Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Keberhasilan
pembangunan
kesehatan
tidak
semata-mata
untuk
dapat
penanggungjawab
terwujudnya
program
pertimbangan-pertimbangan
INDONESIA
pembangunan
kesehatan
SEHAT
2011,
harus
memasukkan
dalam
semua
para
kebijakan
harus
berperan
sebagai
penggerak
utama
pembangunan
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
yang
bermutu
sangat
mencapai
upaya
tersebut
Departemen
Kesehatan
RI
untuk
hidup
sehat.
Strategi
setinggi-tingginya
bagi
seluruh
penduduk
dengan mengembangkan
mandiri.
Pada
intinya,
desa
siaga
adalah
memberdayakan
masyarakat agar mau dan mampu untuk hidup sehat. Untuk dapat
danmampu hidup sehat, masyarakat perlu mengetahui masalah-masalah
dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatannya, bak sebagai
individu, keluarga, ataupun sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Beberapa
determinan
yang
mempengaruhi
status
kesehatan
kesehatan
dan
lingkungan
fisik
dan
nonfisik.
Heredity
listrik
dan
jalan
raya).
Sedangkan
faktor
budaya
akan
remaja
serta
kesehatan
lanjut
usia
(lansia),maupun
luas
92,4
hA
dengan
batasan
administrasi
wilayah.
440
meter
dari
atas
permukaan
air
laut.
Sukun),
batas
wilayah
sebelah
timur
Kelurahan
sendiri
dibedakan
menjadi
campuran
dan
terpisah.
Pengertian campuran dalam hal ini, antara air limbah rumah tangga dan
limpasan air hujan dialirkan dalam satu saluran. Selain itu, pengertian
terpisah dalam hal ini, antara air limbah rumah tangga dan limpasan air
hujan dialirkan ke dalam saluran yang berbeda.
Dalam rangka melakukan pembinan, mengatasi masalah kesehatan
serta meningkatkan derajat kesehatan yang optimal secara mandiri,
dimana dalam pelaksanaan praktek asuhan keperawatan komunitas
menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas yang diawali
dari pengkajian dengan cara mengumpulkan data, analisa, menentukan
diagnosa
atau
permasalahan
peramasalahan
yang
dan
ditemukan,
menyusun
kemudian
rencana
pelaksanaan
sesuai
dan
yang
Tujuan
masalah
kesehatan,
mengorganisasikan
potensi
dan
dengan
komunitas
dan
keluarga
dalam
menyadarkan
adanya
potensi
yang
ada
di
komunitas
untuk
melatihnya
dalam
program
kerja
untuk
mengatasi
Manfaat
1.3.1 Masyarakat
Diharapkan
gambaran
status
kesehatan
yang
dapat
membantu
kesehatannya
ada
serta
masyarakat
dan
mau
guna
mengerti
menyadari
permasalahan
menyelesaikan
permasalahan
tersebut.
1.3.2 Mahasiswa
Menimba pengalaman belajar mahasiswa untuk peka dalam
mengenali masalah kesehatan dalam masyarakat serta menentukan
langkah
penyelesaiannya
dengan
mengapikasikan
ilmu
yang
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kesehatan
Komunitas
adalah
pelayanan
dan
keterjangkauan
peningkatan
pelayanan
kesehatan,
kesehatan
dengan
yang
menjamin
dibutuhkan,
dan
asuhan
keperawatan
komunitas,
dimana
proses
dan
ini
2)
Komponen
sistem
pemeliharaan
kesehatan
primer,
4)
Pemeliharaan
kesehatan
primer
lebih
menonjol
dari
b. Kepercayaan
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Klien
hanya
anggota
tetap
dari
tim
pemeliharaan
kesehatan.
8)
secara
mandiri
dan
aktif
berpartisipasi
dalam
pemeliharaan kesehatan.
2.1.3 Falsafah Keperawatan Komunitas
Berdasarkan
mendasar
pada
tersebut,
asumsi
maka
dasar
dapat
dan
keyakinan
dikembangkan
yang
falsafah
melandasi
keperawatan
komunitas
mengacu
kepada
kesehatan
masyarakat
adalah
suatu
upaya
consumer
menjamin
suatu
pelayanan
hubungan
keperawatan
yang
saling
dan
kesehatan,
mendukung
dan
tenaga
keperawatan
kesehatan
masyarakat
Komunitas Dengan
Keluarga Sebagai Unit
Pelayanan Dasar.
