Professional Documents
Culture Documents
IDENTITAS
Nama
: Ny. NH
Umur
: 56 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Cibeber, Cianjur
Status
: Menikah
Pekerjaan
Tanggal Masuk
UGD
Tanggal Pemeriksaan
bangsal
Pusing berputar
duduk
berlangsung
mengambil
pindah posisi.
Mual (+), muntah (+) 2x di rumah, pasien sempat pingsan
10mnt, nyeri kepala (- ), kejang (-), Rasa lemah di tubuh (-), bicara
pelo (-), kesulitan menelan (-), kesemutan / baal di sekitar mulut,
tangan, kaki (-), pendengaran kiri berkurang (+), telinga
berdenging (-) nyeri di telinga kiri (+), penglihatan dobel (-), BAB
dan BAK lancar. Demam (-), Riwayat trauma kepala (-)
RPD
RPKel.
RPsikososial
: 15 E4V5M6
: 37o C
Status Generalisata
Kepala
: Normochepal
Mata
Telinga
dinilai
Hidung
Tenggorokan
Leher
Thoraks
Pulmo
Cor
Abdomen
: Datar, rata, Bising usus (+) normal, nyeri tekan epigastrium (+), hati
limfa tidak teraba, turgor abdomen normal kembali cepat
Ekstremitas
Status Neurologi
I.
Rangsang Meningeal
- Kaku Kuduk
- Lasegue sign
- Kernig sign
- Brudzinski I
- Brudzinski II
- Brudzinski III
: (-)
: tidak terbatas / tidak terbatas
: tidak terbatas / tidak terbatas
: (-)
: (-) / (-)
: (-)
3
II.
SARAF KRANIAL
N.I (Olfaktorius)
:
Hidung Kanan
Normosmia
Daya Pembauan
Hidung Kiri
Normosmia
N.II (Optikus)
Visus
Lapang Pandang
Funduskopi
a. Arteri : vena
b. Papil
Mata kanan
Baik
Normal
Mata kiri
Baik
Normal
2:3
2:3
Mata kanan
(-)
Mata kiri
(-)
Bulat
Bulat
3 mm
3 mm
(+)
(+)
(+)
(+)
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Mata kanan
Mata kiri
(-)
(-)
N.III (Okulomotoris)
Ptosis
Pupil
a. Bentuk
b. Diameter
c. Reflex Cahaya
Direk
Indirek
Gerak bola mata
a.
b.
c.
d.
Atas
Bawah
Medial
Medial atas
N. IV (Throklearis)
Posisi bola mata
Stabismus
divergen
Gerakan bola mata
Medial bawah
Baik
Baik
N. VI (Abdusens)
Mata kanan
Mata kiri
(-)
(-)
Baik
Baik
Kanan
Kiri
N.V (Trigeminus)
Motorik
Mengunyah
Membuka Mulut
Baik
Baik
Sensibilitas
a. Cabang
oftalmikus
b. Cabang maksila
c. Cabang
mandibula
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
(+)
(+)
(+)
(+)
Normal
normal
Reflex
a. Kornea
b. Bersin
c. Jaw Jerk
N.VII (Facial)
Kanan
Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
Sulit dinilai
Sulit dinilai
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Kanan
Kiri
(+)
(+)
(+)
(+)
Lateralisasi
normal
Normal
Normal
Motorik
a. Mengangkat alis
b. Menyeringai
Sensorik
a. Daya kecap lidah
2/3 depan
b. Sekresi air mata
N.VIII (Vestibulokoklearis)
Pendengaran
a.
b.
c.
d.
