Peran Serta dalam Upaya Pemberantasan Korupsi Di Indonesia
Oleh : M. Ridho Putra Sufa Beberapa hal yang dapat di lakukan sebagai upaya untuk pemberantasan tindak pidana korupsi, kolusi, dan nepotisme di Indonesia antara lain : A. Upaya Pencegahan (Preventif) 1. Menanamkan aspirasi, semangat, dan spirit nasional yang positif dengan mengutamakan kepentingan nasional, kejujuran serta pengabdian pada bangsa dan negara melalui sistem pendidikan formal, non formal, dan pendidikan agama. 2. Melakukan sistem penerimaan pegawai berdasarkan prinsip keterampilan teknis dan tidak lagi berdasarkan norma ascription yang dapat membuka peluang berkembangnya nepotisme. 3. Para pemimpin dan pejabat selalu di himbau untuk memberikan keteladanan, dengan mematuhi pola hidup sederhana, dan memiliki rasa tanggungjawab sosial yang tinggi. 4. Demi kelancaran layanan admininstrasi pemerintah, untuk para pegawai selalu diusahakan kesejahteraan yang memadai dan ada jaminan masa tua. 5. Menciptakan aparatur pemerintahan yang jujur dan disiplin kerja yang tinggi. Jabatan dan kekuasaan, akan didistribusikan melalui norma-norma teknis kemampuan dan kelayakan. 6. Sistem budget dikelola oleh pejabat-pejabat yang mempunyai tanggung jawab etis tinggi, dengan sistem control yang efisien. 7. Melakukan herregistrasi (pencatatan ulang) terhadap kekayaan perorangan pejabat yang mencolok. Kekayaan yang statusnya tidak jelas dan diduga merupakan hasil korupsi, akan disita oleh negara. 8. Berusaha untuk melakukan reorganisasi dan rasionalisasi organisasi pemerintahan, melalui penyederhanaan jumlah departemen beserta jabatan di bawahnya. Akan selalu ada koordinasi antar departemen yang lebih baik, disertai sistem control yang teratur terhadap administrasi pemerintah, baik pusat, maupun daerah. B. Upaya Penindakan (Kuratif) Upaya penindakan dilakukan kepada mereka yang terbukti melanggar dengan diberikan peringatan, dilakukan pemecatan tidak hormat dan hukum pidana. Beberapa contoh penanganan kasus dan penindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK, yaitu : 1. Dugaan korupsi dalam pengadaan helicopter jenis MI-2 Merk Ple Rostov Rusia milik pemda NAD (2004) 2. Menahan Konsul Jenderal RI di Johor Baru, Malaysia, EM. Ia diduga melakukan pungutan liar dalam pengurusan dokumen kemigrasian. 3. Dugaan korupsi dalam Proyek Program Pengadaan Busway pada Pemda DKI Jakarta (2004) 4. Dugaan penyalahgunaan jabatan dalam pembelian tanah yang merugikan keuangan negara Rp 10 milyar lebih (2004)
5. Dugaan korupsi pada penyalahgunaan fasilitas preshipment placement depositi dari BI
kepada PT. Temaco Group melalui bank BNI (2004) 6. Kasus korupsi dan penyuapan anggota KPU kepada tim audit BPK (2005) 7. Kasus penyuapan Hakim Agung MA dalam perkara Probosutedjo 8. Menetapkan seorang bupati di Kaltim sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bandara Loa Kolu yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp 15,9 milyar (2004)
C. Upaya Edukasi Masyarakat/Mahasiswa
1. Memiliki rasa tanggung jawab guna melakukan partisipasi politik dan control social, terkait dengan kepentingan-kepentingan publik (masyarakat luas). 2. Tidak bersikap apatis dan acuh tak acuh, karena hal ini justru akan merugikan masyarakat itu sendiri. 3. Melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan, terutama yang dilaksanakan oleh pemerintah desa, kecamatan, sampai ke tingkat pusat/nasional. 4. Membuka wawasan seluas-luasnya pemahaman tentang penyelenggaraan pemerintahan negara dan aspek-aspek hukumnya. 5. Mampu memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
Undang-Undang yang Berhubungan dengan Peran Serta dalam Upaya
Pemberantasan Korupsi Di Indonesia 1. UU RI No. 28 Tahun 1999 Pasal 8 Ayat (1) yang berbunyi : Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan negara merupakan hak dan tanggung jawab masyarakat untuk ikut mewujudkan penyelenggaraan negara yang bersih. 2. UU RI No.31 Tahun 1999 Pasal 41 Ayat (1) dan (2) yang berbunyi : (1) Masyarakat dapat berperan serta membantu upaya pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi. (2) Peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diwujudkan dalam bentuk : a. Hak mencari, memperoleh, dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi; b. Hak untuk memperoleh pelayanan dalam mencari, memperoleh dan memberikan informasi adanya dugaan telah terjadi tindak pidana korupsi kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi; c. Hak menyampaikan saran dan pendapat secara bertanggungjawab kepada penegak hukum yang menangani perkara tindak pidana korupsi; d. Hak untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tentang laporannya yang diberikan kepada penegak hukum dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari; e. Hak untuk memperoleh perlindungan hukum dalam hal: 1. melaksanakan haknya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c; 2. diminta hadir dalam proses penyelidikan, penyidikan, dan disidang pengadilan sebagai saksi pelapor, saksi, atau saksi ahli, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; 3. masyarakat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai hak dan tanggungjawab dalam upaya mencegah pemberantasan tindak pidana korupsi; 4. hak dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) dilaksanakan dengan berpegang teguh pada asas-asas atau ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan menaati norma agama dan norma sosial lainnya; 5. ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Contoh Soal Essay :
1. Sebutkan salah satu contoh upaya pencegahan (preventif) dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. 2. Sebutkan 2 contoh penanganan kasus dan penindakan yang sudah dilakukan oleh pemerintah melalui KPK.
Kesimpulan: Peran serta dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia dapat dilakukan dengan tiga upaya, yaitu upaya pencegahan (preventif), upaya penindakan (kuratif) dan upaya edukasi masyarakat/mahasiswa.