Professional Documents
Culture Documents
Adapun metoda yang dijalankan dalam upaya melakukan pemantapan kualitas kontrol dalam
laboratorium adalah :
1. Usaha standardisasi persiapan pasien, pengambilan dan pengolahan spesimen
2. Usaha evaluasi kualitas bahan reagnesia, media, air, antigen-antisera
3. Usaha standardisasi prosedur, setidaknya melalui publikasi
4. Pemeliharaan dan kalibrasi peralatan
5. Usaha standardisasi kesatuan hasil (unit of measurement).
6. Uji ketelitian dan ketepatan
7. Standardisasi pencatatan dan pelaporan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk melihat presisi dari pemeriksaan yang dilakukan.
Prosedur umum yang harus diikuti dalam membuat grafik Jennings menggunakan
langkah langkah sebagai berikut :
Buatlah analisa sampel material kontrol dengan metoda analitis yang akan diawasi selama
sekurangnya 20 hari. Direkomendasikan menggunakan dua berbeda dengan konsentrasi
yang sesuai, tetapi dapat juga menggunakan material tunggal. Buat kalkulasi nilai ratarata dan standar deviasi sebagai hasil dari masing -masing material kontrol yang
digunakan.
Buat konstruksi grafik kontrol untuk masing -masing material kontrol yang digunakan.
Konsentrasi yang diobservasi atau nilai kontrol diletakkan di axis-y. Gambar horisontal
untuk nilai mean, mean 1 SD, mean 2 SD, dan mean 3 SD. Disarankan untuk
menggunakan warna-warna berbeda untuk garis-garis tersebut. Axis-x adalah tempat
untuk skala waktu, hari, atau nomer pelaksanaan dan skala -skala tersebut diberi label.
Pergunakan dua spesimen kontrol ke dalam masing -masing pelaksanaan analitis, satu
spesimen untuk satu pelaksanaan, jika digunakan dua material yang berbeda, Catat nilai
kontrol dan petakan nilai-nilai tersebut pada grafik kontrol masing-masing.
Jika kedua kontrol berada dalam batas 2 SD, pelaksanaan analitis diterima dan laporkan
hasil pemeriksaan pasien. Jika salah satu kontrol melebihi batas 2 SD, tunda hasil
pemeriksaan dari pasien. Buat evaluasi data kontrol menggunakan peraturan 1 3S, 22S, R4S ,
10x. Jika salah satu kaidah tersebut mengindikasikan pelaksanaan tes tersebut di luar
kontrol, tolaklah pelaksanaan analitis dan jangan buat laporan hasil pemeriksaan pasien.
Jika semua aturan di atas mengindikasikan bahwa pelaksanaannya masih dalam keadaan
baik, pelaksanaan pemeriksaan dapat diterima dan laporan hasil pemeriksaan tsb dapat
dibuat.
Saat pelaksanaan dinyatakan di luar kontrol, tentukan tipe kejadian kesalahan berdasarkan
aturan kontrol yang dilanggar. Perbaiki masalah yang ada, kemudian buatlah analisa
kembali untuk seluruh pelaksanaan-kontrol dan pasien.
Sedangkan kaidah kontrol evaluasi yang digunakan adalah aturan Westgard ( westgard rules),
yang berbunyi sebagai berikut :
12S (1 kontrol di luar nilai rata-rata 2 SD) merupakan ketentuan peringatan untuk
menggunakan ketentuan yang lain.
13S (1 kontrol di luar nilai rata-rata 3 SD) merupakan ketentuan penolakan yang
sensitif terhadap kesalahan acak.
22S (2 kontrol berurutan di luar nilai rata-rata + 2 SD atau 2 SD) merupakan
ketentuan penolakan yang sensitif terhadap kesalahan sistimatis.
R4S (1 kontrol di atas nilai rata-rata + 2 SD dan yang lain di luar nilai rata-rata 2 SD)
merupakan ketentuan penolakan yang sensitif terhadap kesalahan acak.
41S (4 kontrol berurutan di luar nilai rata-rata + 1 SD atau nilai rata-rata 1 SD)
merupakan ketentuan penolakan yang sensitif terhadap kesalahan sistimatis.
10x (10 kontrol berurutan berada pada satu sisi dari nilai rata-rata (di bawah atau di
atas) merupakan ketentuan penolakan yang sensitif terhadap kesalahan sistimatis.
Dari pembahasan diatas kiranya petugas laboratorium perlu memperhatikan berbagai hal dalam
pemeriksaan laboratorium dikaitkan dengan pemantapan mutu, antara lain adalah :
1. Tujuan pemeriksaan
2. Prinsip pemeriksaan
3. Metoda pemeriksaan
4. Bahan pemeriksaan
5. Alat dan reagensia yang digunakan
6. Cara pemeriksaan
7. Evaluasi hasil
Contoh perhatian yang diperlukan dalam pemantapan mutu internal laboratorium misalnya :
sampling harus berhasil baik.
penyimpanan bahan pemeriksaan haruslah sesuai dengan tujuan
reagen harus masih dalam keadaan baik.
adanya test kontrol, sebaiknya setiap hari dilakukan.
membuat list hasil pemeriksaan dengan pencatatan yang bila perlu adanya hasil
pembanding dengan metoda lain yang diakui dalam interval waktu tertentu.
mendiskusikan hasil yang dicapainya apabila ditemukan dalam range abnormal.
bila mungkin dapat membuat nilai rujukan ( reference value)didalam laboratorium
Untuk pelaksanaan pemantapan mutu didalam laboratorium selain metoda yang telah
dikemukakan diatas maka perlu memberlakukan penilaian hasil yang dikeluarkan oleh
laboratorium. Selain penanganan pemantapan mutu internal (asessment ) juga diperlukan
penetapan pelaksanaan ( maintenence) maupun pengembangan pemantapan mutu itu sendiri
( improvements).