You are on page 1of 13

Audit Atas Saldo Kas

Kas merupakan bagian dari setiap siklus kecuali siklus persediaan dan pergudangan. Audit atas
saldo kas merupakan bidang audit yang terakhir dipelajari karena bukti yang diakumulasikan untuk
saldo kas sangat tergantung pada hasil pengujian di dalam siklus lain.
Kesalahsajian (misstatement) yang mungkin tidak terungkap sebagai bagian dari audit atas
rekonsiliasi bank:

Gagal untuk menagih pelanggan


Menagih pelanggan dengan harga yang lebih rendah daripada yang ditetapkan oleh kebijakan

perusahaan
Penggelapan kas dengan jalan menahan hasil penerimaan kas dari pelanggan sebelum

dibukukan, dan akun itu dihapuskan sebagai piutang tak tertagih


Pembayaran ganda atas satu faktur pemasok
Pembayaran yang tidak benar atas pengeluaran pribadi pejabat perusahaan
Pembayaran untuk bahan baku yang tidak pernah diterima
Pembayaran ke karyawan tetapi jumlah jam kerjanya melampaui jumlah jam kerja yang

benar-benar dijalaninya
Pembayaran bunga ke pihak yang memiliki hubungan istimewa diatas suku bunga yang
berlaku saat itu

Apabila kesalahan-kesalahan itu tidak ditemukan dalam audit, penemuan hal tersebut seharusnya
dapat dilakukan melalui pengujian transaksi pada audit atas siklus-siklus yang berkaitan dengan kas.
Kesalahsajian (misstatement) yang pada umumnya terungkap sebagai bagian dari audit atas
rekonsiliasi bank:

Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring oleh bank ke daftar cek beredar,

walaupun sudah dicatat dalam buku pengeluaran kas


Kas diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi dicatat sebagai penerimaan kas dalam

tahun berjalan
Setoran dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank, dan dimasukkan

ke dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan


Pembayaran wesel-wesel bayar didebet langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak

dimasukkan ke dalam catatan klien


Setoran diterima oleh bank atas nama perusahaan dari agen kartu kredit dan pemasok lainnya
yang melakukan pembayaran secara elektronik, tetapi tidak dibukukan ke dalam catatan klien

Audit Atas Saldo Kas

Audit Atas Saldo Kas

I.

JENIS AKUN-AKUN KAS

a. Akun Kas Umum


Pengeluaran untuk siklus perolehan dan pembayaran biasanya dibayarkan dari akun ini, dan
penerimaan kas dari siklus penjualan dan penerimaan kas disetorkan ke akun ini. Di samping itu,
setoran dan pengeluaran untuk semua akun kas lainnya biasanya dilakukan melalui akun kas umum.
b. Akun Gaji Impres
Sebagai upaya meningkatkan pengendalian banyak perusahaan yang membuat akun bank impres
tersendiri untuk melaksanakan pembayaran gaji dan upah kepada para karyawan.
c. Akun Bank Cabang
Perusahaan yang beroperasi dengan banyak lokasi seringkali memerlukan adanya suatu saldo kas
pada setiap lokasi. Akun bank cabang bermanfaat untuk membina hubungan masyarakat di
lingkungan yang bersangkutan dan dapat memusatkan kegiatan di tingkat cabang.
d. Dana Kas Kecil Impres
Dana ini dipergunakan untuk pembelian tunai yang kecil-kecil yang dapat dibayar lebih mudah
dan lebih cepat dengan kas daripada menggunakan cek, atau memudahkan para karyawan dalam
menguangkan cek-cek pribadi atau cek-cek gaji dan upah.
e. Setara Kas
Contohnya adalah deposito berjangka, sertifikat deposito atau instrumen pasar uang

Audit Atas Saldo Kas

II.

