Professional Documents
Culture Documents
BAB II.
HIDROMETEOROLOGI
2.1.1.PRESIPITASI
Presipitasi adalah istilah umum untuk semua bentuk hasil kondensasi uap air
yang terkandung di atmosfer. Uap air selalu ada di atmosfer meskipun udara tak
berawan. Presipitasi selalu terjadi jika ada pendinginan udara, sehingga menyebabkan
kondensasi. Faktor utama terjadinya presipitasi adalah : 1) Masa uap air; 2) Inti-inti
kondensasi (seperti partikel-partikel debu, kristal, garam dan lain-lain), 3) Pendinginan
udara karena pengangkatan udara (pengangkatan udara dapat terjadi secara siklonik,
orografik, dan konvektiv).
Berdasarkan cara terjadinya (genesa) presipitasi dapat dibedakan menjadi tiga
tipe yaitu :
1.
2.
Drizzle
2.
Rain (hujan) : bentuk presipitasi dengan ukuran butir air Iebih dari 0,02 mm.
Hidrometeorologi
3.
Glaze
4.
Sleet
5.
Snow
6.
Hail
Hidrometeorologi
Ketinggian tempat
Arah angin
Hidrometeorologi
Untuk berbagai tujuan, karakteristik presipitasi yang dipelajari oleh ahli hidrologi
adalah :
Frekwensi (frequency)
Penakar hujan biasa (manual) disebut non recording rain gauge (Gambar 2.2.)
Penakar hujan otomatis disebut recording rain-gauge, jenis ini ada dua macam
yaitu : siphon type dan tipping bucket type (Gambar 2.3).
Penakar hujan biasa terdiri dari tabung pengumpul dengan diameter tertentu
dan sebuah tabung penakar standard, sehingga hujan yang terbaca pada tabung
penakar adalah tebal hujan (bukan volume air yang terkumpul). Penakar hujan jenis ini
merupakan alat yang murah tetapi memerlukan petugas tercatat, waktu pencatatan
tergantung dari tujuan pengukuran. (dapat dibaca setiap hari, jadi tercatat adalah hujan
harian, atau setiap terjadi hujan).
Pengukuran hujan dengan recording rain gauge lebih menghemat tenaga,
tetapi alatnya lebih mahal. Hasil pengukuran biasanya berupa grafik (lihat Gambar
2.4.). Petugas hanya melakukan pekerjaan memutar jam atau mengganti baterai,
mengganti kertas, dan pena. Grafik hasil pengukuran dapat dipakai untuk menghitung
jumlah, intensitas hujan per interval waktu dan durasi tertentu.
Hidrometeorologi
Pengukuran
hujan
dengan
penakar
hujan
di
suatu
tempat
hanya
menggambarkan hujan di tempat itu. Untuk mengetahui keadaan hujan di daerah yang
lebih luas diperlukan banyak stasiun penakar hujan.
Gambar 2.2. Penakar hujan biasa (Non recording rain gauge) (Chorley, 1969)
Hidrometeorologi
Hidrometeorologi
Hidrometeorologi
Cara arithmatic
P=
P1 + P2 + + Pn
n
P1
Pn
memerlukan stasiun hujan yang ada di dalam dan di luar DAS yang dekat
cara ini tidak memperhatikan topografi (tidak memperhatikan pengaruh
ketinggian daerah)
Hidrometeorologi
daerah di dalam poligon, curah hujannya dianggap sama dengan curah hujan
yang tercatat pada stasiun dalam poligon.
Hidrometeorologi
P = fi Pi
fi=Ai/Ai
Keterangan :
P
P1
Ai
Ai
= luas DAS
2.1.2.3.
Cara Isohyet
Hidrometeorologi
Hidrometeorologi
Hidrometeorologi
Hidrometeorologi
0,9
/0,8
Hidrometeorologi
a.
Hidrometeorologi
b.
Suhu udara : laju emisi dari molekul air adalah fungsi dari suhunya. Bila suhu
tinggi, maka energi dari molekul membesar dan laju emisi meningkat. Percobaan
dengan memanaskan air membuktikan bahwa evaporasi meningkat dengan
meningkatnya suhu permukaan air. Evaporasi memerlukan energi yang berupa
panas. Energi ini diperoleh dari radiasi surya. Selanjutnya, sensible heat transfer
secara konduksi dan advedtion of water vapour.
c.
Angin
kecepatan angin maka makin tinggi pula laju evaporasi, karena adanya angin,
maka permukaan air sukar mencapai jenuh, sehingga keseimbangan ea dengan
ew sukar dicapai.
d.
e.
Kualitas air : laju evaporasi air garam lebih kecil dari pada air tawar,
berkurangnya sejalan dengan kenaikan berat jenis air
f.
evaporasi dari permukaan air bebas (free water surface). Evaporasi dari tanah dan
vegetasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama tetapi ada pertimbangan khusus,
yaitu memperhatikan keadaan tanah dan vegetasi.
Permukaan tanah : faktor penting yang mempengaruhi evaporasi dari
permukaan tanah adalah kesediaan air yang ada dalam tanah. Dalam keadaan tanah
jenuh air, pada suhu yang sama mak laju evaporasi dari permukaan tanah tidak jauh
berbeda dengan evaporasi dari permukaan air bebas, kecuali jika kandungan air dalam
tanah terbatas, maka laju evaporasi akan dibatasi oleh supply air dari lapisan
tanah dibawahnya.
