Professional Documents
Culture Documents
PETUNJUK TEKNIS
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
BERBASIS KOMUNITAS (PLPBK)
PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM)
MANDIRI PERKOTAAN
Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta Karya - Kementerian Pekerjaan Umum
PRAKATA
Petunjuk Teknis ini merupakan penjabaran dari Pedoman Teknis PLPBK, sebagai
petunjuk operasional pelaksanaan setiap tahapan kegiatan PLPBK. Petunjuk Teknis
PLPBK ini merupakan revisi dan penyempurnaan dari beberapa petunjuk teknis PLPBK
Tahun 2012. Agar lebih memudahkan bagi para pelaku, beberapa petunjuk teknis
sebelumnya disusun dalam satu dokumen Petunjuk Teknis Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) 2013.
Petunjuk Teknis ini memuat, ketentuan umum, tahapan PLPBK, perencanaan
partisipatif, pemasaran sosial, pelaksanaan pembangunan, evaluasi dan keberlanjutan,
ketentuan BLM PLPBK dan pengadaan tenaga ahli pendamping perencanaan partisipatif
& pemasaran.
Petunjuk teknis ini hanya diberlakukan pada lokasi-lokasi PLPBK yang ditetapkan tahun
2013 dan seterusnya. Semoga dengan adanya buku petunjuk teknis ini
penyelenggaraan kegiatan PLPBK dapat berjalan lebih baik sesuai tujuan yang
diharapkan.
DAFTAR ISI
Prakata ........................................................................................................................ iii
Daftar Isi ...................................................................................................................... v
Daftar Singkatan.......................................................................................................... vii
Bab I Pendahuluan..................................................................................................... 1
1.1 Pengertian ............................................................................................................. 2
1.2 Persyaratan ........................................................................................................... 2
1.3 Tahapan Kegiatan PLPBK Tingkat Kabupaten/Kota dan Kawasan Prioritas ........ 3
Bab II Perencanaan Partisipatif ................................................................................ 6
2.1 Pengertian ............................................................................................................. 6
2.2 Tahap Persiapan ................................................................................................... 6
2.2.1 Penyepakatan Kawasan Prioritas ................................................................. 6
2.2.2 Lokakarya dan Sosialisasi ............................................................................ 6
2.3 Tahap Perencanaan .............................................................................................. 7
2.3.1 Membangun Visi .......................................................................................... 7
2.3.2 Pemetaan Swadaya..................................................................................... 7
2.3.3 Penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas .................................................... 12
2.3.4 Perumusan Aturan Bersama ..................................................................... 19
2.3.5 Penyusunan Rencana Pengelolaan Kawasan ...........................................21
Bab III Pemasaran Sosial ........................................................................................ 26
3.1 Pengertian ........................................................................................................... 26
3.2 Ruang Lingkup .................................................................................................... 26
3.3 Peran Pelaku ....................................................................................................... 27
3.4 Langkah-langkah ................................................................................................. 27
3.5 Keluaran (output) ................................................................................................. 27
3.6 Waktu Pelaksanaan ............................................................................................. 28
Bab IV Ketentuan Pelaksanaan Pembangunan .................................................... 29
4.1 Tahap Persiapan Pelaksanaan Konstruksi .......................................................... 30
4.1.1 Penyiapan Organisasi Pengelola O&P....................................................... 30
4.1.2 Penajaman Rencana Kerja ........................................................................ 30
4.1.3 Musyawarah Persiapan Pelaksanaan Konstruksi ...................................... 31
4.1.4 Pelatihan (Coaching) Administrasi dan Pelaksanaan Konstruksi .............. 31
4.1.5 Pembuatan dan Pemasangan Papan Nama Kegiatan............................... 31
4.2 Pelaksanaan Pembangunan (Konstruksi) .......................................................... 32
4.2.1 Pencairan Dana ........................................................................................ 32
4.2.2 Mobilisasi Tenaga Kerja/ Bahan/ Alat ....................................................... 32
4.2.3 Musyawarah Pengadaan Bahan dan Alat ................................................ 32
4.2.4 Praktek Kerja di Lapangan/ On Job Training (OJT) ............................... 33
4.2.5 Pelaksanaan Konstruksi/Fisik .................................................................. 33
4.2.6 Supervisi Pelaksanaan Konstruksi ........................................................... 35
4.2.7 Rapat Evaluasi Kemajuan Lapangan ....................................................... 37
4.2.8 Pemantauan Dampak Lingkungan Kondisi 50% & 100% ......................... 37
4.2.9 Dokumentasi (Photo-photo) kondisi 50% dan 100% ................................ 38
4.2.10 Perubahan Pekerjaan dilapangan .......................................................... 38
4.2.11 Penyelesaian Pekerjaan KSM .................................................................39
4.2.12 Sertifikasi/ Pemeriksaan Kegiatan ...........................................................39
DAFTAR SINGKATAN
BKM
BLM
BOP
DED
IPM
KBP
KMP
KMW
Korkot
KSM
LKM
LPD
LPJ
OC
OSP
PBL
PJM Pronangkis
PJOK
PKS
PLPBK
PMU P2KP
PNPM MP
PPK
PS
RAB
RTPLP Kawasan Prioritas
Satker
SEL
SIM
SKPD
TAPP
TIPP
TKPKD
TA UP
UP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENGERTIAN
a. Petunjuk Teknis ini merupakan penjabaran isi Pedoman Teknis sebagai petunjuk
operasional dalam pelaksanaan kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman
Berbasis Komunitas (PLPBK)
b. Petunjuk teknis PLPBK ini berisi ketentuan dan tata cara tahapan pelaksanaan
seluruh rangkaian kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLPBK)
c. Tahapan PLPBK adalah seluruh rangkaian kegiatan yang harus dan perlu dilakukan
dalam melaksanakan Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas
(PLPBK). Mulai dari sosialisasi di tingkat
kota/kabupaten melalui lokakarya
kota/kabupaten dilanjutkan dengan sosialisasi masal sampai dengan tertatanya
kembali kawasan prioritas
d.
1.2 PERSYARATAN
Beberapa persyaratan yang perlu dipenuhi dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK, antara
lain:
a. Ada kemauan masyarakat untuk mewujudkan lingkungan permukiman di Kawasan
Prioritas yang teratur, aman, dan sehat, sesuai kebutuhan kehidupan dan
penghidupannya
b. Tersedia kebijakan dan dokumen rencana pembangunan Kabupaten/Kota yang
akan mempengaruhi perkembangan pembangunan Kawasan Prioritas, seperti
(RTRW, RDTR, RPJMD, SPPIP, RTBL dan lain-lain)
c. Tersedia atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan tanah serta
kepemilikan tanah eksisting berskala 1 : 1.000
d. Warga masyarakat, terutama di kawasan prioritas bersedia menata kembali
lingkungan permukiman mereka dengan segala konsekuensinya
e. Telah terbentuk BKM/LKM dengan kategori kinerja Berdaya
f. Tersedia dokumen hasil pemetaan swadaya yang dihasilkan melalui siklus PNPM
Mandiri Perkotaan
g. Tersedia dokumen PJM Pronangkis yang dihasilkan melalui siklus PNPM Mandiri
Perkotaan
h.
Tersedianya RPJM Kelurahan berbasis ruang selaras dengan kebijakan/rencanarencana pembangunan Kabupaten/Kota, sebagai rujukan penyusunan rencana
kawasan prioritas.
1.3 TAHAPAN KEGIATAN PLPBK DITINGKAT KOTA/KABUPATEN DAN KAWASAN
PRIORITAS
Rangkaian kegiatan PLPBK tingkat Kota/Kabupaten dan Kelurahan dilaksanakan secara
terpadu, untuk memperkuat proses Kolaborasi Pemerintah Kota/Kabupaten dan masyarakat
dalam penyusunan perencanaan pembangunan kawasan prioritas. Proses keterpaduan
tersebut dapat memberi keuntungan bagi keduabelah pihak, diantaranya adalah:
Memudahkan upaya sinkronisasi perencanaan pembangunan tingkat Kota/Kabupaten
dan kawasan yang lebih luas terhadap perencanaan Kawasan Prioritas
Memudahkan penyampaian kebijakan dan rencana-rencana pembangunan dari
Pemerintah Kota/Kabupaten kepada masyarakat
Memudahkan penyampaian aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Kota/Kabupaten
yang dapat diwujudkan kedalam kebijakan dan program-program pembangunan
Kota/Kabupaten
Memudahkan upaya pemerintah Kota/Kabupaten atau Tim Teknis PLPBK dalam
memberikan bantuan dan bimbingan teknis kepada TIPP dan relawan yang
diselenggarakan melalui forum-forum konsultasi intensif di tingkat Kota/Kabupaten
Berikut ini adalah tahapan kegiatan di setiap tingkat:
a. Tahapan Kegiatan Tingkat Kota/Kabupaten
Rangkaian kegiatan PLPBK ditingkat Kota/Kabupaten, antara lain meliputi:
i) Sosialisasi/Lokakarya, untuk memahami konsep dan prinsip-prinsip pelaksanaan
PLPBK serta memahami kawasan prioritas yang diusulkan masyarakat selaras
dengan kebijakan dan rencana-rencana pembangunan Kota/Kabupaten
ii) Forum-forum konsultasi yang diselenggarakan untuk menyepakati hasil
kesepakatan setiap rangkaian kegiatan PLPBK ditingkat Kelurahan
iii) Penyelenggaraan kegiatan/event pemasaran sosial/penggalangan kemitraan
b. Tahapan Kegiatan Tingkat Kelurahan
Kegiatan PLPBK di tingkat kelurahan adalah berupa sosialisasi, lokakarya, forumforum konsultasi, dan penyelenggaraan kegiatan pemasaran sosial/penggalangan
kemitraan.
c. Tahapan Kegiatan Tingkat Kawasan Prioritas
Rangkaian pelaksanaan kegiatan PLPBK ditingkat Kawasan Prioritas dimulai dari
kegiatan sosialisasi/lokakarya sampai dengan penyusunan RTPLP Kawasan
prioritas, pemasaran sosial dan pelaksanaan pembangunan serta proses
pelaksanaan tahapan PLPBK lanjutan secara mandiri, oleh masyarakat dan
pemerintah Kota/Kabupaten.
Keterpaduan pelaksanaan kegiatan PLPBK ditingkat Kota/Kabupaten dan Kawasan
Prioritas, disajikan pada Gambar 1.1 berikut ini.
Lokakarya
Kota/Kab.
Pokja/ Tim
Teknis Pemda
Terbentuk
TIPP
Terbentuk
RTPLP
Kawasan
Prioritas
TAHAP PERENCANAAN
Pemetaan
Swadaya
Tahapan Kegiatan
TAHAP PERSIAPAN
Sosialisasi
Tingkat
Kelurahan
Lokakarya
Kelurahan
Kota/Kab.
Sosialisasi
Tingkat
Pelaksanaan
Pembangunan
Penggalangan
Kemitraan
Persiapan
Keberlanjutan
(Proses
pelaksanaan
kegiatan PLPBK
BAB II
PERENCANAAN PARTISIPATIF
2.1 PENGERTIAN
a. Perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan yang melibatkan seluruh
pemangku kepentingan ditingkat Kelurahan maupun tingkat Kabupaten/Kota (BKM &
UP-UP, Lurah dan jajarannya, TIPP, Tim Teknis, kelompok peduli, warga miskin,
perempuan, anak-anak/remaja, orang tua dan relawan aktif Kelurahan) secara
partisipatif dan aktif. Partisipasi yang dimaksud utamanya adalah dalam pengambilan
keputusan dan kesepakatan bersama dalam merumuskan perencanaan
pembangunan kelurahan.
b. Perencanaan partisipatif intinya mencakup tahapan Persiapan, Pemetaan Swadaya
dan penyusunan RTPLP Kawasan Prioritas.
c. Esensi perlunya dilakukan setiap tahapan perencanaan partisipatif wajib dipahami
warga, BKM, Lurah dan pemangku kepentingan lainnya, agar warga dan pemangku
kepentingan lainnya mampu melanjutkan pelaksanaan kegiatan perencanaan
partisipatif secara mandiri dengan dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota.
