Professional Documents
Culture Documents
SALAH ASUHAN
Penulis : Abdoel Moeis
D
I
N
A
L
I
S
I
S
Oleh :
Kelompok 5
Nama
: 1. Wiwit Widhya
2. Kamilah Salmaa
3. Agil Gunawan
4. Achmad Irza Ardian
Kelas
: IX-7
Guru Pembimbing
SALAH ASUHAN
Abdoel Moeis
1928
Sinopsis :
Hanafi adalah seorang anak pribumi yang berasal dari
Solok. Ibu Hanafi adalah seorang janda, yang suaminya sudah
meninggal semenjak Hanafi masih kecil. Ibu Hanafi sangat
menyayanginya.
Meskipun
sudah
menjanda,
ibunya
berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya mengirim
Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu
berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi.
Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada
keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari
orang-orang Belanda. Setelah lulus sekolah di HBS,
pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena
ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok.
Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah lakunya serta
gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan.
Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda
asli. Selama ia bergaul dengan orang-orang eropa dan setiap
hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis eropa
yang bernama Corrie. Dalam kesehariannya Hanafi dan Corrie
memanglah sangat dekat, hubungan keduanya seperti kakak
dengan adiknya. Mereka sering jalan-jalan berdua, main tenis
bahkan duduk-duduk sambil menikmati segelas teh pun juga
berdua. Karena hubungan mereka sangat amat dekat, maka
Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain.
Hanafi sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan
sekedar hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya,
melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi
selalu bertemu dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja.
Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih nampak seperti
biasanya.
Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk
mengungkapkan isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika
SALAH ASUHAN
Abdoel Moeis
A. Tema :
Tema pada novel Salah Asuhan adalah tentang
permasalahan adat. Hal ini di karenakan orang asli
pribumi tidak bisa menikahi orang keturuna Indo
Perancis / Belanda karena menentang aturan yang
berlaku.
B. Latar / Setting :
1. Latar tempat :
a. Di Solok
: Rumah Hanafi, rumah Corrie,
lapangan tennis.
b. Di Koto Anau
: Rumah gadang, stasiun.
c. Surabaya
: Pension Kecil, kereta ekspress.
d. Padang
: Rumah makan di Belantung.
e. Bandung
: Stasiun Bandung, hotel
Andreas.
f. Semarang :Tempat anak yatim piatu,rumah
sakit
paderi,Pemakaman Corrie.
2. Latar waktu :
a. Pagi hari.
b. Siang hari.
c. Sore hari.
d. Malam hari.
3. Latar suasana :
a. Senang.
b. Romantis.
c. Mengharukan.
d. Sedih.
e. Menegangkan.
C. Alur :
1. Jenis alur : Alur maju karena pengarang
menceritakan kisanya
kemasa selajutnya.
2. Tahapan alur :
a. Pengenalan tokoh.
Hanafi adalah seorang pemuda pribumi asal kota
Anau, Solok. Ia tinggal bersama ibunya, ayahnya
sudah meninggal semenjak ia masih kecil, dan
ibunya Hnafi menitipkan anaknya ke keluarga
Belanda.
b. Pengungkapan peristiwa.
2.
3.
4.
G. Amanat / pesan :
1.Jalani hidup apa adanya sesuai nilai dan norma yang
berlaku.
2.Patuhi aturan aturan yang ada dalam agama.
3.Jangan memandang remeh pada orang tua maupun
orang lain.
4. Setinggi apapun pendidikan, tetaplah hargai orang
sekelilingmu.
5. Kita harus bisa menghargai perasaan orang lain.
6. Kita harus membatasi diri dalam bergaul,janganlah
kita lupa daratan dan terbawa arus.