You are on page 1of 48

Nitrit (NO2)

http://teknologikimiaindustri.blogspot.com/2011/02/nitrit-no2.html

Nitrit (NO2) merupakan bentuk peralihan antara ammonia dan nitrat


(nitrifikasi) dan antara nitrat dengan gas nitrogen (denitrifikasi) pada
siklus nitrogen. Oleh karena itu, nitrit bersifat tidak stabil dengan
keberadaan oksigen. Kandungan nitrit pada perairan alami mengandung
nitrit sekitar 0.001 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0.06 mg/L bersifat
toksik bagi organisme perairan. Keberadaan nitrit menggambarkan
berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki
kadar oksigen terlarut yang rendah. Nitrit yang dijumpai pada air minum
dapat berasal dari bahan inhibitor korosi yang dipakai di pabrik yang
mendapatkan air dari sistem distribusi PDAM. Nitrit juga bersifat racun
karena dapat bereaksi dengan hemoglobin dalam darah, sehingga darah
tidak dapat mengangkut oksigen, disamping itu juga nitrit membentuk
nitrosamin (RRN-NO) pada air buangan tertentu dan dapat menimbulkan
kanker. Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami,
yang merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas mikroba di
tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen organik
pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi
nitrit dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan
menjadi nitrat, maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan
di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di permukaan.
Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti
juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar
nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di dalam tanah
biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah.
Bahan

oleh

nitrit

ataupun

bahan

makanan

yang

diawetkan

menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia


simptomatik pada anak-anak. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber
keracunan akut, mereka memberi kontribusi >70% nitrat dalam diet
manusia tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-umbian

memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya.


Sisanya berasal dari air minum (+ 21%) dan dari daging atau produk
olahan daging (6%) yang sering memakai natrium nitrat (NaNO3) sebagai
pengawet maupun pewarna makanan. Methemoglobinemia simptomatik
telah terjadi pada anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan
nitrit dan nitrat secara berlebihan 1,2.

Analisis NO2
Metode Analisis NO2
Kelebihan dan kelemahan metode analisis NO2 adalah :
1.

Metode Nessler secara kualitatif

Kelebihannya adalah dimana waktu dalam pengerjaannya lebih singkat


karena hanya membandingkan warna sampel dengan warna larutan
standart nitrit sedangkan kelemahannya adalah hasil yang diperoleh tidak
akurat karena hanya mengira ngira saja atau dengan kata lain hasil tidak
pasti.
2.

Metode Nessler secara kuantitatif

Kelebihannya adalah hasil yang diperoleh lebih akurat karena dilakukan


dua kali pengerjaan dimana pertama dilakukan dengan pereaksian nitrit
dengan sulfanilamide yang dalam suasana asam menghasilkan senyawa
diazonium. setelah itu hasil dari reaksi ini kemudian diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 543 nm.

Penanggulangan Kelebihan/Kekurangan Kadar NO2


Kelebihan kadar NO2 dapat dikurangi ataupun dihilangkan dengan cara :
1.

Penggantian air.

2.

Pemberian aerasi

Aerasi adalah suatu teknik memancarkan air ke udara agar air terkena
kontak dengan udara/oksigen. Semakin banyak permukaan air yang
terkena oksigen maka semakin baik.
3.

Penguapan .

4.

Reaksi kimia dengan oksigen.

5.

Proses presipitasi

Biasa dilakukan untuk menghilangkan logam-logam berat, nutrien serta


anorganik yang terlarut dalam limbah cair. Caranya : pH limbah awal
biasanya sekitar 8-9, dinaikkan dengan menambahkan

basa hingga

mencapai 11 satuan pH, hingga terbentuk endapan. Sebelum dilakukan


percobaan sebaiknya dilakukan trial untuk mendapat kan kondisi operasi
yang optimal. Juga perlu dicarikan kombinasi zat pengemban koagolasi,
sehingga proses pengendapannya bisa lebih sempurna

hingga terjadi

coo-presipitasi.

6.

Chlorinasi dengan aerasi

Biasanya dilakukan penambahan Calsium Hypo Chloride disertai dengan


aerasi, disamping terjadi pergeseran keseimbangan amonia didalam
limbah juga terjadi proses desinfeksi. Calsium Hypo Chlloride adalah
oksidator kuat yang akan menghancurkan reduktor-reduktor dari zat-zat
organik termasuk amoniak dan nitrit

juga akan membunuh bakteri-

bakteri pathogen yang ada dalam air. Pengunaan teknik ini harus hati-hati
dan mengunakan alat PPE( Personal Protective Equipment ) yang
memadai, seperti respirator dan sarung tangan polyetilene. Gas klor akan
sangat berbahaya jika terhirup oleh pernafasan dan akan merusak alveoli
paru-paru.

7.

Unit Lumpur Aktif dengan Sistem Aerasi

Mengunakan

mikroba

yang

telah

terseleksi

yang

cocok

dengan

kontaminan limbah yang ada, yang dikembangkan dari limbah itu sendiri.
Diberi aerasi mengunakan blower dan udara dialirkan melalui difusser
agar distribusi oksigen lebih lebih merata atau dengan

mengunakan

turbo jet aerator/surface aerator/MTO2 ( poros baling-baling berputar yang


menghasilkan gerakan turbulensi yang pada akhirnya menghasilkan
gelembung-gelembung halus yang meningkatkan kadar oksigen terlarut di
semua bagian kolam aerasi. , kandungan oksigen terlarut minimal 2 ppm
(kebutuhan minimal agar bakteri/mikroorganisme bisa hidup). Prinsipnya :
Dengan adanya udara (oksigen) bakteri aerobik akan memakan zat-zat
organik dalam air, selanjutnya bakteri tersebut berkembang biak.
Kekurangan kadar NO2 dapat ditanggulangi atau ditangani dengan cara :
1.
2.

Menstabilkan oksigen.
Menahan terjadinya proses oksidasi nitrit menjadi nitrat, karena jika

nitrit dioksidasi menjadi nitrat maka kadar nitrit akan kecil.

Rules Of Thumb About Nitrite and Nitrate


https://environmentalchemistry.wordpress.com
In unpolluted, oxygenated surface waters, oxidized nitrogen is normally in
the form of nitrate, with only trace amounts of nitrite.
Measurable nitrite concentrations are more common in groundwater
because of low oxygen concentrations in the soils subsurface.
Nitrate and nitrite both leach readily from soils to surface waters and
groundwater.
High concentrations (>1-2 mg/L) of nitrate or nitrite in surface waters or
groundwater generally indicate agricultural contamination from fertilizers
and manure seepage.

Greater than 10 mg/L of total nitrite and nitrate in drinking water is


considered a human health hazard.
Reference
Eugene R. Weiner. Application of Environmental Aquatic Chemistry. A
Practical Guide. Third edition. CRC Press

NITRIT ( NO2 )
http://driverhutapadang.blogspot.com/2013/02/nitrit-no2.html

TUJUAN
Menentukan dan menentukan kadar nitrit dalam air bersih

PRINSIP
Nitrit dengan asam sulfanilat dan N ( 1 Napthyl ethyle diamin )
dihidrochlorida dalam suasana asam ( pH 2.0 2.5 ) membentuk senyawa
komplek yang berwarna merah ungu

DASAR TEORI
Nitrit ( NO2 ) merupakan salah satu bentuk senyawa Nitrogen,
dalam hal ini nitrit adalah derivat senyawa nitrogen. Nitrit dalam bentuk
senyawa ionik di simbolkan dengan NO2- yang merupakan hasil oksidasi
senyawa ammonia (NH3 dan NH4+ ). Proses oksidasi ini berlangsung
dengan bantuan bakteri nitrifikasi yaitu bakteri nitrosomonas. Jika
oksidasinya berlanjut maka akan menghasilkan nitrat. Proses reduksi nitrit
( NO2 ) akan menghasilkan nitrogen bebas ( N 2 ) di udara. Proses oksidasi
pada ammonia menjadi nitrit memerlukan oksigen bebas dalam air. Reaksi
terjadi dalam satu tahap saja, yaitu :

Nitrosomonas
2 NH4+ + 3 O2

------------------------------->

2 NO2- + 4 H+ + 2

H2O

Nitrosomonas
NH3 + oksigen

--------------------------------->

NO2- + energy

Adanya nitrit ( NO2 ) dalam air minum / air bersih dapat


dideteksi dan dianalisis. Dalam hal ini nitrit ditentukan secara koorimetris
dengan alat spektrofotometer. Pada pH 2.0 sampai 2.5 nitrit bereaksi
dengan diazo asam sulfanilik ( sulfanilamid ) dan N-(1-naftil)etilendiamin
dihidroklorida atau Naftilamin. Akan terbentuk senyawa berwarna ungu
atau merah atau ungu kemerah merahan. Warna tersebut mengikuti
hukum Lambert Beer dan menyerap sinar dengan panjang gelombang
543 nm. Metode kolorimetri seperti ini sangat peka sehingga biasanya
perlu pengenceran sampel.
Analisis nitrit ini dapat terganggu oleh ion ion lain dan akan
memberikan hasil yang tidak akurat. Ion ion pengganggu tersebut
antara lain adalah kation kation Fe 3+, Pb2+, Hg2+, Ag2+, Sb3+, Au3+, dan
anion PtCl62-, dan VO32-. Ion ion ini mengganggu analisis sebab ion ion
tersebut mengendap selama proses analisis. Tetapi ion ion tersebut
dapat dihilangkan dengan zat pereduksinya masing masing.
Analisis nitrit dan penentuan kadar nitrit harus dilaksanakan
segera setelah pengambilan sampel sebab nitrit ini dioksidasi dengan
cepat oleh oksigen bebas yang terlarut dalam air dan bakteri bakteri
nitrifikasi menjadi nitrat. Penyimpanan sampel air untuk analisis nitrit
dilakukan selama paling lama 2 hari. Prosedurnya adalah sampel
dibekukan pada temperatur 20O C dalam freezer, atau tambahkan 40 mg
HgCl2 / liter sampel dan didinginkan pada suhu 4OC di kulkas.

