You are on page 1of 20

PBL BLOK 18

(SISTEM RESPIRASI 2)
Jerry Berlianto Binti
102009100 (F3)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : jerrybinti@gmail.com
Pendahuluan
Infeksi akut saluran nafas bagian bawah, yang meliputi bronchitis akut dan
eksaserbasi akut bronchitis kronik sampai pneumonia, adalah penyakit yang paling sering
ditemukan pada pasien rawat jalan. Sekitar lima juta orang meninggal akibat infeksi saluran
nafas akut, setiap tahunnya. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian, alasan pasien
menjalani rawat inap dan konsultasi ke dokter paru.
Pneumonia merupakan infeksi akut pada jaringan paru( alveolus), yang biasanya
disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur. Pada anak, biasanya pneumonia terjadi bersamaan
dengan proses infeksi akut pada bronkus( biasa disebut bronchopneumonia). Sebelum
ditemukannya antibiotic, satu dari 3 orang penderita pneumonia akan meninggal dunia.
Saat ini, lebih dari 3 juta orang menderita pneumonia setiap tahun di Amerika
Syarikat. Lebih dari setengah juta penderita menjalani perawatan di rumah sakit. Meski
sebagian besar penderita pneumonia dapat disembuhkan, sekitar 5 % akan meninggal akibat
penyakit ini. Pneumonia adalah penyebab kematian nomor enam terbanyak di Amerika.

Skenario
Seorang anak perempuan berusia 2 tahun dibawa kepuskesmas dengan keluhan sesak
nafas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan didahului oleh demam naik turun dan batuk pilek sejak
1 minggu yang llau. Batuk disertai dahak berwana kuning. Nafsu makan pasien juga
menurun. Pada PF didapati kesadaran compos mentis, tampak sesak dan rewel, sianosis (-).
BB 12 Kg, frekuensi nafas 55x/menit, denyut nadi 110x/menit, suhu 38,5C, pernafasan
cuping hidung (+), retraksi intercostal (+), faring hiperemis, dan (+) ronkhi basah halus dan
wheezing pada kedua lapang paru.
1

Anamnesis
Karena pasien masih anak-anak maka anamesis akan dilakukan antara dokter dan ibu
atau orang terdekat pasien. Pada pasien yamg dicurigai menderita pneumonia yang akan kita
tanyakan adalah sebagai berikut: 1,2

Umur Pasien? 2 tahun

Lama Sakit? 2 hari yang lalu

Adanya Demam? ada demam, suhu bayi sampai 38,5C

Adanya Batuk?ada batuk pilek sejak 1 minggu yang lalu.

Apakah batuknya ada dahak ? batuk berdahak

Dahaknya berwarna apa ? berwarna kuning

Adanya Susah Bernapas pada anak? pasien mengalami sesak nafas

Pasien Rewel? pasien rewel saat akan diperiksa

Nafsu Makan Turun? pasien juga mengalami penurunan nafsu makan

Pasien Lesu?

Apakah ada riwayat alergi atau penyakit serupa pada anggota keluarga yg lain?

Status Sosial?

Lingkungan. ?

Pemeriksaan fisik
a. Tanda-Tanda Vital
2

Nadi :
Bayi

: 120-130 x/mnt

Anak

: 80-90 x/mnt.

Pada kasus didapatkan tekanan nadi anak 110x/menit, berarti anak tersebut
mengalami Takikardia.2

Tekanan Darah :
Bayi

: 70-90/50 mmHg

Anak

: 80-100/60 mmHg

Pada kasus tidak dilakukan pemeriksaan tekanan darah,


Catatan :

Hipotensi

: Kurang dari 90/60 mmHg

Normal

: 90-120/60-80 mmHg

Pre Hipertensi

: 120-140/80-90 mmHg

Hipertensi Stadium 1

: 140-160/90-100 mmHg

Hipertensi Stadium 2

: Lebih dari 160/100 mmHg

Suhu Tubuh :
Normal

: 36,6oC - 37,2 oC

Sub Febris

: 37 oC - 38 oC

Febris

: 38 oC - 40 oC

Hiperpireksis

: 40 oC - 42 oC

Hipotermi

: Kurang dari 36 oC

Hipertermi

: Lebih dari 40 oC

Pada kasus didapatkan Suhu anak 38,5C


Catatan :

Oral

: 0,2 oC 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal

Axilla

: 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pernapasan / Respirasi :
Bayi

