Professional Documents
Culture Documents
DSP 7
Medical Emergency & Shock
Disusun oleh :
Kelompok 1
Ruang Tutor VI
Dea Ayu Nastiti
160110110065
Fanny Silvira
160110110066
Raiandri Fajri
160110110070
KATA PENGANTAR
Jatinangor,Februari2014
Penulis
ii
Daftar Isi
ii
BAB I
PENDAHULUAN
jaringan
lunak
biasanya
dibagi
beberapa
kelompok
dan
karakteristiknya pun beragam.Cedera ini bisa dilihat di luar (kulit) dan di dalam
mulut (gingival dan mukosa oral).Trauma jaringan lunak atau luka secara garis
besar dibagi menjadi dua yaitu luka terbuka dan luka tertutup. Luka terbuka
terbagi atas luka lecet / abrasion, luka robek / laceration, dan luka avulsi /
avulsion. Sedangkan luka tertutup tebagi atas luka memar dan hematoma.
Dalam perawatan trauma jaringan lunak harus diperhatikan golden rule:
Examine from outside toward insidetreat from inside toward outside. Empat
langkah utama pada manajemen gawat darurat trauma jaringan lunak adalah
cleansing, debridement, hemostasis, dan closure.
ii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendarahan
Pendarahan adalah hilangnya darah dari sistem sirkulasi.
2.1.1
Klasifikasi perdarahan
2.1.1.1 Berdasarkan banyaknya jumlah darah yang hilang
Perdarahan dikelompokkan menjadi empat macam oleh
Respon vascular
Tanda dan Gejala
Kontraksi vena besar
Biasanya sementara
Kontraksi arteriole, dengan Haus, hipotensi, ortostatik,
menurunnya aliran darah takut, lemah, pucat, kulit
ke
kulit
dan
Menurunnya
jantung,
denyut
nadi
meningkat, takikardi.
Semua yang terjadi pada Sesak napas, tidak sadar.
45% (parah)
Grade 4
cerebral
ii
- Hemoragi intracerebral
- Hemoragi subarachnoid
e. Paru-paru
f. Ginekologi
g. Gastro intestinal tract
b.
2.
3.
Factor pembekuan
Tampilan klinis
Petechiae
Jarang
Karakteristik
Hematom
Karakteristik
Jarang
Ekimosis
Hemarthrosis
Karakteristik
Jarang
Perdarahan occult
Sering
Jarang
Ekimosis
Petechiae
darah.Platelet
memproduksi
substansi
yang
purpura
dapat
disebabkan
oleh
sistemik,
metastase
kanker
pada
tulang,
Sedangkan
faktor
koagulasi
merupakan
faktor
yang
penyakit
antikoagulasi,
liver,
defisiensi
vitamin,
obat-obat
fibrinogenolisis primer).
penyakit
mungkin.Pertanyaan-pertanyaan
pasien
harus
hendaknya
dibuat
disusun
secara
selengkap
berurutan
ii
yang lain.
Pengelompokan pertanyaan
b.
Gangguan
perdarahan
setelah
dilakukan
operasi
dan
pencabutangigi
c.
d.
e.
f.
2. Pemeriksaan Fisik
a.
b.
Spider angiomas
c.
Ecchymosis
d.
Ptechiae
e.
Oral ulcers
f.
g.
Hemarthrosis
3.Skrining laboratoris
a.
PT
b.
aPTT
c.
TT
d.
PFA-100
e.
Jumlah Platelet
ii
Adapun
bahan-bahan
hemostatik
yang
dipakai
untuk
topical
(Thrombinar,
Thrombostat)
yang
menghisap-hisap
e. kumur-kumur yang berlebihan
f. memakan makanan yang keras pada daerah ekstraksi
ii
pada
soket
gigi
yang
mengalami
perdarahan
ii
pembuluh
darah
akan
menyempit
2.1.5.1.3Hemofilli
Pada
pasien
hemofilli
(hemofilli
klasik)
Christmas)
terdapat
defisiensi
faktor
IX.
dan
kemotaksis
juga
terganggu
karena
dengan
pembentukan
glukokortikoid
ii
atau
sistemik
seperti
defisiensi
faktor
profilaksis
pada
pasien
immunocompromised.
