You are on page 1of 4

ANALISIS DINAMIK MODEL PREDATOR-PREY LESLIE-GOWER

DISKRET DENGAN PERLINDUNGAN DAN EFEK ALLEE PADA PREY


Fandiah Ikawati
Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya
email korespondensi: fanluvky@yahoo.co.id
Abstrak. Pada artikel ini dibahas analisis dinamik model predator-prey Leslie-Gower diskret dengan perlindungan prey
tanpa dan dengan efek Allee. Kedua model dianalisis sehingga diperoleh jenis kestabilan lokal titik kesetimbangan model.
Masing-masing model mempunyai tiga titik kesetimbangan, namun hanya dua yang dapat ditentukan jenis kestabilannya.
Pada titik kesetimbangan batas terdapat dua kemungkinan jenis kestabilan, yaitu tak stabil pelana atau tak stabil. Titik
kesetimbangan interior mempunyai tiga kemungkinan jenis kestabilan, yaitu stabil asimtotik, tak stabil pelana, atau tak stabil.
Analisis kestabilan diilustrasikan dengan melakukan simulasi numerik untuk menguji hasil analisis yang diperoleh.
Kata kunci: analisis dinamik diskret, model Leslie-Gower, perlindungan prey, efek Allee.

1. PENDAHULUAN
Predasi merupakan hubungan antara predator dan prey dalam interaksi dua populasi. Model
predator-prey pertama kali diperkenalkan oleh Lotka dan Volterra (1928) yang dikenal sebagai model
Lotka-Volterra. Model sederhana ini kemudian mengalami banyak modifikasi. Salah satu modifikasi
dilakukan oleh Leslie dan Gower (1969) dengan menganggap carrying capacity populasi predator
dipengaruhi oleh populasi prey. Model predator-prey yang banyak dikaji adalah model predator-prey
Lotka-Volterra kontinu. Sebagai contoh, Sakinah (2011) melakukan analisis global model predatorprey dengan perlindungan prey. Model kontinu dapat didiskretisasi dengan menggunakan berbagai
metode, salah satunya adalah dengan menggunakan metode Euler. Sebagai contoh, Isniana (2012)
mengaplikasikan metode Euler maju pada model predator-prey diskret dengan efek Allee.
Berbeda dari kajian sebelumnya, pada artikel ini dilakukan analisis dinamik model predatorprey Leslie-Gower diskret dengan perlindungan dan efek Allee pada prey. Efek Allee merupakan
penurunan laju pertumbuhan populasi pada kepadatan populasi rendah. Penambahan faktor
perlindungan dan efek Allee pada prey membuat model yang diperoleh lebih realistis daripada model
yang telah dipelajari sebelumnya. Artikel ini didasarkan pada Zhuang dan Wen (2011).
2. ANALISIS DINAMIK MODEL DISKRET TANPA DAN DENGAN EFEK ALLEE
Model predator-prey Leslie-Gower menyatakan bahwa laju pertumbuhan predator dibatasi oleh
carrying capacity yang sebanding dengan banyaknya prey. Jika faktor perlindungan dan efek Allee
pada prey diperhitungkan, maka model predator-prey Leslie-Gower kontinu dengan perlindungan dan
efek Allee pada prey dapat dinyatakan sebagai
[

(1)

Semua parameter pada sistem persamaan (1) bernilai positif. Parameter


dan
berturut-turut
menyatakan pertumbuhan intrinsik prey dan predator. Parameter
merupakan parameter interaksi
pemangsaan predator terhadap prey. Parameter
dan
masing-masing menyatakan parameter
interaksi antar prey dan parameter interaksi antar predator. Misalkan
menyatakan laju prey yang
berlindung, maka laju prey yang dapat dimangsa oleh predator adalah
dengan
.
Efek Allee pada populasi prey dinyatakan sebagai
dengan
merupakan parameter Allee.
2.1 Diskretisasi Model tanpa Efek Allee
Jika sistem persamaan (1) didiskretisasi dengan menggunakan metode Euler maju tanpa
memperhatikan efek Allee, maka diperoleh model diskret tanpa efek Allee
]

dengan

adalah ukuran langkah.