: 30-40 x/mnt

Anak

: 20-30 x/mnt

Pada kasus didapatkan frekuensi pernapasan 55x/menit, berarti anak tersebut


mengalami Tadipnea
3

Catatan :

Dispnea

: Pernapasan yang sulit

Tadipnea

: Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)

Bradipnea

: Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)

Apnea

: Pernapasan terhenti

Ipnea

: Pernapasan normal.1,2

Berat Badan

Pada pemeriksaan Berat badan didapatkan berat pasien 12 kg. Menurut Kartu Menuju Sehat
(KMS), balita umur 2 tahun dengan berat 12 kg merupakan dalam keadaan normal, tidak
kekurangan gizi.1,2

b. Inspeksi :
retraksi pada sela iga dan subkostal
anak kelihatan gelisah
pernapasan cepat dan dangkal serta
sianosis sekitar hidung mulut pada bronkopneumonia
Pada anak yang mengalami pneumonia lobaris pula akan ditemukan
anak menggigil disertai kejang dan nyeri di dada.
Palpasi : fremitus meningkat
Perkusi : kedengaran pekak karena udara yang terdapat di paru digantikan
dengan infiltrat
Auskultasi : ronki basah pada kedua lapang paru di mana suara kedengaran
kontinu disebabkan udara yang melalui saluran pernapasan yang sempit. Dapat
terjadi pada inspirasi dan ekspirasi.1,2
c. Pemeriksaan laboratorium
Darah :

Leukositosis : biasanya 15.000-40.000/mm3 dengan pergeseran ke kiri


yang menunjukkan adanya infeksi bakteri
Leupenia : menunjukkan depresi imunitas.
LED meningkat : yang menunjukkan terdapatnya kerusakan jaringan
dan infeksi akut.
Pemeriksaan arterial blood gas untuk menganalisis jumlah karbon
dioksida dan juga oksigen di dalam darah. Pemeriksaan ini dilakukan
jika pada anak kelihatan gangguan oksigen.3,4
Urin :
Urin berwarna lebih tua mungkin terdapat albuminuria ringan karena
suhu sedikit meningkat
Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri atau virus yang
menyebabkan pneumonia. Antara bahan yang dapat digunakan untuk
melakukan kultur adalah:3,4
Sputum
Sekret nasofaring
Aspirasi trakea
Pungsi pleura
Dilakukan pewarnaan dan kultur untuk mengenalpasti kuman penyebab akan
tetapi hasil kultur adalah lama untuk diperoleh.3,4
d. Radiologi
Pemeriksaan radiologi toraks sangat penting karena ia dapat membantu untuk
membuat diagnosis yang benar. Pada pneumonia gambaran yang ditunjukkan sesuai
dengan lokasi kelainan dan juga organism penyebab. Antara gambaran yang
ditunjukkan adalah:
Terdapat gambaran opak pada paru karena udara dalam alveoli digantikan oleh
eksudat radang
Pada brokopneumonia : bercak-bercak infiltrate (opak) pada satu atau
beberapa lobus
Pneumonia lobularis : adanya konsolidasi (opak) pada satu atau beberapa
lobus.
5

Pada lobar pneumonia : gambaran opak dapat mengenai seluruh lobus


Pada foto juga tidak ditemukan pengurangan dari volume paru yang sakit.2,3,4

Gambar 1.Rontgen Anteroposterior Thorax Pada Penderita Pneumonia


Diagnosis Banding
Bronkitis Akut
Walaupun diagnosis bronkitis akut sering dibuat, namun pada anak-anak keadaan ini
mungkin tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri. Bronkitis merupakan akibat beberapa
keadaan lain saluran pernapasan atas dan bawah, dan trakea biasanya terlibat. Bronkitis akut
biasanya didahukui oleh infeksi pernapasan atas. Infeksi sekunder biasanya diakibatkan oleh
Streptococcus pneumoniae, Moraxella catarrhalis, H. influenzae dapat terjadi. Khasnya pada
anak ialah datang dengan batus sering, tidak produkktif dan timbuknya relatif bertahap, mulai
2-3 hari setelah rhinitis.
Pada saat penyakit memburuk penderita biasanya dapat terganggu oleh suara siulan
selama rspirasi, nyeri dada, dan kadang-kadang oleh napas pendek. Batuk proksimal atau rasa
mencekik pada saat sekresi tekadang disertai muntah. Dalam beberapahari batuk menjadi
produktif dan sputum berubah warna dari jernih menjadi purulen. Dalam 5-10 hari batuk
mulai menghilang dan mukus mulai encer dan badan mulai sangat malaise. Tanda-tanda fisik
bervariasi menurut umur dan stadium penyakit. Pada anak yang gizinya baik komplikasinya
sedikit, sedangkan pada anak yang malnutrisi komplikasinya bisa berupa, otitis, sinusitis dan
pneumonia. Tidak ada terapi spesifik sebagian besar sembuh tanpa pengobatan apapun. Anak
dengan serangan bronkitis akut berulang perlu dievaluasi dengan cermat untuk kemungkinan
6