Seperti juga nitrat maupun ammonia, nitrit memiliki sifat toksik


bagi makhluk hidup seperti hewan dan manusia. Jika nitrit terdapat dalam
air minum, kemudian terminum oleh hewan atau manusia maka nitrit
akan

masuk

kedalam

pembuluh

darah

dalam

tubuh

kita

yang

menyebabkan methemoglobinemia. Methemoglobinemia ini menghalanhi


Hb untuk mengikat O2 dan menimbulakn blue baby syndrome ( tubuh
menjadi berwarna kebiru biruan ). Nitrit ini juga berfungsi sebagai
inhibitor korosi. Selain itu, nitrit dapat membentuk senyawa Nitrosamin
( RRN NO ), senyawa ini dapat menimbulkan kanker. Sumber sumber
nitrit adalah dari air buangan industri maupun air buangan domestik.

http://kliksma.com/2014/12/siklus-nitrogen-dan-penjelasannya.html
Alfalfa, semanggi, kacang polong, kacang-kacangan, lentil, bunga lupin,
mesquite, karob, kedelai, dan kacang tanah. Apa ini? Mereka adalah
legum atau Kacang-kacangan. Tanaman legum memiliki kemampuan
untuk

memperbaiki

nitrogen

atmosfer,

karena

hubungan

simbiosis

mutualistik dengan bakteri yang ditemukan dalam bintil akar tanaman ini.

kacang
Siklus Nitrogen

Nitrogen membentuk 78 persen dari atmosfer bumi. Ini juga merupakan


bagian penting dari makhluk hidup. Nitrogen ditemukan dalam protein,
asam nukleat, dan klorofil. Siklus nitrogen menggerakan nitrogen melalui
bagian abiotik dan biotik ekosistem. Gambar di bawah ini menunjukkan
bagaimana siklus nitrogen melalui ekosistem darat. Nitrogen melewati
siklus yang sama pada ekosistem perairan.

Siklus Nitrogen
Siklus Nitrogen dalam Ekosistem Terestrial. Siklus nitrogen antara
atmosfer dan makhluk hidup.
Meskipun gas nitrogen membuat sebagian besar atmosfer bumi, tanaman
tidak dapat menggunakan gas nitrogen ini untuk membuat senyawa
organik untuk diri mereka sendiri dan organisme lainnya. Dua atom
nitrogen dalam molekul gas nitrogen yang diikat bersama oleh ikatan
rangkap tiga yang sangat stabil. Ikatan ini harus rusak supaya nitrogen
akan dapat digunakan. Gas nitrogen harus diubah ke bentuk yang disebut
nitrat, yang tanaman dapat menyerap melalui akar mereka. Proses
mengubah gas nitrogen menjadi nitrat disebut fiksasi nitrogen. Hal ini
dilakukan oleh bakteri pengikat nitrogen. Bakteri hidup dalam tanah dan
akar kacang-kacangan, seperti kacang polong.

Ketika tanaman dan organisme lain mati, pengurai memecah sisa-sisa


mereka. Dalam prosesnya, mereka melepaskan nitrogen dalam bentuk ion
amonium. Proses ini disebut ammonifikasi. Bakteri nitrifikasi mengubah
ion amonium menjadi nitrit dan nitrat. Beberapa nitrat yang digunakan
oleh tanaman. Proses konversi ion amonium menjadi nitrit atau nitrat
disebut nitrifikasi. Masih bakteri lainnya, yang disebut bakteri denitrifikasi,
mengubah beberapa nitrat dalam tanah kembali menjadi gas nitrogen
dalam proses yang disebut denitrifikasi. Proses ini kebalikan dari fiksasi
nitrogen. Denitrifikasi mengembalikan nitrogen gas kembali ke atmosfer,
di mana ia dapat melanjutkan siklus nitrogen.
Ringkasan
Siklus nitrogen menggerakan nitrogen bolak-balik antara atmosfer dan
organisme. Bakteri mengubah gas nitrogen dari atmosfer ke senyawa
nitrogen bahwa tanaman dapat menyerap. Bakteri lain mengubah
senyawa nitrogen kembali ke gas nitrogen, yang kembali memasuki
atmosfer.

SIKLUS NITRAT
http://bisakimia.com/2013/06/05/siklus-nitrat/
SEJARAH
(Latin:

nitrum,

Yunani:

Nitron,

soda

alami,

membentuk).

Nitrogen

ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel


Rutherford (1772). Dia memisahkan oksigen dan karbon dioksida dari
udara dan menunjukkan gas yang tersisa tak menunjang pembakaran
atau mahluk hidup. Pada saat yang bersamaan ada beberapailmuwan
lainnya

yang

mengadakan

riset

tentang

nitrogen.

Mereka

ialah

Scheele,Cavendish, Priestley, dll. Mereka menamakan gas ini udara tanpa


oksigen.

Definisi Amonia
Amonia (NH3) merupakan senyawa komersil nitrogen yang paling penting.
Diproduksimenggunakan proses

Haber.

Gas

natural

(metana,

CH4)

bereaksi dengan uap panas untuk memproduksi karbon dioksida dan gas
hidrogen (H2) dalam proses dua langkah. Gashidrogen dan gas nitrogen
lantas direaksikan dalam proses Haber untuk memproduksiamonia. Gas
yang tak bewarna ini bau yang menyengat bisa dengan mudah
dicairkan.Bahkan bentuk cair senyawa ini digunakan sebagai pupuk
nitrogen. Amonia jugadigunakan untuk memproduksi urea (NH2CONH2),
yang juga digunakan sebagai pupuk dalam industri plastik dan dalam
industri peternakan sebagai suplemen makanan ternak.

Definisi Nitrogen
Kimiawan Perancis Antoine Laurent Lavoisier menamakan nitrogen azote,
yang

artinyatanpa

kehidupan.

Walaupun

begitu,

senyawa-senyawa

nitrogen ditemukan di makanan pupuk, racun dan bahan peledak. Sebagai


gas nitrogen tak bewarna, tak mempunyai aroma dan dianggap sebagai
inert element (elemen yang tak bereaksi). Sebagai bendacair, ia juga tak
bewarna

dan

beraroma

dan

mempunyai

ketampakan

yang

sama

denganair. Gas nitrogen bisa dipersiapkan dengan memanaskan solusi


amonium nitrat(NH4NO3) dalam air. Nitrogen suatu gas inert yang sangat
sulit diikat langsung olehmahkluk hidup tingkat tinggi , di udara Nitrogen
sepertinya tak terbatas jumlahnyakarena jumlahnya 78 % paling besar
diatara gas gas lainnya seperti oksigen , sulfur ,carbon dan lainnya.

Siklus Nitrogen

(Amonia dalam kolam diuraikan nitrosomonas menjadi nitrit.Nitrobacter


mengkonversi

nitrit menjadi nitrat. William Pantoni menjelaskan siklus

nitrogen dalam kolam)

Siklus nitrogen ialah proses paling krusial dalam kolam koi. Ini adalah
proses

pengolahan

menghilangkan

limbah

senyawa

air

racun

secara
organik

natural
yang

dan

alami

dihasilkan

dari

untuk
hasil

metabolisme, sisa pakan, atau senyawa liar yang masuk ke kolam.


Senyawa paling mematikan yang dihasilkan kolam ialah ammonia ( NH3).
Koi mengeluarkan ammonia melalui respirasi, dan lebih banyak lagi
dihasilkan dari proses sekresi dalam bentuk padat dan cair. Ammonia juga
dihasilkan dari pembusukan daun daun, ikan mati dan sisa sisa pakan.
Pengurangan ammonia di kolam bisa dilakukan dengan memberi material
seperti zeolite. Ini adalah solusi tercepat dan bersifat jangka pendek.
Penggemar koi sejatinya

banyak yang lebih menyukai cara lain, yaitu

menjaga populasi bakteri bakteri alami yang menguntungkan. Bakteri


tersebut ialah nitrosomonas dan nitrobacter yang bisa menguraikan racun
ammonia dan nitrit.
Nitrosomonas
Alam menyediakan bakteri menguntungkan, Nitrosomonas, yang mampu
menguraikan ammonia. Bakteri ini bisa ditemukan pada hampir semua
ekosistem.

Umumnya

mereka

termasuk

bakteri

aerobic

yang

membutuhkan oksigen untuk hidup dan berkembang biak. Bakteri ini


membentuk koloni dimana saja asalkan tersedia cukup ammonia dan
oksigen.

Nitrobacter
Nitrosomonas menguraikan ammonia menjadi Nitrit, yang merupakan
senyawa beracun bagi koi. Nitrit menjadi makanan bakteri Nitrobacter dan
menghasilkan senyawa Nitrat. Melihat keterkaitannya, lumrah bila kita
menemukan

kedua

bakteri

itu

bersama

dalam

kolam.

Walaupun

berbahaya, koi masih mampu bertahan dengan kadar Nitrit dua kali kadar
ammonia.
Inilah yang dimaksud siklus nitrogen atau lazim disebut proses nitrifikasi.
Koi

melakukan

respirasi

dan

bersekresi

membuang

kotoran

yang

mengandung ammonia. Begitu juga sisa pakan, kotoran di dasar kolam,


atau koti mati yang lama tak diangkat. Semuanya memberikan kontribusi
pada peningkatan kadar ammonia dalam kolam. Ammonia diuraikan
nitrosomonas menjadi nitrit. Siklus berikutnya ialah nitrobacter yang
mengkonversi nitrit menjadi nitrat. Pada bagian akhir, nitrat diserap
tumbuhan air atau menguap setelah melalui proses oksidasi dipermukaan
air.

Karakteristik

Nitrosomonas dan nitrobacter ialah terminologi bakteri Lithotrophic.


Mereka

membutuhkan

oksigen

dan

makanan

untuk

hidup

dan

membangun koloni dimedia dengan permukaan yang keras dan bersih.


Kedua jenis bakteri tersebut termasuk lama dalam replikasi dibanding
bakteri lain yang ada. Pada kolam air tawar, bakteri membutuhkan waktu
setiap 8 jam untuk bereplika, sedangkan untuk air laut lebih lama lagi,
sekitar 24 jam.
PERUBAHAN FISIKA KIMIA
1. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen ialah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah
nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang memfiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini mempunyai enzim
nitrogenaze yang bisa menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi
untuk fiksasi nitrogen biologis ini bisa ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e 2 NH3 + H2
Mikro

organisme

yang

melakukan

fiksasi

nitrogen

antara

lain :Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia.


Selain itu ganggang hijau biru juga bisa memfiksasi nitrogen. Beberapa
tanaman

yang

lebih

tinggi,

dan

beberapa

hewan

(rayap),

telah

membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh


mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis,
contohnya

sambaran

petir.

Lebih

jauh,

ada

empat

cara

yang

bisa mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih


reaktif :
a. Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan
dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas
bisa memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari
bakteri pengikat nitrogen ialah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup
dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah
contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.

b. Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C,


dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen
(biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) bisa dikombinasikan
untuk

membentuk

amonia

(NH3).

Dalam

proses

Haber-Bosch,

N2

ialah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3),
yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
c. Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik
termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
d. Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton
dan terutama petir, bisa memfiksasi nitrogen.
1. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik
dalam

bentuk

ion

nitrat

atau

ion

amonium.

Sedangkan

hewan

memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.


