Professional Documents
Culture Documents
6.1.
6.1.1.
Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting,
valve, coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap
sebagaimana dirinci dalam Daftar Kuantitas Bahan atau dalam gambar/drawing.
Penyedia
Jasa
Pengadaan
harus
menyediakan
perpipaan
dari
semua
material
sebagaimana dirinci disini dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas Bahan. Semua pipa,
fitting, valve dan perlengkapan lainnya harus sesuai untuk pemakaian di daerah tropis,
beriklim lembab dan bersuhu udara 32 OC. Tekanan kerja normal tidak akan lebih dari 8
Bar dan uji tekanan di lapangan tidak lebih dari
10 Bar.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang)
dari pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan
yang
dirinci
dalam
spesifikasi
teknis.
Penyedia
Jasa
Pengadaan
juga
harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik
dan berlaku untuk semua jenis barang.
REFERENSI STANDAR
Referensi standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran
mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.
Semua material yang ditawarkan harus produksi dalam negeri dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau belum dibuat di
dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standar lain, dengan syarat
bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang ditetapkan
dalam dokumen lelang ini.
Semua material yang dikirim harus seratus persen baru (bukan material bekas), dalam
JIS
BS
British Standard
DIN
AWWA
ASTM
ANSI
Tekanan kerja dari pipa minimal 100 m kolom air atau 10 kg/cm 2 (SNI 06-00841987 dan
SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2 (dua) kali tekanan kerja pipa.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda bukti hasil pemeriksaan tekanan
kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.
Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi Pengawas Penyedia Jasa Pengadaan harus
dilakukan pengujian kekuatan tekanan kerja pipa/fitting pipa di lapangan pada
pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Rekanan. Jumlah pipa/fitting pipa
yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi Pengawas. Bila
ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai dengan spesifikasi ini, maka Penyedia Jasa
Pengadaan harus menggantinya dengan yang baru sampai memenuhi persyaratan
spesifikasi yang ditentukan.
6.1.2.
1. Standar
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standar dengan panjang efektif tidak
lebih dari 6 meter.
Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin untuk penggunaan
SNI yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian. Setiap pipa harus mempunyai
tanda/cap pada bagian luar yang menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik
pembuat, dan trade mark.
Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah :
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air Minum terhadap
Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC untuk Air Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak Pipa PVC untuk Air
Minum.
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC untuk Air Minum.
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Uji Tungku.
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk Air Minum terhadap
Bagian VI | 3
Metilen Khlorida.
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC Air Minum dengan
THF.
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC untuk Air Minum
dengan Pita Meter.
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan Air dan Sistem
Drainase di Dalam Tanah.
SK SNI S-20-1990-03
RSNI T-17-2004
2. Kelas PVC
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), yang digunakan adalah
jenis pipa PVC dengan tekanan nominal 10 kg/cm 2 menurut standar SNI yang berlaku
dan mempunyai panjang efektif 6 meter.
Ketebalan minimum dinding pipa dan outside diameter mengikuti tabel berikut :
Tabel 6.1.
DIAMETER LUAR
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Nominal Diameter
( mm )
100
125
150
200
250
300
350
400
450
500
600
Tabel 6.2.
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING
PIPA POLYVINYL CHLORIDE (PVC)
Bagian VI | 4
Nominal Diameter
( mm )
110
140
160
200
250
315
355
400
450
500
630
6.1.3.
Seri Pipa
Tebal Dinding Nominal (mm)
S - 10
S - 12,5
5,3
4,2
6,0
4,8
7,7
6,2
9,6
7,7
11,9
9,9
15,0
12,1
16,9
13,6
19,1
15,3
21,5
17,2
23,9
19,1
30,0
24,1
2. Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC dan
cocok dengan diameter luar pipa PVC.
Bagian VI | 5
4. Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau besi tuang dan terdiri atas flange pada satu
ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal
maupun push-on.
5. Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint.
Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan kerja 1,23 Mpa (12,4 kg/cm2)
Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis injection molded atau heat process
(pencetakan atau proses panas) dan didesain dengan karakteristik dan kekuatan yang
sama dengan pipa yang disambung.
Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
ductile (Ductile Cast Iron). Bell dan Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai flange
pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pada ujung yang
lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan harus berupa ujung-ujung dengan
push-on dan ujung pipa cabang dengan flange. Permukaan luar fitting tersebut harus
dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen, yaitu coal tar atau aspheltic base, yang
mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari 0,3 mm. Permukaan dalam dari fitting
tersebut harus dilapisi (lining) epoxy atau coal tar epoxy. Yang dipakai untuk lining harus
dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan dilengkapi sertifikat dari instansi yang
berwenang (public health authorities).
Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari
baja yang digalvanis.
6.1.4.
PENGADAAN PIPA GI
1. Standar
Semua pipa dan alat penyambung harus didesain untuk menerima tekanan kerja
minimum sebesar 0,98 Mpa (10 kg/cm2) kecuali ditentukan lain.
Bagian VI | 6
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
SNI 0039-1987
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar.
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi yang kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu, penyambung.
SN1 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk jaringan
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu struktur las.
SNI 07-6398-200
Tata cara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam dan luar pada
pelapisan air dari baja.
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja a baja paduan dengan las tumpu.
5112527-90
ISO 7/1
ISO 1459
ISO 1461
ASTM A 283F
ASTM A 570
AWWA C 200
AWWA C 203
AWWA C 205
Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel Water Pipe 4
Inches and Larger Shop Applied.
AWWA C 208
AWWA C 210
Liquid
Epoxy
Coating
System
for
The
Interior
and
JIS G 3101
JIS G 3452
JIS G 3457
JIS B 2311
JIS G 3451
JIS G 550
JIS G 5702
JIS G 3445
JIS G 3454
JIS K 6353
SNI 07-0949-1989 Plat baja carbon untuk uap dan bejana tekan
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau 511
2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan harus cukup
merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali atas persetujuan
Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur yang sesuai oleh
tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat di
pabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan pabrik
maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga pengelasan
keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6 meter atau
kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan untuk
bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, plat ataupun pelana (saddle)
penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.
3. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus
mempunyai ukuran diameter luar dan ketebalan dinding minimum sebelum dilapisi
pelindung dalam dan luar sebagai berikut :
DIAMETER LUAR DAN KETEBALAN DINDING PIPA BAJA
Nominal Diameter
( mm )
Diameter Luar
( mm )
100
150
200
250
300
350
400
450
500
600
114,3
168,3
219,1
273,0
323,8
355,6
406,4
457,2
508
609,6
Ketebalan Dinding
Minimum (mm)
4,5
5,0
5,8
6,6
6,9
6,0
6,0
6,4
6,4
6,4
4. Fitting
Bagian VI | 9
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didesain dengan kekuatan yang
sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang pada bagian
luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar pembuatan yang
dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar dinding fitting harus
sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Sub Bab 6.1.4 Bagian 2 dan
standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai dengan 500
mm) dan JIS G 3451 atau AWWA C 208.
Bend yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22,5 O dan lebih kecil harus terdiri dari dua
potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 22,5O sampai
dengan 45O harus difabrikasi dengan menggunakan tiga potongan bend. Bend yang
mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45O harus terdiri dari empat potongan bend.
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi coal
tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana dispesifikasikan
pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer dan coal tar enamel
adalah sebagai berikut ;
Primer
Konstruksi dari proteksi luar seperti diuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
Primer, Type B yang dispesifikasikan di atas.
Coal tar enamel, Tipe I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan kering 2,4 mm
0,8 mm.
Bonded asbestos felt dan Coal tar enamel, Tipe I sama seperti di atas, ketebalan
minimum lapisan kering 0,8 mm.
Sistem pelindung luar lainnya yang menjamin kualitas yang sama atau lebih dari pada
yang dispesifikasikan di atas dapat diterima atas persetujuan Engineer tetapi segala
sistem proteksi yang menggunakan polyethylene tape tidak diperkenankan.
b.
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan
Primer
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan kering 35
mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh Steel
Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan Etchin
Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan MS K 5622, Read Lead Anticorrosive Paint, Class 1
atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau sesuai dengan
persetujuan Pengguna Barang.
VYGARD 260
ICI
ICI SUPER
STRUCTURE FINISH
NIPPON PAINT
BODELAC 9000
ALKYD RESIN
6.1.5.
SAMBUNGAN PIPA GI
6.1.5.1. Standar
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja maksimum
Bagian VI | 11
1. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi
operasi sebagai berikut :
(a).
Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat jenis 2
ton/m3 ditambah sebuah truk berat 20 ton.
(b).
(c).
Panjang Maksimum
Peletakan (mm)
300 to 400
500 & 600
1600
1700
Minimum
Ekspansi yang
diizinkan
(mm)
230
270
Minimum Kontraksi
Yang diizinkan
(mm)
80
80
Bagian VI | 12
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring karet
dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta ujung
flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau plat baja
yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm 2 (2200 kg/cm2), sesuai dengan
JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.
Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502 class 2
FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus dari Styrene
Butadiene Rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.
3. Coating
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam Sub Bab 6.1.4 Bagian 5, kecuali permukaan slip pipe
yang kontak langsung dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang
dispesifikasikan disini. Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus
dilapisi sistem epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam Sub Bab
6.1.4 Bagian 5.
Bagian VI | 13
dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast iron (besi tuang) yang
sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di bawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 283
Grade C
JIS G 3101
Class 2
BS 4360
Grade 43 A
DIN 17100
RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536
Grade 65-45-12
JIS G 5502
Class 2 FCD 45
BS 2789
Grade 420/12
JIS G 5702
BS 6681
DIN 1692
GTS 35 or GTS 4t
Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang divulkanisir
dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrite butadiene rubber (NBR)
atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak diperkenankan untuk
digunakan.
JIS G 3101
Class 2
BS 6681
Grade 43 A
DIN 17100
RST 36
6.1.6.
PERLENGKAPAN LAINNYA
1. Umum
Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui. Seluruh valve sesuai dengan ukuran yang
disebutkan dan bila mungkin dari jenis atau model yang sama dan dikeluarkan
oleh satu pabrik.
Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan :
Tekanan kerja
Diameter nominal
Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm terbuat dari brass/kuningan bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel terbuat dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 "Pipe threads where pressure tight joint
are made in the thread".