MANUSIA
KEPERAWATAN
KESEHATAN
3 Tingkatan
Pencegahan.
(SEHAT-SAKIT)
LINGKUNGAN
(Physic, Biologic,
Psychologist, Social,
Cultural, Dan
tertentu yang
kebutuhan
dasar
terbebasnya
klien
dari
komunitas.
gangguan
Sehat
meningkatkan
berbagai
kemampuan
individu,
masalah
kesehatan/keperawatan
dan
prioritas
masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan.
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka
hadapi.
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan.
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pelayanan kesehatan/keperawatan.
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara
mandiri (self care).
h. Menanamkan
perilaku
sehat
melalui
upaya
pendidikan
kesehatan.
i. Menunjang
fungsi
puskesmas
dalam
menurunkan
angka
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang
sakit yang mempunyai masalah kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
dengan
dan
kesehatan
bimbingan
khusus
serta
yang
asuhan
memerlukan
keperawatan,
diantaranya adalah:
1) Penderita
penyakit
menular,
seperti
TBC,
lepra,
AIDS,
yang
mempunyai
resiko
terserang
penyakit,
diantaranya:
1) Wanita tuna susila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti wredha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
4) Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan
bekerjasama cukup lama sehingga mereka dapat mengatur diri
mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial
dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas. Masyarakat
merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung
dan
bekerjasama
untuk
mencapai
tujuan.
Dalan
baik
permasalahan
sosial,
kebudayaan,
2.4 Strategi
Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Proses kelompok.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Kerja sama (partnership).
pemeliharaan
kesehatan
dan
pengobatan
(kuratif),
pemulihan
kesehatan
secara
berkala
melalui
posyandu,
adalah
kelompok-kelompok
yang
diasingkan
oleh
meyakinkan
masyarakat
untuk
dapat
menerima
Hal
ini
tentunya
membutuhkan
penjelasan
dengan
awal
dengan
penjelasan
komunitas
program
dan
praktek
keluarga
dan
untuk
mengadakan
epidemiologi
dan
statistik
serta
membuat
visualisasi/penyajian data.
h. Mengidentifikasi
pra
musyawarah
komunitas:
menyusun
dari
tokoh-tokoh
masyarakat
dan
seluruh
tujuan,
kegiatan
di
keberhasilan
komunitas
pemecahan
dalam
hal
masalah
dan
pendekatan
langkah-langkah :
a. Pengkajian
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
d. Pelaksanaan
e. Evaluasi.
proses
keperawatan,
dengan
mampu
berproses
mengembangkan
dalam
keyakinan
mengidentifikasikan
untuk
memenuhi
Persiapan :
a)
Pengenalan komunitas
2.
Tokoh-tokoh masyarakat
2.
Ketua RW, RT
3.
Kader kesehatan
Pengenalan Masalah
Tujuan
untuk
mengetahui
menyeluruh
yang
masalah
benar-benar
kesehatan
menjadi
secara
kebutuhan
Survey wilayah
Survey populasi
Survey
kebijakan
program
dan
frasilitas
layanan
kesehatan.
o
Survey
potensi-potensi,
sumber
pendukung
komunitas.
2.
di
Adalah
merumuskan
diagnosa
keperawatan
pada
3.
Formulasi :
c)
Problem
Etiologi
Penyadaran komunitas
1)
Tujuan :
1.
Mengenalkan
masalah
kesehatan
yang
sedang
Mengikutsertakan
komunitas
dalam
pemecahan
masalah
3.
2)
Kegiatan :
Mengadakan
musyawarah
komunitas
dengan
metode
2.
Diskusi kelompok :
o
Menyusun
rencana
pemecahan
masalah
(bentuk
4.
Tangapan-tanggapan
dari
tokoh
formal,
informal,
puskesmas.
2)
Pelaksanaan
Adalah
tahap
pelaksanaan
kegiatan-kegiatan
yang
telah
Pelatihan Kader
b)
Penyuluhan kesehatan
c)
d)
Home care
e)
Rujukan
Gambar 2.4
(Kader Kesehatan)
3)
Evaluasi
Hal-hal yang harus dievaluasi :
a)
b)
Pencapaian
tujuan
perawatan
(terutama
tujuan
jangka
pendek)
c)
Efektifitas
dan
efisiensi
tindakan/kegiatan
yang
telah
dilakukan
d)
Keterangan:
: Peran masyarakat
: Peran perawat
Pada
gambar
di
atas
dapat
dijelaskan
alih
peran
untuk
Peran perawat
Peran Masyarakat
Pengenalan masyarakat
+++
Pengenalan masalah
+++
++
Penyadaran masyarakat
++
+++
Pelaksanaan
++++
Penilaian
++++
Perluasan
++++
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Winshield Survey
Lingkungan
tempat
tinggal
penduduk
RW
Kelurahan
yang
lainnya.