Tanaman bisa menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui
rambut akarnya. Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion
nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam
amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang mempunyai
hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen bisa berasimilasi dalam
bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme
heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida
dan molekul organik kecil.
1. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, nitrogen organik diubah menjadi
amonium (NH4+) oleh bakteri dan jamur.
1. Nitrifikasi
Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang
hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya. Tahap utama
nitrifikasi, bakteri nitrifikasi seperti spesies Nitrosomonas mengoksidasi
amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies

bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit


menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat
penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman.
Proses nitrifikasi bisa ditulis dengan reaksi berikut ini :
1. NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas NO2 + H2O + H+
2. NO2 + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter NO3
3. NH3 + O2 NO2 + 3H+ + 2e
4. NO2 + H2O NO3 + 2H+ + 2e
Karena kelarutannya yang sangat tinggi, nitrat bisa memasukkan air
tanah. Peningkatan nitrat dalam air tanah merupakan masalah bagi air
minum, karena nitrat bisa mengganggu tingkat oksigen darah pada bayi
dan menyebabkan sindrom methemoglobinemia atau bayi biru. Ketika air
tanah

mengisi

aliran

sungai,

nitrat

yang

memperkaya

air

tanah

bisa berkontribusi untuk eutrofikasi, sebuah proses dimana populasi alga


meledak,

terutama

populasi

alga

biru-hijau.

Hal

ini

juga

bisa menyebabkan kematian kehidupan akuatik karena permintaan yang


berlebihan untuk oksigen. Meskipun tak secara langsung beracun untuk
ikan hidup (seperti amonia), nitrat nisamempunyai efek tak langsung pada
ikan jika berkontribusi untuk eutrofikasi ini
1. Denitrifikasi
Denitrifikasi ialah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas
nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan
oleh spesies bakteri seperti Pseudomonas dan Clostridiumdalam kondisi
anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di
tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga
bisa hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari
bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3 NO2 NO + N2O N2 (g)

Proses denitrifikasi lengkap bisa dinyatakan sebagai reaksi redoks:


2 NO3 + 10 e + 12 H+ N2 + 6 H2O
1. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen
(N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi
nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga bisa terjadi
melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2 N2 + 2 H2O

nitrit racun bagi tanaman ??


Berbahaya bagi manusia blue baby syndrome

Sulfanilamide
https://en.wikipedia.org/wiki/Sulfanilamide
Sulfanilamide (also
a sulfonamide antibacterial.

spelled sulphanilamide)
Chemically,

it

is

is
an organic

compound consisting of ananiline derivitized with a sulfonamide group.


[1]

Powdered sulfanilamide was used by the Allies in WWII to reduce

infection rates and contributed to a dramatic reduction in mortality rates


compared to previous wars.[2][3] Modern antibiotics have supplanted
sulfanilamide on the battlefield; however, sulfanilamide remains in use for
treatment of vaginal yeast infections.[4]
The term "sulfanilamides" is also used to describe a family of molecules
containing these functional groups. Examples include:

Furosemide, a loop diuretic

Sulfadiazine, an antibiotic

Sulfamethoxazole, an antibiotic

Contents

[hide]

1 Mechanism of action

2 History

3 See also

4 External links

5 References

Mechanism of action[edit]
As a sulfonamide antibiotic, sulfanilamide functions by competitively
inhibiting (i.e., by acting as a substrate analogue) enzymatic reactions
involving para-aminobenzoic acid (PABA).[5] PABA is needed in enzymatic
reactions that produce folic acid, which acts as a coenzyme in the
synthesis of purines and pyrimidines. Mammals do not synthesize their
own folic acid so are unaffected by PABA inhibitors, which selectively kill
bacteria.
History[edit]
Sulfanilamide was first prepared in 1908 by Paul Gelmo as part of his
dissertation for a doctoral degree from the Technische Hochsschule of
Vienna, Austria.[6] It was patented in 1909.[7]
Gerhard Domagk, who directed the testing of the prodrug Prontosil in
1935,[8] and Jacques and Thrse Trfoul, who along with Federico Nitti
and Daniel Bovet in the laboratory of Ernest Fourneau at the Pasteur
Institute, determined sulfanilamide as the active form,[9] are generally
credited with the discovery of sulfanilamide as a chemotherapeutic agent.
Domagk was awarded the Nobel Prize for his work.[10]

DAMPAK NITRIT BAGI KESEHATAN


http://hafizhamuliani.blogspot.com/2013/01/dampak-penggunaannatrium-nitrit_9926.html

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Daging
Daging sebagai bahan pangan asal ternak merupakan salah satu sumber protein
hewani yang dibutuhkan oleh masyarakat. Daging mengandung berbagai zat nutrient
makanan lainnya yang cukup lengkap diantaranya lemak, mineral, dan karbohidrat.
Kandungan tersebut menjadikan daging mudah mengalami kerusakan (perishable),
khususnya oleh aktivitas mikroorganisme karena zat nutrien makanan tersebut merupakan
substrat untuk kehidupan mikroorganisme. Kadar air serta pH daging juga sangat mendukung
untuk tumbuhnya mikroorganisme.
Menurut Soeparno (1994), daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua
produk hasil pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya. Komposisi daging terdiri dari 75% air,
19% protein, 3,5% substansi non protein yang larut, dan 2,5% lemak (Lawrie, 2003). Daging dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu daging segar dan daging olahan. Daging segar ialah daging yang
belum mengalami pengolahan dan dapat dijadikan bahan baku pengolahan pangan. Sedangkan daging
olahan adalah daging yang diperoleh dari hasil pengolahan dengan metode tertentu dengan atau tanpa
bahan tambahan, misalnya sosis, dendeng, daging burger dan daging olahan dalam kaleng dan
sebagainya.

Kontaminasi bakteri dapat menyebabkan perubahan warna dan bau. Selama proses
memasak, warna daging dapat mengalami perubahan dan kurang menarik (Putra, 2008).
Warna daging segar adalah warna merah terang dari oksimioglobin, warna daging yang
dimasak adalah warna coklat dari globin hemikromogen, warna daging yang ditambahkan
nitrit adalah warna merah gelap dari nitrikoksidamioglobin dan bila dimasak (Soeparno,
1994).
2.2. Natrium nitrit
Natrium nitrit merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang diizinkan oleh
pemerintah (legal) untuk menjadi bahan pengawet makanan.
Natrium nitrit atau Sodium Nitrit adalah senyawa nitrogen yang reaktif.Nitrit merupakan
salah satu jenis bahan tambahan makanan yang banyak digunakan sebagai pengawet. Nitrit adalah
suatu bahan berwarna putih sampai kekuningan, berbentuk bubuk atau granular dan tidak berbau.
Berat jenisnya 2,17 (25oC) g/mL dengan kelarutan dalam air sebesar 820 g/L (20 oC) dan bersifat
alkali (pH 9). Titik leleh sodium nitrit 271 281 oC, titik didih 320 oC, suhu bakar 510 oC, dan suhu
penguraian > 320 oC. Natrium nitrit atau Sodium nitrit memiliki kerapatan 2,168 g/cm dan berat
molekul 69,0 g/mol.

a.
b.
c.
d.

Sifat kimia sodium nitrit :


Sangat mudah larut dalam air
Bersifat higroskopis
Teroksidasi oleh udara membentuk nitrat
Terurai oleh panas mengeluarkan NOx dan Na2O

e. Meledak bila kontak dengan sianida, garam ammonium, selulosa, litium dan tiosulfat.
Sodium nitrit dapat dibuat dengan beberapa cara, diantaranya dengan mengalirkan uap
nitroso kedalam larutan NaOH atau larutan KOH, dengan memijarkan campuran kalium nitrit
atau natrium nitrit dengan kapur tohor sambil dialiri gas SO 2, mereaksikan Asam nitrit
dengan natrium droksida, atau dengan mereduksi Natrium nitrat dengan logam Pb pada suhu
420oC.
2 NaOH + NO2 + NO 2 NaNO2 + H2O
Sifat-sifat bahaya sodium nitrit :
1. Bahaya Keselamatan
a. Bila terhirup dapat menimbulkan iritasi saluran pernafasan
b. Menyebabkan iritasi pada mata dan kulit
c. Bila tertelan mengakibatkan muntah, pusing, penurunan tekanan darah, sakit perut, koma /
hilang kesadaran bahkan meninggal
2. Bahaya Kebakaran
Termasuk bahan yang non-flammable, tetapi dapat membakar zat organik karena bersifat
oksidator. Akan mengakibatkan kebakaran jika kontak dengan bahan yang mudah terbakar.
3. Bahaya Reaktifitas
a. Stabil pada suhu kamar dalam wadah tertutup, akan teroksidasi oleh udara membentuk nitrat.
b. Meledak bila kontak dengan sianida, ammonium, litium dan tiosulfat.
c. Terurai oleh panas mengeluarkan NOx dan Na2O.
Natrium nitrit atau sosium nitrit merupakan zat tambahan pangan yang digunakan
sebagai pengawet pada pengolahan daging. Sodium nitrit sangat penting dalam mencegah
pembusukan terutama untuk keperluan penyimpanan, transportasi dan ditribusi produkproduk daging. Sodium nitrit juga berfungsi sebagai bahan pembentuk faktor-faktor sensori
yaitu warna, aroma, dan cita rasa. Oleh karena itu dalam industri makanan kaleng
penggunaan zat pengawet ini sangat penting karena dapat menyebabkan warna daging
olahannya menjadi merah atau pink dan nampak segar sehingga produk olahan daging
tersebut disukai oleh konsumen.
2.3. Peraturan Pemerintah tentang penggunaan nitrit
Menurut peraturan menteri kesehatan RI nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang bahan
tambahan makanan menyatakan bahwa kadar nitrit yang diijinkan pada produk akhir daging
olahan adalah 200 ppm (200 mg per kg bahan). Sedangkan USDA (United States
Departement Of Agriculture) membatasi penggunaan maksimum nitrit sebagai garam sodium
atau potasium yaitu 239,7 g/100 L larutan garam, 62,8 g/100 kg daging untuk daging curing
kering atau 15,7 g/100 kg daging cacahan untuk sosis.
Di Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa dosis penggunaan sodium nitrit
telah dikurangi sampai sekitar 40 50 ppm. Jumlah nitrit sekitar 50 ppm disertai dengan
penggunaan sorbat sebagai pengawet, cukup efektif untuk mengawetkan produk daging.
Demikian pula penambahan vitamin C atau vitamin E telah banyak dilakukan pada produk

