You are on page 1of 8

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI


PADA PASIEN INPARTU KALA SATU FASE AKTIF DI RSU BHAKTI RAHAYU
1

Ni Luh Putri Yuwinda Devayanthi, 2 Ika Widi Astuti, 3 Ni Mas Ayu Gandasari
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Abstract. Patients who undergo childbirth are generally experiencing severe pain in the first
stage on active phase. If the pain untreated, it will affect to the mother and fetus. One way to
control the labor pain is to use warm compresses. The purpose of this study is to determine the
effect of warm compress to pain intensity in parturients during the first stage active phase in
Bhakti Rahayu Hospital. This study is a pre-experimental with one group pretest-posttest
design. Twenty one respondents were selected by consecutive sampling. Data were collected
by a pain scale measurement guidelines (numerical rating scale) before intervention and after
put the compresses with a scale of 0-10. The intervention was giving a warm compress on the
peak of contraction until the end of contraction. The results obtained are average pain intensity
of pretest is 7.33, while the average pain intensity of posttest is 5, 64. The statistical test used
was Paired Sample T Test (p0, 05) with the result p = 0.000 which means warm compress
effective to reduce the intensity of pain in parturients when the active phase. Based on these
results, it is suggested to the nurse to consider the use of warm compresses in managing labor
pain.
Keywords: Labor Pain, Parturients During First Stage Active Phase, Warm Compress
1) Mahasiswa PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
2) Staff Dosen PSIK Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3) Staff Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar

PENDAHULUAN
Persalinan atau partus merupakan
proses fisiologis terjadinya kontraksi uterus
secara teratur yang menghasilkan penipisan
dan pembukaan serviks secara progresif.
Perubahan serviks ini memungkinkan
keluarnya janin dan produk konsepsi lain
dari uterus (Reeder, 2011). Selama proses
persalinan terjadi penurunan kepala ke
dalam rongga panggul yang menekan
syaraf pudendal sehingga mencetuskan
sensasi nyeri yang dirasakan oleh ibu.
Selain itu nyeri persalinan juga disebabkan
oleh kontraksi yang berlangsung secara
regular dengan intensitas yang semakin
lama semakin kuat dan semakin sering.
Kondisi ini mempengaruhi fisik dan
psikologis ibu (Manurung, 2013).

Selama kala I persalinan normal,


intensitas nyeri yang dirasakan oleh pasien
semakin lama semakin meningkat dengan
kualitas nyeri yang berbeda pada setiap
pasien. Rasa nyeri hebat umumnya terjadi
pada fase aktif kala I persalinan. Ibu
bersalin
secara
umum
merasakan
peningkatan ketidaknyamanan, berkeringat,
mual dan muntah. Ibu juga akan merasakan
gemetar pada paha dan kaki, tekanan pada
kandung kemih dan rektum, nyeri
punggung dan pucat di sekitar mulut
(Reeder, 2011).
Salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat nyeri persalinan adalah pengalaman
melahirkan
(Jordan,
2003).
Ibu
primigravida
belum
mempunyai
pengalaman melahirkan dibandingkan ibu

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

multigravida. Pada ibu primigravida


umumnya merasa cemas dan takut
menghadapi persalinan (Afifah, 2011).
Kondisi
ini
merangsang
tubuh
mengeluarkan hormon stressor yaitu
hormon katekolamin dan adrenalin yang
dapat mengakibatkan uterus menjadi
semakin tegang sehingga aliran darah dan
oksigen ke dalam otot uterus berkurang
karena arteri mengecil dan menyempit
yang dapat menyebabkan rasa nyeri yang
tak terelakkan (Bobak, 2004). Sekresi
hormon tersebut yang berlebihan akan
menimbulkan
gangguan
sirkulasi
uteroplasenta pengurangan aliran darah dan
oksigen ke uterus, serta timbulnya iskemia
uterus yang membuat impuls nyeri
bertambah banyak. Hal tersebut dapat
mengakibatkan terjadinya hipoksia janin
(Farrer, 2001). Nyeri yang hebat dan tidak
dapat diredakan pada proses persalinan
juga dapat meningkatkan frekuensi dan
kedalaman respirasi, takikardi, peningkatan
tekanan darah, serta stasis lambung dan
emesis (Jordan, 2003).
Berbagai upaya telah dilakukan untuk
menurunkan nyeri persalinan, baik secara
farmakologi maupun nonfarmakologi.
Manajemen nyeri secara farmakologi lebih
efektif
dibanding
dengan
metode
nonfarmakologi namun, lebih mahal dan
berpotensi mempunyai efek yang kurang
baik. Salah satu terapi farmakologi yaitu
penggunaan epidural yang memiliki efek
samping yaitu menurunkan tekanan darah
yang dapat mengganggu sirkulasi darah ke
janin. Sedangkan metode nonfarmakologi
bersifat murah, simpel, efektif, dan tanpa
efek
yang
merugikan.
Metode
nonfarmakologi
dapat
meningkatkan
kepuasan selama persalinan jika ibu dapat
mengontrol perasaan dan ketakutannya
(Manurung,
2013).
Metode
non
farmakologi tersebut salah satunya adalah
kompres panas (Potter, 2005).
Panas yang disalurkan melalui
kompres panas dapat meredakan nyeri