Tempat
tinggal
penduduk
yang
dijumpai
a. Data demografi
Wilayah RW I Kelurahan Sumbersari terdiri dari 12 RT yang
terdapat kurang lebih 549 KK. Berdasarkan metode pengkajian
Key informant didapatkan batas wilayah RW I Kelurahan
Sumbersari sebagai berikut:
Utara
: RW 01 Kelurahan Ketawang Gede
Selatan : RW 02 Kelurahan Sumbersari
Timur : RW 04 Kelurahan Ketawang Gede
Barat
: RW 03 Kelurahan Sumbersari
Analisa
Proporsi usia di RW I Kelurahan Sumbersari, proporsi usia
terendah pada usia > 70 tahun sebanyak 6 % dari total sampel
sebesar 549 KK yang terdiri dari 1790 orang. Sedangkan yang
tertinggi pada usia 45 - 59 tahun sebesar 20 %.
Analisa
Analisa
Dari
data
di
atas
dapat
diketahui
bahwa
proporsi
Analisa
Dari diagram diatas dapat diketahui bahwa penduduk RW I
Kelurahan Sumbersari sebagian besar bermata pencaharian
Analisa
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan, bahwa
sebagian besar penduduk RW Ikelurahan Sumbersari beragama
Islam sebesar 93% sedangkan yang yang beragama Kristen
sebanyak
penduduk pendatang.
g. Komposisi Penduduk Menurut Status perkawinan
Analisa
besar
penduduk
RW
01
Kelurahan
Sumbersari
Analisa
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
sebagian besar penduduk RW Kelurahan Sumbersari merupakan
tipe
keluarga
inti/nuclear
sebesar
58%
sedangkan
Analisa
42%
besar
penduduk
RW
kelurahan
Sumbersari
Analisa
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
sebagian besar keluarga memilih untuk berobat ke Puskesmas
ketika sakit yaitu sebesar 43 %, ke Rumah Sakit 24 %, ke Dokter
24 % dan membeli obat di warung sebesar 9 %.
Analisa
Hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian
besar keluarga
masih ditemukan
Analisa
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
sebagian besar penduduk bersuku jawa sebesar 93%, suku
Madura 5% dan lain-lain 2%.
2. DATA SUBSISTEM
a. Lingkungan
1. Sumber air
Analisa :
Hasil pengkajian dan observasi yang dilakukan didapatkan
bahwa keluarga memakai PDAM sebesar 30 %, dan mayoritas
menggunakan
sumur
sebesar
57
%,
dan
terdapat
13
Analisa :
observasi
perumahan
di
RW
Sumbersari
orang
warga
mengatakan
bahwa
susah
untuk
rumah
tangga
mayoritas
diangkut
truck
Dinas
5. Komunikasi
Bahasa yang di gunakan di RW I kelurahan Sumbersari
mayoritas bahasa indonesia dan jawa. Alat komunikasi yang di
gunakan antar warga adalah HP dan speaker masjid sebagai
media pemberitahuan
(musyawarah warga).
Dari hasil wawancara dengan ketua RW dan Kader PKK
mengatakan
bahwa
informasi
untuk
warga
biasanya
c. Transportasi
Analisa :
besar
penduduk
RW
kelurahan
Sumbersari
Analisa :
Untuk hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
sebagian
besar
penduduk
RW
Ikelurahan
Sumbersari
2. Keamanan
Untuk keamanan di RW I Sumbersari sudah cukup aman
terbukti dengan adanya pos ronda atau pos kamling di sebagian
RT.
e. Ekonomi
1. Pendapatan
Analisa
Untuk hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan bahwa
mayoritas pendapatan keluarga adalah > 2 juta sebesar 53 %
dan sebagian kecil memiliki pendapatan keluarga > 1 juta
sebesar 11 %.
