat bersifat toksik karena fluoroasetil-KoA berkondensasi dengan oksaloasetat
untuk membentuk fluorositrat, yang menghambat akonitase sehingga terjadi
penimbunan sitrat.1
Isositrat mengalami dehidrogenasi yang dikatalisis oleh isositrat dehidrogenase
untuk membentuk oksalosuksinat yang tetap terikat pada enzim dan mengalami
dekarboksilasi menjadi -ketoglutarat. Terdapat tiga isoenzim isositrat dehidrogenase.
Salah satunya yang menggunakan NAD+, hanya terdapat di mitokondria. Dua lainnya
menggunakan NADP+ dan ditemukan di mitokondria dan sitosol. Oksidasi isositrat
terkait-rantai respiratorik berlangsung hampir sempurna melalui enzim yang dependenNAD+.1
-ketoglutarat mengalami dekarboksilasi oksidatif dalam suatu reaksi yang

dikatalisis oleh suatu kompleks multi-enzim yang mirip dengan kompleks multienzim
yang berperan dalam dekarboksilasi oksidatif piruvat. Kompleks -ketoglutarat
dehidrogenase memerlukan kofaktor yang sama dengan kofaktor yang diperlukan
kompleks piruvat dehidrogenase serta menyebabkan terbentuknya suksinil-KoA.
Kesetimbangan reaksi ini jauh lebih menguntungkan pembentukan suksinil-KoA
sehingga fisiologisnya reaksi ini harus berjalan satu arah. Arsenit menghambat reaksi
ini yang menyebabkan akumulasi substrat yaitu -ketoglutarat.1
Suksinil-KoA diubah menjadi suksinat oleh enzim suksinat tiokinase (suksinilKoA sintetase). Reaksi ini adalah satu-satunya fosforilasi tingkat substrat dalam siklus
asam sitrat.1
Metabolisme suksinat yang menyebabkan terbentuknya oksaloasetat, memiliki
rangkaian reaksi kimia yang sama seperti yang terjadi pada oksidasi asam lemak:
dehidrogenasi untuk membentuk ikatan rangkap karbon-ke-karbon, penambahan air
untuk membentuk gugus hidroksil, dan dehidrogenasi lebih lanjut untuk menghasilkan
gugus okso pada oksaloasetat.1
Reaksi dehidrogenasi pertama yang membentuk fumarat dikatalisis oleh suksinat
dehidrogenase yang terikat pada permukaan dalam membran dalam mitokondria.
Fumarase mengatalisis penambahan air pada ikatan rangkap fumarat sehingga
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

menghasilkan malat. Malat diubah menjadi oksaloasetat oleh malat dehidrogenase,


suatu reaksi yang memerlukan NAD+. Meskipun keseimbangan reaksi ini jauh
menguntungkan malat, namun aliran netto reaksi tersebut adalah ke oksaloasetat karena
oksaloasetat terus dikeluarkan sehingga reoksidasi NADH terjadi secara kontinu.1
Akibat oksidasi yang dikatalisis oleh berbagai dehidrogenase pada siklus asam
sitrat, dihasilkan tiga molekul NADH dan satu FADH 2 untuk setiap molekul asetil-KoA
yang dikatabolisme per satu kali putaran siklus. Ekuivalen pereduksi ini dipindahkan ke
rantai

respiratorik,

tempat

reoksidasi

masing-masing

NADH

menghasilkan

pembentukan 3 ATP dan FADH2 2 ATP. Selain itu, terbentuk 1 ATP melalui fosforilasi
tingkat substrat yang dikatalisis oleh suksinat tiokinase.1
4. HMP Shunt

Gambar 5. Skema umum jalur pentosa fosfat2


HMP shunt (Hexose Mono Phosphate = Pentose Phosphate Pathway) atau jalur
pentosa fosfat adalah rute alternatif untuk metabolisme glukosa. Jalur ini tidak
menyebabkan terbentuknya ATP, tetapi memiliki dua fungsi utama: pembentukan
NADPH untuk sintesis asam lemak dan steroid, dan sintesis ribosa untuk membentuk
nukleotida dan asam nukleat.1
Jalur pentosa fosfat adalah suatu jalur yang lebih rumit daripada glikolisis. Tiga
molekul glukosa 6-fosfat menghasilkan tiga molekul CO2 dan tiga gula lima-karbon.
Zat-zat ini disusun kembali untuk menghasilkan dua molekul glukosa 6-fosfat dan satu
molekul zat antara glikolitik, yaitu gliseraldehida 3-fosfat. Karena dua molekul
gliseraldehida 3-fosfat dapat menghasilkan glukosa 6-fosfat, jalur ini dapat
mengoksidasi glukosa secara tuntas.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

Enzim jalur pentosa fosfat terdapat di sitosol. Tidak seperti glikolisis, oksidasi
terjadi melalui dehidrogenasi dengan menggunakan NADP+, bukan NAD+, sebagai
penerima hidrogen. Rangkaian reaksi di jalur ini dapat dibagi menjadi dua fase: fase
oksidatif nonreversibel dan fase nonoksidatif reversibel. Pada fase pertama, glukosa 6fosfat mengalami dehidrogenasi dan dekarboksilasi untuk menghasilkan suatu pentosa,
ribulosa 5-fosfat. Pada fase kedua, ribulosa 5-fosfat diubah kembali menjadi glukosa 6fosfat melalui serangkaian reaksi yang terutama melibatkan dua enzim: transketolase
dan transaldolase.1
Dehidrogenasi glukosa 6-fosfat menjadi 6-fosfoglukonat terjadi melalui
pembentukan

6-fosfoglukonolakton

yang

dikatalisis

oleh

glukosa

6-fosfat

dehidrogenase. Hidrolisis 6-fosfoglukonolakton dilakukan oleh enzim glukonolakton


hidrolase. Tahap oksidatif kedua dikatalisis oleh 6-fosfoglukonat dehidrogenase yang
juga memerlukan NADP+ sebagai penerima hidrogen. Kemudian terjadi dekarboksilasi
disertai pembentukan ketopentosa ribulosa 5-fosfat.1
Untuk mengoksidasi glukosa secara sempurna menjadi CO2 melalui jalur pentosa
fosfat, di jaringan harus terdapat enzim-enzim untuk mengubah gliseraldehida 3-fosfat
menjadi glukosa 6-fosfat. Hal ini melibatkan pembalikan glikolisis dan enzim
glukoneogenik, yakni fruktosa 1,6-bisfosfatase. Di jaringan yang tidak memiliki enzim
ini, gliseraldehida 3-fosfat mengikuti jalur normal glikolisis menjadi piruvat.1
Jalur pentosa fosfat dan glutation peroksidase dapat melindungi eritrosit dari
hemolisis. Di sel darah merah, jalur pentosa fosfat menghasilkan NADPH untuk
mereduksi glutation teroksidasi yang dikatalisis oleh glutation reduktase, suatu
flavoprotein yang mengandung FAD. Glutation tereduksi mengeluarkan H2O2 dalam
suatu reaksi yang dikatalisis oleh glutation peroksidase. Reaksi ini penting karena
penimbunan H2O2 dapat mempersingkat umur eritrosit dengan menyebabkan kerusakan
oksidatif di membran sel sehingga terjadi hemolisis.1
5. Glikogenesis
Glikogen adalah karbohidrat simpanan utama pada hewan, setara dengan pati
pada tumbuhan; glikogen adalah polimer bercabang D-glukosa. Zat ini terutama
ditemukan di hati dan otot; meskipun kandungan glikogen hati lebih besar daripada
kandungan glikogen otot, namun karena massa otot tubuh jauh lebih besar daripada
massa hati, sekitar tiga-perempat glikogen tubuh total berada di otot.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