AUDIT AKUN KAS UMUM


Metodologi untuk audit kas akhir tahun pada hakikatnya sama dengan semua akun neraca lainnya,

yaitu:

Tahap I: Mengidentifikasi Resiko Bisnis Klien yang mempengaruhi Kas di Bank

Tahap I: Menetapkan Salah Saji yang Dapat Ditolerir dan menetapkan Resiko Bawaan untuk Kas
di Bank

Tahap I: Menetapkan Resiko Pengendalian untuk Kas di Bank

Audit Atas Saldo Kas

Tahap II: Merancang dan melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi untuk beberapa siklus

Tahap III: Merancang dan melaksanakan Prosedur Analitik untuk Saldo Kas di Bank

Tahap III: Merancang Pengujian Terinci atas Saldo Kas di Bank untuk memenuhi tujuan audit
saldo terkait
Audit atas kas harus dibedakan antara verifikasi rekonsiliasi atas saldo rekening koran dengan

buku besar, dan verifikasi kas yang tercatat di buku besar telah mencerminkan dengan benar semua
transaksi kas. Salah saji akan mengakibatkan pembayaran atau penerimaan kas yang tidak layak.
Salah saji yang terungkap melalui pengujian rekonsiliasi bank antara lain:
1. Kegagalan memasukkan selembar cek yang belum dikliring bank pada daftar cek beredar,
walaupun sudah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas
2. Kas yang diterima oleh klien sesudah tanggal neraca tetapi telah dicatat sebagai penerimaan kas
3. Setoran yang dicatat dalam buku kas mendekati akhir tahun, disetorkan ke bank, dan
dimasukkan dalam rekonsiliasi bank sebagai setoran dalam perjalanan
4. Pembayaran wesel bayar yang didebet langsung ke saldo bank oleh bank tetapi tidak
dicantumkan dalam catatan klien
Faktor yang mempengaruhi audit atas kas akhir tahun:
1. Kas dipengaruhi sebagian besar siklus lainnya sehingga banyak peluang terjadi kekeliruan
2. Saldo kas tidak besar, jumlah yang mempengaruhi saldo umumnya lebih besar dari perkiraan
lainnya
3. Kas adalah aktiva yang paling rawan pencurian
Auditor harus mengumpulkan bukti yang cukup untuk mengevaluasi apakah kas, telah disajikan
secara wajar dan diungkapkan secara pantas. Kepemilikan dan klasifikasi dalam kas di neraca tidak
menjadi masalah.
Pengendalian intern atas saldo kas akhir tahun dalam perkiraan kas umum:
1. Pengendalian atas siklus transaksi yang mempengaruhi pencatatan penerimaan dan pengeluaran
kas diantaranya pemisahan tugas dan fungsi
2. Rekonsiliasi bank dilakukan secara independen
Rekonsiliasi mencakup hal-hal:

Pembandingan setoran di bank dengan penerimaan kas yang tercatat


5

Audit Atas Saldo Kas

Akuntansi untuk urutan nomor cek,dan penyelidikan atas cek yang hilang

Rekonsiliasi total debit rekening koran dengan total pada jurnal pengeluaran kas

Rekonsiliasi pos yang menimbulkan perbedaan antara saldo buku dan bank serta verifikasi
penyebabnya

Rekonsiliasi total kredit rekening koran dengan total pada jurnal penerimaan kas

Penelaahan transfer antar bank akhir bulan mengenai kelayakan pencatatannya

Tindak lanjut secara periodik atas cek dalam peredaran dan pembatalan pembayaran

Prosedur analitis membandingkan saldo akhir rekonsiliasi bank, setoran dalam perjalanan, cek
dalam peredaran, dan pos rekonsiliasi lainnya dengan rekonsiliasi tahun sebelumnya, membandingkan
saldo akhir kas dengan bulan sebelumnya. Prosedur ini tidak dapat mengungkapkan salah saji kas.
Auditor harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk menetapkan
kemungkinan timbulnya kecurangan material apabila pengendalian intern tidak memadai. Hubungan
erat dalam audit kas akhir tahun, keabsahan kas yang tercatat pada bank, penilaian dan kas yang ada
harus digabungkan, maka 3 prosedur harus dilaksanakan yaitu:
1. Penerimaan konfirmasi bank
Arti penting konfirmasi bank dalam audit melebihi verifikasi atau saldo kas yang aktual. Bank
tidak bertanggungjawab untuk mencari catatan mengenai saldo bank atau pinjaman yang
terdapat pada formulir klien kantor akuntan publik, tetapi berkewajiban untuk
menginformasikan mengenai setiap pinjaman yang tidak terdapat dalam konfirmasi mengenai
apa-apa yang diketahui bank.
2. Penerimaan rekening koran pada titik pisah batas
Tujuan rekening pisah batas adalah untuk memverifikasi pos-pos rekonsiliasi pada
rekonsiliasi bank klien akhir tahun dengan bahan bukti yang tidak dapat diakses oleh klien.
Auditor membuktikan rekening koran pada periode berikutnya jika laporan pisah batas tidak
diterima secara langsung oleh bank dengan cara:

Menjumlah semua nota debet, setoran dan nota kredit

Mencek bahwa rekening koran akan seimbang jika dilakukan penjumlahan ke bawah

Menelaah pos-pos dalam penjumlahan untuk memastikan bahwa semua telah dibatalkan
bank dalam periode yang sesuai dan tidak mengandung penghapusan

Tujuan pembuktian adalah untuk menguji apakah pegawai klien telah menghilangkan,
menambah, atau mengubah dokumen lampiran laporan.
3. Pengujian atas rekonsiliasi bank
Dilakukan untuk memverifikasi apakah saldo bank klien yang tercatat berjumlah sama dengan
jumlah kas sebenarnya yang ada di bank kecuali untuk pos-pos rekonsiliasi. Prosedur utama
yang tercakup adalah:
6

Audit Atas Saldo Kas

Telusuri saldo rekening pisah batas menurut bank pada rekonsiliasi bank sampai dua
jumlah itu sama

Telusuri cek-cek yang termasuk dalam rekening koran pisah batas terhadap daftar cek yang
beredar pada rekonsiliasi bank dan buku pengeluaran kas.

Selidiki semua cek yang signifikan dalam daftar cek beredar yang belum dikliring pada
laporan pisah batas, dengan menelusuri jumlah suatu pos yang belum selesai ke jurnal
pengeluaran kas. Jika ada kemungkinan kecurangan, saldo utang pemasok harus
ditegaskan untuk menetapkan apakah pemasok telah mengakui penerimaan kas dalam
pembukuannya

Telusuri setoran dalam perjalanan sampai ke laporan berikutnya, untuk meyakinkan bahwa
semuanya disetorkan segera setelah awal tahun buku

Hitung semua pos rekonsiliasi lainnya dalam laporan bank dan rekonsiliasi bank

Tujuan Audit Terkait Saldo dan Pengujian Terinci atas Saldo untuk Kas umum di Bank
Prosedur Terinci atas
Tujuan Audit Terkait Saldo
Komentar
Saldo Umum
Kas di bank seperti yang Jumlahkan daftar cek yang beredar Pengujian-pengujian
dinyatakan pada rekonsiliasi

dan setoran dalam perjalanan

bank penjumlahannya benar


dan cocok dengan buku besar

Buktikan

rekonsiliasi

mengenai

penambahan

(kecocokan rincian/detail tie-

pengurangan, termasuk semua pos-

in)

pos yang dibukukan

dilakukan secara keseluruhan pada


bank

rekonsiliasi bank, dengan mengacu ke

dan

dokumen atau catatan lain selain buku

Telusuri (trace) saldo buku pada

Kas di bank seperti yang

rekonsiliasi ke buku besar


Penerimaan
dan
pengujian

Ini merupakan 3 tujuan terpenting atas

dinyatakan

konfirmasi bank

kas

pada
bank

ada

Penerimaan

dan

pengujian

di

bank.

dikombinasikan

Prosedur
karena

itu
saling

(keberadaan/existence).

mengenai rekening koran pisah

ketergantungan satu sama lainnya erat.

Kas yang ada di bank

batas

3 prosedur terakhir harus dilakukan

dibukukan (kelengkapan/

Pengujian rekonsiliasi bank

hanya

jika

pengendalian

internal

lemah.

completeness).

besar.

rekonsiliasi

tersebut

Kas di bank seperti yang

Kelanjutan pengujian rekonsiliasi

dinyatakan

bank

pada

rekonsiliasi adalah akurat Pembuktian kas


(akurasi/accuracy)
Pengujian atas kitting
Transaksi penerimaan kas dan Penerimaan Kas:

Bilamana penerimaan kas yang


7

Audit Atas Saldo Kas


pengeluaran kas dibukukan

Hitung kas yang ada pada hari

diterima

ke

terakhir dari akhir tahun, kemudian

dimasukkan

semestinya (pisah batas/cut-

telusuri

dalam

muncul posisi kas yang lebih baik

off)

perjalanan dan jurnal penerimaan

dibandingkan dengan sebenarnya.

kas

Disebut juga tetap membuka

Telusuri setoran dalam perjalanan

jurnal

ke

pengeluaran tetap terbuka itu

dalam

periode

yang

ke

setoran

rekening

koran

periode

setelah
ke

akhir

tahun

dalam

jurnal,

penerimaan

berikutnya (rekening koran pisah

mengurangi

batas)

bisanya

kas.

hutang

melebih

usaha

sajikan

Jurnal
dan
rasio

lancar.

