You are on page 1of 26

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

BAB II.
HIDROMETEOROLOGI

2.1.1.PRESIPITASI
Presipitasi adalah istilah umum untuk semua bentuk hasil kondensasi uap air
yang terkandung di atmosfer. Uap air selalu ada di atmosfer meskipun udara tak
berawan. Presipitasi selalu terjadi jika ada pendinginan udara, sehingga menyebabkan
kondensasi. Faktor utama terjadinya presipitasi adalah : 1) Masa uap air; 2) Inti-inti
kondensasi (seperti partikel-partikel debu, kristal, garam dan lain-lain), 3) Pendinginan
udara karena pengangkatan udara (pengangkatan udara dapat terjadi secara siklonik,
orografik, dan konvektiv).
Berdasarkan cara terjadinya (genesa) presipitasi dapat dibedakan menjadi tiga
tipe yaitu :
1.

Presipitasi siklonik (cyclonic precipitation)


Terjadi karena naiknya udara dan dipusatkan ke arah tekanan rendah.
Berdasarkan cara pendinginannya dibedakan menjadi nonfrontal cyclonic dan
frontal cyclonic (Lihat Gambar 2.1.a)

2.

Presipitasi konvektiv (convective precipitation) terjadi karena udara pangs naik ke


lapisan udara yang lebih tinggi dan dingin (Gambar 2.1b) Presipitasi orografik
(orographic precipitation) terjadi akibat naiknya udara yang disebabkan oleh
rintangan pegunungan (Gambar 2.1c)

Sementara itu, menurut bentuknya, presipitasi dapat dibedakan menjadi


1.

Drizzle

: presipitasi yang terdiri dari butir-butir air yang berdiameter


kurang dari 0,02 milimeter dan intensitasnya kurang dari 0,4
mm per jam.

2.

Rain (hujan) : bentuk presipitasi dengan ukuran butir air Iebih dari 0,02 mm.

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

3.

Glaze

: presipitasi yang berupa es yang terbentuk dari hujan atau


drizzle yang membeku akibat kontak dengan obyek dingin.

4.

Sleet

: terbentuk apabila butir-butir hujan sewaktu jatuh mengalami


pembekuan akibat udara yang dingin (32F)

5.

Snow

: presipitasi dalam bentuk kristal es

6.

Hail

: presipitasi dalam bentuk bola-bola es, diamter Iebih


dari 0,2 inci.

Mekanisme terjadinya presipitasi banyak dipelajari oleh ahli meteorologi,


Sementara itu, ahii hidrologi menekankan pada kajian tentang jumlah, intensitas,
frekwensi, periode dan daerah penyebarannya.

Gambar 21.a. Presipitasi siklonik (cyclonic precipitation) (Seyhan, 1977)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.1.b Presipitasi konvektiv (convective precipitation) (Seyhan,1977)

Gambar 21.c Presipitasi orografik (orographic precipitation) (Seyhan,1977)


Aspek keruangan dan waktu adalah dua dimensi yang menarik untuk dipelajari
oleh ahii hidrologi. Variasi presipitasi di suatu daerah sangat erat hubungannya dengan
sirkulasi uap air. Faktor penting yang berpengaruh terhadap variasi presipitasi di suatu
daerah adalah :

Letak garis lintang

Ketinggian tempat

Jarak sumber uap air

Posisi daerah terhadap kontinen

Arah angin

Posisi daerah terhadap pegunungan

Suhu relatif daratan dan lautan

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Untuk berbagai tujuan, karakteristik presipitasi yang dipelajari oleh ahli hidrologi
adalah :

Intensitas : jumlah presipitasi per satuan waktu (satuannya: mm/jam,


mm/menit, dll)

Jumlah hujan : jumlah presipitasi selama presipitasi berlangsung


(satuan :mm,cm,inchi)

Durasi (duration) : periode waktu selama presipitasi berlangsung


(satuan : menit, jam)

Frekwensi (frequency)

Peluang (probability) dan kala ulang (return periode)

Penyebaran menurut ruang : distribusi hujan yang jatuh di suatu


daerah

2.1.1. Pengukuran Presipitasi :


Tujuan pengukuran presipitasi adalah untuk mengetahui jumlah, intensitas,
durasi dan daerah penyebarannya. Dalam kulian ini yang

akan dibahas adalah

presipitasi dalam bentuk hujan (rain).