10

Glikogen otot merupakan sumber glukosa yang dapat cepat digunakan untuk
glikolisis di dalam otot itu sendiri. Glikogen hati berfungsi untuk menyimpan dan
mengirim glukosa untuk mempertahankan kadar glukosa darah di antara waktu makan.
Setelah berpuasa 12 18 jam, glikogen hati hampir seluruhnya terkuras. Meskipun
glikogen otot tidak secara langsung menghasilkan glukosa bebas, namun piruvat yang
terbentuk oleh glikolisis di otot dapat mengalami transaminasi menjadi alanin yang
dikeluarkan dari otot dan digunakan untuk glukoneogenesis di hati.1
Seperti glikolisis, glukoas mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat yang
dikatalisis oleh heksokinase di otot dan glukokinase di hati. Glukosa 6-fosfat
mengalami isomerasi menjadi glukosa 1-fosfat oleh fosfoglukomutase. Kemudian
glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk nukleotida
aktif uridin difosfat glukosa (UDPGlc) dan pirofosfat yang dikatalisis oleh UDPGlc
pirofosforilase. Reaksi berlangsung dalam arah pembentukan UDPGlc karena
pirofosfatase mengatalisis hidrolisis pirofosfat menjadi dua kali fosfat sehingga salah
satu produk tersebut reaksi dihilangkan.1
Glikogen sintase mengatalisis pembentukan sebuah ikatan glikosida antara C 1
glukosa UDPGlc dan C4 residu glukosa terminal glikogen yang membebaskan uridin
difosfat (UDP). Suatu molekul glikogen yang sudah ada (primer glikogen) harus ada
agar reaksi ini dapat berlangsung. Primer glikogen ini pada gilirannya dapat dibentuk
pada suatu orimer protein yang dikenal sebagai glikogenin. Residu glukosa lain melekat
pada posisi 14 untuk membentuk suatu rantai pendek yang merupakan substrat untuk
glikogen sintase. Di otot rangka, glikogenin tetap melekat pada bagian tengah molekul
glikogen; di hati, jumlah molekul glikogen lebih banyak daripada jumlah molekul
glikogenin.1
Penambahan sebuah residu glukosa ke rantai glikogen yang sudah ada terjadi di
ujung luar molekul sehingga cabang-cabang molekul nonpereduksi glikogen
memanjang seiring dengan terbentuknya ikatan 14 . Ketika rantai memiliki panjang
sedikit 11 residu glukosa, sebagian rantai 14 dipindahkan ke rantai di dekatnya oleh
branching enzyme untuk membentuk ikatan 16 sehingga terbentuk titik percabangan.
Cabang tumbuh melalui penambahan unit-unit 14 glukoasil dan percabangan
selanjutnya.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

11

Gambar 6. Jalur glikogenesis dan glikogenolisis1


6. Glikogenolisis

Gambar 7. Tahap-tahap dalam glikogenolisis2


Glikogen fosforilase mengatalisis tahap penentu kecepatan glikogenolisis dengan
mengatalisis pemecahan fosforoilitik ikatan ikatan 14 glikogen untuk menghasilkan
glukosa 1-fosfat. Residu glukoasil terminal dari rantai terluar molekul glikogen
dikeluarkan secara sekuensial sampai tersisa sekitar empat residu glukosa di kedua sisi
suatu cabang 16. Hidrolisis ikatan 16 memerlukan debranching enzyme; glukan
transferase dan debranching enzyme mungkin merupakan kedua bentuk aktivitas dari
suatu protein tunggal. Kerja fosforilase selanjutnya dapat berlangsung. Kombinasi kerja
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

12

fosforilase dan enzim-enzim lain menyebabkan terurainya glikogen secara sempurna.


Reaksi yang dikatalisis oleh fosfoglukomutase bersifat reversibel sehingga glukosa 6fosfat dapat dibentuk dari glukosa 1-fosfat. Di hati glukosa 6-fosfatase menghidrolisis
glukosa 6-fosfat yang menghasilkan glukosa yang diekspor sehingga kadar glukosa
darah meningkat.1

Gambar 8. Kontrol fosforilase1


Enzim-enzim utama yang mengendalikan metabolisme glikogen-glikogen
fosforilase dan glikogen sintase, diatur oleh mekanisme alosterik dan modifikasi
kovalen karena terjadi fosforilasi dan defosforilasi reversibel protein enzim sebagai
respons terhadap kerja hormon.1
AMP siklik (cAMP) dibentuk dari ATP oleh adenilil siklase pada permukaan
dalam membran sel dan berfungsi sebagai second messenger intrasel sebagai respons
terhadap berbagai hormon, misalnya epinefrin, norepinefrin, dan glukagon. cAMP
dihidrolisis oleh fosfodiesterase sehingga kerja hormon-hormon tersebut terhenti; di
hati insulin meningkatkan aktivitas fosfodiesterase.1
Di hati peran glikogen adalah menyediakan glukosa bebas untuk diekspor guna
mempertahankan kadar glukosa darah, di otot berperan sebagai sumber glukosa 6-fosfat
untuk glikolisis sebagai respons terhadap kebutuhan akan ATP untuk kontraksi otot. Di
kedua jaringan, enzim diaktifkan oleh fosforilasi yang dikatalisis oleh fosforilase kinase
(untuk menghasilkan fosforilase a) dan diinaktifkan oleh defosforilasi yang dikatalisis
oleh fosfoprotein fosfatase (untuk menghasilkan fosforilase b), sebagai respons
terhadap sinyal hormon dan sinyal lain.1
Fosforilase a aktif di kedua jaringan dihambat secara alosterik oleh ATP dan
glukosa 6-fosfat; di hati, tetapi tidak di otot, glukosa bebas juga merupakan suatu
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

13

inhibitor. Fosforilase otot berbeda dari isoenzim di hati karena memiliki tempat
pengikatan untuk 5AMP yang berfungsi sebagai aktivator alosterik bentuk b
terdefosforilasi (inaktif) enzim. 5AMP bekerja sebagai sinyal poten statu energi sel
otot; 5AMP terbentuk sewaktu konsentrasi ADP mulai meningkat, akibat reaksi
adenilat kinase: 2x ADP ATP + 5AMP.1
Fosforilase kinase diaktifkan sebagai respons terhadap cAMP. Peningkatan
konsentrasi cAMP anak mengaktifkan protein kinase dependen-cAMP yang
mengatalisis fosforilasi oleh ATP fosforilase kinase b inaktif menjadi fosforilase kinase
a aktif yang selanjutnya memfosforilasi fosforilase b menjadi fosforilase a. Di hati,
cAMP dibentuk sebagai respons atas menurunnya kadar glukosa darah; otot kurang
peka terhadap glukagon. Di otot, sinyal untuk meningkatkan pembentukan cAMP dalah
efek norepinefrin yang disekresikan sebagai respons terhadap takut dan cemas, ketika
kebutuhan akan glikogenolisis meningkat agar aktivitas otot dapat ditingkatkan.1
Baik fosforilase a maupun fosforilase kinase a mengalami defosforilasi dan
diinaktifkan oleh protein fosfatase-1. Protein fosfatase-1 dihambat oleh suatu protein,
yakni inhibitor-1, yang hanya aktif setelah terfosforilasi oleh protein kinase dependen cAMP. Oleh sebab itu, cAMP mengontrol baik pengaktifan maupun penginaktifan
fosforilase. Insulin memperkuat efek ini dengan menghambat pengaktifan fosforilase b.
Hormon ini melakukannya secara tidak langsung dengan meningkatkan penyerapan
glukosa sehingga meningkatkan pembentukan glukosa 6-fosfat yang merupakan suatu
inhibitor fosforilase kinase.1

Gambar 9. Kontrol glikogen sintase1


Seperti fosforilase, glikogen sintase terdapat baik dalam keadaan terfosforilasi
maupun tidak-terfosforilasi; namun, efek fosforilasi adalah kebalikan efek yang

