Professional Documents
Culture Documents
Proses Pembentukan Kata
Proses Pembentukan Kata
Proses pembentukan kata menerangkan bagaimana sesuatu kata itu dibina dan dibentuk
sehingga dapat menghasilkan ayat dan ujaran dalam sesuatu bahasa. Ada perkataan yang
berbentuk tunggal, misalnya perkataan satu, baik, sekolah dan panjat. Terdapat perkataan
yang terbentuk hasil daripada proses pengimbuhan, misalnya perkataan berkawan,
terjunam dan disarankan. Ada juga perkataan yang terbentuk hasil daripada pemajmukan
dan penggandaan, misalnya buku tulis, gambar rajah, kertas kerja, bahan-bahan, bukitbukau dan bantu membantu.
Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa di dunia yang bersifat aglutinatif, iaitu jenis
bahasa dan kebanyakan perkataannya terbentuk melalui proses pengimbuhan, iaitu
penggabungan morfem kata dasar dengan morfem imbuhan.
bersifat derivatif ini dapat menerbitkan banyak perkataan, iaitu melalui pencantuman kata
dasar dengan pelbagai imbuhan yang terdapat dalam bahasa Melayu.
Sebagai contoh,
dilafazkan sebagai satu kata yang wajar. Proses ini banyak berlaku dalam bahasa Melayu
pada hari ini. Contohnya:JAIS Jabatan Agama Islam Selangor
IPBA Institut Perguruan Bahasa bahasa Antarabangsa
IPG Institu Pendidikan Guru
UPSI Universiti Sultan Idris
b.Analogi
Pembentukan kata melalui proses ini adalah dengan mengiaskan kata baharu dengan
bentuk kata yang telah seia ada yang telah digunakan sejak dahulu. Misalnya, perkataan
tatabahasa memang telah sedia ada dan melalui proses analogi, diciptakan pula bentukbentuk seperti tatatertib, tatacara, dan tatahias.
Misalnya perkataan benda + alir menjadi bendalir terbentuk setelah satu fonem vokal / a
/ digugurkan.
d. Peluasan Makna
Pembentukan perkataan dengan cara ini adalah dengan mengambil kata-kata yang telah
sedia ada
Misalnya,
perkataan , family dalam bahasa Inggeris bermakna keluarga tetapi perkataan i i telah
diperluaskan maknanya menjadi famili yang bukan sahaja merujuk kepada manusia,
malahan kepada haiwan juga.
e.Pemberian Makna khusus
Dalam proses ini sesuatu perkataan atau istilah itu dibentuk dengan cara mengambil katakata yang telah sedia ada lalu diberi makna khusus atau dijadikan istilah.
Misalnya,
perkataan surih pada asalnya bermaksud bekas atau nkesan yang dilalui oleh sesuatu
seperti jalan yang dilalui oleh siput di atas daun pisang. Melalui pemberian itu makna
khusus, surih juga membawa maksud meniru atau melukis peta.
f.Peminjaman Kata
Peminjaman kata melalui proses ini sangat lusa digunakan dalam bahasa Melayu dan
bahasa-bahasa yang lain. Bahasa Melayu banyak meminjam perkataan daripada bahasa
Ingggeris dan bahasa Arab sehingga perkataan tersebut menjadi sebati dengan penutur
bahasa Melayu itu sendiri. Proses ini berlaku salam sesuatu bahasa disebabkan dalam
bahasa tersebut tidak terdapat perkataan atau istilah sedemikian. Contoh peminjaman kata
daripada bahasa lain:
element elemen
mengisteate majistret
diplomat diplomat
g. Penambahan
Pembentukan kata melalui proses ini adalah dengan memberikan penambahan kepada kata
akar suku kata dengan perkataan lain yang terdiri daripada satu suku kata juga. Bentuk
kata jenis ini telah sebati dalam masyarakat penutur bahasa Melayu. Contohnya, kata akar
satu suku kata bu merujuk kepada benda yang berbentuk bulat kemudian ditambah pula
satu suku kata yang lain untuk menunjukkan benda0benda tertentu yang berbentuk bulat
seperti contoh yang berikut:
bu + kit bukit
bu + lan bulan
bu + luh buluh
h. Penciptaan
Pembentukan kata melalui proses penciptaan bermaksud kata-kata baharu dicipta atau
dihasilkan tanpa disandarkan kepada perbendaharaan kata yang sedia ada. Dalam proses
ini, perkataan dicipta berdasarkan makna yang ditimbulkan oleh masyarakat atau dikiaskan
kepada sesuatu benda. Misalnya , perkataan kiwi merujuk kepada nama sejenis burung di
New Zealand. Daripada makna tersebut, dicipta pula perkataan mengiwi yang bermaksud
perbuatan menggilap dan mengilatkan kasut menggunakan bahan khas
i. Penggemblengan
Bernama Baerita Nasional Malaysia
Proton j. Penyempitan Makna
Pembentukan kata jenis ini dilakukan dengan cara mengambil kata yang telah sedia ada dan
kemudiannya disempitkan maknanya untuk merujuk kepada sesuatu yang lebih umum.
Misalnya, perkataan tuan puteri mempunyai makna yang khusus, iaitu panggilan bagi
wanita bangsawan atau wanita keturunan raja.
perkataan tuan sahaja yang merujuk kepada lelaki yang patut dihormati. Malahan, jika
panggilan ini digunakan dalam urusan surat menyurat rasmi, ia boleh merujuk kepada
panggilan hormat bagi lelaki dan perempuan.
k.Penyingkatan
Melalui proses penyingkatan ini, perkataan- perkataan tertentu dipendekkan apabila ditulis
dan sering pula dianggap sebagai satu perkataan sahaja seperti contoh yang berikut:
tv televisyen
Dr. Doktor
Prof. Profesor
Perkataan-perkataan dalam bahasa Melayu ada yang berbentuk tunggal, terbitan, majmuk
dan gandaan. Setiap bentuk tersebut mempunyai cara pengejaannya yang tersendiri serta
membawa
makna
yang
khusus
sebagai
rujukan.
Sebagai
contoh,
bentuk
perkataan gelung, golong, dan gulung tidak boleh disalahgunakan dalam struktur ayat
kerana
perkataan
itu
sudah
jelas
memberikan
makna
yang
berbeza.