anomali saluran pernapasan, benda asing, bronkiektasia, alergi, sinusitis, kistik fibrosis.3
Bronkiolitis
Bronkiolitis akut terjadi akibat obstruksi saluran pernapasan kecil penyakit ini
terjadipada usia 2 tahun pertama dengan insiden memuncak pada usia 6 bulan. Penyakit ini
paling sering mengakibatkan anak harus rawat inap. Bronkiolitis ditandai dengan adanya
obstruksi bronkiolus yang disebabkan oleh edema dan kumpulan mucus serta kumpulan puinpuing seluler dan oleh invasi oleh bagian-bagian bronkus yang lebih kecil oleh virus sehingga
terjadi penebalan pada dinding bronkiolus. Penebalan sesedikit apapun pada pronkiolus pada
bayi dapat sangat mempengaruhi aliran udara. Anak mula-mula menderita infeksi ringan
saluran napas atas disertai dengan ingus dan bersin. Gejala ini biasanya berakhir beberapa
hari.dan dapat disertai dengan penurunan nafsu makan. Dan demam 38,5-39oC.
perkembangan kegawatan biasanya disertai dengan batuk proksimal, dispnea, dan iritabilitas.
Perjalana fase yang paling kritis selama 48-72 jam pertama setelah batuk dan dispnea.
Pada fase ini anak akan merasa sangat sakit, sedangkan pada bayi akan mengalami apnea.
Sesudah periode kritis biasanya penyembuhan terjadi sangat cepat.

Namun dapat juga

menyebabkan kematian yang merupakan akibat dari serangan apnea yang lama, asidosis
respiratorik yang berat yang tidak terkompensasi, atau dehidrasi akibat kehilangan penguapan
air dan takipnea serta ketidak mampuan minum cairan. Komplikasi bakteri seperti
bronkopneumonia dan otitis media tidak lazim terjadi. Untuk penanganan penderita biasanya
diletakan atau ditempatkan pada ruangan yangb udaranya telah dilembabkan. Ribavirin
(virazol), suatu agen antivirus yang tersedia untuk pengobatan akibat infeksi virus RSV.
Antibiotic tidak mempunyai nilai terapeutik kecuali penderita ada pneumonia bakteri.
Kortikosteroid tidak bermanfaat dan dapat membahayakan pada keadaan tertentu. Biasanya
obat-obatan bronkodilatator biasanya digunakan pada terapi empiric. Karena obstruksi terjadi
pada tingkat bronkiolus, trakeostomi tidak bermanfaat dan menimbulkan resiko yang besar
pada penderita yang akut. Beberapa penderita kondisinya dapat memburuk dapat dengan
cepat menjadi kegagalan pernapasan, sehingga memerlukan bantuan ventilasi.3
Tuberkulosis
Tuberkulosis merupakan penyakit yang ditularkan melalui kuman yang dibatukkan penderita
tuberculosis ke udara dalam bentuk droplet nuclei. Didalam udara bebas kuman ini dapat
menetap selama 1-2 jam. Hal ini tergantung dari ada atau tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi
7