dengan menyingkirkan produk produk


inflamasi, seperti bradikinin, histamine,
dan prostaglandin yang akan menimbulkan
nyeri lokal. Panas juga merangsang serat
saraf yang menutup gerbang sehingga
transmisi implus nyeri ke medulla spinalis
dan otak dapat dihambat (Price, 2005).
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap intensitas nyeri pada
pasien inpartu kala satu fase aktif di RSU
Bhakti Rahayu.
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian
Pre-eksperimental
Design
dengan One Group Pretest Posttest Design
yang bertujuan untuk mengetahui adanya
pengaruh pemberian kompres hangat
terhadap intensitas nyeri kala satu fase aktif
pada pasien inpartu.
Etika Penelitian
Beberapa
prinsip
etik
yang
diperhatikan peneliti saat pengambilan data
antara lain autonomy (menghormati harkat
dan martabat manusia), confidentiality
(kerahasiaan), justice (keadilan) serta
beneficience dan non maleficience.
Populasi dan Sampel
Populasi yang diteliti yaitu seluruh
pasien inpartu pada kala satu fase aktif di
ruang bersalin RSU Bhakti Rahayu
Denpasar yang berjumlah 54 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Consecutive Sampling. Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah pasien
yang hamil pertama kali, inpartu kala satu
fase aktif dengan dilatasi serviks 4-7 cm,
dengan kehamilan aterm dan usia antara
20-30
tahun.
Sedangkan
pasien
dieksklusikan
apabila
mendapat
penatalaksanaan nyeri secara farmakologi,
mempunyai luka, infeksi atau kontusio

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

pada daerah yang akan diberikan intervensi


dan pasien dilakukan induksi persalinan.
Terdapat 23 sampel yang memenuhi
kriteria tersebut, namun dua sampel
dinyatakan dropout karena tidak berkenan
mengikuti penelitian. Sehingga jumlah
responden menjadi 21 orang.
Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan pengkajian menggunakan skala
nyeri numerik (numerical rating scale) 010 untuk mengukur intensitas nyeri
sebelum intervensi dan sesaat setelah
meletakkan kompres hangat selama empat
kali kontraksi pada responden yang diteliti.
Prosedur Pengumpulan Dan Analisis
Data
Setelah mendapatkan ijin untuk
melakukan penelitian dari pihak yang
terkait, peneliti melakukan serangkaian
persiapan dan kemudian menyeleksi calon
responden. Selanjutnya peneliti melakukan
pretest pada puncak kontraksi dengan
menggunakan pengkajian skala nyeri
numerik dan segera memberikan intervensi
kompres hangat pada perut dan punggung.
Sesaat setelah meletakkan kompres hangat,
peneliti langsung melakukan posttest.
Intervensi diberikan sampai kontraksi
berakhir dan diulang selama empat kali
kontraksi. Data pretest dan posttest
merupakan rata-rata dari hasil pengkajian
empat kali kontraksi tersebut.
Setelah data terkumpul maka
dilakukan analisis. Uji normalitas data
pretest dan posttest menunjukkan data
terdistribusi normal sehingga dilakukan uji
analisis paired sample t test dengan tingkat
kemaknaan 5% untuk menganalisis
perubahan rata-rata intensitas nyeri
sebelum intervensi dan sesaat setelah
meletakkan kompres hangat.