Perkataan gelung merujuk kepada benda-benda yang berlingkar, lengkung atau ikal seperti
tali, rotan dan rambut. Perkataan golong bermaksud mengasingkan ke dalam kumpulan
tertentu. Gulung pula membawa maksud benda yang berlembar-lembar atau berutas-utas
yang dilipat begitu rupa hingga berbentuk bulat atau bulat panjang. Dalam struktur ayat,
kesemua perkataan ini tidak boleh ditukar ganti kehadirannya dalam ayat kerana setiap
perkataan berbeza dari segi makna.
2. BENTUK KATA
Terdapat empat proses pembentukan kata dalam bahasa melayu
sebagaimana berikut:
A) bentuk kata tunggal
B) bentuk kata terbitan
C) bentuk kata majmuk
D) bentuk kata ganda
kata
atau
lebih
3. GOLONGAN KATA
Golongan kata dalam bahasa Melayu terbahagi kepada empat
iaitu:
A) Kata nama
B) Kata kerja
C) Kata adjektif
D) Kata tugas
Pengertian Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu. Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) kata adalah unsur bahasa yang diucapkan
atau dituliskan yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat
dipakai dalam berbahasa. Dari segi bahasa kata diartikan sebagai kombinasi
morfem yang dianggap sebagai bagian terkecil dari kalimat. Sedangkan morfem
sendiri adalah bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi
lagi ke bentuk yang lebih kecil.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat:
1.
KATA DASAR
kata yang merupakan dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan.
2.
KATA TURUNAN
Perubahan yang disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal
(prefiks atau awalan), tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau
akhiran) kata.
Syarat afiksasi yaitu kata afiks itu harus dapat ditempatkan pada bentuk-bentuk lain
untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Contoh: kata minuman, kata ini terdiri
dari dua unsur langsung, yaitu kata minum yang di sebut bentuk bebas dan an
yang di sebut bentuk terikat. Makna ini di sebut makna afiks. Contoh kata yang lain
seperti: kata timbangan, pikiran, satuan, gambaran, buatan, bungkusan.
Kata afiks itu merupakan bentuk terikat, tidak dapat berdiri sendiri dan secara
gramatis (tertulis) selalu melekat pada bentuk lain. Contoh: kedua, kehendak,
kekasih, ketua, artinya antara imbuhan ke- dan kata dua tidak dapat di pisahkan,
karena apabila dipisahkan akan mempunyai arti yang berbeda. Demikian juga
dengan kata kehendak, kekasih dan ketua. Berbeda halnya dengan bentuk di
seperti pada kata di rumah, di pekarangan, di ruang, tidak dapat di golongkan afiks,
karena sebenarnya bentuk itu secara gramatis mempunyai sifat bebas. Demikian
halnya dengan bentuk ke seperti pada kata ke rumah, ke toko, ke kota , ini tidak
dapat di golongkan afiks. Jadi, dalam afiks hanya dapat di bentuk apabila imbuhan
itu dalam bentuk terikat.
Afiks tidak memiliki arti leksis, artinya tidak mempunyai pertalian arti karena kata
itu berupa imbuhan. Sedangkan imbuhan itu dapat mempengaruhi arti kata itu
sendiri. Contoh: bentuk nya yang sudah tidak mempunyai pertalian arti dengan ia.
Misalnya: rupanya, agaknya, termasuk golongan afiks, karena hubungannya dengan
arti leksisnya sudah terputus.
Imbuhan itu dapat mengubah makna, jenis dan fungsi sebuah kata dasar atau
bentuk dasar menjadi kata lain, yang fungsinya berbeda dengan kata dasar atau
bentuk dasar.
Contoh: afiks baru: pembaruan peng- an. Pada contoh ini terjadi perubahan
bentuk imbuhan dari pem- an menjadi peng- an, hal ini terjadi karena pengaruh
asimilasi bunyi. Kata belakang keterbelakangan terbelakang. Pada kata ini
terjadi perubahan bentukke-an.
Macam-Macam Imbuhan (Afiks)
a. Awalan (prefiks/ prefix)
Awalan (prefiks / prefix) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Proses awalan
(prefiks) ini di sebut prefiksasi (prefixation). Berdasarkan dan pertumbuhan bahasa
yang terjadi, maka awalan dalam bahasa indonesia dibagi menjadi dua macam,
yaitu imbuhan asli dan imbuhan serapan, baik dari bahasa daerah maupun dari
bahasa asing. Awalan terdiri dari me, di, ke, ter, pe, per, se, ber, dan dijelaskan
dalam contoh.
a.
Awalan me dan pe
Awalan me- pada sebuah kata dasar berfungsi untuk membentuk kata kerja aktif.
Awalan pe- pada suatu kata dasar dapat berfungsi menjadi kata benda. Perubahan
awalan me- menjadi meng-, pe- menjadi peng- terjadi jika kata dasar yang
mengawali memiliki bunyi: /a/, /e/, /g/, /h/,/i/, /u/, /o/, /k/
Contoh: ambilmengambil,
gulungmenggulung,
hiburmenghibur
gulungpenggulung
hancurpenghancur
Perubahan awalan me- menjadi men-, pe- menjadi pen- terjadi jika kata dasar yang
mengawali memiliki bunyi: /c/, /d/, /j/
cuci pencuci
dorong pendorong
jualmenjual
jual penjual
Perubahan awalan me- menjadi mem-, pe- menjadi pem- terjadi jika kata dasar
yang mengawali memiliki bunyi: /b/, /f/, /v/
Contoh: belimembeli
beli pembeli
Perubahan awalan me menjadi meny-, pe- menjadi peny- terjadi jika kata dasar
yang mengawali memiliki bunyi: /s/
siksa penyiksa
Awalan me tetap menjadi me apabila kata dasar yang mengawali memiliki bunyi: /l/,
/m/, /n/, /ng/, /r/, dan /w/.
rawat merawat
waris mewaris
Kata dasar yang memiliki bunyi /p/, /t/, /k/ diubah menjadi /m/ dan /n/
Kata dasar yang tidak mengalami perubahan bunyi awalan adalah: /l/, /m/, /n/, /r/.
