You are on page 1of 54
spans dn Bab 3 Modal Saham Pemilik perusahaan menanggung resiko dan ketidak pastian dan menerima hasil dari operasi perusahaan, Kepentingannya dalam perusahaan diukur sebesar perbedaan antara aktiva dengan utang perusahaan, Ada dua sumber utama modal perusahaan perseroan, yaitu: (1). kontribusi oleh para pemegang saham (modal disetor) dan (2). laba yang ditahan oleh perusahaan. Dalam ilmu keuangan modal diartikan seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Menurut pengertian hukum, modal adalah bagian dari kekayaan pemegang saham yang disetorkan kedalam perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh hasil dari modal yang ditanamkan tersebut. Dalam artian akuntansi, modal adalah kekayaan pemegang saham atau kekayaan pemilik. Akuntar mendefinisikan modal lebih sempit dibandingkan seluruh aktiva badan usaha, tetapi lebih luas dibandingkan definisi modal menurut hukum. MODAL SAHAM Modal pemegang saham yang ditanamkan dalam perusahaan biasanya dibuktikan dengan lembar-lembar saham. Penanaman modal dalam saham dapat dilakukan dalam. bentuk saham biasa atau saham prioritas. Baik saham biasa maupun saham prioritas, masing- masing mempunyai hak yang pasti maupun hak istimewa sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak. Hak-hak yang melekat pada saham, antara lain: * — menerima pembagian laba dalam bentuk deviden kas atau tambahan lembar saham atau menanggung rugi secara proposional. * — memberikan suara yang mempengaruhi pengambilan keputusan manajemen mempunyai andil atas pembagian kekayaan perusahaan jika terjadi likuidasi AKUNTANSI PENGELUARAN SAHAM Perseroan memperoleh dana dari para pemegang sahamnya melalui serangkaian transaksi. Yang pertama, saham harus diotorisasi oleh pemerintah umumnya dalam anggaran dasar perusahaan, Berikutnya, saham ditawarkan untuk dijual dan konirak penjualan saham ditandatangani. Akhimya, pembayaran-pembayaran diterimna dan lembar-lembar saham diterbitkan. Masalah akuntansi yang timbul dalam pengeluaran saham adalah sebagai 72 berikut: Pengeluaran saham dengan nilai nominal Pengeluaran saham tanpa nilai nominal Penjualan saham dengan cara pesanan Pengeluaran saham kombinasi dengan surat berharga lainnya (penjualan lumpsum) Pengeluaran saham dengan transaksi non kas Akuntansi untuk biaya pengeluaran saham, ayPene Saham Dengan Nilai Nominal Nilai nominal saham adalah nilai yang tercantum dalam tiap- tiap lembar saham, yaitu nilai yang ditetapkan untuk masing- masing lembar saham. Nilai nominal saham tidak mempunyai hubungan dengan harga pasar saham, Nilai nominal hanya diperlukan untuk kepentingan hukum. Untuk dapat menyediakan informasi yang diperlukan sehubungan dengan penerbitan saham dengan nilai nominal, akuntan harus menyelenggarakan rekening-rekening berikut im: a. Modal Saham Prioritas atau Saham Biasa: Digunakan untuk mencatat nominal saham yang diterbitkan. Rekening ini dikredit pada saat saham mula-mula diterbitkan. Tidak diperlukan jurnal tambahan terhadap rekening ini kecuali ada penerbitan saham tambahan atau pembatalan saham. b. Modal disetor Kelebihan Di atas Nilai Nominal atau Tambahan Modal Disetor (Agio Saham): Digunakan untuk mencatat kelebihan pembayaran harga saham oleh pembeli saham di atas nilai nominal. Kelebihan pembayaran harga saham di atas nilai nominal merupakan bagian dari modal disetor dan pemegang saham secara individual tidak mempunyai klaim yang lebih besar dibanding pemegang saham lainnya atas jumlah tersebut. c. Disagio Saham: Digunakan untuk mencatat kekurangan pembayaran harga saham dibawah nilai nominalnya. Contoh penggunaan rekening-rekening diatas, misalnya PT BANGKIT menjuat 1.000 lembar saham nominal Rp 50 perlembar dengan harga jual keseluruhan Rp 110.000 Jurnal saat pengeluaran dan penjualan saham: Kas 110.000 Agio Saham Biasa 50.000 Modal Saham Biasa 60.000 Jika saham di atas dijual seluruhnya dengan harga Rp 40.000 jurnal yang dibuat: Kas 40.000 Disagio Saham Biasa 10.000 Modal Saham Biasa 50.000 73 Saham Tanpa Nilai Nominal Merupakan saham yang dikeluarkan perusahaan yang tidak mempunyai nilai tercetak dalam sertifikat saham. Alasan pengeluaran saham tanpa nilai nominal adalah: (1) untuk menghindari kemungkinan timbulnya utang bersyarat jika saham dikeluarkan dengan harga dibawah nilai nominal (disagio) dan (2) untuk menghindari kerancuan hubungan antara nilai nominal dengan nilai pasar saham. Akuntansi pengeluaran saham tanpa nilai nominal seperti halnya saham dengan nilai nominal, tetapi dalam saham tanpa nilai nominal tidak diperlukan pencatatan dalam rekening agio atau disagio saham. Contoh: PT TEGUHJAYA yang bergerak dalam bidang elektronik didirikan dengan saham yang diotorisasi 10.000 lembar tanpa nilai nominal. 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp1.000 perlembar. Jurnal yang dibuat PT TEGUH JAYA: * — Saat otorisasi saham hanya dicatat dalam memorandum * Tika 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp1.000 per lembar: Kas 500.000 Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal 500.000 * Jika 500 lembar saham dijual secara tunai dengan harga Rp 1.500 per lembar: Kas 750.000 Modal Saham Biasa-Tanpa Nilai Nominal 750.000 Apabila saham tanpa nilai nominal diterbitkan dengan nilai ditetapkan, yaitu jumlah minimum yang harus dibayar untuk penerbitan saham, perlakuan terhadap pengeluaran saham dengan nilai ditetapkan tersebut sama dengan pengeluaran saham dengan nilai nominal. Penjualan Saham Atas Dasar Pesanan Penjualan saham dengan dasar pesanan biasanya dilakukan oleh perusahaan kecil yang baru melakukan go publik atau jika saham ditawarkan kepada para karyawan agar karyawan ikut berpartisipasi dalam pemilikan saham pevisahaan. Akuntansi Saham Pesanan Ada dua rekening baru yang digunakan jika saham dijual atas dasar pesanan: Modal Saham biasa atau saham prioritas pesanan: menunjukkan kewajiban perusahaan untuk menyerahkan sejumlah lembar saham kepada orang yang telah memesan saham. Segera setelah harga pesanan dibayar penuh, lembar sakam yang dipesan diserabkan. Jurnal untuk mencatat penyerahan lembar saham yang dipesan adalah: Rekenirfg Modal Saham 74 ah REREAUhiAS Aen BEEE DEWAR RDA DOOR HSS DHE EEA ERNE SNARE Biasa atau Saham Prioritas Dipesan didebit dan rekening Modal Saham Biasa atau Saham Prioritas di kredit. Piutang Pesanan Saham: menunjukkan jumlah harga saham dipesan yang belum dilunasi, Akuntansi untuk pesanan saham yang baru sebagian dibayar adalah: Rekening Piutang Pesanan Saham didebit dan rekening Modal Saham Dipesan dikredit. Rekening piutang saham dipesan disajikan sebagai pengurang modal disetor. Contoh: Diterima pesanan 500 lembar saham biasa nominal Rp10.000 dengan kurs 110, dibayar tunai 75% dan sisanya dilunasi 30 hari kemudian. Jurmal yang dibuat saat menerima pesanan: Piutang Pesanan Saham 5.500.000 Modal Saham Biasa Dipesan 5.000.000 Agio Saham Biasa 500,000 Jurnal untuk mencatat penerimaan uang muka: Kas 4.125.000 Piutang Pesanan Saham 4.125.000 Jurnal untuk pelunasan sisa harga pesanan 25%: Kas 1.375.000 Piutang Pesanan Saham 1.375.000 Jumal untuk mencatat pengeluaran 500 lembar saham dipesan yang telah lunas: Modal Saham Biasa Dipesan 5.000.000 Modal Saham Biasa 5.000.000 Pembatalan Pesanan Saham Apabila pemesan tidak dapat melunasi kekurangan pembayarannya, maka perusahaan dapat mengambil salah satu dari empat kemungkinan berikut ini terhadap uang muka yang telah diterimanya: (a) Uang yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan. Dimisalkan dalam contoh di atas, pemesan tidak dapat melunasi kekurangan harga 100 lembar saham. Saham yang dibatalkan dijual kembali oleh perusahaan dengan kurs 105. Jurnal pengembalian uang muka: Modal Saham Dipesan 1.000.000 Agio Saham Biasa 100.000 Piutang Pesanan Saham 275.000 Kas 825,000 Jurnal penjualan kembali 100 lembar saham: Kas 1.050.000 Modal Saham Biasa 1.000.000 Agio Saham Biasa 50.000 75 (b) Uang muka yang telah diterima dikembalikan kepada pemesan setelah dikurangi biaya © @) 76 atau kerugian penjualan kembali saham. Modal Saham Dipesan 1.000.000 Agio Saham Biasa 100.000 Piutang Pesanan Saham Utang Kepada Pemesan Saham 825.000 Jurmal penjualan kembali 100 lembar saham: Kas 1.050.000 Utang Kepada Pemesan Saham 50.000 Modal Saham Biasa Agio Saham Biasa Pengembalian uang muka setelah dipotong selisih harga pembelian: Utang Kepada Pemesan Saham 775.000 Kas Uang yang telah diterima tidak dikembalika Modal Saham Biasa Dipesan 1.000.000 Agio Saham Biasa 100.000 Piutang Pesanan Saham Modal Dari Pembatalan Pesanan Saham Penjualan kembali 100 lembar saham: Kas 1.050.000 Modal Saham Biasa Agio Saham Biasa 275.000 1.000.000 100.000 775.000 275.000 825.000 1.000.000 50.000 Mengeluarkan saham yang nilainya sama dengan jumlah wang yang telah diterima: Perhitungan: Jumlah uang yang telah diterima (75% x 110% x Rp10.000-x 100 Ib) Jumlah harga pesanan per lembar Jumlah lembar yang diserahkan Modal Saham Dipesan 1.000.000 Agio Saham Biasa 25.000 Modal Saham Biasa Piutang Pesanan Saham Penjualan kembali 25 lembar saham yang dibatalkan: Kas 262.500 Modal Saham Premium saham 825.000 1.100 75 Ib 750.000 275.000 250.000 12.500 fren EAN hve Penjualan Saham Secara Lump Sum Terjadi apabila dua atau lebih sekuritas dijual dengan sejumlab pembayaran. yaitu Masalah akuntansi penerbitan secara lump sum adalah alokasi penerimaan dari penjualan kepada setiap sekuritas. Ada dua metode alokasi yang dapat digunakan, yaitu: (a) metode proporsional dan (b) metode incremental. a. Metode alokasi secara proporsional Metode ini digunakan jika harga pasar saham atau dasar lain untuk menentukan nilai relatif masing-masing kelompok sekuritas tersedia. Contoh: Jika 2.000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000 yang mempunyai nilai pasar Rp 1.500 per lembar dan 2.000 lembar saham prioritas nominal Rp 1.000 yang mempunyai nilai pasar Rp 1.250 per lembar dijual secara lump sum dengan harga Rp5.000.000 Alokasi penerimaan dari penjualan Rp5.000.000 kepada kedua sekuritas tersebut dengan metode proporsional adalah sebagai berikut: Harga pasar saham biasa (2.000 x Rp1.500) Rp 3.000.000 Harga pasar saham preferen (2.000 x Rp1.250) 2.500.000 Harga pasar keseluruhan Rp5.500.000 Alokasi kepada saham biasa: Rp 3.000.000 x Rp 5.000.000 = Rp 2.727.272,8 Rp 5.500.000 Alokasi kepada saham prioritas: Rp 2.500.000 x Rp 5.000.000 = 2.272.127.2 Rp 5.500.000 Total alokasi Rp 5.000.000,0 Metode Incremental Digunakan apabila nilai pasar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan. Nilai pasar sekuritas yang diketahui harganya digunakan sebagai dasar untuk alokasi kepada sekuritas yang bersangkutan dan sisa dari penerimaan lump sum setelah dikurangi dengan jumlah tersebut merupakan jumlah yang dialokasikan kepada sekuritas yang tidak diketahui harga pasarnya. Misalnya, dalam contoh di atas saham biasa mempunyai nilai pasar Rp3.000.000 sedangkan 2.000 Jembar saham prioritas tidak mempunyai nilai pasar, alokasi penerimaan RpS.000,000 kepada masing-masing sekuritas dengan metode incremental adalah sebagai berikut: Penerimaan lump sum Rp 5.000.000 Alokasi kepada saham biasa (2.000 x Rp1.500) 3,000,000 Saldo yang dialokasikan kepada saham preferen Rp 2,000,000 Jika nilai pasar semua kelompok sekuritas tidak dapat ditentukan, alokasi penerimaan lump sum