You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad
pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi
oleh rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin
agama Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme
sedangkan filsafat kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Filsafat barat kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari
filsafat modern, hal ini dapat terungkap dalam istilah dekonstruksi, yang
didekonstruksi oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan
untuk membangun seluruh isi kebudayaan dunia barat,
Rasionalisme Filsafat modern perlu di dekonstruksi menurut Ahmad Tafsir
karena ia Filsafat yang keliru dan juga keliru cara penggunaannya, akibatnya
budaya Barat menjadi hancur. Renaisans yang secara berlebihan mendewakan
rasio manusia. Mencerminkan kelemahan manusia modern.] Akibatnya timbullah
kecenderungan untuk menyisihkan seuruh nilai dan norma yang berdasarkan
agama dalam memandang kenyataan hidup, sehingga manusia modern yang
mewarisi sikap positivistic cenderung menolak keterkaitan antara substansi
jasmani dan rohani manusia, mereka juga menolak adanya hari akhirat, akibatnya
manusia terasing tanpa
batas, kehilangan orientasi dan sebagai konsekuensinya lahirlah trauma
kejiwaan dan ketidakstabilan hidup.
Perlu diingat Filsafat Barat Kontemporer sangat Heterogen, karena
profesionalisme yang semakin besar akibatnya muncul banyak filsuf yang ahli
dibidang Matematika, Fisika, Psikologi, Sosiologi ataupun Ekonomi. Sehingga
banyak

pemikiran

lama

dihidupkan

kembali

neokantianisme, neopositivisme dan sebagainya.

seperti

neothomisme,

Dimasa ini Prancis, Inggris dan Jerman tetap merupakan Negara-negara


yang paling depan dalam filsafat, sehingga pada umumnya orang membagi
periodisasi Filsafat Barat Kontempoter menjadi dua, pertama filsafat kontinental
meliputi Prancis dan Jerman, kedua Filsafat Anglosakson meliputi Inggris.
Aliran-aliran yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme,
Fenomenologi, Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme
dan Postmodernisme.
B. Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya untuk :
1. Mengetahui dan memahami Bagaimana Filsafat Abad Kontemporer
2. Mengetahui Aliran dalam Filsafat Abad Kontemporer
3. Mentahui tokoh tokoh Filsafat Abad Kontemporer

C. Rumusan Masalah
Permasalahan yang kami angkat diantaranya :
1.

Filsafat Abad Kontemporer

2. Aliran dalam Filsafat Abad Kontemporer


3. Tokoh tokoh Filsafat Abad Kontemporer

BAB II
PEMBAHASAN

A. Filsafat Awal Abad Kontemporer


Filsafat berasal dari Griek berasal dari kata Pilos (cinta), Sophos
(kebijaksanaan), tahu dengan mendalam, hikmah. Filsafat menurut term : ingin
tahu dengan mendalam (cinta pada kebijaksanaan) Menurut Ciceros (106-43 SM),
penulis Romawi orang yang pertama memakai kata-kata filsafat adalah
Phytagoras (497 SM), sebagai reaksi terhadap cendikiawan pada masanya yang
menamakan dirinya Ahli pengetahuan, Phytagoras mengatakan bahwa
pengetahuan dalam artinya yang lengkap tidak sesuai untuk manusia . tiap-tiap
orang yang mengalami kesukaran-kesukaran dalam memperolehnya dan
meskipun menghabiskan seluruh umurnya, namun ia tidak akan mencapai
tepinya. Jadi pengetahuan adalah perkara yang kita cari dan kita ambil sebagian
darinya tanpa mencakup keseluruhannya. Oleh karena itu, maka kita bukan ahli
pengetahuan, melainkan pencari dan pencinta pengetahuan.
Menurut Prof, I.R. PUDJAWIJATNA menerangkan juga Filo artinya cinta
dalam arti seluas-luasnya yaitu ingin dan karena ingin itu selalu berusaha
mencapai yang diinginkannya . Sofia artinya kebijaksanaan artinya pandai,
mengerti dengan mendalam.
Orang yang berfilsafat dinamakan filosof dapat diumpamakan sebagai
seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang , ia ingin
mengetahui hakikat dirinya dalam kemestaan alam, Karakteristiknya berfikit
filsafat yang pertama adalah menyeluruh, yang kedua mendasar. Filsafat pada
abad Yunani Klasik atau biasa disebut filsafat kuno senantiasa membahas tentang
kosmologi yaitu terbentuknya alam semesta dari mana mereka berasal.
selanjutnya filsafat abad pertengahan atau biasa disebut dengan skolastik sangat
berbeda dengan pemikiran sebelumnya hal ini disebabkan karena rumpun bangsa