Dari hasil wawancara dengan ketua RW mengatakan bahwa
ada sebagian warga yang hanya mengandalkan usaha kost
kostan sebagai sumber pendapatannya.
f. Lain-lain
1. Posyandu Lansia
Posyandu RW 01 terletak di
daerah
Sumbersari,
dikeluhkan,
tentang
riwayat
penyakit
dan
hasil
Analisa :
Hasil survei angket dari 46 sampel lansia didapatkan
data :sebanyak 17 lansia memiliki riwayat penyakithipertensi,
12 lansia memiliki riwayat penyakit asam urat, 8lansia
memiliki riwayat penyakit kolesterol, 5 lansia memiliki
riwayat penyakit diabetes, 2 lansia memiliki riwayat jantung,
dan 2 lansia memiliki riwayat stroke.
Keluhan Yang Sering Dirasakan Lansia :
Analisa :
Hasil survei angket dari 46 sampel lansia didapatkandata :
keluhan terbanyak lansia di wilayah RW 01 Sumbersari
adalah nyeri sendi yaitu sebanyak 17 lansia, urutan kedua
keluhan terbanyak adalah pusing sebanyak 8 lansia.
2. Posyandu Balita
Dari hasil pengumpulan data, hampir seluruh balita
datang ke posyandu dikelurahan Sumbersari RW I, dengan
usia 0-23 bulan (50 balita) dan usia 24-59 bulan (127 balita).
Sampel yang digunakan untuk praktek komunitas pada balita
di RW I Sumbersari ini adalah 46 balita, yang disebar dari RT
01 RT 12.
Dari hasil wawancara dan angket dari 46 bayi dan balita
secara acak di dapatkan balita yang mendapatkan asi
eksklusif
dengan
prosentase
1%
(1
balita)
balita
ANALISA DATA
NO
1.
ANALISA DATA
ETIOLOGI
Data Subyektif :
Dari 10 orang
yang
diwawancarai terdapat
6 orang yang masih
merokok
ketika
tahu
mengenai
bahaya
Terserang
Infeksi
Penyakit
Gangguan
Saluran
Pernapasan
Atas
Kurangnya
dan
adalah
berhenti
lingkungan
padat penduduk.
Dari hasil pengkajian
pengetahuan
masyarakat
mengenai
bahaya
merokok
terhadap
yang dilakukan
lingkungan
didapatkan bahwa
sekitar
rumah penduduk RW
01 Sumbersari banyak
warganya yang
merokok.
Di Rw 01 banyak
terdapat balita yang
sedang mengalami
terjadinya
mengatakan
merokok.
Data Obyektif :
Di lingkungan RW 01
Resiko
kesadaran
untuk
Resiko
MASALAH
sebesar 43 %.
2.Data Subyektif :
dengan
Berdarah dan
mengatakan bahwa di
Sumbersari.
Kurang
RT 5 memiliki riwayat
pemahaman
berulang
Cikungunya.
Dari hasil wawancara
warga
dengan
penyakit
RW
ketua
RT
pernah
dilakukan fogging.
Dari hasil wawancara
dengan
kader
PKK
mengatakan
Resiko
di RW 1
ketua
Terdapatnya
DBD.
Dari hasil wawancara
dengan warga RT 4, 2
dan
12
tidak
membuat
bisa
perangkap
jentik nyamuk.
Data Obyektif :
Dari
laporan
pemantauan
oleh
kader
jentik
jumanti
mengenai
demam
berdarah dan
pemutusan
rantai
perkembangb
iakan telur
nyamuk
Chikungunya
bahwa
indek
yaitu
93%
jentik
(minimal 95%).
Dari hasil observasi ke
beberapa rumah masih
banyak
penampungan
berpotensi
saat posyandu.
Dari hasil wawancara
dengan
beberapa
lansia
mereka
mengatakan
mengikuti
karena
keluhan
tidak
posyandu
tidak
ada
mempunyai
mengatakan malas.
Dari hasil wawancara
dengan beberapa ibu
balita
mengatakan
mengikuti
mereka
tidak
posyandu
sebagian
bahwa
Resiko tinggi
terserang
penyakit
Data Obyektif :
Masih
kurangnya
kesadaran warga RW
01
Kelurahan
Sumbersari
adanya
dengan
posyandu
tetapi
jumlah
kunjungan
setiap
lansia.
Dari hasil pengkajian
yang
dilakukan
didapatkan
bahwa
sebagian
besar
penduduk
RW
Kelurahan Sumbersari
mempunyai
penyakit
riwayat
Batuk
pilek
sebesar 43 %
Prioritas Diagnosa
1. Resiko terjadinya Gangguan Saluran Pernapasan berhubungan
dengan
Kurangnya
kesadaran
dan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
penyakit
demam
berdarah
dan
pemutusan
rantai
N
o
1.