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

14

dijumpai pada fosforilase. Glikogen sintase a aktif mengalami defosforilasi dan


glikogen sintase b inaktif mengalami fosforilasi.1
Terdapat enam protein kinase berbeda yang bekerja pada glikogen sintase. Dia
diantaranya bersifat dependen Ca2+. Kinase lain adalah protein kinase dependen-cAMP
yang memungkinkan hormon, melalui perantaraan cAMP, menghambat sintesis
glikogen secara sinkron dengan pengaktifan glikogenolisis. Insulin juga memacu
glikogenesis di otot secara bersamaan dengan penghambatan glikogenolisis dengan
meningkatkan kadar glukosa 6-fosfat yang merangsang defosforilasi dan pengaktifan
glikogen sintase. Defosforilasi glikogen sintase b dilaksanakan oleh protein fosfatase-1
yang berada dalam kendali protein kinase dependen-cAMP.1
Pada saat yang sama dengan terjadinya pengaktifan fosforilase oleh peningkatan
konsentrasi cAMP, glikogen sintase diubah menjadi bentuk inaktif; kedua efek
diperantarai oleh protein kinase dependen-cAMP. Jadi, inhibisi glikogenolisis
meningkatkan

glikogenesis

netto,

dan

inhibisi

glikogenesis

meningkatkan

glikogenolisis netto. Defosforilasi fosforilase a, fosforilase kinase, dan glikogen sintase


b dikatalisis oleh satu enzim dengan spesifitas yang luas yaitu protein fosfatase-1.
Selanjutnya. Protein fosfatase-1 dihambat oleh protein kinase dependen-cAMP melalui
inhibitor-1. Jadi, glikogenolisis dapat dihentikan dan glikogenesis dirrangsang secara
sinkron atau sebaliknya karena kedua proses bergantung pada aktivitas protein kinase
dependen-cAMP. Baik fosforilase kinase maupun glikogen sintase dapat difosforilasi
secara reversibel di lebih dari satu tempat oleh kinase dan fosfatase yang berbeda.
Fosforilasi sekunder ini memodifikasi sensivitas bagian/tempat utama terjadinya
fosforilasidan defosforilasi. Fosforilasi sekunder ini juga memungkinkan insulin
menimbulkan efek yang timbal-balik dengan efek cAMP melalui peningkatan glukosa
6-fosfat.1
7. Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah proses mengubah prekursor nonkarbohidrat menjadi
glukosa atau glikogen. Substrat utamanya adalah asam-asam amino glukogenik, laktat,
gliserol, dan propionat. Hati dan ginjal adalah jaringan glukoneogenik utama.1
Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan glukosa tubuh jika karbohidrat dari
makanan atau cadangan glikogen kurang memadai. Pasokan glukosa merupakan hal
yang esensial terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Kegagalan glukoneogenesis
biasanya bersifat fatal. Glukosa juga penting dalam mempertahankan kadar zat-zat
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

15

antara siklus asam sitrat meskipun asam lemak adalah sumber utama asetil-KoA di
jaringan. Selain itu, glukoneognenesis membersihkan laktat yang dihasilkan oleh otot
dan eritrosit serta gliserol yang dihasilkan oleh jaringan adiposa.1

Gambar 10. Jalur utama dan glukoneogenesis dan glikolisis hati.1


Tiga reaksi tidak-seimbang dalam glikolisis yang dikatalisis oleh heksokinase,
fosfofruktokinase, dan piruvat kinase, menghambat pembalikan sederhana glikolisis
untuk membentuk glukosa.1
Pembalikan reaksi yang dikatalisis oleh piruvat kinase dalam glikolisis
melibatkan dua reaksi endotermik. Piruvat karboksilase mitokondria mengatalisis
karboksilasi piruvat menjadi oksaloasetat, suatu reaksi yang membutuhkan ATP dengan
vitamin biotin sebagai koenzim. Biotin mengikat CO 2 dari bikarbonat sebagai
karboksibiotin sebelum penambahan CO2 ke piruvat. Enzim kedua, fosfoenolpiruvat
karboksikinase, mengatalisis dekarboksilasi dan fosforilasi oksaloasetat menjadi
fosfoenolpiruvat dengan menggunakan GTP sebagai donor fosfat. Di hati dan ginjal,
reaksi suksinat tiokinase dalam siklus asam sitrat menghasilkan GTP, dan GTP ini
digunakan untuk reaksi fosfoenolpiruvat karboksikinase sehingga terbentuk hubungan
antara aktivitas siklus asam sitrat dan glukoneogenesis, untuk mencegah pengeluaran
berlebihan oksaloasetat untuk glukoneogenesis yang dapat mengganggu aktivitas siklus
asam sitrat.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

16

Perubahan fruktosa 1,6-bisfosfat menjadi fruktosa 6-fosfat, untuk pembalikan


glikolisis, dikatalisis oleh fruktosa 1,6-bisfosfatase. Keberadaan enzim ini menentukan
apakah suatu jaringan mampu membentuk glukosa tidah saja dari piruvat, tetapi juga
dari triosa fosfat. Enzim ini terdapat di hati, ginjal, dan otot rangka, tetapi mungkin
tidak ditemukan di otot jantung dan otot polos.1
Perubahan glukosa 6-fosfat menjadi glukosa dikatalisis oleh glukosa 6-fosfatase.
Enzim ini terdapat di hati dan ginjal, tetapi tidak di otot dan jaringan adiposa, akibatnya
tidak dapat mengekspor glukosa ke dalam aliran darah.1
Pemecahan glikogen menjadi glukosa 1-fosfat dikatalisis oleh fosforilase. Sintesis
glikogen melibatkan jalur yang berbeda melalui uridin difosfat glukosa dan glikogen
sintase.1
Setelah transaminasi atau deaminasi, asam-asam amino glukogenik menghasilkan
piruvat atau zat-zat antara siklus asam sitrat. Oleh karena ini, reaksi yang dijelaskan
sebelumnya dapat menyebabkan perubahan laktat maupun asam amino glukogenik
menjadi glukosa atau glikogen.1
Pada hewan bukan pemamah biak, termasuk manusia, propionat berasal dari
oksidasi- asam lemak rantai-ganjil yang terdapat pada lipid hewan pemamah biak, serta
oksidasi isoleusin dan rantai samping kolesterol, serta merupakan substrat bagi
glukoneogenesis.1
Gliserol dibebaskan dari jaringan adiposa melalui lipolisis lipoprotein
triasilgliserol dalam keadaan kenyang: gliserol dapat digunakan untuk re-esterifikasi
asam lemak bebas menjadi triasilgliserol di jaringan adiposa atau hati, atau menjadi
substrat untuk glukoneogenesis di hati. Dalam keadaan puasa, gliserol yang dibebaskan
dari lipolisis triasilgliserol jaringan adiposa digunakan semata-mata sebata substrat
untuk glukoneogenesis di hati dan ginjal.1
Fungsi Karbohidrat
Fungsi utamanya adalah menyediakan keperluan energi tubuh, selain itu karbohidrat
juga mempunyai fungsi lain yaitu karbohidrat diperlukan bagi kelangsungan proses
metabolisme lemak. Diketahui juga karbohidrat mengadakan suatu aksi penghematan
terhadap protein. Orang-orang yang membatasi pemasukan kalori, akan membakar terlalu
banyak asam amino (unit pembangun molekul protein) bersama dengan lemak akan dibakar
untuk menghasilkan energi. Akibatnya orang tersebut akan mengalami kehilangan banyak
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

17

asam amino yang berfungsi membangun jaringan tubuh. Akan tetapi bila kebutuhan tenaga
bisa dicukupi oleh karbohidrat, maka tubuh cukup mengoksidasinya tanpa harus
mempergunakan protein yang sebenarnya mempunyai fungsi yang lebih penting sebagai zat
pembangun. Dengan demikian akan menyelamatkan asam amino untuk fungsi yang lain
daripada sekedar penghasil energi.3
Diketahui juga kelebihan karbohidrat akan disimpan dalam bentuk glikogen sebagai
energi siap pakai pada saat tubuh mengalami kekurangan. Fungsi yang lain karbohidrat
mengatur peristaltic usus terutama usus besar. Fungsi karbohidrat:3

Sebagai sumber energi utama.

Pengatur metabolisme lemak.

Penghemat fungsi protein.

Sumber energy utama bagi otak dan susunan saraf.

Simpanan karbohidrat sebagai glikogen.

Pengatur peristaltik usus dan pemberi muatan pada sisa makanan.

