Professional Documents
Culture Documents
: M.YAZIZ HAYATULLLLAH
NIP
: 1205180024
JURUSAN
STUDY
: PANCASILA
DOSEN PEMBIMBING
: NURDIN YUNUS
A.Pengertian Moral
Istilah
moral
kebiasaan
merupakan
atau
cara
rangkaian
dipatuhi.
(Shaffer,
yang
Moral
didasarkan
kepada
yang
hasil
nilai
atau
kehidupan
identik
dengan
jama
dari
Moral
akhlak.di
khulqun
merupakan
terhadap
suatu
meninggalkan
kewajiban
dan
bersikap
bersopan
baik
buruk
manusia
santun.
terhadap
beruntung
dan
akan
tetapi
Islam
bahasa
sifatnya
Dalam
moral
sesuatu
hal
ini
sesuatu,
sikap
keduanya
juga
dari
atau
atau
suatu
yang
dapat
sama
merugikan.
Disini
moral
untuk
masyarakat
bahwa
keharusan
maupun
sama
Arab
keinsyafan
keharusan
dikatakan
santun
sipisahkan
pekerti.
dinilai
menyangkut
bukan
bahasa
kesadaran
dan
lain.
perkataan
budi
sopan
Morallah
merupakan
bisa
berarti
tertentu
sekaligus
Baik
berasal
yang
lainya
adalah
agama
menurut
khusus
umumnya
dalam
akhlak
dengan
makhluk
pada
harus
pranata
buruk.
tidaklah
kata
dan
yang
diatas
kepribadian
perbuatan
bisa
dan
tuhan
baik
melakukan
norma.
baik
makhluk
yang
bercorak
Moral
yang
yang
adat
dasarnya
hubunganya
seseorang.
yang
norma
manusia
semata,
norma
dalam
dari
mana
perbuatan
norma
norma
mengenai
Di
kewajiban
melanggar
kaidah
yang
beragama.
pada
merupakan
posisi
laku
Moral
berarti
perilaku
tindakan
pribadi
yang
macam
denga
tingkah
1986)
individu
realitas
mores
berbagai
manusia
perkembangan
tindakan
Moral
pengertiannya
merupakan
latin
(Gunarsa,
tentang
merupakan
pada
Moral
bahasa
hidup.
prilaku
membedakan
menempatkan
dari
1979)
mengatur
masyarakat.
dari
berasal
bisa
terdapat
suatu
untuk
penilaian
membuat
kesadaran
akan
sesuatu
perbuatan
dengan
memadukan
kekuatan
nilai
nilai
sesuatu
yang
merupakan
keburukan.
kesetangkupan
intelektualitas
benar
sumber
Jika
antara
dan
yang
pertimbangan
seseorang
yang
merupakan
baik
dapat
dan
salah,
sumber
sedangkan
suasana
hati
membedakan
yang
benar
dan
dengan
pertimbangan
nilai
tentang
nilai
kebaikan
mampu
yang
memilih
buruk
dan
ditemukan.
B. Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata etika yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat
tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap,
cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan. Arti dari bentuk jamak inilah yang
melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk
menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti
yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens,
2000).
Biasanya bila kita mengalami kesulitan untuk memahami arti sebuah kata maka kita
akan mencari arti kata tersebut dalam kamus. Tetapi ternyata tidak semua kamus
mencantumkan arti dari sebuah kata secara lengkap. Hal tersebut dapat kita lihat dari
perbandingan yang dilakukan oleh K. Bertens terhadap arti kata etika yang terdapat dalam
Kamus Bahasa Indonesia yang lama dengan Kamus Bahasa Indonesia yang baru. Dalam
Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 mengutip dari
Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak
(moral). Sedangkan kata etika dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 mengutip dari Bertens 2000), mempunyai
arti :
1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
2.
