You are on page 1of 13

Analisis Performansi Jaringan 3-G Node B Dengan Metode Drive Test di BTS Teluk

Purwokerto
Amir Hidayat1, Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T.2, Eka Wahyudi, S.T., M.Eng.3
Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom Purwokerto
amirhidayat7@gmail.com, alfin@st3telkom.ac.id, ekawahyudi@st3telkom.ac.id
Abstract
Mobile telecommunications technology has developed very fast mobile broadband according to the human
need for information . 3G networks are now widely used in the future to use voice and data services . The quality of
the 3G network will be declared either if the network can meet the standards set by the value of the service provider
in terms of signal and quality of service . With the growing number of customers , the quality of the network should
be improved both network outdoors and indoors . To determine the quality of a mobile network can use the test drive
methods by looking at the signal value parameters Received Signal Code Power ( RSCP ) , Energy Chips / Noise (
Ec / No ) and Scrambling Code ( SC ) . Observation signal quality , signal level and the observation data services to
download and upload throughput memlilih Node B 's in the Bay area , is due to transmit 3G network . Observation
signal quality and signal level using the idle mode and dedicated mode . The observation of a single test drive this
site or obtain the value of the signal level -85 dBm RSCP can achieve the target of 80 % while the signal quality or
Ec / No 12 dBm can achieve the target of 80 % . The average maximum download and upload throughput for 7 (
seven ) days of observations in each sector have reached the target of 256 Kbps download KPI while uploaad of 256
Kbps .
Keywords: 3g, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput .
Abstrak
Telekomunikasi selular mengalami perkembangan teknologi mobile broadband yang sangat pesat sesuai
dengan kebutuhan manusia akan informasi. Jaringan 3G pada masa sekarang banyak digunakan untuk penggunaan
layanan panggilan suara maupun data. Kualitas jaringan 3G akan dinyatakan baik jika jaringan tersebut dapat
memenuhi standar nilai yang ditetapkan oleh operator selular dalam hal sinyal maupun kualitas layanan. Dengan
berkembangnya jumlah pelanggan maka kualitas jaringan harus selalu ditingkatkan baik jaringan di luar ruangan
maupun di dalam ruangan. Untuk mengetahui kualitas suatu jaringan seluler dapat menggunakan metode drive test
dengan melihat parameter-parameter nilai sinyal Received Signal Code Power (RSCP), Energy Chips/Noise (Ec/No)
dan Scrambling Code (SC). Pengamatan kualitas sinyal, level sinyal dan pengamatan layanan data untuk throughput
download dan upload memlilih Node B yang ada di daerah Teluk, dikarenakan sudah mentransmisikan jaringan 3G.
Pengamatan kualitas sinyal dan level sinyal menggunakan metode idle mode dan dedicated mode. Hasil pengamatan
dari drive test single site ini memperoleh nilai level sinyal atau RSCP -85 dBm dapat mencapai target 80%
sedangkan kualitas sinyal atau Ec/No 12 dBm dapat mencapai target 80%. Rata-rata maksimum throughput
download dan upload selama 7 (tujuh) hari pengamatan di masing-masing sektor sudah mencapai target KPI
download sebesar 256 Kbps sedangkan uploaad sebesar 256 Kbps.
Kata kunci : 3G, drive test, RSCP, EC/No, scrambling code, throughput.
Universal Mobile Telecommunications System
(UMTS) merupakan suatu teknologi sepasang
frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan downlink
dengan alokasi frekuensi untuk uplink yaitu 1920
MHz 1980 MHz dan untuk downlink yaitu 2110
MHz 2170 MHz. UMTS hadir sebagai solusi atas
permasalahan pada jaringan GSM, baik untuk
layanan panggilan video (video call) dan data.
UMTS mempunyai sepasang frekuensi yang besar,
hal ini memungkinkan banyak user dapat mengakses
informasi dalam frekuensi dan waktu yang sama.
UMTS diharapkan mampu mengatasi permasalahan

1. Pendahuluan
Pada perkembangan teknologi yang semakin
pesat saat ini menuntut setiap orang agar dapat
berkomunikasi
dimanapun
dengan
baik.
Kebutuhan sarana telekomunikasi saat ini terutama
pada telekomunikasi selular (wireless). Evolusi
perkembangan teknologi telekomunikasi selular
pada saat ini sangat pesat, hal ini disebabkan
karena kemudahan yang disediakan terutama
dalam hal efektifitas mobilitas pada Mobile Station
(MS).

yang dihadapi oleh jaringan GSM, terutama


permasalahan kapasitas jaringan.
Setiap penyedia (provider) jaringan
komunikasi bergerak, termasuk jaringan 3G,
berusaha memberikan pelayanan yang terbaik. Akan
tetapi, ditemukan berbagai permasalahan pada
jaringan tersebut. Salah satu permasalahan ialah
kualitas panggilan yang tidak bagus. Hal ini
merugikan pelanggan, dan juga penyedia jaringan
yang bersangkutan. Permasalahan lain yaitu
kegagalan koneksi. Layanan 3G tentu diharapkan
dengan kemampuannya untuk melakukan akses data
berkecepatan tinggi dengan fitur layanan video call
serta internet mobile. Dari kasus tersebut maka
penulis akan mengangkat judul Analisis
Performansi Jaringan 3-G Node B Dengan
Metode Drive Test di BTS Teluk Purwokerto.
Tugas akhir ini akan membahas tentang bagaimana
cara mengukur jaringan 3G dengan mengamati
parameter-parameter tertentu dengan metode drive
test. Perencanaan Tugas Akhir ini akan membahas
bagaimana melakukan analisis dari pengumpulan
data menggunakan metode drive test menggunakan
TEMS Investigation 9.1 dan untuk menampilkan
hasil pengujian kualitas jaringan UMTS pada data
hasil drive test pada BTS tertentu ditampilkan
dengan menggunakan MapInfo 10.5 dan Nemo
Analyzer 6.10 untuk menghitung setiap download
dan Upload. Pengujian layanan yang akan dianalisa
adalah suara dan data dengan menentukan parameter
yang mengindikasikan kualitas layanan suara dan
data.
2. Rumusan Masalah

