You are on page 1of 9

Novel

SALAH ASUHAN
Penulis : Abdoel Moeis
D
I
N
A
L
I
S
I
S
Oleh :
Kelompok 5
Nama

: 1. Wiwit Widhya
2. Kamilah Salmaa
3. Agil Gunawan
4. Achmad Irza Ardian

Kelas

: IX-7

Guru Pembimbing

: Ibu Siti Solha, S.Pd.

SMP NEGERI 17 PALEMBANG


DINAS PENDIDIKAN, OLAHRAGA, DAN KEBUDAYAAN
TAHUN AJARAN 2014-2015

SALAH ASUHAN

Abdoel Moeis
1928

Sinopsis :
Hanafi adalah seorang anak pribumi yang berasal dari
Solok. Ibu Hanafi adalah seorang janda, yang suaminya sudah
meninggal semenjak Hanafi masih kecil. Ibu Hanafi sangat
menyayanginya.
Meskipun
sudah
menjanda,
ibunya
berkeinginan untuk memandaikan anaknya. Ibunya mengirim
Hanafi ke Betawi untuk bersekolah di HBS. Ibunya selalu
berusaha keras untuk selalu memenuhi segala biaya Hanafi.
Selama bersekolah di Betawi, Hanafi dititipkan kepada
keluarga Belanda. Sehingga pergaulan Hanafi tidak lepas dari
orang-orang Belanda. Setelah lulus sekolah di HBS,
pergaulannya juga tidak lepas dari orang-orang Eropa, karena
ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di Solok.
Meskipun Hanafi seorang pribumi asli, tingkah lakunya serta
gaya hidupnya sudah berubah menjadi kebarat-baratan.
Bahkan terkadang tingkah lakunya melebihi orang Belanda
asli. Selama ia bergaul dengan orang-orang eropa dan setiap
hari bersekolah di HBS, Hanafi dekat dengan gadis eropa
yang bernama Corrie. Dalam kesehariannya Hanafi dan Corrie
memanglah sangat dekat, hubungan keduanya seperti kakak
dengan adiknya. Mereka sering jalan-jalan berdua, main tenis
bahkan duduk-duduk sambil menikmati segelas teh pun juga
berdua. Karena hubungan mereka sangat amat dekat, maka
Hanafi pun menganggap pertemanan itu dianggap lain.
Hanafi sayang kepada Corrie, namun perasaan itu bukan
sekedar hanya rasa sayang seorang kakak kepada adiknya,
melainkan rasa sayang sebagai pacar. Setiap hari Hanafi
selalu bertemu dengan Corrie meskipun hanya sebentar saja.
Sikap Corrie kepada Hanaffi juga masih nampak seperti
biasanya.
Hingga akhirnya Hanafi memberanikan diri untuk
mengungkapkan isi hatinya kepada Corrie. Namun ketika

Hanafi mengungkapkan isi hatinya, Corrie tidak langsung


memberi jawaban kepada Hanafi, melainkan segera
berpamitan pulang dengan alasan yang tidak jelas. Keesokan
harinya, Corrie pergi meninggalkan Solok menuju Betawi.
Maka dikirimkan surat kepada Hanafi, yang isinya penolakan
secara halus mengenai pernyataan Hanafi pada tempo hari.
Corrie merasa sangat tidak mungkin menerima Hanafi, karena
perbedaan budaya antara bangsa melayu dengan bangsa
eropa. Selain itu Corrie juga ditentang oleh ayahnya jika
menikah dengan orang melayu.
Karena penolakan tersebut, Hanafi jatuh sakit selama
beberapa hari. Selama dia sakit, Hanafi hanya dirawat oleh
ibunya, dan selama itu pula Hanafi sering mendapat nasihat
dari ibunya. Ibunya menasihati dan membujuk Hanafi agar
menikah dengan Rapiah, yaitu anak mamaknya. Karena pada
saat Hanafi bersekolah di HBS, mamaknyalah yang
mencukupi kebutuhan Hanafi. Mendengar bujukan Ibunya,
Hanafi sangat amat marah, karena Hanafi sungguh tidak
mengetahui siapakah Rapiah itu dan Hanafi hanya suka
kepada Corrie, yang telah menolak cintanya.
Maka Ibu Hanafi menjelaskan bahwa Rapiah adalah anak
mamak, Sultan Batuah. Perjodohan itu dikarenakan Ibu Hanafi
berhutang budi kepada Sultan Batuah. Setelah mendapat
bujukan dari Ibunya, akhirnya Hanafi menerima perjodohan
itu, meskipun dengan sangat terpaksa. Dua tahun sudah usia
pernikahan Hanafi dan Rupiah, dan mereka dikaruniai seorang
anak laki-laki yang bernama Syafei. Pernikahan yang tidak
didasari dengan rasa cinta itu membuat rumah tangga
mereka tidak pernah tentram. Setiap hari Hanafi selalu
memaki-maki istrinya karena hal yang sepele. Namun Rapiah
hanya diam dan tidak pernah melawan semua perlakuan
suaminya.
Hal itulah yang membuat Ibu Hanafi kagum kepada
Rapiah, hingga suatu hari Hanafi murka kepada Ibunya.
Dengan tidak sengaja Ibunya menyumpahi Hanafi. Tiba-tiba