Pengeluaran Kas:

Prosedur pertama yang didaftar

Bukukan nomor cek terakhir pada

untuk

hari terakhir dari akhir tahun serta

penerimaan

kemudian ditelusuri ke cek yang

membutuhkan kehadiran auditor

beredar dan jurnal pengeluaran kas

dengan persetujuan klien pada

Telusuri cek yang beredar ke

akhir

bersangkutan.

Kas di bank disajikan dan

rekening koran periode berikutnya


Periksa notulen rapat, perjanjian

Contoh pembatasan atas penggunaan

diungkapkan

pinjaman, dan dapatkan konfirmasi

kas yaitu kas yang disetorkan ke agen

semestinya (penyajian dan

mengenai

atas

untuk pembayaran bunga hipotik dan

pengungkapan/presentation

penggunaan kas dan saldo yang

pajak atas hasil dari hipotik bangunan.

and disclosure)

dikompensasikan

Saldo kompensasi yaitu perjanjian

Telaah laporan keuangan untuk

klien

memastikan (a) rekening tabungan

menyelenggarakan minimum tertentu

dan setoran sertifikat diungkapkan

dalam akun gironya

dengan

pembatasan

pengujian
dan

hari

dengan

pisah

pengeluaran

terakhir

bank

terpisah dari kas di bank, (b) kas


yang dibatasi untuk penggunaan
tertentu

dan

saldo

dikompensasikan

yang

diungkapkan

dengan semestinya, (c) cerukan


bank (bank overdraft) dimasukkan
sebagai hutang lancar

III.

batas

PROSEDUR BERORIENTASI KECURANGAN

tahun

untuk

Audit Atas Saldo Kas


Seringkali auditor merasa perlu untuk memperluas prosedur-prosedur audit akhir tahunnya untuk
menguji secara ekstensif kemungkinan timbulnya kecurangan material apabila pengendalian intern
klien ternyata lemah. Pertimbangan utamanya adalah kemungkinan terjadinya kecurangan. Auditor
harus memperluas prosedur dalam audit kas akhir tahun untuk mentukan kemungkinan adanya
kecurangan yang material apabila pengendalian internal tidak memadai, terutama pemisahan tugas
yang tidak tepat antara penanganan kas dan pencatatan transaksi kas dalam catatan akuntansi serta
tidak adanya rekonsiliasi bank bulanan yang disiapkan secara independen. Dalam mendesain prosedur
untuk menemukan kecurangan, auditor harus mempertimbangkan sifat dari kurangnya pengendalian
internal, jenis kecurangan yang dapat terjadi dari kekurangaan tersebut, potensi material kecurangan,
dan prosedur audit yang paling efektif untuk menemukan kecurangan. Prosedur yang dapat
mengungkapkan kecurangan dalam bidang penerimaan kas antara lain:

Konfirmasi piutang dagang


Pengujian yang dilakukan untuk menemukan pencurian uang
Penelaahan aktivitas buku besar dalam akun kas atas transaksi yang tidak lazim
Perbandingan pesanan konsumen atas penjualan dan penerimaan kas
Pemeriksaan persetujuan dan dokumen pendukung untuk piutang tak tertagih dan retur dan
cadangan penjualan..

Prosedur pengungkapan kecurangan tersebut antara lain meliputi:


1.

Pengujian yang diperluas atas rekonsiliasi bank


Tujuannya adalah untuk memverifikasi apakah semua transaksi yang dimasukkan dalam
jurnal untuk bulan terakhir tahun yang bersangkutan telah dimasukkan atau dikeluarkan dari
rekonsiliasi bank dan untuk memverifikasi apakah semua pos pada rekonsiliasi bank telah
dimasukkan dengan benar.
Jika pengendalian intern lemah, maka pendekatan yang dilakukan adalah:

Memulai rekonsiliasi bank dan membandingkan seluruh bagian rekonsiliasi dengan cek
yang dibatalkan dan dokumen lainnya.

Membandingkan sisa cek yang dibatalkan dan slip setoran dalam laporan bank dengan
jurnal pengeluaran dan penerimaan kas.