memberikan alternatif bagi kemungkinan yang dapat


digunakan untuk pemecahan masalah
1. Parameter yang diamati
Parameter yang diamati adalah nilai data
Received Signal Code Power (RSCP), Energy
chips per Noise (Ec/No), Coverage, Scrambling
Code dan Throughput untuk layanan data 3G.
2. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan menggunakan
software TEMS Investigation 10.0.3 yang
dihubungkan dengan hanset yang mendukung
layanan HSDPA.
a. Pengambilan data menggunakan metode
drive test Single Site Verification (SSV)
yaitu mengamati kinerja sebuah BTS
dengan tiga buah sektor.
b. Mengambil data coverage dari sinyal 3G
(UMTS) dengan melihat parameter data
Received Signal Code Power (RSCP),
Energy chips per Noise (Ec/No),
Coverage,
Scrambling
Code
dan
Throughput.
c. Mengambil data throughput upload dan
download layanan data ke ftp server
sebesar 10MB sebanyak 1 kali setiap 3
sektor selama 7 hari.
3. Perangkat penelitian
Perangkat penelitian yang digunakan untuk
pembuatan tugas akhir ini adalah menggunakan
software TEMS Investigation 9.1 dan sebuah
handset yang telah terinstall TEMS Pocket,
perangkat tersebut berguna untuk merekam nilainilai dari parameter dalam pengukuran sinyal 3G
(UMTS). Pembuatan analisa dari nilai parameter
yang telah ada digunakan software MapInfo dan
Nemo Analyzer 6.10 agar menghasilkan sebuah
gambaran keterangan hasil analisa.
5. Dasar Teori
1. Sistem Komunikasi Bergerak Generasi

Rumusan masalah dalam tugas akhir ini


adalah bagaimana menganalisa nilai kualitas sinyal
dan level sinyal dan layanan data pada jaringan 3-G
Node B yang ada di BTS Teluk Purwokerto.
3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah
mengetahui kualitas jaringan 3G dalam sebuah
BTS dengan mengamati parameter Received Signal
Code Power (RSCP), Energy chips per Noise
(Ec/No), Coverage, Scrambling Code, dan juga
Throughput untuk layanan data 3G.
Manfaat yang didapat dari penulisan tugas
akhir ini adalah dapat digunakan sebagai bahan
referensi praktikum drive test dalam mata kuliah
teknik telekomunikasi dan mengetahui kualitas
jaringan 3-G dan layanan data throughput
download dan upload.
4. Metode Penelitian
1
Metode penelitian
Metode penelitian adalah merupakan
serangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka
pemecahan suatu permasalahan serta mencarikan
penjelasan dan jawaban terhadap permasalahan serta

Ketiga[1]
Universal Mobile Telecommunication System
(UMTS) merupakan revolusi GSM yang
mendukung kemampuan generasi ketiga (3G).
UMTS menggunakan teknologi akses W-CDMA
dengan system Direct Sequence Wideband (DSWCDMA). Terdapat dua mode yang digunakan
dalam W-CDMA dimana yang pertama
menggunakan Frequency Division Duplex (FDD)
dan kedua dengan menggunakan Time Division
Duplex (TDD). FDD dikembangkan di Eropa dan
Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia.
Pada W-CDMA FDD, digunakan, sepasang
frekuensi pembawa 5 MHz pada uplink dan
downlink denga alokasi frekuensi untuk uplink
yaitu 1920-1980 MHz dan untuk downlink yaitu

2110-2170
MHz.
Hal ini
berdasarkan
International Telecommunication Union (ITU)
dengan standar IMT-2000. Jaringan 3G
memungkinkan
operator
jaringan
untuk
menawarkan jangkauan yang lebih luas dari
fasilitas tingkat lanjut ketika mencapai kapasitas
jaringan yang lebih besar melalui peningkatan
efisiensi
penggunaan spektrum.
Fasilitas
tambahan juga meliputi transmisi data HSPA
yang mampu untuk mengirim data dengan
kecepatan sampai 14,4 Mbps untuk downlink dan
5,8 Mbps untuk uplink.
ITU mendefisikan 3G sebagai teknologi
yang :
a. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 144 Kbps pada pengguna
yang bergerak dengan kecepatan
100 km/jam.
b. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 384 Kbps pada pengguna
yang berjalan kaki.
c. Mempunyai kecepatan transfer data
sebesar 2 Mbps pada pengguna diam
(stasioner).
5.2 Arsitektur Jaringan 3G[2]

a.

adalah Serving GPRS Support Node (SGSN),


SGSN merupakan interface yang berfungsi
sama dengan MSC tetapi digunakan untuk
layanan Packet Switched dan Gateway GPRS
Support Node (GGSN), GGSN merupakan
gerbang yang menghubungkan UMTS menuju
jaringan Packet Switched. Beberapa elemen
jaringan yang lain seperti HLR dan AUC
digunakan bersama oleh kedua daerah tersebut.
Arsitektur CN dapat berubah ketika
terdapat layanan atau fitur yang baru. Transfer
data di dalam jaringan ini didukung oleh
Gateway GPRS Support Node (GGSN) dan
Serving GPRS Support Node (SGSN). Pada
dasarnya, GGSN adalah sebuah fitur
pengaturan
mobilitas
tambahan,
dan
menghubungkan dengan berbagai macam
elemen jaringan melalui standart interface
fisik yang terhubung ke jaringan packet data
external (misalnya Internet). SGSN menangani
pengiriman packet dari dan ke terminalterminal mobile. Masing-masing SGSN
memungkinkan untuk mengirimkan packet ke
terminal di dalam service area. GGSN dan
SGSN dapat mengirim data dengan kecepatan
hingga 2 Mbps.
b. UMTS
Terrestrial
Radio
Access
Network (UTRAN)
UTRAN terdiri dari satu atau lebih Radio
Network System (RNS), dimana RNS tersebut
terdiri dari sebuah pengendali jaringan radio
yang disebut dengan Radio Network Controller
(RNC), beberapa node B (UMTS Base Station)
dan User Equipment. UTRAN terhubung pada
bagian Core Network (CN) melalui Interface Iu
dan menggunakan Interface Iub untuk
mengontrol node B. sedangkan Interface Iur
yang menghubungkan antar RNC berfungsi
untuk mengatur terjadinya soft handover
diantara RNC tersebut.
1) Radio Network Controller (RNC)
RNC berfungsi untuk mengendalikan
sumber-sumber radio dari beberapa Node
B, fungsinya serupa dengan BSC di GSM.
RNC juga berperan penting untuk
mengontrol Radio Resources UTRAN,
seperti Power Control (PC) atau
Handover Control (HC), dimana sebagian
diantaranya terdapat pada bagian RNC.
c. User
Equipment (UE)
atau Mobile
Station (MS).
User Equipment (UE) mempunyai prinsip
yang sama seperti pada GSM Mobile Station
(MS), memiliki modul identitas user, yang
serupa dengan SIM pada GSM. User
Equipment (UE) terdiri dari dua bagian, yaitu

