You are on page 1of 17

ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BROCHIALE APLIKASI NANDA, NOC,

NIC
Diposkan oleh Rizki Kurniadi
A. DEFINISI
Penyakit obstruksi jalan nafas atau lebih dikenal dengan penyakit paru obstruktif menahun
(PPOM) secara garis besar dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a.

Obstruksi jalan nafas reversibel, terutama asma brochiale

b.

Obtruksi jalan nafas non reversibel , penyakti obstruksi paru menahun ( brochitis kronis dan

emfisema )
Pengertian asma sendiri adalah sindrom obtruksi jalan nafas yang terjadi berulang yang ditandai
dengan adanya konstriksi otot polos, hipersekresi mukus dan inflamasi.
B. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui, sehingga tidak ada pengobatan kausal asma.
Beberapa faktor pencetus yang diketahui saat ini :
a.

faktor intrinsik antara lain perawatan sehari-hari.

b.

Faktor ekstrinsik

1. Alergi debu rumah


2. Rumah antigen akibat dari reaksi antigen antibody uarema

Dua faktor diatas merupakan faktor-faktor yang sering ditemui di masyarakat tetapi sampai saat
ini berbagai teori tentang mekanisme timbulnya asma bronchial sangat heterogen dan terus
berkembang, serta tidak selamanya dapat mencakup semua jenis penderita asma.
Oleh karena itu dalam penanganan asma dan pemeliharaan penderita asma, penting sekali untuk
mengetahui faktor pencetus timbulnya asma pada masing-masing individu daripada mencari
penyebab yang belum pasti.
C. PATOFISIOLOGI
Berdasarkan para ahli, pencetus bisa berdasarkan :
a.

Gangguan saraf autonom

b.

Gangguan sistem imun

D. MANIFESTASI KLINIK
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan mengi (whezzing) telah
dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-batuk kronis dapat merupakan satusatunya gejala asma dan demikian pula rasa sesak dan berat didada.
Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat digolongkan menjadi :
a.

Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala asma atau keluhan
khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru. Asma akan muncul bila penderita
terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan tes provokasi bronchial di laboratorium.

b.

Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, tetapi
dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi saluran pernafasan. Biasanya terjadi setelah
sembuh dari serangan asma.

c.

Asma tingkat III


Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada pemeriksaan fisik dan tes fungsi
paru memiliki tanda-tanda obstruksi. Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila
pengobatan dihentikan asma akan kambuh.

d.

Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah sakit yaitu dengan keluhan
sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.

Pada serangan asma ini dapat dilihat yang berat dengan gejala-gejala yang makin banyak antara
lain :
1). Kontraksi otot-otot bantu pernafasan, terutama sternokliedo mastoideus
2). Sianosis
3). Silent Chest
4). Gangguan kesadaran
5). Tampak lelah
6). Hiperinflasi thoraks dan takhikardi
e. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis beberapa serangan asma
yang berat bersifat refrakter sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada
dasarnya asma bersifat reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan
nafas ke kondisi normal
E. KOMPLIKASI.
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
2. Chronic persisten bronchitis
3. Bronchitis
4. Pneumonia
5. Emphysema
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
a.

Pemeriksaan darah tepi ( sekret hidung )


b. Pemeriksaan IGE
c. Pemeriksaan rontgen thorak biasanya ujung depan kosta terangkat dan puncak dada lebar.
Pemeriksaan alergi tes untuk menentukan jenis alergen pencetus asma.

d. Pemeriksan uji faal paru dengan spirometri akan membantu menunjukkan adanya
obstruksi saluran pernafasan
e. Pada saat serangan asma kadang-kadang dilakukan tindakan pemeriksaan gas darah.

G. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah :
a.

Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera

b.

Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma

c.

Memberikan penerangan kepada penderita dan keluarga mengenai penyakit asma baik

cara pengobatannya maupun perjalanan penyakitnya sehingga penderita dapat ikut bekerjasama
dan mengerti tujuan pengobatan yang akan diberikan.
Untuk serangan asma akut dapat diberikan golongan obat adrenergik beta atau teofilin. Untuk
status asmatikus dimana dengan pengobatan agonis beta dan teofilin tidak mengalami regrakter
maka untuk mengembalikan fungsinya diperlukan kortikosteroid dan tindakan lanjut selain
memberikan oksigen ialah pemasangan infus.
Urutannya adalah sebagai berikut :
a.