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh
Bagian VI | 15
valve harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 Bar dan
untuk flange harus mempunyai dimensi sesuai dengan standar ISO 2531.
Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera
untuk menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
Semua
lubang/bukaan
sambungan
pipa
harus
ditutup
untuk
mencegah
valve. Mur, baut, dan ring dikirim dalam keadaan bukan material
bekas dan sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3
mm dan terbuat dari karet sintetis.
engkol
menimbulkan
(crank),
kesulitan
T-bar
pada
dan
operator.
perlengkapan
Penyedia
lain
Jasa
sehingga
Pengadaan
tidak
harus
Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh
Direktur Pengawas.
Permukaan harus bersih, kering, dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan
minimum coating setelah kering 400 microns (16 mils). Material yang berkontak
dengan air harus dari jenis non toxic, sedangkan bahan yang dapat larut tidak
boleh digunakan.
Bagian VI | 16
2. Gate Valve
Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis "Non Rising Stem".
Valve harus memenuhi standar "Gate Valve for Water and Other Liquids" (AWWA C
500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya
dan didesain khusus untuk tekanan kerja.
Penawaran gate valve berikut handwheel harus dilengkapi dengan kunci T (Tee
Key) minimal satu buah untuk setiap 20 buah yang seukuran.
Tee key tersebut dilengkapi dengan pendongkel tutup surface boxlstreet cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
Badan dari gate valve, handwheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu. Tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge
gate
mounting). Valve harus dirancang untuk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter tidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam
posisi terbuka.
Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan di atas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box
tidak boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat
dari asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing
dari hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. 0-ring stem seal dapat
digunakan atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2
(dua) buah 0-ring seal dan paling sedikit 1 (satu) buah ditempatkan di atas stemcollar dan dapat dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh
dimana valvenya dalam posisi terbuka penuh.
Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
Bagian VI | 17
Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi cetakan ".."
pada bagian atasnya.
Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
3.
Semua kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).
Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal
berikut ini :
a. dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
b. dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
c. dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
d. dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
e. aman terhadap vakum.
Seluruh air valve dengan standar flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring, dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada
uraian pekerjaan.
Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butadiene Steel (ABS).
Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 Bar di atas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
Bagian VI | 18
akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat aliran air
dalam pipa penuh.
2). Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan secara
otomatis, sehingga akan :
a.
b.
Mengeluarkan banyak udara dan menutup pada saat air dalam kondisi
tekanan rendah serta mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c.
d.
4.
Check Valve
Penyedia Barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check Valve / Klep
Tabok dengan sambungan flange.
Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk atau dari pabrik mana yang membuatnya, besarnya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horisontal atau vertikal
dengan aliran ke atas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah
aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan
ujung flange.
Bagian VI | 20
5.
Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0,98 Mpa (10 kg/cm 2). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
Valve dengan ukuran 80 mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), memiliki solid wedge (baji), skrup dalam
dan tangkai pengungkit.
Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm 2
(20 kg/m2). Piringan yang terbuat dari cetakan perunggu mengacu pada spesifikasi
di atas atau dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari
tembaga yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm 2 (32 kg/m2).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesifikasi di atas.
6.1.7.
Pengujian quality assurance harus sesuai dengan persyaratan dan cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diijinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan tes/pengujian tersebut.
6.1.8.
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-2549-1991.
Setiap jenis pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada
tekanan paling sedikit 42 N/mm2.
6.1.9.
PENGUJIAN LAIN
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.
6.2.
Bagian VI | 21
Seluruh jenis pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan cara yang benar, teliti
dan akurat sesuai dengan yang ditunjukkan gambar rencana dan spesifikasi teknis ini
serta instruksi-instruksi dari Direksi.
Pipa yang dipasang/ditanam di dalam tanah, dasar parit harus rata dan bebas dari
benda keras yang dapat merusak pipa.
6.2.1.
LINGKUP PEKERJAAN
Kontraktor harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja, dan bahan
serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan
cara yang baik. Juga menyediakan dan menyiapkan sambungan ke pipa induk yang ada,
pengujian, penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang
diperlukan untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan
dalam spesifikasi teknis ini.
Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan
sesuai dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang bersangkutan di
Indonesia dan menurut perintah Direksi.
Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau
lokasi reservoir (ground dan elevated reservoir) sekitarnya disimpan oleh Pemilik dan
Kontraktor akan diijinkan dan menelitinya di kantor proyek.
Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
Bagian VI | 22
berpedoman pada standar yang umum dipakai di Indonesia. Semua standar yang
digunakan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada :
AISI
ANSI
API
ASTM
AWWA
DIN
IEC
ISO
JIS
KIWA
NEMA
PBI 71
SNI
6.2.2.
Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh Direksi
sebelum pekerjaan dimulai.
Kontraktor harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar dengan skala
yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan tersebut harus
diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian pekerjaan.
Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan pipa (fitting/accessories)
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve, lubang kontrol (manholes)
ukuran pipa atau sejenisnya. Semuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan
terhadap muka tanah pada bangunan permanen.
6.2.3.
Kontraktor harus menyediakan, memasang dan memelihara sejumlah tanda atau papan
nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Tanda atau papan nama tersebut memuat nama pemilik dan Kontraktor; nama proyek;
Bagian VI | 23
dan juga lokasi yang menunjukan jalur pemasangan pipa dengan perkiraan lama
pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas dan sebagainya, semuanya dimaksudkan
sebagai informasi kepada masyarakat luas.
Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh Direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.
Bentuk dan ukuran papan nama proyek akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
6.2.4.
Dimana yang dipandang perlu, Kontraktor harus menyediakan rambu-rambu (tandatanda) untuk keperluan lalu lintas yang dilewati. Rambu-rambu tersebut harus jelas
untuk menjamin keselamatan lalu lintas.
Pada setiap pekerjaan yang lokasinya terletak di tepi jalan yang dilalui oleh kendaraan
roda 2 (dua) atau lebih, maka harus dipasang rambu-rambu lalu lintas sesuai dengan
ketentuan lalu lintas yang berlaku.
Bila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan yang sibuk, Kontraktor harus
melaksanakan secara bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
Biaya yang diperlukan untuk keperluan-keperluan tersebut di atas harus sudah termasuk
dalam kontrak.
6.2.5.
6.2.6.
Bagian VI | 24
6.2.6.4.Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah ditentukan
atau sebagaimana diminta Direksi.
6.2.7.
JALAN SEMENTARA
6.2.7.1. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
Kontraktor harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan di bawah ini. Kontraktor
harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur, perkerasan, jalan sementara dan
mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi daerah tersebut pada musim
kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi yang diperoleh tersebut,
Kontraktor harus memulai pengukuran topografi berdasarkan gambar perencanaan dan
berada dibawah pengarahan Direksi.
Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut :
Bagian VI | 25
a . Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Kontraktor harus
memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang atau Direksi, karena
trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata Kota.
b . Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran dinding,
pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus dilaksanakan
sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan dan bahan untuk
membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.
a . Bila tidak ditetapkan lain oleh Direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3 m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
petunjuk Direksi.
b . Tanah bawah jalan (sub grade) terdiri dari lapisan tanah merah atau yang sejenis
(sesuai persetujuan Direksi) yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan
minimum 0,5 m.
c . Lapisan bawah dasar (sub base course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2 m dan juga diisi dengan kerikil.
d . Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum
tidak kurang 0,1 m yang dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya
pekerjaan. Jika diperlukan perbaikan, Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap
biaya perbaikan tersebut.
6.2.8.
Kontraktor harus menyediakan kantor sementara (direksi kit) dan gudang yang akan
digunakan sendiri oleh Kontraktor agar diperoleh kelancaran dalam pelaksanaan
pekerjaan. Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik, membangun dan
mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara Kontraktor untuk
penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup material penyambung (jointing
material).
Kontraktor harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor dan/atau
gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya, kecuali ditetapkan lain oleh
Direksi. Lokasi kantor tersebut dibangun pada tempat yang strategis, sehingga
pengawasan daerah kerja Kontraktor dapat dilakukan dengan baik.
Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan gudang tersebut, Kontraktor
harus menyerahkan desain untuk memperoleh persetujuan Direksi.
1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,2 x 2 m dengan 8 buah kursi lipat.
b).
Bagian VI | 27
c).
3 (tiga) buah papan white board ukuran 1,2 x 2,4 m untuk ruang rapat dan ruang
Direksi.
d).
e).
Dalam hal lain ditentukan Direksi dimana pengadaan kantor dapat dilakukan dengan
cara sewa, maka ketentuan luas kantor dan perlengkapannya disesuaikan dengan
kebutuhannya.
6.3.
6.3.1.
UMUM
Dalam bagian ini, Kontraktor harus menyediakan peralatan, tenaga kerja, dan bahan
yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara yang baik untuk
bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti pembongkaran;
penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan; pengurugan kembali; pemilihan bahan
untuk pengurugan dan pelapisan dasar. Juga mencakup kegiatan penurapan dan
penopangan peralatan; pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan
lokasi; perbaikan permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan
pemeliharaan perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap
serta semua peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan
diperintahkan oleh Direksi.
6.3.2.
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggantian atau
melakukan pengurugan.
Pembersihan dan pengupasan berupa membersihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
Bagian VI | 28
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu
disingkirkan secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di
area yang akan digali.
Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh Kontraktor tanpa
persetujuan Direksi.
Semua
kotoran,
buangan,
tumbuhan,
dan
bahan
bongkaran
seluruhnya
harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Kontraktor dengan cara yang baik,
kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan
nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.
Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.
6.3.3.
PENGERINGAN (DEWATERING)
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan pengeringan serta
membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian pekerjaan lainnya
dengan cara yang baik.
Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakkan dalam air kecuali dengan persetujuan Direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Jika Kontraktor memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus mendapat
persetujuan Direksi terlebih dahulu.
Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat
dan terbaca dengan jelas.
6.3.4.
Kontraktor harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga lokasi tempat
bangunan bawah tanah dapat ditentukan.
Bagian VI | 29
Kontraktor harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila pecah atau
rusak karena kelalaiannya.
Apabila menurut pemikiran Direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, Kontraktor harus melakukan pencarian tersebut atas
biayanya sendiri dan menurut petunjuk Direksi.