2.2 TAHAP PERSIAPAN
Tahap persiapan dalam proses perencanaan partisipatif ini diantaranya melakukan kegiatan,
sebagai berikut.
2.2.1
2.2.2
BKM, Lurah dan TIPP dengan fasilitasi Tim Teknis PLPBK segera melakukan
perekrutan Tenaga Ahli Pendamping Perencanaan dan Pemasaran (TAPP) atau
tenaga ahli pendamping sesuai kebutuhan perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan Kawasan Prioritas.
Dalam konteks PLPBK, identifikasi dan analisis merupakan kegiatan Pemetaan Swadaya.
Sedangkan perumusan rencana diwujudkan dalam penyusunan RTPLP, Aturan Bersama,
dan Rencana Pengelolaan Kawasan. Tahapan-tahapan tersebut akan dijelaskan pada sub
bab di bawah ini.
2.3.1
Membangun Visi
Membangun visi merupakan kegiatan merumuskan gambaran lingkungan
permukiman ideal di masa mendatang yang akan dicapai sebagai hasil akhir
penataan suatu kawasan yang direncanakan. Sebelum menentukan visi, masyarakat
melakukan kegiatan refleksi mengenai isu, persoalan dan potensi di Kawasan
Prioritas, mereview hasil PS siklus PNPM sebelumnya, dan mereview visi dan
kebijakan pembangunan kawasan yang lebih luas, antara lain PJM Pronangkis, visi
kelurahan dan kota/kabupaten). Berdasarkan kondisi dan visi yang ada di
wilayahnya, masyarakat menyepakati visi lingkungan permukiman ideal yang akan
dicapai melalui PLPBK.
Proses membangun visi ini dapat dilaksanakan dengan berbagai cara dan metode
seperti FGD, perlombaan, maupun ide-ide kreatif lokal dari masyarakat. Pelaksanaan
kegiatan ini difasilitasi oleh Fasilitator dan Pemerintah Kota/Kabupaten.
2.3.2
Proses Pemetaan Swadaya
Catatan: Data atau peta yang diperlukan terkait isu permukiman antara lain mencakup
data kependudukan, tata guna lahan, status kepemilikan tanah, sosial-ekonomi,
ketersediaan sarana prasarana, nilai-nilai/budaya masyarakat, kelembagaan, risiko
bencana, maupun data-data lain yang tematis sesuai kebutuhan pencapaian visi serta
karakteristik lokal.
b. Pelaksanaan Pemetaan Swadaya
i) Identifikasi Kendala dan Potensi Kawasan Prioritas menuju Visi
Agar masyarakat memahami kondisi wilayahnya dan seberapa jauh kondisi
tersebut agar dapat mencapai visi, maka diperlukan identifikasi kendala dan
potensi terlebih dahulu melalui pengumpulan data primer dan sekunder.
Penentuan data yang diperlukan dilakukan ketika persiapan PS.
Berikut ini langkah-langkah identifikasi kendala dan potensi menuju visi:
Pengumpulan data primer dan data sekunder
Pengumpulan data primer antara lain dilakukan dengan:
- Pengamatan Lapang
- Wawancara/kuesioner/FGD
Pengumpulan data sekunder antara lain dilakukan dengan:
-
Review PJM
Dokumen-dokumen kelurahan
Dokumen-dokumen rencana wilayah yang lebih makro
Konsultasi dengan perangkat lurah dan Tim Teknis mengenai kondisi
dan rencana wilayah yang lebih makro
ii) Analisis dan Penetapan Kendala dan Potensi Utama Kawasan Prioritas
menuju Visi
Dengan berbagai data yang sudah disajikan dalam peta, grafik, dan tabel,
masyarakat didampingi tim ahli melakukan analisis agar memahami kondisi
yang ada di kawasan prioritas, baik di masa kini (eksisting) maupun
proyeksinya di masa depan. Kondisi di kawasan prioritas dipengaruhi
berbagai hal yang ada di dalam kawasan prioritas maupun di kawasan yang
lebih makro, seperti kawasan yang bersebelahan, kelurahan, maupun
kota/kabupaten. Di kawasan yang lebih makro, selain kondisi eksisting yang
berpengaruh ke kawasan prioritas, rencana yang sudah ditetapkan seperti
RTRW, RDTR, PJM Pronangkis, dan kebijakan lainnya, dapat berpengaruh
juga ke kawasan prioritas di masa depan.
Hasil analisis disajikan ke dalam peta-peta tematik secara informatif serta
siap digunakan sebagai alat analisis perencanaan kawasan prioritas. Berikut
ini langkah-langkah analisis:
Memahami kondisi eksisting kawasan prioritas terkait kendala dan potensi
menuju visi. Analisis yang dilakukan antara lain:
- Analisis tata guna lahan dan penataan bangunan
- Kajian sosial, nilai-nilai/budaya masyarakat dalam rangka
mewujudkan visi
- Analisis risiko bencana
- Analisis daya dukung dan daya tampung kawasan prioritas, seperti
kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, ketersediaan lahan
- Analisis kebutuhan pelayanan sarana prasarana
- Analisis kegiatan ekonomi lokal
Catatan:
2.3.3
Peran Pelaku
a. Pelaksana: TIPP, Pokja/Tim Perencanaan, BKM, UP-UP, Lurah
b. Peserta: Masyarakat, terutama di kawasan prioritas
c. Fasilitator: TAPP, Fasilitator Kelurahan, Tim Korkot
iv) Rencana investasi pembangunan kawasan prioritas
v) DED untuk kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Prioritas
Rencana investasi adalah suatu rencana pembiayaan pembangunan dari RTPLP
yang telah disusun dan disepakati BKM, Lurah, Tim Teknis dan Masyarakat.
Rencana investasi ini disusun untuk menerjemahkan program-program dan
kegiatan pembangunan ke dalam bentuk rencana investasi pembangunan
kawasan prioritas untuk kurun waktu 5 tahun, sesuai jangka waktu perencanaan.
Tujuan dari penyusunan rencana investasi adalah sebagai alat untuk mendorong
para pihak untuk menjalin kemitraan pembangunan.
Perlu dibuat kriteria yang disepakati oleh BKM, Lurah, dan masyarakat, untuk
membuat prioritas dalam rencana investasi. Kriteria tersebut minimal harus
memenuhi ketentuan berikut:
i) Rencana Investasi sesuai dengan Visi yang telah dibangun
ii) Prioritas rencana investasi yang memberikan dampak besar bagi masyarakat
miskin agar memiliki permukiman yang teratur, aman, dan sehat
iii) Prioritas kegiatan terpilih dilaksanakan secara efektif dan efisien
iv) Prioritas kegiatan terpilih akan dikelola secara berkelanjutan
v) Mempertimbangkan pengurangan risiko bencana
Rencana investasi setidaknya memuat:
i) Deskripsi umum program
ii) Organisasi Pokja Pengelola
iii) Komponen kegiatan
iv) Sumber dan bentuk pendanaan
v) Waktu dan Tahapan pelaksanaan
vi) Lampiran-lampiran pendukung sesuai kebutuhan
Rencana investasi disusun bersamaan saat penyusunan RTPLP Kawasan
Prioritas. Rencana investasi ini diimplementasikan sebagai acuan pelaksanaan
pembangunan dan penggalangan kemitraan pada saat diselesaikannya dokumen
RTPLP Kawasan prioritas. Contoh matriks rencana investasi dapat dilihat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Rencana Investasi Pembangunan Kawasan Prioritas
Pendanaan
Program
Volume
/Komponen Kegiatan
1. Ruang Terbuka
Hijau
1.1. Penataan
taman
lingkungan
- drainase.
(detil)
- pagar ..
1.2. Pengadaan
bibit tanaman
Kebutuhan
dana
Sumber
Bentuk
Tahun
Nilai
(Rp)
2014
2015
2016
dst
Keterangan
10 M
........
100 juta
........
.......
........
.......
150 juta
BLM
In cash
Dinas
Kehutanan
In kind
1.3. dst....
dan persyaratan-persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh KSM/pelaksana atau
kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan fisik.
i)
Pada pelaksanaan PLPBK, tahapan yang harus dilakukan dan disiapkan dalam
proses penyusunan dokumen DED ini adalah sebagai berikut:
Catatan :
Secara detail tahapan perencanaan teknis / penyusunan DED mengacu kepada Petunjuk
Teknis Perencanaan Infrastruktur
Penyusunan DED boleh dilaksakana oleh pihak ketiga. Jika dilaksanakan oleh pihak ketiga,
maka dapat menggunakan biaya perencanaan dengan pagu maksimum Rp. 7 juta
Kegiatan kawasan prioritas yang direncanakan/DED, minimal senilai Rp.850 juta, namun
demikian jika ada pihak lain (investor) ingin bermitra maka dapat dilakukan penyusunan DEDnya sekaligus dan tambahan biaya penyusunannya dibebankan kepada investor
Tabel 2.2 : Keluaran Dokumen DED
NO
KOMPONEN
SUB KOMPONEN
1. Gbr denah Situasi (site plan)
Gambar Rencana
2. Gbr Tampak
3. Gbr potongan (melintang dan memanjang)
4. Gbr Detail Potongan
1. Analisa Harga Satuan
2. Harga Satuan
3. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan
RAB
RKS
3. Lingkup Pekerjaan
4. Persyaratan Bahan
5. Persyaratan Pelaksanaan
Dokumen Lain
2.3.4
Tujuan
Alat kontrol dalam kehidupan sehari-hari bagi warga/komunitas untuk mewujudkan
lingkungan permukiman yang teratur, aman dan sehat.
Keluaran
b. Dokumen Aturan Bersama
Isi aturan bersama bersifat tumbuh dan dapat dilengkapi secara bertahap sesuai
kebutuhan. Untuk memudahkan upaya implementasi dan alat kontrol
pembangunan, maka sebaiknya isi dokumen aturan bersama dapat
dikelompokkan, sebagai berikut:
i) Urusan pembangunan dan penataan lingkungan permukiman.
ii) Urusan pengembangan kegiatan usaha/ekonomi lokal.
iii) Urusan sosial dan pelestarian nilai dan kearifan lokal.
iv) Urusan kelembagaan/unit pengelola pembangunan.
c. Terbentuknya lembaga tingkat komunitas yang disepakati bersama yang
berperan dan bertanggung jawab dalam pengendalian dan pengelolaan
implementasi isi kesepakatan aturan bersama. Lembaga yang dimaksud
dikoordinasikan oleh UP-UP dan BKM, dengan melibatkan unsur pemerintahan
Desa/Kelurahan, RT, RW, tokoh masyarakat, lembaga adat, kelompok
perempuan/PKK, dll.
Peran Pelaku
a. Pelaksana: TIPP, Pokja/Tim Perencanaan, UP-UP, BKM, dan Lurah
b. Peserta: Warga kawasan prioritas, lembaga adat, tim teknis, tokoh masyarakat
dan kelompok masyarakat peduli
c. Fasilitator: Fasilitator Kelurahan, TAPP
Catatan: Aturan Bersama sebaiknya dibuat sangat sederhana dan menjadi pegangan setiap
kepala keluarga agar mudah diimplementasikan. Kaitannya dengan Rencana Pengelolaan
Kawasan, cantumkan di Aturan Bersama hanya yang terkait kewajiban yang harus dilakukan
seluruh masyarakat.
2.3.5
Tujuan
a. Membangun sistem ditingkat masyarakat/komunitas untuk melaksanakan fungsi
kontrol, perencanaan, pengendalian, pengawasan dan pemeliharaan hasil-hasil
pembangunan di Kawasan Prioritas dan Kelurahan secara menyeluruh.
b. Memastikan proses pembelajaran perencanaan partisipatif, kemitraan dan
pelaksanaan pembangunan dapat dilanjutkan oleh masyarakat secara mandiri,
melalui optimalisasi peran dan fungsi lembaga pengelola pembangunan
kawasan/kelurahan yang dibentuk dan disepakati bersama.
c. Membangun sistem yang mampu mengendalikan pengelolaan hasil-hasil
pembangunan hanya dikuasai kelompok-kelompok tertentu yang tidak berpihak
pada upaya untuk mewujudkan kesejahteraan warga miskin.
d. Membangun kepercayaan (trust) kepada para pihak termasuk dunia usaha yang
akan bermitra dengan masyarakat dalam merealisasikan rencana investasi yang
telah disusun dan disepakati masyarakat.