2.1.7 Pendarahan Trauma pada Rongga Mulut
Salah satu komplikasi pada proses ekstraksi gigi adalah terjadinya
trauma jaringan lunak rongga mulut. Hal tersebut biasanya disebabkan oleh
gaya yang tidak terkontrol dan berlebihan pada saat proses ekstraksi gigi.
Beberapa jenis trauma jaringan lunak yang sering ditemukan
pascaekstraksi adalah:
1. Flap mukosa yang tersobek akibat flap envelope yang tidak cukup
lebar.
2. Trauma akibat instrumen yang selip (contoh: bein)
3. Luka abrasi atau terbakar pada bibir atau sudut mulut karena
penggunaan bor.
Trauma jaringan lunak ini dapat diatasi dengan penjahitan, namun
biasanya
trauma
jaringan
lunak
ii
ini
memperlama
waktu
Gambar
Trauma Fisik
2.2.1.2 Trauma akibat zat kimia
Luka akibat zat kimia biasanya merupakan luka
bakar.Ini dapat terjadi akibat kelengahan, pertengkaran, kecelakaan
kerja, dan kecelakaan di industri atau di laboratorium, dan akibat
penggunaan gas beracun dalam peperangan. Kerusakan yang terjadi
ii
menarik
air.Gas
yang
dipakai
dalam
peperangan
dengan
kulit
atau
mukosa.Beberapa
zat
dapat
Gambar
Trauma akibat Zat Kimia
2.2.1.3 Luka radiasi dan ionisasi
Radiasi adalah pancaran dan pemindahan energi melalui
ruang dari suatu sumber ke tempat lain tanpa perantaraan massa
atau kekuatan listrik. Energi ini dapat berupa radiasi electromagnet,
seperti cahaya, sinar Rontgen, sinar gamma, dan radiasi partikel
yang merupakan sinar alfa, beta, proton, neuron atau positron.
Pemindahan energi, selain menimbulkan panas yang tidak
berarti, juga merangsang molekul sel dan menimbulkan reaksi
ionisasi yang bersifat destruktif bagi sel, terutama bagi DNA.
Gejala dan tanda luka radiasi ini berupa luka bakar.Luka
bakar ini dapat menyebabkan eritem ringan sementara yang
berlangsung 2-3 jam.Eritem ini menimbulkan rasa hangat.Eritem
yang menetap timbul setelah gejala ringan ini hilang, dan
disebabkan oleh radiasi kekuatan sedang.Kerusakan subkutan
serupa dengan luka bakar derajat tiga.Ujung saraf, folikel rambut,
kelenjar keringat, dan pembuluh kapiler hilang.
ii
Gambar
Luka akibat radiasi
2.2.2 Klasifikasi
Cedera jaringan lunak biasanya dibagi beberapa kelompok dan
karakteristiknya pun beragam.Cedera ini bisa dilihat di luar (kulit) dan di
dalam mulut (gingival dan mukosa oral).
Trauma jaringan lunak atau luka secara garis besar dibagi menjadi
dua, yaitu:
1. Luka Terbuka
Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit
yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan bawah kulit.Luka
terbuka dapat diklasifikasikan sesuai dengan objek yang menyebabkan
luka. Jenis luka terbuka adalah:
a. Luka lecet / abrasion
Terjadi biasanya akibat gesekan dengan permukaan yang tidak rata.
Cedera ini biasanya dilihat pada lutut dan siku pada anak-anak dan pada
bibir, pipi, dagu atau ujung hidung.Gesekan antara objek dan permukaan
jaringan lunak menghilangkan lapisan epitel dan papiler, dan juga lapisan
retikuler.Abrasi superficial cukup menyakitkan karena mengenai ujung
saraf.
ii
apakah dipotong dan ditutup dengan cangkokan primer (jika cacat yang
besar) atau menunggu untuk sembuh dengan sendirinya (jika cacat kecil).