Masalah
Tujuan
Resiko
Setelah
terjadinya
Rencana Kegiatan
Sasaran
Tempat
1. Memberikan
Wargadi
dilakukan
informasi
kelurahan
Gangguan
tindakan
(penyuluhan)
Sumbersar Kelurahan
Saluran
keperawatan
tentang tentang
Pernapasan
komunitas
bahaya rokok
berhubungan
diharapkan
dengan
klien mampu
Kurangnya
menunjukkan :
1. Warga
kesadaran
dan
pengetahuan
masyarakat
mengenai
bahaya
merokok
terhadap
lingkungan
sekitar
mengerti dan
paham
tentang
bahaya rokok
bagi
kesehatan
2. Warga dapat
terhadap kesehatan
2. Memberikaninform
asitentangpembuan
gan/septitankkomun
aldarinarasumber
yang terpercaya
3. Menyediakan waktu
bagi masyarakat
untuk menanyakan
beberapa
pertanyaan dan
mengurangi
mendiskusikan
konsumsi
permasalahan.
rokok 1
batang
i RW 01
Waktu
Dana
PJ
Di Balai
Jumat,
Rp.250.0
Tim
RW 01
20Febru
00
Komunita
Sumbersari
Kecamatan
Lowokwaru
ari 2015
Pukul:
19.00
WIB
s
Program
Profesi
Ners
Kota
UMM
Malang
angkatan
IX Tahun
3014````
`````````
`````````
`````````
2015
perhari.
2.
Resiko tinggi
Setelah
1. Memberikan
Wargadi
terserang
penyakit
dilakukan
informasi
kelurahan
tindakan
(penyuluhan)
Sumbersar Kelurahan
keperawatan
tentang pentingnya
komunitas
datang atau
diharapkan
klien mampu
menunjukkan :
1. Warga
mengikuti kegiatan
dari Posyandu
2. Menyediakan waktu
bagi masyarakat
mengerti dan
untuk menanyakan
paham
beberapa
bahwa
pertanyaan dan
betapa
mendiskusikan
pentingnya
permasalahan.
menjaga
kesehatan
dengan cara
keposyandu
untuk
i RW 01
Di Balai
Jumat,
Rp.
Tim
RW 01
20Febru
100.000
Komunita
Sumbersari
Kecamatan
Lowokwaru
ari 2015
Pukul:
19.00
WIB
s
Program
Profesi
Ners
Kota
UMM
Malang
angkatan
VIII
Tahun
20132014
melakukan
pemeriksaan
kesehatan
rutin
2. Warga
paham dan
mengerti
bahwa
semua punya
hak untuk
datang
keposyandu
untuk
memeriksa
kesehatan
atau
perkembang
ananak
3.
Kurang
Setelah
1. Memberikan
Wargadi
pengetahuan
dilakukan
informasi
kelurahan
warga
tindakan
(penyuluhan)
Sumbersar akelurahan
mengenai
keperawatan
tentang penyakit
penyakit
komunitas
demam berdarah
demam
diharapkan
berdarah dan
klien mampu
pemutusan
menunjukkan :
rantai
1. Memahami
perkembang
konsep
biakan telur
Penyakit
nyamuk
demam
berdarah
(DB)
2. Memahami
tentang
konsep
pemberantas
an
perkembang
biakan telur
nyamuk
gejalanya.
2. Memberikan demo
tentang
pembuatan
OVITRAP sebagai
sarana perangkap
telur nyamuk.
i RW 01
Di
Minggu,
Rp.
Tim
rumahwarg
22
100.000
Komunita
Februari
Sumbersari
2015
Program
RW 01
Pukul
Profesi
19.00
Ners
WIB
UMM
angkatan
XI tahun
20142015
dengan
metode
ovitrap.
Hari/tgl/jam
Kamis,
26
Februari 2015
18.00 WIB
Implementasi
Mengadakan
penyuluhan S =
kesehatan
merokok
tentang
bahaya
Evaluasi
menyadari
tentang
terlihat antusias
penyuluhan
mengikuti acara
kembali
semua
kebiasaan
merokok warga RW I
2
7, 8 & 22 februari
Penyuluhan
2015
cikungunya,
16.00 WIB
kesehatan
DBD
dan
tentang S =
demo
penyuluhan
baru.