Alat pengukur hujan disebut penakar hujan (rain gauge), yang terdiri dari dua
macam :

Penakar hujan biasa (manual) disebut non recording rain gauge (Gambar 2.2.)

Penakar hujan otomatis disebut recording rain-gauge, jenis ini ada dua macam
yaitu : siphon type dan tipping bucket type (Gambar 2.3).
Penakar hujan biasa terdiri dari tabung pengumpul dengan diameter tertentu

dan sebuah tabung penakar standard, sehingga hujan yang terbaca pada tabung
penakar adalah tebal hujan (bukan volume air yang terkumpul). Penakar hujan jenis ini
merupakan alat yang murah tetapi memerlukan petugas tercatat, waktu pencatatan
tergantung dari tujuan pengukuran. (dapat dibaca setiap hari, jadi tercatat adalah hujan
harian, atau setiap terjadi hujan).
Pengukuran hujan dengan recording rain gauge lebih menghemat tenaga,
tetapi alatnya lebih mahal. Hasil pengukuran biasanya berupa grafik (lihat Gambar
2.4.). Petugas hanya melakukan pekerjaan memutar jam atau mengganti baterai,
mengganti kertas, dan pena. Grafik hasil pengukuran dapat dipakai untuk menghitung
jumlah, intensitas hujan per interval waktu dan durasi tertentu.

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Pengukuran

hujan

dengan

penakar

hujan

di

suatu

tempat

hanya

menggambarkan hujan di tempat itu. Untuk mengetahui keadaan hujan di daerah yang
lebih luas diperlukan banyak stasiun penakar hujan.

Gambar 2.2. Penakar hujan biasa (Non recording rain gauge) (Chorley, 1969)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.3. Penakar hujan otomatis (recording rain-gauge) (Seyhan, 1977)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.4. Strip, Chart, Mass Curve, Hyctrograf (Seyhan, 1977)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

2.1.2. Curah Hujan Rata-Rata Daerah


Dalam menyelesaikan persoalan hidrologi, biasanya diperlukan curah hujan ratarata yang jatuh di daerah penelitian. Perhitungannya dapat didasarkan pada data curah
hujan harian, bulanan, tahunan, bahkan jam-jaman. Data curah hujan untuk
perhitungan hujan rata-rata area diperoleh dari stasiun penakar hujan yang terdapat di
daerah penalties. Selanjutnya, curah hujan rata-rata daerah dapat dihitung dengan
cara :
1. Arithmatic
2. Thiessen Polygon
3. Isoh yet
4. Hight-balance polygon
Dalam contoh perhitungan ini, daerah penelitian diambil satu satuan daerah
aliran sungai (DAS)
2.1.2.1.

Cara arithmatic

P=

P1 + P2 + + Pn
n

= curah hujan rata-rata daerah

P1

= curah hujan stasiun 1

Pn

= curah hujan stasiun ke-n

= jumlah stasiun curah hujan yang ada di daerah penelitian

Cara arithmatic merupakan cara yang sederhana, cara ini :

cocok untuk daerah dengan topgrafi datar


cocok untuk DAS yang memiliki stasiun dengan jumlah banyak dan curah
hujannya terbesar seragam (uniform)
2.1.2.2.

Cara Polygon Thiessen

memerlukan stasiun hujan yang ada di dalam dan di luar DAS yang dekat
cara ini tidak memperhatikan topografi (tidak memperhatikan pengaruh
ketinggian daerah)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

daerah di dalam poligon, curah hujannya dianggap sama dengan curah hujan
yang tercatat pada stasiun dalam poligon.

Gambar 2.5. Poligon Thiessen di Suatu DAS (Weisner, 1970)


Keterangan :
Garis batas DAS (River Basin Divide)
Sungai
Stasiun penakar hujan (7 stasiun)
Poligon
Outlet DAS
atau
Ai Pi
P= __________________________
Ai

Hidrometeorologi

P = fi Pi
fi=Ai/Ai

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Keterangan :
P

= curah hujan rata-rata yang jatuh di dalam daerah DAS

P1

= curah hujan pada stasiun ke - i

Ai

= luas poligon stasiun .ke - i

Ai

= luas DAS

Untuk memudahkan perhitungan dibuat tabel sebagai berikut :

2.1.2.3.

