You are on page 1of 11

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan ke Hadirat Ilahi Rabbi yang
telah

memberikan rahmat dan karunianya sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Tidak s e d i k i t h a m b a t a n y a n g d i t e m u k a n s e l a m a p e n g e r j a a n m a k a l a h i n i ,
w a l a u p u n begitu kiranya masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini.S e h i n g g a p e r a n s e r t a s e m u a p i h a k d a l a m h a l k r i t i k d a n s a r a n
m e m b a n g u n sangatlah kami butuhkan untuk bias membuat makalah yang lebih
baik di waktumendatang. Besar harapan kami apabila makalah ini dapat berguna
bagi setiap pihak dan kalangan yang membaca serta mempelajarinya.

Sidoarjo, 26 desember 2014

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada dasarnya dilahirkan ke dunia sebagai bayi yang tidak dapat
berbuat apa-apa tanpa pertolongan orang lain.mereka memerlukan
bantuan orang lain untuk dapat memepertahankan hidupnya. Dalam
hidupnya manusia akan dihadapkan kepada beberapa kemungkinan. Apa
yan dibawanya sejak lahir merupakan potensi dasar yang masih harus
dikembangkan dalam lingkungan melalui bantuan pihak lain, berupa
pendidikan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara-cara hidup yang
baik dalam berbagai masalah kehidupan,manusia harus mendapatkan
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan suatu keharusan bagi
manusia. Dengan pendidikan manusia akan berkembang menjadi manusia
yang

lebih

dewasa.

Karena

pendidikan

merupakan

suatu

upaya

mendewasakan manusia yaitu membimbing agar menjadi manusia yang


bertanggungjawab. Dengan tanggungjawab manusia akan menunjukkan
adanya kesadaran normatif pada dirinya, dimana dia menyadari dan
membedakan mana perbuatan yang baik dan buruk.dengan itu mereka
telah membuktikan akan adanya kata hati dan hati nurani mereka.
B.
1.
2.
3.
4.
5.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimana kaitan antara Manusia dan Filsafat ?
Bagaimana kaitan antara Filsafat dan Pendidikan ?
Bagaimana hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan ?
Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?
Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia ?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Menjelaskan Bagaimana kaitan antara Manusia dan Filsafat ?
2. Menjelaskan Bagaimana kaitan antara Filsafat dan Pendidikan ?
3.
Menjelaskan Bagaimana hubungan antara Filsafat, Manusia

dan

Pendidikan ?
4. Menjelaskan Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pengetahuan ?
5. Menjelaskan Bagaimana kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia?

BAB II
PENJELASAN
A. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA DAN PENDIDIKAN
1. Manusia dan Filsafat
Karena manusia itu memiliki akal pikiran yang senantiasa bergolak
danberfikir, dan kerena situasi dan kondisi alam dimana dia hidup selalu
berubah-ubah dan penuh dengan peristiwa-peristiwa penting bahkan
dasyat, yang kadang-kadang dia tidak kuasa untuk menenteng dan
menolaknya, menyebabkan manusia itu tertegun, temenung, memikirkan
segala hal yang terjadi disekitar dirinya. Dipandangnya tanah tempat dia
berpijak, diliatnya bahwa segala sesuatu tumbuh diatasnya, berkembang,
berbuah,dan melimpah ruah. 1[1]
Didalam sejaran umat manusia, setelah kemampuan intelektual dan
kemakmuranmanusia

meningkat

tinggi,

maka

tampullah

manusia-

manusia unggul merenung dan memikir, menganalisa, membahas dan


mengupas berbagai problema dan permasalahan hidup dan kehidupan,
sosial masyarakat, alam semesta, dan jagad raya. Maka lahirlah untuk
pertama kalinya filsafat dalam periode pertama, selanjutnya filsafat alam
periode dua, lalu sophisme, kemudian filsafat klasik yang bermula kurang
lebih enam abad sebelum Masehi.
Memang filsafat alam, baik periode pertama maupun periode kedua,
begitu pula pemikiran Sophisme, belumlah mempunyai pengaruh yang
mendalam, dalam bidang pendidikan. Berulah setelah lahir filsafat klasik
yang dipelopori oleh sokrates (470 SM 399 SM), dan murid-muridnya
plato dan aristoteles, filsafat mulai berpengaruh positif dalam bidang
pendidikan.
Proses kehidupan umat manusia di abad kedua puluh ini, semuanya
perubahan-perubahan yang drastis. Kebangunan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah mendorong proses kehidupan umat manusia