Gambar 1 Arsitektur Jaringan 3G[2]


Core Network (CN)
Core Network (CN) dibagi dalam daerah
Circuit Switched dan Packet Switched.
1) Circuit Switched
Beberapa elemen dari Circuit
Switched adalah Mobile Service
Switching Centre (MSC), MSC
merupakan
interface
yang
menangani MS untuk menangani
circuit switched data, Gateway MSC
(GMSC)
merupakan
gerbang
penghubung antara UMTS dan
jaringan luar circuit switched seperti
PSTN, Visitor Location Register
(VLR), dan Gateway MSC.
2) Packet Switched
Elemen
Packet
Switched

Mobile Equipment (ME) dan UMTS Subscriber


Identity Module (USIM) yang dihubungkan
oleh interface Cu. Mobile Equipment (ME)
adalah perangkat untuk pengiriman radio,
sedangkan USIM merupakan sebuah kartu
yang memuat identitas user dan informasi
pribadi. Interface UE dengan jaringannya
disebut interface Uu, yang merupakan air
interface WCDMA.
5.3 Pengenalan TEMS[3]
1. Test Mobile System (TEMS) Investigation 9.1
Tems adalah TEMS adalah kependekan
dari Test Mobile System yang merupakan
perangkat
untuk
men-setting
dan
maintenance jaringan selular. Perangkat
TEMS ini merupakan keluaran Ericsson
untuk drive test. Pada dasarnya terdiri dari
ponsel
TEMS
mobile
phone
yang
dikendalikan oleh perangkat lunak pada
komputer. Salah satu fitur utama dari TEMS
adalah menggunakan ponsel dengan bagian
radio standar dan daya standar, yaitu suatu
ponsel biasa dengan perangkat lunak yang
diubah. Maka dari itu TEMS akan
berperilaku sama seperti ponsel standar.
Namun memiliki fitur tambahan sebagai
pengumpul informasi tentang level sinyal dan
kualitas sinyal dan banyak lagi yang
dipancarkan oleh BTS. Didalam logfile
terdapat 2 file yaitu:
a. Statistic File
Dari hasil Drive test, logfile akan
di convert oleh File and Information
Conveting System (FICS) ke statistics
file, yang diantaranya terdapat
parameter untuk Handover, Signal
Strength dan Quality Distribution.
b. Geographical Information Mobile
Surveys (GIMS)
GIMS merupakan file yang
digunakan
untuk
memaparkan
graphical dari drive test.
2. Ada tiga jenis TEMS yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya, antara lain:
a. TEMS Investigation
TEMS ini digunakan untuk
drive test di luar ruangan (outdoor).
Mulai versi 4 sudah dapat digunakan
untuk drive test dalam ruangan
(indoor). Menggunakan Global
Positioning System (GPS) sebagai
alat navigasi dan plotting parameter
pada rute drive test yang dilalui.
b. TEMS Light

Jenis TEMS Light ini digunakan untuk


drive test di dalam ruangan (indoor). TEMS
Light merupakan versi penyederhanaan dari
TEMS Investigation dengan menghilangkan
beberapa fitur, yang bertujuan mengurangi
beban kerja dan konsumsi baterai komputer.
Hal tersebut dilakukan karena saat itu komputer
portable/laptop masih mempunyai keterbatasan
perangkat dan baterai. Data logfile yang
dihasilkan TEMS Light sama lengkapnya
dengan yang dihasilkan oleh TEMS
Investigation. Plotting parameter dilakukan
secara manual karena GPS tidak dapat
menerima sinyal dari satelit.
c. TEMS Automatic
TEMS Automatic ini digunakan untuk
drive test di luar ruangan (outdoor). TEMS
Investigation dan TEMS Light hanya bisa
mengukur sisi downlink saja yaitu dari arah
BTS ke MS. Sedangkan untuk uplink yaitu dari
arah MS ke BTS, TEMS Investigation dan
Light tidak dapat mengukur karena alat
pengukurnya
hanya
handphone. TEMS
Automatic menggunakan sistem client-server
untuk pengamatan uplink dan downlink. Clientnya menggunakan Mobile Test Unit (MTU)
yang bekerja secara otomatis saat dinyalakan.
Hasil pengamatan di MTU dikirim lewat GPRS
ke server. Server akan menerima data dari
MTU dan mengolahnya.

Gambar 2 Perangkat Drive Test[3]


3. Dalam Tems Investigation 9.1 terdapat 5 bagian
yang saling berkaitan. Diantaranya yaitu:
a. Workspace dan Worksheet.
b. Toolbars
c. Status Bar
d. Menu Bar
e. Navigator

khususnya untuk teknologi selular. Informasi


yang ditampilkan pada mode ini didapat dari
perangkat TEMS secara langsung saat dilakukan
drive test.
1. Perlengkapan Drive Test
Proses drive test membutuhkan
peralatan-peralatan yang mendukung dalam
pengamatan. Dalam modul ini drive test
dilakukan menggunakan software TEMS
dan adapun perlengkapan lengkapnya
sebagai berikut:
a.
Laptop
Laptop digunakan sebagai alat
monitoring parameter hasil drive test
secara
visual.
Laptop
yang
dilengkapi dengan software TEMS
Investigation untuk mengambil dan
mengolah data. Spesifikasi Laptop
untuk drive test harus memiliki
memori RAM lebih dari 1GB.
b. Perangkat Lunak TEMS
Perangkat Lunak TEMS yang
digunakan untuk drive test di luar
ruangan adalah software TEMS
Investigation
c.
Dongle HASP4
Dongle HASP4 adalah gabungan
proteksi antara hardware key
(dongle) dan software yang biasanya
sudah terintegrasi dengan aplikasi.
Software yang terintegrasi dengan
TEMS Investigation secara periodik
akan memeriksa apakah hardware
key tersebut valid atau tidak, jika
tidak valid software tidak akan
berjalan sempurna. Tujuan dari
dongle adalah menggantikan serial
number dan hanya komputer yang
terpasang
dongle
yang
bisa
menggunakan aplikasi tersebut.
d. Ponsel TEMS
Ada berbagai jenis ponsel yang
support pada TEMS investigation
diantaranya adalah Sony Ericsson
K800i, T610, dan W995i. Ponsel
sebagai terminal untuk panggilan,
upload dan download data maupun
video call. Dan untuk mengamati
kekuatan sinyal yang diterima oleh
pelanggan. Selain itu perlu juga
disiapkan sim card dari operator
yang akan diamati.
e. Kabel Data
Kabel data untuk menghubungkan
antara computer dan ponsel. Kabel