yang berfilsafat sangat berbeda, dalam filsafat abad pertengahan ini manusia
mencoba mempersatukan secara harmonis apa yang diketahui dari akal dengan
apa yang diketahuinya dari wahyu dengan demikianlah timbul sistem pandangan
dunia kristen yang rangkap, dimana iman dan ilmu pengetahuan mendapatkan
tempatnya masing-masing. semakin lama doktrin kristen makin membelenggu
kehidupan manusia di jaman itu sehingga semakin membatasi., selanjutnya
muncullah abad modern yang diawali dengan munculnya gerakan Renaissance
dimana orang lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia sendiri,
Renaissance kemudian disusul oleh pencerahan yang menjadikan manusia merasa
dewasa, membebaskan diri ri tradisi gereja sehingga mereka berusaha untuk
menegakkan suatu pandangan dunia secara sistematis serta mengembangkannya
secara metodis sehingga menjadi sautu bangunan pandangan dunia yang lengkap
Karena terdapat berbagai macam filsafat yang kontruktif maka makin lama
timbullah rasa jemu karena orang-orang yang setia kepada pemikiran yang
membangun menampakkan gejala pembekuan sehingga terbentuklah aliran yang
tiada pemikiran yang baru lagi yang dinamai aliran via antiqua (jalan kuna)
selanjutnya dari situ timbul juga aliran baru yang berbeda sekali dengan sistem
pemikiran dalam masa kejayaan skolastik dan berbeda juga dengan aliran via
antiqua aliran ini dinamakan aliran via moderna (jalan modern) aliran ini menolak
pemikiran metafisis yang konstruktip. Dan perhatiannya lebih diarahkan kepada
cara manusia mengenal dan kepada segala yang ada, ajaran yang mengenai
pengenalan mengarah kepada nominalisme sekalipun perhatian terhadap teologia
tidak kurang namun perhatiannya lebih diarahkan kepada hal-hal yang ilmiah
secara positif bukan kepada persoalan-persoalan filsafati.

dan tidak dapat

disangkal bahwa para pemikir pada zaman modern ini berbeda-beda keadaannya.
pemikiran filsafat mereka juga mengarah ke banyak jurusan akan tetapi semuanya
itu mewujudkan suatu kesatuan. zaman ini menjadikan orang meraa telah
mengetahui segala sesuatu secara menyeluruh dan sistematis.

Selanjutnya dalam perjalanan sejarah filsafat barat menunjukkan bahwa


makin lama filsafat itu makin terpecah-pecah menjadi filsafat jerman, filsafat
Prancis, filsafat Inggris, Filsafat Amerika dan filsafat Rusia. mereka mengikuti
jalannya sendiri-sendiri masing-masing membentuk kepribadian dengan caranya
sendiri sekalipun demikian mereka tetap menampakkan suatu kesatuan. sebab
bermacam-macam pemikiran yang dikemukakan paa bangsa itu sebenarnya hanya
mewujudkan aspek yang bermacam-macam dari satu keadaban.
Filsafat Kontemporer muncul diawali sikap ingin mendobrak teori Filsafat
Modern yang menggunakan keuniversalitasan kebenara tunggal dan bebas nilai.
Oleh sebab itu salah satu ciri yang terdapat dalam Filsafat Kontempoter ini
mengagungkan nilai-nilai relatifitas dan mini narasi, dan lebih cenderung
beragam dalam pemikiran.
Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat
modern yang semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha
mengkritik Logosentrisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai
instrumen utama, perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur
yakni filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi
B. Aliran-Aliran dalam Filsafat Kontemporer
1. Pragmatisme
Di Amerika Serikat aliran Pragmatisme mendapat tempatnya yang tersendiri
didalam

pemikiran

filsafat,

William

James

adalah

orang

yang

memperkenalkan gagasan-gagasan pragmatisme kepada dunia.


Aliran Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar ialah apa yang
membuktikan dirinya sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang
bermanfaat secara praktis.
Aliran ini menganggap benar apa yang akibat-akibatnya bermanfaat secara
praktis. Jadi patokan dari pragmatisme adalah bagaimana dapat bermanfaat
dalam kehidupan praktis.