Cara Isohyet

Hujan rata-rata DAS dihitung dengan :

P = hujan rata-rata DAS


Ai = isohyet ke i
A1/2 = luas daerah antara dua isohyet ke 1 dan ke 2 dalam batas DAS

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.6. Isohyet di Suatu DAS (Wiesner, 1970)


Keterangan :
Batas DAS
Sungai
Stasiun hujan dengan curah hujan 2,10 inch per bulan
Isohyet 4 inch/bulan
Distribusi curah hujan (rainfall) di suatu daerah yang digambarkan dengan
isohyet, dapat menggunakan data tahunan yang hasilnya berupa isohyet tahunan,
ataupun data bulanan bahkan data harian. Ketelitiannya peta isohyet yang dibuat
tergantung pada kepadatan pos penakar hujan (jumlah pos penakar hujan per satuan
luas). Gambar 2.7. menunjukkan pengaruh kepadatan pos penakar hujan terhadap
pola isohyet.
Distribusi hujan yang jatuh di suatu wilayah dari waktu ke waktu akan
mempunyai pola yang tidak sama, Gambar 2.8. dan Gambar 2.9. menujukkan peta
isohyet di DIY untuk bulan Februari, Agustus dan rata-rata tahunannya.

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.7. Peta Isohyet Yang Menunjukkan Pengaruh Kepadatan Pos


Penakar Hujan Terhadap Pola Isohyet (Linsley, 1975)

Gambar 2.8. Isohiet Bulan Februari Propinsi DIY (Suyono, 1992)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.9. Isohiet Bulan Agustus Propinsi DIY (Suyono, 1992)


2.1.3. Konsistensi Data Hujan
Data hujan hasil pengukuran selama beberapa tahun perlu diuji konsistensinya,
Hal ini perlu dilakukan karena selama periode pencatatan jangka panjang
memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan di sekitar penakar hujan. Uji
konsistensi data dapat dilakukan dengan metode kurva massa ganda (double mass
curve). Gambar 2.10. menunjukkan kurva massa ganda yang dipakai untuk menguji
konsistensi data hujan dari suatu stasiun penakar hujan. Sumbu vertikal menunjukkan
nilai komulatif hujan dari stasiun yang diuji dan sumbu horizontal untuk komulatif hujan
rata-rata dari beberapa stasiun penakar hujan yang ada di sekitarnya.
Bila konsitensi data hujannya baik, hasilnya terlihat seperti pada garis ABD, bila
hasilnya jelek garisnya seperti pada ABC. Koreksi perlu dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Dari gambar, penyimpangan terjadi pada periode 1930-1940 :

garis AB mempunyai slope 0,9

garis BC mempunyai slope 0,8

Koreksi hujan pada periode 1930-1940 dilakukan dengan :


Hujan pada garis BC X

Hidrometeorologi

0,9

/0,8

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.10. Kurva massa ganda (Wiesner, 1979)


2.1.4. Kecenderungan Hujan
Data hujan dengan periode panjang kalau diperhatikan terlihat ada perubahan naik
atau turun, perubahan ini dapat disebabkan oleh perubahan musiman atau tahunan.
Kecenderungan perubahan hujan dapat dikerjakan dengan analisis rata-rata bergerak
(moving average). Gambar 2.11. menunjukkan kecenderungan hujan yang dibuat
dengan cara moving average. Cara : Seri waktu hujan Pi (I = 1,2,3, ..... , n) Periode
rata-rata (m), maka

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.11. Moving Average (Seyhan, 1990)


2.2.2. Evaporasi dan Transpirasi (Evaporation and transpiration)
Ahli hidrologi tertarik pada total kehilangan air, oleh karena itu harus
mempertimbangkan epevaporasi (penguapan) dari permukaan air, tanah, tumbuhtumbuhan, dan transpirasi oleh tumbuh-tumbuhan. Kombinasi evaporasi dari
permukaan air, salju, tanah, air intersepsi, dan transpirasi dari vegetasi disebut
evaporasi total atau disebut juga sebagai evapotranspirasi, kehilangan total (total loss),
kehilangan air (water losses) dan fly-off.
Molekul-molekul air selalu bergerak dari waktu ke waktu. Bila tersedia cukup
energi maka molekul air akan meninggalkan permukaan air dan masuk ke udara
sebagai uap air. Perubahan zat cair menjadi gas disebut evaporasi. Perubahan zat cair
menjadi uap air melalui stomata daun disebut transpirasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi evaporasi

a.