yang baik dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap yang ventilasinya jelek kuman
dapat bertahan hidup lebih lama. Bila orang sehat menghisap kuman yang dibatukan oleh
penderita TB maka kuman tersebut akan segera menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Untuk selanjutnya mengalami proses yang dikenal sebagai focus primer. Tapi kebanyakan
partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag keluar dari trakheobronkeal beserta
gerakan silia dengan sekretnya. Kuman dapat juga masuk melalui luka dari kulit tetapi hal ini
jarang terjadi. Pada stadium permulaan setelah pembentukan. Fokus primer atau terjadi
beberapa kemungkinan, yaitu penyebaran melalui bronkogen, penyebaran melalui limfogen,
ataupun penyebaran melalui hematogen. Tetapi keadaan ini hanya berlangsung beberapa saat.
Penyebaran akan berhenti jika kuman yang masuk sedikit dan telah terbentuk daya tahan
tubuh yang spesifik terhadap basil TB. Apabila jumlah kumannya sangat banyak sedangkan
daya tahan tubuh melemah akan berakibat timbulnya tuberculosis milier.
Kelanjutan dari penyebaran tersebut dapat terjadi penyebaran infeksi primer ke
saluran getah bening dan kelenjar getah bening setempat (local) sehingga terbentuklah suatu
kompleks primer. Infeksi primer dan komplek primer dinamakan tuberculosis primer. Dari
kelenjar limfe basil TB dapat menyebar melalui kelenjar limfe dan pembuluh darah ke organ
yang lain, terutama organ yang memiliki tekanan oksigen tinggi seperti hepar, ginjal, tulang,
otak dan bagian lain dari paru. Basil TB ini dapat langsung menyebabkan penyakit di organorgan tersebut atau hidup dorman dalam makrofag jaringan dan dapat menyebabkan TB aktif
bertahun-tahun kemudian. Tuberculosis juga dapat hilang melalui resolusi, kalsifikasi
membentuk kompleks Ghon, atau terjadi nekrosis dengan masa perkejuan yang dibentuk dari
makrofag. Apabila keju mencair maka basil dapat berkembang di ekstra sel sehingga dapat
meluas di jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endotrakheal, pleuritis, dan dapat
menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya atau dikenal dengan TB
milier.4
Diagnosis Kerja
Pneumonia
Pneumonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli)
biasanya disebabkan oleh masuknya kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala klinis batuk,
demam tinggi dan disertai adanya napas cepat ataupun tarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam. Dalam pelaksanaan Pemberantasan Penyakit ISPA (P2ISPA) semua bentuk
pneumonia baik pneumonia maupun bronchopneumonia disebut pneumonia.
8

Pneumonia merupakan penyakit batuk pilek disertai napas sesak atau napas cepat.
Napas sesak ditandai dengan dinding dada bawah tertarik ke dalam, sedangkan napas cepat
diketahui dengan menghitung tarikan napas dalam satu menit. Untuk balita umur 2 tahun
sampai 5 tahun tarikan napasnya 40 kali atau lebih dalam satu menit, balita umur 2 bulan
sampai 2 tahun tarikan napasnya 50 kali atau lebih per menit, dan umur kurang dari 2 bulan
tarikan napasnya 60 kali atau lebih per menit.2,5
Etiologi
a. Pneumonia karena infeksi pneumokokus
Penyebab tersering pneumonia bakteri pada anak adalahstreptococcus pneumoniae.
Factor risiko untuk terinfeksi bakteri ini meningkat pada anak lai-laki dan lahir tidak
cukup bulan. Selain itu, streptococcus pneumoniae dapat digunakan sebagai vaksin
untuk mencegah pneumonia pada anak.1,2,5
b. Pneumonia karena infeksi stafilokokus
Pneumonia stafilokokus disebabkan oleh staphylococcus aureus yang tergolong
pneumonia berat karena cepat menjadi progresif dan resisten terhadap pengobatan.
c. Pneumonia bakteri gram negative
Bakteri gram negative yang biasa menyebabkan pneumonia adalah :

Haemophilus influenza
Basil Friedlander
Pseudominas aeruginosa
Pneumonia ini sulit dibedakan dengan denga pneumonia yang disebabkan oleh bakteri
lain dan hanya dapat dibedakan dengan biakan. Pneumonia yang disebabkan oleh
Haemophilus influenza pada bayi dan anak kecil merupakan penakit yang berat dan
sering menimbulkan komplikasi.1,2,5
d. Pneumonia karena infeksi mikoplasma
Infeksi mikoplasma cenderung timbul agak tersembunyi dan memiliki perjalanan
klinik yang subakut. Pada anak cenderung menjadi asma dengan wheezing yang
selalu ada. Umumnya terdapat perubahan pada foto torax yang luas dan penyakit akan
berlangsung selama beberapa minggu.1,2,5
9

e. Pneumonia karena infeksi jamur


Pneumonia yang disebabkan oleh jamur biasanya terjadi pada anak dengan
imunokopromise. Jamur yang sering adalah :

