You are on page 1of 81
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/003/1/2005 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PERANCANGAN RINCI KONSTRUKSI LANDAS PACU (RUNWAY), LANDAS HUBUNG (TAXIWAY), SAN LANDAS PARKIP (APROW} | PADA BANDAR !!DARA DF INDONESZA DIREKTORAT 3ENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Tahun 2005 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/ 003 / I / 2005 Tentang PEDOMAN TEKNIS PERANCANGAN RINCI KONSTRUKSI LANDAS PACU (RUNWAY), LANDAS HUBUNG (TAXIWAY), DAN LANDAS PARKIR (APRON) PADA BANDAR UDARA DI INDGNESIA Menimbang : Mengingat bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan dan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KM 48 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Bandar Udara Umum telah diatur ketentuan-ketentuan mengenai persyaratan pembangunan Bandar udara; bahwa rencangan teknik rinci konstruksi landas pacu (rurvay), landas hubung (taxiway) dan lardas parkir (apron) merupakex bagian dari_persyaratan pembangunan bandar udara; bahwa sehiibringan dengan hal sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan pedoman teknis perancargen inci konstruksi landas pacu (rumway), landas hubung (taxiway) dan landas parkir {apron) pada bandar udara di Indonesia dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara; Undang-Undeng Nomor 1092 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 53 Tahun 1992, Tambahan Lembarcn Negara RI fomor 3481} ; Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2901,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4075) ; Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2001 tentang Kebandarudaraan (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 128 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomior 4146) ; Menetapkan : 4. Keputusan Presiden Nomor 102 Tahun 2001 tentang Kedudukan , Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susuren Organisasi dan Tata Kerja Departemen sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2002; 5. Keputusan Presiden Nomor 109 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 47 Tahun: 2002; 6 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 83 Tahun 1998 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan ; 7. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 24 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan —sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 91 Tahun 2002 ; 8. Xeputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 fshun 2002 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional ; 9, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 48 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Bandar U4. 10. Keputusan Direktur Jenderal Perhubunga Nomor SKEP/100/ XI/1985 tentang Tota Ts Udara; + Udara Bandar i, Keputusan Direktur Jenderal Perhubungen Udara Nomor SKEP/161/IX/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/Perancangan Landas Pacu Funway}, Landas Hubung ( Taxiway), Landay Fark (Apron) pada Bandar Udara; MEMUTUSKAN : PEDOMAN TEKNIS PERANCANGAN RINCI KONSTRUKSI LANDAS PACU (KUNWAY), LANDAS —HUBUNG (TAXIWAY), DAN LANDAS PARKIR (APRON) PADA BANDAR UDARA DI INDONESIA Pasal 1 (1) Setiap penyelenggara bandar udara dalam melakukan pembangunan bandar udara harus membuat rancangan teknik rinci konstruksi; (2) Pembuatan rancangan teknik rinci Konstruksi landas pacu (runway), landas hubung (taxiway) dan landas Parkir (apron), disusun dengan berpedoman kepada ketentuan ini, Pasal 2 Pedomanan perancangan inci konstruksi landas pacu (runway), landas hubung (taxiway) dan landas parkir (apron) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 terbuat dalam Keputusan ini Pasal 3 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditelapkan. Diietapkan di JAKARTA Pada tanggal 17__Janwari 2005 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA td CUCUK SURYO SUPROJO NIP. 120 089 499 Salinan Keputusan ini disampeikan kepada Yth: Menteri Perhubungan, Selzetaris jenderal Departemen Perhubungan; Inspektur Jenderal Departemen Perhubungan; Sekretaris Direktorai jenderal Perhubungan Udara; Para Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udera; Para Kepaia Dinas Pethubyrcan Propinsi dan Kabupaten/ Kota; Para Kepala Bandar Udara di lingkungan Ditjen Periuioungan Bandar Udara; Direktur Utama PT. (Persero) Angkasa Pura I Direktur Utama PT. (Persero) Angkasa Pura IL. SENN HeNE LAMPIRAN KEPUTUSAN DIRJEN HUBUD Nomor ‘SKEP / 003 / 1 / 2005 Tanggal 17 Januari 2005 PEDOMAN TEKNIS PERANCANGAN RINCI KONSTRUKSI LANDAS PACU (RUNWAY), LANDAS HUBUNG (TAXIWAY), DAN LANDAS PARK:R (APRON) PADA BANDAR UDARA DI INDONESIA BABI. BAB Il. DAFTAR ISI KETENTUAN UMUM 11. Umum 111. Maksud 112. Tujuan 1.13. Ruang Lingkup 1.1.4. Definisi dan Istilah 1.2. Psinsip Dasar Perancangan Perkerasan 1.3. Daerah Kritis dan Nonkritis KETENTUAN PEMBEBANAN PESAWAT TERBANG. 21. Beban 2.2. Tipe dan Konfigurasi Roda 23. Volume Lalu Lintas 24. Pesawat Terbang Rencana BAB Ill. KETENTUAN TANAH DASAR 3.1. Uji Kekuatan Tanah Dasar 3.2. Hubungen Nilai CBR dan Modulus Reaksi Tanah 3.3. Kekuatan Minimum Tanah Dasai 34, Pemadatan Tanah Dasat 35. Perbaikan Tanah Dasar 36, Tanah Mengembang ( Expansive) BAB IV. PERKERASAN LENTUR (FLEXIDE) BAB V. 4.1. Struktur Perkerasan Lentur (Flexible) 4.2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course) 43. Lapisan Pondasi (Base Course) 44. Lapisan Permukaza (Surfase Cours:) 45. Prosedur Perancangan Perkerasan Lentur 4.6. Contoh Hasil Perancangan Perkerasan Lentur PERKERASAN KAKU (RIGID) 5.1, Struktur Perkerasan Kaku 5.2. Lapisan Pondasi Bawah (Subbase Course) 53. Pelet Beton 54. Prosedur Perancangan Perkerasan Kaku 5.5. Contoh Hasil Perancangan Perkerasan Kaku 2 cane 14 7 22 22 26 39 BSES BAB VI. SAMBUNGAN PADA PELAT BETON 6 6. 63. 64. 65. 66. 67. Fungsi Sambungan Jenis Sambungan Jarak Sambungan Pertimbangan penggunaan Sambungan Baja Penyambung Sealan dan Pengisi Sambungan Denah (Layout) Sambungan dan Perpotongan Pelat BAB VII. PERKERASAN UNTUK PESAWAT TERBANG KINGAN 7a 72 73 74 75 76 77, 78 Umum Penampang Material Perkerasan Lentur (Flexible) Ketebalan Perkerasan Lentur (Flezible) Material Perkerasan Kaku (Rigid) Ketebalan Perkerasan Kaku (Rigid) Sambungan Pada Perkerasan Kaku Untuk Pesawat Terbang Ringan Rumput - Batu pecah (Aggregate Turf) 56 56 57 37 60 65 65 65 67 6 69 70 11, 141. 11.2. 113. 114. BABI KETENTUAN UMUM. UMUM Maksud Maksud Pedoman Teknis Perancangan Rinci Konstruksi Landas pacu (Runway) Landas Hubung (Taxiway) dan Landas Parkir (Apron) ini adalah sebagai acuan bagi para perencana dalam melakwkan pekerjaan perancangan perkerasan di seluruh bandar udara di Indonezia, Tujuan Tujuan pedoman ini adalah untuk mengarahkan terciptanya pekerjaan perancangan perkerasan untuk landas pacu (runway), landas hubung (taxiway) dan landas parkir (apron) yang memenuhi ketentuan minimum, serta mendapatkan hasil pekerjaan perancangan yang aman, nyaman dan ekonomis. Ruang Lingkup Pedoman ini meliputi persyaratan-persyaratan umum serta ketentuan- ketentuan teknis perancangan struktur perkerasan untuk landas pacu (runway), landas huburg (taxiway) dan iandss parkir (apron) di seluruh bandar udara di Indonesia. Definisi dan Istilah Definisi dan istilah yang digunaken dalam pectoman ini adalah: 1) Landas Pacu (Runway) adalah suatu daerah persegi panjang yang ditentukan pada Bandar udara yang dipersiankan untuk pendaratan dan lepas iandas pesawat terhang 2) Landas Hubung ( Taxiway) adalah jalur hubung tertentu di Bandar udara yang disediaken ur!ak pergerakan pesawat terbang dari iandas parkir (Aproz) ke landas pacu (Ruiiivay) dan sebaliknya. 3) Landas Parkir (Apron) adalah area pada bandar udara untuk tempat parkir pesawat terhang dalara kiran waktu tertenty untuk menaikkan , menurunkan penumpany dan barang serta untuk pengisia. bahan bakar pesawal terbang. 4) Perkerasan adalah struktur yang terdiri dari satu atau beberapa lapisan material yang telah diproses untuk dapat mendukung beban yang Dbekerja di atassya. 5) Perkeiasan lentur (Flexsible) adalah struktur perkerasan yang bekerja dengan mekanisme penyebaran beban dari lapisan permukaan aspal ke tanah dasar melalui lapisan pondasi (base) dan pondasi bawah (subbase). Siabilitas dari perkerasan ini bergantung kepada penguncian antat material (interlocking) , gesekan antar partikel, dan kohesit, ‘ren zepueg mens eped umyey yes umpep uexeuvouanp Suek Bueqsay yemvsod ueyere8ied yorum yepepe (ounpsndeq ponuny ) uvunyo) uvyoySuvi9q2y, (91 ‘unyeundip Bue uesidey uejeqajay uepyedepip eBSunyas repureys Tenareur ueBuap urSunynyred sey wep uepedeprp Sued wuvouar ueseiayiad uesidey uepeqaiay Wequrour yj ueyeuNSIp uep [eroyeur sual ueyesepiag uejnjuayp ued sorjey yelepe uapvarya 10707 (Gt . “eboxeq Sued vegag nyuraur rym veseioyiod neve youes uendurentay seanyn pepe yeriey auzynp oh¥e; (Gt ‘yeeveq Isepuod wep sce isepuod ueside] ueyeq jeuayeur MEIER OH, amynuaw yum ueyzunByp edep en wep sesep yeury Hep near eaerpjoy InynBusut ynjun weyeunZyp ne apoyyy “(EggiC WISY 1H) sopuris reSeqas ueyeunfip Suvk yerroyeur ueBusp pnsyeunp yeuey wep isenauad ueqoq uexSumpuequiour exe ueSuap uvxmucyp Sued yeue Hep Bursinp wAep orser yeepe (NEO ) onvy Suuvog muofiziry (er yeped esseur ymuaquraw Sued ure] ueyequrey ueyeq eduey neye ueSuep ne uep (Dg) puvyysod uawas * muaya, sepex3 uefuap jerayeur wep uemdurea yepepe (som a1012%09) worag, (ZL ‘ueeymunad wesidey Suminpusur ynqun tsSunyz9q Sued (opusEqns) sesep yeue} ney (esino2 asvqqns) yemeq isepuod ueside] see 1p re[aBtp Buvk uesexaysad uesidey yep eer, ueyednaur Sued uesidey yengas yefepe (asinoo asug) suyv ssvpued uvsidey (11 (assno9 asvg) seye sepuod ueside Sumynpusur ynqun is8umyroq BueA (opwiSqns) resep Yeue) see 1p ze[oBtp Buek ueseioyzad uesidey wep ueideq ueyedniour Sued uvsidey yengas yeepe (asinos asvqqns) yumvg ssvpuod uvsidery (ot “ueserayrod uvsidey ep uvpreqastp Suef weqaq Sunynpuows yun squaqyp Burek new nape ‘your uewymuzad ueiBeq yojepe (opwuSqns) avsyp youry (6 ‘uepepedtp uep (xzuyoy) sewed ueppeay weep uexndureorp Sued swum nee qedse siusd ueyeq uep njuaua; Isepes ueBuap (21v824880) eroyeur uemdure> yepepe (uaunnq yoydsy) uoIaq jodsy (g ~ueseiayzad uvsidey qmquaqurout smun eAupestur 4eped eseur rpeluau ymquaqrp yedep myua}1ay yex!Buod ueyeq uenjueq ueBuap Suef ‘yeue) neye uenjeq Jaxnsed uEInqakuisd weep uexeun3rp Sued umum yest yerepe (azu8ou88y) our (Z “sour 3ue4 uauias ue8uap Tepaieu zeyue (@ys0dwo5) uemesay eped Su.nue8s9q fur Ueseroyrod Hep seynqeas “(aspqqns) yemeq tsepuod uvsidey myejaur resep yeue) ay wore ueeynuned uesidey ep ueqaq uereqoduod ausnreyour weSuap vhioyeq Buek uesesojied inpmnns yerepe (pA) myry unseiays0q 9 17) Pergerakan pesawat (Coverages) adalah suatu nilai_ yang menggambarkan pengaruh beban pesawat terbang pada struktur perkerasan. Nilai Coverages sebesar 1 setara dengan jumlah Pengoperasian pesawat terbang pada lapisan perkerasan yang menghasilkan tegangan maximum pada seluruh titik pada daerah perkerasan. 18) Ekivalen beban roda tunggal ( Equivalent Single Wheel Load / ESWL) adalah beban dari konfigurasi roda sebuah pesawat terbany pada lapisan perkerasan yang dikonverikan ke beban roda tunggsl yang setara sebingga menghasilkan efek yang setara pada lapis perkerasan. 19) Kuat tarik leleh (fy) adalah kuat tarik leleh minimum yang disyaratkan atau titik leleh tulangan dalam MN/m?, 20) Kuat tarik lentur (fr) adalah kuat tarik lentur beton pada umur 90 hari yang ditentukan berdasarkan uji lentur pada balok uji dengan penampang 150 mm x 150 mm dan panjang 600 mm dinyatakan dalam MN/m2, 21) Kuat tekan (fe’) adalah kuat tekan beton pada umum 28 hasi y: ditentukan berdasarkan uji tekan pada benda uji berbentuk silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 200 mm, dinyatakan dengan satan MN/nv. 1.2, PRINSIP DASAR PERANCANGAN PERKERASAN 1.2.1, Umur Rercana Perkerasan + Dalam perencanaan ditentukan Umur rencana perizrasan landas pocu (runway), landas nubung ( taxiw'zy) dan landas parkir (apres) disyaratkan 20 tahun. Satuan yang digunakan Pedoman ini menggunakan sistem Satuan Internasional (SI). 1.23. Metode Analisis 1) Analisis struktur perkerasan didasarkan pada anggapan-anggapan material elastis linier. 