daging yang diawetkan dengan nitrit, karena vitamin-vitamin tersebut ditemukan dapat
mencegah terjadinya reaksi pembentukan nitrosamin.
2.4. Penggunaan Nitrit pada Daging Olahan
Penggunaan nitrit dalam pengolahan makanan telah sejak lama dilakukan. Bahan tambahan
makanan ini, merupakan salah satu bahan makanan tambahan yang diwajibkan pada produk-produk
pengolahan daging standard Eropa dan Amerika. Nitrat sendiri sudah dipergunakan sejak manusia
belum bisa membaca dan menulis untuk proses pengawetan daging, baik di China, Yunani, dll. Pada
saat itu belum ditemukan mesin pendingin, jadi pengawetan daging merupakan hal yang paling umum
untuk menyimpan daging dalam waktu yang lama. Zaman itu, belum ada standarisasi penggunaan
nitrat, dan semua orang mengonsumsi daging yang telah diawetkan sebagai salah satu sumber protein
yang paling banyak.
Pada tahun 1970-an, terjadi pro kontra dengan adanya pendapat dari beberapa ilmuwan, yang
menyatakan bahwa nitrat dapat membahayakan kesehatan, yang akhirnya tidak dapat dibuktikan
tetapi pendapat ini sudah menjadi pendapat umum yang sulit diubah. FDA Internasional, akhirnya
menetapkan standarisasi untuk penggunakan nitrat ini agar pemakaiannya tidak berlebihan.
Kalium nitrat dan nitrit serta natrium nitrat dan nitrit telah digunakan dalam daging olahan
(kuring) selama berabad-abad (Silalahi, 2005).
Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas karena manfaat nitrit dalam pengolahan daging
(seperti sosis, korned, dan burger) selain sebagai pembentuk warna dan bahan pengawet antimikroba,
juga berfungsi sebagai pemberi aroma dan cita rasa (Cahyadi, 2006). Curing adalah cara proses
daging dengan menambahkan beberapa bahan seperti garam NaCl, Natrium nitrit dan atau Natrium
nitrat dan gula serta bumbu-bumbu (Harris, 1989). Maksud curing antara lain adalah untuk
mendapatkan warna yang stabil, aroma, tekstur dan kelezatan yang baik dan memperpanjang masa
simpan produk daging. Produk daging yang diproses dengan curing disebut daging cured (Soeparno,
1994).
Menurut Winarno (2004), Pada umumnya proses curing terjadi karena:
a. Reaksi biologis yang dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit dan NO, yang mampu mereduksi ferri
menjadi ferro.
b. Terjadinya denaturasi globin oleh panas. Bila daging yang di-curing dipanaskan pada suhu 150o F atau
lebih, maka terjadi proses denaturasi.
c. Hasil akhir curing daging membentuk pigmen nitrosilmioglobin bila tidak dimasak, dan
nitrosilhemokromogen bila telah dimasak.
Nitrit mampu menghambat pertumbuhan beberapa bakteri, terutama bakteri
patogen Clostridium botulinum (Silalahi, 2005). Bakteri ini merupakan mikroorganisme patogenik
paling berbahaya dan sangat fatal yang dapat mengkontaminasi daging cured. Nitrit menghambat
produksi toksin Clostridium botulinum dengan menghambat pertumbuhan dan perkembangan spora.
Keracunan makanan yang disebabkan oleh toksin Clostridium botulinum disebut botulisme
(Soeparno, 1994).
Nitrit juga merupakan antioksidan yang efektif menghambat pembentukan WOF (WarmedOver Flavor) yaitu berubahnya warna, aroma dan rasa yang tidak menyenangkan pada produk daging
yang telah dimasak. Penambahan nitrit pada konsentrasi 156 mg/kg cukup efektif menghambat
pembentukan WOF dan menurunkan angka TBA pada produk daging sapi dan ayam. TBA (Thio

Barbiturat Acid) adalah senyawa yang dapat bereaksi dengan senyawa aldehid membentuk warna
merah yang bisa diukur menggunakan spektrofotometer. Angka TBA adalah angka yang dipakai untuk
menentukan adanya ketengikan dari senyawa aldehid yang dihasilkan dari oksidasi minyak atau
lemak (Raharjo, 2006).

2.5. Dampak Penggunaan Nitrit Bagi Kesehatan


Salah satu contoh zat pengawet pada makanan adalah natrium nitrit atau kalium nitrit
biasa digunakan sebagai pengawet daging. Pengawet tersebut berfungsi sebagai antiseptik,
yaitu sebagai bakteriostatis dalam larutan asam terutama sekali terhadap jasad renik yang
anaerob. Fungsi nitrit yang lebih utama adalah sebagai bahan yang menyebabkan warna
merah pada daging yang diawetkan (Norman, 1988).
Penggunaan natrium nitrit dalam jumlah yang melebihi batas ternyata menimbulkan
efek yang membahayakan kesehatan, karena nitrit dapat berikatan dengan amino dan amida
yang terdapat pada protein daging membentuk turunan nitrosoamin yang bersifat toksis.
Nitrosoamin merupakan salah satu senyawa yang diduga dapat menimbulkan kanker
(Doul,1986; Winarno, 1984).
Pembatasan kadar pengawet jenis nitrat dan nitrit pada pangan olahan didasarkan
pada kemungkinan terjadinya efek yang membahayakan bagi tubuh. Pada kadar tertentu,
senyawa nitrat dan nitrit relatif aman dan tidak bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan
kanker).Senyawa nitrat dan nitrit, keduanya dapat menyebabkan vasodilatasi (pelebaran
pembuluh darah) yang dapat menimbulkan hipotensi. Pada dosis rendah, nitrat dapat
membuat rileks pembuluh darah vena sehingga dapat meningkatkan suplai darah ke jantung,
sedangkan pada dosis tinggi dapat membuat rileks pembuluh darah arteri sehingga dapat
memperlancar peredaran darah.

Keracunan kronis: terbentuknya nitrosamin yang bersifat karsinogenik


Nitrit dapat bereaksi dengan amina dan amida membentuk senyawa N-nitroso yang
kebanyakan bersifat karsinogenik. Tidak seperti nitrit, nitrat tidak bereaksi dengan cara yang
sama, tetapi nitrat yang terkandung dalam pangan dapat direduksi menjadi nitrit dengan
bantuan bakteri penitrifikasi. Bakteri penitrifikasi ini dapat dijumpai pada bahan pangan,
saliva, dan saluran pencernaan. Pada orang dewasa diketahui bahwa asupan nitrit kebanyakan
berasal dari hasil reduksi nitrat dalam saliva.
Kondisi tertentu di dalam saluran pencernaan dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan konversi nitrat menjadi nitrit, terutama jika kondisi pH cairan lambung cukup
tinggi (>5), yang merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan bakteri pereduksi nitrat.
Kondisi ini umum dijumpai pada bayi karena secara normal sistem pencernaannya
mempunyai pH yang lebih tinggi daripada orang dewasa.
Di dalam saluran pencernaan, senyawa nitrit dapat bereaksi dengan amina yang
terkandung dalam pangan membentuk senyawa nitrosamin. Selain di dalam tubuh, senyawa
nitrosamin juga dapat terbentuk di luar tubuh, misalnya pada saat daging yang mengandung
nitrit atau nitrat diolah atau dimasak, terutama pada suhu tinggi.

Keracunan akut: terjadinya methemoglobinemia (kondisi darah tidak dapat mengikat


oksigen)
Keracunan karena penggunaan senyawa nitrat dan nitrit sebagai pengawet dapat pula
terjadi secara akut, terutama jika kadarnya berlebihan. Selain dapat membentuk nitrosamin
yang bersifat karsinogenik, nitrit merupakan senyawa yang berpotensi sebagai
senyawapengoksidasi. Di dalam darah, nitrit dapat bereaksi dengan hemoglobin dengan cara
mengoksidasi zat besi bentuk divalen menjadi trivalen kemudian menghasilkan
methemoglobin. Methemoglobin tidak dapat mengikat oksigen, oleh karena itu terjadi
penurunan kapasitas darah yang membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh serta
menimbulkan kondisi yang disebut methemoglobinemia.
Pada darah individu normal terkandung methemoglobin dalam kadar yang rendah,
yaitu 0,5-2%. Jika kadar methemoglobin meningkat hingga 10% maka akan menimbulkan
sianosis yang ditandai dengan munculnya warna kebiruan pada kulit dan bibir; kadar di atas
25% dapat menyebabkan rasa lemah dan detak jantung cepat; sedangkan kadar di atas 60%
dapat menyebabkan ketidaksadaran, koma, bahkan kematian.
Berbeda dengan kondisi pada orang dewasa normal yang dapat mengalami keracunan
senyawa nitrat dan nitrit akibat konsumsinya yang melebihi batas yang diperbolehkan, ada
kelompok individu tertentu yang dapat mengalami keracunan senyawa nitrat dan nitrit
bahkan dalam penggunaannya yang masih diijinkan. Pada bayi yang berusia kurang dari 3
bulan, sensitivitasnya terhadap nitrat dan nitrit lebih tinggi daripada orang dewasa.
Keracunan nitrat atau nitrit yang berakhir pada kematian kebanyakan dialami oleh bayi.
Selain bayi, perempuan hamil, orang yang mengalami defisiensi G6PD (glucose-6-phosphate
dehydrogenase), serta individu yang secara genetik mempunyai kelainan struktur hemoglobin
juga merupakan kelompok yang juga rentan mengalami methemoglobinemia.
2.6. Pencegahan Terjadinya Efek Merugikan akibat Penggunaan Nitrit
Tahun 1995, Joint FAO/WHO Expert Committee on Food Additives (JECFA) telah
mengevaluasi senyawa nitrit serta menetapkan nilai asupan harian yang aman
atau Acceptable Daily Intake (ADI) untuk natrium nitrat adalah 0-3,7 mg/kg berat badan dan
ADI untuk natrium nitrit adalah 0-0,06 mg/kg berat badan. JECFA juga menyarankan agar
nitrat dan nitrit tidak diberikan pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan.
Pada produk pangan yang sudah terdaftar, kadar senyawa nitrat dan nitrit yang
terkandung relatif aman dan tidak toksik. Walaupun nitrosamin terbukti bersifat karsinogenik
pada hewan uji, hal ini juga bergantung pada kadar nitrosamin yang ada. Pada ambang batas
tertentu, nitrosamin yang terbentuk relatif tidak membahayakan. Oleh karena itu, produsen
pangan yang menggunakan natrium nitrit dalam produknya harus memastikan bahwa
nitrosamin yang dapat terbentuk tidak mencapai kadar yang berbahaya. Karena reaksi
pembentukan senyawa nitro tergantung pada beberapa faktor fisikokimia, maka untuk
menghambat terbentuknya senyawa nitrosamin dapat ditambahkan senyawa lain yang bersifat
inhibitor. Salah satu inhibitor pembentukan nitrosamin adalah asam askorbat yang akan
bereaksi dengan nitrit membentuk nitrit oksida dan asam dehidroaskorbat. Inhibitor lain
untuk reaksi pembentukan nitrosamin adalah asam galat, natrium sulfit, sistein, dan tanin.

Konsumen diharapkan bersifat bijak dalam memilih pangan yang akan dikonsumsi
dan tidak berlebihan mengkonsumsi suatu produk pangan, terutama pangan olahan yang
umumnya menggunakan bahan tambahan pangan. Selain itu, disarankan pula untuk tidak
memberikan produk pangan olahan yang mengandung nitrat dan nitrit, seperti sosis, korned,
dan makanan sejenis pada bayi karena sangat berpotensi menimbulkan methemoglobinemia.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Natrium nitrit merupakan salah satu bahan tambahan makanan yang diizinkan (legal) oleh
pemerintah yang berfungsi sebagai pengawet pada produk olahan daging seperti sosis,
korned.
2. Kadar natrium nitrit atau sodium nitrit pada produk akhir olahan daging yang diijinkan di
Indonesia adalah 200 ppm (200 mg tiap kg bahan).
3. Bahaya natrium nitrit atau sodium nitrit bagi kesehatan adalah dapat menyebabkan kerusakan
sel dan memicu timbulnya kanker apabila dikonsumsi terus-menerus.
3.2. Saran
Sebaiknya membatasi konsumsi daging olahan seperti sosis, kornet dan bacon karena
mengandung natrium nitrit yang cukup berbahaya bila terlalu banyak dikonsumsi. Disarankan
kepada Dinas Kesehatan dan BPOM untuk lebih menginformasikan kepada masyarakat
tentang bahaya penggunaan bahan tambahan makanan ksususnya pengawet nitrit.