Actinomyces
Aspergillus
Candida
Histoplasma
Nocardia spp.1,2,5

f. Pneumonia karena infeksi protozoa


Pneumonia yang disebabkan oleh protozoa juga selalu terjadi pada anak dengan
imunokompromise. Protozoa yang sering adalah :

Cryptosporidium spp.
Pneumocystis jirovei
Toxoplasma1,2,5

g. Pneumonoia karena aspirasi


Pneumonia aspirasi dapat disebabkan masuknya benda asing ke dalam sistem
pernapasan dan biasanya pada lobus medius. Contohnya :
Makanan
Bensin
Minyak tanah
Cairan amnion
Air susu
Debu.1,2,5
h. Sindrom Loeffler
10

Terdapatnya infiltrate besar dan kecil pada paru yang dapat berpindah-pindah.
Infiltrate ini merupaka reaksi alergi terhadap protein asing dengan migrasi larva
cacing Ascaris lumbricoides atau lain-lainya dari usus ke peredaran darah dan paru.1,2,5
i. Pneumonia karena infeksi virus
Infeksi virus primer dapat menyebar melalui saluran pernapasan hingga ke paru.
Pada anak terutama sekali pada satu tahun kehidupan harus dikhuatiri karena pada
usia ini setiap penyakit pernapasan sangat memepengaruhi konstitasi tubuh dan
mengakibatkan kegagalan sirkulasi. Penyebab tersering adalah:

influenza virus
parainfluenza virus
adenovirus
respiratory syncytial virus (RSV).1,2,5
Epidemologi
Salahsatu penyebab utama pneumonia adalah Pneumokokus. Pneumokokus dengan
serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80%, sedangkan
pada anak ditemukan tipe 14,1,6,dan 9.
Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan mengurang
dengan

meningkatnya

umur. Pneumonia

lobaris

hampir

selalu

disebabkan

oleh

pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar, sedangkan bronchopneumonia
lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.5
Pneumonia sangat rentan terhadap bayi berumur di bawah dua bulan, berjenis kelamin
laki-laki, kurang gizi, berat badan lahir rendah, tidak mendapatkan ASI yang memadai, polusi
udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan defisiensi vitamin A.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko kematian akibat pneumonia adalah bayi di
bawah umur dua bulan, tingkat sosioekonomi rendah, kurang gizi, berat badan lahir rendah,
tingkat pendidikan ibu rendah, tingkat pelayanan kesehatan masih kurang, padatnya tempat
tinggal, imunisasi yang tidak memadai, dan adanya penyakit kronis pada bayi.4
Patofisiologi
Paru memiliki beberapa mekanisme pertahanan yang efektif yang diperlukankarena
sistem respiratori selalu terpajan dengan udara lingkungan yang seringkaliterpolusi serta
mengandung iritan, patogen, dan alergen. Sistem pertahanan organrespiratorik terdiri dari tiga
11

unsur, yaitu refleks batuk yang bergantung pada integritassaluran respiratori, otot-otot
pernapasan, dan pusat kontrol pernapasan di sistem saraf pusat.3,5,6
Pneumonia terjadi jika mekanisme pertahanan paru mengalami gangguansehingga
kuman patogen dapat mencapai saluran napas bagian bawah. Agen-agenmikroba yang
menyebabkan pneumonia memiliki tiga bentuk transmisi primer: (1)aspirasi sekret yang
berisi mikroorganisme patogen yang telah berkolonisasi pada orofaring, (2) infeksi aerosol
yang infeksius, dan (3) penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal. Aspirasi dan
inhalasi agen-agen infeksius adalah dua cara tersering yang menyebabkan pneumonia,
sementara penyebaran secara hematogenlebih jarang terjadi.Setelah mencapai alveoli, maka
mikroorganisme patogen akan menimbulkan respon khas yang terdiri dari empat tahap
berurutan:
Pneumococcus masuk ke dalam paru bayi melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet).
Proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadiumyaitu :2,3,5,6

1. Stadium kongesti:

Kapiler melebar dan kongesti

Di dalam alveolus terdapat eksudat jernih

Bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag.5,6

2. Stadium hepatisasi merah:

lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara,
warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar.

Di dalam alveolus didapatkam fibrin, leukosit neutrofil eksudat dan banyak


sekali eritrosit dan kuman.