Awalan ber
b.apabila bertemu dengan kata ajar maka ber berubah menjadi bel.
c. Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, ber- tidak mengalami
perubahan bentuk.
Contoh: ber + balik berbalik
Awalan ber- bermakna sebagai berikut.
a. Melakukan perbuatan.
Contoh: bernyanyi, berbaur, berdandan.
b. Mempunyai
Contoh: beratap, berhasil, beruang, berambut.
c. Memakai/menggunakan/mengendarai.
Contoh: berbaju, bersepeda, bersepatu.
d. Mengeluarkan.
Contoh: bertelur, berbau, berair, berkata.
Awalan di- dan ter- berfungsi membentuk kata kerja dan membawa arti yang pasif.
Penempatan obyek di depan sebagai subyek dalam kalimat dan pemindahan pelaku
menjadi obyek dalam kalimat dapat diterapkan untuk kedua awalan ini.
Contoh: Kotoran itu diinjak oleh temanku. (membawa arti pasif)
Pintu itu tertutup. (arti fasif)
Awalan ter- menyatakan makna sebagai berikut.
a. Sudah di- atau dapat di-.
Contoh: tertutup, terbuka.
b. Ketidaksengajaan
Contoh: terbawa, terpegang, terlihat, tertendang.
c. Tiba-tiba
Contoh: teringat, terjatuh.
d. Dapat/kemungkinan
Contoh: ternilai, terangkat.
e. Paling/superlatif
Contoh: tertua, terbagus, terindah.
f. Sampai keContoh: terulang, terbuku.
d.
Awalan se
Akhiran (sufiks/ sufix) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam
proses pembentukan kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Proses
pembentukannya di sebut safiksasi (suffixation). Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya,
man, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya dalam contoh.
1.Akhiran -an
contoh: -an + pikirpikiran
Akhiran an bermakna sebagai berikut.
a. menyatakan tempat
contoh: pangkalan, kubangan
b. menyatakan alat
contoh: ayunan, timbangan
c. menyatakan hal atau cara
contoh: didikan, pimpinan
d. menyatakan akibat, hasil perbuatan
contoh: hukuman, balasan
e. menyatakan sesuatu yang dicontoh: cacatan, suruhan
f. menyatakan menyatakan seluruh, kumpulan
contoh: lautan, sayuran
g. menyatakan menyerupai
contoh: anak-anakan, kuda-kudaan
h. menyatakan tiap-tiap
contoh: tahunan, mingguan
i. menyatakan mempunyai sifat
contoh: asinan, kuningan
2. akhiran -in
contoh: -in + hadirhadirin
3. akhiran -wan
contoh: -wan + karyakaryawan
4. akhiran wati
contoh: -wati + karyakaryawati
5.akhiran wi
contoh: -wi+ manusiamanusiawi.
6.akhiran -kan
contoh: -kan + bacabacakan
Makna akhiran kan antara lain:
a. menyatakan perbuatan untuk orang lain
contoh: membacakan, menghidangkan, dibelikan.
b. membuat jadi
contoh: meninggikan, diputihkan.
c. tidak sengaja
contoh: termanfaatkan
d. pengantar objek sebagai pengganti kata depan
contoh: bertaburkan, bermandikan
7.akhiran i
contoh: -i + alamalami
Makna akhiran i, antara lain:
a. menyatakan perbuatan yang berulang-ulang
Contoh: memukuli, mencomoti.
b. Memberi, membubuhi
Contoh: menandatangani, membumbui
c. Menghilangkan
Contoh: menguliti
8.akhiran nya
contoh: -nya + tinggitingginya
Sisipan (infiks/ infix) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis
imbuhan ini tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata
tertentu. Jadi hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak
pada suku pertama kata dasarnya, yang memisahkan konsonan pertama dengan
vokal pertama suku tersebut. Prosesnya imbuhan kata tersebut di sebut infixation.
Imbuhan yang berupa sisipan seperti: -er-, -el-, -em- dan -in.
a.sisipan -er
contoh: -er + gigigerigi
b.sisipan -el
contoh: -el + tunjuk telunjuk
c.sisipan -em
contoh: -em + gertakgemertak
d.sisipan -in
contoh: in + kerjakinerja
Sisipan ( infiks/ infix) dapat mempunyai makna, antara lain:
kelutkemelut,
Menyatakan sesuatu yang mempunyai sifat seperti yang di sebut pada kata
dasarnya. Contoh: kata kerjakinerja, artinya sesuatu yang mempunyai sifat sama
dengan kerja atau sesuatu sifat kegigihan. kuningkemuning, artinya sesuatu yang
mempunyai sifat sama dengan warna kuning. gilanggemilang, artinya sesuatu
yang mempunyai sifat sama dengan cerah. turuntemurun, artinya sesuatu yang
mempunyai sifat terus-menerus. tunjuktelunjuk, artinya sesuatu yang mempunyai
sifat seperti tunjuk.
e.
Konfiks
1. Ber-kan
Sifat:
- Fungsi imbuhan gabung ber-kan adalah membentuk kata kerja intransitive yang
dilengkapi dengan sebuah pelengkap.
- Bila dipasangkan dengan kata benda tertentu akan membentuk makna
menjadikan yang disebut pelengkapnya sebagai yang disebut kata dasarnya, cth:
bersenjatakan, berdasarkan.
- Imbuhan gabung ber-kan tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal
yang mendapat imbuhan gabung ber-kan akan mengalami morfologi.
2. Ber-an
Sifat:
- Fungsi imbuhan gabung ber-an adalah membentuk kata kerja intrnasitif.
- Bila dipasangkan dengan kata kerja yang menyatakan gerak akan membentuk
makna banyak serta tidak teratur (berlarian, beterbangan).
- Bila dipasangakan dengan kata kerja tertentu atau pada kata benda yang
menyatakan letak atau jarak, maka akan membentuk makna saling atau
berbalasan (berpotongan, bersebelahan).
- Imbuhan gabung ber-an tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal
mendapat imbuhan gabung ber-an akan mengalami morfologi.
3. Per-kan
Sifat:
- Imbuhan gabung per-kan bila dipasangkan dengan beberapa kata kerja tertentu
akan membentuk makna jadikan bahan (pertunjukan).
