You are on page 1of 15

ACARA II

ALKALIMETRI
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pada praktikum acara II ini akan dibahas mengenai alkalimetri yaitu
penentuan kadar asam dari suatu contoh dengan menggunakan larutan
baku standar serta indikator pH yang disesuaikan. Larutan baku standar
basa disini digunakan sebagai titran sedangkan larutan asam yang akan
ditentukan kadarnya disebut titrat.
Alkalimetri adalah penentuan kadar asam dari suatu bahan dengan
menggunakan laritan baku standar, serta indikator pH yang sesuai. Larutan
standar basa yang sudah diketahui konsebtrasinya digunakan sebagai
penetrasi (titran), sedangkan yang dititrasi adalah larutan asam yang akan
ditentukan kadarnya (titrat). Alkalimetri sangat diperlukan, terutama pada
pembakuan larutan. Pereaksi atau larutan yang selalu dijumpai dalam
laboratorium, di mana pembakuannya ditetapkan pada prinsip asam basa
dari

kinerja

analisatitrimetri

tipe

alkalimetri.

Alkalimetri

dapat

diaplikasikan ke dalam dunia pangan. Salah satu contohnya adalah dalam


proses pembuatan susu ataupun susu fermentasi (susu asam).
Pada penentuan kadar asam laktat pada susu kali ini, digunakan
larutan baku standar NaOH dan indikator phenolphthalein. Jumlah asam
laktat (C3H6O3) pada yoghurt sebanding dengan jumlah NaOH dan
indikator phenolphthalein. Jumlah asam laktat (C3H6O3) pada yoghurt
sebanding dengan jumlah NaOH yang digunakan dalam titrasi. Reaksi
berlangsung seperti persamaan berikut :
C3H6O3 + NaOH NaC3H5O3 + H2O
Asam laktat terdapat secara alami pada susu dalam jumlah yang
terbatas. Adanya aktivitas bakteri asam laktat selam proses fermentasi susu
yang kaya asam laktat antara lain kefir, yoghurt, maupun dadih.

Sebelumnya pada larutan NaOH harus dilakukan standarisasi terlebih


dahulu dengan larutan primer, misalnya asam oksalat (COOH)2 2H2O
karena NaOH bukanlah merupakan larutan baku primer, serta larutan
NaOH ini merupakan larutan yang higroskopis dan mudah menyerap CO2
dari udara sehingga harus distandarisasi terlebih dahulu dengan asam
oksalat.
2. Tujuan
a. Mahasiswa dapat melakukan standarisasi NaOH dengan larutan
standar baku primer (COOH)2 2H2O (asam oksalat).
b. Mahasiswa dapat menghitung kadar asam laktat pada susu dan susu
asam.
c. Mahasiswa dapat menggambarkan dan memahami kurva pH titrasi
serta dapat menentukan letak titik ekivalen bahan uji.
3. Waktu dan Tempat
Praktikum Acara II Alkalimetri ini dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 24 Maret 2011 pukul 13.00 15.00 WIB di Laboratorium
Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Pustaka Alat dan Bahan
Pergeseran pola makan masyarakat modern dengan konsumsi
bahan makanan yang mengandung protein dan lemak yang tinggi serta
kandungan serat yang rendah diduga sebagai salah satu pemicu munculnya
berbagai penyakit yang berhubungan dengan saluran pencernaan.
Modifikasi bakteri saluran pencernaan dapat dilakukan melalui konsumsi
bakteri hidup sehingga dapat menjaga keseimbangan bakteri yang
menguntungkan di dalam saluran pencernaan, yang disebut dengan
probiotik yang beredar di pasaran pada umumnya dari golongan bakteri
asam