2) Analisis perkerasan lentur (flexsible) berdasarkan metode California Bearing Ratio (CBR), yaitu sebuah metode empiris yang telah 124, 13. 131. 132. 133. 134, 15. dikembangkan melalui berbagai penelitian dan telah menghasilkan kurva korelasi yang handal. 3) Analisis perkerasan kaku (rigid) berdasarkan metode Westergaard, yaitu sebuah metode yang memperhitungkan regangan pada tepi-tepi pelat beton yang dihubungkan. Metode Perancangan 1) Perancangan perkerasan lentur (fleksibel) dan perkerasan kaku berdasarkan pada metode perancangan bates layan. 2) Metode perancangan batas layan adalah sebuah metode yang membatasi tegangan dan deformasi yang terjadi pada struktur perkerasan di bawah nilai tegangan izin dan deformasi izin dari material. DAERAH KRITIS DAN NON KRITIS Pembagian daerah kritis dan nonkritis menggambarkan jumlah lintasan / pergerakan pesawai terbang dan intensitas beban pada perkerasan landas pacu (resway), landas hubung (taxiway) dan landas parkir (apron). Perhitungan tebal perkerasan berdasarkan atas daerah kuitis. Pada daerah Lsitis, tebal perkerasan tidak boleh diambil kurang dari hasi) rancangan perhitungan tebal perkerasan, Pada daerah nonkritis, tebal perkerasan dapat dikurangi namer. ti boleh lebih kecil dari 70% hasil perhitungan, seperti ditunjukkan data gambar 1-1. Lokasi daerah kritis dan nonkritis untuk perkerasan landas paca (rin:eay}, landas iwbung (taxiway) dan landas parkir (apron) ditunjukkan pada gambar 1-1. Tete Lebar perkerasan LEGENDA: TTT ine Ketebalan = T Slab Beton ss - oe C Ketebalan taper (berubah linear) dari T sampai Pondasi bawah : dengan 0.7T (7777. Ketebalan=0.9T | | —— _ [| [30-206 FE Ketebalan = 0.7 tein POTONGAN A Gambar 1-1. Pembagiza Daerah Kritis dan Nonkritis dari Lapisan Perkerasan dan Syarat Ketebalannya 24, 241. 21.2. 213, 214, 2.21. 2.2.2. 2.4. 2.41. BAB II KETENTUAN UNTUK PEMBEBANAN PESAWAT TERBANG BEBAN, Perancangan pérkerasan berdasarkan atas berat total pesawat terbang. 95% dari berat total pesawat terbang dianggap didukung oleh roda utama. Berdasarkan berat totalnya, pesawat terbang dapat dikategorikan sebagai pesawat terbang ringan (Light Arrcraft) jika berat totalaya tidak lebih dari 133 KN (30 000 Ibs) dan sebagai pesawat terbang berat (Heavy Aircraft) jika berat totalnya lebih dari 133 kg (30 000 Ibs). Berat total dan konfigurasi roda dari beberapa pesawat terbang dapat ditunjukkan dalam tabel 2.2. TIPE DAN KONFIGURASI RODA Tipe dan konfigurasi roda menentukan bagaimana pembagian berat total pesawat terbang pada struktur perkerasan. Berdasarkan tipe dan konfigurasi rodanya, pesawa: terbang dapat divagi dalam empat kelompok: 1) Pesawat terbang dengen rode tunggal (Single wheel). 2) 3) Pesawat terbang dengan: roda ganda tandem (Dual Tandem). terbang dengan roda ganda (Dual wheel). 4) Pesawe" terbang berbadan lebar dua roda ganda tandem (Double Duai Tandem), 5 . Tekanan ban bervariasi antara 0,52 sampai dengan 1,35 MN/nv, terganzung pada konfigurasi roda dan berat total pesawat terbang. J LINTAS VOLUME 1 Volume lalu lintas dinyatakan dalam jumlah keberangkatan tahunan yang ditentukan berdasarkan metode-metode yang rasional. PESAWAT TERBANG RENCANA Jika perkerasan dilalui oleh berbagai tipe pesawat terbang dengan jumlah keberangkatan tahunan tertentu, perancanganperkerasan harus berdasarkan atas pesawat terbang rencana 24.2. Pesawat terbang rencana adalah pesawat terbang yang membutuhkan 243 244, lapisan perkerasan yang paling tebal. Jumlah keberangkatan tahunan dari setiap pesawat terbang jain harus dikonversikan ke jumlah keberangkatan tahunan ekivalen dari pesawat terbang rencana table 2.2. Prosedur untuk mengkonversikan jumlah keberangkatan tahunan dari pesawat terbang selain pesawat terbang rencana dilakukan dengan cara mengalikannya dengan sebuah koefisien yang ditentukan berdasarkan tabel 2.1. dan kemudian hasilnya dikonversikan ke keberangkatan tahunan pesawat terbang rencana dengan menggunakan formulasi yang diberikan oleh persarnaan (2.1). Tabel 2.1. Faktor Konversi JumlahKeberangkatan Tahunan Konversi dari Konversi Ke Faktor Pengali Jumlah Keberangkatan Roda Tunggal Roda Ganda os | Roda Tunggal Roda Ganda Tandem os | Roda Garda Roda Ganda Tand>m 06 : Das Roa GandsTindem | Rats CndsTnten 1 Roda Ganda Tandem Roda Tunggal 20 i Roda Ganda Tandem Roda Ganda 2 | Roda Ganda Roda Tunggal 13 | Dua Roda Ganda Tandem | Roda Ganda 7 | n (2) . Log Ri =(log Rx)x (Wi) (21) dengan Ri = Jumlah Keberangkatan tahunan ekivalen terhadap pesawat terbang terbang rencana Re = jumlah keberangkatan tahunan yang dinyatakan dala. konfigurasi roda pesawat terbang “encana wi = beban roda dari pesawat terbang rencana we = beban roda dari pesawat terbang yang dikonversikan 245. Jumlah keberangkatan yang digunakan dalam perhitungan ketebalan lapisan perkerasan adalah jumlah keberangkatan pesawat terbang rencana ditambah dengan jumlah keberangkatan semua pesawat terbang lainnya yang telah dikonversikan ke pesawat terbang rencana. 24.6, Untuk perhitungan keberangkatan tahunan ekivalen, pesawat terbang berbadan lebar (seperti B - 747) diperhitungkan sebagai pesawat terbang toda ganda tandem dengan berat 400 kN (300 000 Ibs). ‘Tabel 2.2. Data-Data Pesawat Terbang Rencana } ‘Kaki Roda Pendarat i | tie scoat Kovigre | Kpgwes | BOHM Ne | tang | Tt | tetra | Rada | cate | Teka ax | ow | ous TORE Tr | ae] at farts 2a es nes 3 paso en fines 7 Taso a fue | fis | 7 4300-600R 1668, aA } oT 790 135 fs 7 [ssa rar aa a fs | 9 A310-200 | 2295 46,7 OT 605 123 fe co Airbus i _|A310-300 a7 a7 DT wm ie fies [re | paso KakiRoda Pendarat Utama Beban Pada Berat Beban Pada Jenis Pesawat Konfigurasi | Konfigurasi No, Total ast Satu | Tekanan ‘Terbang Roda Uta oe LL Roda aw ) Gig) cra) 19 | BACT 389) 475 D 185 053 series 400 mm [BACI-T ro WS D 708 O57 series 475 a TBaci-t1 7% WS D 7 108 | series 500 ] Bae 146 366 46,0 D 168 0,80/0,52 series 100 Bae 146, 398 47,1 D 188 0,88/0,61 series 200 w_| B707-1208 Ti 487 oF we 17 BAT-S208 Ta60 wo oF om Tat 2% | BO7SROC Tas a7 oF 8 Tae Freighter w [5707-3206 TH5 wer OF 8 Tae Convertible | 6707-320/420 Ta0e | 460 oF 7 iat 29——«| B720 1703 474 DT 485 1,00 30 | B720C 1046 464 DT 485 100 | 3 BATTS 76 8 D a 109 | Car 756 Ws D -_ 3) wre 200 770 BS D eB Tas Standard a 3) 8727-200 wa 0 D 8 Tye ‘Advanced ‘727-200 co) wT D cr 76 Advanced 36 mR 469 D a3 Ts w | Bram 334 ws D Bs Tas Advanced 3 | 8737-100 BS WE D 2a 085 3 | Ba7-200 a Wa D 2 O77 om ai 7S D 2 ia Kaki Roda Pendarat Utama vo, | trier | Set | Rove | roy | Pde | | I Terbeng iadatitome {Rode | Sate | Tekan Rode (kN) %) kg) (MPa) aaa sie [as D 25 ae [war aOANT Aa |S] ae D ra i 3 Wrar BoE | 35} as D cc zs Advanced W|I Advanced] 5} ae D Fr 3s 5 BRTaH we aS o a 13 Bara _ B w iH 7 Bara we] aes D Be TH TS — D w 1H B wari a is 30 | B747-1008 3284 Bal kompleks 759 136 | (Passenger) a aro 33 | BI rengias | 13 S| wraraoos sk 301 ag — Tans Pai oa B747-SP 2565 | 229 “Kompleks 679 130 35) B747-200B ml Be Kompleks 37 17 | Sear ces 3 rar | aa ss gis =r 385 | Ba — tongs | 37 THT 3 Baran ia | BE OF ro Ta [Brera — OF a TH | Bera — oF FE 7a [Bre a OF 7 Tat Kaki Roda Pendarat Berat | Beban Pada Tekan Pada] ve | Mamomet | it | mes [se] Petar | re cin (kN) (%) (kg) (MPa) wars — OF 7 Tai | TRO RR Ta] ae OF w 73 S| Gaavelew oo ———— tik? & | Carvele Se] a0] Tompis | 355 dpm ‘eos @ [Concorde Tas] 80 OF 7 125 Gaads hr CLG] @ | S| ompels | a Ti oreo wa] ee OF ar rr 7] ere Tes] as OF as [BSS ie | ee 3 z oa 72 | DC4 325 46,8 D ‘152 055 | B[BOsB rs oF rn 7 [DCE Tie | a OF i] 5 DORA Tao] OF Tar 76 ‘DC-8-62/72 ‘1571 46,5 OT 460 7 DERE a a oa 130 DOS wa o 1 | 30 79° [DC-9.21 “| 47,2 D 212 0,98 | Co a D a a [pear — 5 Be Ta [Des —_ D ca TF 83 | MD-81 627 478 D 300 Aly | MOT we] aE 7 a Sw _ 7 5 Ta Ka Roda Fedarat ttm Beban Pade No | Frigremunt | Pope | Kevfgust | Koyiguasi| Par Pade] "E . @ | Konfigurasi | Ban el aw | ow i) | onves aoe w|i 5 7 ae wee rr a BRETT Ta | a} or waa 89 | DC-10-15 2038 46,7, DT 1 981 1 | 90 | DeT030740 269 a Komplete To00 Tae 3 pews |main| 93 ar DEHOaOAS 355 | 375 [tampa] 3 No 1a ges | ae a Dak a 5 a 3 arene — |] as 5 a 50 | * Fortes oF —| 3a] a 5 aaa | anes a} as 7 se %_[Rafalonship —} “asa 5 a M1000. _ | Bi Faowtip ast ies 5 Boe Menor al Tao Faller oe 5 a a8 i saa a] as 5 7 08 t Tor TEA a] Bs A a “com TE a] Re 5 oa or a a rr Te | a Tee] a oF a 106 | iver Tore BS Komploks 380 1 | a a aoe | Konpias |] as —— Kaki Roda Pendarat Utama Beban Pada No, | JevisPesawat, | Perat Kenfqensi | koniurst Peeee ee Terbang oe ma or Konfigurasi Ban Roda an ) og) (tray 108 | C-100-20 3 482 T 167 On To L10030 w Ba T 18 oR To | cont T9. wa or oT TS it T-i01-1007200 | 2087 WS OF w Ta Ta | Ci0ir-s00 Tae 2 oF Tom 17 T3_| Trident TE 0 360 | vompieks 27 TS T4_| Trident 2E a7 770 Kompleks 30 7 115 | Trident 7 BS Fomphots a Ti Te [TRI er we OF Fr 08 17 Tuse 36 1} Komplete we om iis | VeqOATI50 TH ws DT 79 Tor 1 Keterangan: 5 roda tunggal (single) D roda ganda (dual) DT = roda ganda tandem (dual tandem) Kompleks = konfigurasi kompleks (misalnya dua yoda ganda tandem ata Konfigurasi roda pada pesawat terbang berbadan le’ lainnya) 31. 311 312 3.13, 3.2. 33.2 3.4. 3.41. BABII KETENTUAN UNTUK TANAH DASAR UJI KEKUATAN TANAH DASAR Uji CBR di laboratorium berdasarkan ASTM D - 1883 dan uji CBR lapangan harus dilakukan untuk mengetahui nilai CBR tanah dasar yang akan digunakan dalam perancangan perkerasan lentur (Flexihle) Nilai CBR yang digunakan untuk Keperluan perancangan tidak boleh diambil lebih besar dari 85 % nilai CBR laboratorium. Uji daya dukung pelat ( plate bearing test) berdasarkan AASHTO T - 222 harus dilakukan untuk mengetahui modulus reaksi tanah yang akan digunakan dalam perancangan perkerasan kaku ( rigid). HUBUNGAN NILAI CBR DAN MODULUS REAKSI TANAH Jika diizinkan oleh yang berwenang, kekuatan tanah dasar dapat ditentukan berdasarkan hubungan empiris antzia nilai CRR dan Modulus reaksi tanah seperti diberikan dalam gambar 3-1. KKEKUATAN MINIMUM TAi. DASAR Untuk perancahgan perkerasaa lentur (flexiie}, nilai CBR tanah dasar tidak boleh kurang dari 3,%. Untuk perancangan perkeracan kaku (rigid), nilai modulus reaksi tanah dasar tidak boleh kurang dari 13,5 MN/m. Jika batir 3.3.1. dan 3.3.2 diatas diperbaiki sesuai dengan butir 3.5. k iecpenuhi, tanak dasar harus PEMADATAN TANAH DASAR Pemadatan tanah dasar untuk perkerasun ieatur (flexible) harus- memenuhi ketentuan yang diberikan dalam tabel 3.1 : Tabel 3.1. Ketentuan Pemadatan Tanah Dasar Bobot | Tanah Non Kohesif ‘Tanah Kohesif Kedalaman Total | Kedalaman Pemadatan Pemadatan (lbs) (em) (em) T 100% | 95% | 90% | 95% | 95%| 90% | 85% | 80% Roda | 30.000 | 20 | 20-46 | 46-81 | a1-112 | 15 | 15-23 | 23-30 | 30-43 ‘Tunggal ~ 50.000 | 25 | 25-61 | 61-91 | 91-122 | 15 | 15-23 | 23-42 | 42-51 75.000 | 30 | 30-76; 7-292 | 102132} 15 | 15-30 | 30-48 | 48-64 Roda | 50.000 | 30 | 30-71 | 71-97 | 97-127 | 15 | 15-25 | 25-43 | 43-56 Ganda 100.000 | 43 | 43-76 | 76-107 | 107-140; 15 | 15-30 | 30-48 | 48-64 150.000 | 48 | 48-81 | 1-117 | 117-52! 18 | ae-36 | 26-52 | 53-71 200.000 | 53 | 53-94 | 94-135 | 135-175 | 23 | 23-41 | 41-61 | 61-81 Roda | 200.000; 36 | 36-66 | 66-7 | 97-126 | 15 | 15-25 Cana es 209.000, 43 43-76 | 76-109 | 109-142 | 15 | 15-30 | 30-46 | 46-66 31 | 51-86 86-122 | 122-160 | 18 18-36 | 36-56 ‘$678 1 fp ttone |_| so | soto | as0a90 | a5 | aes | 6-69 | noon Pesawat | 400.000} 53 | 53-91! 91-140 | 140-178} 20 | 20-38 | 38-51 | si-71 berbadan | Fee | goooo | 58 | se-sot| ace ase | asoass | 25 800.000 | 58 ¢ z 104-159 | 150193 | 23 ale 3.4.2. Pemadatan tanah untuk perkerasan kaku harus memenuhi ketentuan berikut : 2 Untuk tanah kohesif yang digunakan untuk pengurugan, seluruh material harus dipadatkan sehingga mencapai 90 % dari kepadatan maksimum. 2) Untuk tanah kohesif dari penggalian, lapisan 15 cm teratas harus dipadatkan sehingga mencapai 90 % dari kepadatan maksimum 352 353 3) Untuk tanah non kohesif yang digunakan untuk pengurugan, seluruh lapisan 15 cm teratas harus dipadatkan sehingga mencapai 100 % dari kepadatan maksimum, sementara sisanya harus dipadatkan sehingga mencapai 95 % dari kepadatan maksimum. 