kepada masing-masing sekuritas dapat dilakukan secara sembarang dan diadakan koreksi setelah dapat diperoleh nilai pasar masing-masing kelompok sekuritas. “ Pengeluaran Saham Dengan Transaksi Non Kas Sering terjadi saham perusahaan diterbitkan dengan penukar aktiva selain kas, misalnya ‘earang, jasa atau bentuk harta lain selain kas. Akuntansi pengeluaran saham untuk barang “atau jasa menimbulkan masalah dalam penilaian. Pedoman umum yang harus diterapkan ‘@pabila saham dikeluarkan untuk aktiva selain kas adalah barang atau jasa yang diterima - dicatat sebesar nilai pasar barang atau jasa tersebut atau nilai pasar saham yang diterbitkan, tana yang lebih dapat ditentukan. Jika nilai pasar barang atau jasa mudah ditentukan, maka nilai tersebut digunakan sebagai dasar pencatatan. Jika nilai barang atau jasa tidak dapat ditentukan tetapi nilai pasar saham yang diterbitkan dapat ditentukan, maka transaksi tersebut dicatat pada nilai pasar ‘ . ‘salam. Jika keduanya dapat ditentukan dan transaksi tersebut merupakan pertukaran bebas, +. Kemungkinan perbedaan kedua nilai tersebut sangat kecil. Dalam kasus seperti ini, dapat digunakan salah satu nilai pasar sebagai dasar pencatatan. Jika nilai pasar barang atau jasa yang diterima maupun nilai pasar saham yang diterbitkan tidak dapat ditentukan, nilai yang dicatat biasanya ditentukan oleh dewan direksi dengan bantuan penilai bebas (independent appraisals). Penggunaan nilai buku, nilai nominal, atau nilai yang ditetapkan sebagai dasar _ penilaian transaksi tersebut harus dihindarkan. a Sebagai contoh, misalnya diterbitkan 10.000 lembar saham biasa nominal Rp10.000 per ** Jembar sebagai penukar sebidang tanah: * * Jika nilai pasar tanah tidak dapat ditentukan, tetapi nilai pasar saham diketahui Rp150.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut: Tanah 150.000.000 Modal Saham Biasa 100,000.00 . Agio Saham Biasa 50.000.000 “?,* ° Jika nilai pasar saham tidak dapat ditentukan, tapi harga pasar tanah diketahui sebesar Rp200.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut: Tanah 200.000.000 . Modal Saham Biasa 100.000.000 . Agio Saham Biasa 100.000.000 ; * | Jika nilai pasar saham maupun tanah tidak dapat ditentukan. Konsultan menaksir nilai a tanah sebesar Rp175.000.000 dan dewan direksi menyetujui penilain tersebut. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut: \ Tanah 175,000,000 : Modal Saham Biasa 100.000.000 Agio Saham Biasa 75.000.000 CONRAN ATT SN ST Biaya Penerbitan Saham Biaya-biaya yang berhubungan dengan perolehan modal perseroan dari penerbitan saham meliputi: * honor pengacara honor akuntan publik honor dan komisi penjamin biaya pencetakan dan pengiriman sertifikat dan registrasi laporan biaya administrasi dan klerikal biaya advertensi penerbitan eee RE Dalam praktik ada dua metode pencatatan biaya penerbitan saham. Metode pertama memperlakukan biaya penerbitan saham sebagai pengurang jumlah diterima dari penerbitan saham. Dengan metode ini, biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menerbitkan saham didebitkan ke rekening agio saham. Metode kedua memperlakukan biaya penerbitan saham sebagai biaya organisasi yang tidak segera dibebankan sebagai biaya atau kepada modal perseroan. Dengan metode ini, biaya-biaya tersebut dikapitalisasi dan diklasifikasikan sebagai aktiva tidak berwujud yang akan dibebankan sebagai biaya selama jangka waktu tidak lebih dari 40 tahun. Kedua metode tersebut dapat digunakan, tetapi dalam praktik metode pertama lebih banyak digunakan. SAHAM TREASURY Saham treasury adalah saham perusahaan yang dibeli kembali dari peredaran untuk sementara waktu dengan maksud untuk dijual kembali. Pembelian kembali saham yang beredar sebagai treasury stock dapat dilakukan untuk tujuan-tujuan berikut: (a) untuk menaikkan harga pasar saham (b) saham akan dijual kembali kepada karyawan perusahaan (©) saham akan dibagikan sebagai deviden (d) akan ditukarkan dengan surat-surat berharga perusahaan Jain Akuntansi Saham Treasury ‘Ada dua metode pencatatan saham treasury, yaitu : (a) metode cost (metode harga perolehan) (b) metode par value (metode nilai nominal) (a) Metode Cost Dalam metode cost, transaksi saham treasury terdiri dari dua tahap. Tahap pertama perolehan saham trasury dan tahap kedua penjualan kembali saham treasury. Pada saat perolehan, rekening Saham Treasury didebit sebesar harga perolehan dan pada saat penjualan Kembali dikredit dengan jumlah yang sama. Apabila saham trasury diperoleh pada waktu dan harga yang berbeda-beda, untuk menentukan harga perolehan saham treasury yang dijual Kembali dapat digunakan metode identifikasi khusus, FIFO, rata-rata dan lain-lain. Dalam 73 ORAS At amet metode cost, harga jual penerbitan saham mula-mula tidak mempengaruhi pencatatan perolehan dan penerbitan kembali saham treasury. Jika saham treasury dijual kembali dengan harga dé atas harga perolehan, kelebihan tersebut di kreditkan ke rekening Modal Disetor dari Saham Treasury. Jika saham treasury dijual kembali dengan harga di bawah harga perolehan, selisihnya pertama kali diperlakukan sebagai pengurang modal disetor dari saham treasury yang timbul dari transaksi penjualan kembali saham treasury sebelumnya. Jikasaldo rekening Modal Disetor dari Saham Treasury tidak mencukupi, selebihnya dicatat sebagai pengurang laba ditahan. Contoh: 1. Pada 1992 dijual 1.000 lembar saham biasa nominal Rp 1.000 dengan harga Rp 1.500 per lembar Kas 3.000.000 Modal Saham Biasa 2.000.000 Agio Saham Biasa 1.000.000 Dibeli kembali sebagai saham treasury 1,000 lembar saham dengan harga Rp1.200 per lembar: Saham Treasury 1.200.000 Kas 1.200.000 Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp1.200 per lembar: Kas 120.000 Saham Treasury 120.000 Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp1.400 per lembar: Kas 140.000 Saham Treasury 120.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 20.000 Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp1.100 per lémbar: Kas 110.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 10.000 Saham Treasury 120.000 Dijual kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp900 per lembar: Kas 90.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 10.000* Laba Ditahan 20.000 Saham Treasury 120.000 Saldo rekening Modal Disetor dari Saham Treasury sampai dengan transaksi 5 adalah Rp10.000 (transaksi 4: Rp20.000 (K) dikurangi transaksi 5: Rp10.000 (D) GRABER SS HE RE oe seen RE RRM oh oe (b) Metode Nilai Nominal Dengan metode nilai nominal, harga perolehan saham treasury dibandingkan dengan jumlah yang diterima pada saat saham mula-mula diterbitkan, Rekening Saham Treasury didebit sebesar nilai nominal (nilai ditetapkan) dan kelebihan di atas nominal yang timbul pada waktu penerbitan mula-mula (rata-rata) didebitkan ke rekening Agio Saham. Kelebihan harga perolehan di atas harga penerbitan mula-mula dibebankan ke rekening Laba Ditahan. Jika terjadi sebaliknya, harga perolehan saham treasury di bawah harga penerbitan mula-mula, selisihnya harus dikreditkan ke rekening Modal Disteor dari Saham Treasury. Jika saham treasury dijual kembali, akuntansinya sama dengan penerbitan saham mula- mula. Berikut ini serangkaian transaksi dan jurnalnya untuk memberikan contoh penerapan metode nilai nominal. Contoh: 1. Dikeluarkan 1.000 Iembar saham biasa nominal Rp1.000 dengan harga Rp1.200 per lembar: Kas 1.200.000 Modal Saham Biasa 1.000.000 Agio Saham Biasa 200.000 2. Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp1.500 per lembar: Saham Treasury (100 Ib x Rp1.000) 100.000 Agio Saham Biasa (100 tb x Rp200) 20.000 Laba Ditahan 30.000 Kas 150.000 3. Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp800 per lembar: Saham Treasury (100 lb x Rp1.000) 100.000 Agio Saham Biasa (100 Ib x Rp200) 20.000 Kas (100 tb x Rp800) 80.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 40.000 4, Dibeli kembali 100 lembar saham dengan harga Rp1.100 per lembar: Saham Treasury (100 tb x Rp1.000) 100.000 Agio Saham Biasa (100 Ib x Rp200) 20.000 Kas (100 Ib x RpI.100) 110.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 10.000 5. Penjualan kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp1.300 per lembar: Kas 130.000 Saham Treasury (100 tb x Rp1.000) 100.000 ‘Agio Saham Biasa 30.000 at 6. -Penjualan kembali 100 lembar saham treasury dengan harga Rp800 per lembar: Kas 80.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 20.000* Saham Treasury 100.000 * — Saldo rekening Modal Disetor dari Saham Treasury akan dikurangi dengan penerbitan Kembali saham treasury di bawah nilai nominal. Jika saldonya telah habis, selebihnya didebitkan ke rekening Laba Ditahan. Pembatalan Saham Treasury Perseroan dapat membatalkan saham treasury yang telah diperolehnya. Saham dibatalkan mempunyai status diotorisasi dan tidak diterbitkan. Perlakuan akuntansi pembatalan saham treasury tergantung metode yang digunakan untuk mencatat saham treasury, apakah dengan metode harga perolehan atau metode nilai nominal. Contoh 1: Apabila saham treasury dicatat dengan metode harga perolchan dan harga perolehan saham treasury di atas harga jual mula-mula: 1. Diterbitkan 100 lembar saham biasa nominal Rp1.000 dengan harga Rp1.200: Kas 120.000 Modal Saham Biasa (100 |b x Rp1.000) 100.000 Agio Saham Biasa (100 Ib x Rp200) 20.000 2. Dibeli kembali 50 lembar saham dengan harga Rp1.300 per lembar: Saham Treasury (50 Ib x Rp 1.300) 65.000 Kas 65.000 3, Saham treasury yang diperoleh pada transaksi 2 dibatalkan: Modal Saham Biasa (50 lb x Rp1.000)50.000 Agio Saham Biasa (50 lb x Rp200) 10.000 Laba Ditahan 5.000 Saham Treasury 65.000 Contoh 2: Apabila saham treasury dicatat dengan metode harga perolehan dan harga perolehan saham treasury di bawah harga jual mula-mula: 1. Diterbitkan 100 lembar saham biasa nominal Rp1.000 dengan harga Rp1.200: Kas 120.000 Modal Saham Biasa (100 lb x Rp1.000) 100.000 Agio Saham Biasa (100 Ib x Rp200) 20.000 2. Dibeli kembali 50 lembar saham dengan harga Rp1.100 per lembar: Saham Treasury (50 Ib x Rp1.100) 55.000 Kas 55.000 82 ct PA SERN ERMINE eS I 3. Saham treasury yang diperoleh pada transaksi 2 dibatalkan: Modal Saham Biasa (50 Ib x Rp1.000) 50.000 ‘Agio Saham Biasa (50 Ib x Rp200) 10.000 Modal Disetor dari Pembatalan Saham Treasury 5.000 Saham Treasury 55.000 Contoh 3: Apabila saham treastiry dicatat dengan metode nilai nominal: 1. Diterbitkan 100 lembar saham biasa nominal Rp1.000 dengan harga Rp1.200: Kas 120.000 Modal Saham Biasa (100 Ib x Rp1.000) 100.000 ‘Agio Saham Biasa (100 Ib x Rp200) 20.000 2. Dibeli kembali 50 lembar saham dengan harga Rp1.300 per lembar: Saham Treasury (50 Ib x Rp1.000) 50.000 Agio Saham Biasa (50 Ib x Rp200) 10.000 Laba Ditahan 5.000 Kas 65.000 3, Saham treasury yang diperoleh pada transaksi 2 dibatalkan: Modal Saham Biasa (50 lb x Rp1.000) 50.000 Saham Treasury 50.000 Saham Treasury Diterima dari Donasi Jika pemegang saham mendonasikan kembali sahamnya kepada perusahaan dan perusahaan membatalkan saham tersebut, jurnal yang harus dibuat adalah mendebit rekening Modal Saham Preferen atau Modal Saham Biasa sebesar nilai nominal atau nilai yang ditetapkan dan mengkredit Modal Donasi. Jika saham yang didonasikan dimaksudkan untuk diterbitkan kembali, saham tersebut diperlakukan seperti halnya saham treasury dengan salah satu