Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pankreas merupakan suatu organ yang mempunyai fungsi endokrin dan eksokrin,
dan kedua fungsi ini saling berhubungan. Fungsi eksokrin yang utama adalah untuk
memfasilitasi proses pencernaan melalui sekresi enzim-enzim ke dalam duodenum
proksimal. Sekretin dan kolesistokinin-pankreozimin (CCC-PZ) merupakan hormon
traktus gastrointestinal yang membantu dalam mencerna zat-zat makanan dengan
mengendalikan sekret pankreas. Sekresi enzim pankreas yang normal berkisar dari
1500-2500 mm/hari.
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat
alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra
M. Nettina, 2001)
2. Tujuan khusus
Untuk memenuhi penugasan kelompok yang diberikan oleh dosen pembimbing
3. Tujuan umum
Setelah mengkaji tentang defenisi, etiologi. Tanda dan gejala dan lain-lainnya, perawat
ataupun mahasiswa dapat menegakkan diagnosa dan intervensi dengan benar dan
tepat.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. DEFENISI
1. Pankreatitis
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001; 1338)
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana enzim
pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari pankreas.
(Doengoes, 2000;558)
2. Pankreatitis Akut
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tiba-tiba, bisa
bersifat ringan atau berakibat fatal.
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat
alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis. (Sandra
M. Nettina, 2001)
Pankreatitis akut adalah suatu proses peradangan akut yang mengenai pankreas
dan ditandai oleh berbagai derajat edema, perdarahan dan nekrosis pada sel-sel asinus
dan pembuluh darah. Mortalitas dan gejala klinis bervariasi sesuai derajat proses
patologi. Bila hanya terdapat edema pankreas, mortalitas mungkin berkisar dari 5%
sampai 10%, sedangkan perdarahan masif nekrotik mempunyai mortalitas 50% sampai
80%. Secara normal pankreas mengalirkan getah pankreas melalui saluran pankreas
(duktus pankreatikus menuju ke usus dua belas jari (duodenum).
C. ETIOLOGI
Pankreatitis akut terjadi akibat proses tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya
sendiri, khususnya oleh tripsin.
Delapan puluh persen penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada duktus
billiaris; meskipun demikian, hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian
mengalami nekrosis. Batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap dalam
saluran ini pada daerah ampula Vateri, menyumbat- aliran getah pankreas atau
menyebabkan aliran balik (refluks) getah empedu dari duktus koledokus ke dalam
duktus pankreastikus dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat
dalam pankreas. Spasme dan edema pada ampula Vateri yang terjadi akibat duodenitis
kemungkinan dapat menimbulkan pankreatitis.
Penyebab Pankreatitis Akut :
1. Batu empedu
2. Alkoholisme
3. Obat-obat, seperti furosemide dan azathioprine
4. Gondongan (parotitis)
5. Kadar lemak darah yang tinggi, terutama trigliserida
6. Kerusakan pankreas karena pembedahan atau endoskopi
7. Kerusakan pankreas karena luka tusuk atau luka tembus
8. Kanker pankreas
9. Berkurangnya aliran darah ke pankreas, misalnya karena tekanan darah yang
sangat rendah
10. Pankreatitis bawaan
D. PATOFISIOLOGI
Pankreatitis akut merupakan penyakit seistemik yang terdiri dari dua fase:
Pertama, fase awal yang disebabkan efek sistemik pelepasan mediator inflamasi,
disebut sindrom respons inflamasi sistemik atau systemic inflamatory response
syndrome (SIRS) yang berlangsung sekitar 72 jam. Gambaran klinisnya menyerupai
sepsis, tetapi tidak ada bukti-bukti infeksi.
Kedua, fase lanjut merupakan kegagalan sistem pertahanan tubuh alami yang
menyebabkan keterlibatan sampai kegagalan multiorgan, yang biasanya dimulai pada
awal minggu kedua. Kegagalan fungsi salah satu organ merupakan penanda beratnya
penyakit dan buruknya faktor prognosis.
E. PATOLOGI
Terdapat dua bentuk anatomi utama yakni pankreatitis akut interstitial dan
pankreatitis akut tipe nekrosis hemoragik. Manifestasi klinisnya dapat sama, pada
bentuk kedua lebih sering fatal.
1. Pankreatitis interstitial
Secara makroskopik pankreas membengkak secara difus dan tampak pucat. Tidak
didapatkan perdarahan atau nekrosis, atau bila ada minim sekali.