Keluaran
Rencana Pengelolaan Kawasan, yang setidaknya berisi:
a. Organisasi Pengelola antara lain :
i) Struktur organisasi
ii) Peran, tugas, fungsi dan tanggungjawab (Job desc)
iii) Status hukum organisasi (legalitas)
b. Aturan main:
i) Mekanisme pengelolaan
ii) Kemanfaatan bagi orang miskin
iii) Strategi pemasaran
iv) Mekanisme kerjasama dengan pemanfaat dan pihak ketiga
v) Pembagian keuntungan (untuk kegiatan yang bersifat profit)
c. Hubungan antar lembaga:
i) Organisasi Pengelola
ii) BKM
iii) Kepala Desa/Kelurahan
iv) Pihak Ketiga
Peran Pelaku
a. Pelaksana: TIPP, UP-UP, BKM dan Lurah dengan dukungan Pemerintah
Kabupaten/Kota
b. Peserta: KSM, Lembaga adat, warga kawasan prioritas, dan kelompok peduli
c. Fasilitator: Fasilitator Kelurahan
Keterangan:
No.
Penanggung jawab
Utama
Fungsi
TIPP, BKM
TIPP, BKM
UP-UP, BKM
UP-UP, BKM
PLPBK merupakan upaya penataan lingkungan permukiman yang komprehensif, direpresentasikan oleh
dokumen-dokumen keluarannya. Setelah proses perencanaan, PLPBK tidak hanya melaksanakan
pembangunan fisik saja, tetapi juga pengelolaan kegiatan sosial-ekonomi masyarakat, serta edukasi
masyarakat melalui perumusan Aturan Bersama, Rencana Pengelolaan Kawasan, dan Pemasaran Sosial.
Melalui kegiatan Pemasaran Sosial juga PLPBK memfasilitasi kemitraan dengan pihak lain untuk
keberlanjutan.
BAB III
PEMASARAN SOSIAL
3.1 PENGERTIAN
Pemasaran Sosial PLPBK adalah kegiatan mempengaruhi pemikiran, sikap dan
perilaku
masyarakat, serta membangkitkan kepedulian Pemerintah Daerah dan
Kelompok Peduli dengan menjual gagasan melalui proses dan hasil perencanaan
partisipatif & RTPLP Kawasan Prioritas. Masyarakat yang dimaksud adalah warga yang
tinggal di kawasan prioritas maupun di luar kawasan prioritas, untuk pencapaian visi
kawasan prioritas.
"
#
!
LANGKAH-LANGKAH
No
1
Kegiatan
Persiapan
Langkah-langkah
Pelatihan TAPP
Pelatihan TIPP
Pelaku
Keluaran
Tim
Korkot/Peman
as
TAPP, Tim
Faskel
Advokasi
Penyusunan dokumen
Strategi Pemasaran
Sosial
Promosi metodologi
partisipasi
Pengakuan RTPLP
Mempengaruhi kebijakan
pelayanan publik
Pengajuan anggaran
TAPP,TIPP,
Tim Teknis
Dokumen Strategi
Pemasaran Sosial
Tim Korkot,
TAPP, TIPP,
Tim Teknis
Pengesahan RTPLP
Perda mendukung RTPLP
RTPLP diakomodir dalam
Perencanaan Kota/Kab
Replikasi
Kemitraan
Edukasi
Identifikasi partner
potensial
Presentasi RTPLP/AB
Lobi negosiasi calon
partner
Kampanye media
Sosialisasi gagasan
perubahan sosial
Pengembangan media
warga
Pemulihan modal sosial
warga
Pengembangan
kapasitas warga
Tim Korkot,
TAPP
BKM, TIPP,
Tim Faskel,
Lurah
3.5 KELUARAN
Dokumen strategi pemasaran sosial yang berisi nilai jual RTPLP dalam memasarkan
gagasan perencanaan, program pembangunan, rencana investasi dan aturan bersama
kepada masyarakat, pihak pemerintah, sektor privat dan kelompok peduli.
3.6 WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan pemasaran sosial PLPBK dilakukan sejak awal sosialisasi dan
dilakukan secara menerus dan berkala.
Catatan: Apabila dalam satu wilayah Kabupaten/Kota dan Provinsi memiliki lebih dari 1
Kelurahan PLPBK, maka pelaksanaan kegiatan pemasaran sosial ditingkat Kota/Kabupaten,
Provinsi dan Nasional dapat dilakukan bersama dengan pembiayaan bersama. Pembiayaan
bersama diatur atas kesepakatan bersama dan mendapat dukungan dari Pemerintah
Kota/Kabupaten.
BAB IV
KETENTUAN PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN
Tahap Pelaksanaan kegiatan pembangunan yang dijelaskan dalam Petunjuk Teknis ini
adalah pembangunan fisik, yang pada dasarnya merupakan pelaksanaan kegiatan tahapan
pemanfaatan dana dalam Siklus kegiatan PLPBK. Kegiatan dalam tahapan ini pada garis
besarnya dibagi atas 2 tahapan yaitu :
4.1.2
4.1.3
4.1.4
4.1.5
4.2 PELAKSANAAN PEMBANGUNAN (KONSTRUKSI)
4.2.1
Pencairan Dana
Pencairan pemanfaatan dana pembangunan fisik dari BKM kepada KSM dapat
dilakukan 2 (dua) tahap/termin, dengan ketentuan : (i). Jika nilai BLM yang tercantum
dalam proposal/SPPD-L kurang atau sama dengan Rp. 30 juta dapat dlakukan
dengan cara cash/tunai. (ii). Jika nilai BLM yang tercantum dalam proposal/SPPD-L
lebih besar Rp. 30 juta maka dilakukan dengan cara transfer melalui rekening KSM.
Adapun ketentuan pencairan setiap tahap/termin secara rinci diatur terpisah dalam
bahasan Bab 8 Ketentuan BLM PLPBK.
4.2.2
4.2.3
BKM, wakil UPL, Kepala Desa/Lurah, Tomas setempat dan Tim Konsultan.
(Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci dapat dilihat pada buku Tatacara
Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi dicetak terpisah).
4.2.4
4.2.5
Pelaksanaan Konstruksi/Fisik
Pelaksanaan
Konstruksi
adalah
serangkaian
pelaksanaan
kegiatan
pembangunan/fisik sarana & prasarana untuk mewujudkan bangunan yang
direncanakan. Termasuk juga disini adalah kegiatan-kegiatan penanganan Dampak
Lingkungan/mitigasi dan dampak sosial yang telah direncanakan. Dalam
pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana tersebut, harus
diperhatikan kesesuaian dari spesifikasi teknis (persyaratan teknis) agar bangunan
yang dibuat lebih aman dan kuat sehingga benar-benar dapat dimanfaatkan lebih
lama. Pelaksanaan setiap jenis pekerjaan/kegiatan membutuhkan cara-cara
penanganan yang berbeda-beda sesuai spesifikasi dari masing-masing jenis
prasarana tersebut.
Untuk itu maka pelaksanaan kegiatan pembangunan infrastruktur harus mengacu
pada ketentuan-ketentuan teknis, cara pelaksanaan kegiatan sebagaimana
ditetapkan dalam pedoman teknis pembangunan prasarana, baik untuk kegiatan
yang didanai melalui swadaya maupun melalui BLM.
Untuk menjaga capaian hasil pekerjaan fisik tetap berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan teknis yang berlaku maka pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana
& prasarana oleh KSM dapat dilakukan selain dengan cara gotong-royong juga dapat
dilaksanakan dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga 1 yang lebih mampu,
khususnya untuk pekerjaan yang memerlukan teknologi yang rumit/sulit atau tidak
mampu ditangani oleh masyarakat sendiri.
Tujuan Pelaksanaan melalui cara kerjasama oleh KSM dengan pihak ketiga ini
adalah selain untuk memenuhi persyaratan teknis konstruksi, juga untuk
meningkatkan prinsip transparansi, akuntabilitas pelaksanaan dan sekaligus dapat
menjadi wahana pembelajaran bagi masyarakat dalam hal pekerjaan yang
memerlukan teknologi yang rumit/sulit. Penting untuk diperhatikan bahwa
pelaksanaan dengan cara kerjasama ini bukanlah ditujukan untuk mencari
keuntungan finansial bagi KSM melainkan semata-mata untuk memenuhi
persyaratan teknis dan prinsip-prinsip diatas.
Metode Kerja atau cara kerja adalah merupakan cara bagaimana pekerjaan
konstruksi dilaksanakan. Apakah menggunakan tenaga kerja atau dengan peralatan
berat/besar.
Pada prinsipnya penentuan metode kerja telah dilakukan sejak awal perencanaan
teknis sebelumnya, seperti tahap penyusunan RAB, Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan. Dengan tetap mengacu pada metode kerja yang telah dibuat
sebelumnya tersebut maka pada tahapan ini peranan metode kerja lebih difokuskan
untuk memilih dan menentukan bagian mana dari pekerjaan yang akan ditangani
sendiri atau ada yang perlu dipihak ketigakan.
Untuk pelaksanaan kegiatan PNPM, maka metode pelaksanaan pekerjaan
konstruksinya dapat dilaksanakan dengan salah satu metode kerja berikut :
a. Metode Gotong-Royong, adalah pelaksanaan kegiatan konstruksi dengan cara
mengunakan tenaga kerja murni swadaya dari masyarakat setempat;
b. Pengadaan Bahan Bangunan atau Peralatan Konstruksi (alat berat/besar) dengan
nilai biaya diatas Rp. 50 Juta. (Penjelasan tatacara pengadaan ini secara rinci
dapat dilihat pada buku Tatacara Pengadaan Bahan/Alat Konstruksi).
Penting untuk diperhatikan bahwa meskipun kegiatan tertentu dapat dilakukan
dengan cara kerjasama dengan pihak ketiga, hal tersebut bukan berarti bahwa
tanggunjawab pelaksanaan kegiatan berpindah kepada pihak ketiga tersebut,
tetapi tetap ada ditangan KSM sendiri. Jadi KSM harus bisa
mengendalikan/mengatur semua kegiatannya agar sesuai dengan hasil yang
diharapkan, termasuk kegiatan yang dikerjakan oleh pihak ketiga (bila ada).
4.2.6
Pengawasan pelaksanaan pembangunan prasarana pada prinsipnya dilakukan
terhadap semua aspek kegiatan, namun demikian dalam proses pengawasan ini
dapat difokuskan pada 5 (lima) aspek-aspek pengawasan pelaksanaan berikut :
a. Volume pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi,
disupervisi antara lain, adalah :
yang perlu
i)
Jenis dan volume tiap pekerjaan, termasuk dimensi atau ukuran konstruksi
yang tercantum dalam daftar kuantitas dan gambar rencana, apakah sesuai
dengan kondisi pada saat supervisi;
ii) Kondisi lokasi, apakah sesuai dengan perencanaan/gambar atau ada
perubahan;
iii) Apakah secara keseluruhan bangunan dapat berfungsi/bermanfaat;
iv) Termasuk juga disini adalah apakah semua rencana pengamanan dampak
lingkungan dan sosial sudah dilaksanakan;
b. Mutu/Kualitas pekerjaan, yang perlu disupervisi antara lain, adalah :
i)
iv) Apakah dilaksanakan pembukuan Keuangan dengan baik;
v) Apakah aspek kontribusi swadaya masyarakat dipenuhi.
e. Administrasi pelaksanaan, yang perlu disupervisi, adalah :
i)
4.2.8
daftar yang sama (checklist tadi) di cocokkan lagi, apakah semua tindakan yang
telah direncanakan telah dilakukan atau belum. Dan terakhir,
b. Di akhir konstruksi (kondisi kemajuan selesai 100%), daftar yang sama (checklist
tadi) dicocokkan lagi dibandingkan dengan rencana aslinya guna memastikan
bahwa semua tindakan pengamanan yang telah direncanakan.