anjing gila mengigit pergelangan Hanafi hingga Hanafi harus


berobat ke Betawi. Sampai di Betawi Hanafi bertabrakan
dengan seorang gadis eropa, yang tidak lain adalah Corrie.
Dengan amat senang mereka berdua menghabiskan waktu
untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin.
Sudah satu minggu Hanafi meninggalkan Solok, setelah itu
Hanafi mencari kerja di Kantor BB sebagai commies.
Meskipun gaji awal cukup kecil, namun hanafi sangat senang.
Karena dia dapat bertemu dengan Corrie setiap hari. Hanafi
berusaha keras untuk mendapatkan Corrie, hingga hanafi rela
berubah kewarganegaraan menjadi Eropa. Setelah itu, Hanafi
memohon
kepada
Corrie
untuk
menerima
ajakan
pertunangannya.
Karena rasa ibanya kepada Hanafi, Corrie terpaksa
menerimanya. Meskipun Corrie harus menerima resiko, yaitu
dijauhi oleh teman-teman eropanya, Pesta pertunangan
mereka dilakukan dikediaman rumah teman Belandanya,
namun tuan rumah nampak tidak begitu suka dengan
pertunangan itu. Karena dia tidak suka bergaul dengan orang
Belanda berkulit sawo matang. Meskipun Rapiah dan Ibunya
tahu jika Hanafi akan menikah Corrie, namun Rapiah tetap
menunggu kedatangan Hanafi. Karena Ibu Hanafi sangat
sayang kepada Rapiah, bahkan sayangnya melebihi rasa
sayangnya kepada Hanafi. Hanafi dan Corrie sudah menjadi
suami istri, maka tinggalah mereka dalam satu rumah.
Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga Hanafi
dan Corrie sudah tidak tentram lagi. Karena sifat Hanafi yang
keterlaluan, sampai menuduh Corrie berzina dengan orang
lain. Karena kehidupannya yang dalam kondisi tidak jelas,
Bangsa Eropa maupun Bangsa Melayu sudah tidak mau
mengakui Hanafi, karena keangkuhan dan kesombongannya.
Pada akhirnya Corrie pergi ke Semarang untuk menghindari
Hanafi. Namun pada suatu hari, Hanafi menerima surat yang
memberi tahukan bahwa Corrie berada di Semarang. Setelah
beberapa hari, Hanafi nekat pergi ke Semarang untuk
mencari Corrie dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim.

Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh


Hanafi. Bahwa Corrie masuk rumah sakit karena sakit keras,
yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Corrie ridak dapat
ditolong lagi. Setelah kepergian Corrie, Hanafi pulang ke Solok
untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Hanafi sampai
di Solok, ia jatuh sakit karena menelan 6 butir sublimat, yang
menyebabkan Hanafi terus muntah darah dan akhrinya
merenggut nyawanya

SALAH ASUHAN
Abdoel Moeis

A. Tema :
Tema pada novel Salah Asuhan adalah tentang
permasalahan adat. Hal ini di karenakan orang asli
pribumi tidak bisa menikahi orang keturuna Indo
Perancis / Belanda karena menentang aturan yang
berlaku.