HASIL PENELITIAN
Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan dari tanggal 6
sampai 27 Mei 2015 di ruang VK RSU
Bhakti Rahayu Denpasar.
Karakteristik Subyek Penelitian
Karakteristik
dasar
responden
penelitian diperlihatkan pada tabel 1.
Sebagian besar pasien primigravida inpartu
kala satu fase aktif di RSU Bhakti Rahayu
berada pada usia 20-25 tahun yaitu sebesar
61,9%. Rata-rata pasien primigravida
inpartu mendapatkan intervensi kompres
hangat saat dilatasi serviks 4 cm yaitu
sebesar 61,9%.
Tabel
1.
Karakteristik
Responden
Berdasarkan Umur dan Dilatasi Serviks
Karakteristik

Frekuensi (n)

Persentase (%)

Umur
20-25
26-30
Dilatasi
Serviks
4
5
6

13
8

61.9
38.1

13
7
1

61.9
33.3
4.8

Intensitas Nyeri Pretest dan Posttest


Hasil penilaian terhadap responden
disajikan secara berurutan yaitu gambaran
intensitas nyeri sebelum diberikan kompres
hangat, gambaran intensitas nyeri sesaat
setelah meletakkan kompres hangat dan
analisis pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap terhadap intensitas nyeri
pada pasien primigravida inpartu kala satu
fase aktif.
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat
adanya perubahan skala nyeri sebelum
diberikan intervensi dan sesaat setelah
meletakkan kompres hangat pada setiap
responden dengan nilai rata-rata pretest
yaitu 7,33 dan nilai rata-rata posttest yaitu

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

5,64. Sehingga terdapat perubahan


intensitas nyeri dengan rata-rata yaitu 1,69.
Tabel 2. Gambaran Intensitas Pretest dan
Posttest

Rata-rata
Minimum
Maximum
Median
Modus
Standar Deviasi

Pretest

Posttest

7,33
6,25
8,50
7,25
7,00
0,60

5,64
3,50
7,00
5,75
6,00
0,88

Perbedaan
(d)
1,69
2,75
1,50
1,50
1,00
0,28

Hasil Analisis Perubahan Intensitas


Nyeri
Untuk mengetahui adanya pengaruh
pemberian kompres hangat terhadap
intensitas nyeri pada pasien inpartu kala
satu fase aktif, maka dilakukan uji
normalitas data dengan menggunakan
shapiro wilk. Berdasarkan uji normalitas
tersebut didapatkan hasil bahwa data
berdistribusi normal. Kemudian dilakukan
analisis
menggunakan
uji
statistik
parametrik dengan paired sample t test
dengan tingkat kemaknaan atau kesalahan
5% (p0,05). Analisa data yang dilakukan
diperoleh hasil yaitu nilai Sig. (2-tailed)
(p) sebelum intervensi dan sesaat setelah
meletakkan kompres hangat adalah 0,000.
Nilai p0,05 menandakan Ho ditolak yang
berarti ada pengaruh pemberian kompres
hangat terhadap intensitas nyeri pada
pasien inpartu kala satu fase aktif.
PEMBAHASAN
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
rata-rata intensitas nyeri pada pasien
inpartu kala satu fase aktif yaitu 7,33
dengan nilai minimal 6,25 dan maksimal
8,50. Hal tersebut diperkuat dengan
penelitian
Tarsikah,
Susanto
dan
Sastramihardja
(2012)
mengenai
pemberian aromaterapi pada primigravida
kala 1 fase aktif yang menyatakan bahwa
sebanyak 21 responden mengalami nyeri