dari tiga metode berikut ini: (1) metode harga perolehan, (2) metode nilai nominal, dan (3) metode memo. Metode Harga Perolehan. Dalam metode harga perolehan Saham Treasury didebit dan Modal Donasi dikredit sebesar harga pasar saham yang didonasikan. Jika saham yang didonasikan diterbitkan kembali, hal tersebut diperlakukan seperti halnya penerbitkan Kembali saham treasury dengan metode harga perolehan. Contoh: Diterima donasi 10.000 lembar saham nominal Rp 1.000 per lembar. Pada penerimaan harga pasar saham sebesar Rp5.000 per lembar. Tiga bulan kemudian seluruh saham tersebut dijual kembali dengan harga Rp 7.500 Jurnal penerimaan saham donasi: Saham Treasury 50,000.00 Modal Donasi 50.000.000 Jurnal penerbitan kembali saham donasi: Kas 75.000.000 Saham Treasury 50,000,000 Modal Disetor dari Saham Treasury 25.000.000 Metode Nilai Nominal. Dalam metode nilai nominal, Saham Treasury didebit sebesar nilai nominal atau nilai ditetapkan, Agio Saham didebit sebesar agio yang timbul pada saat penerbitan mula-mula, dan Modal Donasi dikredit sebesar penjumlahan keduanya, Jika saham yang didonasikan diterbitkan kembali, diperlakukan dengan cara yang sama dengan penerbitan saham treasury dengan metode nilai nominal. Contoh: Dengan menggunakan contoh sebelumnya, jumnal penerimaan saham donasi apabila saham mula-mula diterbitkan dengan harga Rp6.000: Saham Treasury (10,000 Ib x Rp 1.000) 0.000.000 Agio Saham Biasa (10.000 Ib x Rp5.000) 50.000.000 Modal Donasi 60.000.000 Jurnal penerbitan kembali saham donasi: Kas 75.000.000 Saham Treasury 10.000.000 Agio Saham Biasa 65.000.000 Metode Memo. Dengan metode memo, saham yang didonasikan diasumsikan tidak mempunyai biaya, Hanya diperlukan catatan memorandom yang menunjukkan jumlah saham yang diterima. Seluruh penerimaan dari penerbitkan kembali sham tersebut dikreditkan ke rekening Modal Donasi. Contoh: Dengan menggunakan contoh sebelumnya, jumal penerimaan saham donasi: Tidak diperlukan jurnal. Jurnal penerbitan kembali saham donasi: Kas 75.000.000 Modal Donasi 75.000.000 Saham treasury dalam neraca dilaporkan sebagai pengurang modal pemegang saham. KARATERISTIK SAHAM PREFERENT Saham preferen adalah saham yang mempunyai preferensi tertentu atau sifat tertentu yang tidak dipunyai oleh saham biasa, misalnya: * _ keistimewaan dalam pembagian deviden. * keistimewaan dalam pembagian aktiva pada saat perusahaan dilikuidasi. % — dapat dikonversi dengan saham biasa * — nonvoting Saham preferen biasanya diterbitkan dengan nilai nominal dan devidennya dinyatakan dalam bentuk persentase dari nilai nominal. Dalam hal saham preferen tanpa nilai nominal, devidennya dinyatakan dalam jumlah rupiah per lembar. Preferensi terhadap deviden tidak berarti deviden tersebut harus dibayar. Prerensinya terletak pada urutan pembayaran, jumlah deviden saham preferen harus dibayar terlebih dahulu sebelum dibayarkan kepada saham biasa. Sifat yang umum melekat pada saham preferen adalah sebagai berikut: 1 Kumulatif. Apabila dalam suatu tahun perusahaan tidak membagikan deviden, maka pada pembagian deviden tahun berikutnya, deviden yang tertunggak pada tahun sebelumnya harus dibayar terlebih dulu sebelum dibagikan kepada pemegang saham biasa. Karena tidak timbul utang sebelum dewan direksi mengumumkan deviden, deviden yang tertunggak tidak dicatat sebagai utang tetapi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. 2 Partisipasi. Pemegang saham preferen berpartisipasi tidak hanya berhak atas deviden sebesar tarip yang telah ditentukan. Apabila jumlah deviden yang dibagikan masih tersisa setelah semua pemegang saham memperoleh deviden sesuai dengan tarip saham preferen, jumlah deviden tersebut dibagikan kepada pemegang saham preferen dan saham biasa, Sifat partisipasi tersebut dapat penuh atau sebagian. 3 Convertible. Pemegang saham convertible berhak untuk menukarkan saham prefernnya dengan saham biasa pada ratio yang telab ditentukan. 4 Callable (dapat dilunasi). Perusahaan penerbit saham preferen dapat melunasi saham preferen yang beredar pada tanggal dan harga yang telah ditentukan. UTANG OBLIGAS! YANG DAPAT DIKONVERSI Obligasi yang dapat dikonversi adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menukarkan dengan surat-surat berharga lain yang dikeluarkan oleh perusahaan pada waktu tertentu setelah penerbitan. Alasan mengapa sebuah perusahaan mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi adalah (1) untuk membelanjai operasi perusahaan dari modal saham dengan penerbitan saham yang lebih sedikit dari penerbitan saham dengan cara biasa, dan (2) penerbitan dengan hak konversi memungkinkan kreditur bersedia menerima bunga obligasi yang lebih rendah dibandingkan tanpa hak konversi. Akuntansi obligasi yang dapat ditukarkan meliputi pencatatan saat (1) diterbitkan, (2) konversi, dan (3) pelunasan. ‘senescent ea RENNIE! (1). (2). Saat penerbitan. Metode pencatatan obligasi yang dapat ditukarkan pada saat penerbitan sama dengan pencatatan penerbitan obligasi yang tidak dapat ditukarkan. Diskon atau premium yang timbul saat penerbitan diamortisasi dengan asumsi obligasi tersebut akan ditahan oleh pemegang sampai dengan tanggal jatuh tempo, hal itu karena sangat sulit untuk menentukan saat penukaran oleh pemegangnya. Saat konversi. Jika obligasi ditukarkan dengan surat-surat berharga lain, masalah akuntansi yang timbul adalah menentukan jumlah yang harus dicatat untuk surat berharga penukar obligasi tersebut. Ada dua metode yang dapat digunakan: (1) nilai pasar surat berharga penukar (saham biasa) atau obligasi dan (2)nilai buku obligasi. a. Pendekatan nilai pasar. Pencatatan surat berharga penukar (saham) yang diterbitkan pada nilai pasar saham atau obligasi secara teoritis baik untuk mengukur harga yang akan digunakan untuk mencatat transaksi tersebut. Contoh: PT HI menerbitkan obligasi konversi Rp 1.000.000 dengan premium Rp60.000 yang dapat ditukar dengan 10 lembar saham biasa nominal Rp10.000 per lembar. Pada saat konversi, premiun yang belum diamortisasi Rp50.000, nilai pasar obligasi Rp 1.200.000, dan harga pasar saham dibursa Rp120.000 per lembar. Jurnal pada saat konversi apabila digunakan nilai pasar adalah: Utang Obligasi 1.000.000 Premium Utang Obligasi 50.000 Rugi Pelunasan Utang Obligasi 150.000 Modal Saham Biasa 100.000 Agio Saham Biasa 1.100.000 Apabila harga pasar kedua surat berharga tersebut berbeda yang digunakan adalah harga pasar surat berharga penukar. b. Pehdekatan nilai buku. Secara praktis, jika nilai pasar saham atau obligasi tidak dapat ditentukan, nilai buku obligasi merupakan ukuran terbaik yang tersedia atas harga penerbitan. Contoh: Dengan menggunakan contoh sebelumnya, apabila digunakan pendekatan nilai buku, jurnal pada saat konversi adalah: Utang Obligasi 1,000,000 Premium Utang Obligasi 50.000 Modal Saham Biasa 100.000 Agio Saham Biasa 950.000 Metode nilai buku untuk mencatat obligasi yang dapat dikonversi merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam praktik. 3 Percepatan Konversi. Perusahaan penerbit obligasi konvertible dalam kondisi tertentu mengharapkan supaya pemegang obligasi tersebut menukarkan dengan saham sebelum waktu yang telah ditetapkan dengan tujuan untuk mengurangi beban bunga atau untuk memperbaiki rasio utang dengan modal. Untuk itu, perusahaan penerbit obligasi konvertible menawarkan imbalan tambahan yang dapat berupa saham tambahan atau kas. Imbalan tambahan untuk mempercepat konversi harus dilaporkan sebagai biaya pada periode terjadinya sejumlah nilai wajar saham tambahan atau kas yang diserahkan. Contoh: PT SH mempunyai utang obligasi konvertible Rp1.000.000 yang dapat ditukar dengan 100,000 lembar saham biasa nominal Rp2. Perusahaan bermaksud untuk mengurangi beban bunga, untuk itu perusahaan menawarkan tambahan pembayaran uang Rp80.000 kepada pemegang obligasi apabila bersedia segera mengkonversi obligasi_ yang dipegannya, Jika konversi tersebut terjadi jurnalnya adalah: Biaya Konversi Utang 80.000 Utang Obligasi 1.000.000 Modal Saham Biasa 200.000 Agio Saham Biasa 800.000 Kas 80.000 Pelunasan Obligasi Konvertible. Pertanyaan yang timbul untuk pelunasan utang obligasi konvertible adalah apakah transaksi tersebut merupakan transaksi modal atau transaksi utang. Jika transaksi tersebut meruapakan transaksi utang, maka perbedaan antara nilai buku utang obligasi dengan kas yang dibayar dibebankan atau dikreditkan kepada’rugi atau laba pelunasan. Jika meruapakan transaksi modal, maka perbedaan tersebut didebitkan atau dikreditkan kepada agio saham. Karena metode pencatatan penerbitan obligasi konversi mengikuti prosedur yang sama dengan penerbitan obligasi biasa (tidak ada alokasi jumlah yang diterima pada saat penerbitan kepada hak konversi), maka pelunasan obligasi konversi juga menggunakan prosedur yang sama dengan pelunasan obligasi biasa, yaitu rugi atau laba pelunasan obligasi Konversi dilaporkan dalam laporan rugi-laba. SAHAM PREFEREN YANG DAPAT DIKONVERS! Perbedaan utama akuntansi obligasi konversi dengan saham preferen konversi adalah Karena obligasi konversi diperlakukan sebagai transaksi utang, sedangkan saham preferen Konversi diperlakukan sebagai transaksi modal. Sebagai akibatnya, pada saat penukaran saham preferen dilakukan tidak ada pengakuan rugi atau laba. Apabila nominal saham biasa penukar lebih kecil dari nilai buku saham preferen, perbedaannya dikreditkan ke agio saham biasa. Apabila nominal saham biasa penukar lebih besar dari nilai buku saham preferen, perbedaannya didebitkan ke laba ditahan. 87 Contoh: PT SE menebitkan 1.000 lembar saham biasa nominal @Rp2.000 sebagai penukar 1.000 lembar saham preferen konvertible nominal @Rp1.000 yang pada saat diterbitkan mengahasilkan agio Rp200.000. Jurnal: Modal Saham Preferen Convertible 1.000.000 Agio Saham Preferen 200.000 Laba Ditahan 800.000 Modal Saham Biasa 2.000.000 HAK BELI SAHAM Hak beli saham (warrants) adalah sertifikat yang menunjukkan bahwa pemegangnya dapat membeli saham pada harga dan waktu yang telah ditentukan. Hak ini mirip dengan hak konversi yang melekat pada obligasi atau sahan preferen, karena dengan digunakannya hak- hak tersebut akan mengakibatkan jumlah lembar saham biasa beredar bertambah. Perbedaan utama antara surat berharga konvertible dengan hak beli saham adalah karena penggunaan hak beli saham memerlukan pembayaran uang sejumlah tertentu oleh pemegangnya untuk dapat memperoleh saham. Penerbitan hak beli saham biasanya dilakukan dalam tiga situasi berikut ini: 1. Jika diterbitkan berbagai jenis suatu berharga, seperti obligasi atau saham preferen, hak beli saham biasanya disertakan untuk membuat surat berharga tersebut lebih menarik. 2. Pada saat penerbitan saham biasa tambahan, pemegang saham biasa yang sekarang berhak untuk membeli terlebih dahulu sebelum pihak lainnya. Hak beli saham diterbitkan untuk mebuktikan hak tersebut. 