Keseluruhan kegiatan pemantauan diatas dilakukan baik oleh KSM sendiri maupun
oleh UPL dan Tim Konsultan dilapangan.
4.2.9
c. Adanya perubahan jumlah total dana BLM yang digunakan dari rencana semula,
misalnya SPPD-L semula Rp. 15 Juta berubah menjadi Rp. 14 Juta;
Sertifikasi disini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh tim untuk memeriksa dan
menilai capaian kualitas dan pemanfaatan dari sarana & prasarana yang telah
dibangun oleh KSM, apakah hasil pelaksanaan pembangunan sarana & prasarana
telah memenuhi persyaratan teknik (kualitas yang baik) dan dapat bermanfaat lebih
lama. Sedangkan hasil yang diharapkan dari kegiatan Sertifikasi ini adalah adanya
rekomendasi atas kelayakan (kualitas dan manfaat) dari sarana dan prasarana yang
telah dibangun tersebut.
Melalui kegiatan sertifikasi ini diharapkan dapat terjadi proses pembelajaran
masyarakat untuk mewujudkan kebutuhkan akan sarana & prasarana yang
berkualitas baik (berfungsi, kuat dan tahan lama) dan dapat bermanfaat bagi
masyarakat secara berkesinambungan .
Uraian secara terinci dari pelaksanaan sertifikasi dapat dilihat pada buku Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Infrastruktur PNPM Mandiri Perkotaan (dicetak terpisah).
BAB V
MONITORING DAN EVALUASI
KEGIATAN PLPBK
5.1 PENGERTIAN
Monitoring merupakan kegiatan pencatatan, pencermatan, dan analisis untuk melihat
dan memahami apakah kegiatan program berjalan sesuai dengan yang direncanakan,
sementara Evaluasi lebih ditujukan untuk melihat dan mengukur apakah pendekatan dan
hasil kegiatan mengarah pada pencapaian tujuan program yang diharapkan. Monitoring
dan evaluasi bukan hanya alat untuk mengukur sebaik apa kegiatan yang sudah
dilakukan tetapi juga untuk memformulasikan bagaimana kegiatan dapat dilakukan
dengan lebih baik.
Monitoring dan evaluasi dalam kegiatan PLPBK dimaksudkan untuk memberi jaminan
kualitas pelaksanaan kegiatan melalui proses umpan balik kepada masyarakat dan para
pelaksana program. Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam kegiatan PLPBK dirancang
sebagai bentuk dukungan manajerial terhadap pencapaian kinerja kegiatan PLPBK,
dalam konteks ini kegiatan monitoring dan evaluasi dipersepsikan sebagai kegiatan yang
terencana dan sistemik sehingga akan menjadi bagian yang melekat utuh terhadap
kegiatan siklus program. Fokusnya terutama ditujukan untuk (i) memantau apakah
kemajuan kegiatan sesuai rencana dan apakah kegiatan dilaksanakan dengan
pendekatan dan mekanisme yang telah ditetapkan; (ii) melihat perubahan-perubahan
yang terjadi di masyarakat akibat adanya program; serta (iii) meningkatkan kualitas
pelaksanaan kegiatan.
Kegiatan monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan PLPBK menggunakan
dua pendekatan, yaitu (i) monitoring rutin yang dilakukan oleh pendamping program
bersama masyarakat yang ditujukan untuk menjaga serta mengawal Komponen Proses
agar tetap berada dalam koridor serta ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan, serta
(ii) monitoring dan evaluasi partisipatif yang dilakukan para stakeholders bersama
masyarakat untuk menjamin adanya upaya-upaya yang terus menerus untuk
memperbaiki kinerja program (continuous improvement), model komunikasi yang
dibangun adalah dialog antar pelaku untuk berbagi peran dan tanggung jawab dalam
menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi dalam pelaksanaan program.
5.2 LINGKUP KERJA MONITORING DAN EVALUASI
Kegiatan monitoring dan evaluasi pada kegiatan PLPBK akan difokuskan untuk
memastikan agar aspek-aspek utama yang mendukung kinerja pelaksanaan program
dapat dijaga dan dicapai dengan baik sehingga output maupun outcome kegiatan dapat
sejalan dengan tujuan dan sasaran program. Aspek-aspek utama tersebut terdiri dari:
a. Kelompok Sasaran; masyarakat miskin dan kawasan prioritas
i) Pelibatan masyarakat miskin, laki-laki, perempuan, dan rentan terlibat dalam
proses pengambil keputusan di seluruh tahapan kegiatan
ii) Kawasan terpilih adalah kawasan padat dan kumuh dengan PLP sesuai
kebutuhan masyarakat miskin
iii) Penataan lingkungan permukiman di kawasan prioritas memberikan dampak bagi
perbaikan kesejahteraan masyarakat miskin.
b. Kelembagaan mencakup
i) Penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam seluruh proses
pelaksanaan kegiatan.
ii) Koordinasi masyarakat dengan pelaku pembangunan di tingkat lokal dan
kota/kabupaten dalam proses perencanaan dan kegiatan pembangunan
iii) Pelembagaan proses perencanaan partisipatif dalam kegiatan pembangunan
c. Perencanaan dan pelaksanaan
i) Dokumen perencanaan berbasis kebutuhan dan nilai manfaat bagi masyarakat
miskin
ii) Pengelolaan Keuangan LKM berjalan rutin dengan kinerja minimal memadai
iii) Infrastruktur yang dibangun berkualitas baik dan kegiatan pengelolaan serta
pemeliharaan dapat berjalan
d. Pengarusutamaan pembangunan
i) Pengurangan Risiko Bencana
ii) Pengamanan lingkungan dan pengamanan sosial
iii) Berorientasi gender
Aspek-aspek utama diatas dihasilkan dari kegiatan monitoring yang dilakukan pada
keseluruhan kegiatan PLPBK dari mulai tahap persiapan, perencanaan, pelaksanaan
hingga kegiatan dalam rangka keberlanjutan program. Fokus pemantauan pada masingmasing tahapan adalah sebagai berikut:
a. Monitoring & Evaluasi Tahap Persiapan Program
No
Kegiatan
Kinerja Kegiatan
1.
Sosialisasi
PLPBK Tingkat
Pusat,
Kota/Kabupaten,
dan Kelurahan
Kegiatan Sosialisasi
terlaksana di setiap
kegiatan
Dukungan komitmen
stakeholders dalam
pelaksanaan program
2.
Pengukuhan dan
Penguatan
Kapasitas TIPP
TIPP mampu
mengorganisir
masyarakat dalam
proses perencanaan
partisipatif
3.
Rekruitmen
TAPP
TAPP mampu
menjalankan tugas dan
No
Kegiatan
Kinerja Kegiatan
fungsinya dalam :
Mendampingi proses
penyusunan RTPLP
kawasan prioritas
yang dilakukan oleh
masyarakat
Mendampingi
penyusunan strategi
dan rencana kerja
pemasaran
Memberdayakan
masyarakat dalam
proses perencanaan
dan pemasaran sosial
Kinerja Kegiatan
No
Tahap Kegiatan
1.
Pemetaan
Swadaya
Rangkaian kegiatan
PS dibangun secara
partisipatif
PS dapat
menemukenali
potensi dan masalah
di kawasan prioritas
Kesepakatan
penentuan dan
pengembangan
kawasan prioritas
melibatkan warga
miskin, kelompok
rentan, dan
perempuan
2.
Penyusunan
Rencana Tindak
Penataan
Lingkungan
Permukiman
(RTPLP)
Kawasan
Prioritas
No
Tahap Kegiatan
Kinerja Kegiatan
3.
Pemasaran
Sosial
No
Tahap Kegiatan
1.
Pembentukan
dan Penguatan
Kapasitas KSM
2.
Penyusunan
Proposal
Proposal diverifikasi
dan disetujui
3.
Pelaksanaan
Kegiatan
Pembangunan
Infrastruktur yang
dibangun berkualitas
baik dan bermanfaat
bagi warga miskin
Infrastruktur yang
dibangun dikelola
dengan baik oleh
masyarakat secara
transparan dan
akuntabel
No
Tahap Kegiatan
Kinerja Kegiatan
4.
d.
Pertanggungjaw
aban
Pelaksanaan
Kegiatan
Seluruh kegiatan
pembangunan dapat
dipertanggungjawabk
an kepada
masyarakat
Tahap Kegiatan
1.
Pelembagaan
PLPBK
Kinerja Kegiatan
Kegiatan PLPBK
berkelanjutan
Replikasi
Penyelesaian
masalah di Kawasan
Prioritas
Terlembaganya
tahapan PLPBK
5.3 LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN MONITORING & EVALUASI
Kegiatan Monitoring & Evaluasi partisipatif dirancang secara lentur sesuai dengan
kondisi yang ada dan kebutuhan pemantauan yang diharapkan dapat memberikan
dukungan nyata terhadap peningkatan kinerja pelaksanaan program secara
keseluruhan. Kegiatan ini sebenarnya dapat dilakukan kapan saja namun karena
biasanya ada keterbatasan sumber daya dan waktu dari para pelaku monitoring maka
sebaiknya kegiatan Monitoring & Evaluasi ini disesuaikan dengan kondisi lapangan
dengan tetap menjaga kebutuhan atau kepentingan pemantauan kualitas pelaksanaan
kegiatan terhadap keseluruhan kinerja program.
Dalam konteks pelaksanaan PLPBK, kegiatan Monitoring & Evaluasi Partisipatif akan
difokuskan untuk memantau kinerja pelaksanaan kegiatan pada tahap (1) persiapan, (2)
perencanaan partisipatif pada kegiatan Pemetaan Swadaya dan penyusunan RTPLP,
(3) pelaksanaan kegiatan (fisik dan non-fisik), serta (4) keberlanjutan. Keempat tahapan
diatas adalah simpul yang penting untuk dipantau kualitasnya karena akan sangat
berpengaruh terhadap kinerja keseluruhan program PLPBK. Selain kegiatan Monitoring
& Evaluasi Partisipatif yang melibatkan para stakeholders dan masyarakat, kegiatan
monitoring dan evaluasi dikombinasikan dengan kegiatan monitoring yang sifatnya rutin
yang dilakukan oleh para pendamping (Konsultan) bersama masyarakat.
Tim kerja Monitoring & Evaluasi Partisipatif terbagi dalam 2 level, yaitu:
a. Tingkat Kelurahan; Tim terdiri dari para pemangku kepentingan (stakeholders)
ditingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa, yaitu Camat, PJOK, Lurah, LKM, TIPP,
TAPP, relawan warga, KSM, dan Penerima manfaat
b. Tingkat Kota; Tim terdiri dari para pemangku kepentingan tingkat kota/kabupaten,
terdiri dari TKPKD, SKPD terkait, Tim Teknis PLPBK, Forum BKM/LKM, Kelompok
Peduli, Korkot/Askot, dan Lembaga lain yg relevan. Stakeholders tingkat Provinsi
dan Pusat yang berkepentingan melakukan monitoring sifatnya bias berkolaborasi
dengan Tim Monitoring & Evaluasi tingkat kota yang sudah ada
c. Tingkat Konsultan dan Proyek; Tim terdiri dari Tim Fasilitator, Tim Korkot, OSP,
KMP, dan PMU.