Bila diperintahkan oleh Direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Kontraktor
harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali jika
ditentukan lain oleh Direksi. Disamping itu Kontraktor harus menggali lubang pengujian
yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu memang
diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.
Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.
6.3.5.
6.3.5.1. Umum
Sebelum penggalian, Kontraktor harus menyingkirkan semua benda permukaan,
menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang nantinya mungkin
diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.
Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan penggalian tersebut terdapat suatu bangunan
atau material yang menghalangi pekerjaan sedangkan jika harus membongkar bangunan
tersebut akan memerlukan biaya tambahan, maka hal tersebut harus terlebih dahulu
dibicarakan dengan Direksi untuk dicarikan jalan keluarnya.
Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi, semua permukaan yang terkena pekerjaan
Kontraktor pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya harus diperbaiki kembali
seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik. Setelah perbaikan kembali,
Kontraktor harus memeriksa secara bulanan cekungan yang terjadi sepanjang jalur
penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus diperbaiki sampai pada ketinggian
semula.
Apabila pada persyaratan teknis pekerjaan ini tidak tercantum pekerjaan-pekerjaan yang
seharusnya ada, ketentuan-ketentuan akan disusulkan kembali.
Bagian VI | 30
pohon
ijin
untuk
dari
pemasangan
Pemilik
atau
pipa,
instansi
Kontraktornya
terkait
yang
sebelumnya
memeliharanya
harus
dan
Bagian VI | 31
6.3.6.
PENGGALIAN
6.3.6.1. Umum
Pada prinsipnya pekerjaan galian dalam hal ini sama dengan pekerjaan galian pada
pekerjaan sipil, apabila dalam galian ditemui batu-batu, bekas pondasi, tembok dan
Bagian VI | 32
tanah
yang
tidak
stabil
harus
distabilkan
terlebih
dahulu
dengan
pencegahan
guna
menghindari
kemungkinan
pecah,
gangguan,
atau
Bagian VI | 33
Bagian VI | 34
Dalam adanya tuntutan-tuntutan dari Pihak Ketiga yang berhubungan dengan galian
parit ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4.
Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang diijinkan
Direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter di depan perletakan
pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh Direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan dalam 24
jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau ditutupi dengan
plat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu menahan beban arus lalu
lintas kendaraan.
yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan tangan
(manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm di bawah dari setiap sisi pipa dan fitting
untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa dan fitting
dengan diameter lebih besar 600 mm.
Direksi
memerintahkan
semua
turap
dan
penopang
serta
bahan
lain
6.3.7.
URUGAN
Urugan diperlukan untuk semua jenis pekerjaan pemasangan dan penyambungan pipa.
6.3.7.1. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya. Urugan
tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.
Pengurugan/penimbunan kembali galian parit dan pengurugan pipa mencakup perbaikan
Bagian VI | 37
sehubungan
dengan
pengetesan
pipa.
Seperti
pada
bagian-bagian
sambungan pipa, valve dan tempat-tempat yang oleh Direksi diminta untuk tetap
diperlihatkan selama pengetesan.
Pengurugan harus dilakukan selapis demi selapis dan harus dipadatkan (tiap lapis
maksimum 30 cm), pemadatan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kedudukan pipa yang sudah ada.
Setelah pengujian pipa selesai dilakukan dengan hasil yang baik dan pengembalian
permukaan tanah seperti semula harus dilakukan sesuai dengan persetujuan Direksi.
Permukaan tanah timbunan harus beberapa centimeter di atas tanah asli.
1. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm dalam
bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar, semak
atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).
2. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
Bagian VI | 38
3. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak mengandung
batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.
Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan tenaga
manusia mulai dari lapisan pasir alam hingga garis tengah pipa, diletakkan secara
berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat pada ketebalan kering maksimum 95 %.
Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-masing
sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.
Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam urugan
sampai permukaan harus diterapkan bagi pengurugannya.
6.3.8.
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh Direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.
Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa dan di atas
zona pipa.
6.3.9.
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow of), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.
Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian "GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN".
Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan Direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari
bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.
Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.
Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh Direksi. Ketebalan yang disebutkan di atas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran,
dan selokan.
Kontraktor harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan batu untuk
persetujuan Direksi.
Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area di bawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan Direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 3) m2 pasangan batu.
Bagian VI | 41
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
6.4.
6.4.1.
6.4.1.1. Umum
Kontraktor harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya yang
diperlukan, diluar yang disediakan atau dipinjamkan oleh Pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan disini.
Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan flexible
dan/atau fitting yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alignment jembatan dan jalur
pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah Direksi sesuai dengan
kondisi lapangan.
Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan setelah
penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan Direksi.
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa dengan benar
sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam spesifikasi teknik ini.
Kontraktor atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa yang
diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.
Kontraktor harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait, dan membantu
Pemilik mendapatkan ijin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam pelaksanaan
pekerjaan perlintasan ini.
pemeriksaan
menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang memperlihatkan
semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar, pancang, pekerjaan
Bagian VI | 42
6.4.1.3. Perancah
Kontraktor harus menyediakan perancah yang memadai guna melintas sungai atau
saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung, mengelas dan
mengecat pipa dengan aman dan efisien.
Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di
lokasi jembatan dimana pendirian pilar termasuk kedalam pekerjaan, sehingga dapat
menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan/kejutan
dari pelaksanaan pancang.
1. Pondasi
Kontraktor harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan atau yang
diperlihatkan dalam gambar.
a).
Pondasi Langsung
Kontraktor harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung tanah di lapangan
sebagaimana diminta oleh Direksi sesuai dengan standar yang disetujui, bilamana
penggalian dilakukan hingga gradien yang direncanakan sebagaimana terlihat dalam
gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K100 tidak boleh dilakukan sebelum diperoleh
persetujuan dari Direksi.
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan pasir
atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
Bagian VI | 43
b).
Strouss Pile
Strouss pile harus dibuat dan dibangun pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan
dalam gambar rencana.
Konstruksi dan ukuran strouss pile harus dibuat sesuai dengan gambar rencana dan
disetujui oleh Direksi. Kepala strouss pile direncanakan sebagai sendi dan harus
disisipkan ke dalam bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja dan setelah diperiksa serta disetujui Direksi, Kontraktor
harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".
Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm 2. Pipa yang
ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan dengan cara yang
disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula selama pengecoran beton.
Bagian VI | 44
dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Kontraktor harus memilih secara
teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap pada jalur dan ketinggian yang benar
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Puncak pancang harus digabungkan ke dalam
bantalan beton dengan kedalaman yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Setelah penyelesaian pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi,
seperti perancah, peralatan kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya
agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.
1.
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1.250 per satuan panjang bentang di
bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Kontraktor harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan susunan rinci bahan
pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing pipa untuk anti lendutan dan
harus menyerahkannya ke Direksi untuk persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan
pipa.
2.
Fixed Type Ring Support yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap pendukung
berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.
Sliding Type Ring Support harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin yang
dapat digeser secara horisontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Bagian VI | 45
Pendukung harus terbuat dari baja yang memenuhi standar yang ditentukan Direksi atau
yang dianggap setara dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang memenuhi
standar yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk cincin harus dilas
merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
a). Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior), sambungan
las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
radiografi
harus
dilakukan
oleh
penguji
yang
mampu,
memiliki
Bagian VI | 46
Tingkatan
1 sampai 4
1 sampai 4
Tidak ada
peningkatan
Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3 dan
kelas 2, tingkat 1 sampai 3.
Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan tingkat lain daripada yang
disebutkan di atas, Kontraktor harus mengelas dan menguji ulang atas beban
biayanya sendiri sampai hasil yang diperoleh diterima oleh Direksi.
c). Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, fitting, sambungan dan pipa yang akan dipendam
dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan dalam Sub Bab 6.1.4
Bagian 5.
6.4.2.
Ruang katup (surface valve box dan valve chamber) harus dibuat dengan bahan dan jenis
konstruksi seperti pada gambar rencana.
Ruang katup tidak boleh meneruskan tekanan dari atas terhadap valve.Valve harus
diletakkan di tengah sesuai dengan gambar rencana, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
6.5.
6.5.1.
UMUM
gambar
rencana
dengan
RKS
untuk
mendapatkan
keputusan.
Tidak
Bagian VI | 47
Setiap pekerjaan yang dimulai pelaksanaannya atau yang sedang dalam pelaksanaan,
Kontraktor
harus
selalu
berhubungan
dengan
Direksi
untuk
mendapatkan
pengesahan/ persetujuan.
Standar bahan peralatan dan pelaksanaan dalam gambar rencana dan RKS ini harus
diperhatikan oleh Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan ini. Direksi berhak
menolak bahan, peralatan, dan cara pelaksanaan yang tidak sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan, dan Pemberi Pekerjaan tidak akan mengeluarkan biaya tambahan
untuk setiap perbaikan atau penggantian bahan atau peralatan tersebut.
Semua pipa-pipa dan lain sebagainya yang diadakan oleh Kontraktor harus sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan oleh Pemberi Pekerjaan dan harus dengan
norma yang sama. Semua pipa-pipa dan lain sebagainya harus direncanakan dengan
tekanan kerja hidrolis minimum sebesar 10 kg/cm2 pada suhu 30
C. Jika tidak,
harus menurut persyaratan teknis untuk pembelian dan pengadaan pipa, sambungan,
valve dan bermacam-macam bahan dan peralatan.
Semua bahan yang diadakan oleh Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi
terlebih dahulu sebelum digunakan.
Ketelitian dan kerapian kerja akan dinilai/berbobot tinggi oleh pihak Direksi, oleh
sebab itu Kontraktor harus memperhatikan hal ini.
dengan seksama. Pipa dan perlengkapannya yang berminyak, bergemuk dan lain
sebagainya harus dibersihkan terlebih dahulu sehingga benar-benar bersih, dan yang
mungkin telah retak atau mengalami kerusakan lain khususnya pada ujung-ujung pipa
tidak boleh dipergunakan.
Kontraktor harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa perletakan pipa dan
penyambungan, dengan cara yang memuaskan Direksi sesuai dengan spesifikasi dan
sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.