diatas

permukaan planet bumi ini ratusan tahun lebih maju dari abad-abad
sebelumnya. Dua kali perang dunia telah merubah status permukaan
1

bumi secara drastis. Kemauan teknologi telah mendekatkan jarak bumi


yang jauh menjadi dekat sekali, seperti di sebelah rumah saja. Apa yang
terjadi di sutau negara pada detik ini dan saat ini juga telah diketahui
olehnegara-negara lain di dunia ini.
Jadi untuk menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat sudah jelas sistem pendidikan, teori pendidikan, dan filsafat
pendidikan harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi dunia sekarang
ini. Sistem pendidikan, teori pendidikan, filsafat pendidikan dan peralatan
pendidikan tradisional sudah jelas tidak akan dapat menjawab tantangan
zaman yang sekarang kita hadapi.
Kita harus mengakui bahwa dalam sistem, teori,dan filsafat pendidikan
kita masih mengiport dari negara lain. Meskipun para ahli kita dalam
bidang ini barangkali sudah ada, akan tetapi belum berani tampil ke
depan. Baiklah marilah! Kita gunakan sistem, teori, peralatan dan filsafat
pendidikan oran lain dulu, sebelum kita dapat menciptakan sendiri
semuanya itu, asal kita usahakan untuk menyeuaikannya dengan
kepribadian kita, kita ambil mana yang baik dan kita buang mana yang
mudharat, lalu kita jadikan hak milik kita sendiri. Jadi dalam hal ini harus
ada proses indonesialisme.

2. Filsafat dan Teori Pendidikan


Hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan tersebut, secara
1)

lebih rinci dapat diuraikan sebgai berikut:


Filsafat,dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu cara
pendekatan

yang

memecahkan

digunakan

problematika

oleh

para

pendidikan

ahli

dan

pendidikan

menyusun

dalam

teori-teori

pendidikannya, disamping menggunakan metoda-metoda ilmiyh lainnya.


2) Fisafat, juga berfungsi memberikan arah agar teori pendidikan yang telah
berkembang

oleh

para

ahlinya,

yang

berdasarkan

dan

menurut

pandangan dan aliran filsafat tertentu, mempunyai relefansi dengan


kehidupan

nyata.

Artinya

mengarahkan

agar

teori-teori

dengan

pandangan filsafat pendidikan yang telah dikembangkan tersebut bisa


diterapkan dalam praktek kependidikan sesuai dengan kenyataan dan
kebutuhan hidup yang juga berkembang dalam masyarakat.
3) Filsafat, termasuk juga filsafat pendidikan, juga mempunyai fungsi untuk
memberikan

petunjuk

dan

arah

dalam

pengembangan

teori-teori

pendidikan menjadi ilmu pendidikan atau pedagogik.


Disamping hubungan fungsional tersebut, antara filsafat dan teori
pendidikan,

juga

terdapat

hubungan

yang

bersifat

suplementer,

sebagaimana dikemukakan oleh Ali Saefullah dalam bukunya antara


Filsafat dan pendidikan, sebagai berikut:
a. Kegiatan merumuskan dasar-dasar, dan tujuan-tujuan pendidikan, konsep
tentang sifat hakikat manusia, serta konsepsi hakikat dan segi-segi
pendidikan serta ini moral pendidikannya.
b. Kegiatan merumuskan sistem atau teori pendidikan yang meliputi pelitik
pendidikan,

kepemimpinan

pendidikan

atau

organisasi

pendidikan,

metodologi pendidikan dan pengajaran, termasuk pola-pola akultrasi dan


peran pendidikan dalam pembangunan masyarakat dan negara.
Definisi diatas merangkum dua cabang ilmu pendidikan, yaitu:

filsafat

pendidikan dan sistem atau teori pendidikan dan hubungan antara


keduanya adalahbehwa yang satu suplemen terhadap yang lain dan
keduanya diperlakukan oleh setiap guru sebagai pendidik dan bukan
hanya sebagai pengajar bidang studi tertentu.