4) Untuk tanah non kohesif dari penggalian, seluruh lapisan 15 cm teratas harus dipadatkan sehingga mencapai 100 % dari kepadatan maksimum, dan 45 cm dibawahnya harus dipadatkan schingga mencapai 95 % dari kepadatan maksimum, PERBAIKAN TANAH DASAR Perbaikan tanah lunak dengan metode stabilisasi Stabilisasi tanah lunak pada lapisan yang dangkal dapat dilakukan dengan metode pemadatan atau dengan menambahkan bahan stabilisasi. 1) Halhal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemadatan tanah adalah: ~ Menghamparkan bahan secara merata dan tipis. ~ Mengatur kadar air bahan secara tepat. - Memilih mesin pemadat yang cocok untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik. - Menghindarkan lapangan pekerjaan dari penggenangan atau infiltrasi air hujan. 2) Bahan stabilisasi yang biasa digunakan untuk perbaikan tanah adalah semen, aspal dan kapur/lime. 3) Penentuan bahan stabilisasi untuk beberapa jenis tanah dapat mengacu pada gambar 3.2. Perbaikan tanah Iunak dan kohesif dengan metode tiang cerucuk Untuk tanah Irnak dan kohesif dengan ketebalas, tidak melebihi 12 m dapat diperbaiki dengan metode tiang pasiz padat, tiang Kapur atau tiany, bambu dan kayu (cerucuk). 1) Pemasangan. struktur tiang ke dalem tanzh lunak dan kohesif akan meningkatkan daya dukung t-nah. 2) Kadar air tanah kohesif mengalami penurunan karena diserap oleh tiang kapur. Perbaikan tanah dengan metode perpindahan tanah yang baik Lapisan tanah yang lunak digantikan dengan bahan tanah yang baik untuk memperbaiki daya dukung tanah dan mengurangi besarnya penuru:ian akibat konsolidasi 16 354 355 35.6 Perbaikan tanah dengan metode pembebanan Metode ini diterapkan untuk mengusahakan konsolidasi lapisan yang Tunak dan memperbesar gaya geser tanah. Untuk mendapatkan kedua hal tersebut, pra pembebanan secara statik atau dinamik harus ditempatkan sebelum konstruksi utama dilaksanakan. Perbaikan tanah dengan metode drainasi vertikal Kadar air tanah dikurangi dengan sistem drainasi melalui kolom vertical, sehingga tanah dengan cepat padat terkonsolidasi. Perbaikan tanah permukaan Tanah permukaan dapat diperbaiki dengan metode drainase permukaan, metode alas pasir dan metode bahan lembaran tipis. 3.6 TANAH MENGEMBANG ( Expansive ) 3.6.1. 3.6.2 3.63 Ekspansi volume tanah dapat terjadi pada tanah yang mengandung Jempung pada kondisi kelembaban lingkungan tertentu. Jika lapisan perkerasan dibuat di atas tanah dasar yang ekspansif, maka akan terjadi pergerakan pada sebagian daerah perkerasan dan akibatnya dapat terjadi keretakan pada lapisan perkerasan tersebut. Sampei tanah yang menunjukkan ekspansi lebih besar dari 2% pada saat dilakukan pengujian CBR berdasarke:: ASTM D 1883. memerlukan perbaikan, Perbaikan tanah tersebut dapat dilakukan dengan metode Ppenggantian, stabilisasi dan pemadatan. Metode-metode yang disarankan untuk perbaikan tanh ckspansif diberikan dalam tabei 3.2. Tabel 3.2. Ketentuan Perbaikan Tanah Expansive Ekspansi Terukur (%) ASTM D 1883 Potensi ekspansi Kemungkinan terjadi fluktuasi kelembaban ‘Metode perbaikan Rendah [3-5 Rendah Padatkan tanah pada kadar air optimum dengan —_perseniase pemadatan tidak lebih dari 90% Tinggi Diperlukan stabilisasi tanah sampal kedalaman minimal 15 cm. Sedang [6-10 Rendah Diperlukan stabilisasi tanah sampat Kedalaman minimal 30 cm Tinggi Diperlukan stabilisasi tanah sampai Kedalaman minimal 30 cm Tinggi | Lebih dari 10 Rendah Diperlukan stabilisasi tanah sampai kedalaman minimal 30 cm Tinggi “Untuk tanah seragam, diperlukan stabilisasi sampai kedalaman minimum 90 cm, atau timbun tanah dasar sampai ketinggian 90 cm, atau gantikan dengan tanah yang tidak memuai. “Untuk tanah tidak seragam, prosedur sama dengan untuk tanah seragam tetapi stabilisasi ata penimbunan sampai dengan kedelaman 130.cm. Nilai CBR California Bearing, Ratio) rs rr B 20 a ee) Ee ee jt = RsiaTuaay daar Foran —| — Fondo Sours TT ten [stage [Sena] [on er "STASIFIRASI CASSAGRANDE | | | Modulus Reaksi Tanah K (pe 1pci= 0.272 MN/on! Keterangan G- Gravel Pt Peat P-Poorly graded S - Sand F Fines, material <0 mm _L~ Low to medium compressibility M- Mo. Very fine sand, silt © ~ Organic H~ High compressibility Cc -Clay YI -Well graded Gambar 3-1. Hubungar: Antara Klasifikasi Tanah, Nilai K dan CBR 19 LEGEND ——— tomonnies gereeen MAWOR SOIL GROUPS A= touNDANES weTHiR A MADOR S01, GROUP 2. 200 Steve) HO. 4 SIEVE AND RETAINED Om mm PERCENT oY weicKT sano FINE GRAINED NN i = @ SS vee) PERCE BY WEIGHT FINES MATERIAL PASSING NO, 200 Sieve} 1 0 901 20 ‘ra |” Kastias! dei salsa | Batson nisiPL an P| Basan ‘oat any ea Sehomend ae ‘ao va | Swaas> |) bans pars cenent 8 [suv | @oamn — [arsto aw (b) portland cement | PI < 30 SP-SMatau | (c) batu kapur Pl>12 sw-sca | sP-86 | 1 sata S|) bn ma ‘AtauSM-SC_ | (b) portiand cement ‘malebint (b) portand cer som beat a» |owsaucr | epourme — | prere anya ari ag oan berate bk Maal hos ane oat coment Sey dB at rattles, Ease. 2 | Gwe | bkien Von mel yorg GP-GMatay | (b) portond cement | pr < 39 ere Matera GW-GC atau tu kapur tarus meni crece [Obata | se sands tet | real yng os, Segenna 4 % [laace | eanimen [revo Teok | Hera yang avcM60 | @) pred camer sa-awescou | tale | tegates bot Nae (ose | pts zo =ENESCONT | Ty | Raveena | eee y seta tbat : Prag mt ag saienna 2 [aan | pra canant | Lea cana anya male ‘tau MH atau | (&j batukaoie ML atau OH atau ML CL bergradasi balk, Moterial bharus merniki | Setidaknya 45% berat, | Peet yang bios { saringan no 4 Gambar 3-2, Grafik Disain Dan Tabel Untuk Menentukan Material Stabilisator 41. 42. 421. 422. 4.23. BAB 1V PERKERASAN LENTUR ( FLEXIBLE) STRUKTUR PERKERASAN LENTUR ( Flexible) Struktur perkerasan lentur terdiri dari: ~ Lapisan pondasi bawah (subbase course) ~ Lapisan pondasi {base course) ~ Lapisan permi:kaan (surface course) Yang digelar di atas tanah dasar (subgrade) seperti ditunjukkan dalam gambar 4-1, Lapisan permukaan (surface course) » '/» Lapisan pondasi (base course) ey et yyy Lapisan pondasi bawah (subbase course) Lapisan tanah dasar (subgrade) Gambar 4-1. Penampang Perkerasan Lentur LAPISAN PONDASI BAWAH (Subbase Course) Bahan yang dapat digunakan untuk struktur pondasi bawali adalah: ~ Subbase cours: ~ Caliche base course ~ Shell base course Sand clay base course = Soil cement base course Pada daerah nonkritis, ketebalan lapisan pondasi bawah dapat dia bil sebesar 90% dari hasil perhitungan. Ketebalan lapisan pondasi bawah yang menggunakan bahan berkoaiitas tinggi (butir 4.2.6) atau bahan stabilisasi (butir 4.2.8) dapat dive«luksi dengan membagi ketebalan awal dengan faktor ekivalen yang sesuai 424. 425. 426. 4.27. 428. 43. 43.1 Ketebalan total lapisan perkerasan yang didapatkan setelah digunakan faktor ekivalen tidak boleh kurang dari ketebalan total lapisan perkerasan yang dibutuhkan oleh material standar dan nilai CBR subbase lebih > 20%. Lapisan pondasi bawah harus dipadatkan sedemikian rupa sehingga nilai CBR-nya sekurang-kurangnya (minimum) 20%. Untuk mendapatkan optimasi ketebalan lapisan pondasi bawah, bahan yang diberikan pada butir 4.2.1 dapat digantikan dengan bahan berkualitas tinggi seperti: + Aggregate Base Course faktor ekivalen = 1,0-15 = Crushed Aggregate Base Course —_faktor ekivalen = 1,2- 18 + Lime Rock Base Course faktor ekivalen = 1,0 Faktor ekivalen adalah faktor yang ditentukan berdasarkan jenis material dan digunakan untuk membagi Ketebalan lapisan perkerasan yang didapatkan dari perhitungan dengan material standar sehingga didapatkan ketebalan yang lebih tipis karena digunakan material pengganti Jika berat total pesawat udara lebih besar dari 45 350 kg (100 000 Ibs), lapisan pondasi bawah (Subbase Jharus distabilisasi dengan menggunakan salah satu bahan stabilisasi di bawsh ini: = Bituminous surface course faktor ekivalen = 1,7 - 2,3 « Bituminous base course faktor ekivalen = 1,7-2,3 * Cold laid bituminous base course faktor ekivalen = 1,5-1,7 = Mixed in place base course faktor ekivalen = 1,5-1,7 + Cement treated base course faktor ekivalen =1,6-2,3 * Soil cement base course faktor ekivalen = 1,5-2,0 « Leonocrete Subbase Course faktor ekivalen = 1,6-23 + Crushed Aggregate base course faktor ekivalen = 1,4-2,0 * Gravel subbase course faktor ekivalen LAPISAN PONDASI (Base Course) Bahan yang dapat digunakan untuk lapisan pondasi (Base Course) untuk Granular Base adalah : ~ Aggregate base course faktor ekivalen = 1,0 ~ Crushed aggregate base course (standar) — faktor ekivalen = 1,0 Lime rock base course faktor ekivalen = 1,0 B | i | \ | 43.2. Ketebalan minimum dari lapisan pondasi harus mengacu pada tabel 4.1. ‘Tabel 4.1. Ketebalan Minimum dari lapisan Pondasi Konfguress | tot matin cs | Feta nie roda tunggal 30000- 50000 100 50.000 - 75.000 150 roda ganda 50.000 - 100 000 150 100 000 - 200 000 200 roda ganda | 100000 - 250 000 150 Tandem 250 000 - 490 000 200 B757 dan B767_| 200 G6C- 400 000 150 DC-10 400 000 - 600 000 200 11011 400 000 - 600 000 200 B747 400 000 - 600 000 150 600 000 - 850 000 200 433. Pada daerah nonkritis, ketebalan lapisan pondasi dapat diambil sebesar 70% sampai dengan 90% dari hasil perhitungan, tetapi tidak boleh kurang dari ketebalan minimum lapisan pondasi yang ditetapkan dalam tabel 4.1. 43.4. Lapisan pondasi harus dipadatkan sedemikian rupa sehingga nilai CBR- nya sekurang-kurangnya ( minimum) = 80%. 43.5. Jika berat total pesawat terbang lebih besar dari 445 KN (100 000 Ibs), lapisan pondasi harus distabilisasi dengan menggunakan salah satu dai bahan stabilisasi di bawah ini: + Bituminous surface * Bituminous base course "Cold laid biruminous base course + Mixed in place base course © Cement treated vase course = Econocrete subbase course * Crushed aggregate base course faktor ekivaien. faktor ekivales: faktor ekivalen faktor ekivalen. fakior ekivaien faktor ekivalen faktor ekivalen 4.3.6. Ketebalan lapisan pondasi yang telah distabilisasi perlu direduksi dengan membagi ketebalan awal dengan faktor ekivalen yang sesuai. 24 44. 441. 4.4.2 4.43. 444, 45. LAPISAN PERMUKAAN (Surface Course) Lapisan permukaan harus dapat berfungsi: — Menjaga lapisan pondasi dan pondasi bawah dari kemungkinan masuknya air. - Mendukung gaya geser yang diakibatkan beban roda pesawat terbang ~ Memberikan permukaan yang halus aman dan nyaman bagi roda pesawat terbang, serta bebas dari partikel-partikel yang berbahaya bagi pesawat terbang dan manusia. Lapisan permukaan adalah aspal beton yang dibentuk dari aggregate bergradasi halus dan bitumen yang dicampurkan dalam keadaan panas (hotmix) dan dipadatkan di lapangan sehingga memberikan permucan yang rata seperti yang disyaratkan pada butir 4.4.1 Untuk area yang berhubungan dengan pengisian bahan bakar atau cairan kimia lainaya yang dapat merusak lapisan aspal beton permukaan, maka perlindungan dengan bahan-bahan yang tahan terhadap cairan. kimia tersebut harus diberikan pada permukaan lapisan aspal beton. Ketebalan minimum untuk lapisan permukaan adalah 100 mm pada daerah kritis dan 75 mm pada daerah nonlaitis. Kecuali untuk pesawat terbang berbadan lebar ( wide body aircraft ) ketebalan minimum lapisan permukaan pada daerah kritis adalah 130 mm dan 100 mm pada dae:ah nonkritis. PROSEDUR PERANCANGAN PERKERASAN LENTUR (Flexible) Perancangan perkerasan jientur ditentukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Tentukon jenic ‘at terbang yang akan menggunakan lapisan perkerasan, beserta jumlah rencana keberangkatan pertaliun. 2) Tentukan nilai CBR dari tanah dasar. 3) Tentukan bahan yang aken digunakan sebagai lapisan pondesi dan pondasi bawah beserta faktor ekivalen. ‘ 4) Tentukan pula bahan yang akan digunahe.. ~-vagai material stabilisasi jika diperlukan, beserta nilai faktor ekivalennya. 5) Konversikan jumlah keberangkatan dari masing-masing pesawat terbang ke pesawat terbang rencana dan jumlahkan semua keberangkatan tahunan tersebut. Faktor konversi Annual Departure ke Coverages untuk perkerasan lentur (flexible) yang ditetapkan dalam table 4.2. 6) Hitung ketebalan yang dibutuhkan berdasarkan pesawat terbang rencana dengan jumlah keberangkatan pertain total. 25 46, 7) Pesawat terbang rencana adalah pesawat terbang yang membutuhkan lapisan perkerasan paling tebal. 