Sumber Karbohidrat
Karbohidrat terkandung di dalam semua kelompok makanan. Jumlah dan jenis
karbohidrat sangat bervariasi di antara kelompok makanan dan di antara pilihan dalam
masing-masing kelompok.4
Padi-padian meliputi roti, sereal, nasi, dan pasta. Semuanya mengandung karbohidrat
kompleks dan beberapa protein; beberapa padi-padian tertentu juga mengandung lemak. Serat
hanya sedikit terkandung dalam produk olahan, sedang dalam padi-padian utuh dan paling
tinggi dalam produk dari kulit padi. Setidaknya, separuh dari jumlah sajian padi-padian yang
direkomendasikan seharusnya merupakan padi-padian utuh. Padi-padian menjadi dasar menu
makanan sehat.4
Bagi banyak makanan yang dapat dipilih dari kelompok ini, satu kali penyajian
mengandung sekitar 15 gram karbohidrat. Satu kali penyajian setara dengan: satu potong roti,
cup pasta atau nasi yang telah dimasak, cup sereal yang telah dimasak, muffin Inggris
atau roti bagel kecil.4
Sebagian besar karbohidrat dalam kelompok sayuran terkandung dalam sayuran yang
mengandung tepung, seperti kacang polong, jagung, kentang, dan kacang-kacangan.4
Kelompok buah-buahan terdiri dari berbagai makanan yang sebagian besar
mengandung gula. Buah yang dikeringkan memiliki kandungan gula lebih tinggi daripada
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

18

buah segar karena airnya telah dihilangkan sehingga meningkatkan konsentrasi gula. Selain
itu, asupan serat akan meningkat jika memakan buah secara utuh ketimbang meminum jus
buah.4
Kelompok susu, yogurt, dan keju (produk olahan susu) mengandung gula laktosa.
Beberapa produk olahan susu seperti susu coklat, yogurt stroberi, dan es krim telah diberi
perasa atau ditambah gula sehingga jumlah karbohidrat setiap penyajian menjadi lebih tinggi.
Namun, keju merupakan pilihan dari produk olahan susu yang rendah laktosa (rendah
karbohidrat).4
Makanan dari kelompok daging dan kacang-kacangan sebagian besar mengandung
protein. Akan tetapi kacang kering yang merupakan sumber protein dari tumbuhan, juga
tinggi akan karbohidrat, seperti zat tepung dan serat. Selain itu, kebanyakan kalori dalam
kacang berasal dari lemak, tetapi sebagian besar varietas kacang mengandung 4 sampai 8 g
karbohidrat per 1-oz penyajian.4
Polong-polongan termasuk dalam kelompok sayuran dan daging, serta kacangkacangan karena mengandung zat gizi dan keduanya memiliki kadar serat yang tinggi.4
Metabolisme Lemak
1. Oksidasi Asam Lemak
Meskipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil-KoA dan disintesis dari
asetil-KoA, namun oksidasi asam lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari
biosintesis asam lemak, tetapi merupakan proses yang sama sekali berbeda dan
berlangsung di kompartemen sel yang berbeda. Pemisahan oksidasi asam lemak di
mitokondria dari biosintesis di sitosol memungkinkan tiap proses dikendalikan secara
individual, dan diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap tahap pada oksidasi
asam lemak melibatkan turunan asil-KoA yang dikatalisis oleh enzim-enzim yang
berbeda, menggunakan NAD dan FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP. Proses
tersebut merupakan suatu proses aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.1
Asam lemak bebas (FFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan tidak
teresterifikasi. Di plasma, FFA rantai-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel
asam-asam ini melekat pada protein pengikat-asam lemak sehingga pada kenyataannya
asam-asam lemak ini tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak rantai-pendek
lebih larut air dan terdapat dalam bentuk asam tak terionisasi atau sebagai anion asam
lemak.1
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

19

Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum
dapat dikatabolisme. Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna
suatu asam lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim
A, enzim tiokinase mengatalisis perubahan asam lemak menjadi asam lemak aktif atau
asil-KoA yang menggunakan satu fosfat berenergi-tinggi disertai pembentukan AMP
dan PPi. PPi dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai hilangnya fosfat
berenergi-tinggi lainnya yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga
selesai. Asil-KoA sintetase ditemukan di retikulum endoplasma, peroksisom, serta di
bagian dalam dan membran luar mitokondria.1
Karnitin tersebar luas dan terutama banyak terdapat di otot. Asil-KoA rantai
panjang tidak dapat menembus membran dalam mitokondria. Namun, karnitin
palmitoiltransferase-I, yang terdapat di membran luar mitokondria, mengubah asil-KoA
rantai panjang menjadi asilkarnitin yang mampu menembus membran dalam dan
memperoleh akses ke sistem oksidasi-

enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase

bekerja sebagai pengangkut penukar di membran dalam mitokondria. Asil karnitin


diangkut masuk, dan disertai dengan pengangkutan keluar satu molekul karnitin. Asil
karnitin

kemudian

bereaksi

dengan

KoA

yang

dikatalisis

oleh

karnitin

palmitoiltransferase-II yang terletak di bagian dalam membran dalam. Asil-KoA


terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin dibebaskan.1
Pada oksidasi- , terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul asil-KoA-
yang dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon - (2) dan (3)
karena itu dinamai oksidasi-. Unit dua karbon yang terbentuk adalah asetil-KoA; Jadi,
palmitoil-KoA menghasilkan delapan molekul asetil-KoA.1
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi, yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-

KoA). Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat.
Karena itu, residu propionil dari asam lemak rantai ganjil adalah satu-satunya bagian
asam lemak yang bersifat glukogenik.1
2. Lipogenesis
Asam lemak disintesis oleh sistem ekstramitokondria yang bertanggung jawab
untuk menyintesis palmitat dari asetil-KoA di sitosol. Pada sebagian besar mamalia,
glukosa adalah substrat utama untuk lipogenesis, tetapi pada hewan pemamah biak

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

20

substrat tersebut adalah asetat, yaitu molekul bahan bakar terpenting yang dihasilkan
dari makanan.1
Jalur utama sintesis de novo asam lemak berlangsung di sitosol. Sistem ini
terdapaat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar mamaria, dan
jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin, dan
HCO3-. Asetil-KoA adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah produk
akhirnya.1
Pembentukan malonil-KoA adalah tahap awal dan pengendali dalam sistem asam
lemak. Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk
karboksilasi asetil-KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA
karboksilase. Asetil-KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin. Enzim ini adalah
suatu protein multienzim yang mengandung subunit-subunit identik dengan jumlah
bervariasi, masing-masing mengandung biotin, biotin karboksilase, protein pembawa
biotin karboksil, dan transkarboksilase, serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini
berlangsung dalam dua tahap: karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan
pemindahan karboksil ke asetil-KoA untuk membentuk malonil-KoA.1
Kompleks asam lemak sintase adalah suatu polipeptida yang mengandung tujuh
aktivitas enzim. Pada bakteri dan tumbuhan, masing-masing enzim pada sistem asam
lemak sintase terpisah, dan ditemukan radikal asil dalam betuk kombinasi dengan suatu
protein yang disebut protein pengangkut asil (ACP). Namun pada ragi, mamalia, dan
unggas, sistem sintase adalah suatu kompleks polipeptida multienzim yang
memasukkan ACP dan mengambil alih peran KoA. Kompleks ini mengandung vitamin
asam pantotenat dalam bentuk 4-fosfopantetein. Pemakaian satu unit fungsional
multienzim memiliki keunggulan berupa tercapainya efek kompartementalisasi proses
di dalam sel tanpa perlu membentuk sawar permeabilitas, dan sintesis semua enzim di
kompleks tersebut terkoordinasi karena dikode oleh satu gen.1
Pada mamalia, kompleks asam lemak sintase adalah suatu dimer yang terdiri dari
dia monomer identik, masing-masing menganding ketujuh aktivitas enzim lemak
sintase pada sati rantai polipeptida. Pada awalnya, suatu molekul priming asetil-KoA
berikatan dengan gugus SH sistein yang dikatalisis oleh asetil transasilase. MalonilKoA berikatan dengan SH di dekatnya pada 4-fosfopantetein ACP di monomer yang
lain yang dikatalisis oleh malonil transasilase, untuk membentuk asetil-malonil enzim.
Gugus asetil menyerang gugus metilen di residu malonil yang dikatalisis oleh 3-ketoasil
sintase dan membebaskan CO2, membentuk 3-ketoasil enzimm membebaskan gugus
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

21

SH sistein. Dekarboksilasi memungkinkan reaksi tersebut berlangsung tuntas, dan


menarik sekuens reaksi keseluruhan ke arah selanjutnya. Gugus 3-ketoasil akan
tereduksi, terdehidrasi, dan kembali tereduksi untuk membentuk enzim asil-S jenuh.
Molekul malonil-KoA baru berikatan dengan SH pada 4fosfopantetein, menggeser
residu asil jenuh ke gugus SH sistein bebas. Rangkaian reaksi diulang enam kalo lagi
sampai terbentuk radikal asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh.1