3. Hubungan antara Filsafat, Manusia dan Pendidikan


a. Kedudukan Filsafat dalam Ilmu Pendidikan
Dalam ilmu pengetahuan, filsafat mempunyai kedudukan sentral, asal,
atau pokok. Karena filsafat lah yang mula-mula merupakan satu-satunya
usaha manusia dibidang kerohanian untuk mencapai kebenaran atau
pengetahuan.lambat laun sesuai dengan sifatnya, manusia tidak pernah
merasa puas dengan meninjau suatu hal dari sudut yang umum,
melainkan juga ingin memperhaikan hal-hal yang khusus.2[3]
Kedudukan atau hubungan antara filsafat dan ilmu pengetahuan atau
berfikir filosofis dan berfikir ilmiah akan dilengkapi uraian ini dengan
piaget tentang epistemologi genetis, yaitu fase-fase berfikir dan pikiran
manusia dengan mengambil contoh perkembangan akan mulai dari tahun
pertama usia anak hingga dewasa sebagaimana diuraikan oleh halford
sebagai berikut:
Jasa utama dari piaget adalah uraiannya mengenai perkembangan anak
dalam hal tinggah laku yang terdiri atas empat fase, yaitu:
1) Fase Sensorimotor, berlangsung antara umur 0 tahun sampai usia dimana
caraberfikir anak masih sangat ditentukanoleh kemampuan pengalaman
sensorinya, sehingga sangat sedikit terjadi peristiwa berfikir yang
sebenarnya, dimana tanggapan tidak berperan sama sekali dalam proses
berfikir dan pikiran anak.
2) Fase Pra-operasional, pada usia kira-kira antara 5 8 tahun, yang
ditandai adanya kegiatan berfikir dengan mulai menggunakan tanggapan
(disebut logika fungsional).
3)
Fase Operasional yang

kongkrit,

yaitu

kegiatan

berfikir

untuk

memecahkan persoalan secara kongkrit dan terhadap benda-benda yang


kongkrit pula.
4) Fase Operasi Formal, pada anak dimulai usia 11 tahun. Anak telah mulai
berfikir abstrak, dengan menggunakan konsep-konsep yang umum
dengan menggunakan hipotesa serta memprosenya secara sistematis
2

dalam rangka menyelesaikan problema walaupun si anak belum mampu


membayangkan kemungkinan-kemungkinan bagaimana realisasinya.
Bisa disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan itu menerima dasarnya dari
filsafat, antara lain :
1) Setiap ilmu pengetahuan itu mempunyai objek dan problem
2) Filsafat juga memberikan dasar-dasar yang umum bagi semua ilmu
pengetahuan dan dengan dasar yang umum itu dirumuskan keadaan dari
ilmu pengetahuan itu.
3) Di samping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang khusus yang
digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan.
4) Dasar yang diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari
semua ilmu pengetahuan. Tidak mungkin tiap ilmu itu meninggalkan
dirinya sebagai ilmu pengetahuan dengan meninggalkan syarat yang
telah ditentukan oleh filsafat.
5) Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap ilmu
pengetahuan.
b. Kedudukan Filsafat dalam Kehidupan Manusia
Untuk memberikan gambaran bagaimana kedudukan filsafat dalam
kehidupan manusia maka terlebih dahulu diungkapkan kembali pengertian
filsafat. Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Jadi seorang filosof
adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang mendorong
manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana. Dalam arti lain,
filsafat didifinisikan sebagai suatu pemikiran yang radikal dalam arti mulai
dari akarnya masalah samapai mencapai kebenaran melalui tahapan
pemikiran. Oleh karena itu seorang yang berfilsafat adalah orang yang
berfikir

secara

sadar

dan

bertanggung

jawab

dengan

pertanggungjawaban pertama adalah terhadap dirinya sendiri. 3[4]


Filsafat dalam coraknya yang religius bukanlah berarti disamakan dengan
agama atau pengganti keduudkan agama, walaupun filsafat dapat
menjawab segala pertanyaan atau sial-soal yang diajukan. Kedudukan
agama sebagai pengetahuan adalah lebih tinggi daripada filsafat karena
didalam agama masih ada pengetahuan yang tak tercapai oleh budi biasa
adan hanya dapat diketahui karena diwahyukan.
3

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keduudkan filsafat dalam


kehidupan manusia adalah:
1)

Memberikan pengertian

dan kesadaran kepada manusia akan arti

pengetahuan tentang kenyataan yang diberikan oleh filsafat.