2. Luka Tertutup
Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit,
yang rusak hanya jaringan di bawah kulit. Jenis luka tertutup, yaitu:
a. Luka memar
Terjadi akibat benturan dengan benda tumpul, biasanya terjadi di daerah
permukaan tubuh, darah keluar dari pembuluh dan terkumpul di bawah
hulit sehingga bisa terlihat dari luar berupa warna merah kebiruan. Luka
memar juga disebabkan oleh gangguan tulang fraktur pada cedera
maksilofasial.Luka memar bisa menunjukkan sebuah fraktur tulang.
2.2.3 Perawatan
Perawatan terhadap trauma jaringan lunak membutuhkan pendekatan yang
sistematis. Perawatan intraoral dilakukan terlebih dahulu, kemudian penjahitan
ekstraoral (bibir) dilakukan setelah perawatan intraoral dilakukan.Hal ini kontras
dengan prosedur pemeriksaan dimana kita memulai dengan pemeriksaan ekstra
oral sebelum kita melakukan pemeriksaan intraoral. Terdapat suatu golden rule:
Examine from outside toward insidetreat from inside toward outside.
Sebaiknya menggunakan anastesi lokal untuk memanipulasi luka tanpa rasa
sakit.Anastesi topikal lebih sering digunakan.Laporan baru-baru ini menyatakan
bahwa anastesi topikal yang engandung kombinasi prilocaine/lidocaine efektif
untuk mengurangi rasa sakit, jadi mungkin untuk menutup laserasi minor tanpa
menggunakan injeksi.
Terdapat empat langkah utama pada manajemen gawat darurat trauma
jaringan lunak: cleansing, debridement, hemostasis, dan closure.
2.2.3.1 Prinsip Umum Perawatan :
- Luka memar tidak harus dirawat, namun mungkin menandakan adanya
patah tulang tertutup.
ii
c. Profilaksis antibiotik
Berdasarkan penemuan, profilaksis antibiotik digunakan untuk pada
luka jaringan lunak pada situasi sebagai berikut:
-
penyakit sistemik)
gigitan manusia atau hewan
Antibiotik yang pertama diusulkan adalah penisilin, pada orang
dewasa dianjurkan 2 juta unit (1,2g) secara oral dalam sekali waktu,
kemudian 2 juta unit(1,2g) secara oral 3 kali dalam 1 hari. Untuk anakanak diberikan berdasarkan berat badan.Jika pasien memiliki alergi
penisilin, maka klindamisin dianjurkan sebagai alternatif.Dosisnya 600 mg
secara oral dalam sekali minum, kemudian 300 mg 3 kali satu hari. Pada
anak-anak dosisnya 15mg/kg BB diberikan 3 kali 1 hari.
d. Tetanus profilaksis
Profilaksis tetanus harus selalu diberikan pada kasus luka yang
terkontaminasi.Pada pasien yang telah diimunisasi (lebih dari 10 tahun
sebelum terluka) dosis dari 0.5 ml tetanus toxoid harus diberikan. Pada pasien
yang sama sekali belum pernah diimunisasi, wajib diberi imunisasi tetanus.
e. Laserasi Gingiva
- Basuh luka dan sekitarnya dengan detergent untuk luka.
ii
f. Laserasi Bibir
Menentukan apakah luka tersebut adalah luka penetrasi atau laserasi
dengan batas merah (split-lip wound)
g. Laserasi Lidah
Memeriksa apakah luka merupakan luka penetrasi atau lesi pada tepi
lidah lateral.
1. Luka penetrasi pada Lidah
a) Memberi antibiotik bila diperlukan
b) Mengambil radiograf pada lidah dengan mengurangi waktu eksposure
c) Menggunakan anastesi lokal atau general.
d) Membasuh luka dengan saline
e) Membuang benda asing
f) Membasuh luka lagi dengan saline.
g) Menjahit luka mukosa
h) Membuang jahitan setelah 4-5 hari.
2. Luka pada tepi lateral lidah
Setelah administrasi anastesi lokal, luka dibersihkan dan dijahit.Jahitan
yang menyerap terkadang diindikasikan supaya dapat mengira-ngira tepi
luka dan menolong mengurangi tegangan pada jahitan mukosa.
ii
BAB III
KESIMPULAN