Nitrat dan nitrit diketahui menyebabkan beberapa efek kesehatan. Ini


adalah yang paling umum efek:
http://kliksma.com/2015/04/pengertian-unsur-nitrogen-dan-efeknya.html
Reaksi dengan hemoglobin dalam darah, menyebabkan kapasitas membawa oksigen darah
menurun

(nitrit)
Fungsi

Kekurangan

Penurunan

kelenjar
Vitamin

tiroid
A

(nitrat)
(nitrat)

Penciptaan amina nitro, yang dikenal sebagai salah satu penyebab paling umum dari kanker
(nitrat dan nitrit)

KERACUNAN NITRIT-NITRAT
http://klikharry.com/2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat/
Oleh:
Harry Wahyudhy Utama, S.Ked
I. PENDAHULUAN
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan
nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang terdapat di
permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia anhidrat seperti juga sampah
organik hewan maupun manusia, dapat meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang
mengandung nitrat di dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air
bawah tanah.1
Pada daerah dimana pupuk nitrogen secara luas digunakan, sumur-sumur perumahan yang ada
disana hampir pasti tercemar oleh nitrat. Diperkirakan 14 juta rumah tangga di Amerika Serikat
menggunakan sumur pribadi untuk memenuhi kebutuhan air minumnya (Badan Sensus Amerika
Serikat 1993). Pada daerah pertanian, pupuk nitrogen merupakan sumber utama pencemaran
terhadap air bawah tanah yang digunakan sebagai air minum. Sebuah penelitian oleh United
States Geological Survey menunjukkan bahwa > 8200 sumur di seluruh AS terkontaminasi oleh
nitrat melebihi standar air minum yang telah ditetapkan oleh Envrironmental Protection Agency
(EPA), yaitu 10 ppm. Sumber nitrat lainnya pada air sumur adalah pencemaran dari sampah
organik hewan dan rembesan dari septic tank.1
Bahan makanan yang tercemar oleh nitrit ataupun bahan makanan yang diawetkan
menggunakan nitrat dan nitrit dapat menyebabkan methemoglobinemia simptomatik pada anakanak. Walaupun sayuran jarang menjadi sumber keracunan akut, mereka memberi kontribusi
>70% nitrat dalam diet manusia tertentu. Kembang kol, bayam, brokoli, dan umbi-umbian
memiliki kandungan nitrat alami lebih banyak dari sayuran lainnya. Sisanya berasal dari air
minum (+ 21%) dan dari daging atau produk olahan daging (6%) yang sering memakai natrium
nitrat (NaNO3) sebagai pengawet maupun pewarna makanan. Methemoglobinemia simptomatik
telah terjadi pada anak-anak yang memakan sosis yang menggunakan nitrit dan nitrat secara
berlebihan. 1,2
II. PERMASALAHAN
Penyalahgunaan inhalan nitrit yang mudah menguap dapat menyebabkan methemoglobinemia
berat dan kematian. Terpapar nitrit tak sengaja dalam laboratorium kimia dan penghirupan pada
usaha bunuh diri pernah terjadi. Penyalahgunaan nitrit volatile atau mudah menguap (amyl, butyl,

dan isobutyl nitrit) sebagai perangsang sering terjadi. Terpapar nitrat atau nitrit juga dapat
berasal dari obat-obatan tertentu. Bayi dan anak-anak rentan terpapar oleh nitrat melalui perak
nitrat topikal yang digunakan pada terapi luka bakar. Obat-obatan lainnya yang diduga
menyebabkan keracunan nitrat atau nitrit adalah derivate quinone (antimalaria), nitrogliserin,
bismuth subnitrit (antidiare), ammonium nitrat (diuretik), amyl dan natrium nitrit (antidotum
keracunan sianida dan hidrogen sulfida), dan isosorbid dinitrat/tetranitrat (vasodilator untuk terapi
penyakit arteri koroner).1,2,3
Tingginya kadar nitrat pada air minum terutama yang berasal dari sungai atau sumur di dekat
pertanian juga sering menjadi sumber keracunan nitrat terbesar. Hal ini sangat berbahaya bila
kandungan nitrat ini dikonsumsi oleh anak bayi dan dapat menimbulkan keracunan akut. Bayi
yang baru berumur beberapa bulan belum mempunyai keseimbangan yang baik antara usus dan
bakteri usus. Sebagai akibatnya, nitrat yang masuk dalam saluran pencernaan akan langsung
diubah menjadi nitrit yang kemudian berikatan dengan hemoglobin membentuk methemoglobin.
Ketidak mampuan tubuh bayi untuk mentoleransi adanya methemoglobin yang terbentuk dalam
tubuh mereka akan mengakibatkan timbulnya sianosis pada bayi. Pada bayi yang telah berumur
enam bulan atau lebih, bakteri pengubah nitrat di dalam tetap ada walau dalam jumlah sedikit.
Pada anak-anak dan orang dewasa, nitrat diabsorbsi dan di sekresikan sehingga resiko untuk
keracunan nitrat jauh lebih kecil.2
Menurut siklusnya, bakteri akan mengubah nitrogen menjadi nitrat yang kemudian digunakan
oleh tumbuh-tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuh-tumbuhan kemudian menggunakan
nitrat untuk menghasilkan protein di dalam tubuh. Setelah itu, nitrat akan dikeluarkan kembali ke
lingkungan dari kotoran hewan tersebut. Mikroba pengurai kemudian mengubah nitrat yang
terdapat dalam bentuk amoniak menjadi nitrit. Selain itu, nitrat juga diubah menjadi nitrit pada
traktus digestivus manusia dan hewan. Setelah itu bakteri dilingkungan akan mengubah nitrit
menjadi nitrogen kembali.2,3
Tetapi apabila jumlah nitrit ataupun nitrat yang berada di suatu lingkungan melebihi kadar normal
maka siklus ini tidak akan dapat berjalan sebagaimana metinya. Aktifitas pertanian yang
dilakukan manusia telah banyak meningkatkan kadar nitrat dilingkungan karena penggunaan
pupuk yang berlebihan. Nitrat dan nitrit sangat mudah bercampur dengan air dan terdapat bebas
didalam lingkungan.3
III. SIFAT FISIK DAN STRUKTUR KIMIA
Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit
juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan
denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan
atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di
alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.3,4
Struktur kimia dari nitrat Berat molekul: 62.05 Struktur kimia dari nitritO == N O-Berat molekul:
46.006

Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah komponen yang stabil, tetapi dalam
suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan
yang sangat besar. Biasanya, adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan
mengakibatkan nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat terbentuk gas
beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk garam dari nitrat dan nitrit tidak
berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa. Bersifat higroskopis.2,4
IV. DOSIS DAN KADAR NORMAL
Dosis letal dari nitrat pada orang dewasa adalah sekitar 4 sampai 30 g (atau sekitar 40 sampai
300 mg NO3-kg). Dosis antara 2 sampai 9 gram NO3- dapat mengakibatkan
methemoglobinemia. Nilai ini setara dengan 33 to 150 mg NO3-/kg.
Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10
sampai 100 mg NO2-/kg).4
Dengan dosis yang lebih kecil akan dapat membahayakan neonatus karena belum lengkapnya
pembentukan dan regenerasi hemoglobin didalam tubuh mereka.. Kebanyakan kasus
membuktikan bahwa neonatus langsung mengalami methemoglobinemia setelah minum air
formula yang tinggi nitrat atau nitrit.4
V. FARMAKOKINETIK
Nitrat dan nitrit yang diberikan secara oral akan diabsorbsi oleh traktus digestivus bagian atas
dan dipindahkan ke dalam darah. Di dalam darah, nitrit mengubah hemoglobin menjadi
methemoglobin yang kemudian teroksidasi menjadi nitrat. Normalnya methemoglobin akan
langsung diubah menjadi hemoglobin kembali melalui proses enzimatik. Nitrat tidak
diakumulasikan didalam tubuh. Nitrat kemudian didistribusikan ke cairan-cairan tubuh seperti
urin, air liur, asam lambung, dan cairan usus. Sekitar 60% dari nitrat oral diekskresikan melalui
urin. Sisanya belum diketahui, tetapi metabolisme bakteri endogen mengeliminasi sisanya.3,4
Apabila nitrat dan nitrit yang masuk bersamaan dengan makanan, maka banyaknya zat makanan
akan menghambat absorbsi dari kedua zat ini dan baru akan diabsorbsi di traktus digestivus
bagian bawah. Hal ini akan mengakibatkan mikroba usus mengubah nitrat menjadi nitrit sebagai
senyawa yang lebih berbahaya. Karena itu, pembentukan nitrit pada intestinum mempunyai arti
klinis yang penting terhadap keracunan. Nitrit dapat mengakibatkan vasodilatasi pada pembuluh
darah, hal ini mungkin diakibatkan karena adanya perubahan nitrit menjadi nitrit oksida (NO) atau
NO-yang mengandung molekul yang berperan dalam membuat relaksasi otot-otot polos.1,4
Selain itu, nitrit di dalam perut akan berikatan dengan protein membentuk N-nitroso, komponen
ini juga dapat terbentuk bila daging yang mengandung nitrat atau nitrit dimasak dengan panas
yang tinggi. Sementara itu, komponen ini sendiri diketahui menjadi salah satu bahan
karsinogenik seperti timbulnya kanker perut pada manusia.2,3
VI. KLASIFIKASI
Klasifikasi yang dibuat adalah berdasarkan besar tidaknya kemungkinan paparan zat nitrat dan
nitrit pada manusia.4