Test bisik
Test Rinne
Test Weber
Test Swabach
Kesimpulan : Tuli
sensorineural
Keseimbangan
a. Test Romberg
Sulit dinilai
Sulit dinilai
b. Test telunjuk-
Normal
Normal
hidung
N.IX (Glosofaringeus) dan N.X (Vagus)
Arkus faring
a. Pasif
b. Gerakan aktif
Uvula di tengah
a. Pasif
b. Gerakan aktif
Baik
Reflex muntah
Baik
Baik
N. XI (Assesorius)
Kanan
Baik
Baik
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
N.XII (Hypoglosus)
Posisi lidah
Atrofi otot lidah
Fasikulasi lidah
Kiri
Baik
Baik
Ditengah
-
MOTORIK
Kekuatan
Tonus
Atrofi
SENSORIK
Nyeri : Ekstremitas Atas
: normoalgesia
: normostesia
: thermonormostesia
: thermonormostesia
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks bisep
: ++/++
Refleks trisep
: ++/++
Refleks brachioradialis
: ++/++
Refleks patella
: ++/++
Refleks achilles
: ++/++
REFLEKS PATOLOGIS
Babinski
: -/-
Chaddock
: -/-
Oppenheim
: -/-
FUNGSI VEGETATIF
Miksi
: Baik
Defekasi
: Baik
FUNGSI LUHUR
Dilakukan pada tanggal 14 Agustus 2015
Score MMSE : 27 Normal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboraturium:
PEMERIKSAAN
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Trombosit
Gula Darah Puasa
Ureum
Creatinin
Kolesterol Total
HASIL
14.4
9,1
42,3
372
82
34,9
1.8
196
SATUAN
g/dL
ribu/L
%
ribu/L
Mg
mg %
mg %
mg %
NILAI RUJUKAN
14 18
4.8 10.8
42 52
150 450
70 110
10 50
0.5 1.1
< 200
HDL Kolesterol
Direk
38,5
mg %
< 40
LDL Kolesterol
157.5
mg %
< 130
Trigliserid
121
mg %
< 150
Asam Urat
4,2
mg %
3.4 7.0
SGOT
36
UL
< 40
SGPT
27
UL
< 42
Natrium (Na)
124,5
mEq/L
135 148
Kalium (K)
2,46
mEq/L
3.50 5.30
Kalsium (Ca)
1,04
mEq/L
1.15 1.29
Elektrolit
8
-EKG
Interpretasi: Takikardi
Diagnosa Kerja: BPPV
DD :
cerebellar sroke
migraine vertigo
USULAN PEMERIKSAAN
o Pemeriksaan khusus neuro-otologi yang umum dilakukan adalah uji Dix-Hallpike
dan electronystagmography (ENG).
o Pemeriksaan laboratorium seperti darah lengkap, Profil lipid dan hemostasis
o Foto rontgen, CT-scan, atau MRI dapat digunakan untuk mendeteksi kehadiran
neoplasma/tumor.
o Arteriografi untuk menilai sirkulasi vertebrobasilar.
PENATALAKSANAAN
Latihan vestibuler
Medikamentosa:
Bersif
at simptomatis
9
RESUME
Anamnesis Wanita usia 56 tahun datang diantar oleh keluarga ke RSUD Cianjur pada tanggal 14
Agustus 2015 (9.33 WIB), dengan keluhan utama : pasien mengeluh pusing
berputar.
3 jam SMRS pasien mengeluh pusing berputar. Pusing timbul tiba-tiba saat pasien
berubah posisi dari tiduran ke posisi duduk dan saat mengubah posisi kepala,
Keluhan hilang timbul, bila muncul berlangsung < 3 menit, membaik bila pasien
mengambil posisi tidur, namun keluhan timbul lagi bila pasien pindah posisi
mual (+), muntah (+), pasien sempat pingsan 10mnt, nyeri kepala (-), kejang (-),
Rasa lemah di tubuh (-), bicarapelo (-), kesulitan menelan (-), kesemutan / baal di
sekitar mulut, tangan, kaki (-), pendengaran kiri berkurang (+),telinga berdenging(-)
nyeri di telinga kiri (+), penglihatan dobel (-), BAB dan BAK lancar.