Monitoring dan Evaluasi dilaksanakan dengan metode-metode sebagai berikut:
a. Monitoring dan Evaluasi Program
Monitoring program PLPBK dilakukan melalui mekanisme yang sama dengan
monitoring lain pada PNPM Perkotaan, yaitu dengan SIM, website, uji petik, studi, dll.
b. Monitoring dan Evaluasi Partisipatif
Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan Monitoring & Evaluasi Partisipatif dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
BAB VI
KEBERLANJUTAN KEGIATAN PLPBK
6.1 PENGERTIAN
a. Kegiatan PLPBK sebagai bagian dari program PNPM Mandiri Perkotaan masuk
dalam tahapan akhir proses transformasi sosial. Kondisi ini tentunya memerlukan
inisiasi kemandiirian, komitmen dan dukungan kuat masyarakat dan pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melanjutkan pelaksanaan kegiatan PLPBK diwilayahnya.
b. Tahap keberlanjutan ini merupakan tahapan penting untuk mengukur keberhasilan
proses pembelajaran masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota secara kolaborasi
dalam menyusun perencanaan, melaksanakan pembangunan dan menjalin
kemitraan kepada para pihak.
6.2 TUJUAN
Mendorong
tumbuhnya
inisiasi kemandirian
masyarakat dan
pemerintah
Kabupaten/Kota untuk melaksanakan ulang tahapan siklus dan dalam rangka
melembagakan atau internalisasi proses pembelajaran setiap tahapan PLPBK
6.3 SYARAT-SYARAT
a. Adanya inisiasi, komitmen dan keinginan kuat dari BKM, Lurah, masyarakat dan
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk melaksanakan kegiatan PLPBK secara mandiri.
b. Tahapan perencanaan partisipatif, pemasaran sosial dan pelaksanaan
pembangunan telah selesai dilakukan
c. Tersedianya dokumen RTPLP Kawasan prioritas, Aturan Bersama, dan Rencana
Pengelolaan Kawasan sebagai media evaluasi untuk mewujudkan keberlanjutan
program
6.4 LANGKAH-LANGKAH PERSIAPAN KEBERLANJUTAN
a. Tingkat Masyarakat dan Kota/Kabupaten
No
1
Tahapan
Melakukan evaluasi awal
a. Hasil perencanaan
partisipatif (Dokumen
RTPLP Kawasan Prioritas
dan Aturan Bersama
Pelaku
Hasil
Keterangan
Fasilitator: Tim
Fasilitator
Kelurahan
b. Hasil pelaksanaan
pembangunan fisik
c. Hasil Kegiatan Pemasaran
Sosial
Proses perencanaan
pembangunan tahap berikutnya
disempurnakan
Proses pelaksanaan kegiatan
pemasaran disempurnakan
No
2
Tahapan
Pelaku
BKM, Lurah,
Lembaga
Pengelola
pembangunan
kawasan dan Tim
teknis
Fasilitator: Tim
Korkot
b. Melakukan evaluasi
efektifitas fungsi dan tugas
pokok lembaga pengelola
pembangunan kawasan
Melakukan sosialisasi
program kerja 1 tahun
kedepan
Penyusunan dan
penyepakatan Rencana
kerja perencanaan,
Pemasaran Sosial dan
pelaksanaan pembangunan
BKM, Lurah,
TIPP dan Tim
Teknis
Penguatan Lembaga
Pengelola Pembangunan
Kawasan
BKM, Lurah,
Lembaga
Pengelola
Pembangunan
dan Tim teknis
Hasil
yang telah disempurnakan
Keterangan
Teridentifikasi berbagai
kelemahan/kekurangan
pelaksanaan kegiatan PLPBK
Teridentifikasi efektifitas dan
keterpaduan pelaksanan
kegiatan perencanaan,
pemasaran dan pelaksanaan
pembangunan kawasan
Teridentifikasi berbagai
kekurangan/kelemahan
pelaksanaan tugas dan fungsi
Lembaga pengelola dalam
mendayagunakan dokumen
perencanaan, pelaksanaan kegiatan
pemasaran dan pembangunan
kawasan
Tersusunnya LAPORAN AKHIR
Terusunnya program dan
rencana kerja
Tersusunnya Rencana kebutuhan
anggaran untuk melaksanakan
rencana program minimal 1 tahun
kedepan
Warga setempat mengetahui dan
sepakat dan mendukung isi program
kerja
Masyarakat dan pemerintah
Kabupaten/Kota melaksanakan
Proses perencanaan partisipatif,
pemasaran dan pelaksanaan
pembangunan secara mandiri
Melakukan pembenahan
internal untuk mewujudkan
optimalisasi fungsi dan tugas
Lembaga Pengelola
Pembangunan
Fasilitator: Tim
Korkot
Proses pelaksanaan kegiatan PLPBK lanjutan mulai dilakukan masyarakat secara mandiri dan bertahap
b. Tingkat Program
i) Serangkaian evaluasi atau studi
ii) Pendampingan untuk memastikan pelembagaan PLPBK di tingkat Nasional,
Kota/Kabupaten, dan masyarakat
BAB VII
TATA PERAN PELAKU
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK, sebagai bagian dari program PNPM
Mandiri Perkotaan, perlu dibentuk tim/pokja/panitia sebagai pengelola kegiatan yang sama,
sesuai kebutuhan. Tim pengelola kegiatan tersebut diharapkan dapat menjalankan peran,
tugas dan fungsi secara kolaboratif.
7.1 PELAKU TINGKAT PUSAT
Pelaku tingkat pusat terdiri dari: Unit Manajemen Program P2KP (PMU P2KP), Satker
P2KP dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) serta didukung Konsultan Manajemen
Pusat (KMP) dan Advisory.
7.2 PELAKU TINGKAT PROVINSI
Pelaku tingkat provinsi terdiri dari: Satker Penataan Bangunan dan Lingkungan tingkat
provinsi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Provinsi dan didukung Tim OSP/ Konsultan
Manajemen Wilayah (KMW) PNPM Mandiri Perkotaan. Institusi atau pemangku
kepentingan lain yang secara langsung berperan dalam pelaksanaan program tergabung
dalam TKPKD dan KBP Provinsi.
Peran pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan PLPBK adalah :
a. Melakukan sosialisasi kegiatan PLPBK kepada instansi pemerintah ditingkat provinsi
dan pemerintah Kabupaten/Kota penerima kegiatan PLPBK.
b. Melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendukung pelaksanaan
PLPBK
c. Melakukan koordinasi dan pembinaan teknis Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
mengendalikan pelaksanaan kegiatan PLPBK sebagai bagian dari program PNPM
Mandiri Perkotaan di wilayah kerjanya, secara tepat waktu dan tepat sasaran,
d. Membentuk Tim Seleksi lokasi PLPBK tingkat provinsi.
e. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan PLPBK dan sekaligus menerima
laporan tahunan dari Pemerintah Kabupaten/Kota tentang pelaksanaan kegiatan
PLPBK di wilayah kerjanya,
f. Mengalokasikan anggaran biaya operasional pelaksanaan PLPBK di tingkat Provinsi,
secara tepat waktu dan sesuai kebutuhan.
g. Berperan aktif dalam membangun kemitraan antar kota/kabupaten dan kelompok
peduli dalam rangka pelaksanaan kegiatan PLPBK dan mendukung programprogram penataan permukiman yang direncanakan masyarakat dan pemerintah
kota/kabupaten.
permukiman berbasis komunitas (PLPBK) serta sarana komunikasi, koordinasi
dan sinergi pemerintah daerah dengan masyarakat dalam pelaksanaan PLPBK.
c. Tim Teknis PLPBK bertugas selama pelaksanaan program PLPBK di
kota/kabupaten tersebut, yang akan dievaluasi pada setiap akhir tahun
pelaksanaan tugas dan fungsinya.
d. Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, Bupati/Walikota dapat meninjau dan
memperbaharui SK tentang Tim Teknis PLPBK apabila dipandang perlu dan
sesuai kebutuhan untuk lebih mendukung efektifitas pelaksanaan maupun
optimalisasi keberhasilan program PLPBK di wilayahnya.
Fungsi dan tugas pokok Tim Teknis PLPBK adalah:
a. Terlibat aktif dalam setiap tahapan pelaksanaan siklus PLPBK di tingkat
Kelurahan/desa dan Kabupaten/Kota, antara lain:
i) Aktif terlibat dalam proses pembelajaran perencanaan partisipatif (RTPLP
Kawasan Prioritas) sesuai ketentuan-ketentuan teknis yang tertuang dalam
Pedoman Teknis dan Petunjuk Teknis PLPBK;
ii) Aktif terlibat dalam proses pembelajaran kegiatan pemasaran hasil-hasil
perencanaan partisipatif;
iii) Aktif terlibat dalam proses pembelajaran kegiatan pembangunan fisik sebagai
implementasi dari hasil-hasil perencanaan partisipatif.
b. Menyelenggarakan lokakarya dan sosialisasi secara intensif kepada seluruh
lapisan masyarakat dan dinas-dinas instansi terkait dalam rangka mendorong
dan memastikan kolaborasi antara Pemerintah Kota/Kab, BKM/LKM dan
jajarannya, perangkat kelurahan/desa, masyarakat dan Kelompok Peduli
setempat ;
c. Memberikan bimbingan teknis, menyediakan data, peta dasar serta peta tematik
yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK;
d. Melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan dan mendorong pelaksanaan audit
terhadap penggunaan/pemanfaatan dana kegiatan PLPBK yang dilakukan oleh
auditor independen;
e. Mendorong kemitraan antara masyarakat dengan pihak lain;
f. Melaksanakan tugas lain yang diperlukan guna menunjang kelancaran dan
keberhasilan pelaksanaan kegiatan PLPBK.
7.3.2
Satker PIP
Satker PIP Kabupaten/Kota diusulkan oleh Walikota/Bupati dan ditetapkan oleh
Menteri Pekerjaan Umum. Tugas Satker PIP Kabupaten/Kota dalam PLPBK, adalah:
a. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan PLPBK dengan
kegiatan-kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan dan program lainnya, termasuk
program Pemda;
b. Terlibat aktif dalam pengendalian pelaksanaan kegiatan PLPBK;
c. Tugas lain yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri PU.
7.3.3
Sebagai bagian dari tim korkot yang bekerja dalam satu tim untuk
memfasilitasi kegiatan PLPBK ditingkat Kota/kabupaten dan kelurahan/desa.
ii) Mengembangkan kapasitas dan pendampingan kepada Tim Teknis Pemda
untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PLPBK ditingkat kota/kabupaten
maupun kelurahan/desa secara optimal.
iii) Memastikan pendampingan ditingkat kelurahan/desa berjalan dengan baik
serta memastikan kualitas dokumen RTPLP Kawasan Prioritas sesuai
dengan kaidah perencanaan permukiman, tepat sasaran, dan disusun secara
partisipatif.
iv) Bekerjasama dengan Tim Fasilitator dan Tim Korkot lainnya untuk
memastikan pelaksanaan kegiatan PLPBK sesuai master schedule, sesuai
capaian indikator PLPBK dan ter upload dalam data SIM secara tepat waktu
dan berkualitas baik.
v) Bertanggungjawab kepada Korkot dan memberikan laporan secara berkala.
PJOK Kecamatan
Di tingkat kecamatan ditunjuk PJOK (Penanggung Jawab Operasional Kegiatan).
PJOK adalah perangkat kecamatan yang diangkat dan ditetapkan oleh
Walikota/Bupati untuk bertindak sebagai wakil pemerintah dalam menanda tangani
surat perjanjian pemberian bantuan (SPPB) antara pemerintah dan masyarakat,
pengendalian kegiatan di tingkat kelurahan/desa.
Tugas PJOK untuk kegiatan PLPBK adalah :
a. Melakukan koordinasi dan sinkronisasi kegiatan PLPBK dengan Tim Fasilitator
untuk bersama-sama menangani penyelesaian permasalahan dan pengaduan
mengenai pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan di wilayah kerjanya;
b. Melaksanakan administrasi program berupa penandatanganan SPPB,
memproses SPPB ke bank pembayar dan lain-lain;
c. Menyampaikan laporan bulanan kepada bupati/walikota tembusan kepada
Camat;
d. Membuat laporan pertanggungjawaban pada akhir masa jabatannya dan
menyerahkannya kepada Walikota/Bupati paling lambat satu bulan setelah masa
tugasnya sebagai PJOK berakhir;
e. Melakukan pemeriksaan terhadap penggunaan dana yang telah disalurkan
kepada masyarakat (BKM/LKM/KSM/Panitia/dsb) sesuai dengan usulan yang
disetujui Fasilitator.
