Professional Documents
Culture Documents
T
ipis-tipis asap putih mulai beterbangan
pada boneka Unyil dan kawan-kawannya.
di udara. Dalam sekejab saja wewangi
hio yang terbakar telah menyebar ke
Dalam kebudayaan masyarakat etnis Tionghoa,
seluruh ruangan di dalam klenteng
wayang potehi tak hanya dipandang sebagai
Hong Tiek Hian, di jalan Dukuh, Surabaya.
seni pertunjukan belaka, namun juga memiliki
fungsi sosial dan ritual.
Siang itu, sejumlah umat Kong Hu Cu tengah
khusuk melakukan sembahyang, mengharap
Karena itu, biasanya, seorang dalang yang
keberkahan dan keberuntungan memasuki
memainkan satu lakon wayang potehi di dalam
tahun macan.
klenteng baru bisa menuntaskan ceritanya
setelah berhari-hari, bahkan bisa sampai satu
Pada saat yang sama, dari dalam sebuah
setengah bulan.
ruangan berukuran 4x4 meter, terdengar suara-
suara gembreng, tambur dan bek to yang
"Potehi yang dimainkan di dalam kelenteng
dipadu dengan gesekan erhu bersautan
adalah pertunjukan untuk para dewa, jadi kami
mengiringi pertunjukan wayang potehi.
tetap akan memainkannya meski tidak ada
yang menonton sama sekali," terang Sukar
Potehi berasal dari bahasa mandarin. Kata poo
Mudjiono, 49 tahun, seorang dalang yang
berarti kain, tay yang berarti kantung, dan hie
menyukai potehi sejak kecil.
berarti wayang atau boneka. Jadi petehi adalah
wayang boneka yang terbuat dari kain.
Sejumlah anak kecil berkumpul dan bermain sembari menunggu sedekah di luar klenteng.
Seorang umat Kong Hu Cu tengah khusuk bersembahyang di klenteng Hong Tiek Hian Sejumlah pemain musik dalam wayang potehi.
Sukar Mudjjono, 49 tahun, tengah memainkan erhu sebagai penutup pertunjukan wayang potehi siang itu. Pertunjukan wayang potehi di klenteng Hong Tiek Hian.
Seorang lelaki tengah berjalan meninggalkan klenteng Hong Tiek Hian usai melakukan sembahyang.
peziarah asal Demak, Jawa Tengah, yang telah
seminggu lebih berada di lokasi makam.
S
emilir angin berhembus menyelingi debur Para nelayan kemudian melaporkan peristiwa
ombak yang bergemuruh menghantami itu kepada KH Hasbullah, seorang tokoh
bebatuan di sepanjang pesisir pantai sekaligus sesepuh di daerah itu. Setelah
Kenjeran. Dari dalam sebuah bangunan, sayup- mendengar laporan para nelayan, sang kyai lalu
sayup terdengar suara lantunan ayat-ayat suci melakukan istikharah pada malam harinya.
Al-Quran. Di ujung timur kota Surabaya itu, Dalam mimpinya, sang kyai mendapatkan
tepatnya kampung Nambangan, dua orang wali petunjuk bahwa jasad temuan nelayan itu
Allah dikebumikan. Syekh Umar Sumbawa dan meminta untuk dikebumikan di sekitar wilayah
KH Hasbullah. itu. Karena peristiwa itulah kampung para
nelayan yang terletak di pesisir pantai Kenjeran
Syekh Umar adalah seorang saudagar itu dinamai Kampung Nambangan
sekaligus penyebar agama Islam di Sumbawa
pada abad 18. Jasad Syekh Umar ditemukan Karamah kedua wali Allah ini masih bisa
oleh para nelayan dalam keadaan terapung dirasakan hingga sekarang. Setidaknya bagi
(ngambang dalam Bahasa Jawa) dan masyarakat yang tinggal di kampung
terdampar di pesisir pantai Kenjeran. Nambangan. Karena itu tak heran jika setiap
hari selalu saja ada orang datang berziarah.
Para nelayan yang takut dan kawatir dengan Mereka tak mengharap kebahagiaan materi,
temuan jasad itu kemudian mengembalikan akan tetapi barokah sang wali dan ketentraman
jasad itu ke tangah laut. Namun entah mengapa hati. “Saya ke sini ngalap berkah - mengharap
tiba-tiba jasad itu kembali lagi ke bibir pantai. barokah, wali Allah dan sekaligus
Kejadian itu berulang hingga empat kali. membersihkan hati,” kata Syamsul (26),
Seorang peziarah membaca doa dalam bentuk syair di makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah
Pintu gerbang menuju makam Syekh Umar Sumbawa dan KH Hasbullah Puing bekas menara pengawas atau pengintai yang dibangun oleh pemerintah Belanda.
Syamsul, 26 tahun, peziarah asal Demak, Jateng, yang telah seminggu lebih berada di lokasi makam.
Suasana makam yang tampak temaram pada malam hari. Meski hanya menggunakan penerangan lilin dan lampu minyak para peziah itu tidak merasa takut, malah kondisi itu membuat mereka bertambah khusuk dalam bermunajat.
Selain dapat dihidangkan seperti layaknya kopi Mandarinnya yang masih kental.
biasa, kopi sarkam juga dapat disajikan dengan
diberi campuran ramuan Ma’jun – ramuan yang
terbuat dari
campuran
jahe, madu, dll
- yang konon
bisa
meningkatkan
kesehatan dan
kejantanan
kaum pria.
Menu khas
lainnya dari
warung ini
adalah sum-
sum kambing
yang juga
berkhasiat
menambah
vitalitas para
lelaki. Namun,
untuk menu
sum-sum
kambing ini
Lokasi warung yang sejak dulu memang hanya tersedia
bersebelahan dengan pusat pasar daging di pagi hari.
eberadaan masjid dan makam sunan kambing itulah yang kemudian membuat