- Imbuhan gabung per-kan bila dipasangkan dengan beberapa kata sifat tertentu
akan membentuk makna jadikan supaya (perkenalkan).
- Imbuhan gabung per-kan tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal
yang mendapat imbuhan gabung per-kan akan mengalami morfologi.
4. Per-an
Sifat:
- Memiliki 3 bentuk : Per-an, Pe-an, Pel-an.
- Berfungsi membentuk kata benda.
- Bila dipasangkan dengan kata kerja tertentu akan mebentuk makna melakukan
hal (pergerakan).
- Bila dipasangkan dengan kata benda, maka akan membentuk makna masalah
tentang (perekonomian, perhotelan).
- Biila dipasangkan dengan kata kerja tertentu akan membentuk makna tempat
. (peristirahatan, persembunyian).
- Bila dipasangkan dengan kata benda yang menyatakan tempat akan membentuk
makna daerah, wilayah, atau kawasan (pegunugnan, pedalaman).
5. Per-i
Sifat:
- Berfungsi membentuk kata kerja.
- Bila dipasangkan dengan beberapa kata sifat tertentu akan membentuk makna
lakukan supaya jadi (pebaiki)
- Bila dipasangkan dengan kata kerja tertentu akan membentuk makna lakukan
yang disebutkan pada kata dasarnya (Persetujui).
- Imbuhan gabung Per-I tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal
mendapat imbuhan gabung per-I akan mengalami morfolagi.
6. Pe-an
Sifat:
- Mempunyai 6 bentuk : Pe-an, Pem-an, Pen-an, Peny-an, Peng-an, Penge-an.
- Berfungsi untuk membentuk kata benda.
- Bila dipasangkan dengan kata kerja, kata benda, kata sifat, maka akan
membentuk makna hal atau peristiwa (Pembinaan, Penghijauan, pemasaran).
- Bila dipasangkan dengan beberapa kata kerja, sifat, benda, akan mebentuk makna
proses (Pembayaran, penulisan).
- Bila dipasangkan dengan beberapa kata kerja, sifat, benda, akan mebentuk makna
tempat (pemakaman, pelelangan).
- Bila dipasangkan dengan kata kerja, kata jadian pada kata gabung maka akan
mendapatkan makna alat, (penggorengan, penglihatan).
7. Di-kan
Sifat:
- Berfungsi membentuk kata kerja pasif sebagai kebalikan dari kata kerja aktif
berimbuhan me-kan.
- Digunakan sebagai imbuhan kata kerja yang pelakunya terletak di belakang kata
kerjanya.
- Tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal mendapat imbuhan
gabung di-kan akan mengalami morfologi.
8. Di-i
Sifat:
- Berfungsi untuk membentuk kata kerja pasif sebagai kebalikan dari kata kerja aktif
yang berimbuhan me-i.
- Digunakan sebagai imbuhan kata kerja dalam kalimat yang pelakunya terletak
sesudah kata kerjanya.
- Tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal yang mendapat
imbuhan gabung di-I akan mengalami morfologi.
9. Me-kan
Sifat:
- Berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif.
- Bila dipasangkan dengan kata dasar merupakan kata sifat atau kata kerja yang
menyatakan keadaan, maka maknanya menyebabkan jadi (membingungkan).
- Bila dipasangakan dengan kata dasar merupakan kata kerja keadaan yang
mebentuk kata jadian, maka maknanya menyebabkan jadi (menyeragamkan).
- Bila dipasangkan dengan kata dasar merupakan kata sifat yang berbentuk
gabungan kata, maka maknanya adalah membuat jadi (menghancurleburkan).
- Me-kan + kata kerja transitif akan menghasilkan makna melakukan sesuatu untuk
orang lain (membukakan, membelikan).
10. Me-i
Sifat:
- fungsi imbuhan gabung me-I adalah membentuk kata kerja aktif transitif.
- Me-I + kata sifat manghasilkan makna membuat jadi (menerangi).
- Me-I + kata benda menghasilkan makna meberi atau membubuhi (menggarami,
menggulai)
- Me-I + kata kerja menghasilkan makna melakukan sesuatu (menanami)
- Me-I + kata kerja yang menyatakan tindakan menghasilkan makna melakukan
berulang-ulang (menembaki, memukuli).
- Me-I + kata kerja yang menyatakan emosi/ sikap batin menghasilkan makna
merasakan sesuatu pada (menyukai, menyenangi).
11. Ter-kan
Sifat:
- Fungsi imbuhan gabung Ter-kan adalah membentuk kata kerja.
- Bila dipasangkan dengan kata kerja akan membentuk makna dapat dilakukan
(terselesaikan).
- Bila dipasangkan dengan kata kerja tertentu akan membentuk makna tidak
sengaja dilakukan (tertanamkan).
- Tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal yang mendapat
imbuhan gabung Ter-kan akan mengalami morfologi.
12. Ter-i
Sifat:
e. Simulfiks
1. Memper-kan
Sifat:
- Tidak memiliki variasi bentuk. Semua konsonan dan vokal yang mendapat
imbuhan gabung Diper-i akan mengalami morfologi
3.
KATA ULANG
kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun
sebagian.
Kata ulang yaitu kata dasar yang diulang. Dalam hal ini yang diulang bukan morfem
melainkan kata.kita bisa melihat contoh berikut : sepeda-sepeda , berasal dari satu
kata sepeda. Sebaliknya, kata kupu-kupu bukanlah kata ulang karena dalam bahasa
Indonesia tiak dikenal kupu. Oleh karena itu, bentuk tersebut bukan merupakan
kata ulang.
1.
Prinsip pengulangan
a.
b.
c.
Bentuk dasarnya adalah kata yang lazim (umum) dipakai dalam tindak
berbahasa
2.
a.
3.
Pada prinsipnya pengulangan tidak mengubah jenis kata. Artinya bila kata dasarnya
kata benda akan tetap menjadi kata benda pada kata ulangnya, demikian pula
untuk jenis kata lainnya. Akan tetapi, ada sebagian pengulangan yang mengubah
jenis kata khususnya yang diubah menjadi kata tugas, seperti kata bukan-bukan,
sama-sama, serta-merta, dan sebagainya.