Setiap pipa harus dipasang dengan tepat menurut garis dan kelandaian sesungguhnya
dan sedemikian rupa sehingga pipa yang berbatasan merupakan suatu sambungan yang
konsentris yang tertutup.
Selama pemasangan, alat-alat bantu sementara dengan penopang pipa-pipa pada
kedudukan yang benar harus dipergunakan dan harus diperhatikan agar kerusakan
tidak terjadi pada pipa-pipa. Sedangkan semua alat pengikat pipa (penopang beton,
bantalan-bantalan penahan dan sebagainya) harus berada pada tempatnya dengan benar
sebelum pemasangan dan pemindahan semua peralatan sementara / bantu.
Pipa-pipa tidak boleh dipasang bila menurut anggapan Direksi keadaan parit tidak
memenuhi syarat.
Tidak
diizinkan
menurunkan
pipa
ke
dalam
parit
tanpa
persiapan-persiapan
menggunakan alat atau perlengkapan lain yang layak dan diperlukan. Bila pipa-pipa
diangkat / diturunkan dengan mempergunakan suatu katrol maka bagian jerat baja yang
melingkari pipa harus terbungkus (dengan karet dan sebagainya).
Valve dan perlengkapan lainnya harus dipasang dengan ukuran kerja yang baik serta
harus bebas dari kotoran dan rintangan terhadap mekanismenya. Kontraktor harus
dengan
biaya
sendiri
memperbaiki
valve
dan
perlengkapan
lain
yang
pada
Setiap kali pekerjaan hari itu berakhir, maka ujung-ujung pipa yang terbuka untuk
sementara waktu harus ditutup dengan balok-balok dari kayu, penyekat-penyekat atau
sebagaimana yang diinstruksikan oleh Direksi.
Setiap pipa harus diperiksa dengan seksama sebelum dan sesudah dipasang. Bila
kerusakan terjadi pada pipa-pipa, peralatan-peralatan rakit, valve atau alat-alat bantu
perpipaan selama pemasangan, hal itu harus dilaporkan kepada Direksi yang akan
mengambil keputusan, apakah harus diperbaiki atau diganti.
Untuk mencegah penanganan yang tidak perlu, semua batangan pipa harus ditempatkan
sedekat mungkin pada lokasi akhir dari lajur pipa dengan memperhitungkan keamanan
lalu lintas.
sedemikian rupa untuk mempermudah keluar dan masuknya pipa dan pengecekannya
dengan membedakan tumpukan penerimaan atau disimpan secara terpisah dan diberi
tanda dengan jelas.
Apabila ada barang-barang yang disimpan mempunyai batas waktu penyimpanan atau
memerlukan penyimpanan yang khusus, metode penyimpanan harus disetujui Direksi
dan sesuai petunjuk dari pabrik.
Penutup ujung-ujung pipa atau pengaman lainnya tidak boleh dibuka sampai pipa-pipa
dan fittings tersebut dipasang di lapangan. Semua pipa dan fitting yang disediakan
sebagai cadangan harus ditutup dan untuk pipa yang dilapisi mortar bagian dalamnya
(termasuk fittings) harus membentuk pelindung lengkap yang dapat melindungi akibat
perubahan suhu.
Pipa dan perlengkapannya yang retak/rusak harus segera dilaporkan kepada Direksi
untuk diteliti apakah dapat diperbaiki atau harus diganti.
Kehilangan atau kerusakan pipa dan perlengkapannya yang telah diserahkan Kontraktor,
menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi apabila terjadi kehilangan
atau kerusakan pipa dan perlengkapannya.
Kontraktor juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan oleh Pemilik
sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.
Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan Direksi atas biaya beban Kontraktor. Dalam hal perkakas dan peralatan
tidak dapat diperbaiki atau hilang, Kontraktor harus memberi kompensasi kepada
Pemilik.
6.5.2.
6.5.2.1. Umum
Singkatan PVC yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti polyvinyl chloride.
Bagian VI | 51
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas dan
peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.
Bagian VI | 52
ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot. Sebelum pipa dipasang, bagian
dalam bell harus diseka sampai bersih, kering, dan bebas dari lemak.
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve, dan fitting yang telah terpasang
harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran. Tindakan
pencegahan harus berupa penggunaan kain pembersih selama pemasangan dan
penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan menerus
sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan jadwal
perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum menempatkan pipa ke posisinya,
alignment dan gradien akhir harus dicek dengan peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk ke dalam
pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan, tidak boleh ada
sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang diletakkan/ditinggalkan ke dalam pipa.
Setiap dilakukan penyambungan, bagian ujung spigot harus diletakkan di tengah bell,
pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatnya dengan bahan urugan yang dipadatkan merata,
kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan, ujung terbuka pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, Kontraktor harus melakukan tindakan untuk mencegah
air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk ke pipa yang telah
dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik yang disetujui oleh Direksi dan
dilakukan dengan cara yang benar sesuai dengan petunjuk Direksi.
Bagian VI | 53
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong (beveled)
sesuai dengan sudut yang diizinkan dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan
tersebut. Ujung potongan serong harus sama dengan yang dibuat di pabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus dibuat di ujung
spigot pipa yang dipotong di lapangan untuk menandakan kedalaman penetrasi spigot
yang benar ke dalam sambungan pipa.
Pinggiran pipa harus diruncingkan agar pipa dapat masuk dengan mudah ke dalam alat
penyambung. Untuk itu ujung pipa sebelah luar dikikir/digerinda tidak lebih dari
setengah tebal pipa sampai licin dan lingkaran ujung pipa dibuat dengan sudut kurang
lebih 15 derajat terhadap as pipa.
Penyambung-penyambung cincin karet dari PVC memerlukan sebuah alur pada ujung
pipa yang dibuat dengan sebuah alat pembuat profil ujung (end sharper tool).
Pemotongan pipa untuk sambungan dengan tee, bend/elbow, valve dan lain-lain harus
dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa menyebabkan kerusakan pipa dan lapisannya.
Push-On Rubber Ring yang dipakai untuk pipa diameter 63 mm 630 mm,
b.
Semua bahan pelicin (lubrican) untuk sambungan Push-On Rubber Ring dan Solvent
Cement untuk PVC harus disediakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus menyerahkan
data teknis dan contoh untuk persetujuan Direksi.
Socket dan spigot pipa harus dibersihkan dengan seksama sebelum cincin karet (rubber
ring) dipasang di tempatnya. Cincin karet tersebut harus dipasang dan dimasukkan ke
dalam gasket pada bell socket.
Spigot kemudian dilumuri secara merata dengan bahan pelicin yang telah disetujui dan
pipa ditekan masuk ke socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan baik pada permukaan bagian dalam gasket
atau pada akhir pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang
diberikan
pabrik
dan
disetujui
oleh
Direksi,
Kontraktor
tidak
diizinkan
untuk
hati-hati.
Kontraktor
agar
melakukan
dengan
hati-hati
supaya
tidak
tidak
boleh
yang
baru
selesai
disambung
dengan
solvent
cement,
Bila memang diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan solvent
cement agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang, besarnya belokan harus
sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
6.5.3.
6.5.3.1. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.
Kontraktor harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik perkakas peralatan
yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve, dan fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang rusak/cacat
harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh Direksi yang menentukan perbaikan
yang diperlukan ataupun menolaknya.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke dalam
pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain, ataupun
benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan
dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada jalur dan ketinggian
yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui
dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
Setiap
saat
bila
pemasangan
pipa
sedang
berlangsung,
ujung
pipa
harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
Direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan tee, bend atau valve atau tujuan lainnya, harus
dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapi dan baik, tanpa
menyebabkan
kerusakan
pada
pipa
maupun
lapisan
pelindung
dalamnya
dan
menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Bagian VI | 57
Pemotongan
pipa
besi
harus
dikerjakan
dengan
mesin
pemotong
yang
sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar maupun
lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut, harus
dipotong serong (beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang ditentukan dalam
spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti bend, tee, flange dan spigot dipotong untuk pekerjaan
pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan kepada Kontraktor
dari Direksi.
pipa
galvanized
dilakukan
dengan
memakai
socket
seperti
yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari socket atau ujung-ujung pipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas
dan baru dimasukan secara hati-hati pada socket dan diputar sampai kencang betul.
Sambungan las harus sesuai dengan aturan yang diberikan dalam persyaratan norma
moder (persyaratan AWS atau AISC).
Pengelasan harus dilakukan oleh seorang tukang las yang berpengalaman. Direksi dapat
melakukan penelitian apabila dianggap perlu. Permukaan-permukaan yang akan dilas
Bagian VI | 58
harus bebas dari sisik lepas, kerak logam, karat, gemuk, dan cat.
Apabila pengelasan ganda diperlukan, maka permukaan pengelasan pertama harus
bersih dan bebas dari kerak logam. Apabila diperlukan lapisan-lapisan antara pada
pengelasan ganda, harus dibersihkan dengan pukulan-pukulan ringan dengan palu
bertenaga mesin atau alat lain yang disetujui Direksi.
Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih dalam
agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan di atas
permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan, dengan
cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan dengan las
tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-welded butt joint)
sesuai yang ditentukan.
2.
Kontraktor harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las yang diusulkan
untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi pekerjaan
pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh badan yang
berwenang.
Bagian VI | 59
atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS C 9301 atau
pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu, tanah
dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan pelindung
luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian ujung pipa
dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Kualitas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Kontraktor harus memperhatikan keadaan cuaca
seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin. Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam
kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan tanpa perlindungan atau persetujuan dari
Direksi.
Permukaan basil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidakrataan.
Bagian VI | 60
2.
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Kontraktor harus
mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Adanya lubang (pit) di permukaan.
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih.
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan kurang
Bagian VI | 61
Ketebalan Dinding
(mm)
Maximum Reinforcement
(mm)
3,2
4,8
6.6.
6.6.1.
UMUM
Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, valve, bangunan khusus jembatan
pipa, perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus dilakukan pembilasan dan
pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pembilasan dengan cara mengalirkan air dengan kualitas air minum berkecepatan tinggi
harus dilakukan sebelum pengujian tekanan dan desinfeksi pipa dilakukan.