laktat

(BAL),

khususnya

dari

genus

Lactobacillus

dan

Bifidobacterium. Adanya klaim menyehatkan telah memicu perburuan


strain BAL dari berbagai sumber alami, seperti saluran pencernaan
manusia dan hewan serta makanan terfermentasi secara tradisional
(Sujaya, 2008).
Bakteri asam laktat mempunyai peranan esensial hampir dalam
semua proses fermentasi makanan dan minuman. Peran utama bakteri ini
dalam industri makanan adalah untuk pengasaman bahan mentah dengan
memproduksi sebagian besar asam laktat (bakteri homofermentatif) atau
asam laktat, asam asetat, etanol dan CO2 (bakteri heterofermentatif).
Bakteri asam laktat banyak digunakan dalam produk susu seperti yoghurt,
sour cream (susu asam), keju, mentega, dan produksi asam-asaman, serta
asinan (Nur, 2005).
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi operasional produksi
asam laktat adalah pH. Diakui bahwa rentang pH yang menguntungkan
adalah 5,0-6,0, Peneliti Tay dan Yang menemukan bahwa produksi asam
laktat, etanol dan asam fumarat mengalami penurunan pH, pH menurun
dari 6,0-4,0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asam laktat tertinggi
hasil (93 g / L) dicapai pada pH 6,0-6,5. Kristofkov mengungkapkan
bahwa variasi pH tidak berpengaruh pada produksi asam malat dan
fumarat oleh produk (Zhang, 2007).

Istilah 'probiotik' biasanya merujuk kepada definisi yang diberikan


oleh Fuller pada tahun 1989 yang menyatakan probiotik sebagai suplemen
pakan hidup mikroba yang menguntungkan dengan pengaruhnya yang
dapat meningkatkan keseimbangan usus. Karena mikroorganisme positif
dapat mempengaruhi kesehatan, produksi dan konsumsi produk makanan
yang dilengkapi dengan mikroorganisme ramah ini telah meningkat secara
dramatis dalam dua dekade terakhir. Umumnya, media makanan yang
digunakan untuk menyampaikan mikroorganisme adalah susu yoghurt atau
fermentasi (Wirjantoro, 2008).
Beberapa asam organik mengandung lebih dari sebuah gugus
fungsional. Asam laktat memiliki gugus karboksil meupun gugus
hidroksil. Asam laktat terdapat dalam jaringan otot. Asam ini juga
terbentuk selam proses menjadi asamnya susu, akibat kegiatan bakteri
tertentu terhadap laktosa, yaitu senyawa gula dalam susu. Ada dua isomer
optik asam laktat. Isomerisasi optik terjadi jika suatu senyawa mempunyai
atom karbon asimetris yaitu atom karbon yang mengikat empat gugus
yang berbeda. Keempat gugus tersebut terdapat pada molekul asam laktat
adalah CH3, -H, -COOH dan OH (Gaman, 1981).
Bakteri

asam

laktat

dikelompokkan

dalam

keluarga

lactobacteriaceae. Meskipun kelompok ini secara morfologi tidak


homogen, ada yang berbentuk batang panjang, ada yang pendek, dan ada
juga yang berbentuk kok, tetapi adri fisiologi dapat dikarakterisasi relatif
baik. Semua anggotanya Grampositif, tidak membentuk spora (sampai
pada sporolactobacillusnulinus) dan (dengan pengecualian) tidak mobil.
Untuk perolehan energi bakteri ini boleh dikata hanya menggantungkan
diri pada karbohidrat dan mengekskresi asam laktat. Bertentangan dengan
Enterobacteriaceae yang juga membentuk laktat, bakteri ini bersifat
obligat. Bakteri ini tidak mengandung hemin (sitokrom, katalase).
Meskipun Lactobacteriaseae tidak mengandung senyawa ini, mereka dapat
tumbuh di tempat tempat yang ada oksigen udara, bakteri ini bersifat
anaerob, tetapi aerotoleran,k bakteri yang tumbuh aerob, tetapi

