Professional Documents
Culture Documents
Purwokerto
Amir Hidayat1, Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T.2, Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.3
Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
amirhidayat7@gmail.com, alfin@st3telkom.ac.id, ekawahyudi@st3telkom.ac.id
Abstract
Mobile telecommunications technology has developed very fast mobile broadband according to the human
need for information . 3G networks are now widely used in the future to use voice and data services . The quality of
the 3G network will be declared either if the network can meet the standards set by the value of the service provider
in terms of signal and quality of service . With the growing number of customers , the quality of the network should
be improved both network outdoors and indoors . To determine the quality of a mobile network can use the test drive
methods by looking at the signal value parameters Received Signal Code Power ( RSCP ) , Energy Chips / Noise (
Ec / No ) and Scrambling Code ( SC ) . Observation signal quality , signal level and the observation data services to
download and upload throughput memlilih Node B 's in the Bay area , is due to transmit 3G network . Observation
signal quality and signal level using the idle mode and dedicated mode . The observation of a single test drive this
site or obtain the value of the signal level -85 dBm RSCP can achieve the target of 80 % while the signal quality or
Ec / No 12 dBm can achieve the target of 80 % . The average maximum download and upload throughput for 7 (
seven ) days of observations in each sector have reached the target of 256 Kbps download KPI while uploaad of 256
Kbps .
Keywords: 3g, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput .
Abstrak
Telekomunikasi selular mengalami perkembangan teknologi mobile broadband yang sangat pesat sesuai
dengan kebutuhan manusia akan informasi. Jaringan 3G pada masa sekarang banyak digunakan untuk penggunaan
layanan panggilan suara maupun data. Kualitas jaringan 3G akan dinyatakan baik jika jaringan tersebut dapat
memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh operator selular dalam hal sinyal maupun kualitas layanan. Dengan
berkembangnya jumlah pelanggan maka kualitas jaringan harus selalu ditingkatkan baik jaringan di luar ruangan
maupun di dalam ruangan. Untuk mengetahui kualitas suatu jaringan seluler dapat menggunakan metode drive test
dengan melihat parameter-parameter nilai sinyal Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips/Noise (Ec/No)
dan Scrambling Code (SC). Pengamatan kualitas sinyal, level sinyal dan pengamatan layanan data untuk throughput
download dan upload memlilih Node B yang ada di daerah Teluk, dikarenakan sudah mentransmisikan jaringan 3G.
Pengamatan kualitas sinyal dan level sinyal menggunakan metode idle mode dan dedicated mode. Hasil pengamatan
dari drive test single site ini memperoleh nilai level sinyal atau RSCP -85 dBm dapat mencapai target 80%
sedangkan kualitas sinyal atau Ec/No 12 dBm dapat mencapai target 80%. Rata-rata maksimum throughput
download dan upload selama 7 (tujuh) hari pengamatan di masing-masing sektor sudah mencapai target KPI
download sebesar 256 Kbps sedangkan uploaad sebesar 256 Kbps.
Kata kunci : 3G, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput.
Universal Mobile Telecommunications System
(UMTS) merupakan suatu teknologi sepasang
frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink
dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1920
MHz 1980 MHz dan untuk downlink yaitu 2110
MHz 2170 MHz. UMTS hadir sebagai solusi atas
permasalahan pada jaringan GSM, baik untuk
layanan panggilan video (video call) dan data.
UMTS mempunyai sepasang frekuensi yang besar,
hal ini memungkinkan banyak user dapat mengakses
informasi dalam frekuensi dan waktu yang sama.
UMTS diharapkan mampu mengatasi permasalahan
1. Pendahuluan
Pada perkembangan teknologi yang semakin
pesat saat ini menuntut setiap orang agar dapat
berkomunikasi
dimanapun
dengan
baik.
Kebutuhan sarana telekomunikasi saat ini terutama
pada telekomunikasi selular (wireless). Evolusi
perkembangan teknologi telekomunikasi selular
pada saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan
karena kemudahan yang disediakan terutama
dalam hal efektifitas mobilitas pada Mobile Station
(MS).
Ketiga[1]
Universal Mobile Telecommunication System
(UMTS) merupakan revolusi GSM yang
mendukung kemampuan generasi ketiga (3G).
UMTS menggunakan teknologi akses W-CDMA
dengan system Direct Sequence Wideband (DSWCDMA). Terdapat dua mode yang digunakan
dalam W-CDMA dimana yang pertama
menggunakan Frequency Division Duplex (FDD)
dan kedua dengan menggunakan Time Division
Duplex (TDD). FDD dikembangkan di Eropa dan
Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia.
Pada W-CDMA FDD, digunakan, sepasang
frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan
downlink denga alokasi frekuensi untuk uplink
yaitu 1920-1980 MHz dan untuk downlink yaitu
2110-2170
MHz.
Hal ini
berdasarkan
International Telecommunication Union (ITU)
dengan standar IMT-2000. Jaringan 3G
memungkinkan
operator
jaringan
untuk
menawarkan jangkauan yang lebih luas dari
fasilitas tingkat lanjut ketika mencapai kapasitas
jaringan yang lebih besar melalui peningkatan
efisiensi
penggunaan spektrum.