Ibu PKK
dapat
dapat
memberikan
menyebutkan
informasi
perbedaan
PKK
mampu
mendemokanpembuatan
Ovitrap
Ketika pemateri menyampaikan penyuluhan,
ibu PKK memperhatikan dengan baik dan
sangat antusias.
Ketika pemateri
memberikan
pertanyaan,
(perokok
pasif)
yang
menjadi
masalah
kesehatan
: Merokok
Subtopik
Bahaya
Merokok
bagi
kesehatan
dan
Lingkungan
Sasaran
: Warga
Jam
Hari/Tanggal :
Waktu
: 20 menit
Tempat
III.
20 menit,
mengikuti
kegiatan
penyuluhan
selama
20
menit,
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5. Alasan menghindari merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
V. MATERI
Terlampir
VI.
MEDIA
1. Materi SAP
2. Leaflet
VI.
METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab
VII.
No
1.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Waktu
2 menit
Kegiatan Penyuluhan
Pembukaan :
Memberi salam
Menjawab salam
Mendengarkan
3.
2.
Kegiatan Peserta
Menyebutkan
materi/pokokmemperhatikan
11 menit
Menjelaskan
materi
Menyimak
penyuluhanmemperhatikan
Pengertian merokok
2.
3.
Bahaya merokok
4.
dan
dan
5.
6.
7.
8.
pengaruh
rokok
terhadap
lingkungan
3.
5 menit
Evaluasi
Menyimak
mendengarkan
-Menyampaikan
secara
dan
singkat
materi penyuluhan
-membiri
kesempastan
kepada
kesempatan
responden
4.
untuk
kepada
menjawab
2 menit
Menjawab salam
VIII. Evaluasi
Metode Evaluasi : Diskusi dan Tanya jawab
XI.
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Merokok
Merokok
adalah
menghisap
zat-zat
yang
dapat
menimbulkan
naiknya
frekuensi
denyut
jantung
dengan
tersembuhkan yang
Mucula
ini
berfungsi
untuk
memfokuskan
pusat
pendengaran lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau
lebih mudah kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau
suara yang keras. Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapt megarah kepada kompliksi yang lebih jauh
disebut Meningitis dan Paralysis wajah bagi perokok 3 kali lebih
besar dari pada orang yang tidak merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit
yang kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan
Scuamus
Cell
Cancer
sejenis
kanker
yang
6. Caries
Roko
mempengaruhi
keseimbangan
kimiawi
dalam
mulut
kapasitas
melepaskan
CO
2.
paru
Pada
untuk
kasus
menghisap
yang
parah
oksigen
dan
dugunakan
Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah
terikat pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah
untuk mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya
tulang pada perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah
patah atau retak dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok
jiga menjadi lebih rentan terhadap masalah tulang punggung.
Perokok juga menjadi lebih retan terhadap masalah tulang
punggung. Sebuah studi menunjukkan bahwa buruh pabrik yang
merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri punggung setelah
terjadi trauma.
lambung
untu
menetralkan
asam
lambung
setelah
makan
mengakibatkan
terhambatnya
aliran
darah.
Dan
jika
situasi
merokok.
Apakah
merokok
ketika
jenuh,
Setelah
keluarga
atau
teman
yang
tidak
merokok
untuk
Tempat
Sasaran
Waktu
: 30 menit
1. Tujuan Umum
Masyarakat dapat mengetahui tentang
(DBD).
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan tentang penyakit akibat lingkungan,
masyarakat mampu mengerti tentang:
DBD
3. Metode
Ceramah dan tanya jawab
Alat Bantu
Leafleat
LCD
Fasilitator
: Sri Ayuni L.
Dokumentasi
: Andri Suhartono
Penyaji
Materi
Keterangan:
= Peserta
= Penyaji
= Fasilitator
= Observer
Proses Penyuluhan
N
o
1
Fase
Orientasi
Kerja
Kegiatan Petugas
Penyuluhan
1. Memperkenalkan
diri
2. Menentukan
kontrak waktu
3. Pemateri
memberikan salam
pembuka
4. Pemateri
menjelaskan materi
tentang:
DBD
5. Pemateri
memberikan
kesempatan
kepada
ibu-ibu
untuk mengajukan
Kegiatan
Peserta
Menjawab
salam
Mendengarka
n
Memperhatik
an
Memperhatik
an
Memperhatik
an
Bertanya hal
yang kurang
dipahami
Waktu
2 menit
20 menit
Evaluasi
Terminasi
pertanyaan
6. Pemateri
Menjawab
memberikan
secara
pertanyaan tentang
mandiri
materi yang
diberikan.