8) Tentukan ketebalan ekivalen dengan menggunakan bahan mutu tinggi atau stabilisasi lapisan pondasi dan pondasi bawah. Tabel 4.2 Faktor Konversi Annual Departures ke Coverages untuk perkerasan Lentur ( Flexible) = Jenis roda pesawat terbang Faktor Roda tunggal 5,18 Roda ganda 3,48 Roda ganda tandem 184 B-747 185 DC 10-10 182 DC 10- 30 169 | L-1011 181 CONTOH HASIL PERANCANGAN PERKERASAN LENTUR (Flexible) Contoh hasil perhitungan ketebalan lapisan perkerasan lentur dengan menggunakan program komputer diberikan dalam tabel 4.3(a) sampai dengan 4.3(h), untuk pesawat terbang roda tungge!, veda ganda, roda ganda tandem (B757, B767, A300-B2, B747-100, 200, SK, B,C, F), dan Tx 10 -30 : Contoh perhitungan tersebut divuat dengan variasi nilai CBR antere 3% sampai dengan 8%, dan vatiasi keberangkatan tahunan 1200 pergerakan, 3000 pergerakan , 6000 /pergerakan , 15000 pergerakan dan 25000 pergeien. Variasi berat total pesawat terbang diberikan berdasarkan jenis pesawat terbang yang sesuai. Ketebalan yang diberikan adalah ketebalan dengan menggunakan bahan standar (faktor ekivalen = 1), tanpa stabilisasi. Untuk pesawat-pesawat terbang yang memerluken stabilisasi pondasi dan pondasi bawah, maka harus digunakan bahan stabilisasi yang ditetapkan dalam butir 4.2.8 dan butir 4.3.5, ketebalan lapisan pondasi dan pondasi bawah direduksi sesuai aturan dalam butir tersebut. 26 Tabel 4.3 (a) Contoh Hasil Perhitungan Ketebatan Lapisan Perkerasan Lentur (Flexible) Untuk Pesawat Terbang Roda Tunggal Tikal pl ron Pron = 10 Ketter Min) Berisarkan Reereghstan Tao Bera Tal | CBR | os pera | x20 | ato | eav0 | 15000 | asen0 Ea ee nT pondsibaweh | a0 | a0 | ato | ate | aap [ponds 10 | 1a} “0a —} a ondeibowsh | 250 | 0 | st0_|_o_| a0 3 pons x00 100} “300 | 300] a8 pendesitawen | i90_| 0 | x0 | 0 | ae = [pent x00} Gat} aon pondastawah | 150 | 80 | 90 | am | 50 7 [onda a pondasitwan | x0 | 100 |_as0_| io | wo 7] pons a pondastavan | 100 | oe | ito | io | isp 45.000 3° | pondasi 100 100 100 no BO | pondasitowah | a0 | sa | s60_| sen | cao 7 pons sao ~io0] an} ano] 0 pondasi bawah 3G ao | 4a 470 480 5 [ponds x0 | “ico “00 —] ro} a0 pondssibwwah | 310 | 30 | a0] so | ae =| ponds 3 fp aa} ao} a0 pondsstawan | 250 | 90 | ato | m0 | a0 7 [ponte 13001 a} asf no} 8 | pondasibawah | 200 2 | 270 | 280 280, ® | pohdasi 100 100 100 100 110 L pondasibaweh | 180 | 200 | 2350 | 240 | 240 T | a OES pondastawan | sco | 50 | eo | ono 7 [pone 7] ast} ro pondasitawah | 20 | 460_| soo | 30 3] ponds 3) | 80} “as0} 70 pondasinwan | 350 | 390 | ao | ao | a [ponds a Jeeninitavah | aan | so0_| _aa0_| ayo | eo 7 ponds 130 [ a0} “a0 | at} ap Pondssibowah | zo | zo | 30 | on | op [aT pordasi 0 | i59 150-370 160 | L ilemteal canals eae 20 | 20 | a0 | "_TebatAspal Beton Perskaan = 100 mm Ketebalan (Mm) Berdasarkan Keberangkatan Tahunan sett | CER | apis Perkerasan T T x20 | 3000 } 6000 | 15000 | as000 75 000 3_| pondast 170 | 180 [200] 230 | 230 pondasibawah | 610 | 660 | 690 | 740 | 760 4 | pondasi 10 [180 | 200] 220 | 230 pondasibawah | 480 | 520_| 560 _| 580 | 600 3 | pondasi yo | 180200 220] 230 pondasisawah | 390 | 430 | a0 | 480 | 500 © | pondasi v0 [180200 |~220} 230 pondasibawah | 330 | 27 | 370 | a10 | 410 7 | pondasi 70 | es Ase fee con | as a0 es [aaa pondasibawah | 280 | 310 | 320 | 340 | x40 | pondasi ¥0 | 180 | —~200 | 220} 230 pondasibawah | 240 | 270 | 20 | 290 | 250 ‘Tabel 4.3 (b) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur Flexible) Untuk Pesawat Terbang Roda Ganda Tebal Aspal Beton Permulzan = 100 Mi | pondasibawah | 240 Berat Tor | CAR Ketebalan (Min) Berdasarkan Keberangkatan Takamar | (bs) | (ay | ais Perkersan F299 30 000 3 | pondasi 150 pondasibawah | 380 7 | pondasi 750 pondasibawah | 270 3 | pondasi 150 pondasibawah | 200 ©} pondasi pondasi bawah 7} pondasi pondasi bawah 3} pondasi ! pondasi bawah } 200009 T 3 ponds | poncasi baweh jeer pondasi bawah 5 pondasi pondasi bawah © | pondasi pondasi bawah 7} pondasi | pondasi bawar | 290 3 | pondasi 70 “Tebal Aspal Beton Permukann 100 Mw Berat Total | CBR ] 1 i perkerasan | —Ketebalan (Mn) Berdasarkan Keberangkatan Talaman (Los) | (%) 1200 _[ 3000 [6000 | 15000 | _ 25000 150 000 3 | pondasi 20 7240 250 270 290 | | ndasibawah | 800 850 890 40. 70. | pondasi 220 240 250 280 290) j pondasi bawah | 640 670 700 740 760 5 | pondasi 7220 7240 250 280 290 pondasibawah | 510 550 $70. 600 620. 6 | pondasi 220 240 250 280 290 pondasibawah | 420 440 470 500 | so | 7_| pondasi 220 7240 250 280 [390 | pondasibawah | 360 370 390 420 | 430_ ondast 220 240 250 280 250 pondasibawah | 290 320 330 360 370 200000 3 | pondasi 280 310 330 360 370 pondasibawah | 930 990 _| 1020 | 1080 | i110 4 | pondasi 280) 310 330 360 370 pondasibawah | 720 780 800 850 880. 5 | pondasi 280 310 330 360 370 pondasibawah | 580 620 650 690, 70 | pondasi 280 310 330 360 370 pondasibawah | 480 510 530 570 580. 7 | pondasi 280 310 330 | 360 370 pondasibawah | 410 0 _| 40 | 40 500 8 | pondasi 280 310 330 | 360 370 Ll pondasibawah | 330 360 370 390 410 Tabel 4.3 (c) Contok Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur Flexible) Untuk Pesawat Terbang Roda Ganda Tandem Tebal Aspal Beton Permukaan = 100 Min is Peter Kelebalan (Mn) Berdesarkan Keberanghatan Talunan Bernt Total | CBR Cepia ote . 7 dus) | cm 1200 | 3000 | 6000 | 15000 | 2s000_| 100000 3 | pondasi aso | aso [as | 450] 150 pondasibawah | 480 | 520 | seo | 600 | 20 | pondast 350 |~ 150 [150 | 150 150 pondasibawah | 360 | 390 | 420 | 440 | 470 3 | pondasi 150 [150] 150] 150] 150 pondasibawah | 270 | 260 | 320 | 360 | 90 @ | pondasi 150 | 150] 150 | 150] 150 pondasibawah_| 200 | x0 | 2x0 | 260 | -259 7 | pondasi 350 | 150150 | 150} 150 pondasibawah | 150 | 180 | 190 | 220 | 739 | pondasi 350~ | 150 [150150] 150 pondasibawan | 150 | sa | so 1 160 | iso! i 150000 3 | pendast 150 | 180 | 99 pondasibawan | 710 s00_| 10 | 850 7 | pondasi 180 [150 | 170] 180 | 190 pondasibawah | sco | 580 _| 10_| 650 | 660 pondasi 180 [150 | 170 | 180} 190 pondasibawah | 430 | 470 | 480 | 510 | 590 | [6 peraiast a i [pondasibawah | 360 | 360 | a0 | 420 | 30 7 | pondasi 350 [1501470 | 480] 190 -[zondasibawah_| 290 | 320 | 330 | 360 | 360 | 8 “| pondasi 150 | i501 170} 180 pondasibawan | 240 | 270 | 289 | 290 I 200 000 Ts 200 220 ze [280 j 350, 900. 940 990 7 200 |~220 | 230} 240 660 | 700 | 70 | 760 3} pondasi 200 | 220 | 230} 240 pondasibawah | 520 | 500 | 570 | 610_| 620 © | pondasi 200 | 220 | 230} 240] 256 pondasibawah | 420 | «40 | 470 | s00_| sto 7 | pondasi 200 | 220 | 230} 240] 250 pondasibawan | 360 | ae0 | 390 | 420 | 496 3 | pondasi 300 | 220 | 230} 240] 250 }—fpondasibawah | 290 | 320 | 90 | 360 | 60 | Tebal Aspal Beton Permutkaan = 100 Min Lapis Perkerasan |_Ketebelon (Mm) Berdasarkan Keberangkatan Talunan Berat Total | CBR 7 (Us) | (%) 1200 | 3000 | 6000 | 15000 | 25000 300-000 3 | pondasi 280] 290 | 310} 330 | 340 pondasibawah | 1070 | 1130 | 70 | 1220 | 1250 + | pondasi 20 a [ea 290 re 10 pee coo merle aa pondasibawah | 830 | 830 | 910 | 950 | 960 3 | pondasi 280° [290 | 310 | 330 | 340 pondasibawah | 660 | 700 | 740 | 760 | 790 © | pondasi 380 [290 [aio | 330 | 340 pondwitews | 0 | sw | am | ao | oy | 7| pondasi 280 1290 | 310 330] 340 pondasibawah | 430 | 470 | 500 | 520 | 530 | pondasi 280 [290 | 310 | 330} 340 pondasibawah | 370 | 390 | 420 | 430 | 440 450000 3 | ponda 330 | 360 | 380 | 410 | 420 pondasibawah | 1260 | 1320 | 1360 | 1420 | 1450 4 | pondasi 330 | 360) 380 | 410 | 420 pondasibawah | 990 | too | 1070 | 3120 | 1140 j 5 | pondasi 330° [360 | 380 | 410 | 420 pondasibawah | 790 | 830 | 60_| 900 | 930 © | pondasi 330 [360 |~360 | 410 | 420 pondasibawah | 640 | 670 | 700 | 740 | 760 7 | pondasi 330 | 360 + 369] 410 | —a20 pondasivawah | 520 | seo | 570 | «10 | 629 8 | pendasi 330 [360] 380 | 410] 420 pondasibawah | 430 | 460 | 470 | sto | #0 Tabel 4.3 (d) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur @lexible) Untuk Pesawat Terbang B-757 Tebol Aspal Beton Permushuss: = 169 Mm i | peat Tovat | CBR | Laps Perirnsan | Ketealan (Mn) Be-22serkan Keberangkatan Tahunan (Lis) (a) 3200 | 3000 | 6000 | 15000 | 25000 200000 3] pondasi 170 wu | 190 200 20 pondasibawah | 540 | 690 | 930 | 960 | on _| 7 10 | 180 | 190] — 200] 220 so _| 60 | 70 | 750 | 70 5 170) 180 190 | 20} 220 pondasibawah | soo | 50 | se | 580 | 610 | pondasi 370 | 180 | 190] 200} 220 pondasioaweh | 390 | 420 | «40 | 470 _| 480 7 | pondasi 770 180 190 | 200 7220 pondasi bawah 380_| 300 pondasi P80" 30 20 a —Lpondastvewan {270 | 0 | 290 | ‘Tebal Aspal Beton Perautkaan = 100 Mom Ketebalan (Mm) Berdasarkan Keberangkatan Talunan T Berat Total | CBR | Lapis Perkerasan (Us) | | r200_| 3000 | 6000 _| 15000 | 25000 300000 —}3 | pondast 27 | 20 | 250 | 320 | 330 pondasibawah | 1080_| 1130 | 1170 | 1190_| 1220 | pondast 20 | 290 | 290 | 320 | 330, pondasibawah | 630 | 890 | 10 | 970 | 980 3 | pondasi zm | 280 | 290 | —~s20 | 330, pondasibawan | 660 | 710 | 740 | 760_| 790 © | pondasi 270 [pes 280 |e 200 em [a s20 em | a2 pondasibawah | s3o_| 70 | 600 | 640_| 650 7 | pondasi 270 | 280) 290 | 320] 330, pondasibawan | 430 | 470 | 500 | _520_| 530 8 | pondasi a el ee pondasibawah | 360 | 390 | 420 | 430_| 440 400000 |3T pondasi 340 | 370 | 390 | 420. | 40 pondasibawah | 1230 | 13000 | 1330 | 1410_| 1450 | 4} pondasi 30 | 370 | 390+) 320) 430 pondasibawah | 1000 | 1040 | 1070 | 1090 | 1120 5 | pondasi 340 | 370 | 390 | 420 | 430 pondasibawan | 00_| 50 | 880 | 910_| 40 6 340 | 370 | 300 | 420 | 430 660_| 70 | 70 | 760 | 750 _| 7 x0 mf en 970 coer so a [pean oa sso_| seo_| 600 | 640 | 650 “oa | 30 | S| <0 | 490 360__| 480 | 00 | 530 | 550 3 0_| 40 | 480 [520 0 | 500 000 1410_| 15001550] 16001640} 7 430 | 460 [480 | 520 | 530 1o%0_| 130 | 1170 | 1220 | 1260 | 5 430 | 460 1 480 | — 520 1530 s1o_| 950 | 980 | 990 .| i070 | © | pondasi 430 | 460 | 480 | 520 | 530” | pondasibawah | 750 | 800 | s30_| 50 | 880 7 T rendast ae [ #0 | as) 520 0 |__| pondasibawah | 620; wo | 690 | m0 | 740_ 3 | pondasi ies |e oo a fees ores [pet Sal et 30 i pondasibawah | 520 | 560 | seo | 600 | 670 32 Tabel 4.3 (e) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur (Flexible) Untuk Pesawat Terbang 8-767 Tebal Aspal Beton Permuckaan = 100 Mim 33 "Beat Total] CBR [Caps Pekan] — Rtchalan (in) Bras Koran Taian Us) ) 1200 3000 6000 15000 25000 380000 —}-3 pana |B] a] 8] 80 pondasibawan| 740_| 600 _| eo _| 90 _| 950 j 7 Ppondasi a lpondastbawan| 550_| 600 | «20_| 660 | 50 5 fpondass > =. - | pondasitawan| 420 | 460 | 470 | si0_| 550 @ pondesi a = =. adecibawan | 350 | 370 | seo | ano | 420 7 ponds a - fh erdasibawak | 280 | 310 | sa | an | 340 7 fpondasi 150 [150 | 170} 180] 80 jpondasibawan| 250 | 250 | 250 | 270 | 280 +300 000 3” |pondasi B0 250, 270 280 ot desi bawah | 1020_| sor0_| nn20_| iia _| 1220 ponds _— = fg, endasibawen| 760 | soo _| a0 | 700 | 720 ! 3 ppondasi [ . . - pondasibawah| s80_| 20 | eso! mo_| 720 7 ondas wo [250] 270] 280] 250 lpondasitawan| «70 | 500 | s20_| s60_| 570 7 [ponds "30 | 250 [2701980] 390 pondasitawen| 350 | 590 |” ao | aao_| 60 © pondasi 0] 250] 270] 280] 280 jpondasibawan| 520 | 20 | s40_| 70 | 380 oOo 1-3 pon a0] 0] 6 | jpendasibawah | 1230 | 1300 | 1350 | 1400 | 1440 | |pondasi a0 | 380 ondasitawan) 940 | 950 | 040 | 1o90 | 1130 3 pandas a. Jpondasibawan} 740 | 750 | 90 | aa | S00 © |pondasi 30 330 HO 3a 380 ondasitawan! 50 | 0 | 660 | 700 | 720 | 7 |pondasi 310 330 ‘M0 370 380 ndasibawah | 470 | so | 500 | 570 | 600 3 pondast 2 eh | __[pondaci bawah wo | 0 | 40 | ‘Tebal Aspal Beton Pernakaan = 100 Mir ‘erat Total] CBR [Lapis Pererasan] — Kelcbelan (Min) Berdsarkait Reberanghalan Tahaan (Us) @) 1200 3000 6000 15000 25000 500 000 3 [pondasi 380] 4107 420] 440 | 70 jpondasibawan| 1400 | 1460 _| 1520 | 1600 | 1630 7 Jpendasi 280 | exo] 270 fecal ipondasibawah| 1090 | m140_| 1190 | 1260 | 1270 3 Jpondast S20 [sate (20 a (eral caro pondasibawan| 860 | si0_| 70 | 1020 | i040 © Jpondasi 380 | 410220} 40 | —a70 pondasibawah| 700 | 750 | 790 | 40 | 90 7 Jpondasi a a jpondasibawah| 570 | 610_| 650 _| 600 | 700 |pondasi S00 a copa | en 0 er erase ear ndasibawah| 460 | 500 | s30_| 570 | seo Tabel 4.3 (f) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur (Flexible) Untuk Pesawat Terbang A-300 - B2 + Tebal Aspal Beton Permukaan = 100 Min Berat Total | CBR | Lapis Prteresan | Ketebalan (Mm)_Berdasrkon Keterangaton Tahunan (Lbs) (%) 1200 3000 6000 15000 25000 | 200.000 3 | pondast 150 | ~170|— 180 | ~ 190 | 190 pondasibawah | 830 _| 580 | 900 | 950 | 900 | | pondasi 150 | 170 | 180} 1990] 250 | Jrondasibawah | 620 | 660 | 650 | 726 | 760 | 3 | pondasi 50g |g 70 | 100mg 10 | 12 pendacibaweh | 4/0 | sio_{ 530_| 570 | 600! ! & | pendasi 180 |— 170 {180} 190] 190 ongesibaweh | 380 | sc | a0 | wo | a9 7 [ pondasi 150] a70 [a8 390] —190—| |__[pondasibawah_| 310 | 350 | 340 | 70 | ago | 8 | pondasi 150 170 180 30 0 | pondasivawah | 250 | 270 | 280 | 20 | 500 300 3] pon oes ase (ee 20s ek esi pondasi bawah 1050 Tz 1160 1220 1250 | pondasi 250m Varo |e 260 a [om 0p a0 pondasibaweh | 810 | 860 | 900 | 950 | 980 5 | pondasi 250 | ~_270 | 280 | 290] 310 pondasibaweh | 650 | 690 | 720 | 760 | 709 @ | poncas! 