4.
Kualitatif : kuat-kuat
2)
Kuantitatif : rumah-rumah
3)
Frekuentatif : menggeleng-gelengkan
Contoh : masak-masakan
Ibu membuka kursus masak-masakan
h.Menyatakan perbuatan yang seenaknya
Contoh : duduk-duduk
Kami duduk-duduk di serambi depan
i.Menyatakan arti paling (superlative)
Contoh : sebesar-besarnya
Buatlah roti bolu sebesar-besarnya agar bias dicatat alam buku MURI.
j.Menyatakan kumpulan
Contoh : dua-dua
Sikakan anda membungkus roti itu dua-dua
k.Menyatakan walaupun
Contoh : hujan-hujan
Hujan-hujan, ia tetap datang.
l.Menyatakan selalu
Contoh : mereka-mereka
Mereka-mereka yang datang terlambat
4.
KATA MAJEMUK
gabungan beberapa kata dasar yang berbeda membentuk suatu arti baru.
Ciri-ciri kata majemuk menurut M. Ramlan
Satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan pokok kata, atau kata semua,
berdasarkan ciri ini, merupakan kata majemuk. Unsur yang berupa kata dan pokok
kata misalnya : kolam renang, pasukan tempur, barisan tempur, medan tempur,
brigade tempur, daya tempur, lomba lari, tenaga kerja dan masih banyak lagi.
Sedangkan unsur yang berupa kata yaitu kolam, pasukan, barisan, medan, brigade,
daya, lari, kamar, jam, waktu, tenaga dan masa. Dan untuk kata majemuk yang
terdiri dari pokok kata semua misalnya terima kasih, lomba tari, lomba rias, lomba
nyanyi, lomba renang, tanggung jawab, simpan pinjam, jual beli, dan sebagainya.
b.Unsur-unsurnya
strukturnya.
tidak
mungkin
dipisahkan,
atau
tidak
mungkin
diubah
Misalnya :
dari kalimat di atas terlihat bahwa kaki tangan merupakan kata majemuk karena
kedua unsurnya tidak mungkin di pisahkan. Satuan anak buah berbeda dengan
anak orang sekalipun unsurnya sama, berupa kata nominal semua. Pada anak orang
unsur anak dan orang dapat dipisahkan, atau dapat diubah struktunya. Tetapi
unsur-unsur pada anak buah tidak dapat dipisahkan dan juga tidak dapat diubah
strukturnya. Demikianlah dapat disimpulkan bahwa anak buah adalah kata
majemuk, sedangkan anak orang adalah frase. Berikut beberapa contoh kata
majemuk berdasar ciri ini : ruang makan, baju dalam, daun pintu, mata
pencaharian, pejabat tinggi, kapal terbang, anak timbangan, dan lain-lain.
c.Salah satu atau semua unsurnya berupa morfem unik.
Morfem unik yaitu morfem yang hanya mampu berkombinasi dengan satu
tertentu. Misalnya simpang siur, gelap gulita, terang benderang.
satuan
adalah kata majemuk yang unsur pembentuknya ada yang diterangkan (D) dan ada
yang menerangkan (M). Strukturnya bisa berupa D-M, misalnya kamar mandi dan
hari besar, atau M-D yang pada umumnya berasal dari unsur serapan, misalnya
perdana menteri dan akil balig. Sementara itu, kata majemuk eksosentris atau
dwanda adalah kata majemuk yang hubungan gramatis antarunsurnya sejajar dan
tidak saling menerangkan sehingga hanya bersifat kopulatif Contoh kata majemuk
jenis ini adalah kaki tangan, tua muda, dan sunyi senyap.
2 Berdasarkan Hubungan Sematis Antarunsurnya
Berdasarkan hubungan sematis antarunsurnya, kata majemuk terdiri atas kata
majemuk yang hubungan antarunsurnya setara, misalnya tanggung jawab kata
majemuk yang hubungan makna antarunsurnya bersinonim, misalnya pucat pasi,
dan kata majemuk yang hubungan makna antarunsurnya berantonim, misalnya
simpan pinjam
3 Berdasarkan Jumlah Bentuk Dasar yang Membentuknya
Berdasarkan jumlah bentuk dasarnya, kata majemuk dapat dipilah menjadi kata
majemuk yang terdiri atas dua bentuk dasar, misalnya meja tulis, kepala dingin,
dan membabi buta, serta kata majemuk yang terdiri atas tiga bentuk dasar,
misalnya telur mata sapi, kereta api cepat, dan setali tiga uang .
Pengamatan yang seksama terhadap sejumlah kata majemuk bahasa Indonesia
berhasil menemukan berbagai pola kata majemuk sebagai berikut ini.
a)KB + KB
b)KB + KKj
c)KB + KS
d)KB + Kbil
e)KKj + KB
f)KKj + KKj
g)KKj + KS
h)KS
+ KS
i)KS
+ KB
j)Kbil + KB
Kata majemuk berstruktur KB + KB
Kata mejemuk yang berstruktur KB + KB terbentuk dari dua unsur, yakni kata
benda diikuti kata benda, seperti : tangan besi. contoh kalimat: Anton menjadi
tangan besi pak Andi
Kata majemuk berstruktur KB + KKj
Dalam bahasa Indonesia sering ditemui kata majemuk jam kerja, jam terbang,
piring terbang, jam belajar, dan sebagainya. Kata majemuk-kata majemuk ini
berstruktur kategori KB + KKj. Adapun contoh pemakaiannya adalah:
a)
b)
c)
d)
b)
c)
Kata majemuk simpang tiga, segi tiga, segi empat, dan sebagainya yang terdapat
dalam kalimat :
a)Dia akan bertemu di simpang lima.
b)Pertandingan segi tiga itu akan dimulai minggu depan.
c)Alun-alun itu berbentuk segi empat.
Kata mejemuk berstruktur KKj + KB
Di dalam bahasa indonesia seringkali mendengar kata majemuk turun gunung, naik
daun, naik tahta, naik darah, dan sebagainya. Kata majemuk-kata majemuk ini
adalah kata majemuk berstruktur KKj + KB. Adapun penggunaanya dapat dilihat
dalam kalimat di bawah ini.
a)Pendekar itu sudah saatnya turun gunung.
b)Penyanyi itu sedang naik daun.
c)Sudah waktunya pangeran itu naik tahta.
d)Ia termasuk orang yang cepat naik darah.