Menelusuri seluruh bagian yang tidak jelas dalam rekonsiliasi bank dan jurnal
penerimaan dan pengeluaran kas ke rekonsiliasi bank klien untuk memastikan semua
sudah dimasukkan.

Melakukan verifikasi seluruh bagian rekonsiliasi dalam rekonsiliasi bank dari jurnal
untuk rekonsiliasi bank yang belum dikliring bank.

Sebagai contoh, misalkan karyawan klien mencuri $5.000 dari klien. Maka saldo kas klien di
bank akan lebih rendah $5.000 dari yang dilaporkan di buku klien. Pada rekonsiliasi bank,
9

Audit Atas Saldo Kas


kekurangan $5.000 tersebut dapat disembunyikan. Oleh karena itu, pendekatan khusus untuk
menyelidiki kemungkinan kecurangan adalah dengan memperluas prosedur audit atas
rekonsiliasi bank dengan memeriksa penghapusan unsure yang harus direkonsiliasi bank
bulan sebelumnya dan unsur yang harus direkonsiliasi pada rekonsiliasi bank bulan berjalan.
2.

Pembuktian kas
Ketika pengendalian intern atas kas dianggap tidak memadai, maka auditor perlu menyiapkan
pembuktian kas. Pembuktian kas adalah pengujian atas transaksi dan pengujian perincian
saldo, di mana rekonsiliasi bank merupakan pengujian atas saldo kas pada suatu titik waktu.
Pembuktian kas merupakan metode yang sangat baik dalam membandingkan pencatatan
penerimaan dan pengeluaran kas dengan akun bank dan dengan rekonsiliasi bank. Pembuktian
atas pengeluaran kas tidak efektif untuk menemukan cek yang ditulis dengan jumlah yang
tidak benar, kecurangan cek, atau salah saji lainnya di mana jumlah uang yang salah muncul
pada pencatatan pengeluaran kas.
Pembuktian kas mencakup rekonsiliasi 4 kolom atas:

Rekonsiliasi saldo pada rekening koran terhadap saldo buku besar pada awal periode
pembuktian kas

Rekonsiliasi penerimaan kas yang disetorkan terhadap jurnal penerimaan kas pada periode
tertentu

Rekonsiliasi cek yang dibatalkan yang dikliring bank terhadap jurnal pengeluaran kas
periode tertentu

Rekonsiliasi saldo pada rekening koran terhadap saldo buku besar pada akhir periode
pembuktian kas

Pembuktian kas dilakukan dengan cara membandingkan penerimaan dan pengeluaran yang
tercatat dengan rekening koran dan dengan rekonsiliasi bank. Auditor menggunakan
pembuktian kas untuk menetapkan:

Semua penerimaan kas yang tercatat telah disetorkan

Semua setoran di bank dicatat dalam pembukuan

Semua pengeluaran kas yang tercatat dibayarkan oleh bank

Semua jumlah yang dibayar oleh bank telah dicatat


Menurut hasil penelitian The Association of Certified Fraud Examiner (ACFE) 2006 dari
1.134 kecurangan menemukan bahwa kerugian terbesar dihasilkan dari kecurangan laporan
keuangan, salah penempatan aset yang bukan merupakan skema kejahatan yang lazim,
terhitung lebih 90% dari kasus yang dipelajari. Sebagaimana diperkirakan aset yang paling
banyak dijadikan target kecurangan karyawan adalah kas. Skema kecurangan kas biasanya
dibagi 3 kategori:
10

Audit Atas Saldo Kas


1. Kecurangan pengeluaran kas (Fraudulent disbursements). Contohnya penyerahan faktur
fiktif, kartu pencatat waktu fiktif, permintaan uang fiktif dan pencatatan jurnal fiktif
dalam jurnal pengeluaran kas untuk menutupi pencurian kas.
2. Pencurian kas di awal (Skimming). Kas dicuri dari perusahaan sebelum dicatat dalam
pencatatan akuntansi.
3. Pencurian kas di akhir (Cash Larceny). Kas dicuri dari perusahaan setelah dicatat dalam
pencatatan akuntansi.
Sumber 2006 Report to the notion: Occupational Fraud and Abuse. Associate of certified
Fraud Examiners 2006, Austin, Texas.

11

Audit Atas Saldo Kas


3.