Setelah pembilasan, pipa harus benar-benar bersih dari kotoran yang dapat mengganggu
valve, seperti pasir, kerikil, dan ranting-ranting. Kerusakan peralatan dan perlengkapan
Bagian VI | 62
pipa yang disebabkan oleh kegiatan pembilasan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
Pengujian/pengetesan pipa dilakukan setiap maksimum 500 meter panjang pipa atau
pada jarak tertentu sesuai dengan kondisi lapangan (sesuai persetujuan Direksi) dengan
cara mengisikan / memompakan air bersih bermutu air minum ke dalamnya.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan baik, kuat dan tidak bocor serta blok-blok penahan (thrust block permanent)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk pengujian
tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk penguatan
tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Kontraktor.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Kontraktor dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (electric piston type
test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-gelombang
tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer dengan kran
penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji. Apabila bagian
pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara akan
ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1). Air untuk pengujian akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
2). Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
Wakilnya.
6.6.2.
UJI TEKAN
Tekanan hidrostatis saat pengujian adalah 1,5 x tekanan nominal kelas pipa yang akan
diuji, tekanan uji tersebut harus dipertahankan selama minimum 24 jam. Pengujian
dianggap memuaskan apabila penambahan / pemompaan air selama 24 jam tidak lebih
dari 0,02 kali diameter pipa yang diuji dalam liter.
Apabila ternyata air yang dipompakan melebihi batas tersebut, Kontraktor harus
menemukan sumber kebocoran dan memperbaikinya serta melakukan pengujian kembali.
Bagian VI | 63
Semua perlengkapan pengujian pipa seperti air, pompa air, manometer, meter air dan
sebagainya harus disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi.
Sebelum pengujian pipa dilakukan, Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi
kapan pengujian dilakukan dan Direksi akan melakukan pengawasan selama pengujian
tersebut.
Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian.
2).
3).
4).
5).
Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diijinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah melebihi
tekanan yang diijinkan.
6).
Tidak boleh melebihi tekanan valve yang diijinkan bila batas tekanan bagian yang
diuji termasuk pada saat valve tertutup, baik untuk gate valve atau katup buterfly
valve.
Bagian VI | 64
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari valve.
Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Kontraktor harus
memasang valve cock pada titik tersebut di atas sehingga udara dapat dikeluarkan
bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan, valve cock harus
ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan, cock harus dilepas dan
disumbat atau ditinggalkan di tempat sesuai dengan permintaan Pemilik.
6.6.2.4. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa secara
cermat selama pengujian. Setiap pipa dan fitting yang rusak atau cacat yang ditemukan
pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan pengujian
akan diulangi sampai memuaskan Pemilik.
6.6.3.
UJI KEBOCORAN
SD
133200
Bagian VI | 65
Dimana :
L
Lm
SD
2816
Dimana :
Lm
Formula berdasarkan pada kebocoran yang diijinkan adalah dari 11,65 gpd per mil,
dengan diameter nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 Psi.
1. Kebocoran yang diijinkan dengan variasi tekanan ditunjukan pada Tabel 6.5.
2. Pada pengujian terhadap dudukan valve tertutup, penambahan kebocoran sebesar
0,0012 liter/jam dari ukuran valve nominal dapat diijinkan.
Bagian VI | 66
Bagian VI | 67
6.6.4.
PENGGELONTORAN PIPA
Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Kontraktor harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan penggelontoran
memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka atau menguras cabang pembuang (drainase
branch), mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan
cabang pembuang akan diperintahkan oleh Direksi.
Kontraktor harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila ditemukan
kebocoran selama penggelontoran sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun hasil
pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.
6.6.5.
DESINFEKSI
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air bersih ke pelanggan maka terlebih
dahulu harus dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa
dan membersihkan pipa dari kuman-kuman penyakit dengan larutan desinfektan.
Sebelum berfungsi dalam sistem layanan dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi,
semua pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau valve yang
ada dalam jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan
prosedur berikut ini, atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih rendah, air
ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh Kontraktor dengan cara
dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di ujung pipa yang dibor.
Bagian VI | 68
Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian sehingga
air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Chlorin per liter (mg Cl2/L).
Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang telah diolah
yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
Bagian VI | 69
Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/liter hal tersebut
dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter, harus
ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24 jam.
Jika air ini masih mengandung Chlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang
berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Chlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung Chlorin di
atas, Kontraktor harus mendapat persetujuan tertulis dan Direksi Tenaga Ahli untuk
menggunakannya.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Kontraktor,
tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Kontraktor.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai
kebutuhan bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian dibawah
pengarahan Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
6.7.
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton untuk thrust block, anchor block dan ruang-ruang valve harus sesuai
dengan gambar rencana. Beton penyangga pipa harus sesuai dengan gambar rencana.
Dimensi dan mutu beton untuk thrust block, anchor block dan ruang-ruang valve harus
sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar tipikal/standar, kecuali apabila Direksi
menentukan lain.
Semua pekerjaan beton dan material yang digunakan harus sesuai dengan syarat-syarat
dalam SKSNI T15199103 dan Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan dengan
ketelitian yang tinggi menurut spesifikasi dalam gambar kerja dan instruksi-instruksi dari
Direksi Pelaksana.
Bagian VI | 70
Kontraktor wajib melaksanakan tes-tes, seperti slump test untuk mengetahui dan
mempertahankan mutu beton sesuai dengan ketentuan SKSNI T15199103. Semua
hasil tes harus diketahui dan disetujui oleh Direksi.
Dalam pembuatan bekisting / acuan untuk pengecoran beton harus diusahakan untuk
menjaga kestabilan dari bekisting itu sendiri dan kebocoran-kebocoran yang mungkin
terjadi.
Kesalahan dan ketidakcocokan pekerjaan dengan spesifikasi dan gambar rencana yang
ada menjadi tanggung jawab Kontraktor, dalam hal ini Direksi berhak memerintahkan
untuk membongkar pekerjaan yang telah dilaksanakan dan semua perbaikannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
6.8.
6.8.1.
a.
Titik Tetap
Sebelum pekerjaan dimulai, titik harus dibuat terlebih dahulu (oleh Kontraktor) atas
petunjuk dan disahkan oleh Direksi. Titik tetap ini dipakai sebagai titik utama dalam
pelaksanaan, oleh karena itu tidak boleh terganggu atau mudah rusak.
b.
Sumbu
Piket sumbu dipasang oleh Kontraktor atas petunjuk dan pengesahan Direksi. Piketpiket sumbu harus dipasang sedemikian rupa sehingga cukup jelas dan mudah serta
dijaga supaya tidak berubah.
c.
Profil
Profil atau patok dipasang oleh Kontraktor dan disahkan oleh Direksi. Patok-patok
harus dikontrol terhadap titik tetap dan sumbu-sumbu tersebut. Profil-profil harus
dibuat dari kayu yang berkualitas cukup baik, berukuran sesuai dengan usuk reng
dan harus terpasang dalam kedudukan yang kuat, tidak boleh berubah baik
kedudukan maupun bentuknya.
d.
e.
Menimbun sesuai dengan gambar pada tempat galian untuk pasangan pondasi,
begitu pula bangunan-bangunan yang nyata-nyata termasuk di dalam pekerjaan ini,
dibuat sesuai dengan gambar rencana.
f.
g.
6.8.2.
a.
Pekerjaan galian ini hanya untuk galian perpipaan transmisi dan distribusi utama.
b.
Minimum dalam, lebar dan tempat galian untuk pemasangan pipa berikut
peralatannya harus sesuai dengan gambar pelaksanaan (gambar situasi, profil
memanjang dan melintang serta potongan-potongannya).
c.
Apabila daerah yang digali air tanahnya agak tinggi, maka untuk galian yang
dalamnya lebih dari 1,20 m talud, kanan kiri galian harus dikerjakan sedemikian
rupa sehingga tanahnya tidak mudah longsor.
d.
Pengaturan galian pipa yang horisontal apabila lebih dari 600 m adalah
sebagai berikut : 200 m pertama digali menurun dengan I = 0,004 (4 m/1.000 m),
400 m kemudian digali menaik dengan I = 0,002 (2 m/1.000 m).
e.
f.
Khusus untuk pemasangan pipa dan peralatannya pada tempat-tempat atau jalan
umum, pekerjaan penggalian hanya dapat dilaksanakan setelah Kontraktor melalui
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Bagian VI | 72
Pipa dan peralatannya yang akan dipasang harus sudah siap di lokasi
proyek.
Pekerjaan-pekerjaan untuk pemasangan pipa harus sudah disiapkan di
lokasi proyek.
Peralatan
pengamanan
galian
berupa
rambu-rambu
jalan,
lampu
6.8.3.
a.
URUGAN TANAH
Urugan tanah untuk setiap pekerjaan harus dilaksanakan selapis demi selapis,
dimana tiap-tiap lapis harus dipadatkan dan bersih dari kotoran organik dan
sebagainya dengan maksimum tebal tiap lapisan adalah 30 cm.
b.
Urugan tanah yang dilaksanakan dengan cara yang tidak memenuhi ketentuan
dapat mengakibatkan amblesnya tanah, untuk itu harus dilaksanakan pengerukan
kembali segera setelah perintah pertama dari Direksi dan bila diperlukan urugan
diulang berkali-kali sampai rata dengan tinggi tanah semula sesuai petunjuk Direksi.
c.
d.
6.8.4.
URUGAN PASIR
a.
Untuk setiap urugan pasir, harus disiram dengan air sampai padat.
b.
Apabila pada galian parit pipa didapatkan tanah gembur, maka tanah ini harus
dibuang dan diganti dengan pasir, sehingga didapatkan dasar yang rata dan padat.
c.
Urugan pasir dilaksanakan selapis demi selapis yang masing-masing diisi sampai
padat.
d.
Urugan pasir dilakukan pada sekeliling pipa setebal 15 cm, kecuali untuk
pipa yang memotong jalan harus diurug penuh dengan pasir.
Bagian VI | 73
6.8.5.
a.
b.
c.
sesuai
dengan
syarat-syarat
teknis/petunjuk
dari
pabrik
pipa
yang
bersangkutan, misalnya pipa asbes cement dengan alat potong pipa khusus
kemudian dengan alat perapih ujung pipa, pipa galvanized iron dengan pemotong
sniy pipa dan sebagainya.
d.
Pipa steel dengan las atau rubber ring dengan alat penyambung giboult atau
dengan sock.
e.
f.