250 5270 |e 280 alter 00 long pondasi bawah_ 520 560 580. 620 650 | 7 | pondasi 250 | 270 | 280 | 290] 310 pondasibawah | 420 | 460 | 450 | 520 | 530 3 a} 380 1390] a0 A 20 400000 3 | pondasi 30 | 340-370 350 a0 pondasibawah | 1260 | 1330 | 1370 | 1420 | 1460 @ | pond 330 340 | 370 390 | 410 pondasibawah | 980 | 1040 | 1070 | 1120 | 1140 S| pondasi 330 340 | 370 390 410 Pondasibawan | 790 840 860 960 930 @ | pondast 330 340 370 390 | 410 pondasibawah | 650 700 710 750 780 7 | pondasi 330 340 | 370 390 410 pondasibawah_| 530 570 600 620 650 8 | pondasi 330 340 | 370 390 | 410 L pordasibawah | 440 | 480 | 500 520 550 ‘500 000 pondasi 410 430 460 480 310 pondasibawah | 1420 | 1500 | 1540 | 1610 _| 1640 4 | pondasi 410 30 | 460 480 510 pondasibawah | 1120 | 1170 | 1210 | 1270 | 1280 5 | pondasi 410 430 460 480 510 Pondasibawah_| 900 950_| 980 | 1030 | 1040 © | pondasi 410 30 460 480 510 pondasibawan | _ 750 790 810 850 860 7_| pondasi 410 | 430 | 460 480) 510 pondasibawah | 620 660_| 690 720 720 8 | pondasi 410 430 | 460 480 510 Dondasi bawah | 520 560_| 570 10 e103 Tabel 4.3 (g) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lentur Flexible) Untuk Pesawat Terbang B-747 - 100, 200, SR, 8, C, F Tebal Aspal Beton Permukaan = 130 Mat | T 7 ‘berangkul fahunan Berat Total | COR | Lapis Perkerasan |—Ketelan (Min) Berdasarkan Ketoranghaton Tah (Lis) | (%) 1200 | 3000_| 6000 | 15000 | 25000 { 350 000 3 | pondasi | i580 150 Be 750 150 |__| pondasitawah | 600 | 620 | 650 | 470 | 690 7 pondasi 150} 150 | 180] 80] 150 pondasibawah | 410 | 430 | 440_| 470_| aso 5 | pondasi 150] 150 | 150] 150] 150 pondasibawah | 290 | 320 | 30 | 3:0! 360 © [ pondasi 150] 150 | 150] 150} 150 pondasibavah | zu | 230 | 20 | 270 7 | pondasi 1150 150 150. 150 pondasibawah | 170_| 160 | 190 | 200 J | H 50a (150 ee 150 150 i oj wo | wo | 50 | Teal Aspel Beton Permulaan = 130 Mm erat Tota | CBR | Lapis Pereraan | —Ketblan (Mn) Berdsarian Keberenghatan Taunan (Lbs) (%) 1200 3000 £900. 15000 25000 “00000 3 | pondast 0g | 0p |e 150/a |e Opec pondasibawah | 90 | sso | ag0_| 910 | 940 _| 7] pondasi 150 | 150] 150} 150] 180 pondasi bawah 600. 620 650, 670 690. 3 | pondasi 150{ 150} 150} 180150 pondasibawah | 440 | 470 | 480 | s10_| 520 © | pondasi 150 | 150] 150} 150] 150] pondasibawah | 340 | s70_| 380 | 10 | 420 7 | pondasi 150) ag 120 pa e504 |p sc pe ea) pondasibawah | 280 | 290 | 10 | 3 | 930 | pondasi 180_| 350 | 150} —150 | 150 pondasi Bawah [220 | 250 | 240] 270] —270 300000 3 | pondasi i70|~ 180 | — 180 | 190} 190 pondasibawah | 1020 | 1050 | 1080 | 1120 | 1140 | pondasi 170 es 200 [180 a [pe i000) pondasibawah | 750 | 730 | 800 | 30 | a4o 5 | pondasi wo | 180 | 180} 190] 190 pondasibawah | 580 | 600 | 20 | 40 | 650 © | pondasi 370 ag 20a |e 180 le i0 ea [a 90 pondasibawan | 460 | 470 _| 500 | s10_| 520 7 170 | 180 | 180} 199] 190 so_| 30 | 390 | aw | 2 8 170 180 180 | 196 190 | pondasi bawah_ 310 310. 320 330 340 | wo 060 3 | pondasi 02201230 | 240} 240 pondasibewah | 1190 | 1250 | 127% | 1310 | 1390 TP pendent m0 | 220 | 230} 290 | 240 pondasibawah | sco | 900 | 10 | 950 | s70_| 5 pondasi wo “220 | 230 | ~240} 240 pondaitevah | 670 | 700 | 70 | m40_| 750 © | pondasi za_|— 220 | 230 4 300] — 00 pondasibawah | 530 | 560 _| 570 | 50 | 600 7 pondasi zo | 220. | 230} 240] — 240 | pondasibawah | 420 | 460 | 460 | 270 | ago 3 pondasi x20} 220 | 230} 240] eo pondasibaweh | 340 || 370_| 370 |, 360 | 390 700 v0 3 | pondasi 250 250 270 280 280} pondasibawah | 1350 1410 1440 1490 1510 | poncasi 250 | 250 | 270} — 280 | 250 pondasibawah | 980 | 1030 | 1050 _| 1050 | i130 5 | pondasi 250] 50 | 270 | — 280 | — amo pondasibawah | 760 | 00 | sio_| 40 _| 860 © | pondasi i 250 250 270 280 280 ! pondasibawah | 610 | 60 _| 650 | 670 | 690 7 [pond 250 | 250 | 270] —280 | 250 |__[pendasibawan | 500 | 520 | 30 | 550 | seo | T pondasi 350 | 250] 270 ee __tpondasibawa | 360 | ano | iso 36 Teal Aspe Beton Permudaan = 130M ern Tout | con | Lapis Petersen |i Mi) Berzerk Keterogicton Tana ds) | a) x200_| 000 | 000 | 15000 | 25000 | 800000 ‘3 | pondast 290 310 310 330 330 | pondasibawah | 1500 | 1550 | 1590 | 1630 | 1660 7 | pondasi 20310 | 310} 330 | — 380 pondasibawah | 1120 | i160 | n190_| 1220 | 1250 5 pondasi 20 | — 310] — 310) 330 | 350 pondasibawan | e50_| eso | 10 | 030 | 950 ©] pondasi 20 [—a10| 310} — 300] 350 pondasibawah | 690 | 700 | 720 | 740 | 760 | 7 | pondasi 290 |~a10- | ~ai0 | 930] 380 pendasibasen | 560 | 570 | 600 | 610 | 620 & | pondasi 20 [—s10|—s10 | 330 | —s30 pondasibawah | 460 | 470 | 500 | 500 | 510. Soa 3 | pondast 30 | 30 | S030] 360 pondasibawah | 1580 | i610 | 1650_| 1700 | 730 7 | pondast is | ps0 eg | roe gga pondasibawah | 1180 | azio | 1250 | 180 | a0 3 pondasi 310] 350] 330] 340 | 360 pondasibewah | 900 | 10 | 950 | 990 | 1020 © | pondast 310 | 380 | 330] 340] 360 pondasibawah | 720 | 740 | 760 | 700 | 800 7 ‘| pondasi 310 330 330 340 360 pondisitawan | seo_| 500 | 620 | 650 | 650 & | pondes aio aso | 380] 340} — 300 7 pondasibawan | 480 | 500 | sio | 530 | 530 Tabel 4.3 (h) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Lent lexible) Untuk Pesawat Terbang DC-10-30 __ Tebal Aspal Beton Permukann = 130 Mm Berat Total | CBR | apic Perkerasan |_Ketcbalan (i) Berdasarkan Keberanghatan (Lbs) (%) 1200 3000 6000 15000 i g t 1 3 | pondasi | 200 [200 | 05] 200} -—|pondasibawah | 460 | 510 | 550 | 560 | 620 i pondasi 200 | 260 | 200 | 200] 200 pondasibawah | 320 | 360 | 380 | 420 | 430 5 | pondasi 200 | 200 | 200} 200 pondasibawah | 20 | 250 | 280 | 310 © | pondast 200 | 200 [300 | ~200 pondasibawah | 150 | 180 | 190 | 20 | 240 7 | pondasi 200 | 200} 200] 200] 200 pondasibawah | 90 | 110 | 130 | 150 | 170_| 3 T pondasi 200 | “200 | "200 } 200] 200 Le Lpondasibanah | 50 1 oo | 90 | wo | uo 37 300000 pondasi 300 [200] 200] 300] 200 vondasibawah | 750 | 810 | 860 | 940 | 980 pondasi 200 | 200 | ~200 | —200 | 200 pondasibawah | 530 | 580 | 620 | 670 | 710 pondasi 200 | 200 | — 200} ~~200 | 200 pondasibawah | 410 | 440 | 470 _| 520 | 550 pondasi 200200] — 200°] 200] 200 pondasibawah | 320 | 360 | 80 | 480 | 430 pondasi 200 | 200 | 200] — 200] — 200 pondasibawah | 250 | 280 | 10 _| 340 | 360 pondasi 200 | —200 | 200200 | —200 pondasibawah | 190 | 230 | 240 | 280 | 290 700000 pondasi 200200] 220] 230] 240 pondasibawah | 1020 | 10 | 160 | 1220 | 2260 pondasi 200 [200] 220] — 230) 240 pondasibawah_| 750 | 810 | 850 | 10 | 940 pondast 20 [200 | 220 | 230 | — 240 pondasibawah | 570 | 640 | 660 | 700 | 720 pondasi 200200) 220-230] 240 pondasibawah_| 460 | 510 | 530 | 560 | 580 pondasi 20 [p00 eee 20 re 00 ee a2 pondasibawah_| 380_| 420 | 430 | 460_| 470 pondast 200 |—~200 | 220 | 230} —240 pondasibawah | 320 | 360 | 370 | 390 | 390 300000 pondasi 250 [270 | 280] 310 | 320 jyondasibawah | 210 | 1280 + 1330 | 1410 | 1450 pondasi 20 ea |p rales |e 0 es sto es |e pondasibawah |° 900 | 970 | 1020 | 1070 | 1110 pondast 250 | 270 | 280 | ~s10 | 30 pondasibawah | 700 | 750 | 790 | exo | 860 pondasi 1250 [20] 280] s10] 20 pondasibawah | 550 | 600 | 620 | 660 | 690 pondasi ] 250 270 280 310 320 Lpondasibawah | sav | 480 | st0_| 530 | 360 pondasi 30 | 270 |” 280] 310 | 320 pondasibawah | 370 | 410 | 420 | 440 | 460. 000 pondasi aio |~330 | 360 | 3801 390 | pondasibawah | 1370 | 1440 | 1490 | 1560 | 1600 pondasi 310} 330 | 360 | 390] 390 pondasibawan | 1040 | 110 | ino | 1210 | i230 ! pondasi {eu [aan 1369] 380] — 300 pondasibawah | 00 | 860 | 900 | 950 | 980 pondast 310 | 330 [360 | 380 | 390 pondasibawah | 650 | 690 | 710 | 760 | 790 pondasi 310 | 330 360 | 380 | 390 pondasibawah | 520 | 560 | 570 | o10 | 640 pondasi 330 | 360] 380 | 390 pondasibawah | 430 | 460 | 470 | s00_| 520 38 5A. 52. 5.21. 5.2.2. 5.23. 5.24, BABV PERKERASAN KAKU STRUKTUR PERKERASAN KAKU Struktur perkerasan kaku terdiri dari: ~ Lapisan pondasi bawah ~ Pelat beton yang digelar di atas tanah dasar (subgrade) seperti ditunjukkan dalam gambar 5-1 . . . , Pelat beton Lapisan pondasi bawah (subbase ) Lapisan tanah dasar (subgrade) Gambar 5-1, Struktur Perkerasan Kaku LAPISAN PONDASI BAWAH (subbase ) Bahan yang dapat digunakan untuk struktur pondasi bawah adalah: ~ Subbase course = Plant mix bituminous pavament ~ Aggregate base course ~ Crushed aggregate base covrse ~ Econocrete subbase course ~ Cement treated base course ; = Lime rock base course Ketebalan pondasi bawah untuk pesawat terbang berat tidak boleh kerang dari 100 mm. Pada daerah nonkritis, ketebalan lapisan pondasi bawah tidak boleh dikurangi Lapisan pondasi bawah harus dipadatkan sedemikian rupa sehingga nilai ‘CBRnya sekurang-kurangnya 20% 39. 525, Jika berat total pesawat terbang lebih besar dari 445 KN (100 000 Ibs), [ppisan pondasi bawah harus distabilisasi dengan menggunakan salah sata bahan stabilisasi di bawah ini: ~ Cement treated base course ~ Econocrete subbase course ~ Plant mix bituminous pavement, 526. Dalam perancangan perkerasan kaku, modulus reaksi dari Pondasi bawah harus diperhitungkan berdasarkan modulus reaksi tanh davar dan Ketebalan ekivalen pondasi bawah seperti ditunjukkan pada gambar 5-2 (2) (a) dan 5.2 (b), $00 400 300 y 200 : 2 z a z 2 1” te THICKNESS OF SUBBASE, INCHES Gambar 5-2 (a) Kereksi Nilai Modulus K akibat adanya Pondasi Bawah 40 55. 53.1 2300 (81) 100 se 2 200 (54) 2 5 in i Pia too 27) 7 25 | poorer | i z = + tof} $ t i so 7 ee as! Ee T 1 a a — t — Eh. t r T THICKNESS OF SuBeAst ents WELL -GRADED CRUSHED acgRecaTE EFFECTIVE x oN TOP oF suBRAsE i 300 (8) we x: 200 (54: » 190 2 = 2 eN/m) ' same wo 50 8) : THICKNESS OF SUBBASE, INCHES | BANK -RUN SAND & GRAVEL (P1-<6) ee Gambar 5-2 (b) Koreksi Nilai Modulus K akivat adanya Pondasi Bawah terstabilisasi PELAT BE: Pelat beton harus dapat berfungsi: ~ Menjaga lapisan pondasi bawah dari kemungkinan masuknya air permukaan ~ Memikul gaya yang diakibatkan beban roda pesawat terbang ~ Memberikan permukaan yang halus dan nyaman bagi roda pesawat terbang, serta bebas dari partikel-partikel yang berbahaya bagi pesawat terbang dan manusia 4l 53.2. 533. 53.4. 5.35. 5.3.6. 537. 53.8. Pelat beton adalah pelat yang terbuat dari campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang lain, aggregat halus, aggregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan yang membentuk massa padat. Kuat tekan beton pada umur 28 hari dengan uji silinder tidak boleh kurang, dari 25 KN/m® (fc 2 25 MPa). Kuat tarik lentur beton pada umur 90 hari dengan uji balok tidak boleh kurang dari 3,5 KN/m? (fr 2 3,5 KN/m?). Berdasarkan pendekatan empiris, hubungan antara kuat tarik lentur beton sesuai butir 5.3.4 dan kuat tekan beton sesuai butir $3.3 adalah fr =0,75VFe (MN/m2) 1) atau fr=9V Fe (psi) Ketebalan pelat beton tidak boleh kurang dari 150 mm. Panjang pelat beton tidak boleh lebih besar dari 75 m. Pada daerah nonkritis, ketebalan pelat beton dapat diambil sebesar 90% dari basil perhitungan tetapi tidak bolels kurang dari ketebalan zninimum yang ditetapkan dalam butir 5.3.6. Untuk mengurangi retak pada permukaan beton, baja tulangan dapat digunakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Baja tulangan dapat terbuat dari batang baja atau anyaman kawat, 2) Tegangan leleh baja tulangan sekurang-kurangnya 390 MN/m?, tetapi tidak boleh lebih dari 550 MN/im?, 3) Jarak tulangan: ~ Jarak tulangan memanjang tidak boleh kurang dari 100 mm tetapi tidak Loleh lebih dari 300 mm, ~ Jarak tulangan melintang tidak boleh kurang dari 100 mm tetapi tidak boleh lebih dari 600 mm. 4) Sambungan tulangan: ~ Panjang minimal sambungan lewatan (overlapping) memanjang adalah 300 mm tetapi tidak boleh kurang dari 30 kali diameter tulangan longitudinal. ~ Panjang minimal sambungan lewatan (overlapping) _melintang adalah 150 mm tetapi tidak boleh kurang deri 15 kali diameter tulangan transversal. 