2. Pankreatitis tipe nekrosis hemoragik
Tampak nekrosis jaringan pankreas disertai dengan per- darahan dan inflamasi.
9.
10. Bisa juga terjadi pengumpulan cairan dalam rongga perut (asites). Pada
pankreatitis akut yang berat (pankreatitis nekrotisasi), tekanan darah bisa turun,
mungkin menyebabkan syok. Pankreatitis akut yang berat bisa berakibat fatal.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
2.
3.
4.
5.
Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan dengan
pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara bebas intra
peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses, kalsifikasi pankreas.
6.
Pemeriksaan
seri
pankreas/inflamasi.
6
GI
atas
sering
menunjukkan
bukti
pembesaran
7.
Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas (kadar
normal tidak menyingkirkan penyakit).
8.
9.
Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih
lama.
10. Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh penyakit
hati alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
11. Fosfatase Alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh penyakit
bilier.
12. Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas kapiler
dan transudasi cairan kearea ekstrasel).
13. Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul penyakit
(biasanya menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis pankreas).
14. Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster; hiperkalemia
dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis, insufisiensi ginjal.
15. Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab
pankreatitis akut.
16. LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena gangguan
bilier dalam hati.
17. Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin
menurun
karena
perdarahan.
Ht biasanya
meningkat
(hemokonsentrasi)
sehubungan dengan muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area
retroperitoneal.
18. Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama serangan
awal atau akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan sel beta dan
nekrosis pankreas dan tanda aprognosis buruk. Urine analisa; amilase, mioglobin,
hematuria dan proteinuria mungkin ada (kerusakan glomerolus).
19. Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal pencernaan
lemak dan protein (Dongoes, 2000).
H. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pankreatitis akut bersifat simtomatik dan ditujukan untuk
mencegah atau mengatasi komplikasi. Semua asupan per oral harus dihentikan untuk
7
I. KOMPLIKASI
1.
2.
Tetani hebat
3.
4.
pankreas,
cairan
dan
jaringan
sisa,
yang
membesar
seperti
balon.
Bila pesudokista berkembang menjadi lebih besar dan menyebabkan nyeri atau gejala lain,
dilakukan dekompresi
5. Demam Typoid
6. Deman berdarah dengue
7. Gagal Ginjal Akut
8. Gagal Nafas Akut
J. WOC
Virus/ kuman
Pembuluh darah
Reaksi antibody
Lekosit meningkat
Inflamasi
Sepsis
10
MK: nyeri
kegagalan multiorgan
Pankreatitis akut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. PENGKAJIAN
1. Anamesa
Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Status Perkawinan
Alamat
Sku Bangsa
Tanggal Masuk
Tanggal Didata
Nomor MR
RKS
Klien datang dengan mengeluh nyeri tiba-tiba yang terjadi di epigastrum,
abdomen bawah atau terlokalisirpada daerah torasika porterior dan lumbalis.
Nyeri bisa ringan atau parah atau biasanya menetap da tidak bersifat kram
(Sabinson, 1994)
11
RKD
Kaji apakah pernah mendapat intervensi pembedahan seperti colecytectomy,
atau prosedur diagnostik seperti EKCP
Kaji apakah pernah menderita masalah medis lain yang menyebabkan
pankreatitis meliputi ulkus peptikum, gagalginjal, vaskular disorder,
hypoparathyroidisme, hyperlipidemia,.
Kaji apakah klien pernah mengidap infeksi virus parotitis dan dibuat catatan
obat-obatan yang pernah digunakan ( Donna D, 1995)
RKK
Kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap pankreatitis dan
penyakit biliaris (Donna D, 1995)
Pengkaian psikososial
Kaji riwayat penggunaan alkohol secara berlebihan yang menyebabkan
pankreatitis akut.
Kaji kapan klien paling sering mengkonsumsi alkohol dan apakah klien pernah
mengalami trauma seperti kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan
yang berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan alkohol (Donna D, 1995)
Pola aktivitas
Klien dapat melaporkan adanya feces berlemak / steatorea, juga penurunan
berat badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi BAB (Huddak
& Gallo, 1996)
Perlu dikaji status nutrsi klien dan catat faktor yang dapat menurunkan
kebutuhan nutrisi (Suzanna Smeltzer, 1999)
2. Pemeriksaan Fisik
a.
Kepala
Bentuk : bulat
Rambut : bersih, hitam, pendek, beruban
12
b.