Gambar 11. Kompleks multienzim asam lemak sintase.2


Senyawa ini dibebaskan dari kompleks enzim oleh aktivitas enzim ketujuh di
kompleks, yaitu tioesterase. Palmitat bebas harus diaktifkan menjadi asil-KoA sebelum
dapat diproses lebih lanjut melalui jalur metabolik lain. Biasanya palmitat ini
mengalami estrifikasi menjadi asilgliserol, pemanjangan rantai atau desaturasi, atau
esterifikasi menjadi ester kolesteril.1
Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer membentuk atom karbon 15 dan 16
pada palmitat. Penambahan seluruh unit C2 selanjutnya adalah melalui malonil-KoA.1
Triasilgliserol
Triasilgliserol adalah lipid utama di timbunan lemak dan di dalam makanan. Peran
senyawa ini adalah dalam transpor dan penyimpanan lipid. Triasilgliserol harus dihidrolisis
oleh lipase menjadi unsur pokoknya, yaitu asam lemak dan gliserol sebelum dapat
dikatabolisme lebih lanjut. Sebagian besar proses hidrolisis ini terjadi di jaringan adiposa
disertai pembebasan asam lemak bebas ke dalam plasma, tempat asam-asam ini berikatan
dengan albumin serum. Hal ini diikuti oleh penyerapan asam lemak bebas oleh jaringan
tempat asam-asam ini dioksidasi atau mengalami re-esterifikasi. Pemakaian gliserol
bergantung pada apakah jaringan memiliki gliserolkinase yang dijumpai dalam jumlah
bermakna di hati, ginjal, usus, jaringan adiposa cokelat, dan kelenjar mamaria laktasi.1
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

22

Dua molekul asil-KoA yang dibentuk melalui pengaktifan asam lemak oleh asil-KoA
sintetase berikatan dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk fosfatidat (1,2-diasilgliserol
fosfat). Hal ini berlangsung dalam dua tahap, yang dikatalisis oleh gliserol-3-fosfat
asiltransferase dan 1-asilgliserol-3-fosfat asil transferase. Fosfatidat diubah oleh fosfatidat
fosfohidrolase dan diasilgliserol asiltransferase (DGAT) menjadi 1,2-diasilgliserol dan
kemudian trasilgliserol. DGAT mengatalisis satu-satunya tahap yang spesifik untuk sintesis
triasilgliserol dan diperkirakan menentukan laju reaksi pada sebagian besar keadaan. Di
mukosa usus, monoasilgliserol asiltransferase mengubah monoasilgliserol menjadi 1,2diasilgliserol di jalur monoasilgliserol. Sebagian besar aktivitas enzim-enzim ini dijumpai di
retikulum endoplasma, tetapi sebagian dijumpai di mitokondria. Fosfatidat fosfohidrolase
terutama ditemukan di sitosol, tetapi bentuk aktif enzim ini terikat dengan membran.1
Simpanan triasilgliserol di jaringan adiposa secara terus-menerus mengalami lipolisis
dan re-esterifikasi. Kedua proses ini adalah jalur yangs ama sekali berbeda yang melibatkan
reaktan dan enzim yang berlainan. Hal ini memungkinkan proses esterifikasi atau lipolisis
diatir secara terpisah oleh banyak faktor nutrisi, metabolik, dan hormon, Hasil kedua proses
ini menentukan besarnya kompartemen asam lemak bebas di jaringan adiposa, yang pada
gilirannya menentukan kadar asam lemak bebas di dalam plasma. Karena kadar asam lemak
bebas ini memiliki efek paling mencolok pada metabolisme jaringan lain, terutama hati dan
otot, faktor-faktor yang bekerja pada jaringan adiposa yang mengatur aliran keluar asam
lemak bebas menimbulkan pengaruh yang jauh melebihi pengaruh pada jaringan itu sendiri.1
Triasilgliserol disintesis dari asil-KoA dan gliserol 3-fosfat. Karena enzim gliserol
kinase tidak diekspresikan di jaringan adiosa, gliserol tidak dapat digunakan untuk
menghasilkan gliserol 3-fosfat yang harus dipasok oleh glukosa melalui glikolisis.1
Triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase peka-hormon untuk membentuk asam lemak
bebas dan gliserol. Lipase ini berbeda dari lipoprotein lipase yang mengatalisis hidrolisis
triasilgliserol lipoprotein sebelum penyerapannya ke dalam jaringan ekstrahepatik. Karena
tidak dapat digunakan, gliserol masuk ke darah dan diserap serta digunakan oleh jaringan,
seperti hati dan ginjal yang memiliki suati gliserol kinase aktif. Asam-asam lemak bebas yang
dibentuk oleh lipolisis dapat diubah kembali di jaringan adiposa menjadi asil-KoA oleh asilKoA sintetase dan dire-esterifikasi dengan gliserol 3-fosfat untuk membentuk triasilgliserol.
Oleh karena itu, terjadi siklus lipolisis dan re-esterifikasi yang terus menerus di dalam
jaringan tersebut. Namun, jika laju re-esterifikasi tidak dapat mengimbangi laju lipolisis,
terjadi akumulasi asam lemak bebas yang kemudian berdifusi ke dalam plasma tempat asamasam ini berikatan dengan albumin dan meningkatkan kadar asam lemak bebas plasma.1
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

23

Kolesterol
Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol bebas atau dalam bentuk
simpanan, yang berikatan dengan asam lemak rantai-panjang sebagai ester kolesteril. Di
dalam plasma, kedua bentuk tersebut diangkut dalam lipoprotein. Kolesterol adalah lipid
amfipatik dan merupakan komponen struktural esensial pada membram dan laposan luar
lipoprotein plasma. Senyawa ini disintesis di banyak jaringan dari asetil-KoA dan merupakan
prekursor semua steroid lain di tubuh.1
Biosintesis kolesterol dapat dibagi menjadi lima tahap. Tahap pertama adalah
biosintesis mevalonat. HMG-KoA dibentuk melalui reaksi-reaksi yang digunakan di
mitokondria untuk membentuk badan keton. Namin, karena sintesis kolesteriol berlangsing di
luar mitokondria, kedua jalur ini berbeda. Pada awalnya, dua molekul asetil-KoA bersatu
untuk membentuk asetoasetil-KoA yang dikatalisis oleh tiolase sitosol. Asetoasetil-KoA
mengalami kondensasi dengan molekul asetoasetil-KoA lain yang dikatalisis oleh HMG-KoA
sintase untuk membentuk HMG-KoA yang direduksi menjadi mevalonat oleh NADPH dan
dikatalisis oleh HMP-KoA reduktase. Ini adalah tahap regulatorik utama di jalur sintesis
kolesterol.1
Tahap dua adalah pembentukan unit isoprenoid. Mevalonat mengalami fosforilasi
secara sekuensial oleh ATP dengan tiga kinase, dan setelah dekarboksilasi terbentuk unit
isoprenoid aktif, isopentenil difosfat.1
Tahap tiga adalah enam unit isoprenoid membentuk skualen. Isopentenil difosfat
mengalami isomerasi melalui pergeseran ikatan rangkap untuk membentuk dimetilalil
difosfat, yang kemudian bergabung dengan molekul lain isoprenoil difosfat untuk
membentuk zat antara sepuluh-karbon geranil difosfat. Kondensasi lebih lanjut dengan
isopentenil difosfat membentuk farnesil difosfat. Dua molekul farnesil difosfat bergabung di
ujung difosfat skualen untuk membentuk skualen. Pada awalnya, pirofosfat anorganik
dieliminasi, yang membentuk praskualen difosfat, yang kemudian mengalami reduksi oleh
NADPH disertai eliminasi satu molekul pirofosfat anorganik lainnya.1
Tahap empat adalah pembentukan lanosterol. Skualen dapat melipat membentuk suatu
struktur yang sangat mirip dengan inti steroid. Sebelum terjadi penutupan cincin, skualen
diubah menjadi skualen 2,3-epoksida oleh oksidase berfungsi campuran, skulaen epoksidase
di retikulum endoplasma. Gugus metil di C 14 dipindahkan ke C13 dan yang ada di C8 ke C14
sewaktu terjasdi siklisasi, dikatalisis oleh oksidoskualen: lanosterol siklase.1