Gambar 3 Tampilan dari apliakasi software


TEMS[3]
a. Workspace dan Worksheet
Workspace dan Worksheet merupakan
tampilan dari menu-menu yang lain, digunakan
saat dalam sesi kerja. Dalam workspace yang
dapat ditampilkan pada saat itu hanya satu,
sehingga kita dapat membagi workspace
menjadi beberapa worksheet sampai dengan 10
worksheet dapat ditampilkan secara simultan.
b. Toolbars
Pada menu Toolbar terdapat tombol-tombol
yang dicerminkan atau ditampilkan
atau
ditampilkan pada menu, hanya di toolbar kita
dapat langsung mengakses.
c. Status Bar
Status Bar menampilkan symbol dan pesan
singkat yang mengindikasikan status utama.
d. Menu Bar
Menu Bar merupakan menu cerminan dari
menu Navigator.
e. Navigator
Dari menu Navigator kita dapat membuka
jendela presentation dan mengubah range
warna dari informasi element, Navigator secara
khusus digunakan untuk mengkonfigurasikan
Workspace pada saat sesi kerja..
5.4 Drive Test Menggunakan Test Mobile System
(TEMS)[3]
Drive Test ialah proses pengukuran sistem
komunikasi bergerak pada sisi gelombang radio
diudara yaitu dari arah Node B ke UE atau
sebaliknya, dengan menggunakan ponsel yang
didesain secara khusus untuk pengukuran. Drive
test bertujuan untuk mengukur kualitas sinyal
secara real time sehingga dapat dianalisa kualitas
sinyal tersebut untuk dapat diperbaiki segala
masalah yang berhubungan dengan sinyal

2.

3.

data yang digunakan antara lain


USB, Serial.
f.
Global Positioning System (GPS)
Sebuah sistem yang dapat
menunjukkan posisi benda di
permukaan bumi secara cepat, di
semua tempat, pada semua kondisi
dan pada setiap waktu. GPS ini
digunakan untuk tracking rute
pengamatan sehingga akan diketahui
posisi pengambilan data sepanjang
pengamatan drive test.
g. Aksesoris
Perangkat yang mendukung
dalam pengamatan menggunakan
TEMS, seperti USB Hub, Inverter,
dan Charger Ponsel.
Jenis Jenis Pengamatan Drive Test[3]
Jenis-jenis pengukuran drive test dibagi
menjadi mode pengukuran dan cara
pengambilan data. Pada mode pengukuran
drive test ada tiga jenis, yaitu :
a. Drive Test Idle Mode
Pengamatan level sinyal yang
diterima MS dalam keadaan idle
(tidak
melakukan
panggilan
apapun). Biasanya mode ini
dilakukan hanya untuk mengetahui
signal strength suatu area yang
terindikasi low signal/no service.
b. Drive Test Dedicated Mode
Pengamatan kualitas sinyal
diikuti dengan pendudukan kanal
(long
Call/Short
Call
ke
destination
number
tertentu).
Untuk
mengamati
dan
mengidentifikasi kualitas voice dan
data.
c. Drive test QoS Mode
Pengamatan kualitas sinyal
diikuti dengan pendudukan kanal
dengan metode call set up dan call
end dengan formula time /
command squence tertentu.
Jenis-Jenis Pengambilan Data Drive Test
a. Single Site Verification (SSV),
merupakan drive test untuk
memverifikasi setiap site bagus
atau tidak.
b. Cluster, merupakan drive test yang
mengamati jaringan setiap cluster
atau daerah yang terdiri dari
beberapa site namun hanya untuk
satu operator jaringan.
c. Benchmark, merupakan drive test
yang membandingkan beberapa

operator dalam satu cluster atau


daerah
d. Optimasi, merupakan bagian analisa
gangguan atau kurangnya service
quality pada site yang sudah jadi.
4. Parameter drive test pada jaringan 3G
(WCDMA/UMTS) tersebut terdiri dari :
a. SCRAMBLING CODE
Scrambling Code adalah kode
yang membedakan antar sektor Node
B atau sel digunakan untuk
membedakan user yang satu dengan
yang lainnya.
b. CPICH Ec/No : Common Pilot
Channel Energy Chips/Noise (dBm)
CPICH
Ec/No
adalah
Perbandingan (rasio) antara kekuatan
sinyal (signal strength) dengan
kekuatan derau (noise level) atau
SNR (Signal Noise Ratio) yang
dipakai untuk menunjukkan kualitas
jalur (medium) koneksi. .Fungsinya
sama dengan RxQual di jaringan 2G.
c. CPICH RSCP: Common Pilot
Channel Received Signal Code
Power (dBm)
CPICH RSCP adalah Tingkat
kekuatan sinyal di jaringan 3G yang
diterima ponsel sama halnya dengan
RxLev pada GSM dengan satuan dBm.
d. Troughput Maksimun Kecepatan
Tranfer Data
Troughput
kecepatan
data
diamati pada data session untuk
melihat sesi test yang dilakukan saat
melakukan upload atau download file
ke server dan nilai maksimum dari
kedua test tersebut dan untuk
mengetahui troughput yang sedang
berlangsng selama sesi tersebut dapat
amati pada WCDMA Data Line Chart,
dalam sesi ini yang diamati adalah
kecepatan dari transfer data tersebut.
5.5 Post Processing[4]
Proses selanjutnya dari data hasil drive test
(DT) ini yaitu berupa logfile. Logfile kemudian
akan di eksport dengan tems investigation 8.0.4
agar dapat dibaca pada mapinfo 10.5 untuk di
ploting dan selanjutnya dianalisa dengan
menggunakan Nemo Analyzer 6.10 dengan
mengacu pada parameter-parameter tertentu
sesuai Key Performance Index (KPI).
a. Map Info
MapInfo adalah software pengolah
data spasial yang banyak digunakan dalam

analisis Sistem Informasi Geografis,


operator dapat membuat, menampilkan,
serta mengadakan perubahan terhadap data
spasial atau peta. MapInfo juga dapat
menampilkan hasil export logfile dari
TEMS yaitu tab file. File yang berekstensi
.tab tersebut dapat ditampilkan untuk
melihat hasil pengambilan data pada
parameter tertentu.
Perhitungan persentase nilai yang
didapat berdasar dari pengambilan data
digunakan persamaan :

1.