Perbedaan tekanan uapair: laju molekul air meninggalkan permukaan air


tergantung pada tekanan uap dari zat cair. Begitu pula laju molekul masuk ke air
tergantung pada tekanan uap dari udara. Oleh karena itu, evaporasi tergantung
pada perbedaan antara tekanan uap air dari zat cari (ew) dengan tekanan uap
dari udara (ea) diatas permukaan air. Evaporasi prosporsional dengan (ew-ea).
Evaporasi akan berhenti jika mencapal keseimbangan (ew=ea).

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

b.

Suhu udara : laju emisi dari molekul air adalah fungsi dari suhunya. Bila suhu
tinggi, maka energi dari molekul membesar dan laju emisi meningkat. Percobaan
dengan memanaskan air membuktikan bahwa evaporasi meningkat dengan
meningkatnya suhu permukaan air. Evaporasi memerlukan energi yang berupa
panas. Energi ini diperoleh dari radiasi surya. Selanjutnya, sensible heat transfer
secara konduksi dan advedtion of water vapour.

c.

Angin

: Kecepatan angin berpengaruh terhadap laju evaporasi. Makin tinggi

kecepatan angin maka makin tinggi pula laju evaporasi, karena adanya angin,
maka permukaan air sukar mencapai jenuh, sehingga keseimbangan ea dengan
ew sukar dicapai.

d.

Tekanan atmosfer : dibawah kondisi alami tidak mungkin mempelajari pengaruh


tekanan udara terhadap evaporasi. Jumlah molekul udara per satuan volume
meningkat dengan tekanan. Dengan tekanan tinggi memungkinkan atau
memudahkan molekul- molekul air masuk ke air. Oleh karena itu, evaporasi
menurun dengan meningkatnya tekanan udara.

e.

Kualitas air : laju evaporasi air garam lebih kecil dari pada air tawar,
berkurangnya sejalan dengan kenaikan berat jenis air

f.

Permukaan bidang evaporasi.


Faktor-faktor yang disebut di atas adalah faktor-faktor yang mempengaruhi

evaporasi dari permukaan air bebas (free water surface). Evaporasi dari tanah dan
vegetasi dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama tetapi ada pertimbangan khusus,
yaitu memperhatikan keadaan tanah dan vegetasi.
Permukaan tanah : faktor penting yang mempengaruhi evaporasi dari
permukaan tanah adalah kesediaan air yang ada dalam tanah. Dalam keadaan tanah
jenuh air, pada suhu yang sama mak laju evaporasi dari permukaan tanah tidak jauh
berbeda dengan evaporasi dari permukaan air bebas, kecuali jika kandungan air dalam
tanah terbatas, maka laju evaporasi akan dibatasi oleh supply air dari lapisan
tanah dibawahnya.
Vegetasi : presipitasi yang tertahan pada vegetasi dikembalikan ke atmosfer
oleh evaporasi. Evaporasi air yang tertahan pada pohon dan perdu lebih besar
daripada evaporasi yang ditahan oleh rumput. Keadaan ini disebabkan oleh adanya
perbedaan gerakan udara (pada rumput gerakan udara terbatas) dan perbedaan
tekanan uap pada rumput cepat mencapai nol.

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

2.2.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi.


Ada dua faktor utama yang mempengaruhi transpirasi :
a.

Faktor fisiologis tumbuhan .


Faktor-faktor fisiologis tumbuhan yang mempengaruhi transpirasi adalah
kepadatan dan perilaku stomata, struktur daun dan penyakit tumbuhan.
Stomata mempunyai kemampuan membuka dan menutup. Untuk semua
jenis tumbuhan, stomata membuka bila ada sinar matahari, dan menutup
bila gelap atau supply air dari akar ke daun terbatas. Suhu udara
berpengaruh pada kecepatan membuka dan menutup, dan kelembaban
udara yang tinggi menyebabkan stomata terbuka lebar dan terbuka lama.

b.