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

24

Tahap lima adalah pembentukan kolesterol. Pembentukan kolesterol dari lanosterol


berlangsung di membran retikulum endoplasma dan melibatkan pertukaran-pertukaran di inti
steroid dan rantai samping. Gugus metil di C 14 dan C4 dikeluarkan untuk membentuk 14desmetil lanosterol dan kemudian zimosterol. Ikatan rangkap di C 8-C9 kemudian dipindahkan
ke C5-C6 dalam dua langkah, yang membentuk demosterol. Akhirnya, ikatan rangkap rantai
samping direduksi, dan menghasilkan kolesterol.1
Benda Keton
Proses ketogenesis terjadi di mitokondria dan hati. Proses ini memakai asetil-KoA
sebagai bahan baku. Pada proses ini dibutuhkan enzim tiolase, HMG-koA sintase, HMG-koA
liase dan beta 3-OH butirat . Jenis bedan keton yang dihasilkan ialah aseton, asam asetoasetat
dan asam beta 3-OH butirat. Kedua asam ini bisa saling interkonversi.5
Benda keton yang terbentuk bisa dibawa darah ke jaringan ekstrahepatik untuk
diaktifkan menjadi asetil ko-A. Sementara aseton akan keluar melalui udara pernapasan.5
Ketogenesis meningkat pada peningkatan asam lemak bebas dalam darah yang bisa
terjadi pada keadaan kelaparan, DM tidak terkontrol, diet tinggi lemak dan hormon yang
meningkatkan lipolisis. Akibat peningkatan ketogenesis dapat menyebabkan ketosis dan
asidosis metabolik.5
Fungsi Lemak
Beberapa fungsi lemak adalah sebagai berikut.6
1. Sebagai penghasil energi
Lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energy untuk kegiatan
jaringan dan untuk memelihara suhu tubuh. Lemak menghasilkan 37 kJ (9 kcal) per
gram, setara dengan 16 kJ karbohidrat dan 17 kJ protein. Persediaan energy yang cukup
dari karbohidrat dan lemak memastikan bahwa protein tersedia untuk perbaikan dan
perubahan pada jaringan.
2. Penggabungan dengan badan sel.
Beberapa lemak memasuki badan sel dan merupakan bagian dari asam lemak
esensial. Lemak adalah bagian yang penting pada struktur otak dan jaringan syaraf.
3. Pelindung.
Simpanan lemak dalam jaringan disekitar organ bital akan memfiksasi letak organ
dan melindungi organ tersebut dari benturan.
4. Mencegah hilangnya panas tubuh yang berlebih
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

25

5. Menghambat peristaltic dan sekresi asam di lambung


6. Melarutkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E,K)
7. Sebagai simpanan energi
Sumber Lemak
Lemak dalam makanan bervariasi jenis dan jumlahnya. Beberapa lemak dapat terlihat
kasat mata, seperti mentega dan gajih yang terlihat mengelilingi sepotong daging steak.
Namun demikian, sebagian besar lemak tidak dapat dilihat kasat-matam, seperti lemak dalam
susu, keju, dan kacang, serta lemak-lemak yang terjalin di dalam steak tersebut. Sumber
makanan hewani mengandung sekitar 57% dari total asupan lemak; sisanya didapat dari
sumber makanan nabati.4
Lima besar sumber lemah jenuh dalam menu makanan orang dewasa di Amerika
adalah: daging, mentega / margarin, bumbu salad termasuk mayones, keju, susu.4
Sumber lemak trans yang utama dalam makanan antara lain kentang goreng, donat, dan
makanan goreng lainnya yang dijual. Sumber lemak trans lainnya meliputi kue kering, kraker,
dan makanan panggang lain.4
Padi-padian secara alami mengandung sangat sedikit lemak. Namun demikian,
makanan olahan yang termasuk dalam kelompok makanan ini, seperti sereal granola,
panekuk, donat, kue kering, dan pai, banyak mengandung lemak tambahan. Makananmakanan ini juga dapat menjadi sumber lemak trans.4
Selain alpukat, kelapa, dan zaitun, buah-buahan tidak banyak mengandung lemak.
Sayuran mentah hanya mengandung sedikit lemak atau tidak sama sekali. Sayuran yang
digoreng, diberi krem susu, disajikan dengan keju, atau dicampur dengan mayones jelas
mengandung lebih banyak lemak.4
Produk-produk tang termasuk dalam kelompok susu terbagi menjadi bebas-lemak,
rendah-lemak, dan lemak-utuh. Untuk mengurangi kemungkinan seseorang mengonsumsi
makanan tinggi-lemak dalam kelompok makanan ini, sebaiknya membaca label dan
membandingkan antara berbagai jenis dan merk. Karena makanan olahan susu berasal dari
hewan, sebaiknya melihat juga kandungan kolesterol dalam makanan tersebut.4
Bahan nabati dalam kelompok kacang dan polong bebas kolesterol dan sedikit atau
tidak mengandung lemak jenuh. Umumnya daging yang tidak dibersihkan lebih tinggi
kandungan lemaknya daripada daging tanpa lemak, dan daging yang berwarna putih lebih
rendah-lemak daripada daging berwarna gelap (contohnya daging ayam). Kerang-kerangan

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

26

seperti kepiting, lobster, dan udang, kaya akan kolesterol, tetapi rendah-lemak dan rendahlemak jenuh.4
Klasifikasi Lemak
Lemak netral, trigliserida atau triasil gliserol yang diperoleh dari hewan tingkat tinggi,
dikenal sebagai lemak hewani, dan di Indonesia pada umumnya berupa bahan padat (fat).
Lemak yang diperoleh dari tanaman disebut lemak nabati, dan di Indonesia biasanya
merupakan zat cair (minyak).7
Sebagian besar lemak hewani merupakan zat padat karena unit penyusunnya berupa
asam lemak jenuh rantai panjang. Pada suhu kamar, lemak yang terdapat pada ikan paus, ikan
kod dan ikan hering, berupa zat cair sehingga dikenal sebagai minyak ikan. Lemak nabati
merupakan zat cair, karena pada umumnya mengandung satu atau lebih asam lemak tak jenuh
sebagai unit penyususnnya. Lemak nabati banyak terdapat dalam kacang-kacangan, buahbuahan, biji-bijian dan akar tanaman.7
Perbedaan antara lemak dan minyak hanya pada bentuk wujud fisiknya. Jika pada suhu
kamar berupa padat, kita menyebutnya lemak. Namun demikian, jika pada suhu kamar
berupacair, kita menyebutnya minyak. Padat atau cairnya suatu lemak tergantung pada
beberapa factor, antara lain iklim, panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak
penyusunnya, serta banyak atau sedikitnya ikatan rangkap asam lemak penyusunnya. Asam
lemak jenuh yang banyak menyusun lemak alam adalah asam stearat dan asam palmitat, dan
asam lemak tak jenuh yang banyak menyusun lemak atau minyak alam adalah asam oleat.7
Di antara sekian banyak lemak yang telah dikenal, ada yang mempunyai satu atau lebih
ikatan rangkap dua, dan lemak seperti ini disebut lemak tak jenuh. Lemak yang tidak
mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya disebut lemak jenuh. Tripalmitolein
adalah salah satu contoh lemak tak jenuh, sedangkan tripalmitin adalah salah satu contoh
lemak jenuh.7

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

27

Gambar 12. Contoh asam lemak jenuh dan tidak jenuh7


Lemak berasam satu adalah lemak yang ketiga asam lemak penyusunnya sama,
contohnya tristearin dan triolein.7

Gambar 13. Contoh asam lemak berasam satu7


Lemak berasam dua adalah lemak yang dua dari ketiga asam lemak penyusunnya sama.
Contohnya adalah gliseril-1-oleo-2,3-distearat atau 1-oleo-2,3-distearin dan gliseril-2palmito-1,3-distearat atau 2-palmito-1,3-distearin.7

Gambar 14. Contoh asam lemak berasam dua7


Lemak berasam tiga adalah lemak yang ketiga asam lemaknya tidak sama. Contohnya
adalah gliseril-1-stearo-2-oleo-3-palmitat atau 1-stearo-2-oleo-3-palmitin dan gliseril-1palmito-2-butiro-3-stearat atau 1-palmito-2-butiro-3-stearin.7