Selain itu untuk


berfungsi untuk
mem-plot hasil data di lapangan agar
terlihat kualitas sinyal dan coverage
jaringan. Cara melihat coverage sinyal,
dapat dilakukan dengan metode drive test
pada kondisi idle mode, dedicated mode,
Idle Lock karena pada proses tersebut dapat
terlihat seberapa jauh dan seberapa baik
BTS dapat meng-cover Mobile Station.
b. Nemo Analyzer
Nemo Analyzer merupakan software
pengolah data hasil drive test yang biasa
digunakan untuk menganalisa logfile dari
Tems atau juga software lain yang
digunakan untuk melakukan drive test.
Selain untuk memplot hasil drive test juga
dapat digunakan untuk melihat KPI yang
dapat langsung diproses dengan software
tersebut sehingga memudahkan dalam
melihat hasil yang diperoleh dari hasil drive
test dengan membuat report dari hasil
keseluruhan proses drive test yang telah
dilakukan sebelumnya.
6. PERANCANGAN SISTEM
6.1 Waktu Dan Tempat Pengambilan Data
Pengerjaan tugas akhir ini dilakukan
pengambilan data dari kualitas sinyal yang
meliputi jangkauan dan nilai level sinyal atau
RSCP, Ec/No, dan Scrambling Code pada
saat panggilan suara serta nilai throughput
upload dan download di Node B Teluk
Purwokerto. Waktu pengambilan data
dilakukan pada tanggal 11 September 2013
pada pukul 21.36 WIB sampai pukul 21.46
WIB. Pengambilan ini dilakukan pada malam
hari yaitu pada waktu yang sepi bertujuan
untuk mendapatkan hasil yang maximal
dalam pengambilan data kualitas sinyal.
Operator yang diamati yaitu Telkomsel.
6.2 Instrument Penelitian
Alat yang dibutuhkan dalam penelitian
ini antara lain:

6.3

Notebook yang telah terinstal software


Tems Investigation 9.1 untuk drive test
dan software Mapinfo Professional 10.5
serta Nemo Analyzer untuk proses analisa
hasil data drive test.
2. Handphone khusus yang support dengan
software Tems dan yang mendukung
layanan WCDMA yaitu handpone
Ericsson seri K800i.
3. Program MapInfo Profesional 10.5 untuk
proses plotting hasil drive test.
4. Program Nemo Analyzer 6.10 untuk
melakukan analisa hasil drive test.
5. Program aplikasi TEMS Investigation 9.1.
6. Program aplikasi Google Earth
Rancangan Tahap Penelitian
Rancangan penelitian ini bersifat kajian
teoritis berdasarkan hasil survey dan
pengamatan langsung yang didukung dengan
beberapa literatur yang berkaitan erat dengan
teknik selular.
1. Survei
Survei dilakukan bertujuan untuk
melakukan pengamatan di lapangan juga
menentukan titik lokasi pengambilan data
pada area purwokerto. Tahap ini adalah
menentukan sebuah Node B yang akan
diamati untuk pengambilan data. Node B
yang ditentukan adalah Node B yang
mempunyai transmisi frekuensi 2100
MHz.. Jalur drive test dimulai dari posisi
Node B Teluk ke tiga arah jalan raya
utama yaitu ke arah utara, barat dan timur.
Arah utara dimulai dari titik Node B
hingga sampai ke perempatan Jl. D.I.
Pandjaitan hingga sinyal dari Node B
Teluk tidak dapat melayani MS. Arah
Timur dimulai dari titik Node B hingga ke
arah Jl Sultan Agung hingga sinyal dari
Node B Teluk tidak dapat melayani MS .
Arah Barat dimulai kembali dari titik
Node B berada hingga ke arah Barat Jl
Sultan Agung hingga sinyal dari Node B
Teluk tidak dapat melayani MS. Gambar 4
merupakan penampakan jalur yang dilalui
selama pengambilan data dengan drive
test. Garis merah menandakan rute jalan
yang dilalui. Garis merah menandakan
rute jalan yang dilalui. Semua jalur
dilewati secara searah dari titik Node B ke
tiga
arah dan
digunakan
untuk
pengambilan data pengamatan level dan
kualitas sinyal.

2.

Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan dengan


metode drive test Single Site Verification
(SSV) dengan mengamati kinerja sebuah
Node B yang ada di area Purwokerto
dengan menggunakan laptop yang bersistem
operasi Windows XP SP3 dan sudah terinstall software TEMS Investigation 9.1
juga telah terpasang ponsel Sony Ericsoon
K810i dan juga GPS.
6.4 Proses Pengamatan
Proses pengamatan dilakukan di area
Purwokerto dengan memilih Node B yang ada di
daerah Teluk yang mentransmisikan frekuensi
UMTS 2100 MHz. Drive Test digunakan untuk
pengumpulan data parameter sinyal selular.
Pengambilan data dilakukan secara mobile untuk
mengamati nilai RSCP dan Ec/No dan
Scrambling Code di masing-masing sektor
sedangkan pengamatan nilai throughput upload
dan throughput download dilakukan secara statik.
6.5 Pengambilan Data
Teknik Pengambilan data ini dilakukan secara
tiga kali yaitu pada masing-masing frekuensi dan
sektor di satu Node B akan dilakukan
pengambilan data level sinyal, pengambilan data
kualitas sinyal untuk layanan panggilan suara dan
pengambilan nilai kecepatan data download dan
upload ke File Transfer Protokol (FTP) server
pada masing-masing sektor.
Terdapat dua macam mode yang digunakan
dalam pengambilan data dengan metode drive
test, yaitu:
1. Idle Mode
Idle Mode adalah proses yang
digunakan untuk pengambilan level
sinyal pada sisi penerima, dalam mode
ini MS dalam keadaan idle atau diam
tidak melakukan aktivitas apapun.
2. Dedicated Mode
Dedicated Mode bertujuan untuk
mengambil data kualitas sinyal pada sisi
penerima. MS melakukan aktivitas
layanan yang akan diuji dalam hal ini
MS melakukan layanan panggilan suara.
6.6 Pengamatan Coverage Sinyal
Pada pengambilan data pengamatan sinyal,
pertama penulis mengambil data coverage sinyal
pada area Teluk di Purwokerto dengan parameter
standar pengamatan untuk sinyal WCDMA yang
sudah support untuk jaringan UMTS. Parameter
tersebut yaitu RSCP, Ec/No, dan Scrambling
Code. Parameter tersebut muncul dalam software
Tems yang telah di setting untuk pengamatan
sinyal. Untuk standarisasi nilai kualitas dari
sinyal itu sendiri dapat dilihat pada tabel 1.