(2)

Pada sistem persamaan (2) terdapat tiga titik kesetimbangan, yaitu


dan

, dengan

dan

),

. Titik kesetimbangan

dan
berturut-turut merupakan titik kesetimbangan trivial, batas, dan interior. Untuk
menganalisis kestabilan titik kesetimbangan model digunakan Lemma berikut.
Lemma 1. Jika
(i) | |
dan |
(ii) | |
dan |
(iii) | |
dan |
(iv) | | | |

dengan
dan adalah dua akar dari
|
jika dan hanya jika
dan
|
(atau sebaliknya) jika dan hanya jika
dan
|
jika dan hanya jika
dan
jika dan hanya jika
dan
.

maka

Akibat 1. Jika
dan
adalah nilai eigen titik kesetimbangan
dari sistem persamaan (2),
maka jenis kestabilan titik kesetimbangan
dapat ditentukan berdasarkan Lemma 1.
(i)
bersifat stabil asimtotik (sink) jika
dan
(ii)
bersifat tak stabil pelana (saddle) jika
dan
(iii)
bersifat tak stabil (source) jika
dan
(iv)
merupakan titik kesetimbangan non-hyperbolic jika
dan
(Zhuang dan Wen, 2011).
Sebelum menentukan jenis kestabilan titik kesetimbangan, terlebih dahulu ditentukan matriks
Jacobi untuk sistem persamaan (2), yaitu
{

]
}

(3)

Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (3), maka hasilnya tidak dapat didefinisikan. Oleh
karena itu, jenis kestabilan tidak dapat ditentukan dengan linearisasi.
Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (3), maka nilai eigennya adalah
dan
. Menurut Akibat 1,
bersifat tak stabil pelana (saddle) jika
dan
bersifat tak stabil (source) jika
.
Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (3), maka persamaan karakteristiknya adalah
dengan

dan

Menurut Akibat 1, terdapat empat kemungkinan jenis kestabilan titik kesetimbangan


(i)
bersifat sink jika dan hanya jika

, yaitu
,

, dan

(ii)

bersifat saddle jika dan hanya jika

dan

(iii)

bersifat source jika dan hanya jika

, dan
(iv)

merupakan titik non-hyperbolic jika dan hanya jika


, dan

,
(

).

2.2 Diskretisasi Model dengan Efek Allee


Sistem persamaan (1) didiskretisasi menggunakan metode Euler maju sehingga diperoleh
[

(4)
[

Pada sistem persamaan (4) terdapat tiga titik kesetimbangan, yaitu


dan
dan

, dengan

dan

),

Titik kesetimbangan

berturut-turut merupakan titik kesetimbangan trivial, batas, dan interior. Titik kesetimbangan

eksis jika memenuhi

125

Matriks Jacobi untuk sistem persamaan (4) adalah


{

dengan

(5)

).

Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (5), maka hasilnya tidak dapat didefinisikan. Oleh
karena itu, jenis kestabilan
tidak dapat ditentukan dengan linearisasi.
Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (5), maka nilai eigennya adalah
dan
(

, dengan

)
(

. Menurut Akibat 1,

bersifat tak

stabil pelana (saddle) jika


dan bersifat tak stabil (source) jika
Jika
disubstitusikan ke matriks Jacobi (5), maka persamaan karakteristiknya adalah
dengan

dan

Menurut

Akibat 1, terdapat empat kemungkinan jenis kestabilan titik kesetimbangan


(i)

bersifat sink jika dan hanya jika

, dan
(ii)

, yaitu

bersifat saddle jika dan hanya jika

dan

(iii)

bersifat source jika dan hanya jika

, dan

(iv)

merupakan titik non-hyperbolic jika dan hanya jika


(

, dan

3. SIMULASI NUMERIK MODEL DISKRET TANPA DAN DENGAN EFEK ALLEE


Berdasarkan hasil analisis yang telah diperoleh, titik kesetimbangan
dan
mempunyai tiga
kemungkinan jenis kestabilan dengan syarat tertentu, yaitu stabil asimtotik, tak stabil pelana, atau tak
stabil. Titik kesetimbangan
dan
mempunyai dua kemungkinan jenis kestabilan dengan syarat
tertentu, yaitu tak stabil pelana atau tak stabil. Karena titik kesetimbangan
dan
selalu tak stabil,
maka simulasi model predator-prey diskret tanpa dan dengan efek Allee dibagi menjadi empat kasus
yang dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Nilai parameter untuk model predator-prey diskret tanpa dan dengan efek Allee
Parameter