Mata
Konjungtiva
: anemis
Kelengkapan
Kesimetrisan
Sklera
: ikterik
Palpebra
: cekung
Pupil
c.
Telinga
Tidak ada masalah dengan pendengaran klien dan kelengkapan telinga kiri dan kanan
d.
Leher
Hidung
Kebersihan kurang, dan terlihat bibir klien sianosis, dan mukosa mulut kering
g.
Tanda-Tanda Vital
Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah
(Donna D, 1995). Demam merupakan gejala yang umum biasanya (dari 39 C).
demam berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi gastrointestinal dari
penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen (Huddak & Gallo,
1996).
h.
Sistem Gastrointestinal
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen
bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau hilang karena efek
proses peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus. Hal ini memperberat
ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini.
13
Pasien dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik
dan teraba massa abdomen (Huddak & Gallo, 1996).
i.
Sistem Cardiovaskular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer
yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan
miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu (huddak & Gallo,
1996).
j.
Sistem Sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF.
Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas darah
dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan dengan
gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan cairan
(Sabiston, 1994).
k.
Sistem Respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan
komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk
hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, pneumonia, gagal nafas akut dan
sindroma distress pernafasan akut (Huddak & gallo, 1996).
l.
Sistem Metablisme
Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan
hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak disekitar
daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan disebabkan oleh
respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans menyebabkan hiperglikemia
refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh hipoperfusi dan aktivasi
hipermetabolik anaerob (Huddak & Gallo,1996).
m.
14
Sistem urinari
Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal
(Sabiston, 1994).
n.
Sistem Neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan
penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok (Donna D, 1995)
o.
Sistem Integumen
Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat
mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom kebocoran
kapiler. Perubahan warna keunguan pada panggul (tanda turney grey) atau pada area
periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas (Sandra M,
2001).
3. Analisa Keperawatan
no data
Masalah kep
etiologi
Dx.keperawatan
Nyeri akibat
Proses inflamasi
daerah vertebre
tercernanya
inflamasi
organ pankreas
oleh enzimnzimnya sendiri
Nutrisi kurang
15
Nutrisi kurang
muntah
mual, muntah
klien peningkatan
gerakan
peristaltik usus
dari kebutuhan
b/d mual, muntah
Defisit volume
3
DS:
cairan
Diahoresis, mual,
Defisit volume
muntah
cairan b/d
kurang
diahporesis,
mual, muntah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a.
b.
c.
16
17
DX. KEPERAWATAN
Nyeri
Dengan
Inflamasi
Berhubungan
Proses
TUJUAN/KH
INTERVENSI
Tujuan :
RASIONAL
Selidiki keluhan verbal nyeri, lihat lokasi dan - Pengkajian dan pengendalian rasa
nyeri
K.H :
kegelisahan
Pasien
menyatakan
nyeri
hilang/terkontrol
- Pasien mengikuti
terapeutik
program
sangat
penting
pasien
karena
meningkatkan
metabolisme
tubuh
yang
akan
menstimulasi
sekresi
enzim-enzim
menunjukkan
- Menurunkan
rangsangan/
laju
metabolik
sekresi
GI
dan
sehingga
- Mengalihkan
meningkatkan
perhatian
dapat
ambang
nyeri/
sensori
dapat
mengurangi nyeri
-
- Rangsangan
mengaktifkan
enzim
meningkatkan nyeri.
18
pankreas,
- Meferidin
biasanya
efektif
pada
penghilangan nyeri.
-
2.
Tujuan :
Kebutuhan
Berhubungan Dengan
Mual Muntah
Menunjukkan peningkatan
berat badan
19
20
3.
Tujuan :
Berhubungan Dengan
penurunan
curah
jantung/
perfusi
Diaphoresis, Mual,
Muntah
komplikasi sistemik.
124 jam.
KH :
-
indikator
kebutuhan
penggantian/
keefektifan terapi
kibat
peningkatan
vaskuler,
retensi
hipovolemia
elektrolit,
22
untuk
mengikatkan
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
-
Pankreatitis Akut adalah peradangan pankreas yang terjadi secara tibatiba, bisa bersifat ringan atau berakibat fatal.
Batu empedu
2.
Alkoholisme
3.
4.
Gondongan (parotitis)
5.
6.
7.
8.
Kanker pankreas
9.
23
2. SARAN
Diharapkan bagi perawat atau mahasiswa agar dapat menegakkan
diagnosa dan tindakan keperawatan dengan benar dan tepat
DAFTAR PUSTAKA
24