You are on page 1of 32

TEKNIK PENGECORAN LOGAM

(TPL)
Perencanaan Pengecoran

Forum Kuliah TPL


http://on.fb.me/1arVTk5

Perencanaan Pengecoran
Aspek teknis mendasar yang perlu dipelajari sebelum
merencanakan proses pengecoran
Karakteristik

logam cair
Solidifikasi
Perpindahan panas
Fluiditas logam cair
Product Design
Bentuk dan ukuran produk
Toleransi produk

Cetakan/Mold Design
Gating system
Part orientation
Parting line location
Pattern/mold design
Process simulation

Perencanaan Pengecoran
Karakteristik Logam Cair

Solidifikasi/Pembekuan Logam Cair


Logam yang dicairkan akan mengalami pembekuan atau

solidifikasi di dalam cetakan.


Cepat atau lambatnya solidifikasi dipengaruhi oleh sifat-sifat
termal logam coran, bahan cetakan, volume dan luas
permukaan bidang kontak logam dengan dinding cetakan,
bentuk cetakan, ukuran benda cor, bentuk dan komposisi
kimia logam yang di cor.

Perencanaan Pengecoran
Solidifikasi

Skema solidifikasi logam cair dalam cetakan

Perencanaan Pengecoran
Solidifikasi

Daerah mushy atau daerah yang mengalami dua fase sekaligus


yakni padat dan cair memiliki lebar rentang perbedaan temperatur
atau disebut rentang beku/freezing range sebagai berikut.
Freezing range = TCair

Tpadat

(1)

Untuk logam murni memiliki nilai freezing range mendekati harga nol.
Sedangkan untuk logam paduan berkisar antara 50 oC 110 oC.
Semakin besar perbedaan temperatur freezing range maka semakin
lebar daerah mushy yang berdampak pada laju proses solidifikasi
akhir lebih lama.
Selama proses solidifikasi logam coran akan mengalami penyusutan
(shrinkage) yang harus bisa dicegah dengan mengontrol aliran logam
cair dan desain cetakan yang baik

Perencanaan Pengecoran
Solidifikasi

Waktu solidifikasi coran dihitung menggunakan aturan Chvorinov


(2)

TST = Total solidification time


V = volume benda cor
A = luas permukaan benda cor
n = eksponensial, umumnya = 2
Cm = konstanta yang merefleksikan bahan cetakan, sifat
termal bahan coran, temperatur logam cair
Persamaan Chvorinov menjelaskan bahwa ukuran coran yang besar akan lebih lambat
terjadi solidifikasi dibandingkan dengan benda coran dengan ukuran lebih kecil.

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair
Aliran logam cair termasuk kelompok aliran inkompresibel

(seperti air). Prinsip dasar aliran ini menganut hukum Bernoulli


dan hukum kontinuitas sebagai berikut.
(3)

h = ketinggian terhadap bidang referensi


p = tekanan pada ketinggian itu
v = kecepatan aliran logam cair
= densitas cairan
g = konstantan gravitasi

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair
Pada lokasi atau posisi ketinggian tertentu, energi konservasi

pada hukum Bernoulli tersebut mengindikasikan kesetimbangan


sebagai berikut.
(4)

Index 1 dan 2 pada persamaan tersebut menunjukkan dua perbedaan lokasi


atau ketinggian fluida dan f adalah kerugian gesek antara logam cair yang
mengalir yang bersentuhan langsung dengan dinding cetakan

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair
Sedangkan hukum kontinuitas untuk cairan inkompresibel

menyatakan bahwa laju aliran atau debit logam cair yang mengalir
melalui suatu saluran (gate) adalah konstan. Dinding saluran
diasumsikan tidak menyerap cairan/impermeabel.

Q = A1v1 = A2v2

(5)

Q = laju aliran atau debit


A = luas penampang melintang dari fluida (biasanya sesuai
penampang saluran yang dipenuhi cairan)
v = kecepatan cairan

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair
Aplikasi Persamaan (4) dan (5) pada teknik pengecoran adalah ketika

bentuk dan dimensi saluran pengalir turun (sprue) berbentuk penampang


silinder tirus (dari atas ke bawah saluran penuangan mengecil), dengan
asumsi tekanan sama dan tidak ada kerugian gesek maka hubungan
antara ketinggian dan luas penampang saluran pengalir dapat ditulis
sebagai berikut.
(6)

Persamaan 6 digunakan untuk menentukan ukuran penampang saluran

penuangan yang memiliki ketinggian berbeda yakni bagian atas, tempat


penuangan logam cair, dan bagian paling bawah saluran yakni saluran
runner yang berhubungan langsung dengan saluran turun logam cair
memasuki cetakan. Perhitungan ini penting agar aliran logam cair lebih
lancar terutama pada sistem pengecoran tradisional seperti cetakan pasir.