o Paparan yang tidak disengaja: Kontak secara tidak sengaja dengan komponen nitrat maupun
nitrit, baik secara inhalasi maupun tertelan.
o Paparan yang terus-menerus. Pekerja yang sering berhubungan dengan nitrit, misalnya
petugas yang selalu berada di dalam laboratorium. Pekerja yang bekerja ditempat pembuatan
pupuk dan bahan peledak sangat mungkin terpapar nitrat secara inhalasi karena terhisap debu
yang mengandung garam nitrat. Debu nitrat ini dapat dengan mudah bercampur dengan gula
dan kulit. Hal ini juga terjadi pada para petani yang sering menggunakan pupuk yang
mengandung nitrat.
o Paparan medis, diakibatkan penggunaan sodium nitrit intravena secara berlebihan sebagai
antidotum keracunan sianida.
VII. GEJALA DAN MANIFESTASI KLINIS
Nitrat yang masuk ke dalam saluran pencernaan melalui makanan atau air minum, tetapi yang
terbanyak adalah melalui air minum. Nitrat yang berlebih dari sisa pemupukan akan mengalir
bersama air menuju sungai atau meresap ke dalam air tanah. Nitrat yang berlebih akan
terakumulasi di dalam tanah. Selain peroral, nitrat dan nitrit dapat masuk ke dalam tubuh dalam
bentuk debu secara inhalasi. Nitrat dan nitrit sulit untuk diabsorbsi kulit. Belum ada penelitian
yang menjelaskan apakah nitrat dan nitrit dapat masuk melalui kulit. Tetapi absorbsi dapat terjadi
bila terjadi kerusakan kulit misalnya adanya luka bakar.1,4,5
Belum ada laporan yang jelas mengenai efek racun dari nitrat. Selama ini yang diketahui efek
racunnya adalah konversi dari nitrit. Efek racun yang akut dari nitrit adalah methemoglobinemia,
dimana lebih dari 10% hemoglobin diubah menjadi methemoglobin.Bila konversi ini melebihi 70%
maka akan sangat fatal.4
Nitrit juga dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah karena efek vasodilatasinya.Gejala
klinis yang timbul dapat berupa nausea, vomitus, nyeri abdomen, nyeri kepala, pusing,
penurunan tekananan darah dan takikardi, selain itu sianosis dapat muncul dalam jangka waktu
beberapa menit sampai 45 menit. Pada kasus yang ringan, sianosis hanya tampak disekitar bibir
dan membran mukosa. Adanya sianosis sangat tergantung dari jumlah total hemoglobin dalam
darah, saturasi oksigen, pigmentasi kulit dan pencahayaan saat pemeriksaan. Bila mengalami
keracunan yang berat, korban dapat tidak sadar seperti stupor, koma atau kejang sebagai akibat
hipoksia berat. Prognosis sangat tergantung dari terapi yang diberikan.4,5,6
Mula-mula timbul gangguan gastrointestinal dan sianosis tanpa sebab akan sering dijumpai.
Pada kasus yang berat, koma dan kematian dapat terjadi dalam satu jam pertama akibat
timbulnya hipoksia dan kegagalan sirkulasi. Akibatnya, terjadi iskemia terutama organ-organ
yang vital. Efek vasodilatasi ini tidak dapat di blok oleh atropin atau obat-obatan lain. Tubuh
seharusnya mengkompensasinya dengan takikardi tetapi karena pada korban dapat terjadi
vasovagal reflex yang mengakibatkan bradikardi. Pada sistem pernafasan mulai tampak takipneu
dan hiperventilasi disertai dengan sianosis. Apabila dibiarkan maka akan timbul koma dan
kejang sebagai akibat anoksia serebri.1,3,4

VIII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Sampel darah
Sampel dari darah arteri yang berwarna coklat muda. Konsentrasi dari methemoglobin dapat
dihitung melalui spektofotometri.
Analisis Biokimia
Hemoglobin total
Hitung jenis
Elektrolit terutama kalium
Keseimbangan asam basa
Tekanan gas darah
Analisis
IX. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis yang muncul.1,4,7
terlihat adanya sianosis tipe sentral yang bukan disebabkan oleh gangguan jantung atau paru
warna darah yang kecoklatan menunjukkan tingginya kadar methaemoglobinaemia.
Lamanya paparan. Dapat diperiksa kadar gas darah, keseimbangan asam basa, dan kadar
nitrat di dalam urin.
X. PENATALAKSANAAN
1. Korban
Prinsip dari penanganannya adalah dengan menurunkan jumlah nitrit yang bersifat racun karena
nitrat tidak begitu berbahaya.4,7
Rangsang muntah atau lakukan bilas lambung jika tertelan.
Monitor tanda vital, tekanan darah, pernafasan dan onset munculnya sianosis.
Berikan oksigen dosis tinggi perinhalasi jika mulai tampak adanya methemoglobinemia.
Metilen blue adalah antidotum spesifik bila terjadi methemoglobinemia.
Pasien dengan keracunan nitrat atau nitrit berat harus segera dibawa ke ICU.
Monitor juga kadar keseimbangan asam-basa dan analisis gas darah.

Antidotum
Metilen blue (tetramethyl thionine chloride) adalah antidotum spesifik bila terjadi
methemoglonemia melebihi dari 30%. Sangat efektif tetapi juga mempunyai banyak efek
samping. Dosis inisial adalah 1 sampai 2 mg/kg secara intravnea selama 5-10 menit. Pemulihan
dari sianosis akan muncul dalam jangka waktu 1-2 jam. Tingkat dari methemoglobin harus
dimonitor satu jam kemudian. Bila ternyata kadar nitrat dalam darah masih tinggi maka dapat
diberikan dosis ulangan. Dosis dari metilen blue ini tidak boleh melebihi 7 mg/kgBB.3,4
Efek samping dari dari metilen blue adalah terjadinya nyeri dada, keletihan dan anemia hemolitik
pada pasien dengan ganngguan defisiensi glukosa 6 fosfat dehidrogenase. Asam askorbat dapat
menjadi antidotum alternatif walaupun efeknya sangat lambat.4,5,7

2. Sumber air
Nitrat sangat mudah bercampur dengan air dan sangat susah untuk dipisahkan. Ada tiga metode
yang digunakan untuk mengurangi jumlah nitrat di dalam suatu lingkungan;5,6
1. Demineralisasi
2. Penukaran ion
3. Pencampuran
1. Demineralisasi
Demineralisasi akan mengurangi kadar nitrat dan mineral lain di dalam air. Dalam hal ini,
penyulingan air adalah yang paling efektif. Pertama air dipanaskan, setelah itu uap air yang
terbentuk dipindahkan ketempat lain yang lebih dingin sehingga terbentuk air kembali dan sisa
mineral yang tertinggal akan mengendap di dasar pemanas. Proses ini memerlukan energi dan
tenaga yang sangat besar.
2. Pertukaran ion
Cara ini adalah dengan menukar substansi lain yang serupa sehingga akan mengambil alih
tempat yang seharusnya diikat oleh nitrat. Zat yang sering digunakan adalah klorida yang relatif
kurang berbahaya.
3. Pencampuran
Cara ini adalah dengan mencampurkan air yang telah dicemari nitrat dengan air dari sumber
yang berbeda dan mempunyai kadar nitrat yang rendah, sehingga dengan pencampuran kedua
air ini diharapkan kadar nitrat dapat diturunkan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Thompson B, Nitrates And Nitrites Dietary Exposure and Risk Assessment. Institute of
Environmental Science & Research Limited. Christchurch Science Centre. New Zealand. 2004.
Available from: www.esr.cri.nz. Access on: November 22, 2006.
2. Parrot K, Woodard J,Ross B. Household Water Quality. Nitrates in Household Water. Virginia
polytechnic institute and state university. Virginia State University. Virginia. 2002. Available from:
info.ag.uidaho.edu/pdf/CIS/CIS1099.pdf. Access on: December 1, 2006.
3. Argonne National Laboratory, EVS. Nitrate and Nitrite. Human Health Fact Sheet.. 2005.
Available from: http://www.epa.gov/OGWDW/dwh/c-ioc/nitrates.html. Access on: November 22,
2006
4. Ruse M, Nitrates and Nitrites. IPCS, Newcastle. United Kingdom. 1999. Available from:
http://www.inchem.org/nitrates&nitrites.html. Access on: November 22, 2006.
5. Mancl K, Nitrate in Drinking Water, University Outreach and Extension. University of Missouri.
Missouri. 1998. Available from: www.p2pays.org/ref/17/16682.pdf. Access on ; December 1,
2006.
6. Morris D, Nitrate and Nitrite Poisoning. Vet Column. French Post. 1996. Available from:
http://www/rmla.com/index.htm. Access on: November 22, 2006.
7. Allison CD. Nitrate Poisoning of Livestock. Cooperative Extension Service. College of

Agriculture andHome Economics. New Mexico State University. 2003. Available from:
cahe.nmsu.edu/pubs/_b/b-807.pdf. Access on: December 1, 2006.

http://klikharry.files.wordpress.com/2007/02/keracunan-nitrit-nitrat.doc
Spektrofotometri UV-Vis
https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/05/spektrofotometri-uv-vis/
Sesuai dengan namanya spektrofotometer UV-Vis merupakan gabungan
antara spektrofotometer UV danVisible. Pada spektrofotometer UV-Vis
menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda yakni sumber cahaya UV
dan sumber cahaya visible.
Spektrofotometer UV-Vis merupakan spektrofotometer berkas ganda
sedangkan

pada

spektrofotometer VISataupun

UV

termasuk

spektrofotometer berkas tunggal. Pada spektrofotometer berkas ganda


blanko dan sampel dimasukan atau disinari secara bersamaan, sedangkan
spektrofotometer berkas tunggal blanko dimasukan atau disinari secara
terpisah.
Spektrofotometer UV-VIS seperti yang tertera pada gambar.

Kini spektrofotometer yang digunakan hanya menggunakan satu lampu


sebagai sumber cahaya. Lampu yang digunakan sebagai sumber cahaya
yaitu photodiode yang telah dilengkapi monokromator. Monokromator
disini berfungsi untuk mengubah cahaya yang berasal dari sumber cahaya
sehingga diperoleh cahaya hanya dengan satu jenis panjang gelombang.

Zat yang dapat dianalisis dengan spektrofotometri UV-Vis yaitu zat dalam
bentuk

larutan

dan

zat

yang

tampak

berwarna

maupun

berwarna. Jenis spektroskopi UV-Vis terutama berguna untuk analisis


kuantitatif

langsung

misalnya

kromofor,

nitrat,

nitrit

dan

kromat

sedangkan secara tak langsung misalnya ion logam transisi.


Langkah-langkah utama dalam analisis dengan sinar UV/Vis

Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV/Vis

Harus dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak melakukan


penyerapan didaerah UV/Vis

Senyawa harus diubah menjadi bentuk lain yang dapat melakukan


penyerapan pada daerah yang dimaksud. Misalnya mengubah
menjadi berwarna atau tidak berwarna.

Pemilihan panjang gelombang agar diperoleh panjang gelombang


maksimum.

Pembuatan kurva kalibrasi. Untuk keperluan ini dibuat sejumlah


larutan standar dengan berbagai konsentrasi.

Absorbans larutan standart ini diukur kemudian dibuat grafik A


versus C.

Hukum Lambert Beer terpenuhi, jika grafik berbentuk garis lurus


yang melalui titik nol.

Pengukuran sampel dilakukan pada kondisi yang sama seperti pada


larutan standart.