2 5.3.10, 54. 5) _Luas tulangan memanjang atau melintang tidak boleh kurang dari 0,05 kali luas bruto penampang pelat beton dalam arah memanjang atau melintang. Perancangan ketebalan pelat beton tidak diperbolehkan memperhitungkan keberadaan baja tulangan. PROSEDUR PERANCANGAN PERKERASAN KAKU Perancangan perkerasan kaku ditentukan dengan langkah-laugkah schagai berikut 1) Tentukan jenisjenis pesawat terbang yang menggunakan lapisan perkerasan, beserta jumlah rencana keberangkatan pertahun, 2) Tentukan nilai modulus k dari tanah dasar. 3) Tentukan Ketebalan pondasi bawah dan jenisnya (material stabilisasi atau tanpa stabilisasi). 4) Hitung nilai modulus k terkoreksi akibat digunakannya lapisan pondasi bawah berdasarkan gambar 5.2.(a) dan (b) 5) Hitung ketebalan yang dibutuhkan dari pesowat terbang yang telah ditentukan 6) Pesawat terbang rencana adalah pesawat terbeng yang membutuhkan lapisan perkerasan paling tebal. 7) Konversikan jumlah keberanglatan masing-masing pesawat terbang ke pesawat terbang rencana dan jumlahkan semua keberangkatan tahunan tersebut dengan factor koreksi pada Tabel dibawali ini. Roda tunggal 518 Roda ganda 348 Roda ganda tandem [3e B77 3,70 DC 10-10 3,64 DC 10-30 338 ia 1362 8) Hitung ketebalan yang dibutuhkan berdasarkan pesawat terbang rencana dengan jumlah keberangkatan pertahun total dengan menggunakan grafik 5-3 (a) sampai dengan grafik 5-3 (g) terlampir. 5.5. CONTOH HASIL PERANCANGAN PERKERASAN KAKU Contoh hasil perhitungan ketebalan lapisan perkerasan kaku dengan menggunakan program komputer diberikan dalam tabel 5.1(a) sampai dengan 5.1(h), untuk pesawat cerbang beroda tunggal, roda ganda, roda ganda tandem, B 757, B 767, A 300-B2, B 747-100, 200, SR, B, C, F), dan DC-10-30 . Contoh perhitungan tersebut dibuat dengan variasi nilai modulus k = 13,5; 27; 55; 81,5 dan 136 MN/m‘%, variasi keberangkatan tahunan = 1200, 3000, 6000, 15000 dan 25000 dan veriasi kuat tarik beton = 3,5; 4; 5 dan 6 MN/m?2, Variasi berat total pesawat terbang diberikan berdasarkan jenis pesawat terbang yang sesuai. Ketebalan pelat beton yang diberikan adalah ketebalan jika digunakan subbase dari crushed aggregate base course setebal 300 mm. Tabel 5.1 (a) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Kaku Untuk Pesawat Beroda Tunggal erat | Madiis |r “| —Retebalan Peat Beton (Win) Berdsarkan Katsranglatan Total K Tahunan (us)_| canny 1200 [3660 [6000115000 [25000 | 1 30000) 135 206 | 210} ~“220 20 [70 190 | 200 210m isa 2001a| | i a i 150 150__|__160 1707] 7 200 200 | 220 20 100 | 190 zoom 200 150 | 160 i701 —170, i 140 | 40. 150 | 150 390180 | — 210 | —210 ! a e190. | 150 | 150 160 | 170 | 130 | 130 140_[ 150 aS 180 | 190 200 | 210 170 | 170 a 140 [1501 160 | 160 120 | 130] 140 | 140 170_| 180 200 __| 200 150” | 160. 180 | 160 [130— 140 150 [160 1110 120, 130. 140 eee 7 I i al 44 Beret |-Mdg | Fr] — Reet Peat Beton (Wi) Besar Reberagiatan Toa | K Tatnen (Lbs) (MN/M) | (MN/Me) [1200 3000 6000 15000 25000 Cs ae 2290 ee mom arco (eTO en TE 6 [970 | 180190} 20 | a a 70 a0 |e ola 3 | 160| 190 —| 200 —| ao a [3s [| es 430 | a10—| 290] 290] 20 S| 970] “80 | 190 | 20 | ao. [150 | “60 —[ 70 | 180 —| 10 rs oa 2a | eae | [ae sr 700 |e a0 | ers a | ~a70 | 180 | “90 300] — 200 ‘6 | 350160 ~160—] 70 [80 Be [35 | ao] oo 8s FC Se etc | nova | a een | 00 @ [40 | 160 | 70 [a0] 70 wooo | 38 | 35} 380 S00 | 38 | a a 4 [260 ca Siu 320 [30 | 240 | 250} 270 270 | {35 [270 | 290 300 | —t0 20] 250 | 200 | 27 oa 5 ee 240 250 260 | “180 | 200 —[at0 | 290 | 229, [3s | 360 | “a9 0 ao 1 4 240 wo |} es | 20020 a a 6 | “480 |-~190— [200 | 10] 220 wis | 35_| 250 | “270 | 20] 300 | 300 ¢| 0 [350 270_| — 80 5} “20 | —a10 230] 240 6 “180 190 200 210 1 [3s [250 | 20} 270 | 250 | 300 4 | ~330| ~s40 | 350 | 280 — | 270 5 | n190— [210 || 230] 230 ef 0|0o - - a Bernt] Modus | ~~ Fr | Rete Peat Beton (iin) Berdasarka Rebar Tot | Talunan (Lbs) (MN/MP) | (MIN/M2) [7200 3000 6000 15000 25000 75.000 BS * 35 320 340 360. Ey 390 4 300 [310 | 330] 350 | 360 5 260 [276 | 290] —300 | ato ra | zi] wera 270 | 280 z 35 | 300 | —s20 360 | 370 4 280__| 300 330 | 340 5a | 210 [e210 250 | 290 [210 | 230 250 | 360 5 35 | 260} —s10 340! 350 4 270 | 280 310 | 320 3__| 230 | 240 270__| 280 ious ero lam 240 | 250 a5 [35 | 290 | 300 340 | 350 ‘ 260 | 280 310_| 320 5 230 | 240 260 | 270 6} 200 | 219 230 | 240 136 [35 | 280 | — 300 330 | 340. ; | eaetcee eam zz 300 | 310 5__|_220 | 230 260 | 270 6 190| 210 230 | 330 46 Tabel 5.1 (b) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Kaku Untuk Pesawat Beroda Ganda ———————— Bert Tou | _ (Us) (MN/M») | (MN/M2) [7200 3000 6000 15000 25000 | ‘oom | as [35a | a0 a} a Ce { 5 280. 300 310 330 340, i 6 [250] 350} 370 | 50} San [73s [330 | 350 — 390 50] a a he lrCCL 5 [260 | 280} 990] 30} at 6 [230] 240} 50 | a9} a0 3 [35 [320 | ~s30 [360590] a0 [290 } “aio | 390] 30] 380 a. - Ff Ff [220 | ~250 | 240 | 380 0 m5 [35 | 310 | 390] sa} 5a] a [0290 | 270} 86] 0 6 | a0 Tan0} 350 p30} ao 1 [35 “fs 390] a0 | 350. se 4 | 250 | 250] 05] 300 —} 359 $350 | 250 —[ 260] 990200 a wou | S| —~3s | Bo eo | es a 4 | 390} a0 apn a a a a | [2001 30} 350 30 7 [3s [400] nn | ao 80 | a 0} | 5310} 330 | “aso | 90] 80 | a a Cl es hh rlUDr [360 [ 270 | — 290 306 —} a0 S| 3s [370 | 390 | a0 a0} as [x40 [30 [ 370] 000] 5-3 [ a0 | sa a0] 380 «| -250| 970 | 380 | 90 Selmer 4 [330] “350-360 Se] 5 1 Tsi0 | a3] en os ne Modulus | Fr ‘Kelebalan Pelat Beton (Min) Berdasarkan Reberangkatan Berat Total | MO‘ ena (9) | canmey | canines) | T2007 [a5 | — 6000 | “75060 “sea 200000 | 135 [a5 500, 536 | 550 350, 600, 4 460) 490. 510 40. 550 5 400. 420 440 460 480, 6 350, 370 390 410 40. 7 [3s 470 500 520 550, 560 4 30. 450, 470 500 520) 5 370. 390 410 430 440 6 330 340 360. 380, 390, 5 35 450 470, 500 520 "40 4 410 430) 450__ | “480 490 5 350) 370 390, 410 420 6 310, 330 340 360, 370. as 35 440. 470, 490 510 530 4 400 420 440 470 480 5 340, 360 380, 400. 410 6 300) 320) 330 350, 360 BE 35, 430, 460 | _ 470 | 500 520) 4 390, 420 20. 460 470. 5 330 350 370. 390 400, 6 290 310 320 340) 350 48 Tabel 5.1 (c) Contoh Hasil Perhitungen Ketebalan Lapisan Perkerasan Kaku Untuk Pesawat Beroda Ganda Tandem Berat | Modulus | Fr Ketebalan Pelat Beton (Mmm) Berdasarkan Koberangkatan Total K Tahuna (Lbs) | cans | (any) [7300 [3000 6000 | 15000 [25000 100006 | 135 35 260 250 290 310, as ae 250 260 280 5 | 200 220 220 240 6 180 190 200) 210. a 35. 240 250 260 280 4 210 230 240 250 5 180 190 200 210 6 150, 160 170, 180 5 35 220 230 240 160 4 200 210 220 230 5 160 170 180 190, 6 140 150 150 160, a5 35 210 230 240 250 4 190 | 2030 210 220 3 160 170 170 18 Le 6 30. 140 140 150 136 35 200 220 230 40 4 180 190 200 210 5 6 200000 | 735, i 7 Ey iS 6 Berat | Modulus | Fr ‘Ketebalan Pelat Beton (Mmm) Berdasarkan Keberangkatan Total kK" Talunan (Ls) _| aanaa | (anyaa) [7200 [3000 6000_[_ 15000 | 25000 300000 [135 35 40_| 510 0 370 4 440 470. 490, 510, 5 370 390, “10 430, 6 320, 340. 360 380, 7 35. 450. 480 500 520, 4 400. 430 450. 470 5 340 | 360 380. 400 6 290} 310 320, 340, 5 35 420 #0, 460 490 4 370 400, #10) 40 5 310 330, 340, 360, 6 260 270 250 300, as 35 400, 230 450 470 4 360, 380 400. 420 5 290) 310 330) 340, 6 240 260 270. 280 16 35 390 410 430, 50. 4 340 360 380 400) 5 280 290 310 320, 6 220 240 250 260 400000 | 185 35 | 280 610 640 70 | 0. 4 "520 350) 580 | 6:0 630 5 440 0, 490 520. 530 6 390 ‘10 430 450 460 7 35 520 590, 570 610, 620 4 470. 500 520 550, 560 5 390, 420 430 460 470 6 340, 360 370 400, 419, 5 35. 480, 510 530 560 580, 4 430 460. 480 | _500 5 260 380, 400 420 6 310 330, 340. 360) as 35 470, 500, 520 Eg 4 420 aac 460. 490, 5 350. 370 380 210 200) aan 330 = Be 35 450 480 500 530) 4 400 230 450 470, 5 330, 350 370 390 6 280, 300 310 330 50 Tabel 5.1 (d) Contoh Hasil Perhitungan Ketebalan Lapisan Perkerasan Kaku Untuk Pesawat B-757 Berat [Modus | Fr | — Reta Peat Beton (ha) Berdasarkan Kaberanglatan Total K Tah (Lbs) (MN/MP) | (MN) | 7200 3000 6000 15000. 200000 | iss | 35 | 360} 360 | a0} ap fsa 0 a as eal nase |S [51280290] ate 1 320 | 240 | 250] 260 | 280. @~ |_ 35 | 320 [340] 330 | 30 ft es 2o0 ie [ae se [a 5 | 240 | 260 | 270 | — 2a (geese 210 es [te 70am Oa za s 35_[ 300 | si0 | ~sa0—} 380 4 260} 2801280 — | ~st0 5 | 220 | 330} 240 | 250 Ce ee ee wis [35 | 290 | 300 | 320] 330 4] 250 | 270} 380 [300 3__| 210 | 220 | m0 1 2a 1 ee 136 35 | 270_| 20 | 300 | 320 fc 240 [ae 2a | 70 200 | 200 | 210 | — 220} 230 61160 | 170] 160} 398 70000 | 135, | 35 | a0] ao 80 fer 00 ea rere San |r maf m2cotaa| eased | 250 | 300} 329 a 35 [380 | “a0 | —a20 4 [350 | 370 [5 [290 “| —a10 6 13502609 a ae 41320 [40 3-260} 280 6 [20 [200 ws [35 [340 | a0 aaa] exai0 ma a0 a eT 6 | 3201 — 230 | 240 736 35__| 330 | 350] 370 4 300, 310 330 | a lL 6 [20 LC Berat | Modulus | Fr Ketebalan Pelat Beton (Mui) Berdasarkan Keberanghatan Total K Talunan (Ls) _| (my | (mse) [7206 [3000] 6000 | 15000] 25000 300000 | 135 35 490 520 540 | 570 590 4 440 470 490 520, 530) 5 380__| 400 20 440 450 é 330 350 360 380) 390. 7 35 440 470 490 520) 530, | 4 400. 420 “440 470 480 5 340} 360. 370 390, 400, 6 290 310 220 340 350, S. 35 410 440 | 460 480. 490, 4 370, 390 | __ 410 430 | 450] 5 310. 330 340 360} "370, 6 260 280 230 310 320, a5 35 400. 420 440 470. 480, 4 360. 380 “400 420 430 5. 300 | 320 330 350 360) é 250 270 280 300. 310) 136 35) 380 410 80 450, 460, 4 340, 370 380 400, 410. 5 250 300 320 330 340. 6 240 260 270 280 250, Tabel 5.1 (e} i. Contoh Hasil Perhitungan Ketebaian Lapis Pesawat B-767 i Perkerasan Kaku Untuk [aw : Fr | Wilbon Pa on Wy Bras Reagan | [ian | Me ‘Dae 1] clis)_| NM | anya) | “i360 —3000 [S000 | 5000 | —5005 200000 | 35 Fa ae 47 | 280300 | s10- | 330] 40 a ee | 6 200 | 220 | 220 | 240 240 {35270 [290 | 00] 90} — a0 | [4 2508 | 2 | 70 290 |S 5 200m | aon ans at 290 eal alata 6 170190 | 190 | —200 3 Bs) 50 230 | 290 7 aT 20 240. 250 260 3 190_| —300| 210 | 229 6 360_| 170 | 180 | 190 aS 55 [8 240 20270 i 2 4 | 220 [230 | 2601 250 3 i@0__[ 190 | 200} 240 ! 6 508 | seo [ane 7s [nwt 136 35__| 330 [250 | 260 | 270. 4 n0_| 220 | 230] 240. 5 370 | _1e0 | 190 | 300 eee cmemiae 160 eo 33 Berat Fr Ketebalan Pelat Beton (Mm) Berdasarkan Keberangkatan Modulus K Total | “MN Tahunant (Lbs) (mn) | 7200 3000 6000 15000 | 25000 7250 000 "35 35, 380, 400, 420 40, 450, 4 Ed 360 370 400, 410, 5. 280, 300 310, 330 EO 6 240, 260 270 290 290 7 35 330) 350 370 390) 400 4 300, 310 330, 350 360 5 250, 260 270 290 300, on 210 220 230 250 250 55 35 300, 320 340 350 360 4 270 290 300 320 330) 5 220 240 250 260 270 | 6 190 200 210 220 230 a5, 35 290 310 320 340 350, 4 260, 280 300, 310 5 220) 230 250, 260 6 190 200 210 20 220 136 35 280, 300 310 330, 340 250 270 280 290, 300} : 210 220 230 240 250 180 190 200 210 210 300 000 135 35 430, 460 480, 510, 4 390) 410 $30, 466 } 5 330, 350, 360 380 6 280, 300, 310 330 1 7 35 380__[ 40 430 450 460 4 340) 360, 380 400 410 5 230, 300) 320 330. 340, 6 250, 2ou 270 290 300, 35 35 350) 370 380 420 3 320) 340 350 390 5 260, 280 290 310 310) 6 220, 240 250 200 270 815 35 340 360 380, 400 410 4 300) 320) 340 360 370 5 250, 270) 280 290 300 6 20, 230 240 250 260, a 330) 350 360 380, 390, 4 290 310 320, ‘40 [350 = 40 | 260 270 280 29¢ eee ame) | Beat Ty tusk || RAan Pela Bt i) Beran Krag is) _| NM | anne) |“ F500 —[— 3000 | — 6000 | — 15000 | —25000 380000 | 135 35__[ 490 | 520 40__| 570 580) c 4 140470 | 40 310 330) 5 370 [380 410) 230 450 6 320 [40 360) 376 390 w 35__[ 430460 | 480. 510. 520 « 390 | a0 430 450. 470 5 320 | 340 360, 380) 390) 6 280 [300 310) 330) 340) s 35__|~400_| 20 | a0 470 480 4 360 | 340 100) 220 230 5 300 | 320. 330 350) 36 6 260 | 270 280) 300) 310 aS 35__| 390 | 410 430) 450 460 4 350 | 370, 380 400 420 5 290 | 300. 320 340 350 6 250 | 260 270 290) 300) 136 5.5 ieee 70] oe 410 430 450) « 330350 | 370 390 400_ : 5 a 310) 320, 330 6 240 | 250 260) 280 280) Tabet 5.2 (@) 9 Contoh: Hasil Perhitungan Ketebalan L=pisan Perkerasan Kaku Untuk Pesawat A-300-B2 {eto pare ee Fela PET ton Nn) Beri Ranga LP | NT weniaey [7200] — 3000 6000 15000_[ 25000 woo | S35 | san teat 4300} 390 | ano 80 jos 250. 270. 280. 