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair

Karakteristik logam cair


Kemampuan logam cair mengisi ruang cetakan dengan baik disebut

fluiditas (fluidity).
Fluiditas logam coran dipengaruhi oleh dua faktor yakni karakteristik
logam cair dan parameter pengecoran.
Karakteristik logam cair dapat dirinci sebagai berikut.
Solidifikasi. Perilaku solidifikasi yang semakin singkat menandakan fluiditas

semakin tinggi, terutama pada logam murni. Sedangkan pada logam paduan
yang mengalami solidifikasi lama maka fluiditasnya rendah.
Viskositas/kekentalan. Semakin tinggi kekentalan semakin rendah fluiditas
logam cair. Kekentalan juga sangat dipengaruhi oleh temperatur.
Tegangan permukaan. Semakin tinggi tegangan permukaansemakin menurun
fluiditas logam cair. Lapisan oksida film yang muncul pada permukaan logam
cair menurunkan fluiditasnya.
Inklusi/partikel. Inklusi adalah partikel asing yang tidak larut dalam logam cair

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair
Kesalahan dalam memahami perilaku logam cair, terutama saat melakukan
penuangan logam cair tersebut ke dalam cetakan akan mengakibatkan
ketidaksempurnaan hasil coran.

Perencanaan Pengecoran
Fluiditas dan Aliran logam cair

Parameter pengecoran yang berpengaruh terhadap fluiditas antara lain:


1.
2.
3.
4.

Desain cetakan/mold. Desain dan ukuran komponen cetakan seperti cawan tuang (cup), saluran turun (sprue), saluran pengalir (runners) dan saluran
penambah (riser) dan saluran masuk (ingate) berpengaruh terhadap fluiditas.
Bahan cetakan dan karakteristik permukaanya.Semakin tinggi konduktifitas panas dan kekasaran permukaan cetakan semakin rendah fluiditas.
Pemanasan awal cetakan mampu meningkatkat fluiditas.
Derajat pemanasan lanjut (superheat) logam. Pemanasan lanjut di atas temperatur leleh logam yang bertujuan menunda solidifikasi/pembekuan.
Laju penuangan logam cair. Semakin lambat laju penuangan ke dalam cetakan semakin rendah fluiditas sebab mempercepat terjadinya pendinginan.

Perencanaan Pengecoran

Parameter pengecoran yang berpengaruh


terhadap fluiditas antara lain:
5. Perpindahan panas
Meskipun aliran panas antara logam cair dengan
dinding komponen cetakan pada lokasi yang berbeda
memiliki fenomena perpindahan panas yang kompleks
tetapi semakin tinggi temperatur maka kekentalannya
semakin menurun. Perpindahan panas yang tidak
terkontrol dengan baik akan menyebabkan terjadinya
cacat coran seperti chilling dan misrun.

Perencanaan Pengecoran

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa logam cair akan


mengalami dua penurunan temperatur (temperature drop) T pada
antarmuka udara luar dinding cetakan dan antarmuka dinding
cetakan-logam cair.
Karena hal ini, logam akan mengalami susut-kembang (shrinkage)
selama proses solidifikasi dan pendinginan.
Shrinkage adalah gejala berubahnya ukuran hasil coran yang
kadang menyebabkan retak (cracking) pada produk coran.
Shrinkage ini muncul karena hasil dari beberapa fenomena antara
lain:
Konstraksi logam cair yang mengalami pendinginan saat proses

solidifikasi
Konstraksi logam saat terjadi perubahan fase cair menjadi padat
(kondisi kritis di daerah mushy)
Konstraksi logam yang telah beku akibat temperature drop tibatiba
terhadap lingkungan atmosfir/udara luar

Perencanaan Pengecoran

Product Design Consideration

Kesederhanaan geometris
Hindari sudut tajam, gunakan radius/fillet.
Keseragaman ketebalan bagian produk untuk menghindari rongga
penyusutan dan hot spot.
Memudahkan pengeluaran benda cor dari cetakan (umumnya 1
derajat untuk cetakan pasir dan 2/3 derajat untuk cetakan
permanen).
Pilih metode pengecoran yang tepat untuk memperoleh toleransi
dimensi dan permukaan akhir yang disyaratkan.
Lebihkan ukuran produk coran untuk tujuan pekerjaan finishing
(machining allowance) dan perakitan, biasanya 1,5-6 mm.

Perencanaan Pengecoran
Product Design Consideration

Shrinkage, hot spot

Draft and core elimination

Perencanaan Pengecoran
Product Design Consideration
Karakteristik toleransi produk coran berdasarkan jenis pengecoran
dan material coran

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system
Part orientation
Parting line location
Pattern/mold design
Process simulation

19

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Gating system merupakan sistem saluran pada cetakan.


Fungsi gating system antara lain:

Gating berfungsi untuk pengisian logam cair kedalam cetakan.