Stadium ini berlangsung sangat pendek.5,6

3. Stadium hepatisasi kelabu:

12

Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu.

Permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin.

Alveolus terisi fibrin dan leukosit, tempat terjadi fagositosis Pneumococcus.

Kapiler tidak lagi kongesif.5,6

4. Stadiumresolusi:

Eksudat berkurang.

Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit menglami nekrosis dan


degenarasi lemak.

Fibrin diresorbsi dan menghilang.

Secara patologi anatomis bronkopneumonia berbeda dari pneumonia lobaris


dalam hal lokalisasi sebagai bercak-bercak dengan distribusi yang tidak
teratur.

Dengan pengobatan antibiotika urutan stadium khas ini tidak terlihat.5,6

Manifestasi Klinis
Pneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran napas atas selama beberapa hari.
Gejala prodromal:

Demam : suhu dapat meningkat dengan mendadak sampai 39-40oC dan


mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi.

Rewel

Lesu

Nafsu makan menurun.1,5,6

Gejala infeksi saluran napas bawah :

Dipsnoe (sesak napas)

Takipnoe (pernapasan cepat dan dangkal)

13

Pernapasan cuping hidung

Sianosis sekitar mulut dan hidung

Muntah dan diare

Batuk kering pada awalnya kemudian menjadi produktif.1,5,6

Terdapat beberapa klasifikasi pneumonia berdasarkan manifestasi klinik yaitu:


Klasifikasi pneumonia sangat berat

terdapat sianosis

tidak dapat minum

batuk

kesukaran bernapas

frekuensi napas meningkat

retraksi.4

Klasifikasi Pneumonia Berat


Anak 2 bulan - <5 tahun

batuk atau kesukaran bernafas

nafas sesak

frekuensi napas meningkat

retraksi

minum berkurang

tiada sianosis

Anak berumur kurang dari 2 bulan

nafas cepat yaitu frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih,

retraksi.5
14

Klasifikasi Pneumonia

tiada retraksi

batuk dan atau kesukaran bernafas

napas cepat
Bayi < 2 bulan : > 60 kali per menit
anak usia 2 bulan - <1 tahun : > 50 kali per menit
anak usia 1 - < 5 tahun : .> 40 kali per menit.5

Klasifikasi Bukan Pneumonia

mencakup kelompok penderita Balita

batuk

frekuensi nafas tidak meningkat

tiada retraksi

klasifikasi Bukan Pneumonia mencakup penyakit ISPA selain Pneumonia. Contohnya


batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, dan otitis.5

Pneumonia pada neonatus dan bayi kecil


Sering terjadi akibat transmisi vertikal ibu-anak yang berhubungan dengan proses
persalinan
Infeksi terjadi akibat kontaminasi dengan sumber infeksi dari ibu, misalnya melalui
aspirasi mekonium, cairan amnion, atau dari serviks ibu.
Serangan apnea
Sianosis
Merintih

15

Napas cuping hidung


Takipnea
Letargi, muntah
Tidak mau minum
Takikardi atau bradikardi
Retraksi subkosta
Demam
Sepsis pada pneumonia neontus dan bayi kecil sering ditemukan sebelum 48 jam
pertama
Angka mortalitas sangat tinggi di negara maju, yaitu dilaporkan 20-50%
Angka kematian di Indonesia dan di negara berkembang lainnya diduga lebih
tinggi.1,2,5
Pneumonia pada balita dan anak yang lebih besar
Takipnea
Retraksi subkosta (chest indrawing)
Napas cuping hidung
Ronki
Sianosis
Ronki hanya ditemukan bila ada infiltrat alveolar
Retraksi dan takipnea merupakan tanda klinis pneumonia yang bermakna
Kadang-kadang timbul nyeri abdomen bila terdapat pneumonia lobus kanan bawah
yang menimbulkan infiltrasi diafragma
Nyeri abdomen dapat menyebar ke kuadran kanan bawah dan menyerupai
apendisitis.1,2,5
Penatalaksanaan
Terapi
Sebaiknya pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi
berhubung hal ini tidak selalu dikerjakan dan makan waktu maka dalam praktek
diberikan pengobatan polifragmasi.