Dan pegangan pragmatisme adalah logika

pengamatan. Kebenaran mistis pun dapat diterima asalkan bisa bermanfaat


secara praktis misalnya ada penyembuhan alternative yang menggunakan
tenaga magis. Pengalaman pribadi yang benar adalah pengalaman yang
bermanfaat secara praktis.
Tokoh-tokohnya : William James, Jhon Dewey, F.C.S Schiller.
2. Vitalisme
Akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik di awal abad XX
mengakibatkan perkembangan industrialisasi yang cepat pula, sehingga
menjadikan segala pemikiran diarahkan pada hal-hal yang bersifat bendawi
saja, baik jagat raya, maupun manusia dipandang sebagai mesin yang terdiri
dari banyak bagian yang masing-masing menempati tempatnya sendirisendiri. Serta bekerja menurut hukum yang telah ditentukan bagi masingmasing bagian itu
Aliran Vitalisme memandang bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan
oleh daya atau prinsip vital dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul dari
reaksi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi serta industrialisasi.
Dimana segala sesuatu dapat dianalisa secara matematis.
Tokoh-tokohnya: Henri Bergson
3. Fenomenologi
Kata Fenomenologi berasal dari Yunani fenomenon yang artinya sesuatu yang
tampak, terlihat karena bercahaya, dalam bahasa Indonesia disebutgejala.
Jadi fenomenologi adalah suatu aliran yang membicarakan segala sesuatu
selama hal itu tampak. Pelopor aliran ini adalah Edmund Husserl.
Tokoh-tokohnya: Edmund Husserl, Marx Secheler
4. Eksistensialisme
Kata Eksistensi berasal dari kata eks (keluar) dan sistensi yang diturunkan dari
kata kerja sisto (berdiri, menempatkan) jadi eksistensialisme dapat diartikan
manusia berdiri sebagai diri sendiri dengan keluar dari dirinya. Manusia sadar

bahwa dirinya ada. Ia dapat meragukan segala sesuatu hal yang pasti yaitu
bahwa dirinya ada
Eksistensialisme adalah aliran Filsafat yang memandang segala gejala dengan
berpangkal pada eksistensi, Eksistensi sendiri merupakan cara berada manusia
di dunia, dan cara ini berbeda dengan cara berada makhluk-makhluk lainnya.
Benda mati atau hewan tidak sadar akan keberadaannya tetapi manusia
menyadari keberadaannya, manusia sadar bahwa dirinya sedang bereksistensi
oleh sebab itu segala sesuatu berarti selama menyangkut dengan manusia,
dengan kata lain manusia memberikan arti pada segalanya, manusia
menentukan perbuatannya sendiri, ia memahami diri sebagai pribadi yang
bereksistensi.
Dalam teori ini berpandangan bahwa manusia adalah eksistensinya
mendahului esensinya (hakikat), dan sebaliknya benda-benda lain esensinya
mendahului eksistensinya, sehingga manusia dapat menentukan diri sendiri
menurut proyeksinya sendiri, hidupnya tidak ditentukan lebih dulu, sebaliknya
benda-benda lain bertindak menurut esensi atau kodrat yang memang tak
dapat dielakkan.
Tokoh-tokohnya: Jean Paul Sartre, Gabriel Marcel
5. Filsafat Analitis
Aliran Filsafat Analitis ini pertama muncul di Inggris dan Amerika serikat
sejak tahun 1950, Filsafat analitis sering juga disebut filsafat bahasa, filsafat
ini merupakan reaksi dari idealisme, khususnya neohegelianisme di inggris.
Para penganutnya menyibukkan diri dengan analisis bahasa dan konsepkonsep.
Tokoh-Tokohnya: Bertrand Russel, Ludwig Wittgenstein, Gilbert Ryle,
John Langsaw Austin.
6. Strukturalisme
Strukturalisme muncul diprancis pada tahun 1960an, dan dikenal juga dalam
linguistic, psiatri dan sosiologi, strukturalisme pada dasarnya menegaskan

