You are on page 1of 17

Permodalan yang besar juga seringkali

ak penari yang lincah menari-nari, jari-

B jari tangan sejumlah perempuan di


kampung Jetis, Sidoarjo itu meliuk-liuk
di atas sehelai kain putih. Cairan malam
yang meleleh dari ujung canting seketika itu
membuat para pengrajin dan pengusaha batik
tulis di Jetis gulung tikar.

"Kalau ada Bank atau tempat pinjaman uang


dengan bunga yang sangat rendah, saya dan
juga menutupi arsiran serangkaian motif di istri saya berani untuk mulai membuat batik
atasnya. lagi," kata Ichyak Ulumuddin (37), warga Jetis,
Lemah Putro, Kecamatan Sidoarjo.
Sabar dan teliti. Lembar demi lembar kain putih
yang semula tampak biasa saja itu berubah Meski nama batik Jetis tak begitu populer
menjadi kain untuk busana dengan nilai seni dibandingkan batik Pekalongan, namun batik
yang tinggi, kain batik tulis. Jetis tetaplah batik Jetis. Corak warnanya yang
selalu mencolok akan menjadi ciri khas
Aktivitas perbatikan di kota udang itu
tersendiri bagi khasanah batik yang tumbuh dan
sebenarnya telah ada sejak 1675 silam.
berkembang menjadi tradisi bangsa Indonesia.
Keberlangsungannya yang masih tetap
bertahan hingga sekarang bukannya mulus
tanpa ancaman kepunahan.

Industrialisasi dan budaya instan seperti


membuat kerajinan batik cap, menjadi alasan
mengapa batik tulis di Jetis kurang diminati
kaum muda-mudinya.
Cara memainkan wayang potehi sama seperti

T
ipis-tipis asap putih mulai beterbangan
pada boneka Unyil dan kawan-kawannya.
di udara. Dalam sekejab saja wewangi
hio yang terbakar telah menyebar ke
Dalam kebudayaan masyarakat etnis Tionghoa,
seluruh ruangan di dalam klenteng
wayang potehi tak hanya dipandang sebagai
Hong Tiek Hian, di jalan Dukuh, Surabaya.
seni pertunjukan belaka, namun juga memiliki
fungsi sosial dan ritual.
Siang itu, sejumlah umat Kong Hu Cu tengah
khusuk melakukan sembahyang, mengharap
Karena itu, biasanya, seorang dalang yang
keberkahan dan keberuntungan memasuki
memainkan satu lakon wayang potehi di dalam
tahun macan.
klenteng baru bisa menuntaskan ceritanya
setelah berhari-hari, bahkan bisa sampai satu
Pada saat yang sama, dari dalam sebuah
setengah bulan.
ruangan berukuran 4x4 meter, terdengar suara-
suara gembreng, tambur dan bek to yang
"Potehi yang dimainkan di dalam kelenteng
dipadu dengan gesekan erhu bersautan
adalah pertunjukan untuk para dewa, jadi kami
mengiringi pertunjukan wayang potehi.
tetap akan memainkannya meski tidak ada
yang menonton sama sekali," terang Sukar
Potehi berasal dari bahasa mandarin. Kata poo
Mudjiono, 49 tahun, seorang dalang yang
berarti kain, tay yang berarti kantung, dan hie
menyukai potehi sejak kecil.
berarti wayang atau boneka. Jadi petehi adalah
wayang boneka yang terbuat dari kain.

Sejumlah anak kecil berkumpul dan bermain sembari menunggu sedekah di luar klenteng.
Seorang umat Kong Hu Cu tengah khusuk bersembahyang di klenteng Hong Tiek Hian Sejumlah pemain musik dalam wayang potehi.

Sukar Mudjjono, 49 tahun, tengah memainkan erhu sebagai penutup pertunjukan wayang potehi siang itu. Pertunjukan wayang potehi di klenteng Hong Tiek Hian.
Seorang lelaki tengah berjalan meninggalkan klenteng Hong Tiek Hian usai melakukan sembahyang.
peziarah asal Demak, Jawa Tengah, yang telah
seminggu lebih berada di lokasi makam.