3. Hak beli saham diberikan sebagai kompensasi kepada para eksekutif dan pegawai perusahaan. Hak Beli Saham yang Diterbitkan Bersamaan Dengan Surat-surat Berharga Lainnya Hak beli saham yang diterbitkan bersamaan dengan surat-surat berharga lainnya pada dasamya merupakan hak jangka panjang untuk membeli saham biasa pada harga tetap. Profesi mengharuskan hasil penjualan obligasi (atau saham preferen) dengan hak beli saham yang dapat dipisahkan dialokasikan kepada kedua surat berharga tersebut. Hal itu karena dalam transaksi tersebut melibatkan dua instrumen, yaitu (1) obligasi dan (2) hak beli saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli saham biasa pada hargatertentu. Hak beli saham yang dapat dipisahkan dapat diperdagangkan secara terpisah dari obigasinya, sehingga harga pasarnya dapat ditentukan. Ada dua metode alokasi yang dapat digunakan: (1) metode proporsional dan (2) metode incremental. (1) Metode Proporsional. Dengan metode ini, penerimaan dari penjualan surat berharga dialokasikan kepada dua instrumen tersebut berdasarkan perbandingan harga pasarnya. Contoh: PT ATT memberikan hak beli saham kepada para pembeli obligasi yang diterbitkannya, setiap pembeli satu lembar obligasi diberikan hak beli saham satu lembar. Dengan hak beli saham tersebut pemegang dapat membeli satu lembar saham biasa (nominal Rp5) dengan harga Rp25 (pada saat itu harga pasar saham biasa Rp5O per lembar). Pada tanggal 14 Nopember 1987 perusahaan berhasil menjual 10.000 lembar obligasi nominal Rp1.000 dengan kur 100%. Harga jual obligasi sekarang apabila tanpa hak beli saham 99%, sedangkan hak beli saham pada saat ini berharga Rp30 per lembar. Alokasi hasil penjualan kapada dua instrumen tersebut adalah sebagai berikut: Nilai pasar obligasi (tanpa hak beli) (Rp10.000.000 x 0,99) Rp 9.900.000 Nilai pasar hak beli sham (10.000 x Rp30) 300.000 Jumlah nilai pasar Rp 10,200,000 Penerimaan dari hasil penjualan Rp10.000.000 (10.000 x Rp1.000 x 100%) dialokasikan kepada: Obligasi: (Rp9.900.000/Rp10.200.000 ) x Rp10.000.000 Rp 9.705.882 Hak beli saham:(Rp300.000/Rp10.200.000) x Rp10.000.000 294.118 Jumlah Rp 10,000.000 Jurnal: Kas 9.705.882 Diskonto Utang Obligasi 294.118 Utang Obligasi 10.000.000 Kas 294.118 Modal Disetor-Hak Beli Saham 294.118 Apabila semua hak beli saham tersebut kemudian digunakan oleh pemegangnya, maka jumainya adalah sebagai berikut: Kas (10.000 lb x Rp25) 250.000 Modal Disetor-Hak Beli Saham 294.118 Modal Saham Biasa (10.000 Ib x Rp5) 50.000 Agio Saham Biasa [((Rp25-5) x 10.000 lb) + Rp294.118) 494.118 (2) Metode Incremental. Metode ini digunakan apabila harga pasar salah satu dari dua instrumen tersebut tidak diketahui. Instrumen yang diketahui harga pasamnya dicatat sebesar harga pasamya dan sisanya merupakan jumlah yang dialokasikan kepada instrumen yang tidak diketahui harga pasarnya. Contoh: Biladalam contoh sebelumnya harga pasar hak beli saham diketahui sebesar Rp300.000, sedang harga pasar obligasi tanpa hak beli saham tidak diketahui, maka alokasi penerimaan 89 penjualan Rp10,000.000 kepada masing-masing instrumen dengan metode incremental adalah sebagai berikut: Jumlah yang diterima Rp 10.000.000 Dialokasikan ke hak beli saham 300.000 Saldo yang dialokasikan ke obligasi Rp9.700.000 Hak Memesan Saham Tambahan Apabila direksi memutuskan untuk menerbitkan saham tambahan, pemegang saham yang lama umumnya berhak untuk membeli saham baru yang diterbitkan proporsional dengan pemilikannya. Hal tersebut akan mencegah penurunan hak suara yang dimilikinya. Hak beli saham yang diterbitkan dalam situasi ini bersifat jangka pendek, tidak seperti yang diterbitkan dengan surat berharga lain yang bersifat jangka panjang. Setifikat hak beli saham menyebutkan jumlah saham yang dapat dibeli oleh pemegangnya dan harga belinya. Setiap lembar saham yang dimiliki biasanya diberikan satu hak beli satu lembar saham tambahan. Harga belinya biasanya lebih rendah daripada harga saham yang berlaku. Dalam jangka waktu diterbitkan sampai dengan dapat digunakan, hak beli saham tersebut dapat diperdagangkan. Penerbitan hak beli saham kepada para pemegang saham tidak memerlukan jurnal pencatatan. Hanya diperlukan catatan memorandum untuk jumlah hak beli saham yang diterbitkan. PROGRAM KOMPENSAS! SAHAM Bentuk hak beli saham lainnyatimbul dalam program konpensasi saham yang digunakan untuk memberikan kompensasi kepada para pegawai. Program kompensasi saham adalah kesepaktan untuk menerbitkan saham kepada eksekutif dan pegawai sebagai kelompok atau individu Jenis hak beli yang umum adalah stock option plan dimana pegawai terpilih diberi hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam jangka waktu yang lama. Jenis hak beli lainnya adalah dalam stock purchase plan, dimana semua pegawai diberi hak untuk membeli saham dengan harga tertentu dalam jangka waktu pendek. Dari segi akuntansi, stock option plan diperlakukan sebagai pemberian kompensasi (compensatory), sedangkan stock purchase plan diklasifikasikan sebagai bukan pemberian kompensasi (noncompensatory). Compensatory maksudnya bahwa program tersebut dimaksudkan untuk memberikan kompensasi kepada pegawai, sedangkan noncompensatory dimaksudkan bahwa tujuan utama adalah bukan memberikan kompensasi kepada pegawai tetapi untuk meratakan pemilikan saham biasa perusahaan diantara karyawan. Program noncompensatory mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Partisipasi semua karyawan yang telah mencapai kualifikasi pekerjaan tertentu. 2. Penawaran jumlah saham yang sama kepada karyawan yang berhak 3. Batasan waktu yang diperbolehkan untuk penggunaan hak tersebut dalam periode yang layak. 4, Potongan harga saham tidak lebih besar daripada yang ditawarkan kepada pemegang saham atau pihak lainnya. 90 Akuntansi Untuk Program Kompensasi Saham ‘Akuntansi untuk program non kompensasi tidak menimbulkan kesulitan bagi akuntan, karena perusahaan tidak perlu mencatat biaya kompensasi. Penggunaan hak pembelian saham tersebut oleh pegawai dicatat seperti halnya penerbitan normal, sehingga modal pemegang saham akan bertambah sebesar harga yang ditetapkan. Program kompensasi lebih sulit, karena menyangkut tiga masalah berikut ini: 1. Bagaiman biaya kompensasi ditentukan? 2. Untuk berapa periode biaya kompensasi harus dialokasikan? 3, Program jenis apa yang digunakan untuk memberikan kompensasi kepada pegawai dan eksckutif kunci? Penentuan Biaya Kompensasi. Jumlah biaya kompensasi dihitung sebesar kelebihan harga pasar saham di atas harga beli yang telah ditentukan pada tanggal pengukuran. Tanggal pengukuran adalah tangeal pertama kali diketabuinya (1) jumnlah saham yang akan diterima oleh tiap karyawan dan (2) harga beli saham yang ditetapkan, Tanggal pengukuran kebanyakan program adalah tanggal diberikanya hak kepada pegawai. Jika jumlah saham dan harga beli tidak dapat diketahui, biaya kompensasi dapat ditaksir berdasarkan asumsi jumlah lembar dan harga beli tertentu. ‘Alokasi Biaya Kompensasi. Biaya kompensasi diakui dalam periode-periode pegawai meiaksanakan pekerjaannya. Jumlah biaya kompensasi yang ditentukan pada tanggal pengukuran dialokasikan kepada periode-periode karyawan bekerja, Dalam praktik seringkali kesulitanuntuk menetukan periode jasa karyawan sehingga perlu menggunakan, pertimbangan. Jika tanggal pengukuran terjadi setelah tanggal pemberian, perusahaan harus mencatat biaya kompensasitiap-tiap periode dari tanggal pemberian sampai dengan tanggal pengukuran berdasarkan harga pasar saham tiap-tiap akhir periode. Jenis-jenis Program. Ada berbagai jenis program yang dapat digunakan untuk memberikan kompensasi kepada pegawai. Tiga jenis program yang umum dipakai adalah: 1. Stock option plan (insentif atau tanpa kualifikasi) 2. Stock appreciation right plan. Stock Option Plans ‘Stock option plan dapat berupa incentive stock option planatau nonqualified option plan. Pembedaan kedua plan tersebut dari segi perlakukan pajaknya. Dari pandangan eksekutif, incentive stock option plan memberikan keuntungan pajak yang lebih besar. Dalam plan tersebut, eksekutif tidak membayar pajak atas perbedaan antara hnarga pasar sham dengan harga beli yang ditetapkan pada saat pembelian saham. Eksekutif barn membayar pajak setelah saham yang dibeli tersebut dijual. Sebaiknya, dengan nonqualified, eksekutif harus membayar pajak sebesar perbedaan harga pasar saham dengan harga beli yang ditentukan pada saat pembelian. Dari pandangan perusahaan, nonqualified memberikan keuntungan pajak yang lebih besar. Tidak ada pengurangan pajak yang diperoleh dalam incentive stock option plan, 1 dew os | ee Ne ta ene sedangkan dalam nonqulified stock option plan perusahaan menerima pengurangan pajak atas perbedaaan antara harga pasar saham dengan harga yang ditetapkan pada tanggal pegawai membeli saham. Incentive Stock Option’ Plans. Dalam incentive stock opetion plan, tidak ada biaya kompensasi yang perlu dicatat karena pada tanggal pemberian tidak ada perbedaan antara harga pasar dengan harga beli yang ditetapkan. Nonqulified Stock Option Plan. Nonqualified stock plan biasanya melibatkan biaya konpensasi karena pada tanggal pemberian, harga pasar di atas harga beli yang ditetapkan. Jumlah biaya kompensasi diukur sebesar perbedaan antara harga pasar dengan harga beli yang ditentukan kemudian dialokasikan kepada periode-periode manfaatnya. Harga beli biasanya telah ditentukan dan akan sama selama periode yang telah ditentukan. Namun demikian, harga pasar saham akan berubah-ubah selama jangka waktu hak tersebut beredar. Contoh: Pada tanggal 1 Nopember 1988, pemegang saham PT SC menyetujui program yang memberikan hak kepada lima pegawai perusahaam untuk membeli masing-masing 2.000 lembar saham biasa nominal Rp1.Hak tersebut diberikan pada tanggal 1 Januari 1989 dan dapat digunakan setiap waktu sampai dengan sepuluh tahun yang akan datang. Harga beli per lembar ditetapkan Rp60, dan harga pasar saham pada tanggal pemberian hak adalah Rp70 per lembar. Dari data tersebut dapat ditetapkan bahwa tanggal pengukuran adalah pada tanggal pemberian, karena jumlah Jembar saham yang dapat dibeli dan harga belinya sudah dapat ditentukan. Jumlah biaya kompensasi dihitung sebagai berikut: Nilai pasar 10.000 lembar pada tanggal pemberian hak (Rp70 per Ib) Rp 700.000 Harga pembelian yang ditetapkan pada tanggal pemberran hak (Rp60 per Ib) 600.000 Jumlah biaya kompensasi Rp 100,000 Jumal untuk mencatat biaya kompensasi pada tanggal pemberian hak adalah sebagai berikut: Biaya Kompensasi Ditangguhkan 100.000 Modal Disetor-Stock Option 100.000 Jika program tersebut diperkirakan akan bermanfaat selama dua tahun dari sejak pemberian, maka pada jurnal berikut ini dibuat pada tanggal 31 Desember 1989 dan 1990: Biaya Kompensasi 50.000 Biaya Kompensasi Ditangguhkan 50.000 92 Pada tanggal 31 Desember 1989, modal pemegang saham akan disajikan seperti berikut ini: Modal pemegang saham: Saham biasa, nominal Rp!, diterbitkan dan beredar 1.000.000 Ib Rp 1.000.000 Modal disetor-Stock Option Rp100.000 Dikurangi biaya kompensasi ditanggubkan 50,000 50.000 Jumlah modal pemegang saham Rp 1.050.000 Jika 20% atau 2,000 dari 10.000 hak beli digunakan pada tanggal 1 Januari 1992 (lima tahun, lima bulan setelah pemberian hak), dibuat jurnal berikut ini untuk mencatat: Kas (2.000 Ib x Rp60) 120.000 Modal Disetor-Stock Option (20% x Rp100.000) 20.000 Modal Saham Biasa (2.000 lb x Rp1) 2.000 Agio Saham Biasa 138,000 Jika sisanya tidak digunakan sampai dengan tanggal terakhir yang ditetapkan, saldo rekening modal disetor-stock option ditransfer ke rekening modal disetor. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut pada tanggal kedaluwarsa adalah: Modal Disetor-Stock Option 80.000 Modal Disetor dari Stock Option Kedaluwarsa 80.000 Stock Appreciation Right Dengan program ini, pegawai diberi hak untuk menerima kenaikan harga saham, yaitu kelebihan harga pasar saham pada tanggal dapat digunakannya hak dengan harga yang ditentukan sebelumnya. Kenaikan saham tersebut dapat dibayar dengan uang, saham, atau kombinasi dari keduanya. Seperti sebelumnya telah disebutkan, tanggal yang biasanya digunakan untuk mengukur kompensasi adalah pada tanggal pemberian hak. Namun demikian, dengan SAR jumlah uang atau saham (atau kombisasi) yang akhirnya diterima oleh karyawan belum dapat ditentukan sampai dengan tanggal penggunaan sehingga biaya kompensasi tidak dapat diukur sampai dengan pada tanggal tersebut. Jadi, tanggal pengukuranngya adalah tanggal penggunaan. Untuk mengalokasikan biayakompensasi kedalam periode interm diperlukan penaksiran biaya kompensasi total. Taksiran terbaik jumlah biaya kompensasi adalah sebesar perbedaan antara harga pasar saham sekarang dengan harga yang ditetapkan dikalikan dengan bak apresiasi saham yang beredar. Jumlah taksiran biaya kompensasi tersebut kemudian dialokasikan kepada periode jasa untuk mencatat biaya tiap-tiap tahun. Pada akhir periode interm, jumlah biaya kompensasi yang dilaporkan sampai dengan tanggal tersebut harus sama dengan persentase jumlah periode jasa yang telah lewat dikalikan dengan taksiran biaya Kompensasi. Sebagai contoh, jika pada periode interm periode jasa telah 40% selesai dan 93 taksiran jumlah biaya kompensasi sebesar Rp100.000 maka jumlah biaya kompensasi kumulatif yang dilaporkan sampai dengan tanggal tersebut harus sama dengan Rp40.000 (Rp100.000 x 40%). Metode ini disebut pendekatan persentase untuk mengalokasikan biaya kompensasi. Jika tanggal penggunaan setelah periode jasa, biaya kompensasi biaya kompensasi harus disesuaikan setiap periode dengan jumlah yang cukup untuk menyesuaikan jumlah biaya kompensasi yang dilaporkan menjadi jumlah taksiran biaya kompensasi. Dengan kata lain, setelah periode jasa lewat, biaya kompensasi disesuaikan jika perubahan harga pasar saham terjadi setelah periode pelaporan sebelum hak tersebut kedaluwarsa atau digunakan, mana yang lebih dahulu, Oleh karena itu, kenaikan atau penurunan nilai pasar saham dari sejak tanggal pemberian sampai dengan tanggal penggunaan akan mengakibatkan perubahan pengukuran biaya kompensasi. Dalam beberapa periode akan mengkredit biaya kompensasi jika harga saham jatuh dari satu periode ke pevinde perikutnya, namun demikian pengkreditan biaya kompensasi tidak boleh lebih dari yang sebelumnya telah diakui sebagai biya. Dengan kata lain, biaya kompensasi kumulatif tidak boleh negatif. Contoh: PT HA pada tanggal 1 Januari 1989 menetapkan program Hak Apresiasi Saham yang memberikan hak kepada para eksekutif menerima kas pada tanggal pelaksanaan (dalam waktu lima tahun yang akan datang) sebesar perbedaan antara harga pasar saham dengan harga yang telah ditetapkan Rp10 untuk 10.000 lembar. Harga pasar saham tanggal 31 Desember 1989 sebesar Rp13 dan jangka periode jasa dua tahun (1989-1990). Perhitungan berikut ini menunjukkan jumlah biaya kompensasi yang harus dicatat pada tiap-tiap periode, diasumsikan eksekutif menahan hak tersebut selama tiga tahun: 31/12/89 311290 | 17 10 BUZOL | 15 10 Jurnal untuk mencatat biaya kompensasi tahun 1989: Biaya Kompensasi 15.000 Utang Program Apresiasi Saham 15.000 al Jurnal untuk mencatat biaya kompensasi tahun 1990: Biaya Kompensasi 55.000 Utang Program Apresiasi Saham 55.000 Jurnal untuk mencatat biaya kompensasi tahun 1991: Utang Program Apresiasi Saham 20.000 Biaya Kompensasi 20.000 Pada tanggal 31 Desember 1991 eksekutif menerima pembayaran Rp50.000. Jurnal untuk mencatat penghapusan utang tersebut adalah: Utang Program Apresiasi Saham 50.000 Kas 50.000 SOAL-SOAL 3 1. “Nilai nominal” saham adalah a. Nilai sekarang saham b. _Nilai likuidasi saham c. Nilai nominal legal yang ditentukan untuk saham 4. Jumlah yang akan diterima oleh perusahaan pada saat mula-mula diterbitkan Jawab: d 2. Mana dari berikut ini yang merupakan perbedaan utama akuntansi untuk PT dengan perusahaan bentuk lain (misalnya persekutuan)? a. Teory entitas terutama berhubungan dengan perusahaan yang berbentuk selain PT b. PT mempunyai perbedaan yang mencolok untuk akuntansi untuk sumber-sumber modal c. Laba ditahan perseroan berkurang hanya dengan adanya pengumuman pembagian deviden d. GAAP seluruhnya dapat diterapkan untuk perusahaan perseroan, tetapi hanya sedikit yang dapat diterapkan untuk perusahaan bentuk lain, Jawab: b 3. Ditinjau dari sudut perusahaan sebagai kesatuan usaha, maka pengertian modal secara konseptional: a. Sama dengan utang b. Utang perusahaan kepada pemilik c. Aktiva lancar d. Hak pemilik atas kekayaan yang tertanam dalam perusahaan e. Pilihan a, b, dan d semuanya salah Jawab: b 4, Lembaga-lembaga di bawah ini terlibat dalam proses emisi saham kecuali: a. Akuntan publik b. Konsultan Hukum 36 Fe ONCE BE c. Notaris d. Bank e. a,b, cdan d semuanya salah Jawab: d . Jika suatu perusahaan menukarkan (barter) modal saham dengan jasa, maka transaksi tersebut sekurang-kurangnya dicatat sebesar: a. Nilai pasar jasa yang diterima b. _Nilainominal saham yang diserahkan c. Nilai pasar saham yang diserahkan d._‘Nilai a,b,c, dapat digunakan Jawab: a . : Perusahaan X mengeluarkan saham 150 lembar (nominal Rp1.000,00) untuk ditukarkan dengan sebidang tanah. Harga pasar saham ini Rp1.500,00 per lembar, Menurut Perusahaan penilai (appraiser) tanah ini bernilai Rp170.000,00. Nilai tanah ini bagi perusahaan tersebut adalah: a. Rp150.000,00 b. Rp225.000,00 ¢. Rp170.000,00 4. Rp15.000,00 Jawab: b . Sebuah perusahaan mengeluarkan saham 1.000 lembar (nominal Rp1.000,00) untuk sebidang tanah. Tanah ini sebelumnya sudah ditawarkan dengan harga Rp750.000,00 ‘unai, tetapi oleh perusahaan ditolak karena perusahaan tidak mempunyai uang. Harga pasar saham adalah Rp900,00 per lembar (transaksi ini menyangkut 2.000 lembar saham). Nilai tanah ini dibagi perusahaan tersebut adalah: a. Rp1.000.000,00 b. Rp0,00 cc. Rp900.000,00 d. _Rp750.000,00 Jawab: d . PT. B mengeluarkan saham 1.000 lembar untuk pembelian sebidang tanah. Harga nominal saham Rp50,00 per lembar sedang harga pasarnya adalah Rp63,00. Kalau dibayar tunai, untuk tanah ini penjual minta harga Rp62.000,00. Menurut perusahaan Penilai (appraiser) harga tanah ini Rp64.000,00. Nilai tanah ini bagi perusahaan tersebut adalah: a. Rp50.000,00 b. — Rp63.000,00 c. Rp62.000,00 d. Rp64.000,00 Jawab: b . Suatu PT membeli tanah dengan mengeluarkan 2.500 lembar, 10% saham preferen nominal Rp1.000,00 dengan harga pasar Rp12.000,00. Tanah tersebut dicatat dalam PT itu sebesat: a, Rp30.000.000,00 b. _ Rp25,000.000,00 cc. Rp12.000.000,00 d. —Rp21.000.000,00 e. a,b,c, dan d semuanya salah Jawab: a Perhitungan: 2.500 Ib x Rp12.000 = Rp30.000.000 ARE AES LN A AEIRRTEIR Sete need ETE RAE IR 10. Pada tanggal 1 Pebruari 1991, sebuah perseroan telah menjual saham dalam pesanan (Subsription Stocks) dengan harga di atas nilai nominalnya. Dari penjualan tersebut uang muka telah diterima sebesar 25% nya, dan sisa peinbayaran dilakukan 18 Mei tahus, yang sama. Dari transaksi tersebut timbulnya Agio saham akan dicatat pada tanggal: 1 Pebruari_ 18 Mei a Ya Ya b. Tidak Ya ec. Ya Tidak d. Tidak Tidak Jawab: ¢ Berikut ini untuk menjawab soal nomor 11 sampai dengan 14 PT Berhasil menerbitkan dan menjual saham baru melalui prosedur pesanan, sebanyak 100,000 lembar saham biasa nominal @ Rp1.000,00 per lembar berdasar kurs 150. Menurut ketentuan, setiap pesanan hamus disertai uang muka sebesar 80% dari harga saham yang dipesan; dan sertifikat saham akan diserahkan setelah seluruh harga saham dibayar lunas. Berikut adalah ikhtisar transaksi yang berhubungan dengan penerbitan dan penjualan saham tersebut, dalam jangka waktu satu bulan: (1) Tanggal 1 Mei 1991, diterima pesanan dari seluruh saham yang ditawarkan. (2) Tanggal 1 Juni 1991, diterima pelunasan dari para pemesan saham dan sertifikat saham diserahkan kepada pemesan yang bersangkutan. . Untuk mencatat transaksi tanggal 1 Mei 1991, antara lain: Rekening modal saham dikredit sebesar Rp100,00 juta Rekening modal saham dikredit sebesar Rp150,00 juta Rekening modal saham yang dipesan dikredit sebesar Rp100,00 juta Rekening modal saham yang dipesan dikredit sebesar Rp150,00 juta e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: ¢ Penyelesaian: Jumal untuk mencatat pesanan saham: Kas 150.000.000 Piutang Pesanan Saham 30.000.000 ‘Agio Saham Biasa 50.000.000 Modal Saham Biasa Dipesan (100.000 tb x Rpi.000) 100,000.00 Perhitungan: Harga pesanan (100.000 Ib x Rp1.000 x 1,50) Rp 150.000.000 Uang muka (80% x Rp150.000.000) 120,000,000 Piutang pesanan saham Rp.30,000.000 Bee 97 HODES Late a se PAE NOW D5 NEED eA ame 12. ‘Untuk mencatat transaksi tanggal 1 Juni 1991, antara lain: a. Rekening modal saham dikredit sebesar Rp100,00 juta b. Rekening modal saham dikredit sebesar rp150,00 juta ¢. Rekening modal saham yang Dipesan didebit sebesar Rp100,00 juta d. Rekening modal saham yang Dipesan didebit sebesar Rp150,00 juta e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: a Penyelesaian: Jurnal untuk mencatat penerimaan pelunasan: Kas 30.000.000 Piutang Pesanan Saham 30.000.000 Jurnal untuk mencatat penyerahan sertifikat saham: Modal Saham Biasa Dipesan 100.000.000 Modal Saham Biasa 100.000.000 . PT Indah Kiat menerima pesanan pembelian saham dari PT Indah Sekali sebanyak 1.000 lembar, dengan kurs 125. Nilai nominal saham adalah Rp1.000,00 per lembar. Uang muka yang diterima sebesar Rp125.000,00. Jurnal yang dibuat oleh PT Indah Kiat adalah: a. Kas 125.000,00 Piutang Pesanan Saham1.125.000,00 Modal Saham 1.000.000,00 Agio Saham 250.000,00 b. Kas 125.000,00 Piutang Pesanan Saham1.125.000,00 Modal Saham Dipesan 1.000.000,00 Agio Saham 250.000,00 c. Kas 125.000,00 Piutang Pesanan Saham1.000.000,00 Piutang Agio Saham 125.000,00 Modal Saham 1.000.000,00 Agio Saham 250.000,00 d. Kas 125.000,00 Piutang Pesanan Saham1.125.000,00 Modal Saham 1.250.000,00 Jawab: b . Berdasar nomor 11 tersebut, apabila PT Indah Sekali tidak melunasi hutangnya dan PT Indah Kiat tidak mengembalikan uang muka yang sudah diterima, maka jurnal yang dibuat oleh PT Indah Kiat adalah: NARI. RN ATT NSE STS AR 15. a. Modal Saham 1.000.000,00 Agio Saham 250.000,00 Kas 125,000,00 Piutang Pesanan Saham 1.125.000,00 b. Modal Saham 1,000.000,00 ‘Agio Saham 250.000,00 Utang lain-lain 125.000,00 Piutang pesanan Saham 1.125.000,00 ¢ Modal Saham Dipesan!.000.000,00 Agio Saham 250,000,00 ‘Modal Pembatalan Pesanan 125.000,00 Piutang Pesanan Saham 1.125.000,00 d. Piutang Pesanan Saham125.000,00 Kas 125.000,00 Jawab: ¢ Data untuk soal nomor 14 sampai dengan 18 Data modal pada PT DORACO per 31 Desember 1987 adalah sebagai berikut: Piutang Pesanan - Saham Biasa Rp 150.000,00 Saham Biasa, nominal @ Rp1.000,00 5.000.000,00 Saham biasa yang dipesan 500.000,00 Agio Saham Biasa 400.000,00 Saham Preferen 8,5% nominal @ Rp50.000,00 3,000.000,00 Agio saham preferen 630.000,00 Laba yang Ditahan 2.700.000,00 Saham Treasuri (sebesar cost) 350.000,00 Total modal perusahaan adalah: a. Rp11.380.000,00 b. _ Rpll.880.000,00 c. Rp12.080.000,00 d. Rpl2.580,000,00 e. Rpl1.730.000,00 Jawab: € Perhitungan: Saham Biasa, nominal @ Rp1.000,00 Rp 5.000.000,00 Saham biasa yang dipesan 500.000,00 ‘Agio Saham Biasa -400.000,00 Saham Preferen 8,5% nominal @ Rp50.000,00 3,000.000,00 Agio saham preferen 630,000,00 Laba yang Ditahan 2.700,000,00 Rp 12.230,000,00 99 CET SEMESTER no te ASIN 100 Saham Treasuri (sebesar cost) Rp350,000,00 Piutang Pesanan - Saham Biasa 150,000.00 500,000.00 Jumlah modal pemegang saham Rp 11.730.000,00 . Total paid-in capital saham biasa adalah: a. Rp2.350.000,00 b. — Rp2.700.000,00 c. Rp5.500.000,00 d. — Rp5.400.000,00 Jawab: d Perhitungan: Saham Biasa, nominal @ Rp1.000,00 Rp 5.000.000,00 Saham biasa yang dipesan 500,000,00 Agio Saham Biasa 400,000.00 Saham Treasuri (sebesar cost) Rp350,000,00 Piutang Pesanan - Saham Biasa 150,000,00 500,000.00 Jumlah modal disetor saham biasa Rp.5.400.000.00 . Total paid-in capital saham biasa yang dipesan adalah: a. Rp500,000,00 b. _Rp350.000,00 c. Rp900.000,00 d. Rp850.000,00 Jawab: b Perhitungan: Saham biasa yang dipesan Rp 500.000,00 Piutang Pesanan - Saham Biasa 150,000.00 Jumlah modal disetor pesanan saham Rp 350,000.00 . Total paid-in capital saham preferen adalah: a. Rp3.000.000,00 b. —Rp2.500.000,00 c. Rp3.630.000,00 d. —Rp3.330.000,00 Jawab: ¢ Perhitungan: Saham Preferen 8,5% nominal @ Rp50.000,00 Rp 3.000.000,00 Agio saham preferen -£30,000,00 Jumlah modal disetor saham preferen Rp 3.630,000,00 Data untuk menjawab soal no. 19 s.d, 21. PT QRS menerbitkan Surat Hutang Obligasi (SHO) dengan hak konversi terhadap saham biasa. Berikut ini informasi yang berkenaan dengan struktur permodalannya pada tanggal 31 Mei 1989 + 12% SHO (tiap obligasi nominal Rp100.000,00 dapat ditukar dengan 4 lembar saham biasa nominal @ Rp10.000,00) Rp10,0 juta prea Ce ae SANE EA TTT Diskonto Hutang Obligasi 0,6 juta - — Saham biasa, nominal @ Rp10.000,00 20,0 juta Laba Ditatian 6,0 juta 19. Nilai buku per lembar sham biasa pada tanggal 31 Mei 1989 adalah a. Rp10.000,00 b. Rp11.000,00 ¢. Rp12.000,00 d. _Rp13.000,00 e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d Perhitungan: = Saham biasa, nominal @ Rp10.000,00Rp20,0 juta - Laba Yang Ditahan 6.0 juta Jumlah nilai buku saham Rp26,0 juta ~ Jumlah Jembar (Rp20 juta/Rp10.000) 2.000, Jembar Nilai buku per lembar Rp13.000.00 20. 21. 22. Pada tanggal 1 Juni 1989 perusahaan menukar seluruh surat hutang obligasi dengan saham biasa. Apabila pertukaran surat hutang obligasi tersebut diperlakukan sebagai transaksi pelunasan hutang, maka diakui laba/rugi sebesar: a. Laba Rp5.400.000,00 b. — Laba Rp4.500.000,00 c. Rugi Rp5.400.000,00 d. —Rugi Rp4.000.000,00 e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: a Perhitungan: Nilai buku obligasi (Rp10 juta - 0,6 juta) Rp 9.400.000 Nominal saham penukar (100 Ib x 4 Ib x Rp10.000) 4,000,000 Laba pelunasan utang obligasi Rp 5.400.000 Nilai buku per lembar saham biasa setelah terjadi transaksi pertukaran tersebut adalah: a. Rp13.750,00 b. _Rp14.750,00 c. Rp15.750,00 d. —Rp16.750,00 Jawab: b Perhitungan: - Saham biasa, nominal @ Rp10.000,00Rp24,0 juta - Laba Yang Ditahan 11.4 juta Jumlah nilai buku saham Rp35,4 juta - Jumlah lembar (Rp20 juta/Rp10.000) 2.400, Jembar Nilai buku per lembar Rp14.750,00 Treasury stock diperoleh perusahaan dengan cara: a, Membeli sebagian saham yang beredar 101 SRE ait SD RnR 23. 25. 27. b. Sumbangan dari para pemegang saham c. Setoran dari pemegang saham saat reorganisasi semu d. a,b, danc benar . Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d Menurut Cost Method, harga perolehan saham yang ditarik kembali dari peredaran (PAI ps. 3.5) disajikan di dalam neraca dalam kelompok: a. Investasi Jangka Panjang b. Pengurang saldo Laba Yang Ditahan ¢. Pengurang total Hak-hak Pemegang Saham d, Pengurang Modal Saham e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: ¢ }. “Laba” penjualan saham trasury harus dikredit ke rekening: ‘a. Additional paid-in capital b. Modal Saham c. Laba Ditahan d. Laba di luar usaha Jawab: a Perusahaan menukarkan 1,000 lembar saham treasury (Rp25,00 nilai per hari) dengan sebidang tanah yang akan digunakan untuk tempat pabrik kemudian hari. Harga beli saham treasury Rp40,00 per lembar. Pada saat pertukaran nilai pasar saham Rp 50,- per lembar. Perusahaan akan mendapatkan hasil penjualan barang bekas bangunan sebesar Rp4.000,00 kalau tanah itu dibersihkan untuk dibangun pabrik. Nilai tanah tersebut: a. Rp36.000,00 b. —Rp40.000,00 c. Rp46.000,00 d. Rp50,000,00 Jawab: ¢ Perhitungan: Harga saham penukar (1.000 Ib x Rp50) Rp 50.000 Penjualan bekas bangunan 4,000 Nilai tanah Rp 46,000 . Suatu PT membeli kembali 1.000 lembar sahamnya, nominal saham Rp1.000,00 dengan Rp4.000.000,00 dan dicatat dengan harga perolehannya. Pengaruh dari transaksi ini terhadap pendapatan atau beban periode tersebut: a. Rugi Rp3.000.000,00 b. Laba Rp4.000.000,00 cc. Rugi Rp4.000.000,00 d. _Laba Rp4.000.000,00 e. a,b,c, dan d semuanya salah Jawab: e Jenis saham prioritas yang selalu memperoleh hak laba, baik perusahaan memperoleh laba atau rugi, adalah saham prioritas yang bersifat: SAN ARINC NICE LAE INRIA EE ~ es a. Tidak kumulatif, berpartisipasi b. Berpartisipasi c. Tidak kumulatif tidak berpartisipasi d. Kumulatif berpartisipasi e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d 28. Terdapat beberapa kondisi dan pembatasan terhadap saham preferen. Kombinasi syarat berikut ini mengakibatkan saham preferen lebih mendekati karakteristik hutang dari pada modal. a. Nonkumulatif, berpartisipasi, dapat dilunasi, memiliki hak suara b. Kumulatif, berpartisipasi, dapat dilunasi, memiliki hak suara c. Kumulatif, tidak berpartisipasi, dapat dilunasi, tidak memiliki hak suara d. Tidak kumulatif, tidak berpartisipasi, tidak dapat dilunasi, tidak memiliki hak suara Jawab: ¢ 29. Jika semua saham preferen dilunasi dengan harga di bawah harga jual saat dikeluarkan, maka selisihnya diperlakukan sebagai: a. Penambahan deviden yang tersedia untuk saham biasa b. Penambah modal kontribusi saham biasa c. Penambah laba periode yang bersangkutan d. Penambahan sahan treasury Jawab: b 30. Berikut adalah struktur modal suatu perusahaan paaa tanggal 30 Nopember 1990 - Saham biasa nominal Rp10.000,00 per lembar Rp 20.000.000 - Disagio saham 1.000.000, - Laba Ditahan 6.000.000 Dari data tersebut, maka nilai buku per lembar saham biasa pada tanggal 30 Nopember 1990 adalah: a. Rp12.500,00 b. _ Rp2.000,00 c. Rp10.000,00 d. Rp11.000,00 Jawab: a Perhitungan: - Saham biasa nominal Rp10.000,00 per lembar Rp 20.000.000 - Disagio saham. (1.000.000) + Laba Ditahan -6.000.000 Jumlah modal pemegang saham Rp 25.000.000 Jumlah lembar saham (Rp20.000.000/Rp10.000) 2,000 Ib Nilai buku per Ib saham Rp 12.500 103 6 LONER ORES SIMEON EATON SLAY IR I Sa EES 31. 32. 104 Berikut adalah struktur modal suatu perusahaan pada tanggal 31 Desember 1979: - Saham biasa nominal Rp10.000,00 per lembar Rp 20.000.000 - Disagio saham biasa 1.000.000 - 12% saham preferen kumulatif tidak berpartisipasi 5.000.000 - Laba Ditahan 6.000.000 - Dividen tahun 1978 dan 1979 tidak dibayarkan. Dari data tersebut, maka nilai buku per lembar saham biasa pada tanggal 31 Desember 1979 adalah: a. Rp11.900,00 b. Rp13.500,00 c. Rp12.500,00 d. Rp11.600,00 Jawab: a Perhitungan: - Saham biasa nominal Rp10.000,00 per lembar Rp 20.000.000 - Disagio saham biasa (1.000.000) - Laba Ditahan Rp 6.000.000 Tunggakan deviden saham preferen (12% x Rp3.000.000 x 2) 1.200.000 4,800,000 Jumlah modal pemegang saham biasa \Rp 23.800.000 Jumlah lembar saham biasa -2.000 Ib Nilai buku per lembar Rp11.900 Informasi berikut ini menjawab soal nomor 32 dan 33 Berikut adalah posisi hak-hak pemegang saham PT BCD pada awal tahun 1991: - Modal Saham Preferen, nominal @ Rp2.000,00 Rp 200.000,00 - Modal Saham Biasa, nominal @ Rp1.000,00 1.000.000,00 - Agio Saham Preferen 200.000,00 - Agio Saham Biasa 50.000,00 - Laba yang Ditahan -500.000,00 - Jumlah Rp —_1.950.000,00 Transaksi pertukaran seluruh saham preferen dengan 100 lembar saham biasa akan dicatat, antara lain: a. Debit Modal Saham Preferen Rp200.000,00 b. Kredit Modal Saham Preferen Rp200.000,00 c. Kredit Laba Yang Ditahan Rp100.000,00 d. Debit Modal Saham Biasa Rp100.000,00 . Tidak ada jawaban yang benar Jawab: a 33. Jurnal untuk mencatat penukaran saham: Modal Saham Preferen 200.000 Agio Saham Preferen 200.000 Modal Saham Biasa 200.000 Agio Saham Biasa 200.000 Apabila sebelum transaksi no. 30 diadakan penarikan kembali 50 lembar saham biasa sebagai treasury stock berdasar kurs 125 akan dicatat antara lain: Debit Agio Saham Biasa Rp12.500,00 Debit Laba Yang Ditahan Rp12.500,00 Debit Modal Saham Biasa Rp50.000,00 Debit Treasury stock Rp50.000,00 e. Tidak ada jawaban yang benar Jawab: d Dengan metode harga perolehan: Saham Treasury 62.500 Kas 62.500 Dengan metode nilai nominal: Saham Treasury 50.000 Agio Saham Biasa 2.500 Laba Ditahan 10.000 Kas 62.500 aege . PT.CitraNusantarattelah didirikan pada | Januari 1989, dengan modal yang diotorisasikan 500.000 lembar saham biasa, nominal Rp1.000,00. Selama 1989 telah terjadi transaksi yang mempengaruhi modal pemilik sebagai berikut: 10 Januari 1989 dikeluarkan 100.000 lembar saham @ Rp1.200,00 per lembar 8 Mei 1989 dibeli 10.000 iembar saham treasury @ Rp1.300,00 per lembar 10 September 1989 dijual 10.000 lembar saham treasury @ Rp1.400,00 per lembar Citra menggunakan “Cost Method” untuk mencatat transaksi saham treasury. Berapa jumlah Agio Saham (additional paid-in capital) per 31 Desember 1989? a. Nol b. _ Rp1.000.000,00 c. Rp20,000.00,00 d. _Rp21.000.000,00 e. a,b,c, dan d semuanya salah Jawab: d Penyelesaian: Jurnal tanggal 10/1/1989 Kas 120.000.000 Agio Saham Biasa 20.000.000 Modal Saham Biasa 100.000.000 106 3. 3 Jumal tanggal 8/5/1989 Saham Treasury 3.000.000 Kas 13.000.000 Jurnal tanggal 10/9/1989 Kas 14.000.000 Agio Saham Biasa 4.000.000 Saham Treasury 13.000.000 5. Biaya Emisi Saham, lazimnya dikelompokkan dalam: a, Aktiva Lain b. Aktiva Tetap c, Aktiva Lancar d, —Investasi Sementara e. Pilihan a, b, c dan d semua salah Jawab: a 36. Padatanggal 30 Juni 1989 PT KIAN SUKSES go public dengan menjual 15% sahamnya dibursaefek. Nilai nominal saham Rp1.000,00dijual dengan harga perdanaRp7.500,00. Jumlah modal yang telah disetor sebelum go publik sebanyak 5.000.000 lembar saham dengan nilai emisi sebesar nominal. Pada tanggal 31 Desember 1989 kurs harga saham PT KIAN SUKSES mencapai Rp9.000,00. Besarnya Agio Saham pada struktur modal PT KIAN SUKSES pada tanggal 31 Desember 1989 adalah: a. Rp4.875 juta b. Rp9.875 juta c. Rp5.625 juta d. — Rp6.000 juta e. a,b,c dand semuanya salah Jawab: a Perhitungan: (15% x 5.000.000 Ib x Rp6.500) = Rp4.875.000.000 7. Jika selama tahun 1989 perusahaan memperoleh laba Rp2.500,00 juta, maka besamya Earning Per Share (EPS) adalah: a. Rp435,00 b. Rp647,00 c. Rp467,00 d. Rp453,00 . a,b,c dand semuanya salah Jawab: a Perhitungan: Rp2.500 juta : 5,75 juta = Rp434,78 atau Rp435,00 38. PT “X” mempunyai dua jenis saham yang telah dikeluarkan yaitu: 1 - Saham preferen dengan nilai nominal Rp1.000 dividen 6% - Saham biasa dengan nilai nominal Rp5.000,00 Selama satu tahun yang berakhir 30 Nopember 1974, PT ““X” telah aktif melaksanakan transaksi atas saham tersebut. 