You are on page 1of 23

Korioretinitis

DISKUSI DENGAN RESIDEN MINGGUAN

Korioretinitis adalah suatu proses inflamasi yang terdapat pada traktus


uvea pada mata

Inflamasi biasanya disebabkan oleh infeksi virus kongenital, bakteri,


atau protozoa padaneonatus.

Korioretinitis berhubungan dengan infeksikongenital seperti CMV


cenderung untuk menjadi lebih stabil dan meningkat pada masa kanakkanak, dimana korioretinitis berhubungan dengan toksoplasmosis

Mortalitas/Morbiditas
Jika terjadi suatu kondisi dimana tidak berespon terhadap pengobatan,

chorioretinitis bisa menyebabkan kehilangan penglihatan partial ataupun


total. Morbiditas dapat menyebabkan kerusakkan sistem-sistem organ
utama,

khususnya

kerusakkan

perkembangan, seizures).

otak

(contohnya;

keterlambatan

Chorioretinitis pada pasien sampai 3 tahun dapat disebabkan oleh


sindorm samara seperti retinoblastoma atau leukemia. Penyebab
chorioretinitis pada kelompok umur ini adalah infeksi sitomegalovirus,
toksoplasmosis, sifilis, retinitis, herpes dan infeksi rubella. 2

Dalam kelompok umur 4 15 tahun, penyebab chorioretinitis termasuk


toksokariasis, toksoplasmosis, uveitis intermediet, infeksi
sitomegalovirus, sindrom samara, panensefalitis sklerosis subakut dan
kurang sering infeksi bakteri atau fungi pada segmen posterior.2

Korioretinitis mempengaruhi traktus uvea, yang terdiri atas iris, badan


siliar,

dan

koroid.)roses

inflamasi

se#ara

umum

diklasifikasikan

berdasarkan kompartemen terbanyak terrnasukuveitis anterior dan


uveitis posterior

Inflamasi dari traktus uvea posterior dari mata se#ara umumadalah


koroiditis. Istilah korioretinitis atau retinokoroiditis digunakan !ika retina
ikut terkena.+agian okuler yang terkena bergantung dari organisme
penyebabnya

Inflamasi dari traktus uvea posterior dari mata secara umum adalah koroiditis.
Istilah korioretinitis atau retinokoroiditis digunakan jika retina ikut terkena.
Bagian okuler yang terkena bergantung dari organisme penyebabnya

Korioretinitis

fokalbilateral

atau

eksudatif

yang

luas

atau

panuveitis

didapatkan pada pasien dengan infeksi Toxoplasma gondii.Suatu lesi yang


besar pada koroid dengan inflamasi luas atau endoftalmitisdapat dilihat pada
pasien

dengan

Toxocara

canis

palingbanyak pada pasien dengan

dimana

keratitis

interstitial

atau

iritis

Etiologi
Uveitis Posterior (Chorioretinitis) dapat disebabkan oleh: 6
Penyakit Infeksi
Virus

CMV, herpes simpleks, herpes zoster, rubella, rubeola, HIV, virus


epstein barr, virus coxsackie, nekrosis retina akut

Bakteri

Mycobacterium tuberculosis, brucellosis, sifilis sporadic dan endemic,


nocardia, neisseria meningitidis, mycobacterium avium-intracellulare,
yersinia, dan borrelia (penyebab penyakit Lyme).

Fungus

Candidia, histoplasma, cryptococcus, dan aspergillus.

Parasit

Toxoplasma, toxocara, cysticercus, dan onchoherca.

Penyakit Non Infeksi


Autoimun
Penyakit

Behcet, syndrome vogt-koyanagi-harada, poliarteritis nodosa,


oftalmia simpatis, vaskulitis retina
Keganasan
Sarcoma

sel reticulum, melanoma maligna, leukemia, lesi metastatic

Etiologi tak diketahui


Sarkoidosis,

koroiditis geografik, epitellopati pigment plakoid multifokal akut,


retinopati birdshot, epitellopati pigment retina

Chorioretinitis dapat terjadi akibat infeksi bakteri ataupun reaksi radang


lainnya. Proses inflamasi ini akan menyebabkan perubahan kondisi di
strukur uvea itu sendiri. Bila peradangan chorioretinitis terjadi di bagian
perifer, maka tidak akan mengganggu pada tajam penglihatan. Tajam
penglihatan pada keadaan inihanya terjadi pada akibat penyerbukan sel
radan ke dalam badan kaca atau media penglihatan.

Bila peradangan mengenai daerah macula lutea, maka penglihatan akan


cepat menurun tanpa terlihat tanda kelainan dari luar. Biasanya radang
sentral ini disebabkan karena infeksi congenital akibat toxoplasmosis.
Akibat

terbentuknya

jaringan

fibroblast,

akan

terbentuk

jaringan

organisasi yang merusak seluruh susunan jaringan koroid dan retina.

Warna putih ini juga terjadi akibat sclera terlihat melalui koroid yang
menipis. Biasanya bersama-sama dengan keadaan ini terjadi pergeseran
pigmen koroid

GEJALA
1.Penurunan penglihatan
Penurunan ketajaman penglihatan dapat terjadi pada semua jenis uveitis
posterior dan karenanya tidak berguna untuk diagnosis banding.

2.