7. Memotivasi dan
memberikan
reinforcement
positif atas usaha
yang telah
dilakukan
8. Pembagian bubuk
Mendengark
abate
an
9. Pemateri
Menjawab
menyimpulkan
salam
kembali penjelasan
yang telah
diberikan.
10. Mengucapkan
terima kasih dan
memberikan salam
penutup
5 menit
3 menit
5. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Kesiapan media meliputi:
menjalankan
dengan
baik,
namun
Respon peserta sangat baik dan antusias dibuktikan dengan ibuibu balita mendengarkan dan memperhatikan penyuluhan yang
diberikan. Dan memberi umpan balik yang positif.
3. Evalusi Hasil
Ibu balita mengerti terhadap penjelasan yang diberikan
Ibu balita mampu menjawab pertanyaan dengan benar
4. Daftar Pertanyaan:
1. Bagaimana cara mengatasi atau mengurangi rasa nyilu-nilu pada
lengan dan kaki?
2. Apakah nyamuk dapat hidup dan berkembang biak di tanaman?
3. Mengapa penyakit yang muncul berbeda yaitu demam berdarah
dan chikungunya sedangkan nyamuk yang menggigit itu sama?
4. Bagaimana cara penggunaan bubuk abate yang benar?
Penyakit ini sering menyerang anak, remaja, dan dewasa yang ditandai
dengan demam, nyeri otot dan sendi.
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit demam akut
yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
berpotensial mengakibatkan syok yang dapat menyebabkan kematian
(Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).
2. ETIOLOGI
Factor penyebab penyakit DHF yaitu :
1. Virus dengue
Berdiameter 40 monometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel sel
mamalia, maupun sel sel Arthropoda misalnya sel aedes Albopictus.
(Soedarto, 1990; 36).
2. Vektor : nyamuk aedes aegypti
Yaitu nyamuk aedes aegypti, nyamuk aedes albopictus, aedes polyne
siensis, infeksi dengan salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi
seumur hidup terhadap serotipe bersangkutan tetapi tidak ada
perlindungan terhadap serotipe jenis yang lainnya (Arief Mansjoer &
Suprohaita; 2000; 420).
Ciri-ciri nyamuk ini yaitu :
Nyamuk berwarna hitam dengan belang putih pada seluruh tubuh.
Mampu terbang sejauh 100 meter.
Aktif menggigit pada pagi dan sore hari.
Tempat
hinggap
tergantung
yang
seperti
disenangi
pakaian,
adalah
kelambu
atau
benda-
benda
yang
tumbuhan-tumbuhan
Aedes albopictus
b.
Aedes aegypti
Kebanyakan nyamuk dewasa tidak pergi jauh dari air tempat mereka hidup
pada tahapan larva mereka. Nyamuk Aedes aegypti umumnya mempunyai
daya terbang sejauh 50-100 km (Sigit et al. 2006). Waktu mengigit nyamuk
Aedes aegypti lebih banyak pada siang hari daripada malam hari, yaitu
antara jam 08.00- 12.00 dan jam 15.00-17.00 (Cahyati & Suharyo 2006).
Hanya nyamuk-nyamuk betina yang menghisap darah sedangkan nyamuk
jantan (dan kadang-kadang juga nyamuk betina) makan bakal madu dan
cairan-cairan tumbuhan lainnya.
Tempat berkembang biaknya yaitu :
A. KLASIFIKASI DHF
Klasifikasi DHF menurut derajatnya ada 4 yaitu :
1. Derajat I : Demam dengan uji torniquet positif.
2. Derajat II : Derajat I disertai dengan perdarahan spontan dikulit atau
perdarahan lain.
3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan
lemah, tekanan nadi menurun/ hipotensi disertai dengan kulit dingin
lembab dan pasien menjadi gelisah.
4. Derajat IV : Syock berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan
darah tidak dapat diukur.
seolah
terjadi
kesembuhan.Namun
inilah
fase
kritis
3. Hepatomegali
Pada permulaan dari demam biasanya hati sudah teraba, meskipun
pada anak yang kurang gizi hati juga sudah. Bila terjadi peningkatan dari
hepatomegali dan hati teraba kenyal harus di perhatikan kemungkinan
akan tejadi renjatan pada penderita . (Soederita, 1995 ; 39).