bahwa masyarakat dan kebudayaan memiliki struktur yang sama dan tetap,
maka kaum strukturalis menyibukkan diri dengan menyelidiki strukturstruktur tersebut.
Tokoh-tokohnya: Levi Strauss, Jacques Lacan, Michel Foucault
7. Postmodernisme
Aliran Post Modernisme ini muncul sebagai reaksi terhadap modernisme
dengan segala dampaknya, pengertian postmodern bukan sesuatu yang baru
dalam filsafat Lyotard menjadi orang pertama yang mengintroduksikan istilah
ini ke dalam filsafat. Tokoh-tokohnya: Jean Francois Lyotard.
C. TOKOH-TOKOH ALIRAN KONTEMPORER DAN BIOGRAFINYA
1. Biografi William James
William James lahir pada tanggal 11 Januari 1984 di New York City.
Ayahnya, seorang kaya raya yang mandiri, adalah seorang penulis masalahmasalah teologis. Masa pendidikan awal James terkadang terganggu, ia
mendapatkan keuntungan dari pengalaman yang luas dan bervariasi, ia dapat
belajar bahasa Perancis dan Jerman. Pada tahun 19864, ia sangat tertarik pada
seni, tetapi sains menang dan ia masuk Harvard Medical School dengan
mendapatkan gelar M.D pada tahun 1869. Pada tahun 1872 ia menjadi seorang
guru psikologi di Harvard. Dorongan dan pluralisme dari komunitas akademik ini
terbukti menjadi latar belakang bagi James. Di samping menaruh perhatian pada
struktur tubuh, ia terpukau dengan persoalan struktur pikiran dan emosi manusia
dan berbagai variasi pengalaman manusia. Ia juga disulitkan dengan masalah
yang berkenaan dengan perdebatan antara kebebasan dan determinisme,
kemungkinan kebenaran pasti, dan realitas Tuhan.
Pada tahun 1875, ia mengajar kursus psikologi, dan ia mulai memberikan
kursus filsafat di Harvard, tentang esai-esai yang mengenai perdebatan
determinisme-kebebasan, sifat rasionalisme dan kesesuaian antara sains dan
agama pada tahun 1880-an.

Karya-karya William James


Karya-karya yang paling penting dimana ide-ide ini dikembangkan
mencakup beberapa hal, yakni :
1. The will to be believe, (1897)
2. The Variety of Religious Experience (1902)
3. Pragmatism (1907)
4. A Pluralistic Universe (1909)
5. Essay in Radikal Empirism (1912), setelah James meninggal.
Pemikiran William James
Untuk menjelaskan pandangan-pandangan yang dikemukakan James, kita
harus mulai dengan teorinya tentang kesadaran, yang sebagian besar
dikembangkan secara lengkap di dalam The Principles of Psychology. James
percaya bahwa psikologi dan filsafat erat-terkait melalui cara berikut: keduanya
perlu menekankan deskripsi tentang pengalaman manusia dan juga tujuan
menemukan penjelasan kausal.
Setelah

menerbitkan

The

Principles

of

Psychology,

James

mempersembahkan dirinya lebih lanjut di dalam penjelajahan filosofis. Namun,


ini tidak berarti bahwa ia memutuskan diri dari perhatian awalnya pada psikologi
dan fisiologi. Dalam kenyataannya, karya filosofisnya dapat dipandang
mengambil beberapa cabang sentral dari penekanan awalnya pada satu ide :
bahwa kesadaran manusia adalah sebuah kekuatan aktif, selektif, bertujuan, yang
dengannya manusia membentuk sebuah lingkungan yang religius dan lunak
menjadi pola-pola yang bermakna. Dari fondasi ini, tulisan-tulisan lima belas
tahun terakhir dari hidup James berpusat pada (1) arti penting pilihan dalam
menentukan kepercayaan kita, (2) penilaian tentang hidup religius manusia, (3)
hakikat makna dan kebenaran, dan (4) perkembangan sebuah metafisika
pluralistik (yakni sebuah pandangan yang menekankan otonomi dan independensi
hal-hal individual di alam semesta, hubungan dan ketergantungannya satu sama
lain).

2. Emile Durkhei
Durkheim dilahirkan di pinal, Prancis, yang terletak di Lorraine. Ia berasal
dari keluarga Yahudi Prancis yang saleh - ayah dan kakeknya adalah Rabi. Hidup
Durkheim sendiri sama sekali sekular. Malah kebanyakan dari karyanya
dimaksudkan untuk membuktikan bahwa fenomena keagamaan berasal dari
faktor-faktor sosial dan bukan ilahi. Namun demikian, latar belakang Yahudinya
membentuk sosiologinya - banyak mahasiswa dan rekan kerjanya adalah sesama
Yahudi,

dan

seringkali

masih

berhubungan

darah

dengannya.