7.4.3
b. Memfasilitasi dan mendorong TIPP dan pemangku kepentingan lainnya dalam
pelaksanaan PLPBK.
c. Memfasilitasi TIPP mengorganisasikan warga.
d. Ikut serta dalam mengembangkan jaringan BKM/LKM sebagai mitra kerja
Pemerintah Daerah;
e. Wahana untuk menyuarakan aspirasi masyarakat warga yang diwakilinya;
f. Bersama kepala kelurahan/desa merekrut tenaga ahli sesuai kebutuhan.
g. Mengawal proses pengambilan keputusan yang dibutuhkan dalam kegiatan
PLPBK di kelurahan/desanya
h. Peran lain sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam pedoman, petunjuk teknis,
SOP, KAK dll
Peran tambahan UP-UP dalam PLPBK adalah:
a. Mengoordinasikan pengelolaan dan pengendalian Aturan Bersama
b. Mengoordinasikan Lembaga Pengelola
7.5.3
ditempatkan atau bertugas di lokasi proyek (kelurahan/desa) serta memenuhi
persyaratan, sebagai berikut:
Kedua, melakukan presentasi dan diskusi untuk menggali pemahaman,
kreativitas, inovasi dan gagasan awal TAPP dalam penanganan kawasan
prioritas.
Proses ini dihadiri tim seleksi, tokoh masyarakat, warga miskin dan
kelompok peduli. Instrumen penilaian diskusi disusun oleh tim seleksi,
sesuai kebutuhan lokal. Pelaksanaan kegiatan presentasi difasilitasi oleh
tim Korkot.
Ketiga, melakukan wawancara akhir bagi kandidat yang memenuhi syarat,
untuk memastikan kesiapan penugasan TAPP diwilayah Kelurahan
penerima kegiatan PLPBK
Tahap penetapan terhadap calon TAPP terpilih dituangkan dalam Berita
Acara Penetapan dan selanjutnya disosialisasikan kepada warga.
iv) Kontrak Kerjasama dan Pola Penugasan TAPP
TAPP terpilih melakukan penandatanganan kontrak kerjasama secara
individual. TAPP diberi peluang untuk dapat menjalankan tugas secara tim,
namun penandatangan kontrak dilakukan secara individu yang ditunjuk
sebagai koordinator/penanggungjawab tim. Tandatangan Surat perjanjian
kontrak kerjasama dilakukan oleh TAPP terpilih, dan Lurah/Kades yang
diketahui BKM/LKM sebagai pihak pemberi pekerjaan.
Sedangkan durasi penugasan dan pola pembayaran gaji TAPP disarankan
berdasarkan prosentase progres penyelesaian tahapan kegiatan
perencanaan partisipatif dan pemasaran sosial, dengan melampirkan bukti
dokumen dan progres laporan pelaksanaan tugas TAPP.
Apabila dalam proses perekrutan Tenaga Ahli Pendamping terhambat, karena
keterbatasan sumber daya yang tersedia, maka disarankan BKM, Lurah, Tim
Teknis Pemda dan tim Konsultan Pendamping menyepakati untuk untuk melakukan
perekrutan Tenaga Pendamping sesuai kebutuhan lokal. Langkah-langkah yang
dapat dilakukan, adalah:
TIPP pada dasarnya merupakan media atau wadah pembelajaran bagi pemerintah
kelurahan/desa beserta stafnya, BKM/LKM dan kelompok peduli setempat mengenai
penataan lingkungan permukiman berbasis komunitas (PLPBK) serta sarana
komunikasi, koordinasi dan sinergi pemerintah kelurahan/desa dengan masyarakat
setempat dalam pelaksanaan PLPBK.
TIPP menjalankan fungsi dan perannya selama pelaksanaan program PLPBK di
Kelurahan/Desa tersebut, yang akan dievaluasi pada setiap akhir tahun.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut, BKM/LKM bersama Lurah/Kepala Desa dapat
meninjau dan memperbaharui SK tentang TIPP apabila dipandang perlu dan sesuai
kebutuhan untuk lebih mendukung efektifitas pelaksanaan maupun optimalisasi
keberhasilan program PLPBK di kelurahan/desanya.
Tugas utama TIPP adalah:
a. Berkoordinasi dengan BKM/LKM, Lurah/Kepala Desa, tim fasilitator dalam setiap
tahapan kegiatan PLPBK.
b. Bekerjasama dengan TAPP yang akan memberikan dampingan dan bantuan
teknis terkait kegiatan perencanaan dan pemasaran sosial.
c. Menyusun rencana kerja, RAB dan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
PLPBK, bekerjasama dengan BKM/LKM
d. Didampingi TAPP melaksanakan seluruh rangkaian proses penyusunan RTPLP
Kawasan Prioritas, Aturan bersama secara partisipatif dan penyusunan strategi
pemasaran dengan melibatkan masyarakat.
e. Mengorganisasikan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan dan pengambilan
keputusan serta mengkomunikasikan hasil-hasil tahapan siklus kepada seluruh
warga masyarakat.
7.5.5
Relawan
Relawan masyarakat adalah penggerak masyarakat yang mengabdi dengan ikhlas,
peduli dan memiliki komitmen kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya.
Peran utama relawan adalah:
Pelopor perubahan
Penggerak masyarakat
Pengawalan nilai-nilai luhur
Terkait pelaksanaan PLPBK relawan dapat menjadi bagian dari TIPP, KSM, lembaga
pemeliharan ataupun secara aktif berpartisipasi dalam seluruh tahapan kegiatan
PLPBK.
7.5.6
KSM
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) adalah kelompok warga masyarakat
pemanfaat dana BLM PLPBK. KSM ini diorganisasikan oleh tim relawan dan dibantu
oleh tim fasilitator terdiri dari warga kelurahan/desa yang memiliki ikatan
kebersamaan dan berjuang untuk mencapai tujuan bersama.
KSM adalah pelaksana kegiatan sekaligus pemanfaat hasil kegiatan terkait dengan
kegiatan/investasi PLPBK yang didanai dari berbagai sumber. Secara umum tugas
pokok KSM sesuai pedoman pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.
Dalam hal pekerjaan konstruksi cukup besar dan tidak mungkin dilaksanakan oleh
satu KSM, maka dapat dimungkinkan kerjasama beberapa KSM untuk mengelola
pelaksanaan konstruksi
7.5.7
BAB VIII
MEKANISME
BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT
PLPBK
8.1 LINGKUP PENGGUNAAN DANA
Lingkup penggunaan dana BLM PLPBK secara umum terbagi menjadi 2 (dua) kategori
yaitu:
a. Untuk memberikan dukungan biaya perencanaan dan pemasaran sosial meliputi :
i)
ii)
iii)
iv)
Catatan: Pencairan dan pemanfaatan BLM PLPBK harus mengacu kepada prisip pencairan
dan pemanfaatan BLM PNPM yang ada didalam Pedoman Pelaksanaan PNPM Mandiri
Perkotaan (halaman 22-23)
Tabel 8.1 Persyaratan Pencairan dan Alokasi Dana BLM PLPBK
Tahap Pencairan
Tahap I (BLM 1):
Rp. 150.000.000
Alokasi Peruntukan
a.
b.
c.
d.
Tahap II (BLM 2):
Rp. 850.000.000
Syarat Pencairan
8.3 PROSES DAN PERSYARATAN PEMANFAATAN DANA BLM PLPBK
a. Pemanfaatan Dana BLM PLPBK Tahap 1 (maksimal Rp. 150 Jt)
Pemanfaatan dana yang dimaksud adalah dari BKM ke KSM, dengan persyaratan
sebagai berikut :
i) Terbentuk KSM yang disepakati warga dan dinilai layak oleh Tim Fasilitator dan
Korkot
ii) Proposal kegiatan dari KSM yang telah dinilai layak oleh Tim Fasilitator dan
Korkot
iii) Administrasi keuangan (pembukuan sekretariat) telah diverifikasi oleh Tim Faskel
dan Tim Korkot dengan hasil minimal memadai.
b. Pemanfaatan Dana BLM PLPBK Tahap 2 (minimal Rp. 850 Jt)
Pemanfaatan dana BLM PLPBK mengacu pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Infrastruktur (halaman 11).
Pemanfaatan BLM oleh KSM tahap 2 dilakukan 3 (tiga) termin yaitu : Termin I
sebesar 30%, Termin II sebesar 60%, dan Termin III sebesar 10%.
Adapun persyaratan pencairan setiap termin diatur sebagai berikut :
a. Pencairan termin I (30%):
Persyaratan untuk pencairan termin I, yaitu :
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
Terbentuk KSM yang disepakati warga dan dinilai layak oleh tim fasilitator dan
Korkot
Proposal KSM telah dinilai layak oleh Tim Fasilitator dan Korkot
Administrasi keuangan (pembukuan sekretariat) telah diverifikasi oleh Tim
Faskel dan Tim Korkot dengan hasil minimal memadai
SPPD-L (format BLM-3)
Rekening Buku Tabungan KSM (untuk kegiatan yang nilai BLM lebih besar
Rp. 30 juta)
Berita Acara Penarikan Penggunaan Dana (BAPPD), Tahap Pertama (Format
BLM-4)
Rencana Penggunaan Dana (RPD) Tahap Pertama dan diverifikasi
fastek/askot infrastruktur (Format BLM-5)
Terbentuk KSM yang yang disepakati warga dan dinilai layak oleh tim
fasilitator dan Korkot
Administrasi keuangan (pembukuan sekretariat) telah diverifikasi oleh Tim
Faskel dan Tim Korkot dengan hasil minimal memadai
Laporan Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan kepada BKM/UPL minimal 25%
dan telah dipertanggungjawabkan serta telah diperiksa oleh Tim fasilitator dan
Korkot.
Laporan Penggunaan Dana (LPD) Termin II (Format BLM-6);
Berita Acara Penarikan Penggunaan Dana (BAPPD) Termin II (Format BLM4);
Rencana Penggunaan Dana (RPD) Termin Kedua dan diverifikasi fastek/askot
infrastruktur (Format BLM-5).
vi) Surat Pernyataan KSM tentang Kesanggupan Menyelesaikan Seluruh
Kegiatan Fisik dan Laporan Pertangungjawaban (LPJ) sesuai SPPD-L
(Format BLM-6).
BLM
SPM
L-8
L-7
L-6
Pencairan dana
BLM ke Rekening
BKM/LKM
Proses
penerbitan SP2D
oleh KPPN
Verifikasi Dokumen
Pencairan oleh Satker
PBL Prop dan
Penerbitan SPM
SPP
L - 10
L-9
Pemanfaatan
Dana BLM oleh
KSM
Penyaluran Dana
BLM ke KSM
L-5
Verifikasi Dokumen
Pencairan oleh OSP
dan PPK Prop dan
Penerbitan SPP
PP
BLM
L-4
Verifikasi Kelengkapan
Dokumen Pencairan
oleh PJOK dan
Pendamping
(Penerbitan PP BLM)
L-1
L-2
L-3
Bimbingan
Pencairan dana
BLM PLPBK kepada
Tim Faskel
Bimbingan Pencairan
Dana BLM PLPBK
kepada BKM
Penyiapan
Dok.Pencairan oleh
BKM sesuai Tahap
Pengajuan
LAMPIRAN LAMPIRAN
Format Pencairan dan Pemanfaatan
Dana BLM PLPBK
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
71
72
BKM
Kelurahan
Kecamatan
KOTA/Kab
Dokumen PENCAIRAN
BLM
PLPBK - PNPM Mandiri Perkotaan
TAHAP
........
TAHUN .........
: ......................................................
: ......................................................
: ......................................................
: ......................................................
LEMBAR VERIFIKASI
DOKUMEN PENCAIRAN BLM PLPBK PNPM MANDIRI PERKOTAAN
BKM
Kelurahan
Kecamatan
Kota/ Kabupaten
: ....................................................................
