Professional Documents
Culture Documents
com/doc/76108554/fraksinasi
Materi 1
FRAKSINASI
1.1 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan fraksinasi ekstrak tumbuhan dengan
kromatografi kolom.
1.2 Dasar teori
A. Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan
pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur
untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.
Seringkali campuran bahan padat dan cair (misalnyabahan alami)tidak dapat
atau sukar sekali dipisahkan dengan metode pemisahan mekanis atau termis
yang telah dibicarakan. Misalnya saja,karena komponennya saling bercampur
secara sangat erat, peka terhadap panas,beda sifat-sifat fisiknya terlalu kecil,
atau tersedia dalam konsentrasi yang terlalu rendah. Dalam hal semacam. itu,
seringkali ekstraksi adalah satu-satunya proses yang dapat digunakan atau
yang mungkin paling ekonomis. Sebagai contoh pembuatan ester (essence)
untuk bau-bauan dalam pembuatan sirup atau minyak wangi, pengambilan
kafein dari daun teh, biji kopi atau biji coklat dan yang dapat dilihat seharihari ialah pelarutan komponen-komponen kopi dengan menggunakan air
panas dari biji kopi yang telah dibakar atau digiling.
Metode dasar dari ekstraksi obat adalah maserasi dan perkolasi.
Biasanya metode ekstraksi dipilih berdasarkan beberapa faktor seperti sifat dari
bahan mentah obat dan daya penyesuaian dengan tiap macam metode ekstraksi
dan kepentingan dalam memperoleh ekstrak yang sempurna atau mendekati
sempurna dari obat. Sifat dari bahan mentah obat merupakan faktor utama yang
harus dipertimbangkan dalam memilih metode ekstraksi. Beberapa obat tidak
dapat diperkolasi yang mengisyaratkan bahwa zatnya harus dapat digiling
sehingga menjadi serbuk yang rata dan dimasukkan ke dalam perkolator dengan
memadatkan dan diratakan obat-obat lain. Walaupun dapat dimasukkan ke
dalam perkolator dapat melepaskan zat aktifnya dengan mudah ke dalam
pealrut, dimana benar-benar dibutuhkan untuk direndam di dalamnya untuk
menyediakan ekstrak yang memuaskan. Bahan tersebut dapat diekstraksi
dengan maserasi, bukan dengan perkolasi. Proses perkolasi memerlukan
keterampilan operator yang lebih banyak daripada proses maserasi dan dari
kedua proses, perkolasi mungkin lebih mahal dalam pelaksanaannya karena
memerlukan peralatan yang khusus dan waktu yang lebih banyak diperlukan
oleh operator.
Bahan awal utama dalam analisis di bidang fitokimia adalah
tumbuhan. Idealnya untuk analisis fitokimia harus digunakan jaringan tumbuhtumbuhan segar. Beberapa menit setelah dikumpulkan bahan tumbuhan itu
harus dimasukkan ke dalam alcohol mendidih. Terkadang ada jenis tumbuhan
yang tidak dapat hidup di sembarang tempat dan hanya tersedia di benua lain.
Untuk menganalisisnya kita dapat menggunakan cara tumbuhan segar tersebut
disimpan kering kedalam kantung plastik atau tumbuhan segar tersebut
dikeringkan sebelum diekstreksi. Adapun tujuan ekstraksi adalah untuk menarik
komponen kimia yang terdapat dalam simplisia. Bila kita ingin melakukan
pengeringan tumbuhan segar, maka pengeringan tersebut harus dilakukan dalam
keadaan terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang terlalu
banyak. Bahan harus dikeringkan secepat-cepatnya tanpa menggunakan suhu
tinggi, lebih baik dengan aliran udara yang baik. Selain benar-benar kering,
tumbuhan dapat disimpan untuk jangka waktu lama sebelum analisis.
Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat
aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang
sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan, dan massa atau
serbuk yang tersisa diperlukan sedemikian rupa hingga memenuhi baku yang
ditetapkan. Proses ekstraksi bahan atau bahan obat alami dapat dilakukan
berdasarkan teori tentang penyarian. Penyarian merupakan peristiwa
pemindahan massa. Bahan aktif yang semula berada dalam sel, ditarik oleh
cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.
Factor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan
difusi zat yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari
dengan bahan yang mengandung zat tersebut. Penyiapan bahan yang akan
diekstrak dan pelarut penyari. Pelarut merupakan senyawa yang bisa
melarutkan zat sehingga bisa menjadi sebuah larutan yang bisa diambil
sarinya.Pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi antara lain sebagai
berikut:
proses pembuatan sari seperti gom, pati, protein, lemak, enzim, lendir dan
lain-lain. Air merupakan tempat tumbuh bagi kuman, kapang dan khamir,
karena itu pada pembuatan sari dengan air harus ditambah zat pengawet. Air
dapat melarutkan enzim. Enzim yang terlarut dengannya air akan
menyebabkan reaksi enzimatis, yang mengakibatkan penurunan mutu.
Disamping itu adanya air akan mempercepat proses hidrolisa.Untuk
memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bahan bakar lebih banyak bila
dibandingkan dengan etanol.
2. Etanol
Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Lebih selektif
Kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas
Tidak beracun
Netral
Absorbsinya baik
Etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan
Panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit.
Sedang kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.Etanol dapat
Reaktivitas
Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponenkornponen bahan ekstarksi. Sebaliknya, dalam hal-hal
tertentu diperlukan adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk
mendapatkan selektivitas yang tinggi. Seringkali Ekstraksi juga disertai
dengan reaksi kimia. Dalam hal ini bahan yang akan dipisahkan mutlak harus
berada dalam bentuk larutan.
Titik didih
Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara
penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didit kedua bahan itu tidak
boleh terlalu dekat, dan keduanya tidak membentuk ascotrop.Ditinjau dari
segi ekonomi, akan menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih
pelarut tidak terlalu tinggi (seperti juga halnya dengan panas penguapan yang
rendah).
MACAM-MACAM EKSTRAKSI
A. Ekstraksi Cair-Cair
Pada ekstraksi cair-cair, satu komponen bahan atau lebih dari
suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Proses ini
digunakan secara teknis dalam skala besar misalnya untuk
memperoleh vitamin, antibiotika, bahan-bahan penyedap, produkproduk minyak bumi dan garam-garam. logam. Proses inipun
kolom
rektifikasi)
untuk
mengisolasi
ekstrak
atau
B. Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat-cair tak kontinu
Dalam hal yang paling sederhana bahan ekstraksi padat
dicampur beberapa kali dengan pelarut segar di dalam sebuah tangki
pengaduk. Larutan ekstrak yang terbentuk setiap kali dipisahkan
dengan cara penjernihan (pengaruh gaya berat) atau penyaringan
(dalam sebuag alat yang dihubungkan dengan ekstraktor). Proses ini
tidak begitu ekonomis,digunakan misalnya di tempat yang tidak
tersedia ekstraktor khusus atau bahan ekstraksi tersedia dalam bentuk
serbuk sangat halus,sehingga karena bahaya penyumbatan,ekstraktor
lain tidak mungkin digunakan. Ekstraktor yang sebenamya adalah
tangki-tangki dengan pelat ayak yang dipasang di dalamnya. Pada alat
ini bahan ekstraksi diletakkan diatas pelat ayak horisontal. Dengan