Durkheim adalah mahasiswa yang cepat matang. Ia masuk ke cole Normale


Suprieure pada 1879. Angkatannya adalah salah satu yang paling cemerlang
pada abad ke-19 dan banyak teman sekelasnya, seperti Jean Jaurs dan Henri
Bergson kemudian menjadi tokoh besar dalam kehidupan intelektual Prancis. Di
ENS Durkheim belajar di bawah Fustel de Coulanges, seorang pakar ilmu klasik,
yang berpandangan ilmiah sosial. Pada saat yang sama, ia membaca karya-karya
Auguste Comte dan Herbert Spencer. Jadi, Durkheim tertarik dengan pendekatan
ilmiah terhadap masyarakat sejak awal kariernya. Ini adalah konflik pertama dari
banyak konflik lainnya dengan sistem akademik Prancis, yang tidak mempunyai
kurikulum ilmu sosial pada saat itu. Durkheim merasa ilmu-ilmu kemanusiaan
tidak menarik. Ia lulus dengan peringkat kedua terakhir dalam angkatannya ketika
ia menempuh ujian agrgation syarat untuk posisi mengajar dalam pengajaran
umum dalam ilmu filsafat pada 1882.
Minat Durkheim dalam fenomena sosial juga didorong oleh politik.
Kekalahan Prancis dalam Perang Prancis-Prusia telah memberikan pukulan
terhadap pemerintahan republikan yang sekular. Banyak orang menganggap
pendekatan Katolik, dan sangat nasionalistik sebagai jalan satu-satunya untuk
menghidupkan kembali kekuasaan Prancis yang memudar di daratan Eropa.
Durkheim, seorang Yahudi dan sosialis, berada dalam posisi minoritas secara
politik, suatu situasi yang membakarnya secara politik. Peristiwa Dreyfus pada
1894

hanya

memperkuat

sikapnya

10

sebagai

seorang

aktivis.

Seseorang yang berpandangan seperti Durkheim tidak mungkin memperoleh


pengangkatan akademik yang penting di Paris, dan karena itu setelah belajar
sosiologi selama setahun di Jerman, ia pergi ke Bordeaux pada 1887, yang saat itu
baru saja membuka pusat pendidikan guru yang pertama di Prancis. Di sana ia
mengajar pedagogi dan ilmu-ilmu sosial (suatu posisi baru di Prancis). Dari posisi
ini Durkheim memperbarui sistem sekolah Prancis dan memperkenalkan studi
ilmu-ilmu sosial dalam kurikulumnya. Kembali, kecenderungannya untuk
mereduksi moralitas dan agama ke dalam fakta sosial semata-mata membuat ia
banyak dikritik.
Tahun 1890-an adalah masa kreatif Durkheim. Pada 1893 ia menerbitkan
Pembagian Kerja dalam Masyarakat, pernyataan dasariahnya tentang hakikat
masyarakat manusia dan perkembangannya. Pada 1895 ia menerbitkan Aturanaturan Metode Sosiologis, sebuah manifesto yang menyatakan apakah sosiologi
itu dan bagaimana ia harus dilakukan. Ia pun mendirikan Jurusan Sosiologi
pertama di Eropa di Universitas Bourdeaux. Pada 1896 ia menerbitkan jurnal
L'Anne Sociologique untuk menerbitkan dan mempublikasikan tulisan-tulisan
dari kelompok yang kian bertambah dari mahasiswa dan rekan (ini adalah sebutan
yang digunakan untuk kelompok mahasiswa yang mengembangkan program
sosiologinya). Dan akhirnya, pada 1897, ia menerbitkan Bunuh Diri, sebuah
studi kasus yang memberikan contoh tentang bagaimana bentuk sebuah monograf
sosiologi.
Pada 1902 Durkheim akhirnya mencapai tujuannya untuk memperoleh
kedudukan terhormat di Paris ketika ia menjadi profesor di Sorbonne. Karena
universitas-universitas Prancis secara teknis adalah lembaga-lembaga untuk
mendidik guru-guru untuk sekolah menengah, posisi ini memberikan Durkheim
pengaruh yang cukup besar kuliah-kuliahnya wajib diambil oleh seluruh
mahasiswa. Apapun pendapat orang, pada masa setelah Peristiwa Dreyfus, untuk
mendapatkan