300 310 60} oP 60 2 [as [0 | “310350 | 5h} | | 4 [360801390 Sto | 5 20 Bo 240 260. 260 | | lean) 1390 | 200 20 220 | B35 a : 360 [0 | 50 3 ao} “aa —} an é 480 | 15 —| seo} 0 as 35 280 —| “90 —[ 500] 318] | 7 730 | 35030 | 8b] $ 200 | Ho] 999] a 170 [180 —| 490} 50 B35 260—| 290] 390 | 308 ni 230 [aa | ae} 3 ! ! | Te 0 1 34 Bowe | 13s 35 [#0 | 20 [a0 a 80 4 | ~360 [380 | — 400 420 430 5 | 300] 320 | — 240 350 370 [6 F260] 280 230) 310 320 | a 35] 350 380 390) 410 130 4 [320 [340 [350 370) 380) 3 [260 —|~280 | ~ 290 310 | 320, meee 200 [sa 200 Fes [ae 250) 260 270 s 35 | 330] 350 360) 380 390) 4 290 [310 320 340 350) 5 260 30 280 290) le é 220 20 240 350 aS 35 330 350) 370 380 4 300 310 330 340) 3 250 260 270 280) 6 210 720 230 240 136 35 320 330 350_ 360 4 280_[ 300. 310 360) 5 20 240 260 260) 6 200 | 210 220 220) 300000 BS [35 ~ 90 | 510 S40 350 4 “o 460) 490 500) 5 370 390 410 20] 6 329 | 340, 350 370 35 0 | 450, $80) 190) | 4 390 | 410 0 410 5 330 340) 360 370 6 280 230 310) 320 EF 35 400420 ‘Ho 460) | 4 360 380 400 410 [ 5 300 310 330 sau 6 240_[ 260] 270 280 280 | as 35] 370 | 390 a0 420 40 | 4 330 350, 360 3eo | 290 5__| 270 290 | 300 320 330 6 {230 “| 250” [260 270_[__280. 36 35_ [350 [370 | 990. 4101 «20 [4 1310 [330 350) 370 360) 5 | 260 | 270 290 300 310] ee) 240 260 260 | 61, 611. 6.1.2. 6.2. 6.21, 6.2.2. BAB VI SAMBUNGAN PADA PELAT BETON FUNGSI SAMBUNGAN Variasi temperatur dan kadar air dapat menyebabkan perubahan volume dan lentur pada pelat beton dari perkerasan kaku sehingga menghasilkan tegangan yang cukup besar. Untuk mengurangi resiko akibat tegangan tersebut dan mengurangi retak tidak beraturan , diperlukan pembagian pelat beton menjadi bagian-bagian dengan ukuran yang lebih kecil dan dihubungkan dengan alat sambungan tertentu JENIS SAMBUNGAN Sambungan pelat beton dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu sambungan muai, sambungan susut dan sambungan konstruksi. Sambungan muai. 1) Fungsi sambungan muai adalah untuk memisahkan pelat beton yang berpotongan dan memisahkan struktur perkerasan. 2) Sambungan muai terdiri dari 2 tipe yaitu tipe A dan B dengan Letentuan: ~ Tipe A digunakan jika transfer beban antara pelat beton diperlukan. Sambungan ini dist dengan non-extruding compressible material setebal 19 mm dan dilengkapi dengan betang dowel untuk mentransfer beban. ‘Tipe B digunakan jika transfer beban melalui sambungan tidak diperlukan. Sambungan ini dibentuk dengan memperbesar Ketebalan pelt beton sepanjang sisi sambungan taupa menggunakan batang dowel Sambuirgan: susut 1) Fungsi sambungan susut adalah untuk mengendalikan retak vang terjadi pada pelat beton, ketika pelat beton menyusut akibat penurunan kadar air dan temperatur. 2) Sambungan susut juga mengurangi tegangan yang disebabkan lentur pada pelat beton. 3) Saubungan susut terdiri dari 3 tipe, yaitu tipe F, G dan H seperti ditunjukkan dalam gambar 6-1. 56 6.2.3. Sambungan konstruksi 4) Fungsi sambungan konstruksi adalah untuk menghubungkan dua buah slab yang dikerjakan pada saat yang tidak bersamaan, misalnya jika pekerjaan harus dihentikan sementara karena sesuatu hal. 2) Detail dari sambungan konstruksi diberikan dalam gambar 6-2. 63 JARAK SAMBUNGAN 631 Untuk pelat beton yang terletak di atas pondasi bawah tanpa stabilisasi, maka jarak antar sambungun (dalara feet) tidak boleh lebil: dari dua kali kKetebalan pelat (dalam inchi). Jaak antar sambungan yang disarankan diberikan dalam tabel 6.1, ‘Tabel 6.1. Jarak Antar Sambungan (Pondasi Bawah Tanpa Stabilisasi) Ketebalan slab Tegak lurus slab Sejajar slab] < dari 9in. (23cm) 15 ft. (4.6 m) 12.5 ft. (3.8m) . | Qin - 12in. (23-31 cm) 20 ft. (6.1 m) 20ft. (61m) > daril2in. (31cm) 25 ft. (7.6 m) 25 ft. (7.6m) 632 Untuk pelat beton yang terletak di atas pondasi bawah yang distabilisasi, jarak antar sambungan diteatukan berdasarkan rasio antara jarak sambungan dan radius kekakuan relatif pelat beton. Rasio yang dimaksud diambil dazi persaman: Eh? 4 R=|—_~—" _ 61) (an) “ dengan: a E = modulus elastisitas beton (dalam psi, umumnya 1+10° psi) h = ketebalan peiat beton (dalam inchi) F = rasio poisson, umumnya 5,15 k = modulus reaksi tanah k (dalam pci) R = radius kekakuan relatif 633 Rasio yang dimaksud dalam butir 2 tidak boleh lebih kecil dari 4 tetapi tidak boleh lebih besar dari 6. 64 7ERTIMBANGAN PENGGUNAAN SAMBUNGAN Beberapa pertimbangan harus diambil dalam merancang sambungan pelat beton pada perkerasan kaku, pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 64.1. Sambungan konstruksi berkunci tidak boleh digunakan untuk pelat dengan ketebalan kurang dari 230 mm. Penggunaan sambungan kunci (keyed joint) pada pelat yang tipis mengakibatkan tipisnya kunci dan lemahnya sambungan sehingga tidak dapat berfungsi sebagaimana seharusnya. 64.2 Untuk perkerasan kaku yang direncanakan untuk menampung pesawat berbadan lebar (seperti B-747 dan DC-10), diperlukan pertimbangan khusus dalam perancangan sambungannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang sambungan pelat beton untuk perkerasan yang menampung pesawat berbadan lebar. ~ Untuk perkerasan dengan modulus k pada permukaan pondasi bawah (subbase) < dari 54 MN/m?, disarankan untuk menggunakan sambungan dengan batang dowei atau sambungan dengan penebalan tepi tipe D atau B (lihat gambar 6-1). Sambungan dengan kunci tidak diperbolehkan kecuali pada area lalu lintas rendah seperti bagian tepi landasan dan pada apron, di ‘mana sambungan kunci tipe C boleh digunakan. ~ Untuk perkerasan dengan modulus k pada permukaan pondasi bawah (subbase) antara 54 MN/m? sampai dengan 109 MN/m?, sambungan konstruksi rsendi tipe E, dengan batang dowel ataupun sambungan dengan tepi dipertebal boleh digunakan. Sambungan tipe C diperkenankan digunakan pada area lalu lintas rendan ~ Untek perkerasan dengan modulus k pada permakaan zendasi bawah (subbase) 2 dari 109 MN/m?, sambungan berkunci biasa (tipe C) dapat digunakan di semua area Jalu lintas di mana ketebalan pelat beton tidak kurang dari 230 mun, 64.3 Jika bagian dari perekerasan direncanakan untuk diperluas di masa mendatang, direkomendasikan untuk menggunakan sambungan deugan tepi yang dipertebal pada daerah tepi vang divencanakan wutuk diperluas. 65 BAJA PENYAMBUNG 6.5.1 Balas pengikat (tie bar) 1) 2) 3 Tie bs. digunakan dengan aah tegak lurus pada sisi gan susut dan sambungan kunci untuk menjaga sisi yang disambungkan (clap berada dalam jarak yang ditentukan. Tie bar tidak berfungsi untuk mentransfer beban. Dengan menjaga lebar bukaan dari sambungan, transfer beban tetap dapat dilakukan oleh Kunci atau agregat yang saling terkunci pada :etz!-2n di bawah sambungan tipe groove, Tie bar harus menggunakan baja ulir, berdiameter 16 mm dan mempunyai panjang 760 mm dengan jarak antar tie bar sebesar 760 mm. 58 65.2 Batang dowel y 2) 3) 4) 5) 8) Fungsi penggunan batang dowel pada sambungan adalah untuk mentransfer beban antar slab yang disambungkan dan untuk mencegah terjadinya displacement vertikal relatif antar slab-slab yang disambungkan, Penggunaan batang dowel harus_memungkinkan terjadinya pergerakan horizontal antar slab, Batang dowel yang digunakan untuk transfer beban harus disediakan pada setiap sambungan muai horizontal dan semua sambungan Konstruksi tipe butt. Batang dowel untuk sambungan konstruksi harus disediakan setidaknya pada 3 sambungan dati tepi yang bebas Sambungan susut pada slab interior boleh menggunakan tipe groove. dummy, Batang dowel harus mempunyai ukuran tertentu sehingga mampu menahan tegangan geser dan lentur yang dihasilkan oleh beban pada lapisan perkerasan. Panjang dan jarak antar dowel harus sedemikian sehingga tegangan tumpu yang terjadi pada beton tidak menyePASALkan kegagalan pada slab beton. Ukuran dan jarak antar batang dowel untuk variasi ketebalan slab beton yang diizinkan diberikan dalam tabel 6.2 Tabel 6.2. Ukuran Dan Jarak Dowel L Tebai Slab Diameter Panjan; Jarak | [6- 7in (15-18cm) | % in (20 mm) | 18 in.(46 cm) [ 12 in.31 cm) S-12in (21-31.cm) | 1 in. 25 mm) | 19 in.(48 cm) | 12 in.(31 cm) 38 16x (32-41 cm) | 1% in. (80 mm) | 20 in (51 cm) | 15 22.38 em) 27 = 20in. (43-51. cm) | 1 ¥en. (40 mum) | 20 in.(51 cm) | 18 in gis cm) i 21~ 24 in. (64—62.em) | 2 _ in. (50 zuma) | 24 in.(61 cm) | 18 in (46 cm) | Penempatan batang dowel harus memperhatikan elevasi dari dowel dan kesejajaran dari batang-batang dowel. 1g dowel vang tegak lurus memeriukan penggunaan alat bantu ‘untuk penempatannya agar akurat, biasanya digunakan sangkar atau Keranjang kawat yang diangkurkan ke pondasi bawah dengan baik agar posisi dowel tidak berubah. Beberapa alat pengecor juga dilengkapi dengan alat penempatan dowel sehingga dapat digunakan untuk menempatkan dowel secara akurat, Toleransi yang diperbolehkan dalam menempatkan dowel dalam arah vertikal dan horizontal adalah 2% atau 20 mm per meter. 59 66 SEALANT DAN PENGISI SAMBUNGAN 6.6.1 Sealant digunakan pada setiap sambungan untuk mencegah masuknya air dan benda-benda asing ke dalam sambungan. Bahan pengisi premolded compressible material digunakan pada sambungan muai_sehingga memungkinkan muai pada pelat. 6.6.2 Sealant pada sambungan di berikan di atas bahan pengisi untuk mencegah masuknya air atau benda-benda lainnya. 663 Pada daerah yang digunakan untuk pengisian bahan bakar, sealan yang tahan terhadap bahan bakar harus digunakan. 6.7 DENAH (LAYOUT) SAMBUNGAN DAN PERPOTONGAN PELAT 6.7.1 Sambungan pemisah 1) Dua buah slab yang berpotongan, seperti antara taxiway dan runway, harus dipisahkan untuk menjamin bebasnya pergerakan masing- masing pelat beton. 2) Pemisahan dapat dibentuk dengan sangat baik dengan menggunakan sambungan muai tipe B di antara dua buah slab. Sambungan muai harus ditempatkan sedemikian sehingge masing-masing pelat dapat memuai dan menyusut sendiri-sendiri tanpa pengaruh dari slab lainnya. Umumnya, hal ini dapat dicapai dengan menggus:akan sambungan muai tipe B dimana kedua slab saling berbatasan. 3) Sebuah sambungan pemisah umumnya cukup untuk menjamin tersedianya ruang bagi masing-masing slab untuk menyusut dan memuai sendiri-sendiri. 6.7.2 Pelac dengan bent ti ak be 1) Retak dapat terjadi pada slab yang berbentuk tidak simetris, oleh Karena itu disarankan untuk membentuk slab dengan bentuk persegi, ersegi panjang atau yang mendekati bentuk tersebut. 2) Pada kasus dimana slab tidak simetris harus digunakan, disararhan untuk menggunakan tulangan, Tulangen baia harus digunakan deupest rasio p sebesar 5% pada kedua arah dimana rasio auiara panjang dan lebar slab lebih dari 1,25 atau pada slab yang tidak berbentuk persegi ran 3) Ketidaksimetrisan dapat dihindarkan dengan cara membentuk slab yang simetris dan kemudian mengecat bagian yang tidak digunakan dari slab dengan bitumen. 60 : Fvang musi dovel (memungknkanpergeseran dowel tap dak bole longga) | ett cas ~ | 2 mm Batang dowel {jung dowel in cicat lua rgantung ran Sb dando Material premolded compressible SAMBUNGAN MUAI TIPE A - DENGAN DOWEL Deti 1 yy... Material premoided compressible Te Ke sarounyanterdekat tidak Te = 1,257 ttap tak hureng kureng dar sm dar T+ 59 mm SAMBUNGAN MUAI TIPE B - PENEBALAN TEPI Kemiringan 1:4 SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE C - BERKUNCI | ‘Salah satu ujung dowel di cat dan diumasi SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE D - DENGAN DOWEI. 61 Desl3 Batang pengika (te-bar) Panjang 76 cm ~arak 76 cm as ke as SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE E - DENGAN SENDI (Tipe Butt atau kunci) Groove dapat dibentuk atau diotong Det!2 — ~ ‘Salah satu yung dowel di cat dan cumasi SAMBUNGAN SUSUT TIPE F - DENGAN DOWEL Grouve dapat ibentuk als dpotong Batang pengjkat (ie-bar) Panjang 76 cm ~jarak 76 cm as ke as SAMBUNGAN SUSUT TIPE G - DENGAN SENDI Groove dapat dibentuk atau dpcivng : Det 2 — SAMBUNGAN SUSU7 TiPz H - DUMMY Gambar 6-1 Tipe Sambungan Pelat Beton 62 Catatan Motel sealant 6-10 mmdi bawah peemukzan Bond breaker Nonextruding Premolded ‘compressible material 193mm Detil 1 - Sambungan Muai 6-10mm Tez6mm ebungan Susut 6-10mn material Sambungan konstuksi anta slab beton Detil 3 - Sambungan Konstruksi Ukuran Jubang untuk sealant harus dibuat sedemikian hingga menghasilkan perbandingan W/D yang memadai Gambar 6-2. Detil Sealan Pada Sambungan Pelat Beton Sambungan mus wr Sambungan musi ee ‘tpe A atau B [£ le T ~ easlaea) neh { + K r Sambungan susut Eee Ostet “ 7 + if _| 4 ¥ ov fom C sph rei] S Smbungan musi Beton betulng | U L igunakan untuk r slab asimetis ton DETIL A Sambungan kenstruksi ‘Sambungan konstruksi Tongiusinal i ¢ atau D longtudinal dengan e bar ipo Gambar 6-4. Layout Sambungan Perkerasan Kaku 7A. 7A. 7.2, 713. 