4. Renjatan (Syok)
Permulaan syok biasanya terjadi pada hari ke 3 sejak sakitnya
penderita, dimulai dengan tanda tanda kegagalan sirkulasi yaitu kulit
lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis
disekitar mulut. Bila syok terjadi pada masa demam maka biasanya
menunjukan prognosis yang buruk. (soedarto ; 39).
Masa menggigitnya yang aktif ialah pada awal pagi yaitu dari pukul 8
hingga 10 dan sore hari dari pukul 3 hingga 5.
manusia
untuk
mendapatkan
protein
bagi
keperluan
pembiakannya.
Tiga hari selepas menghisap darah, ia akan menghasilkan hingga 100
butir telur yang halus seperti pasir. Nyamuk dewasa akan terus
menghisap darah dan bertelur lagi. Apabila nyamuk betina menggigit
atau menghisap darah orang yang menagalami infeksi dengue, virus
akan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Diperlukan waktu sembilan hari
oleh virus dengue untuk hidup dan membiak di dalam air liur nyamuk.
D. CARA PENCEGAHAN
atau
menyingkirkan
barang-barang
bekas
yang
dapat
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
Maa, Stefan; Eong Ooi, Eng; Tai Goh, Kee. 2008. Socioeconomic
determinants of dengue incidence in Singapore. Singapore: Dengue
Bulletin. Volume 32.
Burke, D. S., Nisalak, A. & Nimmannitya, S. (1985). Disappearance of
Chikungunya virus from Bangkok. Trans R Soc Trop Med Hyg 79, 419420.
Halstead, S. B., Nimmannitya, S. & Margiotta, M. R. (1969a). Dengue
and chikungunya virus infection in
Josseran, L., Paquet, C., Zehgnoun, A., Caillere, N., Le Tertre, A.,
Solet, J. L. & Ledrans, M. (2006). Chikungunya disease outbreak,
Reunion Island. Emerg Infect Dis 12, 19941995.
Jupp, P. G. & McIntosh, B. M. (1988). Chikungunya virus disease. In The
Arbovirus: Epidemiology and .
Laras, K., Sukri, N. C., Larasati, R. P., Bangs, M. J., Kosim, R., Djauzi,
Wandra, T., Master, J., Kosasih, H. & other authors (2005). Tracking
the re-emergence of epidemic chikungunya virus in Indonesia. Trans R Soc
Trop Med Hyg 99, 128141.
Marchette, N. J., Rudnick, A., Garcia, R. & MacVean, D. W. (1978).
Alphaviruses in Peninsular Malaysia. I. Virus isolations and animal serology.
Southeast Asian J Trop Med Public Health 9, 317329..
Porter, K. R., Tan, R., Istary, Y., Suharyono, W., Sutaryo, Widjaja, S.,
Ma'Roef, C., Listiyaningsih, E., Kosasih, H. & other authors (2004). A
serological study of Chikungunya virus transmission in Yogyakarta,
Indonesia: evidence for the first outbreak since 1982. Southeast Asian J
Trop Med Public Health 35, 408415.
Ravi, V. (2006). Re-emergence of chikungunya virus in India. Indian J Med
Microbiol 24, 8384
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Dari analisa data yang dilakukan terdapat beberapa masalah yang akan
berpotensi terhadap kesehatan masyarakat RW, yaitu pemasalahan PHBS
sehingga muncul masalah dari penyakit-penyakit yang muncul di RW
misalnya DBD, Cikungunya, Flu dan batuk pada warga RW I Kelurahan
Sumbersari serta kurang aktifnya ibu-ibu balita dan lansia untuk mengikuti
posyandu, kurangnya kesadaran penggunaan APD pada pekerja konveksi,
kurang sadarnya tentang personal hygiene pada anak-anak SD, kurang
sadarnya tentang jajanan sehat pada anak-anak SD, kurang optimalnya UKS
di SD. Dari permasalahan tersebut kami telah melakukan intervensi
keperawatan komunitas sesuai permasalahan yang ada di RW. Yakni dengan
memberikan beberapa penyuluhan kesehatan. Dari penyuluhan kesehatan
tersebut di harapkan dapat memberikan pengetahuan baru dan dapat
dijadikan sebagai suatu arahan untuk meningkatkan status kesehatan warga
masyrarakat RW 01, UKK Fasila Konveksi dan UKS SDN Sumbersari I
Kelurahan Sumbersari Kecamatan Lowokwaru Malang.