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

28

Gambar 15. Contoh asam lemak berasam tiga.7

Transport Lemak
Transpor lemak dalam aliran darah. Lemak ditranspor dalam bentuk kilomikron, asam
lemak bebas, dan lipoprotein.
1. Kilomikron terbentuk dalam mukosa usus dari asam lemak dan gliserol, diabsorpsi
dalam lacteal, dan masuk ke sirkulasi darah. Kilomikron terdiri dari 90% trigliserida,
ditambah kolesterol, fosfolipid, dan selubung tipis protein. Dalam waktu empat jam
setelah makan (tahap post absorbtif), sebagian besar kilomikron dikeluarkan dari
darah oleh jaringan adipose dan hati.
2. Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terikat pada albumin, salah satu protein
plasma. Bentuk bebas ini adalah bentuk asam lemak yang ditranspor dari sel-sel
jaringan adipose untuk dipakai jaringan lain sebagai energy.
3. Lipoprotein adalah partikel kecil yang komposisinya serupa kilomikron. Lipoprotein
terutama disintesis di hati. Lipoprotein dipakai untuk transport lemak antar jaringan
dan bersikulasi dalam darah pada tahap post absorbtif setelah kilomikron dikeluarkan
dari darah. Lipoprotein terbagi menjadi tiga kelas sesuai dengan densitasnya.
a. VLDL (very low density lipoprotein) mengandung kurang lebih 60%
trigliserida dan 15% kolesterol dan memiliki massa terkecil. VLDL
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

29

mentranspor trigliserida dan kolesterol menjauhi hati menuju jaringan untuk


disimpan atau digunakan.
b. LDL (low density lipoprotein) mengandung hampir 50% kolesterol dan
membawa 60%-70% kolesterol plasma yang disimpan dalam jaringan adipose
dan otot polos. Konsentrasinya bergantung pada banyak factor, tetapi terutama
pada factor asupan makanan yang mengandung kolesterol dan lemak jenuh.
Konsentrasi LDL tinggi dalam darah dihubungkan dengan insidensi tinggi
penyakit jantung koroner.
c. HDL (high density lipoprotein) mengandung 20% kolesterol, kurang dari 5%
trigliserida dan 50% protein dari berat molekulnya. HDL penting dalam
pembersihan trigliserida dan kolesterol dari plasma karena HDL membawa
kolesterol kembali ke hati untuk proses metabolism bukan untuk disimpan
dalam jaringan lain. Konsentrasi HDL tinggi dalam darah dihubungkan
dengan insidensi rendah penyakit jantung koroner.
Hormon-hormon Terkait
Kadar glukosa dan lemak dalam tubuh diatur oleh fungsi hormon endokrin yang
disekresikan

oleh

pankreas. Pankreas adalah

suatu

organ

yang

terdiri

dari

jaringan eksokrin dan endokrin. Sel endokrin pankreas yang terbanyak adalah sel beta,
tempat sintesis dan sekresi insulin, dan sel alfa, yang menghasilkan glukagon. Sel D (delta)
adalah

tempat

sintesis somastostatin. Sel

pulau

Langerhans

yang

paling

jarang,

sel PP, mengeluarkan polipeptida.8

Somatostatin
Somatostatin pankreas adalah menghambat pencernaan nutrien dan mengurangi
penyerapannya. Somatostatin dikeluarkan sebagai respon terhadap peningkatan glukosa darah
dan asam amino darah selama penyerapan makanan. Dengan menimbulkan efek
inhibisi, somatostatin pankreas bekerja melalui mekanisme umpan balik negatif untuk
mengerem kecepatan pencernaan dan penyerapan makanan sehingga kadar nutrien dalam
plasma tidak berlebihan. Somatostatin pankreas juga berperan parakrin dalam mengatur
sekresi hormon pankreas. Keberadaan lokal somatostatin mengurangi sekresi insulin,
glukagon, dan somatostatin itu sendiri, tetapi makna fisiologik dari fungsi parakrin ini masih
belum jelas.8
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

30

Insulin
Insulin memiliki efek penting pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.
Hormon ini menurunkan kadar glukosa, asam lemak, dan asam amino darah serta mendorong
penyimpanan bahan-bahan tersebut. Sewaktu molekul nutrien ini masuk ke darah selama
keadaan absorptif, insulin mendorong penyerapan bahan-bahan ini oleh sel dan
pengubahannya masing-masing menjadi glikogen, trigliserida, dan protein. Insulin
melaksanakan banyak fungsinya dengan mempengaruhi transpor nutrien darah spesifik
masuk ke dalam sel atau mengubah aktivitas enzim-enzim yang berperan dalam jalur-jalur
metabolik tertentu.8
Efek Pankreas pada karbohidrat adalah terutama memelihara homeostasis glukosa
darah. Konsentrasi glukosa dalam darah ditentukan oieh keseimbangan antara proses-proses
berikut: penyerapan glukosa dari saluran cerna, pemindahan glukosa ke dalam sel, produksi
glukosa oleh hati, dan (secara abnormal) ekskresi glukosa di urin.8
Insulin memiliki empat efek yang menurunkan kadar glukosa darah dan mendorong
penyimpanan karbohidrat:8
1. Insulin mempermudah transpor glukosa ke dalam sebagian besar sel. (Mekanisme
peningkatan penyerapan glukosa ini dijelaskan setelah efek lain insulin dalam
menurunkan glukosa darah dicantumkan)
2. Insulin merangsang glikogenesis, pembentukan glikogen dari glukosa, di otot rangka
dan hati.
3. Insulin menghambat glikogenolisis, penguraian glikogen menjadi glukosa.
4. Insulin juga menurunkan pengeluaran glukosa oleh hati dengan menghambat
glukoneogenesis.
Karena itu, insulin mengurangi konsentrasi glukosa darah dengan mendorong
penyerapan

glukosa

oleh sel

dari darah

untuk

digunakan

dan

disimpan,

dan

secara bersamaan menghambat dua mekanisme pembebasan glukosa oleh hari ke dalam
darah (glikogenolisis dan glukoneogenesis). Insulin adalah satu-satunya hormon yang mampu
menurunkan kadar glukosa darah. Insulin mendorong penyerapan glukosa oleh sebagian
besar sel melalui rekrutmen pengangkut glukosa.8
Sedangkan efek insulin pada lemak adalah:8
1. Insulin meningkatkan pemasukan asam lemak dari darah menuju kedalam sel jaringan
lemak.

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

31

2. Insulin meningkatkan transpor glukosa ke dalam sel jaringan lemak. Glukosa


berfungsi sebagai prekursor untuk pembentukan asam lemak dan gliserol, yaitu bahan
mentah untuk membentuk trigliserida.
3. Insulin mendorong reaksi-reaksi kimia yang akhirnya menggunakan turunan asam
lemak dan glukosa untuk sintesis trigliserida.
4. Insulin menghambat lipolisis, mengurangi pembebasan asam lemak dari jaringan lemak ke dalam darah.
Secara kolektif, efek-efek ini cenderung mengeluarkan asam lemak dan glukosa dari
darah dan mendorong penyimpanan keduanya sebagai trigliserida.8
Pengontrol utama sekresi insulin adalah sistem umpan balik negatif langsung antara
sel pankreas dan konsentrasi glukosa dalam darah yang mengalirinya. Peningkatan kadar
glukosa darah, seperti selama penyerapan makanan, secara langsung merangsang sel untuk
membentuk dan mengeluarkan insulin. Peningkatan insulin menurunkan kadar glukosa darah
ke normal dan mendorong pemakaian serta penyimpanan nutrien ini. Sebaliknya, penurunan
glukosa darah di bawah normal, misalnya sewaktu puasa, secara langsung menghambat
sekresi insulin. Penurunan laju sekresi insulin menggeser metabolisme dari pola absorptif ke
pasca-absorptif. Karena itu, sistem umpan balik negatif sederhana sudah dapat
mempertahankan pasokan glukosa yang relatif konstan ke jaringan tanpa memerlukan
partisipasi saraf atau hormon lain.8