Injeksi mata

Kemerahan mata tidak terjadi bila hanya segmen posterior yang terkena.
Jadi gejala ini jarang pada toksoplasmosis dan tidak ada pada
histoplasmosis.2

3. Sakit
Rasa sakit terdapat pada pasien dengan sindrom nekrosis retina akut,
sifilis, infeksi bakteri endogen, sikleritis posterior, dan pada kondisi-kondisi
yang mengenai nervus optikus. Pasien toksoplasmosis, toksokariasis dan
retinitis sitomegalovirus yang tidak disertai glaucoma umumnya tanpa
rasa sakit pada mata. Penyakit segmen posterior noninfeksi lain yang khas
tidak sakit adalah epiteliopati pigmen plakoid multifocal akut, koroiditis
geografik dan sindrom Vogt-Koyanagi-Harada.
4. bintik terbang (floater)

5. fotofobia

TANDA

Hipopion

Penyakit segmen posterior yang menunjukkan perubahan-perubahan peradangan dalam uvea


anterior disertai hipopion adalah leukemia, penyakit Behcet, sifilis, toksokariasis dan infeksi
bakteri endogen

Jenis uveitis

Uveitis granulomatoa anterior dapat disertai kondisi yang mengenai retina posterior dan koroid.
Sarkoidosis, tuberculosis, toksoplasmosis, sifilis, sindrom Vogt-Kayanagi-Harada dan oftalmia
simpatis dapat menimbulkan perubahan peradangan dalam segmen posterior mata dan umumnya
disertai KP mutton fat. Sebaliknya, uveitis posterior nongranulomatosa dapat menyertai
penyakit Behcet, epiteliopati pigmen plakoid multifocal akut, brucellosis, sarcoma sel retikulu dan
sindrom nekrosis retina akut.

Glaucoma

Sindroma sekunder mungkin terjadi pada pasien sindrom nekrosis retina akut, toksoplasmosis,
tuberculosis atau sarkoiditis

Vitritis

Peradangan corpus vitreum dapat menyertai uveitis posterior. Peradangan dalam vitreum berasal
dari focus-fokus radang disegmen posterior mata. Peradangan dalam vitreus tidak terjadi pada
pasien koroiditis geografik atau histoplasmosis. Sedikit sel radang dalam vitreus terlihat pada
pasien sarcoma sel reticulum, infeksi

Morfologi dan Lokasi Lesi

Retina

Retina adalah sasaran utama banyak jenis agen infeksi. Toksoplasmosis adalah contoh khas,
yang terutama menimbulkan retinitis dengan peradangan koroid didekatnya

Koroid

Pada pasien tuberculosis, koroid adalah sasaran utama proses granulomatosa yang juga
mengenai retina. pasien dengan dengan sindrom histoplasmosisokuler memiliki banyak lesi
mirip uang logam kecil yang tidak pernah mengeruhkan vitreus diatasnya. Sering ada tanda
parut peripapiler dan lesi macular yang berakibat neovaskularisasi subretina. Pada umumnya,
tidak ada tanda penyakit sistemik pada pasien dengan sindroma histoplasmosis okuler,
namun sinar-X toraks dapat menunjukkan adanya disseminasi dan pekapuran diperifer paru.

Ciri morfologi

Lesi aktif pada berbagai penyakit yang menyebabkan uveitis posterior bervariasi
bentuknya, ada yang geografik dan yang lain punctata atau nummular . lesi geografik
terlihat pada retinitis sitomagalovirus, tuberculosis, toksokariasis, koroiditis geografik dan
sindroma nekrotik retina akut. Lesi pnctata atu nummular terlihat pada pasien dengan
infeksi virus Epstein-Barr, rubella, rubeola, penyakit Behcet, epiteliopati pigmen plakoid
multifocal akut (AMPPE) dan toksoplasmosis

Pemeriksaan Funduskopi

Pada pemeriksaan funduskopi koroid


akan terlihat daerah yang meradang
berwarna kuning akibat tertimbunnya
sel radang. Gambaran pembuluh
darah diatasnya atau retina semakin
jelas terlihat pada dasar fundus yang
lebih pucat ini. Bila sel badan koroid
masuk ke dalam retina, maka retina
akan lebih pucat. Pembuluh darah
retina akan terbungkus sel radang
yang akan mengakibatkan warna
pembulub darah ini tidak cerah lagi.8

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Laboratorium ini mencakup: darah rutin; pemurunan dari


eritrosit, leukosit, trombosit, Test Fungsi hati, Tes Fungsi ginjal 2,6
Pemeriksaan PCR, teter immunoglobulin spesifik, kultur.

Pemeriksaan ini ditujukan untuk menentukan kausa dari penyebab


chorioretinitis ini.6
Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan ini juga ditujukan untuk membantu menentukan kausa dari
penyebab chorioretinitis, misalnya:

Tatalaksana
Prinsip pengobatan tergantung dari penyebabnya dan ditujukan
1.

untuk mempertahankan penglihatan sentral,

2.

mempertahankan lapang pandangan,

3.

mencegah atau mengobati perubahan-perubahan struktur mata yang


terjadi seperti katarak, glaucoma sekunder, sinekia posterior,
kekeruhan badan kaca, ablasia retina

Medikamentosa yang sering dipakai pada Chorioretinitis yaitu:

Steroid peri-ocular

Steroid sistemik (oral/injeksi)

Antibiotik apabila penyebabnya bakteri, dan untuk mencegah


kemungkinan terjadinya infeksi sekunder

Antiviral apabila penyebabnya adalah virus.

Immunosupressant

Implant steroid intra vitreum (masih dalam penelitian)

Komplikasi

Komplikasi yang dapat sering timbul akibat chorioretinitis ini adalah


glaucoma, katarak, dan ablatsi retina

Terimakasih

You might also like