: .............................................................
: .............................................................
: .............................................................
Jenis Dokumen
Kelengkapan
Tahap
Ada
1
PP-BLM PLPBK
12
1,2
1,2
1,2
10
Tidak
Kebenaran Pengisian
Data
Benar
Salah
1,2
1
B. Rekomendasi Verifikator
No.
Level
1.
Korkot/Askot
Mandiri........
2.
PJOK Kecamatan......
3.
TEAM LEADER
Prov........ OSP.....
4.
Tanggal
Keterangan/
Catatan
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
73
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$
*%'!"# $./
"" $
$+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++ "#" !%$%#
%!$, $ ++++++++++++++++++++++++) "$ %$% $# "$
!% #
"#" # &"# "# " $ " &# +++++++++++++++++ $"!
)
)%
%$%*
*++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
%"
*++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$,%!$
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
" &#
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
%
*++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$#
* ++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
+
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
% (%
*
!+++++++++++++++++++++++++++++)-
"
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
" (" %"!$!" ###
#$(+
%'!"# $./
"" $
$++++++++++++++++++++++++++
$,%!$+++++++++++++++++++
+++++++++++++++++++++++++++
+++++++++++++++++++
74
"*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
*+++++++++++++++++++
%"
*+++++++++++++++++++
$
*+++++++++++++++++++
$,%!$
*+++++++++++++++++++
"#" $" # # " ./ $% "
"$ "$$%
% # " $)
"* +++++++++++++++++++++++++++++++++++++) $
+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
("$$'*
1+
*+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$
*
" &#+++++++++++++++++++
"#" $""%
"+++++++++++++++++++)
++++++++++++++++++++"$$#"$ #)#%$(
#%$
*++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
$
* "$ "#'( #("$. /+++++++++++++++++++
%"+++++++++++++++++++++++++$++++++++++++++++++++++++++++
$,%!$+++++++++++++++++++++++" &#++++++++++++++++++++"#"
%#('"#("$%"#,$$
$"#++++++++++++++++++++
+++++++)$++++++++++++++++++
$
*++++++++++++++++++++++++++++++++%"++++++++++++++++++
%$(#%$
1+ % "'' "$%' %$% " #"$ (%"
$% #% #("$ . / " !"$ ! #("$
% ,$+$"#%$$##%$!$
!% - #"$ % #%"% !"#("$ %%
!")#$"!"+
2+ % # $ ##% # !"%$% (
$%" #,$%%#,$$%("%+
3+ % "# $% " $$% ( "% $
$%"%"## %$#-
"" $)
##%$%% # #
$$%-$$%()#"$%!"#("$%%!"+
4+ %"$"(%"$%$$ %!#$
% (" # &"# ! , " $,# $ "
$,+++++++++++$"! %
#
$"!"$#!$#" #+
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
75
0(
!
) ")!"
")(((((((((((((((((((((((&#"#(
1( !!# ""# ! !
! " " ! " # ! " # ## "!
#"%& % " !#"% "#
# ""# #!& # " # !% " %
!#"# !#(
2(
# % " !!
) ")!" (((((((((((((((((((( ! #")" #"#
" % & ! "# !# #%& & # #"
") ")!" ((((((((((((((((((( !#")"&
%# $' # "#& " #"#
!#& )"# " " " "!"
! !)"## !! """#" *
" %" "#!(
3( ! ! !"# "# " "! " #&
# ! # " #! " !! ) ")!"
((((((((((( ! #")"( #% "#
!% "# !#"#
.( % .
(.0-(---(---&*
/( % /
#"#
(30-(---(---&*
(.(---(---(---&*
"#
"!# #
&! #"'
"!
"
' ((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
'((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
'(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
'(((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((((
(((((((((((((((((((&(((((((((((((((((((((((((((((((((((((/-((
Pihak Pertama
SNVT PBL Provinsi ......................
( ................................ )
NIP ...................
76
Pihak Kedua,
Koordinator BKM ...................
( .......................... )
Lampiran ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari SPPB dan memiliki ketentuan yang
mengikat.
A. DEFINISI
Kecuali apabila di dalam konteks kalimatnya mengharuskan diartikan lain, istilah yang digunakan dalam
Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan ini diartikan sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Hukum yang berlaku berarti hukum dan segala perangkatnya yang ditetapkan dan dinyatakan
berlaku di Pemerintah Indonesia;
SPPB berarti Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan Dana yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak, dimana persyaratan umum terlampir, bersama-sama dengan seluruh dokumen yang
ditandatangani;
Persyaratan Umum berarti persyaratan umum pada SPPB ini;
Pemerintah berarti Pemerintah Indonesia, yang dalam hal ini Satker P2KP Pusat
Pihak Pertama berarti SNVT PBL Provinsi ................... yang bertindak atas nama Pemerintah
Indonesia;
Pihak Kedua berarti Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ..................., yang bertindak atas
nama Masyarakat Kelurahan ................... Kecamatan ................... Kabupaten/Kota. ...................
Provinsi ...................
B. TANGGUNGJAWAB
Peran dan tanggungjawab pelaku sesuai tingkat wilayah/dampingannya merujuk pada BAB VII Petunjuk
Teknis PLPBK .
C. SANKSI
1.
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
77
g)
2.
Terdapat indikasi bahwa pihak kedua mengabaikan tanggungjawab dan kewajibannya sesuai
dengan ketentuan dalam SPPB ini beserta lampirannya
3.
D.
78
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
79
................., ...................
Pihak Pertama
SNVT PBL Provinsi ...................
Pihak Kedua,
Koordinator BKM ............................
( )
Nip. ...................
(.)
Mengetahui,
Lurah/Kepala Desa .
PJOK Kecamatan
(.)
NIP. ..
(...)
NIP. ..
Korkot/Askot Mandiri .
( ........... )
80
BKM
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Kota/Kabupaten
: ...................
: ...................
: ...................
: ...................
Pada Hari ini .............. tanggal ............ bulan .......... tahun............., kami yang bertandatangan dibawah ini:
1.
Nama
Jabatan
2.
Nama
Jabatan
: .
: Penanggung jawab Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Mandiri Perkotaan
Kecamatan...............,bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik
Indonesia, selanjutnya disebut Pihak Pertama.
: .
: Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) di
Kelurahan.........., Berdasarkan musyawarah warga masyarakat dan
disahkan/dicatatkan di Notaris .. No. .., tanggal .
Selanjutnya disebut Pihak Kedua
Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM/Panitia di Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan yang diusulkan dan disetujui
oleh BKM, dengan bantuan PLPBK PNPM Mandiri Perkotaan
BKM berhak menerima pencairan dana BLM PLPBK Tahap ....... , Tahun..... dan telah memenuhi
persyaratan seperti dalam tabel berikut:
No
1.
Uraian
Tidak
2.
Ya
Rencana kerja
RAB
Dokumen Pencairan BLM :
Permohonan Pembayaran (PP) BLM,
Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan (SPPB),
Rencana Penggunaan Dana (RPD),
BAPPD,
Kuitansi (Bukti Pembayaran),
Fotocopy rekening BKM/LKM
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
............
............
............
............
............
..............
..............
..............
..............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
.............
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
81
No.
Jumlah
1.
Rp
2.
Rp
3.
Rp
4.
Rp
5.
Rp
6.
Rp
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka BKM bertanggungjawab untuk menyalurkannya
kepada KSM/Panitia di Kelurahan/Desa dimaksud sesuai dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang
telah disepakati.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pihak Pertama
Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK)
Kecamatan............................
Pihak Kedua,
BKM ...........................
( .......................................... )
NIP .......................
( ............................................)
Koordinator
Pernyataan
OSP dan Korkot/Askot Mandiri,
Kami telah meneliti Surat Pernyataan di atas dan bertanggung
jawab atas kebenaran isinya, serta menyanggupi untuk turut
mengawasi pelaksanaannya
Korkot/Askot Mandiri Kota/Kab. ............
( ............................................ )
82
( .............................................. )
Tahun Anggaran
Nomor Bukti
MAK
: ...........
:
:
Jumlah uang
: Rp. ...................
Terbilang
: .........................
Untuk pembayaran
.,..201..
Setuju dibayar :
a.n. Kuasa Pengguna Anggaran
SNVT PBL Provinsi
BKM ....
Kelurahan/Desa ......................
( )
Nip.
( .. )
Koordinator BKM
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
83
: _______________________
: _______________________
: _______________________
: _______________________
: _______________________
No
1
2
3
4
5
6
7
8
dst
Nama
KSM/Panitia
Jenis Usulan
Kegiatan
Lokasi dan
Volume
Nilai Usulan
Kegiatan
(Rp)
Sumber Pendanaan
BLM
Swadaya APBD
PLPBK
(Rp)
(Rp.)
(Rp)
Demikian kesepakatan ini diambil untuk dilaksanakan dengan tanggungjawab dan kesadaran penuh.
..,..20..
Pihak-pihak yang membuat kesepakatan *):
Wakil KSM/PAnitia:
Pengurus BKM/LKM:
1. _________________
2. _________________
3. _________________
4. _________________
5. dst
Mengetahui,
Kepala Kelurahan/Desa
1. _____________
2. _____________
3. _____________
4. _____________
_______________
( ...................................... )
*) Diisi oleh Wakil KSM dan Pengurus BKM/LKM yang hadir dalam pertemuan dan memenuhi qurum. Ditulis nama dan Tanda Tangan
84
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
85
86
Berdasarkan :
Surat Perjanjian Penyaluran Bantuan BLM (SPPB BLM) PLBPK antara BKM dengan Penanggungjawab
Operasional Kegiatan (PJOK) PNPM Mandiri Perkotaan Kec.......................
Kab./Kota
........................, Nomor : ..................... tanggal..............................
Kami yang bertandatangan dibawah ini :
I. Nama
: .....................................................................
Jabatan : Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) ................................
Desa/Kelurahan
........................,
Kecamatan
.......................,
Kabupaten/Kota
......................., Provinsi .......................
Berdasarkan Hasil Musyawarah Masyarakat Desa/Kelurahan dan disyahkan/dicatatkan di Notaris
.............................., tanggal ................................
Alamat
: ..................................................................
Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
II. Nama
: .....................................................................
Jabatan : Ketua KSM.................................
Desa/Kelurahan
........................,
Kecamatan
.......................,
Kabupaten/Kota
....................... Provinsi .......................
Berdasarkan Hasil Musyawarah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan disyahkan/dicatatkan
pada buku register BKM tentang KSM dengan No. Induk..............................
Alamat
: ..................................................................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Maka dengan ini disetujui oleh dan diantara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA tersebut, hal-hal
sebagai berikut :
PASAL 1
LINGKUP PEKERJAAN
PIHAK KEDUA harus melaksanakan, menyelesaikan, memperbaiki Pekerjaan, yaitu :
Nama Paket/Jenis Pekerjaan : ......................................................................
Lokasi : ..........................................................................................
PASAL 2
DOKUMEN PERJANJIAN KERJA
Dokumen Perjanjian Kerja sebagaimana ditentukan dibawah ini harus dibaca serta merupakan bagian
dari Perjanjian Kerja ini, yaitu :
(1)
(2)
(3)
(4)
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
87
verifikasinya) :
(i)
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
(ii)
Struktur Organisasi dan Usulan Tim Pelaksana Kegiatan KSM
(iii) Rencana Anggaran Biaya Pelaksanaan & Kuantitas Pekerjaan
(iv) Daftar Usulan Tenaga Kerja
(v) Gambar Rencana
(iv) Adendum, bila ada
PASAL 3
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1.
Sesuai dengan SPPD-L dan lampirannya ini, jangka waktu penyelesaian pekerjaan dihitung
sejak Tanggal Mulai Kerja, adalah (................................. hari kalender kerja).
3.2.
Perjanjian Kerja tersebut berlaku sejak tanggal penanda-tanganan oleh kedua belah pihak yang
bersangkutan. Surat Perjanjian ini juga sekaligus sebagai Surat Perintah Mulai Kerja.