106 panemnencsRit Nt tn PUESROMEEDRNED LT IIE A SEER TERN EAN ST TIS ‘Adapun transaksi-transaksi tersebut sebagai berikut: Harga per Jumlah Saham 1. Mengeluarkan saham preferen 10,000 Rp!.200 2. Mengeluarkan saham biasa 35.000 Rp5.000 3. Menarik saham preferen 2.000 Rp1.400 4, Membeli treasury stock Membeli saham biasa (at cost) 5.000 Rp6.000 5. Stock split - saham biasa (nilai nominal dikurangi Rp2.500,00) 2 untuk 1 6. Pengeluaran kembali dari treasury stock 5.000 Rp4.000 Saldo rekening modal sendiri pada tanggal 30 Nopember 1973 sebagai berikut: - Saham preferen - 50.000lembar saham Rp50.000.000,00 - Saham biasa - 100,000 lembar saham 500.000.000,00 - Premium dari saham preferen 19,000,000,00 - Premium dari saham biasa 100.000.000,00 - Laba ditahan 52,000,000,00 Dividen telah dibayar pada akhir tahun untuk saham biasa Rp100 per lembar dan saham preferen sesuai dengan tingkat dividennya, Laba bersih pada tahun berjalan Rp50.0000.000 Diminta: Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi di atas dan buatlah penyajian saldo rekening-rekening modal pemegang saham pada tanggal 30 Nopember 1974. Jurnal pencatatan: 1. Kas 12.000.000 Agio Saham Preferen 2.000.000 Modal Saham Preferen 10.000.000 2. Kas 70.000.000 Modal Saham Biasa 70.000.000 3. Modal Saham Preferen 2.000.000 Agio Saham Preferen 700.000 Laba Ditahan 100.000 Kas 2.800.000 4. Saham Treasury 30.000.000 Kas 30.000.000 107 URBAN te oO ema tnte det age 5. Diadakan stock-split 2:1, nominal menjadi Rp2.500 per lembar (tidak dijurnal) 6. Kas 20.000.000 Modal Disetor dari Saham Treasury 5.000.000 Saham Treasury 15,000.00 # Jumal untuk menutup laba tahun 74; Ikhtisar Rugi-laba 50.000.000 Laba Ditahan 50.000.000 # Jumal untuk mencatat pembagian deviden; Laba Ditahan 29,980.000 Kas 29.980.000 Perhitungan: Saham preferen (58.000 Ib x Rp1.000 x 6%) Rp 3.480.000 Saham bisa (62.500 Ib x Rp100) 26,500,000 Jumlah deviden Rp 29,980,000 Penyajian: Saham Preferen @ Rp1.000 Rp 58.000.000 Saham Biasa @ Rp2.500 570.000.000 Agio Saham:Rreferen 20.300.000 Agio Sahanf Biasa 100.000.000 Tambahan Modal dari Saham Treasury 5.000.000 Laba Ditahan -11.920,000 Rp 824.920.000 Saham Treasury -15.000,000) Jumlah modal pemegang saham Rp 809.920.000 39. Jika perseroan melunasi semua saham preferen dengan harga di atas harga penerbitan mula-mula, kelebihan pembayaran tersebut harus: a. Diperlakukan sebagai kerugian Iuar biasa dalam laporan rugi-laba b. Dibebankan kepada modal disetor saham biasa ¢. Dibebankan kepada disagio saham preferen d. Dibebankan kepada laba ditahan Jawab: d Informasi berikut ini digunakan untuk menjawab soal no. 40 dan 41. Sebuah perseroan akan memenuhi kebutuhan dana dengan menerbitkan obligasi atau saham preferen kumulatif. 40. Bagaimana bunga atau deviden tahunan mempengaruhi jumlah utang setiap tahun? a. Bunga adalah utang lancar untuk setiap tahun (sebelum dibayar) b. Deviden saham preferen kumulatif adalah utang lancar setiap tahun (sebelum dibayar) 108 cae 42. 43, LODO Wes . 1D SALI EAN c. Baik bunga maupun deviden saham preferen adalah utang lancar setiap tahun (sebelum dibayar) d. Baik bunga maupun deviden saham preferen yang tertunggak adalah utang lancar setiap tahun (sebelum dibayar) Jawab: a Bagaimana bunga dan deviden tahunan mempengaruhi laba bersih yang tersedia untuk pemegang saham biasa? a. Laba bersih tahunan yang tersedia untuk pemegang saham biasa berkurang oleh bunga tahunan, tetapi tidak berkurang oleh deviden saham preferen. b. Laba bersih tahunan yang tersedia untuk pemegang saham biasa berkurang oleh deviden saham preferen, tetapi tidak berkurang oleh bunga tahunan. cc. _Laba bersih tahunan yang tersedia untuk pemegang saham biasa berkurang oleh deviden saham preferen dan oleh bunga tahunan. d. Laba bersih tahunan yang tersedia untuk pemegang saham biasa tidak berkurang oleh deviden saham preferen atau oleh bunga tahunan. Jawab: ¢ Bagaimana deviden saham preferen kumulatif yang tertunggak akan disajikan dalam neraca? a. Footnote b. Menambah modal pemegang saham c. Menambah utang lancar 4. Menambah utang lancar untuk jumlah yang diharapkan akan diumumkan dalam jangka waktu satu tahun, dan sebagai utang jangka panjang untuk sisanya Jawab: a Bagaimana kelebihan harga pesanan saham di atas nilai nominal atas saham biasa yang dipesan akan dicatat? a. Sebagai tambahan modal disetor pada saat pesanan diterima b. Sebagai tambahan modal disetor pada saat harga saham yang dipesan diterima c. Sebagai laba ditahan pada saat pesanan diterima d. Sebagai tambahan modal disetor pada saat saham diterbitkan Jawab: a |. PT Aminah didirikan pada tanggal 1 Januari 1977 dengan modal diotorisasi sebagai berikut: * 200,000 lembar saham biasa, tanpa nilai nominal, nilai ditetapkan Rp40 per lembar * 5,000 lembar saham preferen kumulatif , nilai nomial Rp10 per lembar Selama tahun 1977 PT Aminah menerbitkan 12,000 lembar saham biasa dengan harga total Rp600.000 dan 3.000 lembar saham preferen. dengan harga Rp16 per lembar. Berikutnya, pada tanggal 20 Desember 1977 ditesima pesanan 1.000 lembar saham preferen dengan harga beli Rp17 per lembar. Pesanan tersebut akan dibayar pada tanggal 109 45. 47. 48. 110 LE tN OREN 2 Januari 1978. Berapakah PT Aminah akan melaporkan jumlah modal disetor dalam neraca tanggal 31 Desember 19772 a. Rp520.000 b. Rp648.000 c. Rp665.000 d. —Rp850.000 Jawab: ¢ Perhitungan: Saham preferen (3.000 Ib x Rp10) Rp 30.000 Saham preferen dipesan (1.000 Ib x Rp10) 10.000 Saham biasa (12.000 Ib x Rp40) 480.000 Agio saham: Saham biasa (12.000 lb x Rp10) 120.000 Saham preferen (3.000 Ib x Rp6) 18.000 Saham preferen dipesan (1.000 x Rp70 7.000 Jumlah modal disetor Rp 655.000 Manakah berikut ini yang terbaik untuk menjelaskan kemungkinan akibat transaksi saham treasury oleh perusahaan? a. Mungkin mengurangi secara langsung jumlah laba ditahan, tetapi tidak mungkin menambah b. Mungkin mengurangi jumlah modal pemegang saham jika metode cost digunakan c. Mungkin menambah laba bersih, tetapi tidak mungkin mengurangi d. Mungkin mengurangi laba bersih, tetapi tidak mungkin menambah Jawab: a .. Mana dari berikut ini yang menyajikan dengan cara tidak tepat saham treasury? a, Sebagai surat-surat berharga b. Harga pokoknya dikurangkan pada modal pemegang saham c. Sebagai pencadangan laba ditahan d. Semua alternatif di atas menyajikan secara tepat Jawab: a Pada tanggal laporan keuangan, jumlah lembar saham biasa yang diterbitkan lebih besar dari jumlah lembar saham yang beredar. Hal tersebut sebagai akibat: a. Pengumuman pemecahan saham b. Pengumuman deviden saham ¢c. Pembelian saham treasury d, Pembayaran pelunasan pesanan saham Jawab: ¢ Bagaimana laba dari penjualan saham treasury akan diperlakukan apabila digunakan metode cost untuk mencatat transaksi saham treasury? a. Sebagai laba operasi dalam laporan rugi-laba PSA RASTA ORY ALLEL PEER SEN SA 49. 50. 51. b. Sebagai modal disetor dari transaksi saham treasury c. Sebagai penambah modal saham biasa . Sebagai laba luar biasa dalam laporan rugi-laba Jawab: b PT Pletak memegang 10.000 lembar saham biasa nominal Rp10 sebagai saham treasury. Saham treasury tersebut diperoleh dua tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp! 10.000. Perusahaan menggunakan metode cost untuk mencatat saham treasury. Jika saham tersebut kemudian dijual dengan harga Rp140.000, transaksi tersebut akan berakibat a. Laba Rp30.000 dari penjualan investasi b. Pengkreditan laba ditahan Rp30.000 ¢. Tambahan modal disetor Rp30.000 d. Pengurangan saldo saham treasury sebesar Rp100.000 e. Penambahan Rp140.000 terhadap berbagai rekening modal disetor Jawab: ¢ Dengan metode cost, penjualan saham treasury di atas harga perolehannya dikreditkan ke rekening tambahan modal disetor. Jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah: Kas 140.000 Saham Treasury 110.000 Tambahan Modal Disetor dari saham Treasury 30.000 Pada tanggal 1 Agustus 1979, PT Wiwin membeli kembali 4.000 lembar saham biasa nominal Rp15 dengan harga Rp18 per lembar. Perusahaan menggunakan metode cost untuk mencatat saham treasury. Jurnal manakah yang akan dibuat untuk mencatat pembelian saham treasury tersebut? Debit Kredit a. Saham Treasury 60.000 Tambahan Modal Disetor 12.000 Kas 72,000 b. Saham Treasury 60.000 Laba Ditahan 12,000 Kas 72.000 c. Laba Ditahan 72.000 Kas 72.000 d, Saham Treasury 72.000 Kas 72.000 Jawab: d PT Bludak didirikan pada tanggal 1 Januari 1974, Pada tanggal tersebut diterbitkan 100,000 lembar saham biasa nominal Rp10 dengan harga Rp12 per lembar (saham yang diotorisasi 200.000 lembar), Dari sejak tanggal 1 januari 1974 sampai dengan 31 Desember 1976, perusahaan memperoleh laba bersih Rp400.000 dan membagikan m1 52. 112 deviden tunai Rp150.000. Pada tanggal 10 Januari 1976, PT Bludak membeli sahamnya dengan harga Rp10 per lembar. Pada tanggal 31 Desember 1976, 3.000 lembar saham treasury dijual dengan harga Rp7 per lembar. PT Bludak menggunakan metode cost untuk mencatat saham treasury. Berapakah jumlah modal pemegang saham PT Bludak pada tanggal 31 Desember 1976? a. Rp1.410.000 b. Rp1.427.000 c. Rp1.430.000 d. — Rp1.436.000 Jawab: a Perhitungan: 1. Penjualan saham biasa Saham biasa yang diterbitkan 1/1/74 (100.000 Ib x Rp10) Rp1.000.000 Agio Saham (100.000 Ib x Rp2) 200.000 2. Laba ditahan Laba diakumulasi 1/1/74 s.d. 31/12/76 Rp400.000 (-) Deviden tunai 150.000 Rp250.000 (© Kelebihan cost di atas harga jual saham treasury (3.000 Ib x Rp3) 92,000 Saldo laba ditahan 241.000 Jumlah Rp 1.441.000 3. Saham treasury (-) Saham Treasuty dengan cost 12/31/76 (2.000 tb x Rp10) 20,000 Jumlah modal pemegang saham Bp 1.421.000 PT Godrill didirikan pada tanggal 1 Januari 1980 dengan saham biasa diotorisasi 500.000 lembar nominal Rp10. Selama tahun 1980, PT Godrill melaksanakan transaksi- transaksi yang mempengaruhi modal saham berikut ini: ~ 10 Januari, menerbitkan 10.000 lembar dengan harga Rp12 per lembar - 8 Mei, membeli 1.000 lembar saham treasury dengan harga Rp13 pet lembar ~ 10 September, menjual 1.000 lembar saham treasury dengan harga Rp14 perlembar PT Godrill mengunakan metode cost untuk mencatat transaksi saham treasury. Berapa jumlah tambahan modal disetor pada tanggal 31 Desember 1980? a. Rp0 b. Rpl.000 c. Rp20.000 d. Rp21.000 Jawab: d 53. 