16

Penisilin diberikan 50.000 U/kgbb/hari dan ditambah dengan


kloramfenikol 50-75 mg/kgbb/ hari
Atau diberikan antibiotik yang mempunyai spektrum luas seperti
ampisilin.3,6
Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas selama 4-5 hari. Anak yang
sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena dan oksigen. Selain
cairan intravena untuk mencegah dari dehidrasi dapat diatasi dengan minum air putih
dengan banyak . Di samping itu pengaturan pola makan juga amat penting untuk
dilakukan. Jenis cairan intravena yang digunakan adalah :
o Campuran Glukosa 5% dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1
o ditambah larutan KCl 10 mEq/500ml botol infuse.
Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski
beberapa obat antivirus telah digunakan. Kebanyakan pasien juga bisa diobati
dirumah.
Pneumonia yang tidak berat, tidak perlu dirawat di rumah sakit.3,7,8

Pencegahan

Vaksin IPD (Invasive Pneumococcal Disease)


Vaksin IPD merupakan vaksin pneumokokus yang dapat mencegah terjadinya
pneumonia pada anak. Selain itu vaksin ini juga dapat mencegah terjadinya
meningitis pada anak. Vaksin yang digunakan adalah vaksin PCV iaitu :
merupakan satu-satunya vaksin yang membantu mencegah penyakit
pneumokokus invasif (IPD) pada bayi dan anak di bawah usia 24
bulan.
membantu melindungi anak yang berumur hingga 9 tahun
17

merupakanvaksin konjugasi pneumokokus (PCV) pertama yang masuk


dalam memori imunologi pada bayi dan anak-anak terhadap
Streptococcus (S.) pneumonia.
Vaksin ini juga digunakan untuk imunisasi aktif.
Diberikan sebanyak 4 kali : bayi berumur 2 bulan, 4 bulan, 6 bulan dan
pada usia 12 bulan
Dapat diberikan bersama dengan vaksin lain seperti MMR atau
Hepatitis B

Menjaga keseimbangan nutrisi anak

Istirahat yang cukup dan olahraga supaya memiliki daya tahan tubuh yang
baik. Selain itu, daya tubuh yang baik dapat mencegah infeksi sekunder.3,7,8

Komplikasi
Komplikasi pneumonia dapat berupa gangguan pertukaran gas, obstruksi jalan nafas,
gagal pernafasan, Pleural Effusion (bacterial pneumoniae). Abses kulit, abses jaringan lunak,
otitis media, sinusitis, meningitis purulenta, perikarditis dan epiglotis kadang ditemukan pada
infeksi Hemophylus influenzae. Dengan menggunakan antibiotika, komplikasi pneumonia
hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi yang dapat dijumpai antara lain empiema danotitis
media akut. Sementara komplikasi lainnya seperti meningitis, perikarditis, osteomielitis, dan
peritonitis lebih jarang terjadi. 6
Prognosis
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat di turunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.6

Kesimpulan
18

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang
termasuk dalam salah satu infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah. Terjadinya
pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus
yangbiasa disebut sebagai bronchopneumonia. Pneumonia merupakan penyebab biasa yang
menyebabkan morbiditas dan mortalitas pada anak yang ditandai dengan infeksi, inflamasi
dan konsolidasi pada paru.
Dengan pemberian antibiotika yang tepat dan adekuat, mortalitas dapat di turunkan
sampai kurang dari 1%. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein dan yang datang
terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi

Daftar Pustaka

1. Arvin BK. Ilmu Kesehatan Anak. Vol 2. Edisi 15. Jakarta: EGC;2012
2. Prober CB. Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15: Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran; 2012
3. Sanityoso A. Hepatitis viral akut. Dalam: Sudoyo AW dkk, penyunting. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Ke-6. Jakarta; Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Diponegoro 71 Jakarta; 2014
4. Hassan R, Alatas H. Tuberkulosis pada anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak.
Vol II. 11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia:2007.h. 573-84.
5. Misnadiarly. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia;2010
6. Robbins, Cotrans, Kumar. Buku Saku Dasar Patologi Penyakit. Edisi ke-5.
Jakarta:EGC.;2012
7. Alsagaff,Hood&Mukty,Abdul

(Editor). Dasar-dasar

Ilmu

PenyakitParu.

Cetakan kesepuluh, Airlangga University Press. Surabaya.2010


8. Leach R. Acute and Critical Care Medicine at a Glance. Edisi 2. New York: John
Wiley and Sons;2010.h.72-5
19

20

You might also like