berat dengan skala 7-9 sebelum diberikan


intervensi. Hasil serupa juga dijelaskan
pada penelitian Felina, Masrul dan Iryani
(2015) yang menyatakan bahwa rata-rata
skala nyeri sebelum diberikan intervensi
yaitu 7,29 dengan nilai minimal 5 dan
maksimal 9.
Pada fase aktif persalinan normal
terjadi kontraksi yang semakin aktif.
Kontraksi menjadi semakin sering (setiap 3
sampai 5), panjang (60 detik) dan dengan
intensitas dari sedang sampai kuat. Selama
fase aktif, pasien menjadi lebih fokus pada
setiap kontraksi (Ward, 2011). Impuls rasa
nyeri
pada
kala
satu
persalinan
ditransmisikan melalui segmen saraf
spinalis T11-T12 dan saraf-saraf asesori
torakal bawah serta saraf simpatik lumbar
atas. Saraf-saraf ini berasal dari korpus
uterus dan serviks. Nyeri ini mulai dari
bagian bawah abdomen dan menyebar ke
daerah punggung dan menurun ke paha
(Bobak, Lowdermilk & Jensen, 2004).
Menurut penelitian Felina, Masrul
dan Iryani (2015) didapatkan adanya
penurunan rata-rata derajat nyeri persalinan
pada pasien yang mendapatkan intervensi
kompres panas sebesar 2,34 poin. Hal
tersebut
didukung
oleh
penelitian
Behmanesh, Pasha dan Zeinalzadeh (2009)
yang menyatakan bahwa intensitas nyeri
lebih rendah pada kelompok yang
diberikan intervensi kompres hangat pada
pinggang dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Dengan membandingkan hasil
penelitian ini dengan dua penelitian
tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi
hangat mempunyai kegunaan dalam
mengurangi nyeri persalinan pada pasien
inpartu khususnya pada kala satu.
Hidroterapi atau terapi air adalah
penggunaan air untuk merevitalisasi,
memelihara serta memulihkan kesehatan
(Wong, 2014). Penggunaan air sebagai
terapi sudah dilakukan sejak jaman dahulu.
Saat ini hidroterapi sering digunakan
sebagai salah satu pilihan dalam membantu

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

proses persalinan. Pada studi yang


dilakukan oleh Tournaire & TheauYonneau (2007) menyebutkan bahwa
pasien yang menggunakan air rendaman
saat kala satu fase aktif persalinan
menunjukkan pengurangan nyeri yang
signifikan dibandingkan dengan yang tidak
menggunakan.
Selain berendam dengan air hangat,
kompres hangat juga merupakan salah satu
bagian dari hidroterapi. Kompres hangat
adalah salah satu teknik stimulasi kulit
yang dapat memberikan efek penurunan
nyeri yang efektif. Cara kerja dari stimulasi
kutaneus khususnya kompres hangat ini
adalah dapat menyebabkan pelepasan
endorfin, sehingga memblok transmisi
stimulus nyeri (Potter & Perry, 2005). Efek
fisiologis kompres panas adalah bersifat
vasodilatasi, meredakan nyeri dengan
merelaksasi otot, meningkatkan aliran
darah, memiliki efek sedatif dan
meredakan nyeri dengan menyingkirkan
produk-produk
inflamasi
yang
menimbulkan nyeri (Berman, 2009).
Beberapa penelitian yang mendukung
penelitian ini adalah penelitian oleh Felina,
Masrul
dan
Iryani
(2015)
yang
menyimpulkan
terdapat
pengaruh
pemberian kompres hangat dan kompres
dingin terhadap penurunan derajat nyeri
persalinan. Hal serupa juga disimpulkan
oleh Rawat, Sagar, Kaur dan Mamta (2014)
yaitu perbandingan pre dan post intervensi
pada grup perlakuan menunjukkan angka
yang signifikan terhadap penurunan nyeri
persalinan pada kala satu dengan p=0,000.
Hal ini menunjukkan terapi hangat terbukti
dapat mengurangi nyeri persalinan. Selain
diberikan pada pasien inpartu, kompres
hangat juga dapat digunakan dalam
menangani nyeri pada bagian tubuh yang
lain. Menurut penelitian oleh Wurangian,
Bidjuni dan Kallo (2014) tentang
pemberian
kompres
hangat
dalam
mengurangi nyeri pada penderita gout
arthritis yang menyimpulkan adanya

perubahan skala nyeri sebelum dan setelah


pemberian intervensi dimana didapatkan
hasil skala nyerinya berkurang. Hal ini
menunjukkan bahwa kompres hangat
efektif digunakan pada beberapa kondisi
nyeri baik nyeri saat persalinan maupun
nyeri yang terjadi pada kondisi berbeda.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti tidak melakukan pengukuran
terhadap suhu dari handuk yang telah
direndam air hangat yang siap untuk
ditempelkan pada bagian tubuh pasien
sehingga tidak dapat dinilai berapa derajat
suhu yang berkurang setelah handuk
diangkat dari air hangat. Selain itu,
penelitian ini juga tidak mengkategorikan
hasil pengukuran intensitas nyeri ke dalam
skala deskriptif. Dalam penelitian ini tidak
dilakukan pengukuran terhadap waktu dari
pretest ke intervensi dan waktu dari
intervensi ke posttest. Peneliti hanya
melakukan prosedur tersebut secara
berkelanjutan tanpa jeda waktu.
Simpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara rata-rata intensitas
nyeri sebelum intervensi dan sesaat setelah
meletakkan kompres hangat. Sehingga ada
pengaruh pemberian kompres hangat
terhadap intensitas nyeri pada pasien
inpartu kala satu fase aktif di RSU Bhakti
Rahayu.
Adapun beberapa saran bagi peneliti
selanjutnya yaitu diharapkan peneliti
melakukan pengukuran terhadap suhu
handuk yang digunakan sehingga alat ukur
menjadi semakin akurat, mengkategorikan
hasil pengukuran intensitas nyeri ke dalam
skala deskriptif dan melakukan pengukuran
terhadap waktu dari pretest ke intervensi
dan waktu dari intervensi ke posttest. Bagi
petugas kesehatan diharapkan dapat
mempertimbangkan penggunaan kompres
hangat sebagai salah satu terapi alternatif