Sifat kestabilan

Model tanpa efek Allee


Kasus 1
Kasus 2

tak stabil
stabil asimtotik

tak stabil
tak stabil

Model dengan efek Allee


Kasus 3
Kasus 4

tak stabil
stabil asimtotik

tak stabil
tak stabil

126

Berdasarkan nilai parameter pada Tabel 1 diperoleh hasil simulasi pada gambar berikut.
3.5

1.5

HP
E2 = (8, 0)

HP
E2 = (21, 0)

E3 = (4.44, 2.96)

E3 = (8.33, 1.06)

Nilai Awal = (3, 2)

2.5

NA = (14, 0.5)
1

1.5
0.5
1

0.5

0
3

3.5

4.5

5.5
H

6.5

7.5

10

12

14

16

18

20

22

Gambar 1. Simulasi model untuk kasus 1

Gambar 2. Simulasi model untuk kasus 2

1.4
HP
E5 = (8, 0)

2.5

HP
E5 = (21, 0)

1.2

E6 = (4, 2.67)

E6 = (7.73, 0.98)

Nilai Awal = (3, 2)

NA = (14, 0.5)

0.8
1.5

0.6
1
0.4
0.5

0.2

3.5

4.5

5.5
H

6.5

7.5

Gambar 3. Simulasi model untuk kasus 3

10

12

14

16

18

20

22

Gambar 4. Simulasi model untuk kasus 4

Hasil simulasi pada Gambar 1 menunjukkan bahwa titik kesetimbangan


bersifat tak
stabil dan titik kesetimbangan
bersifat stabil asimtotik. Dari Gambar 2 terlihat bahwa
titik kesetimbangan
dan
bersifat tak stabil. Hasil simulasi pada
Gambar 3 menunjukkan bahwa titik kesetimbangan
bersifat tak stabil dan titik kesetimbangan
bersifat stabil asimtotik, sedangkan pada Gambar 4 terlihat bahwa titik kesetimbangan
dan
bersifat tak stabil.
Dari Gambar 1 dan Gambar 3 dapat dilihat bahwa dengan nilai awal yang sama, yaitu (3,2)
jumlah populasi prey pada model tanpa efek Allee lebih banyak dari pada jumlah populasi prey pada
model dengan efek Allee. Hal ini berarti efek Allee menghambat laju pertumbuhan prey. Sementara
itu, predator akan tumbuh menuju carrying capacity yang sebanding dengan prey.
4. KESIMPULAN
Diskretisasi model predator-prey dengan perlindungan prey tanpa dan dengan efek Allee
menggunakan metode Euler maju menghasilkan sistem dinamik diskret nonlinear. Masing-masing
model mempunyai tiga titik kesetimbangan, namun hanya dua yang dapat ditentukan jenis
kestabilannya. Titik kesetimbangan batas selalu tak stabil, sedangkan titik kesetimbangan interior bisa
bersifat stabil asimtotik atau tak stabil. Hasil simulasi numerik sesuai dengan hasil analisis yang telah
diperoleh. Hasil simulasi untuk kasus 2 dan kasus 4 diduga terjadi Bifurkasi Neimark-Sacker,
sehingga disarankan untuk melakukan analisis lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Isniana, A. P., (2012), Efek Allee pada Model Predator-Prey Diskret, Skripsi, Universitas Brawijaya,
Malang. Indonesia.
Sakinah, R. A., (2011), Analisis Global Model Predator-Prey dengan Perlindungan Prey, Skripsi,
Universitas Brawijaya, Malang. Indonesia.
Zhuang, K. dan Z. Wen., (2011), Dynamical Behaviors in a Discrete PredatorPrey Model with a Prey
Refuge, International Journal of Computational and Mathematical Sciences, 5 (4), hal. 195197.

127

You might also like