B. Latar / Setting :
1. Latar tempat :
a. Di Solok
: Rumah Hanafi, rumah Corrie,
lapangan tennis.
b. Di Koto Anau
: Rumah gadang, stasiun.
c. Surabaya
: Pension Kecil, kereta ekspress.
d. Padang
: Rumah makan di Belantung.
e. Bandung
: Stasiun Bandung, hotel
Andreas.
f. Semarang :Tempat anak yatim piatu,rumah
sakit
paderi,Pemakaman Corrie.
2. Latar waktu :
a. Pagi hari.
b. Siang hari.
c. Sore hari.
d. Malam hari.
3. Latar suasana :
a. Senang.
b. Romantis.
c. Mengharukan.
d. Sedih.
e. Menegangkan.
C. Alur :
1. Jenis alur : Alur maju karena pengarang
menceritakan kisanya
kemasa selajutnya.
2. Tahapan alur :
a. Pengenalan tokoh.
Hanafi adalah seorang pemuda pribumi asal kota
Anau, Solok. Ia tinggal bersama ibunya, ayahnya
sudah meninggal semenjak ia masih kecil, dan
ibunya Hnafi menitipkan anaknya ke keluarga
Belanda.
b. Pengungkapan peristiwa.

Hanafi memiliki teman dekat bernama Corrie, dan


ia mencintainya. Sampai akhirnya Hanafi
memberanikan diri untuk menyatakan cintanya
kepada Corrie. Tetapi Corrie menolah cinta Hanafi.
c. Menuju pada adanya konflik.
Ibu Hnafi menjodohkan Hnafi dengan Rapiah,
karena membalas budi kepada pamannya. Tetapi
Hnafi menolak perjodohan tersebut. Karena
kasihan kepada ibunya akhirnya Hanafi menerima
perjodohan tersebut dengan paksa.
d. Puncak konflik.
Hanafi sering membentak Rapiah tetapi Rapiah
sabar menanggapinya. Hanafi kembali bertemu
Corrie dan langsung menikahi Corrie walaupun
banyak menentang pernikahannya.
e. Penyelesaian.
Corrie mendapatkan penyait hingga akhirnya
tidak dapat ditolong lagi, setelah beberapa hari
Hanafi merasa stres dan jatuh sakit. Akhirnya
nyawa Hanafi tidak bisa ditolong lagi.
D. Tokoh / penokokah :
1. protagonis :
a. corrie
: Baik dan mudah bergaul
b. Ibu Hanafi : Sabar dan baik
c. Rapiah
: Sabar dan baik
d. Tuan Du Busse
: Tegas
e. Si Buyung : Penurut
f. Syafei
: Berani
2. Antagonis :
a. Hanafi
: Keras kepala dan kasar
E. Sudut pandang :
Pengarang bertindak sebagai orang ketiga yaitu
menceritakan kehidupan dari tokoh tokoh di dalam
novel.
F. Gaya bahasa, peribahasa dan majas :
Bahasa yang digunakan dalam novel Salah Asuhan
adalah bahasa Melayu.Selain itu, dalam novel ini juga

terdapat kata-kata dalam bahasa Belanda, bahasa


Padang,dan bahasa Betawi.Dalam novel ini juga
terdapat banyak peribahasa dan pantun tentang
nasihat seperti yang sering dituturkan oleh Ibu Hanafi.
Dalam novel ini, juga digunakan majas, diantara :
1.

Majas perumpaaan, dalam novel banyak terdapat


perumpamaan-perumpamaan.Contoh kalimatnya,
Harapkan burung terbang tinggi,punai di tangan
engkau lepaskan.

2.

Majas asosiasi, contoh kalimatnya Sebagai


ditembak petir halilintar, demikianlah terkejutnya
pemuda yang sedang berkasih-kasihan itu.

3.

Majas litotes, contoh kalimatnya, Supaya Ibu orang


kampong totok ini.

4.

Majas metafora,contohnya Tapi kesenanganku


sudah terganggu karena menaruh intan yang belum
digosok itu
Peribahasa yang terdapat dalam novel ini adalah :
saat ini, air mukamu jernih, keningmu licin, bolehkan
ibu menuturkan niat itu, supaya tidak menjadi duri di
dalam daging.

G. Amanat / pesan :
1.Jalani hidup apa adanya sesuai nilai dan norma yang
berlaku.
2.Patuhi aturan aturan yang ada dalam agama.
3.Jangan memandang remeh pada orang tua maupun
orang lain.
4. Setinggi apapun pendidikan, tetaplah hargai orang
sekelilingmu.
5. Kita harus bisa menghargai perasaan orang lain.
6. Kita harus membatasi diri dalam bergaul,janganlah
kita lupa daratan dan terbawa arus.

You might also like