mengandung katalase, mungkin sekali bakteri asam laktat (Schlegel,


1976).
Pada reaksi penetralan, jumlah asam harus ekivalen dengan jumlah
basa. Untuk itu perlu ditentukan titik ekivalen reaksi. Titik ekivalen adalah
keadaan dimana jumlah mol asam tepat habis bereaksi dengan jumlah mol
basa. Untuk menentukan titik ekivalen pada reaksi asam-basa dapat
digunakan indikator asam-basa. Ketepatan pemilihan indikator merupakan
syarat keberhasilan dalam menentukan titik ekivalen. Pemilihan indikator
didasarkan atas pH larutan hasil reaksi atau garam yang terjadi pada saat
titik ekivalen. Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk
menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan
konsentrasi ini dilakukan dengan titrasi asam-basa. Titrasi adalah cara
penentuan konsentrasi suatu larutan dengan volume tertentu dengan
menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya. Bila titrasi
menyangkut titrasi asam-basa maka disebut dengan titrasi adisi-alkalimetri
(Anonimc, 2009).
NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih,
massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain.
Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan
di udara akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab. Kelarutan
mudah larut dalam air dan dalam etanol tetapi tidak larut dalam eter. Titik
leleh 318C serta titik didih 1390C. Hidratnya mengandung 7; 5; 3,5; 3; 2
dan 1 molekul air (Daintith, 2005). NaOH membentuk basa kuat bila
dilarutkan dalam air, NaOH murni merupakan padatan berwarna putih,
densitas NaOH adalah 2,1 . Senyawa ini sangat mudah terionisasi
membentuk ion natrium dan hidroksida (Anonimb, 2009.
2. Tinjauan Pustaka Teori
Larutan dapat didefinisikan sebgai campuran serba sama dari dua
komponen atau lebih yang saling berdiri sendiri. Disebut campuran karena
terdapat molekul molekul, atom atom atau ion ion dari dua zat atau
lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut

komponen komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan


yang lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak
dapat lagi melihat dari bentuk gulanya, hal ini karena larutan sudah
tercampur secara homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi
tertentu sering dihasilkan konsentrasi yang tidak tepat dengan yang
diinginkan, untuk itu diperlukan praktikum. Dalam pembuatan larutan
harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang
tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan
maka dilakukan standarisasi (Mariati, 2008).
Proses

diperolehnya

informasi

kuantitatif

sampel

dengan

menggunakan reaksi kimia yang cepat dilakukan dengan mereaksikan


sejumlah volume reaktan yang konsentrasinya diketahui yang dikenal
dengan titrasi. Titrasi juga disebut dengan analisis volumetrik, yang
merupakan jenis analisis kimia kuamtitatif. Secara umum, titran (larutan
yang konsentrasinya diketahui) ditambahkan dari buret terhadap sejumlah
tertentu analit (larutan yang tidak diketahui) sampai reaksiberlangsung
secara sempurna. Dari banyaknya volume titran yang ditambahkan, maka
dimungkinkan untuk menentukkan konsentrasi sampel larutan yang tidak
diketahui. Sering kali, suatu indikator digunakan untuk mendeteksi titik
akhir titrasi, yang dikenal dengan titik akhir titrasi. Titrasi asam-basa
merupakan suatu metode yang memungkinkan dilakukanya analisis
kuantitatif untuk menentukan konsentrasi larutan asam atau basa yang
tidak diketahui. Dalam titrasi asam-basa, basa akan bereaksi dengan asam
lemah dan membentuk suatu larutan yang mengandung asam lemah dan
basa konjugatnya sampai semua asam ternetralkan semuanya
(Sarker, 2007).
Senyawa yang mengandung gugus karboksil (karbonil dan
hidroksil) dinamakan asam karboksilat, rumus umumnya R-CO 2H.
Banyaknya senyawa dengan R berupa gugus alifatik telah dikenal dengan
asam lemak karena banyak terdapat di dalam lemak dan minyak. Gugus

karboksil dapat juga menempel pada cincin benzena. Jika dua asam
karboksilat terdapat pada satu molekul, senyawa itu dinamakn asam
dikarboksilat (asam oksalat sifat alifatik). Asam alifatik tersubstitusi dapat
diberi nama baik menurut nama IUPAC atau dengan menggunakan huruf
Yunani ditambah dengan nama biasa (Petrucci, 1985).
Manfaat kesehatan yang berkaitan dengan bakteri asam laktat,
diantaranya memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan bakteri
patogen dalam saluran pencernaan, penurunan serum kolesterol,
menghambat tumor, antimutagenik dan antikarsionogenik, menstimulir
sistem imun, pencegahan sembelit, produksi vitamin B, produksi
bakteriosin dan inaktivasi berbagai senyawa beracun. Industri pangan
dewasa ini mengarahkan produk-produk barunya lebih spesifik sebagai
makanan fungsional dan komponen makanan fungsional menjawab
kebutuhan konsumen terhadap makanan yang lebih menyehatkan.
Munculnya fenomena probiotik menyebabkan semakin meningkatnya
pemanfaatan bakteri probiotik sebagai komponen utama makanan
fungsional, dan diperkenalkan istilah baru yang lebih sederhana, yaitu
makanan probiotik (Anonima,2009).