Gambar 4 Lokasi Node B yang diamati

Pengambilan data throughput download


dan upload menggunakan metode statis
yaitu menetap di satu titik dengan
perbedaan jarak dari Node B yang
bervariasi dari masing-masing sektor.
Gambar 5 merupakan titik-titik lokasi
pengambilan data dari arah masing-masing
sektor. Dalam melakukan pengambilan
data throughput download dan upload
dilakukan 1 kali download dan upload
selama 7 hari yang berbeda di setiap
masing-masing sektor. Hasilnya akan
diketahui ada perbedaan throughput
download dan upload.

Lokasi Pengambilan Throughput


Download dan Upload
Gambar 5

Tabel 1 Standar Parameter Nilai RSCP dan Ec/No


Operator
RSCP (dBm)
Nilai
>= -92
< -92 and

Warna

Tabel 2 Key Performance Indicators WCDMA


Operator
Standar
Target
Parameter

Ec/No (dBm)
Nilai

Warna
Plotting

RSCP > -85 dBm

80 %

Coverage

Ec/No < 12 dB

80 %

>= -9
>= -12 and

>= -102

< -9

3G Max

Download

256kbps

< -102

< -12

Troughput

Upload

256kbps

6.7 Pengamatan Throughput


Dalam pengamatan troughput data diambil
secara static yaitu tidak berpindah-pindah selama
melakukan download maupun upload data ke
FTP server. Dalam pengamatan ini yaitu nilai
dari troughput maksimal yang dicapai pada saat
download maupun upload ke FTP server dan
juga packet loss pada proses tersebut.
Data yang diamati setelah hasil data diperoleh
dari drive test menggunakan TEMS Investigation
10.0.3, selanjutnya diolah menggunakan aplikasi
Nemo Analyze 5.16 dan MapInfo Professional
10.5. MapInfo Professional 10.5 sendiri
merupakan sebuah perangkat lunak Sistem
Informasi Geografis (SIG) yang dikeluarkan oleh
MapInfo Coorporation. Sebagai perangkat lunak
SIG, MapInfo Professional 10.5 cukup diminati
karena memiliki karakteristik-karakteristik yang
menarik seperti mudah digunakan, tampilan yang
interaktif dan menarik, user friendly, dan dapat
dicustomized dengan menggunakan bahasa skrip
yang dimilikinya.
6.8 Key Perfomance Indicators (KPI)
KPI digunakan sebagai standar nilai yang
harus dicapai, dan sebagai pedoman untuk
menentukan kualitas jaringan apakah sudah
sesuai atau masih perlu untuk melakukan
perbaikan kualitas jaringan setiap operator
memiliki standar nilai KPI yan berbeda-beda.
Dalam pengamatan sinyal HSDPA standar
parameter yang di diamati yaitu nilai RSCP,
Ec/No dan nilai troughput maksimum yang
diperoleh dari pengamatan drive test download
dan upload ke File Transfer Protocol (FTP)
server.
Dalam pengamatan kualitas jaringan HSDPA
target KPI yang harus dicapai dapat dilihat pada
table 2.

1.

Perhitungan nilai tarrget KPI


Untuk
mengetahui
apakan
hasil
pengamatan telah sesuai dengan target standar
KPI dapat dihitung dengan rumus pada tabel
3.3, untuk dilai yang dihitung yaitu untuk
RSCP >= -85 dBm, sedangkan nilai Ec/No
yaitu >= -12 dB.
Tabel 3 digunakan untuk menghitung KPI
dari data yang diperoleh pada proses drive test,
pada kolom No. of Sample diisi jumlah sample
nilai yang muncul pada saat drive test dan dapat
dilihat
dengan
menggunakan
MapInfo
Professional 10.5.
Tabel 3 Rumus Perhitungan KPI Operator

Ec/No

RSCP

No. of

Sample
> -9
>

> -92
-9

to < 12
< -12

> -92 to
< -102

100%
-

< -102
Total

X 100%

X 100%

Sampel
7. HASIL DATA DAN ANALISIS
7.1 Parameter Perhitungan Hasil Pengamatan
Data sample yang telah didapat dari
hasil drive test akan digunakan untuk
menentukan kualitas dari jaringan yang telah
diamati. Perhitungan sampel data hasil drive
test dapat menggunakan persamaan yang ada
di tabel 3.
Hasil perhitungan dari persamaan di
tabel 3 akan digunakan untuk melihat hasil
kualitas jaringan dan selanjutnya akan
ditentukan oleh nilai KPI yang telah
ditentukan operator selular yang telah diuji
pada tabel 2.