Oksigen 2-4 liter per menit

b.

Infus cairan 2 3 liter / hari, penderita boleh minum

c.

Aminophilin 5 6 mg / kg BB / IV, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 0,5 0,9 mg /

kg BB / jam
d.

Kortikostereoid : hidrokortison 4 mg / kg BB / IV atau deksametason 10 20 mg. setelah

tampak perbaikan kortikosteroid intravena dapat diganti dengan bentuk oral


e.

Obat adrenergik beta, bila ada lebih disukai nebulizer diberikan tiap 4 6 jam

f.

Antibiotik bila ada tanda-tanda infeksi

Sedangkan untuk asma kronis prinsip pengobatannya :


a.

Mengenal, menyingkirkan dan atau menghindari faktor-faktor pencetus serangan seperti

alergi, iritan, infeksi, kegiatan jasmani, lingkungan kerja, obat-obatan, perubahan cuaca yang
ekstrim
b.

Menggunakan obat-obatan

Pada penyempitan saluran pernafasan timbul akibat-akibat sebagai berikut :


a.

Gambaran aliran udara nafas merupakan gangguan ventilasi ( hipoventilasi )

b.

Distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru

c.

Gangguan difusi gas ditingkat alveoli

Ketiga hal ini akan menyebabkan hipoksemia, hiperkapnia pada asma dan asidosis pernafasan
tahap yang sangat lanjut. Identifikasi obstruksi jalan nafas pada asma tidak hanya beredar pada
sesak nafas dan bunyi mengi (wheezing) saja tetapi sangat dipengaruhi oleh :
a.

Kecepatan terjadinya obstruksi, akut atau kronis

b.

Tingkat berat ringan aktivitas seseorang

Cara menentukan obstruksi jalan nafas adalah bila pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan:
a.

Ekpirasi dan atau inspirasi memanjang

b.

Rasio inspirasi / ekspirasi yang abnormal, lebih besar dari 1 : 3

c.

Waktu ekspirasi paksa yang memanjang

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG SERING MUNCUL

1.

Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan tachipnea, peningkatan produksi

mukus, kekentalan sekresi dan bronchospasme.


2.

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran kapiler alveolar

3.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan batuk persisten dan ketidakseimbangan antara

suplai oksigen dengan kebutuhan tubuh.


4.

Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan penyempitan bronkus.

5.

Nyeri akut; ulu hati berhubungan dengan proses penyakit.

6.

Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.

7.

Cemas berhubungan dengan kesulitan bernafas dan rasa takut sufokasi.

8.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan faktor-faktor pencetus asma.

9.

Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif pemasangan infus.

10.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor

psikologis dan biologis yang mengurangi pemasukan makanan

DAFTAR PUSTAKA
-

Arif Mansjoer, dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculapius FKUI Jakarta, 2000

Budi Santosa, Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006, Prima Medika

Helen Lewer, Learning to Care on the Paediatric Ward : terjemahan, EGC Jakarta, 1996

Joanne C. McCloskey, Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby-Year Book, 1996

Judith M. Wilkinson, Prentice Hall Nursing Diagnosis Handbook with NIC Intervention and

NOC Outcomes, Upper Saddle River, New Jersey, 2005


-

Joyce Engel, Pocket Guide to Pediatric Assesment : terjemahan, EGC, 1998

Marion Johnson, Nursing Outcomes Classification (NOC), Mosby-Year Book, 2000

Tri Atmadja DS, Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak, RSUD Wates, 2001

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ASMA BRONCHIALE


No
1

Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan tachipnea,
peningkatan produksi mukus,
kekentalan
sekresi
dan
bronchospasme.

Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC)


Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Respiratory status : Ventilation
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control,
Dengan kriteria hasil :
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas dengan mudah,
tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas,
frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Mampu mengidentifikasikan dan
mencegah factor yang dapat menghambat
jalan nafas

Intervensi

NIC :
Airway Management
Buka jalan nafas, g
lift atau jaw thrust bila pe
Posisikan pasien un
ventilasi
Identifikasi pasien p
alat jalan nafas buatan
Pasang mayo bila pe
Lakukan fisioterapi d

Keluarkan sekret
suction

Auskultasi suara
suara tambahan
Lakukan suction pad
Berikan bronkodilato

Berikan pelembab
NaCl Lembab

Atur
intake
mengoptimalkan keseimb
Monitor respirasi da
Gangguan
pertukaran
gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
berhubungan dengan perubahan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
membran kapiler alveolar
Respiratory Status : Gas exchange
Airway Managem
Respiratory Status : ventilation
Vital Sign Status

Buka jalan nafas, g


Dengan kriteria hasil :
lift atau jaw thrust bila pe

Mendemonstrasikan peningkatan
Posisikan pasien un
ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
Memelihara kebersihan paru paru dan ventilasi
bebas dari tanda tanda distress pernafasan Identifikasi pasien p
Mendemonstrasikan batuk efektif dan alat jalan nafas buatan
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis Pasang mayo bila pe
dan dyspneu (mampu mengeluarkan Lakukan fisioterapi d
sputum, mampu bernafas dengan mudah,
Keluarkan sekret
tidak ada pursed lips)
suction
Tanda tanda vital dalam rentang
Auskultasi suara
normal
suara tambahan
Lakukan suction pad
Berika bronkodilator
Barikan pelembab ud


Atur
intake
mengoptimalkan keseimb
Monitor respirasi da

Respiratory
Monitoring

Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan batuk
persisten dan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen dengan
kebutuhan tubuh.

Monitor rata rata


dan usaha respirasi

Catat
perger
kesimetrisan, pengguna
retraksi otot supraclavicu
Monitor suara nafas,

Monitor pola n
takipenia, kussmaul, hi
stokes, biot
Catat lokasi trakea

Monitor kelelaha
(gerakan paradoksis)

Auskultasi suara
penurunan / tidak adany
tambahan

Tentukan kebutuh
mengauskultasi crakles d
napas utama

Auskultasi suara p
untuk mengetahui hasiln
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Activity Therapy
Energy conservation

Kolaborasikan
Activity tolerance
Rehabilitasi Medik
progran terapi yang tepat
Self Care : ADLs
Bantu klien untu
Dengan Kriteria Hasil :
aktivitas yang mampu di
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
tanpa disertai peningkatan tekanan darah, Bantu untuk memili
yang sesuai dengan
nadi dan RR
psikologi dan social
Mampu melakukan aktivitas sehari
Bantu untuk m
hari (ADLs) secara mandiri
mendapatkan sumber ya
aktivitas yang diinginkan
Bantu untuk menda
aktivitas seperti kursi rod

Pola

Nafas

tidak

berhubungan
penyempitan bronkus

Bantu untuk mengi


yang disukai
Bantu klien untuk mem
diwaktu luang

Bantu
pasien
mengidentifikasi
ke
beraktivitas
Sediakan penguatan p
beraktivitas
Bantu pasien untu
motivasi diri dan pengua
Monitor respon fisi
spiritual
efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
dengan
Respiratory status : Ventilation
Airway Managem
Respiratory status : Airway patency
Vital sign Status
Buka jalan nafas, g
Dengan Kriteria Hasil :
lift atau jaw thrust bila pe
Mendemonstrasikan batuk efektif dan
Posisikan pasien un
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis
dan dyspneu (mampu mengeluarkan ventilasi
sputum, mampu bernafas dengan mudah, Identifikasi pasien p
alat jalan nafas buatan
tidak ada pursed lips)
Menunjukkan jalan nafas yang paten Pasang mayo bila pe
(klien tidak merasa tercekik, irama nafas, Lakukan fisioterapi d
frekuensi pernafasan dalam rentang
Keluarkan sekret
normal, tidak ada suara nafas abnormal)
suction
Tanda Tanda vital dalam rentang
Auskultasi suara
normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
suara tambahan
Lakukan suction pad
Berikan bronkodilato

Berikan pelembab
NaCl Lembab

Atur
intake
mengoptimalkan keseimb
Monitor respirasi da

Terapi Oksigen
Bersihkan mulut, hidun
Pertahankan jalan naf
Atur peralatan oksige
Monitor aliran oksige
Pertahankan posisi pa

Observasi
adan

hipoventilasi
Monitor adanya
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring

Monitor TD, nadi

Catat adanya fluk

Monitor VS saa
duduk, atau berdiri

Auskultasi TD pa
bandingkan

Monitor TD, n
selama, dan setelah aktiv

Monitor kualitas

Monitor
pernapasan

freku

Monitor suara par

Monitor pola pern

Monitor
kelembaban kulit

suhu

Monitor sianosis

Monitor adany
(tekanan nadi yang m
peningkatan sistolik)

Identifikasi peny
vital sign

Nyeri
akut;
ulu
berhubungan dengan
penyakit.

hati Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :


proses selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Pain Level,
Pain
Pain control,
Comfort level

Managemen

Dengan Kriteria Hasil :


Mampu mengontrol nyeri (tahu
penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu mengenali nyeri (skala,
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri
berkurang
Tanda vital dalam rentang normal

Lakukan pengka
komprehensif termasuk
durasi, frekuensi, ku
presipitasi
Observasi reaks
ketidaknyamanan
Gunakan teknik ko
untuk mengetahui pengal
Kaji kultur yang m
nyeri
Evaluasi pengalaman
Evaluasi bersama
kesehatan lain tentan
kontrol nyeri masa lampa
Bantu pasien dan kel
dan menemukan dukunga
Kontrol lingkun
mempengaruhi nyeri se
pencahayaan dan kebisin
Kurangi faktor presip
Pilih dan lakukan
(farmakologi, non farm
personal)
Kaji tipe dan su
menentukan intervensi
Ajarkan tentang tekni
Berikan analgetik unt
Evaluasi keefektifan k
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan deng
keluhan dan tindakan nye
Monitor penerima
manajemen nyeri

Analgesic Administratio
Tentukan lokasi, ka
dan derajat nyeri sebelum
Cek instruksi dokter
dosis, dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik ya
kombinasi dari analgesi
lebih dari satu
Tentukan pilihan anal
dan beratnya nyeri

Tentukan analge
pemberian, dan dosis opt
Pilih rute pemberian
pengobatan nyeri secara
Monitor vital sign s
pemberian analgesik pert
Berikan analgesik te
saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas
gejala (efek samping)
6

Defisit
perawatan
diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan
berhubungan dengan kelemahan selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
fisik
Self care : Activity of Daily Living
(ADLs)
Dengan Kriteria Hasil :
Klien terbebas dari bau badan
Menyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADLs
Dapat melakukan ADLS dengan
bantuan

NIC :
Self Care assistane : AD
Monitor kememp
perawatan diri yang man
Monitor kebutuhan
bantu untuk kebersiha
berhias, toileting dan ma
Sediakan bantuan s
secara utuh untuk melaku
Dorong klien untuk
sehari-hari yang normal
yang dimiliki.
Dorong untuk melak
tapi beri bantuan ketika
melakukannya.
Ajarkan klien/ keluar
kemandirian, untuk m
hanya jika pasien tid
melakukannya.
Berikan aktivitas rutin
kemampuan.
Pertimbangkan usia k
pelaksanaan aktivitas seh

Cemas berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan


kesulitan bernafas dan rasa takut selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
sufokasi.
Anxiety control
Coping
Impulse control
Dengan Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk mengontol
cemas

NIC :
Anxiety Reduction (penu
Gunakan pendekatan
Nyatakan dengan je
pelaku pasien
Jelaskan semua pro
dirasakan selama prosedu
Pahami prespektif pa
stres

Temani pasien

Vital sign dalam batas normal


Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan

keamanan dan menguran

Berikan informasi
diagnosis, tindakan progn
Dorong keluarga unt
Lakukan back / neck
Dengarkan dengan p
Identifikasi tingkat k