714, 745, 72. 73. 731, BAB VIL PERKERASAN UNTUK PESAWAT TERBANG RINGAN UMUM Lapisan perkerasan untuk pesawat terbang ringan didefinisikan sebagai Jandasan yang digunakan untuk melayani pesawat terbang pribadi atau Pesawat terbang ringan lainnya yang mempunyai jadwal tidak tertentu ‘seperti penerbangan untuk keperluan pelatihan atau pertanian, Fenggunaan lapisan perkerasan ini dibatasi hanya untuk pesawat terbang dengan berat total maksimum 30 000 Ibs (13 500 kg) dan umumnya karang dari 12 500 Ibs (5 700 kg). Beberapa landasan mungkin tidak memerlukan lapisan perkerasan, Kondisi asli di lapangan bisa saja sudah memenuhi syarat untuk Pembuatan permukaan landasan rumput (turf) yang dapat digunakan sebagai landasan pesawat terbang ringan untuk penggunaan. secara terbatas. Adalah mungkin untuk membuat permukaai ruinpul-agregai dengan cara meningkatkan stabilitas tanah dengan penambahan aggregat Khusus untuk media penumbuhan rumput. Pada kebanvakan area. tidak dimungkinkan penggunaan lapisait pemukaan landasci berumput karena kondisi cuaca yang buruk (curah ‘hujan tinggi) atau lalu lintas yang tinggi. Lapisan perkerasan yang untuk pesawat terbang ringan dengan bobot kurang da: 3hs dapat berupa lapisan perkerasan fleksibel atau kaku. PENAMPANG Penampang tipikal untuk lapisan perkerasan khusus pesawet terbang Tingan ditunjuxkan dalam geinbar 7.1, tidak diperlukan pembedaan disain lapisen perkerasan antara daerah kritis dan nonkritis, MATERIAL PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE) Lapisan perkerasis= untuk peesw terbang ringan tersusun atas Japisan permukaan aspal hot =x, lapisan pondasi, lapisan pondasi bawah dan tanah dasar. Kegunaaan dari masing-masing lapis adalah sebagai berikut: Lapisan permukaan aspal ( hot-mix) 1) Fungsi dari lapisat permukaan aspal hotmix adalah sama dengan pada lapisan perkerasan untuk pesawat terbang berat. 2) Untuk kondisi tertentu aspal hot-mix yang digunakan untuk jalan raya dapat digunakan untuk lapisan perkerasan pesawat terbang ringan dengan bobot kurang, 12.500 Ibs atau kurang 65 7.3.2. Lapisan pondasi 1) Lapisan pondasi adalah bagian utama yang memikul beban pada lapisan perkerasan fleksibel. 2) Spesifikasi mengenai material yang cocok untuk digunakan sebagai lapis pondasi bawah pada lapis perkerasan untuk pesawat terbang ringan adalah sebagai berikut: ~ Aggregate Base Course ~ Crushed Aggregate Base Course ~ Caliche Base Course ~ Lime Rock Base Course ~ Shell Base Course ~ Sand-Clay Base Course ~ Soil Cement Base Course ~ Cement Treated Base Course ~ Econocréte Subbase Course ~ Plant Mix Bituminous Pavements Lapisan pondasi bawah 1) Lapisan pondasi bawah umumnya diperlukan pada lapisan perkerasan Kecuali jika nilai CBR lebih dari 20 atau > (biasanya tipe GW atau GP) 2) Material yang sesuai dengan spesifikasi Subbase course dapat digunakan sebagai lapisan pondasi bawah, materi! lainnya juga dapat digunaken dengan catatan cukup ekonomis dan praktis. 3) Karena beban yang bekerja pada perkerasan untuk pesawat terbang ringan jauh lebih Kecil dari pada wis: pesawat terbang berat, maka pemadatan dilakukan berdasarkan ASTM D 698, 73.4. Lapisan pondasi dan pondasi bawah terstabiuoasi Lapisan pondasi dan pondasi bawah terstabilisasi dapat digunakan, ketebalan ekivalen yang disaratkan sesuai dengan spesifikasi pada perkerasan pesawat terbang berat. 7.35. Tanah dasar Material tanah dasar harus dipadoikan pada kedalaman tertentu sesuai yang disajikan pada tabel 7.1 berikut ‘Tabel 7.1 Persyaratan Pemadatan Tanah Dasar Untuk Lapisan Perkerasan Pesawat Terbang Ringan Berat total pesawat Tanah non kohesif Tanah kohesif disain Kedalam pemadatan (in.) Kedalam pemadatan (ir.) [95% | 90% | 65% | 95% | 90% [85% | 80% £12500 Ibs. = | 6- 8 | 18-24 | 4 | 8-12 | 12-15 Se 66 j 9-12 | 12-15] Catatan: L 2 74, 74.1. 7.4.2. 74.3, 744, Tanah non kohesif sesuai dengan definisi untuk pemadatan adalah tanah dengan nilai PI < 6 Tanah dasar di area galian (cut areas) harus memiliki kepadatan alam yang ditunjukkan dalam tabel atau @) dipadatkan dari permukean untuk mendapatkan kepadatan yang diperlukan, atau (©) digantikan (removed and replaced) dengan kepadatan yang ditunjukkan dalam tabel, atau (©) jika cukup’ ekonomis dan diizinkan sesuai dengan syarat kualitas, Gismbun dengan material pondasi bawah terseleksi schingga lapisan fanah dasar tak dapat dipadatkan (kepadatan asli) terdapat pada kedalaman yang diizinkan. Untuk tanah yang mengembang (welling soil), pesyaratn yang digunakan sama dengan untuk pesawat terbang berat. KETEBALAN PERKERASAN LENTUR (FLEXIBLE) Grafik disain pada gambar 7-2 digunakan untuk mendisain lapisan untuk pesawat terbang ringan. Ketebalan yang didapatkan dari srafik dicain harus digunakan pada seluruh area dari faslilas perkerasan tanpa reduksi ketebalan untuk bagian tertentu. Metode pengembilan nilai CBR diambil dengan cara pengujian eboratorium dengan prosedur yang sama dengan pengambilan nilai CR? untuk pesawat terbang berat, Ketebalan lapisan permukaan + lapisan pondasi dicentukan berdasarkan Tila} CBR 20%. | Ketebalan lapisan pondasi bawah ditentukan sebagsi Ketebalan total dikurangi ketebalan lapisan permukaan + pondasi bawah. Ketebalan lapisan permukaan minimum ditentukan sebesar 5 crn, ha! ini Giperlukan berkenaan dengan penggunaar material granular untuk lapis pondasi sehingga lapis permukaan harus cukup tebal untuk dapat dipadatkan di atas lapisan tersebut. Jika lapis pondasi distabilisasi, maka Ketebaian tapisan permukaan dapat dikurangi bila penghamparan dan Ppemadatan lapis permukaan masih dapat dilakukan dengan baik. Ketebalan lapisan pondasi dari grafik disain bervariasi antara 7,5 cm sampai dengan 15 cm, dan ketebalan lapisan pondasi bawah bervariasi {mtara 0 ~ 36cm. Pada Kondisi tertentu, kesulitan dalam pemadatan lapisan pondasi bawah atau pondasi dapat terjad:. Pada kondisi tersebut, maka peningkatan Ketebalan harus dilakukan agar pemadatan dapat dilakukan dengan baik 67 75. 751. 75.2. 753. MATERIAL PERKERASAN KAKU (RIGID) Lapisan perkerasan kaku untuk pesawat terbang ringan tersusun atas beton PC permukaan, lapisan pondasi bawah dan tanah dasar. Fungsi dari susunan perkerasan dan spesifikasinya adalah sebagai berikut Beton PC Spesifikasi mengenai material dan penempatan beton PC harus sesuai dengan peraturan yang berlaku . Lapisan pondasi bawah 2) Lapisan perkerasan kaku untuk pesawat terbang ringan dengan berat antara 12.500 Ibs - 30 000 Ibs membutuhkan ketebalan lapis pondasi bawah minimal 100 mm kecuali untuk jenis tanah tertentu sesuai dengan ketentuan pada pesawat terbang berat. 2) Untuk landasan yang didisain untuk pesawat terbang dengan berat total 12.500 Ibs atau kurang, tidak diperlukan lapisan pondasi bawah, kecuali jika Klasifikasi tanah dasar adalah OL, MH, CH atau OH. Untuk tipe tanah tersebut di atas, maka ketebalan minimum lapisan Pondasi bawah adalah 100 mm. Material yang dapat digunakan untuk lapis pondasi bawah sesuai dengan spesifikasi Subbase Course. Tanab dasar Tanah dasar harus dipadatkan untuk kedaiaman yang ditentukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Untuk tanah kohesif yang digunakan dalam penimbunan (fill section), seluruh timbunan harus dipadatkan sampai dengan 90% dari Kepadatan, maksimum. Untuk iauah kohesif pada penggalian (cut section), 150 num teratas dari lapisan tanah dasar harus dipadatkan sampai dengan 90% kepadatan maksimum, 3) Untuk tanah non-kchesif digunakan dalam penimbunan, 150 mm teratas harus dipadatkan hingga 100% kepadatan maksimum. Untuk “tanah kolesif pada penggalian, 150 mm teratas dari lapisan tanah dasar harus dipadatkan hingga 100% kepadatan maasimum dan 460 mmm dibawainya haus ipztarkon hingga 95% kepadatan 4) Untuk tanah yang mengembang (swelling soil), maka perlakuan sama dengan lapisan perkerasan untuk pesawat terbang berat. 68 1 76. 76.1. 7.6.2, 77. 771. 773. 774, 775. KETEBALAN PERKERASAN KAKU (RIGID) Ketebalan pelat beton pada perkerasan kaku untuk pesawat terbang ringan diatur sebagai berikut: Untuk pesawat terbang ringan dengan berat dari 0 - 12.500 Ibs, maka Xetebalan slab beton yang dibutuhkan sebesar 5 in. (125 mm) Untuk pesawat terbang ringan dengan berat 12500 Ibs - 30000 Ibs, Ketebalan slab beton yang dibutuhkan sebesar 6 in, (150 mm). SAMRBINGAN PADA PERKERASAN KAKU UNTUK PESAWAT TERBANG RINGAN Jarak maksimum antara sambungan pada perkerasan kaku untuk Pesawat terbang ringan’adalah 12.5 ft. 3,8 m) untuk sambungan memanjang dan kalau digunakan lapisan pondasi bawah Yang distabilisasi dengan aspal wag eemen, Sambungan kunci setengah melingkar juga. diizinvan walaupun ketebalan stab beton kurang dati 9in (230 mun) Slab beton yang tidak simetris harus diperkuat dengan rasio tulangan sebesar 0,05% pada kedua arah. Slab beton yang ‘dak simone didefinisikan sebagai slab beton yang tidak bes'oeniai petsegi (atau persegi Panjang) atau slab persegi panjang dengan rasio Panjang-lebar melebihi 1,25. Dua jenis layout sambungan yang direkomendasikan ditunjukkan dala gambar 7-5 untuk dan gambar 7-6 untuk lebar Jandasan bertiiiut-turut 18 m dan 15 m. Tiga sambungen susut terakhir dan sambungan memanj ujung yang bebas dari slab diikat dengan $19 mm dan ditempatkan sejarak 1m dari as ke as 69 78. 781 RUMPUT - BATU PECAH (AGGREGATE TURF) Rumput-aggregat berbeda dari rumput lapangan rumput biasa karena pada remput " aggregat stobilitas dari tanahnya ditingkatkan dengan menambahkan material granular untuk media penumbuhan rumput. 782, Tujuan dari konstruksi tipe ini adalah untuk menyediakan landasan 78.3, 784 Pendaratan yang tidak berkurang kekuatannya selama musim hujan dan memiliki' cukup tanah untuk mendukung pertumbuhanrumput. Rumput aggregat hanya dapat digunakan untuk landasan yang melayani esawat terbang dengan berat 12.500 Ibs (5 700 kg) atau kurang. Nilai CBR minimal sebesar 20% dirokomendasikan untuk lapisan aggregat/tanah, Ketebalan Ketebalan yang perlu distabilisasi dengan material granular bervariasi sesuai dengan jenis tanah dan kondisi drainase. Ketebalan total tanah terstabilisasi dengan aggregat harus dibaca langsung dari gambar 7-2 menggunakan nilai CBR tanah dasar, tanpa —memperhitungkan hubungannya dengan lapisan permukaan, TAKIWAY SLAB BETON |__Pondssi bawah on Gambar 7-1, Penampang Perkerasan Untuk Pesawat Terbang Ringan 70 S$2_ozsieizi oi si bl gl a "SSINNOIHL Io 6 @ J NoSbosai wo pes a3uinDss 3sun0o ONIOVSUNS WAHINI 'NI2 :310| r T Sy S Oe Co = 25 | OF: $soy, ey 2 : 0 fn a | eeu a oe soe J Untuk Pesawat Terbang Ringan ‘ambar 7-2. Kurva Disain Lapis Ferkerasan \ I | i { ‘Selah satu ujung dowel ‘cat dan diumasi Material premolded compressible SAMBUNGAN MUAI TIPE A - DENGAN DOWEL Material premoided compressible 125mm Penebalan tidak peru cibvat untuk pesawat dengan berat 512500 bs SAMBUNGAN MUAI TIPE B - PENEBALAN TEPI Batang pengikat ie-bar) vir I SAMBUNCAN SUSUT TIPE C - DENGAN SENDI SAMBUNGAN SUSUT TIPE D - DENGAN DOWEL 2 ~ I T2242 | Salah satu ujung dowel di cat dan dlumasi SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE F - DENGAN DOWEL Dett3 — PONDASI BAWAH TERSTABILISAS! SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE G - SAMBUNGAN TIPE BUTT Dets —, SAMBUNGAN KONSTRUKSI TIPE HT - BERKUNCI DENGAN 71F BAK dan TIPEH - BERKUNC! T7A THE BA! Catatan: 1. Semua batang dowel berdiameter 19 mm, panjang 45 cm dan berjarak 30 cm dari as ke as 2. Sema batang pengikat (tie-bar) adalah batang ulir #4, panjang 50 cm dan Lerjarak 0,9 m as ke as. Ganwbar 7-3. Tipe Sambungan Pada Perkerasan Kaku Untuk Pesawat Ringan C HTC "AMmMmMMan Ow HT C 1 15m | Huruf pada sambungan menyatakan tipe sambungan Gambar 7-6. Layout Sambungan Perlerasan Kaku Pesawat Torbany, Ringan Untuk Lapisan Perkerasan Selebar 15 M Ditets KARTA Pada tanggat W___Januari 25 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDAIA td CUCUK SURYO SUPROJO NIP. 120 089 499 Salinan resmi sesuai dengan aslinya Kepal A_A. SIL‘ NIP. 120 108 669 76

You might also like