7.2 Hasil Pengamatan Drive Test


Hasil pengamatan dibagi menjadi tiga yaitu:
1. Pengamatan level sinyal untuk melihat
jangkauan sinyal pada masing-masing
sektor, parameter yang diamati yaitu
RSCP, Ec/No.
2. Pengamatan kualitas sinyal yaitu
melihat kualitas sinyal yang telah
diamati pada masing-masing sektor,
parameter yang digunakan yaitu
RSCP. Ec/No.
3. Pengamatan nilai kecepatan maksimal
throughput download dan upload pada
masing-masing sektor.
7.3 Analisis dan Hasil Pengamatan Drive

Hasil nilai dari pengambilan data kualitas


sinyal pada parameter Ec/No pada Node B Teluk
area Purwokerto dapat dilihat dari gambar 6.
Berdasarkan banyaknya sample dari parameter
kualitas sinyal yang paling banyak muncul pada
sampel yaitu -7 dBm dengan jumlah 22% dari nilai
keseluruhan, sedangkan untuk nilai yang paling
jelek yaitu sebesar -18 dBm dengan jumlam
persentase paling sedikit Penggunaan software
Nemo Analyzer ini juga dapat melihat kesimpulan
dari hasil pengamatan yaitu untuk pengambilan
nilai average RSCP, nilai maximum atau yang
paling baik yaitu -4 dBm sedangkan nilai minimum
atau yang paling buruk yaitu -23,5 dBm. Tabel 4
merupakan nilai yang didapat dari plotting Nemo
Analyzer yang didapat selama melakukan drive
test.
Tabel 4 Hasil export Ec/No pada Nemo Analyzer
Ec/No (dB)

Test
1. Pengamatan kualitas sinyal
Pengamatan kualitas penerima dilakukan
dengan metode drive test dalam mode
dedicated. Mode dedicated adalah MS
melakukan panggilan suara secara berulangulang dalam kondisi mobile/bergerak.
Software
TEMS
Investigation akan
merekam semua kejadian yang ada selama
drive test dan disimpan dalam bentuk
logfile. Hasil dari logfile tersebut akan
digunakan untuk plotting di software
MapInfo dan Nemo Analyzer. Parameter
yang ditampilkan dari hasil plotting tersebut
yaitu Ec/No. Hasilnya kemudian diamati
untuk diambil kesimpulan dan saran dari
hasil pengamatan.
a. Nilai Energy Carrier Per Noise Area
Purwokerto

Average

-8,172

Maximum

-4

Minimum

-23,5

Sample Count

1058416,481

Berdasarkan standar Key Performance


Indicator (KPI) dapat dihitung nilai yang
memenuhi standar dengan menggunakan rumus
yang terdapat pada tabel 3 untuk melihat jumlah
sampel yang diperoleh dari drive test dapat dilihat
pada hasil plotting MapInfo.

Gambar 7 Plotting MapInfo Ec//No pada SC 10, SC


18, dan SC 26

Gambar 6 Tampilan Hasil Nilai Ec/No Pada Nemo


analyzer

10

Berdasarkan tampilan legend pada gambar 7


dapat dihitung hasil sampel yang diperoleh dari
hasil pengamatan berdasarkan dengan KPI
calculation:
Nilai Ec/No -9 to 0 :
X 100 = 70,73 %

Hasil nilai dari pengambilan data level sinyal


pada parameter RSCP pada Node B Teluk area
Purwokerto dapat dilihat dari gambar 8
Berdasarkan pada grafik tersebut menggambarkan
level sinyal pada parameter RSCP berdasarkan
jumlah sample yang diperoleh pada hasil drive test
menunjukan nilai level sinyal dan jumlah
prosentase yang didapat, hasil sample yang paling
banyak muncul pada nilai RSCP yaitu -75 dengan
jumlah prosentase 30% dari jumlah keseluruhan
dan nilai RSCP yang paling jlek yaitu -115 tidak
mencapai 1 % dari keseluruhan sample. Tabel 6
merupakan nilai yang didapat dari plotting Nemo
Analyzer yang didapat selama melakukan drive
test.
Tabel 6 Hasil export RSCP pada Nemo Analyzer

Nilai Ec/No -12 to -9 :


X 100 = 23,10 %
Hasil perhitungan Ec/No dapat digunakan
untuk menentukan nilai KPI yang telah ditentukan
pada tabel 3. Sehingga nilai KPI dengan nilai
Ec/No adalah 70,73% + 23,10% = 93,83% dari
total sampel. Sehingga nilai kualitas sinyal Ec/No
dengan nilai -12 pada Node B Teluk area
Purwokerto sudah memenuhi standar KPI yang
ditetapkan oleh operator berdasarkan tabel 3.2.
Tabel 5 Perhitungan KPI untuk nilai Ec/No
No. of
Ec/No
%
sampel

RSCP (dBm)

-9 to 0

20152

70,73

Average

-71,949

-12 to -9

6583

23,10

Maximum

-50

-20 to -12

1755

Minimum

-114

Total Sampel

28490

93,83

Sample Count

681468,33

2. Pengamatan Level Sinyal


Level sinyal sangat berpengaruh pada
performansi sebuah jaringan GSM. Level sinyal
dapat dijadikan indikator penting untuk melihat
baik atau buruknya sinyal yang diterima di sebuah
area yang telah diamati. Pengamatan ini dilakukan
dari penerimaan MS pada posisi idle dari tiga buah
antena sektor Node B yang berbeda. Hasil
pengambilan
data
menggunakan
TEMS
Investigation yang berupa logfile dapat di export
dan di plotting MapInfo dan Nemo Analyzer untuk
melihat level sinyal penerima. Parameter yang
ditampilkan yaitu RSCP.
a. Nilai Received Signal Code Power Area
Purwokerto

Berdasarkan standar Key Performance


Indicator (KPI) dapat dihitung nilai yang
memenuhi standar dengan menggunakan rumus
yang terdapat pada tabel 3 untuk melihat jumlah
sampel yang diperoleh dari drive test dapat dilihat
pada hasil plotting MapInfo.

Gambar 9 Plotting MapInfo RSCP pada SC 10, SC


18, dan SC 26
Berdasarkan tampilan legend pada gambar 9
dapat dihitung hasil sampel yang diperoleh dari
hasil pengamatan berdasarkan dengan KPI
calculation.