Pengertian Dasar Spektrofotometer Vis, UV, UV-Vis


https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/pengertian-dasarspektrofotometer-vis-uv-uv-vis/
Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang
digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara
kuantitatif dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi
dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam spektrofotometri disebut

spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya visibel,


UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul
namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber tertentu disebut juga
sebagai radiasi elektromagnetik. Radiasi elektromagnetik yang dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari adalah cahaya matahari.
Dalam interaksi materi dengan cahaya atau radiasi elektromagnetik,
radiasi elektromagnetik kemungkinanan dihamburkan, diabsorbsi atau
dihamburkan sehingga dikenal adanya spektroskopi hamburan,
spektroskopi absorbsi ataupun spektroskopi emisi.
Pengertian spektroskopi dan spektrofotometri pada dasarnya sama
yaitu di dasarkan pada interaksi antara materi dengan radiasi
elektromagnetik. Namun pengertian spektrofotometri lebih spesifik atau
pengertiannya lebih sempit karena ditunjukan pada interaksi antara
materi dengan cahaya (baik yang dilihat maupun tidak terlihat).
Sedangkan pengertian spektroskopi lebih luas misalnya cahaya maupun
medan magnet termasuk gelombang elektromagnetik.
Radiasi elektromagnetik memiliki sifat ganda yang disebut sebagai
sifat dualistik cahaya yaitu:
1) Sebagai gelombang
2) Sebagai partikel-partikel energi yang disebut foton.
Karena sifat tersebut maka beberapa parameter perlu diketahui
misalnya panjang gelombang, frekuensi dan energi tiap foton. Panjang
gelombang (l) didefinisikan sebagai jarak antara dua puncak.

Hubungan dari ketiga parameter di atas dirumuskan oleh Planck yang


dikenal dengan persamaanPlanck. Hubungan antara panjang gelombang
frekuensi dirumuskan sebagai
c = . v atau = c/v atau v =
c/

Persamaan Planck: hubungan antara energi tiap foton dengan frekuensi


E=h.v
E = h . c/
dimana
E = energi tiap foton
h = tetapan Planck (6,626 x 10-34 J.s),
v = frekuensi sinar
c = kecepatan cahaya (3 x 108 m.s-1).

Dari rumus di atas dapat diketahui bahwa energi dan frekuensi


suatu foton akan berbanding terbalik dengan panjang gelombang
tetapi energi yang dimiliki suatu foton akan berbanding lurus
dengan frekuensinya.

Misalnya: energi yang dihasilkan cahaya UV lebih besar dari pada


energi yang dihasilkan sinar tampak. Hal ini disebabkan UV memiliki
panjang gelombang () yang lebih pendek (100400 nm) dibanding
panjang gelombang yang dimiliki sinar tampak (400800 nm).
Berbagai satuan energi beserta faktor konversinya dapat dilihat pada
tabel:

Erg

Joule

Kalori

l.atm

E.volt

1 erg = 1

10-7

2,390110-

9,86871010

6,24181011

9,868710-3

6,24181018

J joule = 107

2,3901101

1 kalori 4,1849107

4,1840

4,129110-2

2,61161019

1 atm = 1,0133109

1,0133
102

24,218

16,62481020

1 E.volt =
1,602110-12

1,6021x-

3,82911020

1,561110-

19

20

Interaksi antara materi dengan cahaya disini adalah terjadi


penyerapan cahaya, baik cahaya Uv, Vis maupun Ir oleh materi sehingga
spektrofotometri disebut juga sebagaispektroskopi absorbsi.
Dari 4 jenis spektrofotometri ini (UV, Vis, UV-Vis dan Ir) memiliki
prinsip kerja yang sama yaitu adanya interaksi antara materi
dengan cahaya yang memiliki panjang gelombang
tertentu. Perbedaannya terletak pada panjang gelombang yang
digunakan.
Secara sederhana Instrumen spektrofotometri yang disebut
spektrofotometer terdiri dari :
sumber cahaya monokromator sel sampel detektor read out
(pembaca).

Fungsi masing-masing bagian:


1. Sumber sinar polikromatis berfungsi sebagai sumber sinar polikromatis
dengan berbagai macam rentang panjang gelombang. Untuk
sepktrofotometer

UV menggunakan lampu deuterium atau disebut juga heavi


hidrogen

VIS menggunakan lampu tungsten yang sering disebut


lampu wolfram

UV-VIS menggunan photodiode yang telah dilengkapi


monokromator.

Infra merah, lampu pada panjang gelombang IR.

2. Monokromator berfungsi sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu


mengubah cahaya yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi
cahaya monaokromatis. Jenis monokromator yang saat ini banyak
digunakan adalan gratting atau lensa prisma dan filter optik.
Jika digunakan grating maka cahaya akan dirubah menjadi spektrum
cahaya. Sedangkan filter optik berupa lensa berwarna sehingga cahaya
yang diteruskan sesuai dengan warnya lensa yang dikenai cahaya. Ada
banyak lensa warna dalam satu alat yang digunakan sesuai dengan jenis
pemeriksaan.
Pada gambar di atas disebut sebagai pendispersi atau penyebar cahaya.
dengan adanya pendispersi hanya satu jenis cahaya atau cahaya dengan
panjang gelombang tunggal yang mengenai sel sampel. Pada gambar di
atas hanya cahaya hijau yang melewati pintu keluar. Proses dispersi atau
penyebaran cahaya seperti yang tertera pada gambar.

3. Sel sampel berfungsi sebagai tempat meletakan sampel

UV, VIS dan UV-VIS menggunakan kuvet sebagai tempat sampel. Kuvet
biasanya terbuat dari kuarsa atau gelas, namun kuvet dari kuarsa yang
terbuat dari silika memiliki kualitas yang lebih baik. Hal ini disebabkan
yang terbuat dari kaca dan plastik dapat menyerap UV sehingga
penggunaannya hanya pada spektrofotometer sinar tampak (VIS). Cuvet
biasanya berbentuk persegi panjang dengan lebar 1 cm.
IR, untuk sampel cair dan padat (dalam bentuk pasta) biasanya
dioleskan pada dua lempeng natrium klorida. Untuk sampel dalam bentuk
larutan dimasukan ke dalam sel natrium klorida. Sel ini akan dipecahkan
untuk mengambil kembali larutan yang dianalisis, jika sampel yang
dimiliki sangat sedikit dan harganya mahal.

4. Detektor berfungsi menangkap cahaya yang diteruskan dari sampel


dan mengubahnya menjadi arus listrik. Syarat-syarat sebuah detektor :

Kepekaan yang tinggi

Perbandingan isyarat atau signal dengan bising tinggi

Respon konstan pada berbagai panjang gelombang.

Waktu respon cepat dan signal minimum tanpa radiasi.

Signal listrik yang dihasilkan harus sebanding dengan tenaga


radiasi.

Macam-macam detektor :

Detektor foto (Photo detector)

Photocell, misalnya CdS.

Phototube

Hantaran foto

Dioda foto

Detektor panas

5. Read out merupakan suatu sistem baca yang menangkap besarnya


isyarat listrik yang berasal dari detektor.

Proses Absorbsi Cahaya pada Spektrofotometri


Ketika cahaya dengan panjang berbagai panjang gelombang
(cahaya polikromatis) mengenai suatu zat, maka cahaya dengan panjang

gelombang tertentu saja yang akan diserap. Di dalam suatu molekul yang
memegang peranan penting adalah elektron valensi dari setiap atom
yang ada hingga terbentuk suatu materi. Elektron-elektron yang dimiliki
oleh suatu molekul dapat berpindah (eksitasi), berputar (rotasi) dan
bergetar (vibrasi) jika dikenai suatu energi.
Jika zat menyerap cahaya tampak dan UV maka akan terjadi
perpindahan elektron dari keadaan dasar menuju ke keadaan tereksitasi.
Perpindahan elektron ini disebut transisi elektronik. Apabila cahaya
yang diserap adalah cahaya inframerah maka elektron yang ada dalam
atom atau elektron ikatan pada suatu molekul dapat hanya akan bergetar
(vibrasi). Sedangkan gerakan berputar elektron terjadi pada energi yang
lebih rendah lagi misalnya pada gelombang radio.
Atas dasar inilah spektrofotometri dirancang untuk mengukur
konsentrasi suatu suatu yang ada dalam suatu sampel. Dimana zat yang
ada dalam sel sampel disinari dengan cahaya yang memiliki panjang
gelombang tertentu. Ketika cahaya mengenai sampel sebagian akan
diserap, sebagian akan dihamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan.
Pada spektrofotometri, cahaya datang atau cahaya masuk atau
cahaya yang mengenai permukaan zat dan cahaya setelah melewati zat
tidak dapat diukur, yang dapat diukur adalah It/I0 atau I0/It (perbandingan
cahaya datang dengan cahaya setelah melewati materi (sampel)). Proses
penyerapan cahaya oleh suatu zat dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar Proses penyerapan cahaya oleh zat dalam sel sampel. dari
gambar terlihat bahwa zat sebelum melewati sel sampel lebih terang atau
lebih banyak di banding cahaya setelah melewati sel sampel

Cahaya yang diserap diukur sebagai absorbansi (A) sedangkan


cahaya yang hamburkan diukur sebagai transmitansi (T), dinyatakan
dengan hukum lambert-beer atau Hukum Beer, berbunyi:

jumlah radiasi cahaya tampak (ultraviolet, inframerah dan


sebagainya) yang diserap atau ditransmisikan oleh suatu larutan
merupakan suatu fungsi eksponen dari konsentrasi zat dan tebal
larutan.

Berdasarkan hukum Lambert-Beer, rumus yang digunakan untuk


menghitung banyaknya cahaya yang hamburkan:

dan absorbansi dinyatakan dengan rumus:

dimana I0 merupakan intensitas cahaya datang dan It atau I1 adalah


intensitas cahaya setelah melewati sampel.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:

A= a . b . c atau A = . b . c

dimana:
A = absorbansi
b atau terkadang digunakan l = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan
juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
= tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur
dalam molar)

a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam


ppm).