2) Berdasarkan dasar-dasar hasil kenyataan itu, maka filsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia. Pedoman itu mengenai segala sesuatu
yang terdapat disekitar maunusia sendiri seperti kedudukan dalam
hubungannya dengan yang lainnya. Kita juga mengetahui bahwa alat-alat
kewajiban manusia meliputi akal, rasa dan kehendak. Dengan akal, filsafat
memberikan

pedoman

hidup

untuk

berfikir

guna

memperoleh

pengetahuan. Dengan rasa dan kehendak maka filsafat memberikan


pedoman tentang kesusilaan mengenai baik dan buruk.
Uraian mengenai filsafat sebagaimana yang telah dibahas sebelumnya
kiranya akan banyak memberikan gambaran dan kemudian dalam
memahami lapangan pendidikan dan filsafat pendidikan kemudian. Dan
munculnya filsafat pendidikan sebagai suatuilmu baru setelah tahun
1900-an tiada lain adalah sebagai akibat adanya hubungan timbal-blik
antara filsafat dan pendidikan, untuk memecahkan dan memjawab
persoalan-persoalan pendidikan secara filosofis.
Dan uraian mengenaifilsafat sebelumnya akan terasa lebih penting lagi
karena hubungan antara filsafat dan pendiidkan tidak hanya sekedar biasa
melainkan hubungan yang bersifat keharusan.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hubungan antara Manusia,Filsafat, dan Pendidikan Filsafat adalah induk
dari ilmu pengetahuan (mater scientiarium) yang melahirkan banyak ilmu
pengetahuan yang membahas sesuai dengan apa yang telah dikaji dan
diteliti

didalamnya.

Dalam

ilmu

pengetahuan,

filsafat

mempunyai

kedudukan sentral, asal, atau pokok. Karena filsafat satu-satunya yan


telah mencapai kebenaran atau pengetahuan. Filsafat akan memberikan
alternatif mana yang paling baik untuk dijadikan pegangan manusia.
Filsafat

memberikan

dasar-dasar

yang

umum

bagi

semua

ilmu

pengetahuan, Di samping itu filsafat juga memberikan dasar-dasar yang


khusus yang digunakan dalam tiap-tiap ilmu pengetahuan.Dasar yang
diberikan oleh filsafat yaitu mengenai sifat-sifat ilmu dari semua ilmu
pengetahuan. Filsafat juga memberikan metode atau cara kepada setiap
ilmu pengetahuan Filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan. Jadi seorang
filosof adalah orang yang mencintai kebijaksanaan dan hikmat yang
mendorong manusia itu sendiri untuk menjadi orang yang bijaksana
dalam menjalani hidup. filsafat memberikan pedoman hidup kepada
manusia, Dengan akal, filsafat memberikan pedoman hidup untuk berpikir
guna memperoleh pengetahuan. Antara ketiga komponen, yaitu manusia,
filsafat, dan pendidikan sangat erat hubungannya. Manusia diahirkan
sebagai bayi yang tidak bisa melakukan tanpa bantuan orang lain. Dalam
proses kehidupan, manusia akan dihadapkan dengan berbagai masalah
kehidupan. Untuk dapat memilih dan melaksanakan cara hidup yang baik.
Manusia memerlukan pendidikan. Dengan pendidikan manusia akan
menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab Peran filsafat dalam
kehidupan manusia disini yaitu sebagai pola pikir manusia yang yang
bijaksana,

arif

dalam

menjalani

suatu

kehidupan..sesuai

dengan

pengertiannya dari segi etimologi. Filsafat akan mengajarkan dan melatih


manusia untuk bersikap yang bijaksana dalam hidup. Terkadang dengan
berfikir filsafat, seseorang akan mempunyai suatu filsafat hidup atau

pandangan atau pedoman hidup yang baik. Dengan keterkaitan itu


manusia akan menjadi

DAFTAR PUSTAKA
Prasetya, Filsafat Pendidikan, 1997, CV. Pustaka Setia, Bandung.

You might also like