Kata majemuk berstruktur KKj + KKj
Kata majemuk pulang pergi, pecah belah, peluk cium, bujuk rayu, dan sebagainya
adalah kata majemuk yang berstruktur kategori KKj + KKj. Adapun pemakaian
dalam kalimatnya adalah seperti
a)Ia sudah memesan tiket pulang pergi Solo-Yogya.
b)Belanda memakai politik pecah belah.
c)Sebelum pergi ia menerima peluk cium dari keluarganya.
d)Ia tidak peduli dengan bujuk rayu lintah darat itu.
Kata kerja +kata sifat
Naik darah, terima kasih, sapu bersih, tebas mentah, sapu rata, dan sebagainya
adalah beberapa contoh kata majemuk berstruktur kata kerja + kata sifat. Adapun
contoh pemakian adalah seperti kalimat di bawah ini.
a)Karena tidak tahan dihina ia lalu naik darah.
b)Sebulan ia hanya terima bersih Rp 700.000,00.
c)Dalam kejuaraan itu Indonesia sapu bersih semua medali emas yang disediakan.
e)
f)
g)
Selain itu, memang terdapat kata majemuk yang elemen-elemennya memang tidak
dapat dipindahkan (dipertukarkan), seperti tinggi hati, banyak mulut, rendah hati,
besar hati, dan sebagainya tidak memiliki arti jika di balik menjadi hati tinggi,
mulut banyak, hati rendah, dan hati besar.
a)Sifat tinggi hatinya tidak dapat dihilangkan.
b)Jangan banyak mulut kalau mau bekerja.
c)Dari dahulu ia memang sangat rendah hati.
d)Kita harus (ber)besar hati karena dari sekian banyak calon, hanya kita yang lulus.
a.
Kata benda dasar atau nomina dasar ialah kata-kata yang secara konkret
menunjukkan identitas suatu benda, sehingga kata ini sudah tidak bisa lagi
diuraikan ke bentuk lainnya. Contoh : buku, meja, kursi, radio, dll.
b.
Nomina turunan atau kata benda turunan ialah jenis kata benda yang terbentuk
karena proses afiksasi sebuah kata dengan kata atau afiks. Proses pembentukan ini
terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
a.
b.
c.
d.
Kata benda konkret adalah nama dari benda-benda yang dapat ditangkap panca
indera, Contoh : buku, kertas, rumah, dan sebagainya.
Kata benda abstrak ialah kata benda yang wujud bendanya tidak nampak kelihatan
dan tidak dapat ditangkap oleh pancaindera, namun keberadaannya ada. Contoh :
ide, udara, ilmu, dan sebagainya.
Contoh kalimat: udara di pegunungan sangat dingin
Kata udara termasuk kata benda abstrak karena udara tidak dapat dilihat namau
dapat dirasakan keberadaannya.
Selain dua jenis kata benda diatas, ada satu lagi jenis kata benda, yaitu kata yang
dibendakan. Kata yang dibendakan adalah kata yang sebenarnya tidak terdiri dari
kata benda asli namun dianggap sebagai kata benda sebab mendapatkan imbuhan.
Contoh : keberanian, kekuatan, penyanyi, dan sebagainya.
Kata keberanian asalnya dari kata sifat, yaitu berani. Namun karena mendapatkan
imbuhan ke-an, maka kata sifat ini dianggap sebagai kata benda atau disebut
sebagai kata yang dibendakan. Begitu pula dengan kata penyanyi yang aslanya
kata kerja, yaitu nyanyi. Berhubung kata ini mendapatkan imbuhan pe-, maka kata
tersebut berubah menjadi kata yang dibendakan.
Untuk menentukan apakah suatu kata masuk dalam kategori kata benda atau tidak,
kita menggunakan dua prosedur:
1.
2.
a)
BENTUK
Segala kata yang mengandung morfem terikat ( imbuhan ) : ke-an, pe-an, ke-,
dicalonkan sebagai kata benda.
Contoh: perumahan, kecantikan, pelari, kehendak dan lain-lain.
Tetapi di samping itu ada sejumlah besar kata yang tidak dapat ditentukan masuk
kata benda berdasarkan bentuknya, walaupun diketahui bahwa itu adalah kata
benda.
Contoh: meja, kursi, pohon, dan lain-lain
b)
KELOMPOK KATA
Kedua macam kata benda itu (baik yang berimbuhan maupun yang tidak
berimbuhan) dapat mengandung suatu ciri struktural yang sama yaitu dapat
diperluas dengan yang + Kata Sifat
Contoh: perumahan yang baru
pelari yang cepat
kehendak yang baik
meja yang bagus
pohon yang tua
c)
TRANSPOSISI
Suatu kata yang asalnya dari suatu jenis kata, dapat dipindahkan jenisnya ke jenis
lain. Pemindahan itu terjadi karena menambahkan imbuhan atau partikel. Kata ajar,
sebenarnya kata kerja, jika ditambahkan afiks pe-, maka dapat ditransposisikan
menjadi kata benda: pelajar.
Sebaliknya ada kata benda yang dapat ditransposisikan menjadi kata kerja,
misalnya kopi menjadi mengopi.
d)
Karena kata ganti adalah kata yang menduduki tempat kata benda dalam
hubungannya atau posisi tertentu, serta strukturnya sama dengan kata benda,
maka kata ganti dimasukan dalam jenis kata benda dan diperlakukan sebagai subgolongan dari kata benda.
Melalui substitusi, kata ganti menduduki segala macam fungsi yang dapat diduduki
oleh kata benda.
Contoh: Fitra pergi ke kampus
Dosen mengajar Fitra
Ia pergi ke kampus
Dosen mengajarnya
Kata kerja intransitif ialah kata kerja yang tidak memerlukan pelengkap. Seperti
kata tidur untuk contoh kalimat berikut: saya tidur, pada kalimat tersebut kata tidur
yang berposisi sebagai predikat (P) tidak lagi diminta menerangkan untuk
memperjelas kalimatnya, karena kalimat itu sudah jelas.