Bantu pasien men


menimbulkan kecemasan

Dorong pasien un
perasaan, ketakutan, pers
Instruksikan pasien
relaksasi

Barikan obat
kecemasan
Kurang
pengetahuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
berhubungan dengan faktor- selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Teaching : disease Proce
faktor pencetus asma.
Kowlwdge : disease process
Berikan penilaian
Kowledge : health Behavior
pengetahuan pasien tent
yang spesifik
Dengan Kriteria Hasil :
Jelaskan patofisiolog
Pasien dan keluarga menyatakan
bagaimana hal ini b
pemahaman tentang penyakit, kondisi,
anatomi dan fisiologi,
prognosis dan program pengobatan
tepat.
Pasien dan keluarga mampu
Gambarkan tanda da
melaksanakan prosedur yang dijelaskan
muncul pada penyakit,
secara benar
tepat
Pasien dan keluarga mampu
menjelaskan kembali apa yang dijelaskan Gambarkan proses p
yang tepat
perawat/tim kesehatan lainnya
Identifikasi kemu
dengan cara yang tepat
Sediakan informasi
kondisi, dengan cara yan
Hindari harapan yang
Sediakan bagi ke
informasi tentang kema
cara yang tepat
Diskusikan perubaha
mungkin diperlukan
komplikasi di masa yan
atau proses pengontrolan
Diskusikan pilihan ter
Dukung pasien untuk
mendapatkan second o
yang tepat atau diindikas

Eksplorasi kemung
dukungan, dengan cara y
Rujuk pasien pada
komunitas lokal, dengan
Instruksikan pasien
gejala untuk melapor
perawatan kesehatan, den
Resiko infeksi dengan faktor Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
resiko
prosedur
invasif selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Infection Control (Kont
pemasangan infus.
Immune Status

Bersihkan lingkun
Risk control
pasien lain
Dengan Kriteria Hasil :
Pertahankan teknik i
Klien bebas dari tanda dan gejala Batasi pengunjung b
infeksi

Instruksikan pada
Menunjukkan kemampuan untuk
mencuci tangan saat ber
mencegah timbulnya infeksi
berkunjung meninggalka
Jumlah leukosit dalam batas normal
Gunakan sabun anti
Menunjukkan perilaku hidup sehat
tangan
Cuci tangan setiap s
tindakan kperawtan

Gunakan baju, sar


alat pelindung

Pertahankan lingku
pemasangan alat

Ganti letak IV per


dan dressing sesuai deng

Gunakan kateter
menurunkan infeksi kand
Tingkatkan intake nu
Berikan terapi antibi

Infection Protection
infeksi)
Monitor tanda dan g
dan lokal
Monitor hitung gran
Monitor kerentanan
Batasi pengunjung

Saring pengunjung
menular
Partahankan teknik
yang beresiko
Pertahankan teknik i

Berikan perawata

10

Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor
psikologis dan biologis yang
mengurangi
pemasukan
makanan

epidema

Inspeksi kulit dan


terhadap kemerahan, pan
Inspeksi kondisi luka
Dorong masukkan n
Dorong masukan cai
Dorong istirahat

Instruksikan pas
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan
gejala infeksi
Ajarkan cara mengh
Laporkan kecurigaan
Laporkan kultur pos
Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :
selama 3 x 24 jam, pasien mampu :
Nutrition Management
Nutritional Status : food and Fluid
Kaji adanya alergi ma
Intake
Kolaborasi dengan
Nutritional Status : nutrient Intake
menentukan jumlah kal
Weight control
dibutuhkan pasien.
Anjurkan pasien u
Dengan Kriteria Hasil :
Adanya peningkatan berat badan
intake Fe
Anjurkan pasien u
sesuai dengan tujuan
Berat badan ideal sesuai dengan tinggi protein dan vitamin C
Berikan substansi gul
badan
Mampu mengidentifikasi kebutuhan
Yakinkan diet yang d
nutrisi
tinggi serat untuk mence
Tidk ada tanda tanda malnutrisi
Berikan makanan ya
Menunjukkan peningkatan fungsi
dikonsultasikan dengan a
Ajarkan pasien ba
pengecapan dari menelan
Tidak terjadi penurunan berat badan
catatan makanan harian.
Monitor jumlah nut
yang berarti
kalori
Berikan informasi
nutrisi

Kaji
kemampuan
mendapatkan nutrisi yang
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam bata
Monitor adanya penu
Monitor tipe dan ju
biasa dilakukan
Monitor interaksi a
selama makan
Monitor lingkungan s

Jadwalkan pengobata
selama jam makan
Monitor kulit keri
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan,
mudah patah
Monitor mual dan mu
Monitor kadar album
dan kadar Ht
Monitor makanan kes
Monitor pertumbuhan
Monitor pucat,
kekeringan jaringan konj
Monitor kalori dan in
Catat adanya
hipertonik papila lidah da
Catat jika lidah berwa

You might also like