Vegetasi : presipitasi yang tertahan pada vegetasi dikembalikan ke atmosfer
oleh evaporasi. Evaporasi air yang tertahan pada pohon dan perdu lebih besar
daripada evaporasi yang ditahan oleh rumput. Keadaan ini disebabkan oleh adanya
perbedaan gerakan udara (pada rumput gerakan udara terbatas) dan perbedaan
tekanan uap pada rumput cepat mencapai nol.
Hidrometeorologi
b.
Faktor lingkungan
Suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin yang tinggi cenderung
mempertinggi transpirasi, kecuali bila kandungan air di sekitar akar
keadaannya terbatas. (mendekati wilting point). Solar radiasi merupakan
sumber energi untuk evaporasi, solar radiasi juga menyebabkan daun lebih
cepat melewatkan air dan berpengaruh terhadap lubang stomata.
a.
b.
c.
evaporasi (evaporation pan) (Linsley et al, 1946). Panci evaporasi yang umum dipakai
terbuat dari besi galvanisasi, tembaga, dibuat bulat dengan berbagai ukuran.
Pemasangan dapat diletakkan di atas permukaan tanah, ditanam dalam tanah dan ada
yang diletakkan di atas permukaan tanah, ditanam dalam tanah dan ada yang
diletakkan di atas permukaan air (khusus untuk mengukur evaporasi air danau atau
waduk).
Hidrometeorologi
lysimeter.
Lysimeter
Hidrometeorologi
dapat
juga
untuk
mengukur
evaporasi
dan
Hidrometeorologi
a.
"Aerodynamic method"
b.
a.
b.
c.
Oleh karena H tidak mudah diukur, maka didekati dengan BOWEN'S RATIO
(13), [3 = H/LE. Persamaan menjadi :
Rn G
E= -----------------------L (1+13)
Hidrometeorologi
Rn
Hidrometeorologi
Consumtive use adalah total air yang dipakai oleh vegetasi untuk transpirasi
atau untuk membangun jaringan ditambah evaporasi dari airtanah (soil-moisture atau
air intersepsi).
Keterangan :
P
= suhu udara
Rh
= Kelembaban relatif
= Kecepatan angin
n/N
esp
ea
= axEo
Eo
= koefisien, besarnya tergantung pada jenis vegetasi dan iklim (Tabel 3.2.)
Hidrometeorologi
1.
Perhitungan Eo
1.1. Eo menurut Penman
1.2. Eo z Ep meurut Thornthwaite
1.3. Eo C menurut Blaney dan Criddle
1.4. Eo tahunan menurut Langbein
2.
Perhitungan Ep
2.1. Ep = a x Eo; Eo mengikuti 1.1 ; lihat tabel 3.2
2.2. Ep menurut Thornthwaite
3.
4.
Hidrometeorologi
Metode Thorntwaite
(Kijne, 1974, dalam ILRI 16 - val III)
Metode Thornwaite dipakai untuk menghitung evapotranspirasi potensial
bulanan atas dasar data : 1) suhu udara bulanan yang dihitung dari suhu rata-rata
harian; 2) Letak garis lintang untuk menetapkan faktor koreksi :
10
= 16
,
Keterangan :
Epx
Ep
Catatan :
c.
atau
0,9 +
Hidrometeorologi
Menurut Langbein :
Ea = evapotranspirasi aktual rata-rata (mm/tahun)
Eo = evaporasi dari permukaan air bebas (mm/tahun)
p = prespitasi (mm/tahun)
t = suhu udara rata-rata tahunan (C)
Tabel 2.3. Rata-rata kemungkinan dari Iamanya penyinaran matahari di
lintang selatan dan utara bumi dalam satuan 30 hari dan 12 jam-an
Hidrometeorologi
Tabel Lanjutan
Feb
Mar
Apr
Mei
Juni
Juli
Ags
Sept
Okt
Nop
Des
.95
1.04
1.00
1.02
.99
1.02
1.03
1.03
1.05
1.03
1.06
.97
1.05
.99
1.01
.96
1.00
1.01
1.01
1.06
1.05
1.10
.98
1.05
.98
.98
.94
.97
1.00
1.00
1.07
1.07
1.12
1.00
1.05
97
.96
.91
.95
.99
1.00
1.08
1.09
1.15
1.01
1.05
96
.94
.8
.93
.98
1.00
1.10
1.11
1.18
1.03
1.06
.95
.92
.85
.90
.96
1.00
1.12
1.14
1.21
1.04
1.06
.94
.89
.82
.87
.94
1.00
1.13
1.17
1.29
1.06
1.07
.93
.86
.78
.84
.92
1.00
1.15
1.20
1.28
1.07
1.07
.92
.85
.76
.82
.92
1.00
1.16
1.22
1.31
1.08
1.07
.92
.83
.74
.81
.91
.99
1.17
1.23
1.33
1.10
1.07
.91
.82
.72
.79
.90
.99
1.17
1.25
1.35
1.11
1.08
.90
.80
.70
.76
.89
.99
1.18
1.27
1.37
1.12
1.08
.89
.77
.76
.74
.88
.99
1.19
1.29
1.41
Hidrometeorologi