Pengujian atas Transfer Bank


Pengujian untuk kitting atau kecurangan yang dilakukan dengan menutupi defalkasi dengan
cara mentransfer uang dari satu bank ke bank lain dan mencatat transaksi secara tidak wajar.
Penanganan transfer yang keliru berakibat kesalahan klasifikasi antara kas dan utang usaha.
Prosedur audit untuk mengungkapkan kecurangan, pertimbangan seksama harus dipusatkan
pada sifat kelemahan struktur pengendalian intern, jenis kecurangan yang mungkin timbul
akibat kelemahan tersebut, materialitas potensial kecurangan, dan prosedur yang paling
efektif dalam mengungkapkan salah saji. Prosedur terpenting untuk verifikasi penggajian
ialah pengujian atas transaksi. Ada beberapa hal yang perlu diaudit terkait skedul transfer
antar bank, yaitu:

Akurasi informasi mengenai skedul transfer antar bank harus diverifikasi.


Transfer antar bank harus dibukukan baik ke bank masuk maupun ke bank keluar.
Tanggal pembukuan pengeluaran dan penerimaan untuk setiap transfer harus berada dalam

tahun fiskal yang sama.


Pengeluaran pada skedul transfer antar bank harus dimasukkan atau tidak dimasukkan

dengan benar dari rekonsiliasi bank akhir tahun sebagai cek yang beredar.
Penerimaan pada skedul transfer antar bank harus dimasukkan atau tidak dimasukkan
dengan benar dari rekonsiliasi akhir tahun sebagai setoran dalam perjalanan.

IV.

AUDIT AKUN BANK PENGGAJIAN IMPREST


Perusahaan kadang kala mempunyai rekening bank tersendiri yang hanya diperuntukkan untuk

membayar gaji pegawai. Biasanya perusahaan menetapkan jumlah dana yang akan selalu ada dalam
rekening bank tersebut, misalnya Rp 5.000.000,-. Dana dengan jumlah tertentu sesuai beban gaji yang
akan dibayarkan kepada pegawai akan ditransferkan ke akun bank penggajian imprest dari akun kas
umum beberapa saat sebelum waktu penggajian tiba, kemudian setelah dibayarkan kepada pegawai
akun ini akan menunjukkan saldo Rp 5.000.000,- lagi. Dengan kata lain rekening ini akan mempunyai
saldo dana yang bersifat tetap, dan penerimaan dan pengeluaran rekening hanya diperuntukkan untuk
proses penggajian pegawai.
Dalam menguji saldo rekening bank penggajian, auditor harus memperoleh rekonsiliasi bank,
konfirmasi bank, dan laporan pisah batas bank. Prosedur rekonsiliasi dilaksanakan dengan cara yang
sama seperti yang dilakukan pada kas umum, kecuali bahwa pengujian cek yang beredar pada
umumnya terbatas pada pengujian kewajaran. Biasanya, prosedur lebih lanjut akan diperlukan jika
pengendalian tidak memadai atau jika rekening bank penggajian tidak terekonsiliasi dengan saldo kas
imprest buku besar umum.

V.

AUDIT KAS KECIL IMPREST


12

Audit Atas Saldo Kas


Pengendalian intern atas kas kecil ialah penggunaan dana imprest yang merupakan
tanggungjawab satu orang, tidak boleh dicampur dengan penerimaan lain,dan dana harus dipisahkan
dari aktivitas lainnya. Verifikasi kas kecil diutamakan pada pengujian transaksi, bukan pada saldo
akhir perkiraan. Prosedur yang paling umum:

Menghitung secara fisik saldo kas kecil

Melaksanakan pengujian terinci atas satu atau dua transaksi pengisian kembali

Prosedur yang dilakukan harus mencakup penjumlahan ke bawah total voucher-voucher kas kecil
yang mendukung jumlah penggantian, akuntansi untuk serangkaian voucher kas kecil, pemeriksaan
voucher untuk melihat otorisasi dan pembatalan, serta pemeriksaan dokumentasi lampiran untuk
melihat kewajarannya. Dokumentasi pendukung mencakup pita register kas, faktur, dan bukti
penerimaan. Pelaksanaan biasanya pada tanggal interim. Jika saldo kas kecil dianggap material, maka
jumlah harus dihitung pada akhir tahun, pengeluaran yang belum diganti harus diperiksa pada saat
penghitungan guna menetapkan materialitas jumlah beban yang belum dicatat.

13

You might also like