Riwayat hipertensi, DM disangkal, Riwayat gastritis (+). OS sering membersihkan
kotoran telinga dengan cottonbuds
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Compos mentis , GCS = 15 (E4V5M6)
TTV: TD: 180/100 mmHg,
Nadi
: 115x/menit (regular),
RR
: 20 x/menit (normal),
suhu
: 37C
10
Status Neurologik
RM: (-)
SO: Refleks cahaya +/+, pupil bulat isokor diameter 3 mm ODS,
GBM baik segala arah , nistagmus +/Wajah simetris, Lidah ditengah, N VIII (tuli sensorineural kiri),
& TTH normal
Motorik:
5/5
5/5
Vegetatif : Baik,
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Creatinin
1.8
mg %
0.5 1.1
Natrium (Na)
124,5
mEq/L
135 148
Kalium (K)
2,46
mEq/L
3.50 5.30
Kalsium (Ca)
1,04
mEq/L
1.15 1.29
Elektrolit
Infus RL (16tpm)
Piracetam 3x200mg
Betahistine 3x1
11
Dimenhinidrat 3x25mg
Captopril 3x25mg
PROGNOSIS
FOLLOW UP
No.
1.
Tanggal
15 -82015
S
Masih pusing
berputar, telinga
kiri masih sedikit
nyeri, muntah (-),
BAB BAK lancar
O
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: CM
TTV :
TD = 150/90 mmHg, N=95
x/menit (regular), RR= 20
x/menit (normal),
S= 36,6oC
RM : (-)
Saraf otak : reflek cahaya (+/+),
pupil bulat isokor diameter 3
mm ODS, GBM Baik segala
arah, nistagmus (+/-)
Motorik : 5/5
5/5
Normotonus, atrofi (-)
Sensorik/vegetatif /luhur:
baik/baik/baik
Reflek fisiologis :
A
BPPV
P
Infus RL
(16tpm)
Piracetam
3x200mg
Betahistine 3x1
Dimenhinidrat
3x25mg
Captopril
3x25mg
12
2.
16 -082015
BTR/KPR/APR (++/++/++)
Reflek patologis : babinski (-/-),
chaddock (-/-)
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: CM
TTV :
TD = 130/80 mmHg, N=87
x/menit (regular), RR= 20
x/menit (normal),
S= 36,6oC
RM : (-)
Saraf otak : reflek cahaya (+/+),
pupil bulat isokor diameter 3
mm ODS, GBM Baik segala
arah, nistagmus (-/-)
Motorik :
Normotonus, atrofi (-)
Sensorik/vegetatif /luhur
baik/baik/baik
Reflek fisiologis :
BTR/KPR/APR (++/++/++)
Reflek patologis : babinski (-/-),
chaddock (-/-)
BPPV
Infus RL
(16tpm)
Piracetam
3x200mg
Betahistine 3x1
Dimenhinidrat
3x25mg
Captopril
3x25mg
Pasien Pulang Atas
Permintaan Sendiri
BAB II
ANALISA MASALAH
Daftar Masalah
1. Mengapa pada pasien ini di diagnosis BPPV?
2. Bagaimana membedakan jenis vertigo?
3. Apa saja pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis BPPV?
4. Bagaimana Penatalaksanaannya ?
Pembahasan Masalah
1. Mengapa pasien ini di diagnosis BPPV ?
Definisi
Benign Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan vestibuler yang paling
sering ditemui, dengan gejala rasa pusing berputar diikuti mual muntah dan keringat
13
dingin, yang dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa adanya
keterlibatan lesi di susunan saraf pusat.
Vertigo ialah adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh seperti rotasi
(memutar) tanpa sensasi perputaran yang sebenarnya, dapat sekelilingnya terasa
berputar (vertigo objektif) atau badan yang berputar (vertigo subjektif).
Etiologi
Sekitar 50%, penyebab BPPV adalah idiopatik, selain idiopatik, penyebab terbanyak
adalah trauma kepala (17%) diikuti dengan neuritis vestibularis (15%),migraine,
implantasi gigi dan operasi telinga, dapat juga sebagai akibat dari posisi tidur yang lama
pada pasien post operasi atau bed rest total lama.