bantuan suatu distributor, pelarut dialirkan dari atas ke bawah. Dengan
perkakas pengaduk (di atas pelat ayak) yang dapat dinaikturunkan,
pencampuran seringkali dapat disempurnakan,atau rafinat dapat
dikeluarkan dari tangki setelah berakhirnya ekstraksi. Ekstraktor
semacarn ini hanya sesuai untuk bahan padat dengan partikel yang
tidak terlalu halus. Yang lebih ekonomis lagi adalah penggabungan
beberapa ekstraktor yang dipasang seri dan aliran bahan ekstraksi
berlawanan dengan aliran pelarut.Dalam hal ini pelarut dimasukkan
kedalam ekstraktor yang berisi campuran yang telah mengalami proses
ekstraksi paling banyak. Pada setiap ekstraktor yang dilewati, pelarut
semakin diperkaya oleh ekstrak.Pelarut akan dikeluarkan dalam
konsentrasi tinggi dari ekstraktor yang berisi campuran yang
mengalami proses ekstraksi paling sedikit. Dengan operasi ini
pemakaian pelarut lebih sedikit dan konsentrasi akhir dari larutan
ekstrak lebih tinggi. Cara lain ialah dengan mengalirkan larutan
ekstrak yang keluar dari pelat ayak ke sebuah ketel destilasi,
menguapkan pelarut di situ, menggabungkannya dalam sebuah
kondenser dan segera mengalirkannya kembali ke ekstraktor untuk
dicampur dengan bahan ekstraksi.Dalam ketel destilasi konsentrasi
larutan ekstrak terus menerus meningkat.Dengan metode ini jumlah
total pelarut yang diperlukan relatif kecil.Meskipun demikian, selalu
terdapat perbedaan konsentrasi ekstrak yang maksimal antara bahan
ekstraksi dan pelarut. Kerugiannya adalah pemakaian banyak energi
karena
pelarut
harus
diuapkan
secara
terus
menerus.
volume
melalui
pengambilan
molekul
bahan
pelarut.
teori
tentang
penyarian.
Penyarian
merupakan
peristiwa
pemindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh
cairan penyari, sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut.
Dengan demikian dari hal tersebut dapat diketahui bahwa ada beberapa factor
yang mempengaruhi proses ekstraksi, yaitu:
Bahan awal
Pelarut
Cara/ metode
B. Maserasi
d.
dengan cara
perkolasi
dibandingkan maserasi .
Pada perkolasi tidak terdapat keseimbangan konsentrasi seperti maserasi
karena pelarut yang digunakan selalu berubah (baru) sehingga
keseimbangan konsentrasi selalu baru.
: Myrtaceae
Genus
: Psidium
Spesies
: Psidium guajava L.
Nama simplisia
: Psidii Folium
Pemerian
tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang
menyirip, warna putih kehijauan.
1.3 Alat dan Bahan
Alat :
a. Labu alas bulat
b. Beaker glass
c. Batang pengaduk
d. Gelas ukur
e. Rangakaian Sohklet
f. Lempeng KLT
g. Statif
h. Spatula
Bahan :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
a.
b.
Ekstrak
1.
17,33
17,36
0,03
0,03
x 100 =0,1
0,3
2.
17,56
17,61
0,05
0,05
x 100 =0,167
0,3
3.
18,26
18,31
0,05
0,05
x 100 =0,167
0,3
1.6 Pembahasan
Dalam praktikum kali ini, kami melakukan fraksianasi dengan metode
kromatografi kolom simplisia Daun Jambu Biji, Psidii Folium
Simplisia yang digunakan adalah daun jambu biji. berikut adalah
taksonomi dari jambu biji:
Taksonomi
Kingdom: Plantae
Divisio: Spermatophyta
Subdivisio: Angiospermae
Kelas: Magnoliopsida
Subkelas: Rosidae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Psidium
Spesies: Psidium guajava
Nama lain: Jambu Biji (Indonesia), Jambu Klutuk (Jawa, Sunda),
Jambu Kerikil (Jawa), Jambu Petakol (Jawa), Jambu Bhender (madura), Jambu
Bighi (Madura), guava (inggris).
Kandungan Kimia
Daun jambu biji mengandung tannin, minyak atsiri (eugenol), minyak
lemak, dammar, zat samak, triterpenoid, asam malat, asam ursolat, asam
psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin, dan vitamin.
1.7 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C.Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat. Jakarta :
UI Press
Salamah, Nina . 2009. Isolasi Dan Identifikasi Senyawa Berpotensi Anti
Angiogenesis Akar Pasak Bumi (Eurycoma Longifolia, Jack) Menggunakan