Gambar 8 Tampilan Hasil Nilai RSCP Pada Nemo


Analyzer

11

Nilai RSCP -92 to 0

b. Hasil Nilai Rata-Rata Upload 7 Hari


Pengamatan

X 100 = 95,37 %

Nilai RSCP -102 to -92 :


X 100 = 4,07 %
Hasil perhitungan RSCP dapat digunakan
untuk menentukan nilai KPI yang telah
ditentukan pada tabel 2. Sehingga nilai KPI
dengan nilai RSCP adalah 95,47% + 4,07% =
99,54% dari total sampel. Sehingga nilai
kualitas level sinyal RSCP dengan nilai -92
pada Node B Teluk area Purwokerto sudah
memenuhi standar KPI yang ditetapkan oleh
operator berdasarkan tabel 2.
Tabel 4.4 Perhitungan KPI untuk nilai RSCP
RSCP
No. of sampel %
-92 to 0
5737
95.37
-102 to -92
245
4.07
-120 to -102
34
Total Sampel

28632

Maksimum Throughput Upload


403650
403550
403500
bps

391913

bps

385000
380000

SC 26

403250
nilai rata-rata throughput upload
8. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
hasil dan analisa data bab 4 adalah sebagai
berikut:
a. Pengukuran jaringan 3G dapat dilakukan
dengan metode drive test dengan
mengamati RSCP untuk level sinyal,
Ec/No untuk mengamati kualitas sinyal,
Scrambling Code, dan Throughput
Download dan Upload.
b. Nilai KPI dari level sinyal pada
penggunaan parameter RSCP sudah
mencapai target 80% pada range nilai
RSCP > -85 dBm yaitu sebesar 99,54%.
c. Nilai KPI dari kualitas sinyal pada
penggunaan parameter Ec/No sudah
memenuhi target 80% pada range nilai
Ec/No < 12 dBm yaitu sebesar 93,83%.
d. Berdasarkan hasil pengamatan throughput
download yang penulis lakukan mulai
tanggal 4 September 2013 sampai dengan
12 September 2013. Hasil pengamatan
yang dilakukan pada tiap-tiap sektor.
Berdasarkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 10 sebesar
380982,856 bps atau 381 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 18 sebesar
391913,142 bps atau 392 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
download rata-rata pada SC 26 sebesar
400868,571 bps atau 401 Kbps. Hasil nilai
rata-rata throughput download yang
ditampilkan dari ke-3 sektor ini selama 7
hari sudah memenuhi standar KPI yang
sudah ditentukan oleh operator.

99.88

SC 10
SC 18

380982

403385

403300

400868

390000

SC 18

403350

Maksimum Throughput Download


405000
395000

SC 10

403508

403450
403400

3. Pengamatan Throughput Layanan Data


Download dan Upload Selama 7 Hari
Pengambilan data untuk pengamatan
parameter nilai throughput ini dengan cara
melakukan download dan upload file sebesar
10 MB ke sebuah FTP server dengan MS posisi
statis. MS melakukan download maupun
upload dengan menggunakan frekuensi.
Teknologi yang digunakan yaitu UMTS. Hasil
pengambilan data nilai throughput dengan
menggunakan software TEMS Investigation 9.1
yang berupa logfile dapat di-plotting dalam
bentuk grafik dengan software Nemo Analyzer
6.10 untuk melihat nilai maksimum, minimum
dan nilai rata-rata. Pengambilan data ini dengan
menggunakan tiga sektor yang berbeda selama
7 hari pengamatan.
a. Hasil Nilai Rata-Rata Download 7 Hari
Pengamatan

400000

403618

403600

SC 26

375000
370000
nilai rata-rata throughput
download

12

e.

Berdasarkan hasil pengamatan throughput


upload yang penulis lakukan mulai
tanggal 4 September 2013 sampai dengan
12 September 2013. Hasil pengamatan
yang dilakukan pada tiap-tiap sektor.
Berdasarkan hasil nilai sampel throughput
upload rata-rata pada SC 10 sebesar
403508,571 bps atau 403 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
upload rata-rata pada SC 18 sebesar
403618,285 bps atau 404 Kbps.
Sedangkan hasil nilai sampel throughput
upload rata-rata pada SC 26 sebesar
403385,142 bps atau 403 Kbps. Hasil nilai
rata-rata
throughput
upload
yang
ditampilkan dari ke-3 sektor ini selama 7
hari sudah memenuhi standar KPI yang
sudah ditentukan oleh operator.
8.2. Saran
Saran yang didapat dari penulisan
tugas akhir ini yaitu:
a. Penelitian selanjutnya yang dapat
dilakukan adalah melakukan pengamatan
lebih dari 1 Node B khusunya di daerah
padat penduduk dan di daerah perkotaan
agar mengetahui kinerja Node-B yang di
Purwokerto.
b. Diperlukan
tambahan
parameterparameter yang ada di jaringan
UMTS/3G agar diketahui hasil yang
lebih detail dan optimal.
c. Diperbanyak download dan upload di
daerah perkotaan dan di daerah padat
penduduk agar diketahui apakah Node B
yang ada di daerah padat penduduk
sudah memenuhi target KPI sebesar 256
Kbps.
d. Pembahasan masalah jaringan 3G dapat
diperluas hingga optimasi jaringan
9. DAFTAR PUSTAKA
1. Tatiningrum Niken Astuti, "Pengaruh
Perubahan Energi BIT PER NOISE
DENSITY (Eb/No) Terhadap Jumlah Kanal
Yang Ditawarkan Dan Coverage WCDMA,"
Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy
Putra Purwokerto, Purwokerto, 2006.
2. Luthfiana, "Analisia Penerapan Teknologi
UMTS Untuk Mengatasi Permasalahan
Kapasitas Pada Jaringan 2G (GSM) Studi
Kasus Di PT. Indosat Tbk Purwokerto,"
Akademi Teknik Telekomunikasi Sandhy
Putra Purwokerto, Purwokerto, 2012.
3. Dedy Kurniawan Sukarno, "Analisis Proses
Pindah Tangan (Handover) Ditinjau Dari
Parameter Kualitas Sinyal Pada Frekuensi Dan
Daerah Kerja Jaringan Sistem Seluler GSM

4.

PT.Exelcomindo,"
Akademi
Teknik
Telekomunikasi Sandhy Putra Purwokerto,
Purwokerto, 2006.
Nur Achmadi, "Analisis Kualitas Jaringan
High Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) Dengan Metode Drive Test Indoor
Di Area Surabaya," Sekolah Tinggi Teknologi
Telematika Telkom Purwokerto, Purwokerto,
2013.

Mengetahui :

Pembimbing I

Alfin Hikmaturokhman, S.T., M.T.


NIDN 0621087801

Pembimbing II

Eka Wahyudi, S.T. , M.Eng.


NIDN 0617117601

13

You might also like