Fasilitas
tambahan juga meliputi transmisi data HSPA
yang mampu untuk mengirim data dengan
kecepatan sampai 14,4 Mbps untuk downlink dan
5,8 Mbps untuk uplink.
ITU mendefisikan 3G sebagai teknologi
yang :
a. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 144 Kbps pada pengguna
yang bergerak dengan kecepatan
100 km/jam.
b. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 384 Kbps pada pengguna
yang berjalan kaki.
c. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 2 Mbps pada pengguna diam
(stasioner).
5.2 Arsitektur Jaringan 3G[2]
a.
2.
3.
1.
6.3
2.
Pengambilan Data
Warna
Ec/No (dBm)
Nilai
Warna
Plotting
80 %
Coverage
Ec/No < 12 dB
80 %
>= -9
>= -12 and
>= -102
< -9
3G Max
Download
256kbps
< -102
< -12
Troughput
Upload
256kbps
1.
Ec/No
RSCP
No. of
Sample
> -9
>
> -92
-9
to < 12
< -12
> -92 to
< -102
100%
-
< -102
Total
X 100%
X 100%
Sampel
7. HASIL DATA DAN ANALISIS
7.1 Parameter Perhitungan Hasil Pengamatan
Data sample yang telah didapat dari
hasil drive test akan digunakan untuk
menentukan kualitas dari jaringan yang telah
diamati. Perhitungan sampel data hasil drive
test dapat menggunakan persamaan yang ada
di tabel 3.
Hasil perhitungan dari persamaan di
tabel 3 akan digunakan untuk melihat hasil
kualitas jaringan dan selanjutnya akan
ditentukan oleh nilai KPI yang telah
ditentukan operator selular yang telah diuji
pada tabel 2.
Test
1. Pengamatan kualitas sinyal
Pengamatan kualitas penerima dilakukan
dengan metode drive test dalam mode
dedicated. Mode dedicated adalah MS
melakukan panggilan suara secara berulangulang dalam kondisi mobile/bergerak.
Software
TEMS
Investigation akan
merekam semua kejadian yang ada selama
drive test dan disimpan dalam bentuk
logfile. Hasil dari logfile tersebut akan
digunakan untuk plotting di software
MapInfo dan Nemo Analyzer. Parameter
yang ditampilkan dari hasil plotting tersebut
yaitu Ec/No. Hasilnya kemudian diamati
untuk diambil kesimpulan dan saran dari
hasil pengamatan.
a. Nilai Energy Carrier Per Noise Area
Purwokerto
Average
-8,172
Maximum
-4
Minimum
-23,5
Sample Count
1058416,481
10
RSCP (dBm)
-9 to 0
20152
70,73
Average
-71,949
-12 to -9
6583
23,10
Maximum
-50
-20 to -12
1755
Minimum
-114
Total Sampel
28490
93,83
Sample Count
681468,33
11
X 100 = 95,37 %
28632
391913
bps
385000
380000
SC 26
403250
nilai rata-rata throughput upload
8. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil dan analisa data bab 4 adalah sebagai
berikut:
a. Pengukuran jaringan 3G dapat dilakukan
dengan metode drive test dengan
mengamati RSCP untuk level sinyal,
Ec/No untuk mengamati kualitas sinyal,
Scrambling Code, dan Throughput
Download dan Upload.
b. Nilai KPI dari level sinyal pada
penggunaan parameter RSCP sudah
mencapai target 80% pada range nilai
RSCP > -85 dBm yaitu sebesar 99,54%.
c. Nilai KPI dari kualitas sinyal pada
penggunaan parameter Ec/No sudah
memenuhi target 80% pada range nilai
Ec/No < 12 dBm yaitu sebesar 93,83%.
d. Berdasarkan hasil pengamatan throughput
download yang penulis lakukan mulai
tanggal 4 September 2013 sampai dengan
12 September 2013. Hasil pengamatan
yang dilakukan pada tiap-tiap sektor.
Berdasarkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 10 sebesar
380982,856 bps atau 381 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 18 sebesar
391913,142 bps atau 392 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 26 sebesar
400868,571 bps atau 401 Kbps. Hasil nilai
rata-rata throughput download yang
ditampilkan dari ke-3 sektor ini selama 7
hari sudah memenuhi standar KPI yang
sudah ditentukan oleh operator.
99.88
SC 10
SC 18
380982
403385
403300
400868
390000
SC 18
403350
SC 10
403508
403450
403400
400000
403618
403600
SC 26
375000
370000
nilai rata-rata throughput
download
12
e.
4.
PT.Exelcomindo,"
Akademi
Teknik
Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto,
Purwokerto, 2006.
Nur Achmadi, "Analisis Kualitas Jaringan
High Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) Dengan Metode Drive Test Indoor
Di Area Surabaya," Sekolah Tinggi Teknologi
Telematika Telkom Purwokerto, Purwokerto,
2013.
Mengetahui :
Pembimbing I
Pembimbing II
13