Faktor lingkungan
Suhu udara, kelembaban udara, kecepatan angin yang tinggi cenderung
mempertinggi transpirasi, kecuali bila kandungan air di sekitar akar
keadaannya terbatas. (mendekati wilting point). Solar radiasi merupakan
sumber energi untuk evaporasi, solar radiasi juga menyebabkan daun lebih
cepat melewatkan air dan berpengaruh terhadap lubang stomata.

2.2.2. Pengukuran Evaporasi dan Transpirasi


Informasi dan data evaporasi dan transpirasi diperlukan untuk perhitungan
imbang air (di daerah aliran sungai, waduk, dan danau) untuk memperhitungkan
kebutuhan air irigasi. Besar kecilnya evaporasi dan transpirasi dapat diukur dengan :
1. Pengukuran langsung dengan beberapa alat untuk mengukur evaporasi disebut
atmometer, evaporimeter atau atmidometer. Atmometer dapat dikelompokkan
menjadi 3 jenis :

a.

Tanks atau pans

b.

Porous porselin bodies

c.

Wet paper surfaces


Selain itu pengukuran evaporasi dapat dilakukan dengan panci

evaporasi (evaporation pan) (Linsley et al, 1946). Panci evaporasi yang umum dipakai
terbuat dari besi galvanisasi, tembaga, dibuat bulat dengan berbagai ukuran.
Pemasangan dapat diletakkan di atas permukaan tanah, ditanam dalam tanah dan ada
yang diletakkan di atas permukaan tanah, ditanam dalam tanah dan ada yang
diletakkan di atas permukaan air (khusus untuk mengukur evaporasi air danau atau
waduk).

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.12. Atmometer (Seyhan, 1977)


Jenis panci evaporasi klas A : Panci evaporasi standard di Amerika Serikat
adalah panci evaporasi klas A, dengan ukuran : diameter 4 feet, tebal 10 inci,
kedalaman air antara 7 sampai 8 inci. Bahannya dari besi galvanisasi tanpa dicat.
Dipasang di atas tanah setinggi 6 inci dengan maksud agar ada sirkulasi udara di
bawah. Kedalaman air diukur dengan "hook gage' yang dipasang di tengah. Koefisien
panci sebesar 0,7 (berkisar antara 0,6 sampai 0,8).
"Colorado sunken pan" : jenis panci ini mempunyai luas 3 feet
persegi, tebal 18 inci, ditanam ke dalam tanah sedalam 14 inci. Bahannya terbuat dari
besi galvanisasi tanpat dicat. Permukaan air dalam panci dibuat kurang lebih setinggi
permukaan tanah. Koefisien panci berkisar antara 0,75 - 0,85.
"Floating pan" : dipasang di permukaan air dengan tujuan untuk mengukur
evaporasi air waduk atau danau.
Selanjutnya, pengukuran transpirasi dapat dilakukan dengan suatu alat Bantu.
Transpirasi dari suatu jenis tanaman dapat diukur dengan menggunakan alat yang
disebut

lysimeter.

Lysimeter

evapotranspirasi. (Gambar 2.13.).

Hidrometeorologi

dapat

juga

untuk

mengukur

evaporasi

dan

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Gambar 2.13 Panci Evaporasi (www.exsp.com)

Gambar 2.14. Lysimeter (Seyhan, 1977)


Evapotranspirasi atau total evaporasi adalah kehilangan air (water losses) dari
suatu daerah oleh transpirasi dan oleh evaporasi dari permukaan air, tanah, salju, es,
dan vegetasi. Evapotranspirasi- potensial (Potential Evapotranspiration) adalah
kesanggupan evapotranspirasi di bawah kondisi meteorologi yang ada bila cukup air.

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang nyata terjadi.


2.

Pendugaan evaporasi dengan rumus impiris. Evaporasi dapat dihitung dengan


menggunakan rumus impiris, ada dua prinsip utama yang dipakai (Chorley, r.j.,
1969) yaitu:

a.

"Aerodynamic method"

b.