Dilihat dari segi bentuknya kata kerja transitif dapat dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:
Kata kerja transitif berimbuhan dan kata kerja transitif tak berimbuhan.
1) Kata kerja transitif tak berimbuhan, contoh: makan nasi, minum susu, dan
sebagainya.
2) Kata kerja transitif berimbuhan
a. Kata kerja transitif berawalan me:
- Menabrak pohon
- Memukul anjing
- Menelan obat
b. Kata kerja transitif berimbuhan me-kan:
- Mengikatkan tali
- Melepaskan sandal
- Memutuskan ikatan
c. Kata kerja transitif berimbuhan memper-kan:
- Mempertahankan prestasi
- Memperjuangkan hidup
- Mempermainkan bola
d. Kata kerja transitif berimbuhan me-i:
- Menyeberangi jalan
- Mengendarai sepeda
- Mengawasi ujian
e. Kata kerja transitif berimbuhan memper-i:
- Memperbarui lukisan
- Memperbaiki sepeda
BENTUK
Segala kata yang berimbuhan: me-, ber-, -kan, di-, -i dapat dicalonkan menjadi kata
kerja.
b)
KELOMPOK KATA
Segala macam kata tersebut di atas dalam segi kelompok kata mempunyai
kesamaan struktur yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + Kata
Sifat.
Contoh:
Ia berbicara dengan keras
Anak itu menari dengan gemulai
c)
TRANSPOSISI
Kata kerja dapat dipindah jenisnya ke jenis kata lain dengan pertolongan morfem
terikat, misalnya menari menjadi penari, tarian; membaca menjadi pembaca,
bacaan, dan lain-lain. Begitu pula sebaliknya, kata benda atau kata sifat dapat
ditransposisikan menjadi kata kerja, misalnya pendek menjadi memendekkan, turun
menjadi menurunkan dan sebagainya.
Didalam Bahasa Indonesia ada 2 dasar dalam pembentukan verba, yaitu dasar yang
tanpa afiks tetapi telah mandiri karena telah memiliki makna, dan bentuk dasar
yang berafiks atau turunan. dari bentuk verba ini dapat dibedakan menjadi :
Verba Dasar Bebas ialah verba yang beruba morfem dasar bebas, misalnya: duduk,
makan, mandi, minum, dll.
Verba Turunan ialah verba yang telah mengalami afiksasi, reduplikasi, gabungan
proses atau berupa paduan leksem.
Beberapa bentuk verba turunan :
a)
dll.
Verba berafiks yaitu kata kerja yang mendapat imbuhan: berbuat, terpikirkan,
b)
Verba bereduplikasi yaitu kata kerja yang mendapat perulangan bunyi yang
sama : bangun-bangun, ingat-ingat, dll.
c)
Verba berproses gabungan yaitu kata kerja yang mendapat gabungn dari afiks
dan reduplikasi : bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, dll.
d)
Verba majemuk yaitu hasi perpaduan dan penulisannya tidak boleh dibalik:
cuci mata, cuci tangan, dll. Kata cuci mata tidak bole di balik menjadi mata cuci.
3.Kata Sifat (Adjektifa)
Kata sifat ialah kelompok kata yang mampu menjelaskan atau mengubah kata
benda atau kata ganti menjadi lebih spesifik. Karena kata sifat mampu
menerangkan kuantitas dan kualitas dari kelompok kelas kata benda atau kata
ganti.
Ciri-ciri Kata Sifat :
a)
BENTUK
Dari segi bentuk segala kata sifat dalam bahasa Indonesia bisa mengambil bentuk:
se + reduplikasi kata dasar + nya
Contoh: se-tinggi-tinggi-nya
se-cepat-cepat-nya
se-baik-baik-nya
b)
KELOMPOK KATA
Dari segi kelompok kata, kata-kata sifat dapat diterangkan olek kata-kata: paling,
lebih, sekali.
Contoh: paling besar, lebih besar, besar sekali
paling cepat, lebih cepat, cepat sekali
paling baik, lebih baik, baik sekali
c)
TRANSPOSISI
Semua kata yang tergolong kata sifat dapat berpindah jenis kata dengan bantuan
morfem-morfem terikat: pe-, ke-an, me-, -kan dan sebagainya.
Contoh: pembesar, membesarkan, perbesar, pembesaran, kebesaran dan lain-lain
d)
SUB-GOLONGAN
Kata sifat yang terbentuk dari kata dasar, misalnya: kuat, lemah, rajin, malas,
b)
Kata sifat yang terbentuk dari kata jadian, misalnya: terjelek, terindah,
terbodoh, dll.
c)
Kata sifat yang terbentuk dari kata ulang, misalnya: gelap-gulita, pontangpanting, dll:
d)
Kata sifat yang terbentuk dari kata serapan, misalnya: legal, kreatif, dll.
e)
Kata sifat yang terbentuk dari kata atau kelompok kata, misalnya: lapang
dada, keras kepala,baik hati, dll.
4.Kata Ganti (Pronomina)
Kelompok kata ini dipakai untuk menggantikan benda atau sesuatu yang
dibendakan. Yang termasuk jenis kata ini adalah segala kata yang dipakai untuk
menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
Kata ganti menurut sifat dan fungsinya dapat dibedakan atas:
1.
a.
Orang I
1)
2)
b.
Orang II
1)
2)
Jamak : kamu
Contoh kalimat: kamu adalah sahabat terbaikku
c.
Orang III
1)
2)
Jamak : mereka
Contoh kalimat: mereka pergi ke danau
2.
Adalah segala kata yang menggantikan kata ganti orang dalam kedudukan sebagai
pemilik: -ku, -mu, -nya, kami, kamu, mereka.
Dalam fungsinya sebagai pemilik, kata-kata ini mengambil bentuk ringkas dan
dirangkaikan saja di belakang kata yang diterangkan (disebut sebagai bentuk
enklitis).
Contoh: pensilku = pensil aku
pensilmu = pensil kamu
apabila bentuk ringkas itu dirangkaikan di depan sebuah kata, disebut proklitis.