Secara eksperimen hukum Lambert-beer akan terpenuhi apabila


peralatan yang digunakan memenuhi kriteria-kriteria berikut:
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa
sinar dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan
tidak dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam
satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang
(tebal kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor.
Artinya larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak
terjadi hamburan cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi
yang ada di dalam larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan
menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan dalam


menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu
analit:
1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen
yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

Spektrum UV, VIS, UV-VIS dan IR


Data-data yang dikeluarkan oleh UV atau VIS dapat berupa
absorbansi atau transmitansi yang langsung dibaca pada
spektrofotometer. Namun untuk UV, VIS, UV-VIS dan IR data yang

dikeluarkan dapat berupa spektrum jika telah dihubungkan dengan


komputer.
Spektrum yang dikeluarkan oleh UV, VIS dan UV-VIS berupa pita
yang lebar sedangkan pada pita yang dikeluarkan oleh IR berupa garis
atau puncak tajam.
Pita melebar dari UV-VIS disebabkan karena energi yang dimiliki
selain menyebabkan transisi elektronik terjadi pula rotasi dan vibrasi
elektron dalam molekul. Sedangkan pada IR hanya terjadi vibrasi elektron
maka spektrum yang dihasilkan berupa garis atau puncak tajam. Selain
pada IR, spektrum berupa garis dapat terjadi pula pada spektroskopi NMR
karena hanya terjadi rotasi elektron.
Spektrum yang dihasilkan dari setiap spektroskopi berbeda antara
satu dengan yang lainnya. Para kimiawan spektrum UV, VIS maupun IR
dapat dibedakan dengan mudah. Spektrum yang dihasilkan oleh UV, VIS
dan UV-VIS tidak berbeda jauh namun sangat sangat berbeda bila
dibanding spektrum IR. Untuk membedakannya dapat dilihat pada
gambar:

Gambar spektrum UV. Namun spektrum dari spektrofotometer VIS dan UVVIS menyerupai spektrum UV

Gambar spektrum IR. Pita tertinggi mengarah ke bawah sedangkan pada


UV pita yang paling tinggi mengarah ke atas hal ini disebabkan
spektrofotometer IR ditulis dalam bentung bilangan gelombang

Spektrofotometri Sinar Tampak (Visible)


https://wanibesak.wordpress.com/2011/07/04/spektrofotometri-sinartampak-visible/
Spektrofotometri visible disebut juga spektrofotometri sinar tampak. Yang
dimaksud sinar tampak adalah sinar yang dapat dilihat oleh mata
manusia. Cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia adalah cahaya
dengan panjang gelombang 400-800 nm dan memiliki energi sebesar
299149 kJ/mol.
Elektron pada keadaan normal atau berada pada kulit atom dengan
energi terendah disebut keadaan dasar(ground-state). Energi yang dimiliki
sinar tampak mampu membuat elektron tereksitasi dari keadaan dasar
menuju kulit atom yang memiliki energi lebih tinggi atau menuju keadaan
tereksitasi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang
ditangkap oleh mata manusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang
dilihat dalam kehidupan sehari-hari disebut warna
komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange bila menyerap
warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna
hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar
tampak. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut.
Panjang
gelombang
(nm)

Warna warna
yang diserap

Warna
komplementer
(warna yang
terlihat)

400 435

Ungu

Hijau kekuningan

435 480

Biru

Kuning

480 490

Biru kehijauan

Jingga

490 500

Hijau kebiruan

Merah

500 560

Hijau

Ungu kemerahan

560 580

Hijau kekuningan

Ungu

580 595

Kuning

Biru

595 610

Jingga

Biru kehijauan

610 800

Merah

Hijau kebiruan

Pada spektrofotometer sinar tampak, sumber cahaya biasanya


menggunakan lampu tungsten yang sering disebut lampu
wolfram. Wolfram merupakan salah satu unsur kimia, dalam tabel periodik
unsur wolfram termasuk golongan unsur transisi tepatnya golongan VIB
atau golongan 6 dengan simbol W dan nomor atom 74. Wolfram
digunakan sebagai lampu pada spektrofotometri tidak terlepas dari
sifatnya yang memiliki titik didih yang sangat tinggi yakni 5930 C.

Gambar 2 jenis spektronic-20 yang bekerja pada rentang panjang


gelombang sinar tanpak. Gambar atas merupakan spectronic-20 lama
yang sudah jarang bahkan mungkin tidak diproduksi lagi. Sedangkan
gambar kedua adalah spectronic-20 terbaru.

Panjang gelombang yang digunakan untuk melakukan analisis


adalah panjang gelombang dimana suatu zat memberikan penyerapan
paling tinggi yang disebut maks. Hal ini disebabkan jika pengukuran
dilakukan pada panjang gelombang yang sama, maka data yang diperoleh
makin akurat atau kesalahan yang muncul makin kecil.
Berdasarkan hukum Beer absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan
merupakan suatu tetapan. Artinya konsentrasi makin tinggi maka
absorbansi yang dihasilkan makin tinggi, begitupun sebaliknya
konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan makin rendah.
(Hukum Lamber-Beer dan syarat peralatan yang digunakan agar terpenuhi
hukum Lambert-Beer Baca Pengertian Dasar Spektrofotometer Vis,
UV, UV-Vis)
Hubungan antara absorbansi terhadap konsentrasi akan linear (AC)
apabila nilai absorbansi larutan antara 0,2-0,8 (0,2 A 0,8) atau sering
disebut sebagai daerah berlaku hukum Lambert-Beer. Jika absorbansi yang
diperoleh lebih besar maka hubungan absorbansi tidak linear lagi. Kurva
kalibarasi hubungan antara absorbansi versus konsentrasi dapat dilihat
pada Gambar.

Gambar Kurva hubungan absorbansi vs konsentrasi

Faktor-faktor yang menyebabkan absorbansi vs konsentrasi tidak linear:


1. Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen
yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
2. Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau
kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
3. Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi
sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan
pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat
yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).

Zat yang dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri sinar


tampak adalah zat dalam bentuk larutan dan zat tersebut harus tampak
berwarna, sehingga analisis yang didasarkan pada pembentukan larutan
berwarna disebut juga metode kolorimetri.
Jika tidak berwarna maka larutan tersebut harus dijadikan berwarna
dengan cara memberi reagen tertentu yang spesifik. Dikatakan spesifik
karena hanya bereaksi dengan spesi yang akan dianalisis. Reagen ini
disebut reagen pembentuk warna (chromogenik reagent). Berikut
adalah sifat-sifat yang harus dimiliki oleh reagen pembentuk warna:
1. Kestabilan dalam larutan. Pereaksi-pereaksi yang berubah sifatnya
dalam waktu beberapa jam, dapat menyebabkan timbulnya
semacam cendawan bila disimpan. Oleh sebab itu harus dibuat baru
dan kurva kalibrasi yang baru harus dibuat saat setiap kali analisis.
2. Pembentukan warna yang dianalisis harus cepat.
3. Reaksi dengan komponen yang dianalisis harus berlangsung secara
stoikiometrik.
4. Pereaksi tidak boleh menyerap cahaya dalam spektrum dimana
dilakukan pengukuran.

5. Pereaksi harus selektif dan spesifik (khas) untuk komponen yang


dianalisis, sehingga warna yang terjadi benar-benar merupakan
ukuran bagi komponen tersebut saja.
6. Tidak boleh ada gangguan-gangguan dari komponen-komponen lain
dalam larutan yang dapat mengubah zat pereaksi atau komponen
komponen yang dianalisis menjadi suatu bentuk atau kompleks
yang tidak berwarna, sehingga pembentukan warna yang
dikehendaki tidak sempurna
7. Pereaksi yang dipakai harus dapat menimbulkan hasil reaksi
berwarna yang dikehendaki dengan komponen yang dianalisis,
dalam pelarut yang dipakai.

Setelah ditambahkan reagen atau zat pembentuk warna maka


larutan tersebut harus memiliki lima sifat di bawah ini:
1. Kestabilan warna yang cukup lama guna memungkinkan
pengukuran absorbansi dengan teliti. Ketidakstabilan, yang
mengakibatkan menyusutnya warna larutan (fading), disebabkan
oleh oksidasi oleh udara, penguraian secara fotokimia, pengaruh
keasaman, suhu dan jenis pelarut. Namun kadang-kadang dengan
mengubah kondisi larutan dapat diperoleh kestabilan yang lebih
baik.
2. Warna larutan yang akan diukur harus mempunyai intensitas yang
cukup tinggi (warna harus cukup tua) yang berarti bahwa
absortivitas molarnya () besar. Hal ini dapat dikontrol dengan
mengubah pelarutnya. Dalam hal ini dengan memilih pereaksi yang
memiliki kepekaan yang cukup tinggi.
3. Warna larutan yang diukur sebaiknya bebas daripada pengaruh
variasi-variasi kecil kecil dalam nilai pH, suhu maupun kondisiskondisi yang lain.
4. Hasil reaksi yang berwarna ini harus larut dalam pelarut yang
dipakai.
5. Sistem yang berwarna ini harus memenuhi Hukum Lambert-Beer.

Menentukan konsentrasi sampel dengan cara kurva kalibrasi


Konsentrasi sampel dalam suatu larutan dapat ditentukan dengan
rumus yang diturunkan dari hukum lambert beer (A= a . b . c atau A = .
b . c). Namun ada cara lain yang dapat digunakan untuk menentukan
konsentrasi suatu spesi yang ada dalam suatu larutan yakni dengan cara

kurva kalibarasi. Cara ini sebenarnya masih tetap bertumpu pada


hukum Lambert-Beer yakni absorbansi berbanding lurus dengan
konsentrasi.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penentuan
konsentrasi zat dengan kurva kalibarasi:
1. Maching kuvet : mencari dua buah kuvet yang memiliki absorbansi
atau transmitansi sama atau hampir sama. Dua buah kuvet inilah
yang akan digunakan untuk analisis, satu untuk blanko, satu untuk
sampel. Dalam melakukan analisis Maching kuvet harus dilakukan
agar kesalahannya makin kecil.
2. Membuat larutan standar pada berbagai konsentrasi. Larutan
standar yaitu larutan yang konsentrasinya telah diketahui secara
pasti. Konsentrasi larutan standar dibuat dari yang lebih kecil
sampai lebih besar dari konsentrasi analit yang diperkirakan.
3. Ambilah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai
panjang gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada
panjang gelombang berapa, absorbansi yang dihasilkan paling
besar. Panjang gelombang yang menghasilkan absorbansi paling
besar atau paling tinggi disebut panjang gelombang maksimum
(lmaks).
4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada
panjang gelombang maksimum.
5. Catat absorbansi yang dihasilkan dari semua larutan standar,
kemudian alurkan pada grafik absorbansi vs konsentrasi sehingga
diperoleh suatu kurva yang disebut kurva kalibarasi. Dari hukum
Lambart-Beer jika absorbansi yang dihasilkan berkisar antara 0,20,8 maka grafik akan berbentuk garis lurus, namun hal ini tidak
dapat dipastikan.

Misalkan absorbansi yang dihasilkan dari larutan standar yang telah


dibuat adalah
Absorba
nsi

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

konsentr
asi

2
pp
m

4
pp
m

6
pp
m

8
pp
m

10
ppm

12
ppm

14
ppm

16
ppm

Grafiknya adalah

6. Ukurlah absorbansi larutan yang belum diketahui konsentrasinya.


Setelah diperoleh absorbansinya, masukan nilai tersebut pada grafik yang
diperoleh pada langkah 5. Misalkan absorbansi yang diperoleh 0,6. Maka
jika ditarik garis lurus konsentrasi sampel akan sama dengan konsentrasi
larutan standar 10 ppm. Maka grafiknya sebagai berikut:

Selain dengan cara diatas konsentrasi sampel dapat dihitung dengan


persamaan regresi linear:

persamaan di atas dapat dihitung dengan bantuan kalkulator. Setelah


diperoleh persamaan di atas, absorbansi sampel yang diperoleh
dimasukan sebagai nila y sehingga diperoleh nila x. Nilai x yang diperoleh
merupakan konsentrasi sampel yang dianalisis.

AIR LIMBAH
https://id.wikipedia.org/wiki/Air_limbah

You might also like