"Energy budget method"

Ada perkembangan metode yaitu combination method yaitu kombinasi metode


aerodynamic dengan energy budget. Metode aerodinamik mempertimbangkan faktorfaktor yang mempengaruhi perpindahan uap dari permukaan air. Faktor tersebut
adalah vertical gradient of humidity dan turbulansi aliran udara. Persamaan matematik
untuk evaporasi dihubungkan dengan kecepatan angin (U) diatas tubuh air dan
perbedaan tekanan uap dan udara (ew-ea).
E = K U (ew-wa)
E = evaporasi
K = Konstanta impiris
Energy budget method
Prinsip dasar metode energy budget adalah imbangan energi. Energi yang
berasal dari radiasi gelombang panjang dan pendek diterima di permukaan bumf (Rn)
dipakai untuk tiga proses yaitu

a.

Transfer sensible heat ke atmosfer (H)

b.

Transfer latent heat ke atmosfer (LE)

c.

Transfer sensible heat ke tanah (G)


Rn=H+LE+G
Rn-H-G
E = -------------------------L

Oleh karena H tidak mudah diukur, maka didekati dengan BOWEN'S RATIO
(13), [3 = H/LE. Persamaan menjadi :
Rn G
E= -----------------------L (1+13)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Rn

= Net radiasi yang diterima


= Re(i-r)-.Rb

Gambar 2.15. Imbangan Energi di Permukaan Tanah (Chorley, R.J. 1969)


Sejumlah metode kombinasi antara aerodinamik dengan imbangan energi yang
telah banyak dikembangkan. Metode yang banyak digunakan untuk menghitung
evaporasi berdasarkan pendekatan ini adalah metode PENMAN. Metode Penman
memeriukan data suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin dan lama
penyinaran matahari.
Teori dan perhitungan evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi akan dibahas
lebih mendetail dalam mata kuliah hidrometeorologi, dan hidrometeorologi terapan.
Kebutuhan data meteorologi untuk menghitung evaporasi, evapotranspirasi
aktuil, evapotranspirasi-potensial dapat diperiksa pada tabel berikut ini :
Tabel 2.1. Metode dan Macam Data Cuaca

(Sumber : Kijne, 1974)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Consumtive use adalah total air yang dipakai oleh vegetasi untuk transpirasi
atau untuk membangun jaringan ditambah evaporasi dari airtanah (soil-moisture atau
air intersepsi).
Keterangan :
P

= curah hujan atau presipitasi

= suhu udara

Rh

= Kelembaban relatif

= Kecepatan angin

n/N

= lama penyinaran matahari (surya)

2.2.3. Evaporasi pada danau atau waduk


Evaporasi yang terjadi di danau atau waduk dapat diukur secara langsung
dengan pan evaporasi. Pan ini disebut "floating pan" yang dipasang mengapung diatas
air.
esi- ea
Elake = -------------------------- X Epan
esp - ea
Keterangan :
esi

= t ekanan uap air jenuh pada suhu air danau

esp

= tekanan uap air jenuh pada suhu air dalam pan

ea

= tekanan uap air aktual di udara

Evapotranspirasi potensial (Ep)


Evapotranspirasi-potensial (Potential evapotranspiration) dapat dipekirakan
dengan pendekatan :
Ep

= axEo

Eo

= evaporasi dari permukaan air bebas

= koefisien, besarnya tergantung pada jenis vegetasi dan iklim (Tabel 3.2.)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Tabel 2.2. Faktor Koreksi

Tabel 2.3. RingkasanMetode Perhitungan Evaporasi dan Evapotranspirasi


(Van Dam, 1972)

1.

Perhitungan Eo
1.1. Eo menurut Penman
1.2. Eo z Ep meurut Thornthwaite
1.3. Eo C menurut Blaney dan Criddle
1.4. Eo tahunan menurut Langbein

2.

Perhitungan Ep
2.1. Ep = a x Eo; Eo mengikuti 1.1 ; lihat tabel 3.2
2.2. Ep menurut Thornthwaite

3.

Perhitungan consumtive use W dari tanaman irigasi


3.1. W menurut Blaney dan Criddle
3.2. W z Ep menurut butir ke-2

4.