PASAL 4
JUMLAH NILAI PERJANJIAN KERJA
Jumlah Nilai Perjanjian Kerja untuk pekerjaan yang tertuang didalam Pasal (1) SPPD-L ini,
sebagaimana dicantumkan dalam Rencana Anggaran Biaya pada dokumen Usulan Proposal
Pelaksanaan Kegiatan PIHAK KEDUA bersangkutan, sebesar : Rp.....................................
(........................................................ Rupiah) tanpa Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN
5.1.
PIHAK KEDUA menerima dari PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 1, berdasarkan uraian pekerjaan, persyaratan serta gambar-gambar
kerja dan ketentuan lain yang terdapat dalam SPPD-L ini.
5.2.
88
(1).
(2).
(3)
Menyediakan dan memenuhi seluruh kontribusi swadaya berupa uang dan natura atau
lainnya, dalam jumlah dan waktu sesuai yang tercantum pada usulan proposal kegiatan
KSM sebelumnya;
(4)
Melakukan pembongkaran dan atau perbaikan atas kekurangan pekerjaan yang telah
dilaksanakan atas biaya sendiri/swadaya sesuai rekomendasi hasil sertifikasi atau sesuai
perintah yang disampaikan oleh OSP.
(5)
(6)
Membuat administrasi dan laporan kemajuan pekerjaan secara berkala maupun laporan
akhir pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan keuangan dengan dilampiri photophoto kegiatan.
(7)
Dalam hal terdapat kelebihan sisa dana nilai perjanjian dan PIHAK KEDUA tidak bersedia
ataupun secara fisik tidak mungkin melakukan pekerjaan tambah untuk memanfaatkan
kembali sisa dana tersebut maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikannya kepada PIHAK
PERTAMA.
5.2.
5.3
(2).
Memantau dan memberikan bimbingan keterampilan kepada PIHAK KEDUA agar mutu
konstruksi dan administrasi hasil pekerjaan dapat tercapai. Pelaksanaan hal ini
selanjutnya secara harian akan dijalankan oleh Unit Pengelola Lingkungan (UPL).
Tanggungjawab kedua belah pihak dijelasakan secara lebih rinci pada persyaratan umum
perjanjian ini dan merupakan satu kesatuan dengan perjanjian ini.
PASAL 6
TAHAP PENCAIRAN
6.1.
Pelaksanaan pencairan pekerjaan tersebut dalam pasal (1) Surat Perjanjian ini akan
dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap melalui Cash atau Bank PIHAK KEDUA oleh PIHAK
PERTAMA;
6.2.
Tahap Pertama sebesar 30 % (tigapuluh per seratus) dari nilai SPPD-L diberikan sebagai
uang muka setelah penandatanganan dokumen SPPD-L tanpa harus ada jaminan/Bank
Garansi. PIHAK PERTAMA mengajukan surat permintaan pembayaran dengan melampirkan
Rekening Buku Tabungan KSM (untuk nilai SPPD-L diatas Rp. 30 juta); Berita Acara Penarikan
Penggunaan Dana (BAPPD) Tahap I ; Rencana Penggunaan Dana (RPD);
6.3.
Tahap Kedua sebesar 60 % (enampuluh per seratus) dari nilai SPPD-L dengan ketentuan
prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 25 % dengan melampirkan RPD tahap
kedua; Laporan Penggunaan Dana (LPD) tahap pertama; Laporan Kemajuan Fisik; Berita
Acara Penarikan Penggunaan Dana (BAPPD) Tahap II.
6.4.
Tahap Ketiga sebesar 10 % (sepuluh per seratus) dari nilai SPPD-L dengan ketentuan
prestasi pekerjaan telah mencapai minimum sebesar 80 % dengan melampirkan RPD tahap
ketiga; Laporan Penggunaan Dana (LPD) tahap kedua; Laporan Kemajuan Fisik; Berita
Acara Penarikan Penggunaan Dana (BAPPD) Tahap III dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Menyelesaikan Seluruh Kegiatan Fisik.
PASAL 7
SANKSI
7.1.
Berdasarkan hasil penilaian Konsultan Manajemen Wilayah dan atau PJOK, apabila PIHAK
KEDUA terbukti melakukan penyimpangan terhadap ketentuan teknis atau ditemukan adanya
penyalahgunaan dana maka PIHAK PERTAMA dapat memberikan sanksi kepada PIHAK KEDUA
berupa penghentian sementara pencairan dana dan atau pemutusan perjanjian dan atau
pengembalian dana dan atau sanksi sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
7.2.
Bentuk-bentuk sanksi tersebut sebagaimana diuraikan secara rinci pada Persyaratan Umum
Perjanjian Pemanfaatan Dana Lingkungan.
PASAL 8
PENYELESAIAN PEKERJAAN
8.1.
Setelah pekerjaan selesai 100% atau minimal 97%, PIHAK KEDUA berhak mengajukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA dan Konsultan untuk melakukan Sertifikasi Pekerjaan.
8.2.
Hasil Sertifikasi Pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama oleh kedua belah pihak dan
Korkot/OSP ini dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan (BAP2).
PASAL 9
PEMELIHARAAN HASIL PEKERJAAN
PIHAK KEDUA sepakat dan berjanji untuk memelihara hasil pekerjaan atau sarana dan prasarana
yang telah dibangun melalui swadaya masyarakat dengan sebaik-baiknya.
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
89
PASAL 10
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEUR)
10.1
Selambat-lambatnya 14 (empatbelas) hari dari hari terjadinya keadaan memaksa, Para Pihak
harus saling berkonsultasi untuk memperoleh kesepakatan mengenai tindakan tepat apa
yang harus dilakukan dalam keadaan itu.
10.2
Yang dimaksud Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah sebagai suatu kejadian yang
tidak dapat dihindari dan diluar kemampuan salah satu pihak, yang menyebabkan salah satu
pihak tersebut tidak mungkin melaksanakan tanggungjawabnya, atau tidak dapat
melaksanakan tugasnya; Keadaan seperti itu termasuk, tapi tidak terbatas pada, perang,
huru-hara, epidemi, gempa bumi, badai, banjir atau akibat dari kondisi alam lainnya,
pemogokan masal (kecuali apabila dalam hal pemogokan, larangan bekerja atau gangguan
industri tersebut, Kedua belah pihak atau salah satu pihak memiliki kemampuan untuk
mencegah terjadinya Keadaan Memaksa), penyitaan atau tindakan lain oleh pemerintah.
10.3
Keadaan memaksa tidak termasuk (i) kejadian yang disebabkan oleh kelalaian atau tindakan
disengaja dari salah satu pihak. (ii) kejadian dimana salah satu pihak dapat menduga hal-hal
sebagai berikut: (A) Pada saat itu sudah bisa mempertimbangkan konsekuensi dari adanya
SPPD-L, (B) menghindari atau mengatasi kendala dalam pelaksanaan kewajiban-kewajiban
yang ditentukan dalam proyek.
10.4
(a) Para Pihak yang akan mencari jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan setiap perselisihan yang
timbul, atau perselisihan yang berhubungan dengan pasal-pasal dalam SPPD-L ini atau
perselisihan yang timbul karena penafsiran atas SPPD-L ini .
(b) Jika ada perselisihan yang timbul diantara para pihak dalam SPPD-L ini yang tidak dapat
diselesaikan secara musyawarah, maka salah satu pihak atau kedua belah pihak dapat
menyelesaikan melalui ketentuan hukum yang berlaku.
PASAL 12
PENUTUP
Surat Perjanjian Pemanfaatan Dana (SPPD-L) ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua
belah pihak pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut dibawah, dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga),
terdiri dari 2 (dua) lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai,
serta mempunyai kekuatan hukum yang sama untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
......................., ................ - ......... 201 ...
PIHAK PERTAMA,
Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat
Meterai
6000
.........................
PIHAK KEDUA,
Ketua KSM
....................
Mengetahui,
Korkot/Askot Mandiri
90
: _______________________
: _______________________
: _______________________
: _______________________
Nama
: .
Jabatan
: Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat/Lembaga Keswadayaan Masyarakat
(BKM/LKM).. di Kelurahan tersebut di atas, Berdasarkan musyawarah warga dan
disahkan/dicatatkan di Notaris .. No. .., tanggal . Selanjutnya
disebut PIHAK PERTAMA
1.
Nama
: ..
Jabatan
: Ketua KSM .................................,
Desa/Kelurahan :........................, Kecamatan ......................., Kabupaten/Kota .......................
Provinsi .......................)
Berdasarkan Hasil Musyawarah Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dan disyahkan/dicatatkan pada
buku register BKM tentang KSM dengan No. Induk..............................
Alamat
: .............................................................. Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA
Dengan ini secara bersama-sama telah melakukan penelitian dan menyatakan bahwa:
KSM di Desa/Kelurahan dimaksud telah siap melaksanakan kegiatan pembangunan fisik PLPBK sesuai
dokumen perencanaan/proposal KSM yang diusulkan dan berhak menerima pencairan dana tahap
....... dan telah memenuhi persyaratan*) berikut:
2.
Jumlah
1.
Rp..
2.
Rp ..
3.
Rp ..
4.
Rp ..
Dengan disepakatinya pencairan dana tahap ini, maka KSM bertanggungjawab untuk pemanfaatannya sesuai
dengan persyaratan, jadwal dan sasaran yang telah disepakati.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Pihak Pertama
BKM/LKM .................................
Pihak Kedua,
KSM.................................
__________________________
Koordinator
_____________________
Ketua
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
91
RENCANA PENGGUNAAN DANA (RPD) - KSM
RPD Tahap
:............................................
Nama KSM
:............................................
Jenis Kegiatan
:............................................
Kelurahan
:............................................
Contoh form RPD
Diperiksa/Disetujui Oleh
...............................,.......................20
Dibuat Oleh
...................................................
..................................................
Fasilitator Teknik
Ketua KSM
Penjelasan:
92
:............................................
Nama KSM
:............................................
Jenis Kegiatan
:............................................
Kelurahan
:............................................
...............................,....................20
Diperiksa/Disetujui Oleh
Dibuat Oleh
...................................................
..................................................
Fasilitator Teknik
Ketua KSM
Penjelasan:
Kolom (1), dikosongkan (sudah terisi);
Kolom (2), diisi uraian tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi yang telah diadakan melalui dana BLM;
Kolom (3), diisi satuan tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
Kolom (4), diisi volume/jumlah tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi;
Kolom (5), diisi Harga satuan pengadaan dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/ administrasi;
Kolom (6), diisi Jumlah biaya dari tiap jenis tenaga kerja/bahan/alat/administrasi (nilai kolom (4) di kali nilai kolom
(5));
Baris (E),diisi Jumlah total nilai kolom (6)
Baris (F),diisi Jumlah nilai BLM yang telah diterima (yang sedang dipertanggungjawabkan)
Baris (G),diisi Jumlah sisa dana BLM yang diterima (Nilai (F) dikurang nilai (G))
PETUNJUK TEKNIS Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK)
93
S URAT P ERNYATAAN P ENYELESAIAN P EKERJAAN BLM (SP3 BLM)
KSM
Kelurahan/Desa
Kecamatan
Kota/Kabupaten
: ___________________
: ___________________
: ___________________
: ___________________
OSP/Provinsi
:___________________
Yang bertandatangan di bawah ini, Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat dan Ketua Kelompok
Swadaya Masyarakat (KSM) di Kelurahan sebagaimana dimaksud di atas, dengan ini
secara bersama-sama menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan .......... oleh KSM tersebut,
telah mencapai kemajuan 100% sebagaimana dalam Proposal yang disetujui.
Dengan selesainya pelaksanaan kegiatan tersebut maka selanjutan tanggungjawab pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana berada di tangan Tim Pemelihara (masyarakat) dibawah pendampingan UPL .
Yang Membuat Pernyataan,
KSM..
BKM/LKM
___________________________
Ketua KSM
____________________
Koordinator
Diketahu/Disetujui
_____________________
Faskel Teknik
94
www.pnpm-perkotaan.org
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 148048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org