Contoh: kupinjam, kaupinjam
: ini
: itu
: di sana
Adalah kata yang menanyakan tentang benda, orang atau suatu keadaan. Kata
ganti penanya dalam bahasa Indonesia yaitu:
a. Apa
dengan siapa
dari mana
untuk apa
untuk siapa
ke mana
buat apa
kepada siapa
dan lain-lain
Selain dari kata-kata itu ada pula kata ganti penanya yang lain yang bukan
menanyakan orang atau benda tetapi menanyakan keadaan, perihal dan
sebagainya:
mengapa
bilamana
betapa
berapa
kenapa
bagaimana
siapa-siapa
seseorang
sesuatu
barang
para
Kalimat
f. Larangan
Kalima
o.Keterangan perwatasan
Adalah keterangan yang memberi penjelasan dalam hal-hal mana saja suatu proses
berlangsung, dan yang mana tidak: kecuali, hanya.
6.Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan ialah jenis kelompok kata yang menyatakan jumlah, kumpulan,
urutan sesuatu yang dibendakan. Kata bilangan juga dibedakan menjadi beberapa
bagian, yaitu:
1. Kata bilangan utama (numeralia cardinalia):satu, dua, tiga, empat, seratus,
seribu,
2. Kata bilangan tingkat (numeralia ordinalia):pertama, kedua, ketiga, kelima,
kesepuluh
3.Kata bilangan tak tentu:beberapa, segala, semua, tiap-tiap dan sebagainya
4. Kata bilangan kumpulan:kedua, kesepuluh, dan sebagainya.
Penggunaan kata bilangan adalah sebagai berikut:
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalam
tulisan lazim digunakan angka arab atau angka romawi. Angka digunakan untuk
menyatakan:
a.
b.
Satuan waktu,
c.
d.
Kuantitas .
2. Angka lazim dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat.Misalnya: Jalan tanah abang 1 No. 15 Hotel Indonesia, Kamar
169
3. Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci
Misalnya: Bab X,Pasal 5, halaman 252, Surah Yasin:9
4. Penulisan lambang bilangan yang dengan huruf dilakukan sebagai berikut.
Bilangan utuh : dua ratus dua puluh dua (222)
Bilangan pecahan: seperdelapan ( ), dua per tiga ( )
5. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut.
menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat.Kata - kata depan yang
terpenting dalam bahasa Indonesia adalah :
a. DI, KE, DARI : Ketiga macam kata depan ini dipergunakan untuk merangkaikan
kata kata yang menyatakan tempat atau sesuatu yang dianggap tempat:
Di Jakarta, di rumah, ke rumah, dari sawah, dari sekolah, dan lain - lain.
b. Bagi kata kata yang menyatakan orang, nama orang atau nama binatang, nama
waktu atau kiasan dipergunkan kata pada untuk menggantikan di, atau kata kata
depan lain digabungkan dengan pada misanya: daripada, kepada.
Pada suatu hari
pada bapak
pada senin
Pada kami
c. Selain dari pada itu ada kata kata depan yang lain, baik berupa gabungan
maupun tunggal
seperti: di mana, di sini, di situ, akan,oleh, dalam, atas, demi,
guna, buat, berkat, terhadap, antara, tentang, hingga, dan lain lain.
Di samping itu ada beberapa kata kerja yang dipakai pula sebagai kata depan,
yaitu : menurut, menghadap, mendapatkan, melalui, menuju, menjelang, sampai.
Ada kata depan, yang menduduki bermacam macam fungsi yang istimewa. antara
lain:
a. AKAN : Kata Depan akandapat menduduki beberapa fungsi:
- Pengantar objek: ia tidak tau akan hal itu.
Ku lupa akan semua kejadian itu
-Untuk menyatakan future: saya akan pergi ke Surabaya.
Kakek akan tiba hari ini.
- Untuk penguat atau penekan, dalam hal ini dapat berfungsi sebagi penentu: akan
hal itu perlu kita perundingkan kelak.
b.DENGAN : Kata Depan dengan dapat menduduki beberapa macam fungsi,
misalnya:
- Untuk menyatakan alat (instrumental):
Ia memukul anjing dengan tongkat.
Dipakai di depan beberapa kata dengan arti : dengan atau demi. Misalnya:
Atas nama
atas kehendak
atas perintah
Sebagai penunjuk tempat: dalam hal ini sama artinya dengan di antara :
a. Apa
Digunakan untuk menanyakan benda, hal dan binatang. Contoh : Apa yang kau
lakukan ?
b. Siapa
Digunakan untuk menanyakan orang. Contoh : Siapa namamu ?
c. Kapan
Digunakan untuk menanyakan waktu. Contoh : Kapan acara itu dimulai ?
d. Berapa
Digunakan untuk menanyakan jumlah. Contoh : Berapa banyak anakmu ?
e. Dimana
Digunakan untuk menanyakan tempat. Contoh : Dimana rumah kakekmu ?
f. Bagaimana
Digunakan untuk menanyakan keadaan atau cara. Contoh : Bagaimana kabar
nenekmu ?
g. Mengapa
Digunakan untuk menanyakan alasan. Contoh : Mengapa kamu bolos kemarin ?
9.Interjeksi (kata seru)
Kata seru ialah kata yang mengungungkapkan perasaan.Oleh semua tatabahasa
tradisional, kata seru diklasifikasikan sebagai suatu jenis kata. Bila melihat wujud
dan fungsinya, maka tidak dapat diterima ketetapan itu, walaupun harus diakui
dengan melihat saja bentuknya kita dapat tertipu karenanya. Interjeksi sekaligus
mengungkapkan semua perasaan dan maksud seseorang. Berarti interjeksi itu
sudah termasuk dalam bidang sintaksis. Atau dengan kata lain apa yang dinamakan
kata seru itu, bukanlah kata tetapi semacam kalimat.
Bermacam macam interjeksi yang dikenal hingga sekarang adalah:
a.Interjeksi asli: yah, wah, ah, hai,o, oh, cis, cih, nah, he dll.
Contoh: hai, datanglah kemari!
b. Interjeksi yang berasal dari kata kata biasa : yang dimaksud dengan interjeksi
ini adalah kata kata benda atau kata kata lain yang digunakan atau biasa
digunakan kata seru: celaka, masa, kasihan,
Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah.
Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun,
bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun.
Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1
April, per helai.