C. Metodologi
1. Bahan
a.Asam oksalat {(COOH)2 2H2O}
b.Indikator PP
c.Yogurt
d.Yakult
e.Susu Segar
f. Susu UHT
g.NaOH
2. Alat
a.Pipet
b.Erlenmeyer
c.Buret
d.Gelas Beker
3. Cara Kerja
a. Standarisasi NaOH dengan Larutan Baku Primer {(COOH)2 2H2O}
Di pipet 10 ml larutan {(COOH)2 2H2O} 0,1 N ke dalam erlenmeyer

Di tambahkan 2-3 tetes indikator PP

Di siapkan NaOH dalam buret

{(COOH)2 2H2O} dititrasi dengan NaOH sehingga terjadi perubahan


warna

Dihitung normalitas NaOH dengan rumus :


(V.N) Asam Oksalat = (V.N) NaOH

b. Penentuan Kadar Asam Laktat pada Susu dan Susu Asam


Ditimbang masing-masing bahan susu 10 ml

Dicampur dengan 10 ml aquades (hanya untuk yoghurt)

Ditambahkan 2-3 tetes larutan PP 1%

Dititrasi dengan larutan NaOH standar ( 0,1 N) sampai terjadi warna


merah muda
Dihitung kadar asam dari masing-masing bahan dengan rumus
Kadar asam (%w/w) =

(N x ml)NaOH x BE x 100/10 x 100%


gr bahan x 1000

D. Hasil Percobaan dan Pembahasan


1. Hasil Percobaan Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
Tabel 2.1 Standarisasi NaOH dengan Asam Oksalat
Kelas

V (COOH)22H2O
(ml)

N
(COOH)22H2O
(N)

V
NaOH
(ml)

N
NaOH
(N)

Perubahan
warna

10

0,1

0,2

Semburat pink

10

0,1

4,3

0,23

Semburat pink

Sumber : Laporan Sementara

2. Hasil Percobaan Penentuan Kadar Asam pada Susu Segar dan Susu Asam
Tabel 2.2 Penentuan Kadar Asam Laktat
Bahan uji

Kelomp
ok

gr atau
ml bahan

V
NaOH
(ml)

N NaOH
(N)

Perubahan
warna

Kadar
(%)