Di sekeliling pipa harus diberi pasir urug sedemikian rupa sehingga terdapat pasir
setebal
yang memotong jalan (crossing) diurug segera dengan pasir pasang penuh, kemudian
tanah bekas galiannya harus segera disingkirkan agar segera dapat dilalui
Bagian VI | 74
kendaraan. Khusus untuk jalan-jalan protokol (lalu lintas) padat dan kendaraankendaraan berat harus dilindungi dengan plat beton bertulang (konstruksi khusus :
gambar pelaksanaan).
g.
Pada
waktu
pemasangan
pipa
harus
diperhatikan
benar-benar
mengenai
kedudukan pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa
yang harus terletak rata, tidak boleh ada batu atau benda-benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari.
h.
Pada waktu pemasangan pipa, parit galian untuk perletakan pipa harus tidak boleh
ada
air
sama
sekali
dan
di
dalam
pipa
harus
diperiksa
kebersihannya.
i.
lain harus diberi blok-blok anker dari beton (beton campuran 1 : 2 : 3) supaya
terhindar dari bergesernya alat-alat tersebut karena tekanan air yang timbul, dimana
besarnya disesuaikan dengan diameter pipa/sesuai gambar.
Semua ujung pipa yang tidak dilanjutkan harus diberi tutup dengan standar blank
j.
flange atau dop, kemudian dari flange atau dop tersebut diberi penahan dari beton
(campuran 1 : 2 : 3).
k.
Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Direksi dan apabila
telah diterima/memenuhi syarat akan dibuatkan Berita Acara :
Pengetesan untuk jenis pipa PVC dengan sambungan rubber ring baru
boleh dilakukan setelah penyambungan pipa yang terakhir (untuk bagian yang
akan dites).
Cara untuk pengetesan pipa ini akan diberikan petunjuk oleh Direksi.
Apabila tidak berhasil, Kontraktor harus mengetahui sebab-sebabnya, kemudian
memperbaikinya dan kalau perlu diadakan pembongkaran-pembongkaran dan
perbaikan kembali yang semuanya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Bagian VI | 75
l.
m.
Setiap pekerjaan pemasangan pipa yang dihentikan pada waktu-waktu di luar jam
kerja, ujung-ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat untuk mencegah
masuknya benda-benda asing/air kotor ke dalam pipa. Material yang digunakan
untuk menutup ujung pipa tersebut harus bersih dan bebas dari minyak/oli, ter atau
aspal atau bahan-bahan pelumas lainnya. Apabila air masuk ke dalam parit sebelum
pemasangan pipa dilanjutkan lagi, tutup rapat ujung-ujung pipa tersebut, jangan
dibuka terlebih dahulu sebelum air di dalam parit galian dipompa sampai kering.
Peil dari perletakan pipa serta dalamnya terhadap muka tanah/jalan aspal harus
n.
diperiksa dengan teliti, bila perlu dengan menggunakan instrumen theodolit dan
waterpass serta disaksikan oleh Direksi.
o.
p.
q.
Pengetesan pipa
= 40%
Galian tanah
= 20%
Urugan kembali
= 5%
Pemasangan pipa
= 20%
Pengaspalan jalan
= 10%
6.8.6.
BOX VALVE
bestek tersebut :
Box valve dapat diubah dari pasangan atau straatport menjadi besi cor,
yang tergantung dari ukuran valve serta atas petunjuk Direksi.
Bagian VI | 76
6.8.7.
a.
PERLINTASAN KALI/SUNGAI
Untuk pipa-pipa yang melintasi kali/sungai bila memungkinan dan diizinkan,
6.8.8.
PERBAIKAN KEMBALI
Catatan :
Rekanan agar mengestimasikan juga masalah road crossing, dimana hal tersebut dan
resikonya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6.9.
PEKERJAAN STRUKTUR
6.9.1.
UMUM
a.
harus terlindung dari hujan, harus diterima dalam zak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup
ventilasinya dan tidak terkena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling
sedikit 30 cm dari lantai. Zak-zak tersebut boleh ditumpuk sampai tingginya
melampaui 2 m dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan
maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
b.
Agregat
Bahan yang boleh dipakai
Agregat harus keras bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung
bahan-bahan yang rusak, seperti bentuk dan kualitasnya bertentangan dan
kualitasnya mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton. Umur daya
tahan beton terhadap keras dari baja tulangan agregat dalam segala hal harus
memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) SKSNI T15199103.
Penyimpanan
Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi percampuran satu sama lain dan pengotoran.
c.
Air
Air untuk adukan dan merawat beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan yang
merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekatan semen.
d.
Baja Tulangan
Jenis penulangan
Batang tulang merupakan baja lunak dengan kekuatan leleh 2.400 kg/cm2 dan
tegangan maksimum 3.600 kg/cm. Bahan-bahan tersebut dalam segala hal harus
memenuhi ketentuan SKSNI T15199103 Jenis U24 untuk diameter lebih kecil
atau sama dengan 12 mm.
Pemasangan
1.
Sebelum beton dicor, baja tulangan harus bebas dari minyak, kotoran, cat,
karat lepas, kulit giling atau bahan-bahan lain yang merusak. Semua
tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat, sehingga tidak dapat
berubah atau bergeser pada waktu pelaksanaan. Tinggi baja tulangan dan
penutup harus tepat agar perubahan-perubahan jarak beton yang disetujui
dapat dipakai.
2.
Bagian VI | 78
15199103.
e.
Cetakan (Bekisting)
Bahan
Bekisting harus memakai kayu kelas II yang cukup kering dan sesuai dengan
finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian, dan dimensi dari beton
sebagaimana diperhatikan dalam gambar. Bekisting harus cukup kuat untuk
menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan gaya-gaya lain yang diterima tanpa
berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan plywood yang bermutu baik.
Untuk beton tidak exposed dapat dipakai kayu terentang tebal minimum 3 cm.
Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa sehingga dapat menahan
getaran yang merusak atau lengkungan akibat tekanan adukan beton yang cair
atau
sudah
padat.
Cetakan
harus
dibuat
sedemikian
rupa
sehingga
1.
Hanya cetakan plywood yang bermutu baik yang boleh dipakai, yang telah
disetujui oleh Pemberi Pekerjaan.
2.
3.
Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor harus ditambal
(diplester) sedemikian rupa sehinggga sesuai dengan warna struktur dan
rupanya dengan permukaan yang berdekatan.
f.
Adukan Beton
Rencana adukan
Nama-nama jenis adukan beton harus diberi agregat kasar atau halus yang
Bagian VI | 79
banyaknya untuk setiap 50 Kg Portland Cement menurut tebal seperti pada Tabel
6.6.
Kekuatan beton
Tidak akan dibuat ketentuan-ketentuan khusus mengenai kubus dari jenis C1 dan
C2. Untuk jenis C3 dan C4 adalah PBI 1971 Tipe K 225.
Campuran dari beton harus sedemikian rupa sehingga mencapai kekuatan kubus
untuk umur 28 hari sebesar 225 Kg/cm2.
Beton ini dipakai sebagai pondasi block (poor), kolom balok tarik, plat lantai dan
lain-lainnya.
Tabel 6.6.
Jenis Adukan Beton Menurut Tebalnya
Jenis
C1
C2
C3
C4
C5
Adukan
1
1
1
1
1
:
:
:
:
:
2:3
2,5 : 5
2:3
2:3
2:3
Agregat
Agregat
Ukuran
Halus
0,12 m3
0,10 m3
0,08 m3
0,08 m3
0,06 m3
Kasar
0,24 m3
0,12 m3
0,12 m3
0,12 m3
0,10 m3
Nasional
38 cm
30 cm
30 cm
28 cm
10 cm
Adukan C1 :
Beton lantai bangunan pompa, tebal 5 cm di bawah semua beton bertulang
tidak dicor ke dalam cetakan.
Adukan C2 :
Jalan setapak sekitar bangunan pompa dan reservoir.
Adukan C3 :
Semua beton bertulang, kecuali untuk yang ditentukan memakai jenis C4.
Adukan C4 :
Kolom atau balok beton bertulang yang mempunyai ukuran 15 cm atau kurang.
Adukan C5 :
Untuk yang menggunakan beton pra cetak.
Bagian VI | 80
Pengadukan
Semua pengadukan beton jenis C2, C3, C4 dan C5 harus dilakukan dengan mesin
pengaduk yang berkapasitas tidak kurang dari 350 liter.
g.
Pengawasan Pondasi
Semua agregat semen harus ditakar dengan seksama, bilamana satu proporsiproporsi tertentu itu tidak dituruti, maka konstruksi yang sudah dicor itu akan
diperintahkan untuk disingkirkan. Proporsi semen yang ditentukan adalah minimum,
jadi tidak akan diizinkan untuk dikurangi.
h.
Pondasi Batu
Pasangan pondasi adalah langsung dari batu kali belah atau batu karang yang keras
tidak berpori dengan batu kali belah/batu karang dengan perekat 1 PC : 2 PS (pasir
yang dipakai adalah pasir pasang). Bagian bawah dari pondasi dipasang lapisan batu
kosong (aanstamping) setebal 15 cm seperti tertera dalam gambar rencana detail
dengan sela-sela diisi pasir urug dan ditumbuk hingga betul-betul rata. Celah-celah
yang besar antara batu diisi dengan batu kricak yang dicocok padat. Batu itu tidak
boleh menyinggung dan diantaranya harus ada perekat.
Dipakai jenis batu yang keras dan mempunyai permukaan kasar, sedangkan batubatu berlapis yang mudah pecah, terlalu tipis dan licin tidak boleh dipakai.
Kedalaman pondasi yang disyaratkan harus dipakai, kecuali kondisi galian yang
menemui batu-batu. Untuk kondisi galian berbatu, pondasi langsung di atas batuan
dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan batu dengan air dan disikat agar
perekat dapat bekerja dengan baik dalam mengikat dasar pondasi dan pasangan
pondasi baru. Perubahan ke dalam pondasi sebagaimana disyaratkan di dalam
gambar akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambah atau kurang.
6.9.2.
KONSTRUKSI BETON
Pekerjaan Persiapan
A.
1.
Los kerja dan gudang bahan harus disediakan oleh Kontraktor pada lokasi
pekerjaan.
2.