Perhitungan evaporasi pada daerah tangkapan


4.1. E menurut Thornwaite dan Mather dari keseimbangan air
bulanan
4.1.1. dengan Ep menurut bidang 2.1.
4.1.2. dengan Ep menurut butir 2.2.
4.2. E menurut Turc (keseimbangan air per tahun, dengan Eo mengikuti butir ke1)

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Metode Thorntwaite
(Kijne, 1974, dalam ILRI 16 - val III)
Metode Thornwaite dipakai untuk menghitung evapotranspirasi potensial
bulanan atas dasar data : 1) suhu udara bulanan yang dihitung dari suhu rata-rata
harian; 2) Letak garis lintang untuk menetapkan faktor koreksi :

10

= 16
,

= 0,000000675 I 0,000077 I + 0,01792 I + 0,49239

Keterangan :
Epx

Evapotranspirasi potensial (mm/bI), dengan catatan 1 bulan = 30 hari


dan 1 hari = 12 hari

Ep

Evapotranspirasi potensial (mm/bI) terkoreksi

faktor koreksi tergantung letak lintang (tabel 3.4.)

indeks panas bulanan

indeks panas tahunan

Catatan :

a. Untuk garis lintang 50, panjang hari untuk 50 harus digunakan.


b. Jika suhu bulanan .kurang dari 0C, suhu udara bersangkutan dianggap 0C,
sehingga dianggap Ep = 0

c.

Jika t > 26,5 maka Ep* = F (t)

Evapotranspirasi Aktual Rata-rata Tahunan (Ea)


Evapotranspirasi aktual rata-rata tahunan (Ea) dapat diperkirakan dengan
menggunakan metode TURC - LANGBEIN

atau

0,9 +

1E2a = 0,9/p2 + 1/E02

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Menurut Langbein :
Ea = evapotranspirasi aktual rata-rata (mm/tahun)
Eo = evaporasi dari permukaan air bebas (mm/tahun)
p = prespitasi (mm/tahun)
t = suhu udara rata-rata tahunan (C)
Tabel 2.3. Rata-rata kemungkinan dari Iamanya penyinaran matahari di
lintang selatan dan utara bumi dalam satuan 30 hari dan 12 jam-an

Hidrometeorologi

Bahan Ajar Hidrologi Dasar (GEF 1301)

Tabel Lanjutan
Feb

Mar

Apr

Mei

Juni

Juli

Ags

Sept

Okt

Nop

Des

.95

1.04

1.00

1.02

.99

1.02

1.03

1.03

1.05

1.03

1.06

.97

1.05

.99

1.01

.96

1.00

1.01

1.01

1.06

1.05

1.10

.98

1.05

.98

.98

.94

.97

1.00

1.00

1.07

1.07

1.12

1.00

1.05

97

.96

.91

.95

.99

1.00

1.08

1.09

1.15

1.01

1.05

96

.94

.8

.93

.98

1.00

1.10

1.11

1.18

1.03

1.06

.95

.92

.85

.90

.96

1.00

1.12

1.14

1.21

1.04

1.06

.94

.89

.82

.87

.94

1.00

1.13

1.17

1.29

1.06

1.07

.93

.86

.78

.84

.92

1.00

1.15

1.20

1.28

1.07

1.07

.92

.85

.76

.82

.92

1.00

1.16

1.22

1.31

1.08

1.07

.92

.83

.74

.81

.91

.99

1.17

1.23

1.33

1.10

1.07

.91

.82

.72

.79

.90

.99

1.17

1.25

1.35

1.11

1.08

.90

.80

.70

.76

.89

.99

1.18

1.27

1.37

1.12

1.08

.89

.77

.76

.74

.88

.99

1.19

1.29

1.41

(Sumber :Van Dam, 1G. et al. 1972)


Metode Jansen dan Haise
Metode Jansen dan Haise (Kijne, 1974) digunakan untuk menghitung
evapotranspirasi potensial harian atas dasar data : 1) lama penyinaran matahari atau
radiasi gelombang pendek dan 2) suhu udara harian, rumusnya:
Ep = (0,025 T + 0,08)Hsh/59
Keterangan :
Ep

= Evapotranspirasi potensial (mm/hari)

= Suhu udara (C)

Hsh = Radiasi gelombang pendek (Cal/cm2/hari) dapat didekati dengan persamaan :


Hsh = 0,28 + 0,48 n/N. Untuk daerah subtropik dan tropik

Hidrometeorologi

You might also like