kumpulan
asas
atau
nilai
yang
berkenaan
dengan
3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
akhlak;
Dari perbadingan kedua kamus tersebut terlihat bahwa dalam Kamus Bahasa
Indonesia yang lama hanya terdapat satu arti saja yaitu etika sebagai ilmu. Sedangkan Kamus
Bahasa Indonesia yang baru memuat beberapa arti. Kalau kita misalnya sedang membaca
sebuah kalimat di berita surat kabar Dalam dunia bisnis etika merosot terus maka kata
etika di sini bila dikaitkan dengan arti yang terdapat dalam Kamus Bahasa Indonesia yang
lama tersebut tidak cocok karena maksud dari kata etika dalam kalimat tersebut bukan etika
sebagai ilmu melainkan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat. Jadi arti kata etika dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama tidak lengkap.
C.Pengertian Prilaku
Perilaku identik dengan tingkah laku, akhlak, budi pekerti, darikeempat pengertian di
atas pada dasarnya mempunyai makna samayaitu perbuatan yang terlihat dalam kenyataan.
Untuk lebih jelasnyadibawah ini pengertian tersebut.
1) Perilaku adalah keseluruhan tabiat dan sifat seseorang yangtercermin dalam ucapan dan
tindak tanduknya.
2) Tingkah laku adalah semua proses yaitu keadaan jiwa yang timbuldari nilai-nilai yang
diinternalisasikan ke dalam sistem nilai.
perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan
lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non
fisik. Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya,
reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni dalam bentuk pasif (tanpa tindakan
nyata atau konkrit), dan dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit)
, Sedangkan dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan
yang dilakukan oleh makhluk hidup (Soekidjo Notoatmodjo, 1987:1).
Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme
terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu
yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian
maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula.
Robert Y. Kwick (1972) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu
organisme yang dapat diamati dan bahkan dipelajari.
D. Pengertian karakter
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti:
1). Sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain.
2).Karakter juga bisa bermakna "huruf".
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional), Karakter adalah
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan
bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter
baik
adalah
individu
yang
bisa
membuat
keputusan
dan
siap
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi
manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna bagi kehidupan
manusia. Adanya dua macam nilai tersebut sejalan dengan penegasan pancasila sebagai
ideologi terbuka. Perumusan pancasila sebagai dalam pembukaan UUD 1945. Alinea 4
dinyatakan sebagai nilai dasar dan penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dasar tidak
berubah dan tidak boleh diubah lagi. Betapapun pentingnya nilai dasar yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 itu, sifatnya belum operasional. Artinya kita belum dapat
menjabarkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari. Penjelasan UUD 1945 sendiri
menunjuk adanya undang-undang sebagai pelaksanaan hukum dasar tertulis itu. Nilai-nilai
dasar yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 itu memerlukan penjabaran lebih lanjut.
Penjabaran itu sebagai arahan untuk kehidupan nyata. Penjabaran itu kemudian dinamakan
Nilai Instrumental.
Nilai Instrumental harus tetap mengacu kepada nilai-nilai dasar yang dijabarkannya
Penjabaran itu bisa dilakukan secara kreatif dan dinamis dalam bentuk-bentuk baru untuk
mewujudkan semangat yang sama dan dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar
itu. Penjabaran itu jelas tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya.
B. PANCASILA SEBAGAI SUMBER NILAI
Diterimanya pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada
hakikatnya berisi lima nilai dasar yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut
adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai
Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalan
permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Makna Nilai dalam Pancasila
a. Nilai Ketuhanan
Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan
bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan
bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan
juga memilik arti adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati
kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak berlaku diskriminatif antarumat
beragama.
b. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti kesadaran sikap dan
perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani
dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
c. Nilai Persatuan
Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan
rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap
keanekaragaman yang dimiliki bangsa indonesia..
d. Nilai Kerakyatan
Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga
perwakilan.
e. Nilai Keadilan
Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar
sekaligus tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara
lahiriah atauun batiniah. Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya
abstrak dan normatif, isinya belum dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional
dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut
adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya.
Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya, dengan bersumber
pada kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental
penyelenggaraan negara Indonesia.