2 spear 6 Jumiah tambahan modal disetor tanggal 31 Desember 1980 adalah Rp21.000. Jumlah tersebut dapat ditentukan dari jurnal untuk untuk ketiga transaksi pertama di atas: 10/1 Kas 120.000 Modal Saham Biasa (10.000 Ib x Rp10) 100.000 Tambahan Modal Disetor-Agio Saham 20.000 8/5 Saham Treasury (1.000 Ib x Rp13) 13.000 Kas 13.000 10/9Kas 14.000 Saham Treasury (1.000 x Rp13) 13.000 Tambahan Modal Disetor-dari Saham Treasury 1.000 Dengan meringkas jurna-jurnal tersebut, saldorekening tambahan modal disetor dihitung sebagai berikut: ‘Tambahan modal disetor-agio saham biasa Rp 20.000 Tambahan modal disetor dari saham preferen 1.000 Jumlah Rp 21.000 ‘Analisis terhadap modal pemegang saham PT Baron pada tanggal 1 Januari 1980 nampak sebagai berikut: Saham biasa, nominal Rp20; diotorisasi 200.000 Ib, diterbitkan dan beredar 120.000 Ib Rp2.400.000 Tambahan modal disetor 280.000 Laba ditahan 1,540,000 Jumlah Rp4.220.000 PT Baron menggunakan metode cost untuk mencatat saham treasury dan selama tahun 1980 telah mencatat transaksi-transaksi berikut ini: - Pembelian 2.000 lembar sahamnya dengan harga Rp70.000 - Penjualan 1.200 lembar saham treasury dengan harga Rp40 per lembar - membatalkan sisa saham treasury Diasumsikan tidak ada transaksi modal yang lain selama tahun 1980, berapakah jumlah tambahan modal disetor PT Baron yang disajikan dalan Neraca tanggal 31 Desember 1980? a. Rp274.000 b. Rp280.000 c. Rp304.000 d. Rp316.000 Jawab: a Jumlah tersebut dapat ditentukan dari jurnal-jurnal transaksi di atas: Pembelian 2.000 Ib saham treasury dengan harga Rp35 per lembar (Rp70.000/2.000 Ib) Saham Treasury 70.000 Kas 70.000 113 114 Stee teeameee Penjualan 1.200 lembar saham treasury dengan harga Rp40 per lembar: Kas 48.000 Saham Treasury 42.000 Tambahan Modal Disetor-Saham treasury 6.000 Pembatalan 800 Ib (2.000 - 1.200) saham treasury: Modal Saham Biasa (800 Ib x Rp2) 16.000 Tambahan Modal Disetor (8001bxRp15) 12.000 Saham Treasury (800 Ib x Rp35) 28,000 Dengan memposting junral-jurnal tersebut, rekening tambahan modal disetor akan nampak sebagai berikut: Tambahan Modal Disetor Pembatalan 8001b Saldo 1/1/80 Rp280,000 saham treasury Rp12.000 | Penjualan saham Saldo, 31/12/80 274.000 | treasury 6.000 Rp286.000 Rp286.000 Saldo, 31/12/80 Rp274.000 . PT Antek mempunyai 80.000 lembar saham treasury pada tanggal 31 Desember 1984, yang diperoleh dengan harga Rp12 per lembar. Pada tanggal 4 Juni 1985, PT Antek menerbitkan 60.000 lembar saham treasury kepada karyawan yang menggunakan hak beli yang ditentukan dalam program hak beli saham karyawan. Harga pasar saham per Jembar pada tanggal 31 Desember 1984 Rp13, tanggal 4 Juni 1985 Rp15, dan tanggal 31 Desember 1985 Rp18. Hak beli saham ditetapkan sebesar Rp! per lembar. Metode cost digunakan untuk mencatat transaksi saham treasury. Berapakah jumlah saham treasury PT Antek di neraca tanggal 31 Desember 1985? a. Rp60.000 b. Rp240.000 c. Rp300.000 d. Rp360.000 Jawab: b Saldo rekening saham treasury dapat dihitung berdasarkan rekening treasury saham berikut ini: 55. 36. Ste REP ERIE ASE ND RE Saham Treasury Penggunan hak Saldo, 31/12/84 Beli saham 4/6/85 (80.000 Ib x Rpi2) -- Rp960.000 (60.000 x Rp12) Rp720.000 Saldo, 31/12/85 240.000 Rp960.000 Rp960.000 Saldo, 31/12/80 Rp240.000 PT Bundar membeli 1.000 lembar saham biasa miliknya dengan harga Rp16 per lembar pada tanggal 5 Ferbruari 1984, dan menjual 500 lembar saham tersebut dengan harga p20 per lembar pada tanggal 9 Agustus 1985, Harga pasar saham biasa PT Bundar pada tanggal 31 Desember 1984 sebesar Rp18 per lembar dan pada tanggal 31 Desember 1985 sebesar Rp21 per lembar. Metode cost digunakan untuk mencatat transaski saham treasury. Rekening apa yang dikredit PT Bundar untuk mencatat penjualan 500 lembar saham tersebut? a. Saham Treasury sebesar Rp10.000 b. Saham Treasury sebesar Rp8.000 dan Modal Disetor sebesar Rp2.000 cc. Saham Treasury sebesar Rp8.000 dan Laba Ditahan sebesar Rp2.000 d. Saham Treasury sebesar Rp7.500 dan Laba Ditahan sebesar Rp2.500 Jawab: b Jumal yang harus dibuat untuk mencatat penjualan 500 saham treasury tanggal 9 Agustus 1985 adalah: Kas (500 Ib x Rp20) 10.000 Saham Treasury (500 Ib x Rp16) 8.000 Tambahan Modal Disetor (500 Ib x Rp4) 2.000 Modal pemegang saham PT Dodo! di neraca tanggal 31 Desember 1988 adalah sebagai berikut: Saham biasa, diotorisasi 1.000.000 Ib; diterbitkan 900.000 Ib, beredar 800.000 In; nilai nominal Rp10 Rp 9.000.000 Agio Saham Biasa 2.200.000 Laba Ditahan 5.600.000 Dikurangi: Saham Treasury 100.000 Ib pada harga perolehan (800,000) Jumlah modal pemegang saham Rp 16,000,000 115 samen orien nen! 57. 58. 116 HPN Re tans HE copie Selama tahun 1989 PT Dodol menjual saham treasury dengan harga Rp12 per lembar. Selain itu, tidak ada transaksi lain menyangkut saham treasury selama tahun 1989. Berapa jumlah laba yang dilaporkan dari transaksi tersebut dalam laporan keuangan tabggal 31 Desember 1989? a. RpO b. Rp100.000 laba lain-lain c. Rp200.000 laba lain-lain d. Rp200.000 laba luar biasa Jawab: a Transakasi saham treasury merupakan transaksi modal yang tidak berpengaruh terhadap laba perusahaan. Jumal untuk mencatat penjualan saham treasury selama tahun 1989 adalah: Kas (50.000 Ib x Rp12) 600.000 Saham Treasury (50.000 Ib x Rp8) 400.000 Tambahan Modal Disetor (50.000 Ib x Rp4) 200.000 Apabila saham treasury tadinya dibeli dengan harga di atas nilai nominal akhimnya dijual dengan harga di atas harga beli, tambahan modal disetor dari penjualan saham treasury dikredit dengan metode-metode berikut ini: Cost Method Par Value Method a. Tidak Tidak b. Tidak Ya c Ya Ya d. Ya Tidak Jawab: ¢ Tambahan modal disetor dikredit baik menggunakan metode cost atau nilai nominal, Dengan metode cost, jika saham treasury dijual dengan harga di atas harga perolehan, kelebihannya dikreditkan kepaada tambahan modal disetor. Dengan metode nilai noiminal, jika saham treasury dijual dengan harga di atas nilai nominal, kelebihannya dikreditkan ke tambahan modal disetor. Metode nilai nominal untuk mencatat saham treasury berbeda dengan metode costdalam hal: a. Dengan metode nilai nominal tidak ada rugi atau laba yang diakui dari transaksi penjualan saham treasury b. aba diakui pada saat pembélian saham, tetapi kerugian diperlakukan sebagai penyesuaian laba ditahan ©. Membalik jumnal penerbitan mula-mula dan perbedaan antara nilai buku dengan harga beli disesuaikan kedalam modal disetor serta memperlakukan penjualan kembali seperti halnya penerbitan saham baru. 59. 4. Membalik jrunal penerbitan mula-mula dan perbedaannya disajikan sebagai rugi- aba luar biasa serta tidak mengakui rugi-laba pada saat penjualan kembali saham tersebut. Jawab: ¢ Dengan metode cost, perolehan saham treasury dicatat sebesar harga perolehannya. Penjualan saham treasury dengan harga di atas harga perolehannya dikreditkan ke rekening Tambahan Modal Disetor-Saham Treasury. Penjualan saham treasury dengan harga dibawah harga perolehannya, selisihnya didebitkan ke tambahan modal disteor- saham treasury atau laba ditahan. Dalam metode nilai ‘nominal, pembelian saham treasury dicatat sebesar nilai nominalnya, dan penghapusan tambahan modal disetor secara rata-rata yang timbul saat mula-mula pernerbitan. Dalam metode nilai nominal, penjualan saham treasury dicatat seperti halnya penerbitan sabam baru. Perusahaan membeli kembali sahamnya dan melaporkan transaksi tersebut secara benar. Apa pengaruh transaksi tersebut terhadap modal pemegang saham dan laba per lembar saham? a, Mengurangi dan mengurangi b. Menambah dan tidak berpengaruh c. Mengurangi dan menambah d. Menambah dan mengurangi Jawab: ¢ Pembelian saham treasury oleh perusahaan mengurangi modal pemegang saham sejumlah yang dibayar untuk memperoleh saham treasury. Transaksi saham treasury merupakan iransaksi modal schingga tidak berpengaruh terhadap laba. Laba per lembar saham dihitung dengan cara membagi laba yang diperoleh dengan jumlah saham yang beredar. Karena saham treasury akan mengurangi jumlah saham yang beredar, maka jumlah pembagi untuk menghitung laba per lembar lebih sedikit dari sebelumnya sehingga akan menaikkan EPS. . PT Jenny didirikan pada tanggal 1 Januari 1978 dengan otorisasi 500.000 lembar saham biasa nominal RpS per lembar. Selama tahun 1978 perusahaan melaksanakan transaksi berikut ini: - 5 Januari, menerbitkan 100.000 Ib dengan harga RpS per lembar - 6 April, menerbitkan 50.000 Ib dengan harga Rp7 per lembar ~ 8 Juni, menerbitkan 15.000 Ib dengan harga Rp10 per lembar = 18 Juli, membeli 25.000 Ib dengan harga Rp4 per lember ~ 31 Desember, menjual 25.000 lembar saham treasury denga harga Rp8 per lembar PT Jenny menggunakan metode nilai nominal untuk mencatat transaksi saham treasuty. Berapakah jumlah agio saham pada tanggal 31 Desember 1978? a. Rp175.000 b. Rp200.000 cc. Rp250.000 d. -Rp275.000 Jawab: d 117 i es RICE On SNE Analisis jurnal untuk mencatat transaksi modal selama tahun 1979 akan menunjukkan saldo rekening agio saham akhir tahun. 5/1 Kas (100.000 Ib x Rp5) 500.000 Modal Saham Biasa 500.000 6/4. Kas (50.000 Ib x Rp7) 350.000 Modal Saham Biasa (50.000Ib x Rp50 250.000 Agio Saham Biasa (50.000 Ib x Rp2) 100.000 8/6 Kas (15.000 Ib x Rp10) 150.000 Modal Saham Biasa (15.000 Ib x Rp5) 75.000 Agio Saham Biasa (15.000 Ib x Rp5) 75,000 28/7Saham Treasury (25.000 Ib x Rp5) 125,000 Kas (25.000 Ib X Rp4) 100.000 Agio Saham Biasa (25.000 x Rp1) 25.000 31/12 Kas (25.000 Ib x Rp8) 200.000 Saham Treasury (25.000 Ib x Rp5) 125.000 Agio saham Biasa (25.000 Ib x Rp3) 75.000 Posting ke rekening agio saham: 61. 118 Agio Saham Biasa 6/4 Rp100.000 8/6 75.000 28/7 25.000 312 75.000 31/12 Saldo Rp275.000 PT Garda mempunyai 80.000 lembar saham biasa diotorisasi nominal RpSO, diterbitkan dan beredar. Seluruh 80.000 lembar saham diterbitkan dengan harga Rp55 per lembar. Laba ditahan perusahaan berjumlah Rp160.000. Jika 1.000 Ib saham biasa PT Garda dibeli kembali dengan harga Rp62 dan digunakan metode nilai nominal untuk mencatat saham treasury, modal pemegang saham akan berkutang sebesar: a. Rpo b. Rp50.000 c. Rp55.000 d. Rp62,000 Jawab: d Jumlah modal pemegang saham PT Garda akan berkurang seyumlah yang dibayar untuk saham treasury Rp62.000 (1.000 Ib x Rp62). Jurnal untuk mencatat pembelian saham treasury dengan metode nilai nominal adalah: Saham treasury (1.000 x Rp50) 50.000 Agio Saham (1.000 x Rp5) 5.000 POEM DS etn a ARNE KOMI AIMGNE on “ET 6 62. 63. Laba Ditahan (1.000 x Rp7) 7.000 Kas 62.000 10.000 lembar saham biasa nominal Rp20 mula-mula diterbitkan dengan harga Rp25 per lembar. Berikutnya, 2.000 lembar saham tersebut dibeli sebagai treasury stock dengan harga Rp30 per lembar. Jika digunakan metode nilai nominal untuk mencatat saham treasury, apa pengaruh transaksi pembelian saham treasury tersebut? Tambahan Modal Laba a. Disetor Ditahan b. Berkurang Bertambah c. Berkurang Berkurang d. Bertambah Berkurang c. Bertambah Tidak berpengaruh Jawab: b Jika menggunakan metode nilai nominal untuk mencatat saham treasury, perlu menghapus agio saham yang timbul pada saat mula-mula dikelaurkan. Jumlah kelebihan harga perolehan saham treasury di atas jumlah yang dicatat pada saat mula-mula diterbitkan harus dibebankan ke laba ditahan. Jurnal untuk mencatat pembelian saham treasury adalahL Saham Treasury (2.000 Ib x Rp20) 40.000 Agio Saham (2.000 Ib x Rp5) 10.000 Laba Ditahan (2.000 Ib x Rp5) 10.000 kas (2.000 Ib x Rp300 60.000 Bagimanakah kas yang diterima dari penjualan obligasi konvertible pada tanggal penjualan dicatat? a. Sebagai tambahan modal disetor untuk sebagaian penerimaan dari sifat konvertible dan sebagai utang untuk sebagian penerimaan dari pinjaman. b. Sebagai laba ditahan untuk sebagian penerimaan dari sifat konvertible dan sebagai utang untuk sebagian penerimaan dari pinjaman. cc. Seluruhnya sebagai utang d._ Sebagai tambahan modal disetor untuk sebagian penerimaan dari sifat konvertible dan sebagai laba ditahan untuk sebagaian penerimaan dari pinjaman. Jawab: ¢ . . PT Sekar menerbitkan dua jenis sekuritas yang beredar: saham biasa dan obligasi konvertible 5% yang diterbitkan dengan nilai nominal Rp10.000.000. Tanggal pembayaran bunga obligasi yang diterbitkan adalah 30 Juni dan 31 Desember. Dengan sifat konversi tersebut pemegang obligasi dapat memperoleh 40 Jb saham biasa nominal Rp20 sebagai penukar obligasi Rp1.000. Pada tanggal 30 Juni pemilik obligasi nominal Rp900.000 melakukan penukaran dengan saham. Harga pasar obligasi pada tanggal tersebut Rp1.100 per lembar dan harga pasar saham Rp35 per lembar. Total diskonto yang belum 119 65. 66. ee SBN

You might also like