Pengaruh Pemberian Kompres Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Inpartu Kala I Fase Aktif

dalam manajemen nyeri persalinan pada


pasien inpartu kala satu fase aktif sehingga
dapat meningkatkan kenyamanan pasien.

Terhadap Perubahan Skala Nyeri


Persalinan Pada Klien Primigravida.
Journal Health Quality, 4 (1): 1-8

DAFTAR PUSTAKA
Afifah, D., Mulyono, B., & Pujiati, N.
(2011). Perbedaan Tingkat Nyeri
Persalinan Kala I Pada Ibu Bersalin
Normal
Primigravida
Dan
Multigravida Di Rb Nur Hikmah Desa
Kuwaron Gubug Kabupaten Grobogan
Tahun 2011. JTPTUNIMUS. 4 (1): 138

Potter, P. & Perry, A. (2005). Buku Ajar


Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses dan Praktik. Edisi Keempat.
Terjemahan oleh Renita Komalasari.
Jakarta : EGC

Behmanesh, F., Pasha, H., Zeinalzadeh, M.


(2009). The Effect of Heat Therapy on
Labor Pain Severity and Delivery
Outcome in Parturient Women.
Iranian Red Crescent Medical
Journal. 11(2): 188-192

Reeder,S. (2011). Keperawatan Maternitas


: Kesehatan Wanita, Bayi & Keluarga.
Edisi Kedelapan Belas. Terjemahan
oleh Yati Afiyanti. Jakarta : EGC

Bobak, Lowdermilk & Jensen. (2004).


Buku Ajar Keperawatan Maternitas
(Maternity Nursing). Edisi Keempat.
Terjemahan oleh Maria A. & Peter I.
Jakarta : EGC
Berman, A. (2009). Buku ajar praktk
keperawatan klinis Kozier & Erb.
Edisi Kelima. Terjemahan oleh Eny
Meiliya. Jakarta: EGC
Farrer, (2001). Perawatan Maternitas.
Edisi Kedua. Terjemahan oleh Andry
Hartono. Jakarta: EGC
Felina, M., Masrul, Iryani, D. (2015).
Pengaruh Kompres Panas dan Dingin
terhadap Penurunan Nyeri Kala I Fase
Aktif Persalinan Fisiologis Ibu
Primipara. Jurnal Kesehatan Andalas.
4 (1): 58-64
Jordan, S. (2003). Farmakologi Kebidanan.
Jakarta : EGC
Manurung, S, dkk. (2013). Pengaruh
Tehnik Pemberian Kompres Hangat

Price, Sylvia A . (2005). Patofisiologi


Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Jakarta: EGC

Tarsikah, Susanto, H., Sastramihardja, H.


(2012). Penurunan Nyeri Persalinan
Primigravida Kala I Fase Aktif
Pascapenghirupan
Aromaterapi
Lavender. MKB, 1(44): 19-25
Tournaire, M. & Theau-Yonneau, A.
(2007).
Complementary
and
alternative approaches to pain relief
during labor. eCAM, 4 (4): 411-416
Ward, S. L. (2011). Maternal-child nursing
care: optimizing outcomes for
mothers, children, and families.
Philadelphia: FA Davis Company
Wong, Cathy. (2014). Different types of
hydrotherapy,
online,
http://altmedicine.about.com/od/therap
iesfrometol/a/hydrotherapy.htm,
diakses 25 Desember 2014
Wurangian, M., Bidjuni, H., Kallo, V.
(2014). Pengaruh Kompres Hangat
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada
Penderita Gout Arthritis Di Wilayah
Kerja Puskesmas Bahu Manado.
Ejournal Unsrat. 2 (2): 1-6

You might also like