B.
Pekerjaan Tanah
Bagian VI | 81
1.
Galian tanah untuk pembuatan bangunan (intake, rumah pompa, dan rumah
gardu listrik, dan sludge drying bed/SDB) harus dilaksanakan seperti yang
tertera dalam gambar baik mengenai lebar, panjang, dalam, kemiringan dan
sebagainya.
2.
3.
Untuk tanah yang lembek (labil) maka penggalian tanah harus secara trap-trap
dan setiap trapnya diberi sistem pengaman, sehingga dapat menghindari
kelongsoran yang akan timbul.
4.
5.
Peil dasar lantai bangunan tidak boleh dianggap bersifat pasti, Direksi dapat
merubah peil tersebut, sehingga pondasi dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya
dan sesuai hasil pengukuran ulang dalam pelaksanaan di lapangan.
6.
Urugan pasir untuk pekerjaan pondasi dilaksanakan lapis demi lapis setebal 20
cm dan masing-masing lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan alat
pemadat tanah mekanis (stamper).
C.
Beton
1. Semen yang dipakai adalah Semen Portland K I atau minimum merk standar dan
memenuhi Standar Industri Indonesia atau merk lain yang setingkat mutunya.
2. Mix design diperlukan untuk mendapatkan mutu beton yang disyaratkan.
3. Pengecoran beton diharuskan memakai beton mixer dengan jumlah yang cukup
dan disetujui oleh Direksi.
4. Pemadatan beton diharuskan memakai beton vibrator dengan jumlah yang cukup.
5. Pemakaian additive di dalam campuran beton untuk maksud-maksud tertentu
tidak diperkenankan, kecuali mendapatkan persetujuan dari Direksi dan
Konsultan.
Bagian VI | 82
40 mm ukuran tunggal
b.
20 mm ukuran tunggal
c.
10 mm ukuran tunggal
9. Air
Air yang digunakan untuk pembuatan dan pengerjaan beton hendaknya berasal
dari PDAM terkait dan pada saat digunakan bebas dari pencemaran, karena :
a.
Akan mempengaruhi
pengeringan
mengurangi daya tekan kubus uji lebih dari 20 % bila diuji dengan PBI
1971.
b.
c.
Air harus bebas dari hidrokarbon dan zat organik yang merusak. Kadar zat
organik dalam larutan tidak boleh lebih dari 500 mg/liter perbandingan berat
dan dalam suspensi tidak lebih dari 50 mg/liter perbandingan berat.
Bagian VI | 83
Besi beton yang digunakan adalah baja U 24 untuk diameter lebih kecil atau
sama dengan 12 mm.
b.
c.
d.
e.
D.
Pengecoran Beton
1. Sebelum melakukan pengecoran, Kontraktor harus mengajukan rencana kerja
detail untuk pekerjaan pengecoran guna mendapatkan persetujuan Direksi.
Rencana kerja tersebut meliputi :
a.
b.
c.
d.
e.
E.
Bagian VI | 84
b.
c.
d.
Meskipun telah dipenuhi persyaratan tersebut di atas, setiap adanya tandatanda kebocoran pada sisi luar bangunan harus secepatnya diperbaiki.
Cara-cara perbaikan :
Bila terjadi rembesan maka harus diperbaiki dengan injeksi dan memakai
bahan obat khusus.
b.
Dari hasil salah satu tes tersebut harus dipenuhi ketentuan bahwa tidak adanya tandatanda kebocoran di bagian sebelah dalam atap bangunan.
6.9.3.
a.
Konstruksi dan ukuran tiang pancang (pile) harus dibuat sesuai dengan gambar
rencana dan disetujui oleh Direksi, tiang pancang yang dipakai harus dari sumber
yang disetujui dan dalam segala hal memenuhi syarat yang dikehendaki oleh SNI 032847-2002 atau JIS A 5335 1987.
Bagian VI | 85
b.
Tiang pancang (pile) harus dibangun pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam
gambar rencana.
c.
d.
Kesalahan
koordinat
tiang
pancang
yang
diperkenankan
adalah
pergeseran
maksimum 7,5 cm. Bila lebih dari batas ini maka harus diadakan perhitungan
kontrol, segala akibat dari pergeseran tersebut menjadi beban Pemborong.
e.
Dalam pemancangan, tiang harus masuk ke dalam tanah secara miring dengan
kemiringannya sudut terhadap vertikal sebesar 12,5 o. Kesalahan yang terjadi harus
diperhitungkan dan perbaikannya menjadi beban pemborong. Untuk mencegah hal
itu, proses masuknya tiang harus diikuti mulai awal sampai selesai.
f.
g.
Setiap akhir pemancangan harus diikuti dengan pengukuran masuknya tiang tiap
pukulan, yang lazim disebut dengan kalendering. Penetapannya harus dilakukan
atas persetujuan Pengawas serta harganya harus dihitung berdasarkan spesifikasi
mesin pancang yang digunakan. Adapun daya dukung tiang yang diharapkan harus
sesuai dengan yang ditentukan oleh Perencana.
h.
Bila waktu pemancangan ada tiang yang menunjukkan hasil kalendering yang
diminta sebelum mencapai kedalaman yang disyaratkan, maka pemancangan harus
dilanjutkan sampai kedalaman yang diminta, kecuali hasil kalendering sudah
mencapai dua kali lipat daya dukung yang diminta (P = 2x daya dukung rencana).
i.
Bila ada tiang yang telah masuk ketanah sampai kedalaman yang diminta, sedang
kalenderingnya belum memenuhi, maka pemancangan harus diteruskan sampai
kedalaman yang harga kalenderingnya sesuai dengan yang telah ditentukan. Bila
diperlukan tambahan panjang tiang pancang, biaya menjadi tanggungan Kontraktor.
j.
k.
Pemakaian jenis mesin pancang dan beratnya palu pemukul harus disesuaikan. Bila
terjadi kerusakan akibat pemancangan, pemborong harus segera menggantikannya.
Bagian VI | 86
l.
Untuk mencegah kerusakan bidang kontak dengan palu, tiang tidak boleh langsung
dipukul, melainkan harus diberi bahan perantara yang biasanya dibuat dari kayu.
6.9.4.
a.
Konstruksi dan ukuran retaining wall harus dibuat sesuai dengan gambar rencana
dan disetujui oleh Direksi, retaining wall yang dipakai harus dari sumber yang
disetujui dan dalam segala hal memenuhi syarat yang dikehendaki oleh SNI 03-28472002 atau JIS A 5325 1983 dan JIS A 5326 1988.
b.
Retaining wall harus dibangun pada lokasi yang tepat yang diperlihatkan dalam
gambar rencana.
c.
Menggunakan Retaining wall Tipe W 450 B 1000 untuk panjang 15 m dan Tipe W
450 A 1000 untuk panjang 12 m Standar Pacific Prestress Indonesia atau yang
setara dengan.
d.
maksimum 7,5 cm. Bila lebih dari batas ini maka harus diadakan perhitungan
kontrol. Segala akibat dari pergeseran tersebut menjadi beban Pemborong.
e.
g.
h.
Pemakaian jenis mesin pancang dan berat palu pemukul harus disesuaikan. Bila
terjadi kerusakan akibat pemancangan, Pemborong harus segera menggantinya.
i.
Untuk mencegah kerusakan bidang kontak dengan palu, retaining wall tidak boleh
langsung dipukul, melainkan harus diberi bahan perantara yang biasanya dibuat
dari kayu.
Bagian VI | 87
6.9.5.
Dalam lingkup pekerjaan ini termasuk di dalamnya pekerjaan pasangan batu bata dan
pasangan trasraam.
a.
b.
Pasangan bata dengan perekat 1 PC : 2 PS bahan pencair dengan air biasa. Pasangan
trasraam harus dibuat pada :
Semua dinding yang berhubungan dengan toilet atau kamar mandi setinggi
165 cm dari lantai.
c.
Tidak diperbolehkan dipasang batu bata yang pernah dipakai (bekas) atau
batu bata yang pecah-pecah.
Semua voog (siar) diantara pasangan batu bata pada hari pemasangan
harus dikeruk sedalam 1 cm pada bagian luar dan dalam.
d.
Semua pasangan ris tebalnya satu bata dan terdiri dari pasangan bata merah
campuran 1 PC : 3 PS (pasir pasang). Pasangan ris juga dilaksanakan untuk
pekerjaan pasangan-pasangan bata lainnya yang tertanam di bawah tanah dengan
tebal satu bata. Bidang-bidang ris harus diplester campuran 1 PC : 1 PS.
e.
Pekerjaan plesteran
Untuk pekerjaan plesteran dilaksanakan sebagai berikut :
Plesteran dinding di atas trasraam terdiri dari campuran yang sama dengan
campuran 1 PC : 3 PS.
Semua plesteran setelah cukup kering, selama satu minggu berturut-turut harus
dibasahi.
6.9.6.
a.
BAJA
Seluruh pekerjan baja / besi harus memenuhi ketentuan untuk pekerjaan baja yang
lazim.
b.
Lingkup pekerjaan bagian ini meliputi pengadaan dari bahan (profil, pelat, baut, mur,
angker,
batang
elektroda
las,
cat
dan
sebagainya),
tenaga,
peralatan
dan
Mutu bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus memenuhi mutu untuk :
1.
adalah BJ 37
(Kekuatan leleh
d.
Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi standar SII, JIS yang berlaku atau
standar lainnya yang sederajat. Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan-bahan,
Kontraktor
diwajibkan
untuk
memberikan
keterangan-keterangan
detail-detail
Bagian VI | 89
seperlunya mengenai bahan-bahan baja yang akan dipakai kepada Pemberi Tugas/
Direksi untuk mendapat persetujuan. Seluruh bahan-bahan baja ini harus lurus dan
tanpa cacat-cacat sebelum dikerjakan. Baja yang ada cacatnya harus diganti/ tidak
dipergunakan.
e.
f.
g.
Gambar
kerja
(shop
drawings)
harus
mengacu
pada
gambar
rencana
dan
i.
Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker, jarak
dan panjang batang dan semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat
lainnya.
j.
Gambar kerja yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara
erection dan lain-lain.
k.
Kontraktor
boleh
mengajukan
alternatif
detail-detail
sambungan
dengan
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada Direksi berupa
contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan Direksi harus
Bagian VI | 90
diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal bulan sebelum jadwal
pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah disetujui.
o.