pengangkatan

politik,

Durkheim

memperkuat

kekuasaan

kelembagaannya pada 1912 ketika ia secara permanen diberikan kursi dan

11

mengubah namanya menjadi kursi pendidikan dan sosiologi. Pada tahun itu pula
ia menerbitkan karya besarnya yang terakhir Bentuk-bentuk Elementer dari
Kehidupan Keagamaan.
Perang Dunia I mengakibatkan pengaruh yang tragis terhadap hidup
Durkheim. Pandangan kiri Durkheim selalu patriotik dan bukan internasionalis
ia mengusahakan bentuk kehidupan Prancis yang sekular, rasional. Tetapi
datangnya perang dan propaganda nasionalis yang tidak terhindari yang muncul
sesudah itu membuatnya sulit untuk mempertahankan posisinya. Sementara
Durkheim giat mendukung negarainya dalam perang, rasa enggannya untuk
tunduk kepada semangat nasionalis yang sederhana (ditambah dengan latar
belakang Yahudinya) membuat ia sasaran yang wajar dari golongan kanan Prancis
yang kini berkembang. Yang lebih parah lagi, generasi mahasiswa yang telah
dididik Durkheim kini dikenai wajib militer, dan banyak dari mereka yang tewas
ketika Prancis bertahan mati-matian. Akhirnya, Ren, anak laki-laki Durkheim
sendiri tewas dalam perang sebuah pukulan mental yang tidak pernah teratasi
oleh Durkheim. Selain sangat terpukul emosinya, Durkheim juga terlalu lelah
bekerja, sehingga akhirnya ia terkena serangan lumpuh dan meninggal pada 1917.
.3. Karl Marx
Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di
Jerman). Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung
seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama
resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi
pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara
Herschel, Samuel seperti juga leluhurnya adalah rabi kepala di Trier.
Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan
dan artis masa-masa awal Karl Marx.
Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakan nya di
kalimat pembuka pada buku Communist Manifesto (1848) : Sejarah dari
berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang

12

pertentangan kelas. Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan
dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari
sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran
proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).
Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme, Marx merupakan kaum
terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme
miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan
memberikan jalan untuk komunisme. Di lain tangan, Marx menulis bahwa
kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja
internasional. Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh
negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini. Hasil dari
pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis.
Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada pada
saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang lingkungan
yang ada dari saat ini. Ideologi Jerman- Dalam hidupnya, Marx terkenal sebagai
orang yang sukar dimengerti, ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang
besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini
berkembang karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam
Revolusi Oktober Rusia. Namun, masih ada beberapa bagian kecil dari dunia ini
yang belum mengenal ide Marxian ini sampai pada abad ke-20. Hubungan antara
Marx dan Marxism adalah titik kontroversi. Marxism tetap berpengaruh dan
kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya
Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian
David McLelland yang menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di
Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun
hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari.

4. Max Weber

13

Max Weber lahir di Erfurt, Jerman, 21 April 1864, berasal dari keluarga kelas
menengah. Perbedaan paling penting antara kedua orang tuanya berpengaruh
besar terhadap orientasi intelektual danperkembangan psikologi Weber. Ayahnya
seorang birokrat yang kedudukan politiknya relatif penting, dan menjadi bagian
dari kekuasaan politik yang mapan dan sebagai akibatnyamenjauhkan diri dari
setiap aktivitas dan idealisme yang memerlukan pengorbanan pribadi atau yang
dapat menimbulkan ancaman terhadap kedudukannya dalam sistem. Lagipula
sang ayah adalah seorang yang menyukai kesenangan duniawi dan dalam hal ini,
juga dalam berbagai hal lainnya, ia bertolak belakang dengan istrinya. Ibu Max
Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani
kehidupan prihatin (ascetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi
dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan
akhirat. Ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi
pertanda bahwa ia tak ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat.
Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan
perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak besar terhadap Weber.
Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang
bertolak belakang itu, Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas.
Mula-mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin
mendekati orientasi hidup Ibunya. Apa pun pilihannya, keteganan yang dihasilkan
oleh kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan itu berpengaruh negatif
terhadap kejidwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari rumah
untuk belajar di Universitas Heildelberg. Weber telah menunujukkan kematangan
intelektual tetapi ketika masuk universitas ia masih tergolong terbelakang dan
pemalu dalam bergaul. Sifat ini cepat berubah ketika ian bergabung dengan
kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayahnya dulu. Setelah kuliah
tiga semster, Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan tahun1884
ia kembali ke berlin, ke rumah orang tuanya, dan belajar di universitas Berlin. Ia
tetap disana hampir 8 tahun untuki menyelesaikan studi hingga mendapat gelar