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

32

Gambar 15. Efek defisiensi insulin.9


1. Sherwood L. Human physiology from cell to system. Seventh Editon. Belmont:
Brooks/Cole; 2010.h.722.
Konsekuensi yang terjadi dengan penurunan metabolisme karbohidrat adalah akibat
penurunan aktivitas insulin, maka perubahan yang terjadi pada diabetes melitus adalah pola
metabolik pasca-absropsi yang berlebihan, kecuali hiperglikemia. Pada keadaan puasa yang
biasa, kadar glukosa darah sedikit di bawah normal. Hiperglikemia merupakan tanda utama
diabetes melitus, terjadi karena berkurangnya penyerapan glukosa oleh hati. Karena prosesproses glikogenolisis dan glukoneogenesis yang menghasilkan glukosa berlangsung tanpa
kendali karena tidak adanya insulin maka pengeluaran glukosa oleh hati meningkat. Karena
banyak sel tubuh tidak dapat menggunakan glukosa tanpa bantuan insulin maka terjadi
kelebihan glukosa ekstrasel bersamaan dengan defisiensi glukosa intrasel. Meskipun otak
yang tidak bergantung pada insulin mendapat nutrisi yang adekuat pada diabetes melitus,
namun konsekuensi yang lebih lanjut adalah disfungsi otak.8
Ketika glukosa darah meningkat ke kadar dimana jumlah glukosa yang tersaring
melebihi kemampuan sel tubulus maka glukosa muncul di urin yang menimbulkan efek
osmotik sehingga menarik air bersamanya menyebabkan diuresis osmotik yang ditandai oleh
PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

33

poliuria (sering berkemih). Besarnya cairan tubuh yang keluar menyebabkan dehidrasi dan
menyebabkan gagal sirkulasi perifer karena kurangnya volume darah. Kegagalan sirkulasi ini
dapat menyebabkan kematian atau gagal ginjal sekunder. Serta malfungsi sistem saraf akibat
penciutan sel otak. Akibat dehidrasi akan terjadi polidipsia yakni rasa haus berlebihan sebagai
kompensasi dehidrasi. Pada defisiensi glukosa intrasel, nafsu makan meningkat sehingga
terjadi polifagia (asupan makan berlebih) namun tidak terjadi penaikan berat badan,
melainkan penurunan akibat efek defisiensi insulin pada metabolisme lemak dan protein.8
Sintesis trigliserida akan berkurang dan lipolisis meningkat menyebabkan mobilisasi
asam lemak dari simpanan trigliserida. Peningkatan asam lemak darah sebagian besar
digunakan oleh sel sebagai sumber energi alternatif. Peningkatan pemakaian asam lemak oleh
hati menyebabkan pelepasan badan-badan keton secara berlebihan ke dalam darah
menyebabkan ketosis. Asidosis menekan otak dan dapat menyebabkan koma diabetes dan
kematian.8
Glukagon
Meskipun insulin berperan kunci dalam mengontol penyesuaian metabolik antara
keadaan absorptif dan pasca-absorptif, namun produk sekretorik sel alfa pulau Langerhans
pankreas (glukagon) juga sangat penting. Glukagon mempengaruhi banyak proses metabolik
yang juga dipengaruhi oleh insulin tetapi pada kebanyakan kasus efek glukagon adalah
berlawanan arah dengan insulin. Tempat utama kerja glukagon adalah hati.8
Efek keseluruhan glukagon pada karbohidrat menyebabkan peningkatan produksi dan
pelepasan glukosa oleh hati sehingga kadar glukosa darah meningkat. Glukagon
melaksanakan efek hiperglikemiknya dengan menurunkan sintesis glikogen, mendorong
glikogenolisis, dan merangsang glukoneogenesis.8
Sedangkan efek glukagon pada lemak adalah mendorong penguraian lemak serta
inhibisi sintesis trigliserida. Glukagon meningkatkan produksi keton hati dengan mendorong
perubahan asam lemak menjadi badan keton. Karena itu, kadar asam lemak dan keton darah
meningkat di bawah pengaruh glukagon.8
Peningkatan kadar glukosa darah merangsang sekresi insulin tetapi menghambat
sekresi glukagon sementara penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sebaliknya.
Penurunan konsentrasi asam lemak darah secar langsung menghambat pengeluaran insulin
dan merangsang pengeluaran glukagon oleh pankreas dimana keduanya adalah mekanisme
kontrol umpan balik negatif untuk memulihkan kadar asam lemak darah ke normal.8

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

34

Efek berlawanan yang ditimbulkan oleh konsentrasi glukosa dan asam lemak dalam
darah pada sel alfa dan beta pankreas adalah sesuai untuk mengatur kadar molekul nutrien di
dalam darah karena efek insulin dan glukagon pada metabolisme karbohidrat dan lemak
saling berlawanan.8
2. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: EGC;
2011.h.780-90.

Penilaian Gizi
Pola makan yang baik bagi pemenuhan kebutuhan sehari-hari dirumuskan melalui
pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Ada 13 poin dalam penjabaran PUGS.8 13 langkah
ini adalah penjabaran dari 4 sehat 5 sempurna dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud
dengan PUGS ialah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.

Makanlah aneka ragam makanan.


Makanlah makanan utk memenuhi kecukupan energi.
Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dr kebutuhan energi.
Gunakan garam beryodium.
Makanlah makanan sumber zat besi.
Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan.
Biasakan makan pagi.
Minumlah air bersih yg aman dan cukup jumlahnya.
Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Hindari minum minuman beralkohol.
Makanlah makanan yg aman bagi kesehatan.
Bacalah label pada makanan yg dikemas.

Jika kebutuhan gizi tidak dipenuhi dengan baik dan seimbang, dapat terjadi gangguan
dalam metabolisme yang berefek pada tubuh sendiri. Salah satu efek yang sering terlihat ialah
kelebihan berat badan. Kelebihan berat badan sering disebut sebagai obesitas oleh orang
awam. Kelebihan berat badan umumnya dapat dilihat secara fisik, yaitu kegemukan. 1 Namun
ada parameter yang dapat mengukur secara kuantitas kelebihan berat badan seseorang.
Parameter tersebut dinyatakan sebagai status gizi.
Berat badan berlebih dapat dilihat dari status gizi seseorang. Status gizi ialah tetapan
tingkatan pemenuhan gizi seseorang berdasarkan indeks massa tubuhnya. Indeks massa tubuh
seseorang dapat diketahui berdasarkan rumus berikut ini:

PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

35

IMT =

Berat badan dalam kilogram


2
(tinggi badan dalam meter )

Berdasarkan indeks massa tubuh, individu dapat diklasifikasikan kedalam kelompok


dengan berat badan kurang, normal dan berlebih. Klasifikasi dari WHO tidak cukup cocok
dengan wilayah asia. Oleh karena itu dibuat klasifikasi untuk wilayah asia pasifik.
Klasifikasinya adalah sebagai berikut:

8.

Berat badan kurang


< 18,5
Berat badan normal
18,5 22,9
Berat badan lebih
>23
Dengan resiko
23 24,9
Obesitas kelas I
25 29,9
Obesitas kelas II
>30
Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi . Jakarta: PT Gramedia Pustaka; 2010.

Kesimpulan
Karbohidrat merupakan sumber energi utama tubuh yang berasal dari gugus gula yang
saling berikatan. Sumber karbohidrat ialah roti, gandum, dan beras. Karbohidrat memiliki
fungsi yang penting sebagai bahan pembentuk glikogen dan memiliki pengaruh ke kadar
glukosa darah.
Jadi, hubungan badan gemuk dan kadar glukosa darah yang meningkat dikarenakan
karbohidrat merupakan salah satu energi yang fungsinya dapat membentuk zat-zat yang dapat
menaikkan glukosa darah, contohnya adalah glikogen.
Daftar Pustaka
1. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia harper. Edisi ke-27. Jakarta: EGC;
2009.
2. Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 4th edition. New York: W.
H. Freeman and Company; 2005.
3. Suhardjo, Kusharto CM. Prinsip-prinsip ilmu gizi. Yogyakarta: Kanisius; 2006.
4. Mayer BH, Tucker L, Williams S. Ilmu gizi menjadi sangat mudah. Edisi ke-2. Jakarta:
EGC; 2011. h. 36-7; 57-9.
5. Harjasasmita. Ikhtisar biokimia dasar B. Jakarta: FKUI; 2003.
6. Barker HM. Nutrition and dietetics for health care. 10th edition. UK: University of
Coventry; 2002.p. 18.
7. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan
8.

program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2009.h.270-2.


PBL Blok 11 Universitas Kristen Krida Wacana

36

You might also like