Yoghurt

1
2
8
9

10
10
10
10

9
1,75
7,1
2,1

0,1
0,5
0,1
0,5

Merah muda
Pink
Pink
Semburat pink

0,81
0,78
0,639
0,945

Susu
segar

3
4
10
11

10
10
10
10

1,9
0,5
4
0,7

0,1
0,5
0,1
0,5

Pink
Pink
Pink
Pink

0,171
0,225
0,36
0,31

Susu UHT

5
6
12

10
10
10

2
2,5
2

0,1
0,5
0,1

Semburat pink
Pink
Pink

0,18
1,125
0,18

Yakult

7
13
14

10
10
10

8,5
7,1
2,1

0,1
0,1
0,5

Pink
Pink bening
Pink

0,765
0,639
0, 94

Sumber : Laporan Sementara

3. Kurva titrasi bahan uji berupa susu UHT dengan NaOH 0,1 N
Volume NaOH
(ml)

pH

0
0,5
2
5
10
15
20

4,6
5
7,5
8
8,2
8,5
10

Grafik 2.1 Kurva Titrasi Asam Laktat dengan NaOH


Asam laktat terdapat secara alami pada susu dalam jumlah yang
terbatas. Adanya aktifitas bakteri asam laktat selama proses fermentasi
susu memungkinkan adanya kandungan asam laktatnya meningkat.
Penentuan kadar asam laktat dapat diketahui dengan menitrasi NaOH
(0,1 N) standar dengan sampel. Pada praktikum kali ini terdapat 4
sampel yang digunakan yaitu yakult, susu segar, susu UHT dan yogurt.
Hal ini dimaksudkan untuk membandingkan kadar asam laktat dari
beberapa bahan. Pada percobaan kelompok 5 bahan yang digunakan
adalah susu UHT sebanyak 10 ml.
Sebelum dilakukan titrasi maka terlebih dahulu ditambahkan
indikator PP 1% pada titrat sebanyak 2-3 tetes, proses titrasi pada masingmasing bahan dihentikan saat proses telah mencapai titik ekuivalen yang
ditandai dengan perubahan warna larutan sampel dari putih menjadi warna
pink (merah muda). Dari hasil praktikum kelompok 5 dan 12 dapat

diperoleh volume NaOH sebesar 2 ml dan kadar asam laktat dari susu
UHT adalah 0,18%, kelompok 6 diperolrh kadar asam laktat 1,125%
dengan volume NaOH sebesar 2,5 ml.
Kadar asam laktat yang diperoleh dari yogurt pada kelompok 1
adalah sebesar 0,81% dengan volume NaOH 9 ml, pada kelompok 2
adalah sebesar 0,78% dengan volume NaOH 1,75 ml, pada kelompok 8
adalah sebesar 0,639% dengan volume NaOH 7,1 ml dan pada kelompok
9 adalah sebesar 0,945% dengan volume NaOH 2,1 ml.
Kadar asam laktat yang diperoleh dari yakult pada kelompok
kelompok 7 adalah sebesar 0,765%, dengan volume NaOH 8,5 ml,
kelompok 13 adalah sebesar 0,639 %, dengan volume NaOH 7,1 ml dan
kelompok 14 adalah sebesar 0,94 % dengan volume NaOH 2,1 ml.
Kadar asam laktat yang diperoleh dari susu segar pada kelompok 3
adalah sebesar 0,171% dengan volume NaOH 1,9 ml, pada kelompok 4
adalah sebesar 0,225 % dengan volume NaOH 0,5 ml, pada kelmpok 10
adalah sebesar 0,36 % dengan volume NaOH 4 ml dan pada kelompok 11
adalah sebesar 0,31 % dengan volume NaOH 0,7 ml.
Dari hasil percobaan penentuan kadar asam yang dilakukan oleh 14
kelompok ini dapat dilihat bahwa kadar asam laktat yang terbesar terdapat
pada susu UHT yang dilakukan oleh kelompok 6 yaitu sebesar 1,125%
dengan volume NaOH yang diperoleh sebesar 2,5 ml dan Kadar asam
laktat terendah diperoleh pada susu UHT yang dilakukan oleh kelompok 5
dan 12 yaitu sebesar 0,18 %. Faktor yang mempengaruhi kadar asam
laktat pada suatu produk yaitu, jenis produk itu sendiri, selain itu adanya
bakteri asam laktat (BAL) pada produk juga mempengaruhi aktifitas
produksi asam laktat. Di samping itu pada pengujian kadar asam laktat
dengan menggunakan larutan baku standar NaOH, konsentrasi NaOH juga
mempengaruhi kadar asam laktat pada setiap produk.
Dari data di atas dapat dibandingkan dua percobaan yang sama.
Namun, jarang ditemukan kadar asam laktat yang nilainya sama ddalam
percobaan yang sama. Hal yang mempengaruhi perbedaan kadar asam

laktat meskipun percobaan yang dilakukan menggunakan bahan dan


konsentrasi titran yang sama antara lain adalah faktor manusia yaitu pada
saat penentuan titik ekivalen, dimana setiap kelompok pada saat
penentuan titik ekivalen memiliki pengukuran yang berbeda.
Faktor yang mempengaruhi besarnya kadar dari asam laktat adalah
volume dari NaOH, berat bahan yang ditimbang, BE asam laktat dan
normalitas NaOH. Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume dan
normalitas NaOH, dan BE dari asam laktat. Sedangkan kadar dari asam
laktat berbanding terbalik terhadap berat bahan. Dalam praktikum ini
masih banyak kesalahan seperti dalam perhitungan. Hal ini disebabkan
karena kurang telitinya praktikan dalam pembacaan skala volume buret.

E. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan acara Alkalimetri didapatkan beberapa
kesimpulan, antara lain:
1.

Jumlah kadar asam laktat pada yoghurt adalah 0,81%; 0,78%; 0,639%;

2.

dan 0,945%.
Jumlah kadar asam laktat pada susu segar adalah 0,171%; 0,225%;

3.
4.

0,36%; dan 0,31%.


Jumlah kadar asam laktat pada susu UHT adalah 0,18% dan 1,125%.
Jumlah kadar asam laktat pada yakult adalah 0,765%; 0,639% dan
0,94%.

5.

Semburat pink menandakan sudah terjadinya titik ekivalen pada titrat

6.

yang telah ditetesi indikator penolphtalein 1 %.


Jumlah asam laktat tertinggi dari semua sampel terdapat dalam
yoghurt. Salah satu yang mempengaruhi anyaknya kadar asam laktat
pada yoghurt adalah banyaknya bakteri asam laktat (BAL) yang
terdapat dalam yoghurt lebih banyak dari bakteri asam laktat pada

7.

produk lain.
Faktor-faktor yang mempengaruhi normalitas NaOH adalah volume

8.

(COOH)2.2H2O, normalitas (COOH)2.2H2O, dan volume NaOH.


Normalitas NaOH berbanding lurus dengan volume (COOH)2.2H2O
dan normalitas (COOH)2.2H2O, berbanding terbalik dengan volume

9.

NaOH.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar asam laktat

adalah

normalitas NaOH, volume NaOH, baktri asam laktat, enzim, berat


bahan.
10. Kadar asam laktat berbanding lurus dengan volume NaOH,
Normalitas NaOH, dan BE asam laktat, berbanding terbalik dengan
berat bahan.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima. 2009. Asam Laktat. http://www.geocities-edu/chem/indicator. Diakses
pada tanggal 12 April 2011, pukul 22.12 WIB.
Anonimb. 2009. NaOH. http://id.shvoong.com/exact-sciences/1902577-sifat-sifatbahan-kimia/#ixzz1JPLscE5G. Diakses pada tanggal 12 April 2011,
pukul 21.57 WIB.
Anonimc. 2009. Titrasi. http://www.kimia analisa.com/titrasi. Diakses pada
tanggal 12 April 2011, pukul 22.25 WIB.
Gaman, P.M dkk. 1981. Ilmu Pangan Pengantar Ilmu Pangan, Nitrisi dan
Mikrobilogi Edisi Kedua. UGM Press. Yogyakarta.

Mariati. 2008. Pembuatan Larutan dan Standarisasinya. Jurnal Vol.6 No.2: 281282
Nur, Satria Hasrul. 2005. Pembentukan Asam Organik oleh Isolat Bakteri Asam
Laktat pada Media Ekstrak Daging Buah Durian (Durio Zibethinus Nurr.).
Jurnal Vol.2 No.2:15-16.
Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
Keempat. Erlangga. Jakarta.
Sarker, Satyajit D dkk. 2007. Kimia untuk Mahasiswa Farmasi Bahan Kimia
Organik, Alam dan Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Schlegel, Hans G. 1976. Mikrobiologi Umum Edisi Keenam. UGM Press.
Yogyakarta.
Sujaya, Nengah dkk. 2008. Isolasi dan Karakteristik Bakteri Asam Laktat dari
Susu Kuda Sumbawa. Jurnal Vol.9 No.2:52-59.
Wirjantoro, Tri I. 2008. The Viability of Lactic Acid Bacteria and Bifidobacterium
bifidium in Yoghurt Powder During Storage. Jurnal Internasional. Vol. 8.
No. 1 hal 95 96.

Zhang, zhan ying dkk. 2007. Production of Lactic Acid from Renewable by
Rhizopus Fungi. Jurnal Internasional Vol 35. Hal 256.

You might also like