Professional Documents
Culture Documents
Bentuk psikis fungsional dengan gangguan utama pada proses berpikir serta
disharmoni (perpecahan, peretakan) antara proses berpikir, afek/emosi, kemauan
dan psikomotor, terutama karena waham dan halusinasi (Maramis, 1998).
Suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan prilaku psikotik,
pemikiran kongkrit dan kesulitan dalam memproses informasi, hubungan
interpersonal, serta memecahkan masalah (Gail w. Stuart).
skizofrenia paranoid menunjukan gejala yang menyolok yaitu waham dan halusinasi.
2. Psikodinamika Skizofrenia
a. Proses terjadinya skizofrenia
Menurut riset, proses terjadinya skizofrenia ditemukan adanya kelainan pada area
otak tertentu, termasuk sistim limbik, korteks frontal dan basal ganglia misalnya
pelebaran sulkuls, fisera ventikel lateral III dan IV. Skizofrenia juga dipusatkan oleh
karena kelainan neurotransmiter.menurut pendapat lain skizofrenia merupakan
aktivitas dopamin otak yang berlebihan. dilaporkan juga bahwa kadar 5 HAA
menurun pada skizofrenia kronik. faktor genetik juga memegang peranan penting.
Ditinjau dari aspek psikososial disebutkan terdapat defek dan disintegrasi ego. faktor
lingkungan dan psikologis juga berperan.
b. Tanda dan gejala
harus ada satu gejala berikut yagn amata jelas pada klien skizofrenia yaitu:
-
Thought echo
dikepalanya
-
Halusinasi auditorik
Waham menetap
Atau paling sedikit memiliki 2 gejala di bawah ini yang harus selalu ada tanda secara
jelas :
-
Perilaku katatonik
Gejala negativ Apatis, bicara jarang, emosional tumpul atau tidak wajar.
respon neurobiology (stuart dan laraia. 2001). ini merupakan respon persepsi yang
paling maladaptif. sikap klien yang sehat persepsi dan akurat, mampu
mengidentifikasi dan menginterprestasikan stimulus berdasarkan infomasi yang
diterima melalui panca indra. klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus
tersebut tidak ada. rentang respon tersebut di gambarkan seperti pada gambar :
c. Teori Teori Terjadinya Halusinasi
-
Teori Brofisiologi
Teori Psikodinamika :
Halusinasi menggambarkan kekacauan alam prasadar atau tak sadar.
Teori Interpersonal
Teori Biokimia
Teori Psikoanalisa
Biasanya terjadi bersamaan halusinasi hirup/ bau. halusinasi ini merasa mengecap
sesuatu dimulutnya.
-
e. Fase-Fase Halusinasi
-
Comforting
Karakteristik
rasa bersalah dan takut mencoba untuk menfokus pada pikiran menyenangkan
untuk merendahkan ansietas. individu mengenali bahwa pikiran dan pengalaman
sesori berada dalam kendali kesadaran jiwa ansietas dapat ditangani.
-
Non psikotik.
Prilaku klien
tanpa suara. Pergerakan mata yang cepat. respon verbal yang lambat jika sedang
asyik diam dan sendiri.
-
Condeming
Karakteristik
lepas kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinta dengan
sumber yang dipersiapkan. klien mungkin mengalami pengalaman sensori dan
menarik diri dari orang lain.
-
Psikotik ringan.
Prilaku klien
Controling
Karakteristik
dan menyerah pada halusinasi tersebut. isi halusinasi menjadi menarik. klien
mungkin mengalami pengalaman kesepian jika sesori halusinasi berhenti.
Psikotik.
Prilaku klien
kesukaan berdekatan orang lain. rentang perhatian hanya beberap detik atau
menit. adanya tanda fisik ansietas berat, berkerigat tremor, tidak mampu
mematuhi perintah.
-
perintah halusinasi. halusinasi berakhir pada beberapa jam atau hari, jika tidak ada
infervensi terapeutik.
klien berprilaku teror akibat panic, potensi kuat, aktivitas merefleksikan isi
halusinasi tidak mampu berespon terhadap perintah yang kompleks. Psikotik
berat.
Prilaku berespon lebih dari satu orang.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengertian
Keperawatan Jiwa
ilmu prilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan
respon psiko-sosial yang maladaptive yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa (komunikasi terapeutik
dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa) melalui pendekatan proses
keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah
kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas).
2. Tujuan Proses Keperawatan
Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi serta
diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan perawat dapat terhindar dari
tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisi dan tidak unik bagi individu klien.
Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistimatis dan terorganisasi.
b. Bagi Klien :
-
b. Diagnosa Keperawatan
Pengertian diagnosa keperawatan adalah identifikasi atau penilaian tehadap pola
respon klien baik actual maupun potensial (Stuart dan Laraia 2001).
Tipe-tipe diagnosis keperawatan dalam rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi
oleh Carpenito adalah sebagai berikut :
-
Diagnosis aktual
: Fokus
intervensi
untuk
mengurangi
atau
menghilangkan masalah
-
Diagnosis resiko/ tinggi : Fokus intervensi untuk mengurangi faktr resiko untuk
mencegah terjadinya masaklah aktual.
Masalah kolaboratif
tindakan
keperawatan
disesuaikan
dengan
rencana
kegiatan
keperawatan. Pada situasi nyata implementasi sering kali jauh berbeda dengan
rencana. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlu
memvalidasi dengan singkat, apakah rencana kegiatan masih sesuai dan dibutuhkan
oleh klien saat ini. Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mampu melaksanakan,
perawat harus menilai kembali, apakah tindakan tersebut aman bagi klien, pada saat
Memberi dasar belajar. artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat/
mahasiswa dalam berinteraksi dangan klien dan data bagi CI/ superviser
pembimbing untuk memberi arahan.
Inisial klien
Status interaksi
Lingkungan
dengan klien
-
Deskripsi klien
Tujuan
Komunikasi non verbal non verbal klien dan perawat saat bicara atau mendengar
Tujuan interaksi
Perasaan klien
Kebutuhan klien