14
15
Pada pasien ini didapatkan : pasien pusing berputar secara tiba-tiba. Keluhan
hilang timbul, bila muncul berlangsung < 3 menit, membaik bila pasien mengambil
posisi tidur, namun keluhan timbul lagi bila pasien pindah posisi. mual (+), muntah
(+), pasien sempat pingsan 10mnt, pendengaran kiri berkurang (+),nyeri di telinga
kiri (+)
3. Apa saja pemeriksaan yang diperlukan untuk diagnosis BPPV?
Diagnosis BPPV ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis
pemeriksaan THT, uji posisi dan uji kalori. Pada anamnesis, pasien mengeluhkan
kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala dengan posisi tertentu.
Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan berkurang serta
akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan THT
secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis
kanal.
Uji posisi dapat membantu mendiagnosa BPPV, yang paling baik adalah
dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya dipegang
pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kepala dijatuhkan mendadak sambil menengok
ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala :
1.
Mata berputar dan bergerak ke arah telinga yang terganggu dan mereda
setelah 5-20 detik.
2.
3.
Mula gejala didahului periode laten selama beberapa detik (3-10 detik).
4.
Pada uji ulangan akan berkurang, terapi juga berguna sebagai cara
diagnosis yang tepat.
16
kornea dan VII untuk pergerakan wajah. Fungsi serebelum tidak boleh luput dari
pemeriksaan. Untuk menguji fungsi serebelum dapat dilakukan tes tunjuk hidung
dan diadokokinesia.
Pergerakan (range of motion) leher perlu diperhatikan untuk menilai
rigiditas atau spasme dari otot leher. Pemeriksaan telinga ditekankan pada pencarian
adanya proses infeksi atau inflamasi pada telinga luar atau tengah. Sementara itu,
uji pendengaran diperiksa dengan garputala dan tes berbisik.
Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai pergerakan mata seperti adakah
nistagmus spontan atau gaze-evoked nystagmus dan atau pergerakan abnormal bola
mata. Penting untuk membedakan apakah nistagmus yang terjadi perifer atau
sentral. Nistagmus sentral biasanya hanya vertikal atau horizontal saja dan dapat
terlihat dengan fiksasi visual. Nistagmus perifer dapat berputar atau rotasional dan
dapat terlihat dengan memindahkan fiksasi visual. Timbulnya nistagmus dan gejala
lain setelah pergerakan kepala yang cepat, menandakan adanya input vestibular
yang asimetris, biasanya sekunder akibat neuronitis vestibular yang tidak
terkompensasi atau penyakit Meniere.
Uji fungsi motorik juga harus dilakukan antara lalin dengan cara pasien
menekuk lengannya di depan dada lalu pemeriksa menariknya dan tahan hingga
hitungan ke sepuluh lalu pemeriksa melepasnya dengan tiba-tiba dan lihat apakah
pasien dapat menahan lengannya atau tidak. Pasien dengan gangguan perifer dan
sentral tidak dapat menghentikan lengannya dengan cepat. Tetapi uji ini kualitatif
dan tergantung pada subjektifitas pemeriksa, kondisi muskuloskeletal pasien dan
kerjasama pasien itu sendiri.
Pemeriksaan khusus neuro-otologi yang umum dilakukan adalah uji DixHallpike dan electronystagmography (ENG). Uji ENG terdiri dari gerak sakadik,
nistagmus posisional, nistagmus akibat gerakan kepala, positioning nystagmus, dan
uji kalori.
Pada dasarnya pemeriksaan penunjang tidak menjadi hal mutlak pada
vertigo. Namun pada beberapa kasus memang diperlukan. Pemeriksaan
laboratorium seperti darah lengkap dapat memberitahu ada tidaknya proses infeksi.
Profil lipid dan hemostasis dapat membantu kita untuk menduga iskemia. Foto
18
4. Bagaimana Penatalaksanaannya ?
Tatalaksana vertigo terbagi menjadi 3 bagian utama yaitu kausal, simtomatik
dan rehabilitatif. Sebagian besar kasus vertigo tidak diketahui kausanya sehingga
terapi lebih banyak bersifat simtomatik (vestibular suppresan dan antiemetik) dan
rehabilitatif. Yang paling penting adalah meyakinkan pasien bahwa kondisi
penyakitnya dapat sembuh sendiri dan walaupun tidak enak, vertigo bukanlah suatu
penyakit yang mengancam nyawa.
19
20