14

Ph.D., menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Tak lama
kemudian Weber mulai menunjukkan gejala yang berpuncak pada gangguan
syaraf. Sering tak bisa tidur atau bekerja dan enam bulan atau tujuh tahun
berikutnya dilaluinya dalam keadaan mendekati kehancuran total. Tahun 1904 dan
1905 Weber menerbitkan salahn satu karya terbaiknya, The protestan Ethic and
The Spirit of Capitalism. Dalam karya ini Weber mengumumkna besarnya
pengaruh agama ibunya di tingkat akademis. Weber banyak menghabiskan waktu
untuk belajar agama meski secara pribadi ia tak religius. Weber pun aktif dala
aktivitas politik dan menulis tentang masalah politik di masa itu. Ada ketegangan
dalam kehidupan Weber dan yang lebih penting, dalam karyanya antara oemikiran
birokratis seperti yang dicerminkan oelh ayahnya dan rasa keagamaan ibunya,
ketegangan yang tak terselesaikan ini meresapi karya Weber maupun kehidupan
pribadinya.

BAB III

15

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat dibagi menjadi 4 babakan yakni Filsafat klasik, filsafat abad
pertengahan filsafat modern dan filsafat kontemporer. Filsafat klasik di dominasi oleh
rasionalisme, filsafat abad pertengahan didominasi dengan doktrin-doktrin agama
Kristen selanjutnya filsafat modern didominasi oleh rasionalisme sedangkan filsafat
kontemporer didominasi oleh kritik terhadap filsafat modern.
Filsafat barat kontemporer ini muncul pada abad XX sebagai kritik dari
filsafat modern, hal ini dapat terungkap dalam

istilah dekonstruksi, yang

didekonstruksi oleh filsafat kontemporer ini adalah rasionalisme yang digunakan


untuk membangun seluruh isi kebudayaan dunia barat,
Aliran-aliran yang muncul pada abad ini adalah Pragmatisme, vitalisme,
Fenomenologi, Eksistensialisme, Filsafat Analitis (filsafat bahasa), Strukturalisme
dan Postmodernisme.
Ciri filsafat Kontemporer adalah sebagai reaksi dari berkembangnya filsafat
modern yang semakin melenceng, pemikiran Kontemporer ini berusaha mengkritik
Logosentrisme, rasionalisme filsafat modern yang berusaha menjadika rasio sebagai
instrumen utama, perkembangan Filsafat kontemporer berada dalam dua jalur yakni
filsafat Holistic dan filsafat dekonstruksi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

16

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, Asmoro. 2007. Filsafat Umum. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Bertens, K. 2001. Filsafat Barat Kontemporer Prancis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Bertens, K. 2001. Ringkasan Sejarah Filsafat. Yogyakarta : Kanisius.
Hadiwidjono, Harun. 1998. Sari Sejarah Filsafat Barat 1. Yogyakarta : Kanisius.
Hadiwijono, Harun. 2002. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius.
Tafsir, Ahmad. 2007. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

KATA PENGANTAR

17

Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Filsafat Kontemporer
tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.

Bengkulu, April 2015

Penyusun

i
18

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATA PENGANTAR.......................................................................................

DAFATR ISI.....................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan

......................................................................................1

C. Rumusan Masalah.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Filsafat awal abad Kontemporer .........................................................

B. Aliran-Aliran dalam Filsafat Kontemporer .......................................

C. Tokoh-Tokoh Aliran Kontemporer Dan Biografinya............................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...........................................................................................

15

B. Kritik dan Saran ...................................................................................

15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

iii

ii 19

MAKALAH
FILSAFAT UMUM
Filsafat Kontemporer

Disusun Oleh :
NARZIHATMAH
1416713407

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
BENGKULU
2015
iii
20

You might also like