Makam Syekh Umar Sumabawa dan KH Hasbullah

S
emilir angin berhembus menyelingi debur Para nelayan kemudian melaporkan peristiwa
ombak yang bergemuruh menghantami itu kepada KH Hasbullah, seorang tokoh
bebatuan di sepanjang pesisir pantai sekaligus sesepuh di daerah itu. Setelah
Kenjeran. Dari dalam sebuah bangunan, sayup- mendengar laporan para nelayan, sang kyai lalu
sayup terdengar suara lantunan ayat-ayat suci melakukan istikharah pada malam harinya.
Al-Quran. Di ujung timur kota Surabaya itu, Dalam mimpinya, sang kyai mendapatkan
tepatnya kampung Nambangan, dua orang wali petunjuk bahwa jasad temuan nelayan itu
Allah dikebumikan. Syekh Umar Sumbawa dan meminta untuk dikebumikan di sekitar wilayah
KH Hasbullah. itu. Karena peristiwa itulah kampung para
nelayan yang terletak di pesisir pantai Kenjeran
Syekh Umar adalah seorang saudagar itu dinamai Kampung Nambangan
sekaligus penyebar agama Islam di Sumbawa
pada abad 18. Jasad Syekh Umar ditemukan Karamah kedua wali Allah ini masih bisa
oleh para nelayan dalam keadaan terapung dirasakan hingga sekarang. Setidaknya bagi
(ngambang dalam Bahasa Jawa) dan masyarakat yang tinggal di kampung
terdampar di pesisir pantai Kenjeran. Nambangan. Karena itu tak heran jika setiap
hari selalu saja ada orang datang berziarah.
Para nelayan yang takut dan kawatir dengan Mereka tak mengharap kebahagiaan materi,
temuan jasad itu kemudian mengembalikan akan tetapi barokah sang wali dan ketentraman
jasad itu ke tangah laut. Namun entah mengapa hati. “Saya ke sini ngalap berkah - mengharap
tiba-tiba jasad itu kembali lagi ke bibir pantai. barokah, wali Allah dan sekaligus
Kejadian itu berulang hingga empat kali. membersihkan hati,” kata Syamsul (26),

Seorang peziarah membaca doa dalam bentuk syair di makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah
Pintu gerbang menuju makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah Puing bekas menara pengawas atau pengintai yang dibangun oleh pemerintah Belanda.

Syamsul, 26 tahun, peziarah asal Demak, Jateng, yang telah seminggu lebih berada di lokasi makam.
Suasana makam yang tampak temaram pada malam hari. Meski hanya menggunakan penerangan lilin dan lampu minyak para peziah itu tidak merasa takut, malah kondisi itu membuat mereka bertambah khusuk dalam bermunajat.
Selain dapat dihidangkan seperti layaknya kopi Mandarinnya yang masih kental.
biasa, kopi sarkam juga dapat disajikan dengan
diberi campuran ramuan Ma’jun – ramuan yang
terbuat dari
campuran
jahe, madu, dll
- yang konon
bisa
meningkatkan
kesehatan dan
kejantanan
kaum pria.
Menu khas
lainnya dari
warung ini
adalah sum-
sum kambing
yang juga
berkhasiat
menambah
vitalitas para
lelaki. Namun,
untuk menu
sum-sum
kambing ini
Lokasi warung yang sejak dulu memang hanya tersedia
bersebelahan dengan pusat pasar daging di pagi hari.
eberadaan masjid dan makam sunan kambing itulah yang kemudian membuat

K Ampel ternyata membawa berkah


rezeki bagi masyarakat yang tinggal
dan berjualan di sekitarnya. Sejumlah warung
warung ini terkenal dengan sebutan warung
sarkam.
Karena
kekhasan rasa
dan suasana
dan pedagang kaki lima menghias hampir Kualitas serta cita rasa kopinya yang terjaga warung yang
setiap ruas jalan menuju pelataran masjid dan membuat warung kopi ini tetap bertahan dari selalu ramai
makam sunan Ampel. tahun ke tahun. Sajian secangkir kopi itu, tak heran
buatannya selalu mendapat tempat di hati para jika seorang
Sarkam adalah salah satunya. Warung yang pecandu minuman berkafein itu. Hampir seluruh penulis dan
terletak di kompleks pertokoan pasar Ampel itu pelanggannya bahkan rutin mendatangi warung fotografer asal
tak pernah sepi dikunjungi pembeli. Mereka yang kini diteruskan oleh keempat putera Alm Singapura,
yang datang bahkan harus rela antri setelah Abu Sofyan itu. Zhuang Wubin,
menempuh jarak yang jauh hanya demi pernah tiga kali
menikmati secangkir kopi. Ya, itu karena menu “Saya sudah 13 tahun langganan kopi di sini. singgah untuk
utama warung yang satu ini berupa secangkir Kopinya enak dan cocok buat saya,” kata Luthfi, mencicipi kopi
kopinya yang khas. warga Nyamplungan 9 yang setiap hari
khas bikinan
mendatangi warung sarkam dengan bersepeda.
sarkam. “I like
Warung sarkam didirikan oleh Alm Abu Sofyan
the coffee, it’s
pada tahun 1957. Saat itu warung kopi sarkam Kopi di warung sarkam bisa dipesan sesuai
good,” tuturnya
berdiri di tepi jalan Nyamplungan, tepat berada porsi permintaan. Untuk ukuran gelas kecil
pada suatu
di depan lokasi Pasar Ampel yang kini telah harganya cuma 1500 rupiah, sedangkan untuk
malam dengan
berubah menjadi lahan parkir. Nama sarkam ukuran gelas tanggung dan besar, masing-
logat
merupakan singkatan dari pasar kambing. masing seharga 2000 dan 2500 rupiah saja.

You might also like