Kontraktor harus memberi tahu lokasi fabrikasi dan mengijinkan Direksi setiap saat
untuk melihat cara pengerjaan/ fabrikasi di tempat tersebut (workshop Kontraktor).
Kontraktor harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item
kegiatan pekerjaan dan ereksi bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
sementara.
p.
Pemotongan baja dan plat yang lebih tebal dari 9 mm tidak boleh dengan cara
menggunting. Pemotongan dengan las tidak diijinkan kecuali ada ijin khusus dari
Direksi.
q.
r.
s.
Penyambungan dengan baut harus dilakukan dengan cara terbaik yang sesuai
dengan maksudnya, termasuk perlengkapan-perlengkapannya.
t.
Baut yang dipakai baut pas, badan baut harus terdiri dari bagian yang berulir dan
bagian yang tidak berulir disesuaikan dengan tebal baja yang disambung.
u.
2.
3.
v.
w.
Pada dasarnya metode pengelasan yang dipakai adalah las listrik (arc welding).
x.
Batang elektroda yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan sebagai berikut :
1.
4200
Bagian VI | 91
y.
Tebal las sudut yang tertera pada gambar adalah tebal efektif, bukan ukuran kaki
las. jika tidak disyaratkan lain dalam gambar, tebal sambungan las harus diambil
minimum 4 mm. Pada las tumpul, pengelasan harus menghasilkan las dengan
penetrasi penuh, sehingga mempunyai kekuatan paling tidak sama dengan elemen
yang disambung.
z.
6.10.
Bagian VI | 92
e. Media filter yang digunakan dari bahan yang tidak berubah bentuk, keras,
dan kuat, paling tidak seperti pasir silika.
f. UC mengikuti kriteria filter cepat yaitu 1,3 sampai 1,7.
Seluruh unit pengolahan dilindungi dengan atap agar lumut dan ganggang tidak
tumbuh dengan cepat.
Pondasi IPA dari strouss pile untuk menopang plat penyangga yang didukung
dengan analisis perhitungan yang menunjukkan bahwa pondasi cukup kuat
untuk menahan beban.
Pipa-pipa yang digunakan jenis Galvanis Iron (GI) dengan Kelas Medium A.
Valve-valve dilengkapi sesuai dengan fungsi dan kebutuhan.
Dalam penawaran telah dilengkapi dengan shop drawing yang detail dan lengkap
dengan dimensi, ukuran, serta keterangan.
6.11.
A.
Persyaratan Umum
1.
Mempunyai Surat Izin Kerja Instalatir (SIKA) Tahun kerja yang berlaku (Pas. Instalasi Klas C).
b.
c.
2.
b.
c.
3.
b.
c.
d.
e.
f.
4.
Gambar-gambar Listrik
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Bagian VI | 94
g.
h.
i.
j.
5.
Pelaksanaan Pekerjaan
a.
b.
6.
b.
c.
Bagian VI | 95
d.
7.
Sistem Koordinasi
Untuk
a.
memudahkan
komunikasi
teknis,
Pemimpin
Kontraktor
Lapangan
yang
harus
dapat
b.
Kegiatan pelaksanaan,
8.
Pengujian/Testing
a.
b.
c.
d.
Bagian VI | 96
e.
Garansi
Semua pekerjaan, pemasangan, perlengkapan dan bahan yang telah
a.
dipasang oleh Kontraktor harus digaransi selama 3 (tiga) bulan sejak masa
penyerahan pertama.
Selama masa garansi ini semua perlengkapan, bahan dan pengerjaannya
b.
yang kurang baik/rusak (yang bukan disebabkan oleh salah pakai, salah
operasi)
harus
secepatnya
diganti
atau
diperbaiki
atas
tanggungan
Kontraktor.
10. Lain-lain
a.
b.
B.
Persyaratan Teknis
11. Kabel yang Digunakan
a.
Kabel yang digunakan pada pekerjaan ini adalah kabel yang sudah
direkomendasi oleh LMK menurut standar PUIL/SPLN/SII dengan merek
Kabelindo, Kabelmetal, Supreme atau Tranka.
b.
c.
ke
Panel
Pompa /
Junction Box.
4).NYY 1 KV digunakan untuk :
12. Saluran Kabel Distribusi dan Instalasi Tenaga (Pompa dan Peralatannya)
a.
Kabel NYY /
dalam batas halaman lokasi dan sedalam 100 cm untuk saluran di luar batas
halaman dan di tepi jalan.
b.
Bagian bawah galian diberi alas pasir 10 cm dan urugan pasir setebal 15
cm di atas kabel, di atas lapisan pasir tersebut dilindungi dengan batu merah
yang dipasang melintang serapat mungkin. Berikutnya diurug dengan tanah
galian sampai permukaan tanah.
c.
Di atas jalan galian kabel di setiap belokan atau bagian saluran yang
lurus dengan panjang maksimum 50 m dipasang patok kabel (cable marker)
dengan ukuran seperti gambar.
d.
Kabel NYY yang ditanam harus dilindungi pipa PVC AW, diletakkan
rata di dalam lubang galian setelah diberi alas pasir kemudian ditimbun,
sesuai butir a dan b.
e.
f.
Kabel NYY dalam bangunan rumah pompa dipasang pada got kabel yang
tersedia, got harus diisi pasir dan ditutup plat bordes.
g.
h.
Bagian VI | 98
Kabel NYY dipasang pada saddle clamp di tembok dengan jarak klem
i.
maksimum 50 cm, kabel dan tembok ke peralatan ditanam dengan pipa PVC
C berdiameter yang sesuai.
Kabel-kabel dipasang dan diatur sedemikian rupa sehingga aman, rapi,
j.
k.
Panel harus terbuat dari plat baja, dengan rangka yang terbuat dari besi
siku atau besi plat yang dibentuk dan diberi cat dasar dengan meni tahan
karat serta difinish dengan cat bakar warna abu-abu. Ketebalan plat baja
untuk dinding adalah 1,5 mm dan pintu 2 mm.
2.
3.
Pada dinding panel bagian sisi kiri dan kanan harus disediakan lubang
ventilasi serta pada bagian dalamnya diberi plat/lapisan pelindung
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya tusukan secara langsung
terhadap bagian-bagian dalam panel yang bertentangan.
4.
Pada circuit breaker, sepatu kabel, kabel incoming dan out going serta
terminal penyambungan kabel harus diberi indikasi/label mengenai
nama beban atau kelompok beban yang dicatu daya listriknya.
b.
1.
Bagian VI | 99
a.
b.
c.
d.
e.
Busbar
harus
ditopang
kokoh
pada
rangka
konstruksi
dengan
c.
1.
2.
3.
Circuit breaker yang digunakan dari Tipe MCCB dan MCB yang dilengkapi
dengan thermal overcurrent release dan electromagnetic overcurrent release
yang rating ampere tripnya dapat diatur.
4.
5.
6.
Breaking capacity dan rating circuit breaker yang digunakan harus sebesar
yang tercantum pada BQ.
7.
8.
Pemasangan
komponen-komponen
tersebut
harus
rapi
dan
kokoh
Bagian VI | 100
1.
b.
c.
b.
Badan panel terbuat dari plat baja tebal 1,5 mm, sedangkan pintu panel
terbuat dari pelat baja tebal 2 mm.
c.
e.
Setiap panel harus menggunakan wartel mur (cable gland) untuk jalan
keluar / masuk kabel sesuai banyaknya pengaman yang terpasang di
dalamnya.
f.
Pintu panel harus dilengkapi dengan handle yang dapat dikunci dengan
kunci berkualitas baik.
g.
h.
Panel peralatan dicat empat kali, cat dasar anti karat dua kali dan cat
akhir epoxy paint dua kali. Bagian dalam dengan warna putih, bagian luar
dengan warna oranye. Untuk panel penerangan bagian luar dicat dengan
warna abu-abu.
i.
Bagian VI | 101
a.
b.
Ukuran standar yang dipergunakan untuk pompa ini adalah SII (Standar
Industri Indonesia) dan apabila dalam standar SII tidak ada maka yang
digunakan Standar International yang dapat diterima dan standar desain
pabrik yang dipakai setidak-tidaknya sama ata sesuai dengan spesifikasi
teknik yang diterapkan.
c.
d.
Pada Pompa harus terpasang label dari bahan tahan karat yang
menjelaskan spesifikasi mengenai Nama Pabrik,Debit Pompa,Head,Model dan
Kode Nomer seri dan data-data lain yang diperlukan.
e.
Flange hisap dan tekan harus sesuai dengan Standar ISO 2531 PN 10
f.
g.
h.
i.
Bagian VI | 102
Bagian VI | 103
Bagian VI | 104
16. Umum.
a. Sebelum pompa dipasang harus dilakukan pengecekan bersama antara
pelaksana dan pengawas lapangan,bahwa barang dalam keadaan baik dan
siap dipasang.
b. Prosedur pemasangan pompa harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik
serta menggunakan material handling sesuai ketentuan pabrik.
c. Khusus untuk pompa Centrifugal sebelum dilakukan pemasangan,pondasi
dudukkan harus sudah kuat dan dalam keadaan rata.
d. Untuk pompa Subnersible ,sebelum dilakukan pemasangan peralatan dan
perlengkapan pompa harus tersedia lengkap di lokasi.
e. Pemasangan Pompa harus dilakukan secara hati-hati agar tidak berakibat
fatal.
Bagian VI | 105
Sistem pentanahan yang digunakan pada instalasi ini adalah sistem PNP
(Pentanahan Netral Pengaman) sesuai aturan yang digunakan pada PUIL
2000.
k.
l.
m.
o.
Box Panel
b.
Komponen Panel
: Lokal
: Socomec
MCCB.MCB
: MG
Magnetic Contactor
: Telemecanique
: GAE
: GAE
Lampu Indikator
: Telemecanique
Push button
: Telemecanique
Emergency Stop
: Telemecanique
c.
Busbar
d.
Kabel
e.
Tranformator
: Unindo, Trafindo
f.
Inverter
: MG, ABB,Danfoss
g.
Pompa
: Grundfos,Lowara,Ebara.
: Import
:
Bagian VI | 107
Bagian VI | 108