Menghantarkan cairan logam kedalam ronga cetakan.
Mengeliminasi aliran turbulen
Mengatur aliran logam cair kedalam cetakan
Memudahkan pengeluaran benda cor dari cetakan
Mempertahankan gradien suhu yang tepat

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Komponen gating system:

Pouring basin
Sprue
Runner
Gates
Risers

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Pouring basin

Pada pouring basin terdapat dua


bagian, yaitu "Crucible -Mold
Interface dan pouting cup yang
dibatasi oleh dross dam yang
berfungsi
menciptakan
aliran
laminar molten sebelum masuk ke
sprue.

Pouring cup

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Sprue

Terdapat dua pilihan bentuk penampang sprue, bentuk

penampang lingkaran dan rectangular.


Sprue berfungsi untuk mereduksi aliran turbulen molten
dari pouring basin.
Berbentuk kerucut terbalik, bagian tirus dengan diameter
yang kecil dimaksudkan untuk membatasi aliran molten
dan memberikan efek gravitasi pada cairan sehingga
memiliki tekanan yang cukup untuk mendorong molten
masuk kedalam cetakan.
Rectangular cross-section sprues lebih baik daripada
bentuk penampang yang melingkar, karena kecepatan
kritis untuk turbulensi jauh lebih sedikit.

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Runner

Berfungsi menjaga aliran tetap laminar


Mempertahankan volume aliran yang

konstan
Menyerap energi kinetik aliran
Penampang rongga runner pada bagian
sudutnya diberikan fillet/radius untuk
meminimalkan gesekan molten terhadap
dinding runner dan ukuran rongganya
dibuat proporsional untuk meminimalkan
kehilangan tekanan sehingga molten
memiliki tenan yang cukup untuk masuk
kedalam rongga cetakan.

Gate
Adalah pintu masuk bagi molten

menuju rongga cetakan.


Geometri rongga penampang gate
juga di seperti penampang runner.

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Gating system

Riser

Riser adalah area yang berfungsi

reservoir molten untuk mensuplai


molten saat solidifikasi.
Tujuannya adalah mengantisipasi
terjadinya penyusutan.
Riser ditempatkan pada bagian atas
cetakan dekat dengan area cor yang
tebal.
Desain volume riser mengacu pada
tipikal logam yang dicor, biasanya 4-6%
dari volume coran.
Chvorinov Rule terkait desain riser:

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan
Part orientation
Part orientation mengacu pada rongga didalam

cetakan.
Part orientation harus dilakukan untuk
memudahkan proses pengecoran.
Minimalkan ketinggian casting.
Tempatkan ruang terbuka yang akan menampung
yang berat dari coran dibagian bawah.

Ken Youssefi

Mechanical Engineering Dept., SJSU

26

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan

Parting line/perting joint


Pembuatan pola pada hampir semua benda cor, pada umumnya dibagi dalam dua

bagian atau lebih, terutama untuk bentuk yang rumit. Benda yang bentuknya
sederhana, memungkinkan untuk dibuat tanpa belahan yang biasa disebut pola
tunggal.
Pola yang mempunyai konstruksi belahan, bagian atas biasa disebut cope dan
bagian bawah disebut drag.
Dalam menentukan kup dan drag tidak ada ketentuan yang pasti, hanya diperlukan
suatu wawasan yang berhubungan dengan nilai dan atau faktor ekonomis dalam
proses pembuatan pola. Pada prinsipnya, penentuan kup dan drag merupakan
kebebasan dan keleluasaan bagi perancang, persyaratannya harus tidak menyulitkan
proses selanjutnya, misalnya tidak banyak memakan waktu pengerjaan, tidak
menyulitkan dalam pembuatan cetakan dan tidak memakan biaya besar dalam
penyelesaian akhir

Perencanaan Pengecoran
Desain Cetakan

Pattern/mold design
Dalam pengecoran, pattern/pola merupakan replika dari

objek yang akan dicor, digunakan untuk menyiapkan rongga


dimana molten akan dituangkan selama proses pengecoran.
Pola yang digunakan dalam pengecoran dapat terbuat dari
kayu, logam, plastik atau bahan lainnya.
Pola dibuat untuk mendapatkan bentuk dari konstruksi coran
sesuai dengan kualitas yang diinginkan atau mampu
memberikan dimensi coran yang dapat diterima.

Perencanaan Pengecoran

Process Simulation
Perkembangan teknologi komputer

memungkinkan
bagi
casting
designer untuk melakukan simulasi
desain pengecoran untuk melihat
kemungkinan-kemungkinan
kegagalan dari desain pengecoran
yang telah disusun. Sehingga
dapat dilakukan perbaikan dan
optimasi
terhadap
desain
pengecoran sebelum dieksekusi.
Beberapa piranti lunak yang umum
digunakan untuk mesimulasikan
desain proses pengecoran antara
lain Magmasoft, Flow 3DCAST,
AutoCAST, ProCAST, SolidCAST,
dan lain sebagainya.

Perencanaan Pengecoran

Process Simulation

Perencanaan Pengecoran

Process Simulation

Perencanaan Pengecoran

Process Simulation

You might also like