You are on page 1of 17

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI

DEMENSIA

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Etiologi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Halaman

Gangguan serebro-vaskular
Massa intracranial
Anoxia
Trauma kepala
Infeksi intracranial
Gangguan neurodegeneratif
Gangguan : nutrisi, metabolism, inflamasi kronis

Jenis

1. Penyakit Alzheimer 50-60%


2. Demensia tipe vascular
3. Penyakit Picks : Penyakit Huntington, Penyakit Parkinson

Kriteria Diagnosis

1. Kehilangan kemampuan intelektual berat sehingga fungsi


sosial terhambat
2. Gangguan daya ingat
3. Minimal terdapat satu dari gejala-gejala berikut :
a. Hendaya kemampuan daya pikir abstrak
b. Hendaya daya nilai
c. Gangguan fungsi kortikal luhur : afasia, afraksia, agnosia
d. Perubahan kepribadian

Terapi

1. Perawatan supportif medis dengan mempertahankan


kesehatan fisik : diet nutrisi adekuat, latihan fisik, senam,
rekreasi
2. Dukungan psikologis pada keluarga dengan terapi supportif
3. Farmako terapi :
a. Psiko-farmaka :
Anti-psikotik
Anti cemas
Anti depresi
Hipnotik
b. Khusus penyakit Alzheimer : tacrine. Pada derajat ringan
dan sedang : Aricept

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


DELIRIUM

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Etiologi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

Yang termasuk :
1. Sindroma otak akut
2. Psikosa toksis
3. Enchepaloptahia metabolic
4. Kebingungan akut

Kriteria Diagnosis

1. Kesadaran menurun / berkabut


2. Paling sedikit terdapat 2 (dua) dari gejala-gejala berikut :
a. Gangguan persepsi (halusinasi dan ilusi visual)
b. Inkoherensi (bicara tidak dapat dimengerti)
c. Gangguan siklus bangun-tidur
d. Gangguan aktivitas psiko-motor
3. Gangguan orientasi dan daya ingat
4. Prodormal (awitan) pendek / singkat
5. Kausa faktor organik positif

Terapi

1. Terapi terhadap penyakit kausatif, misalnya intoksikasi oleh


obat antikholinergik, diberikan Physostigmin sal. 1-2 mg
IV/IM
2. Terapi supportif yang meliputi fisik, sensorik, lingkungan
3. Terhadap gejala delirium :
a. Gejala psikosa : haloperidol 5-50 mg / 24 jam
b. Insomnia : lorazepam, alprazolam, triazolam

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


SKIZOFRENIA

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Paling sedikit terdapat satu gejala dari :


a. Waham bizarre siar pikir, sedot pikir, sisip pikir
b. Waham somatic, bizarre, agama, nihilistic
c. Waham kejar / cemburu disertai halusinasi
d. Halusinasi dengar berupa suara yang berkomentar
tentang diri pasien, dua atau lebih suara bercakap-cakap
e. Halusinasi dengar yang berisi satu atau dua kata
beberapa kali
f. Inkoherensi, asosiasi pikiran longgar, jalan pikir tidak
logis, miskin isi bicara disertai :

Afek / emosi / perasaan datar, tumpul atau in


appropriate

Berbagai waham dan halusinasi

Katatonia atau tingkah laku sangat kacau


2. Deteriorasi dari taraf fungsi penyesuaian sebelumnya
dalam pekerjaan, hubungan social dan perawatan diri
3. Jangka waktu gejala paling sedikit satu bulan
1. Terapi kejang listrik
2. Psiko-farmaka :
a. Antipsikotik :
Chlorpromazine 300-500 mg / 24 jam
Zotepine 75-300 mg / 24 jam
Haloperidol 15-60 mg / 24 jam
Triflourperazine 20-40 mg / 24 jam
Fluphenazine 5-10 mg / 24 jam
Risperidone 1-6 mg / 24 jam
Iodopin 10-30 mg / 24 jam
b. Anticemas
c. Mood stabilizer
Karbamazepine 200-500 mg / 24 jam
Valproate
3. Psikososial
a. Terapi supportif
b. Terapi perilaku

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN WAHAM MENETAP (PARANOID)

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Halaman

Waham kejar dan cemburu yang menetap


Emosi dan perilaku sesuai isi waham
Lama penyakit paling sedikit satu minggu
Tidak ada waham bizarre dan halusinasi
Tidak ada inkoherensi atau gangguan arus pikir lain
Tidak ada sindrom lengkap dengan depresi dan manik
Tidak disebabkan gangguan mental organik

1. Psikofarmaka
a. Antipsikotik
Haloperidol 15-60 mg / 24 jam
Pimozide 4 mg / 24 jam
b. Anticemas
Alprazolam
Lorazepam
c. Mood stabilizer : karbamazepine
2. Psikososial : terapi individual

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN SUASANA PERASAAN / AFEKTIF TIPE
DEPRESI
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1. Rasa disforik (tidak menyenangkan) disertai hilangnya


minat pada semua aktivitas / hobinya
2. Dalam jangka 2 minggu ada paling sedikit 4 gejala sbb :
a. Kurang nafsu makan dan berat badan menurun
b. Insomnia atau hipersomnia
c. Agitasi atau retardasi psikomotor
d. Hilangnya minat atau rasa senang dalam aktivitas / hobi
e. Semangat hilang atau letih
f. Rasa hidup tidak berguna dan merasakan kesalahan
besar
g. Kemampuan berfikir dan berkonsentrasi menurun
h. Pikiran berulang tentang bunuh diri
3. Tidak bertumpang tindih dengan gangguan skizofrenia
4. Tidak disebabkan gangguan mental organic
1. Terapi kejang listrik 6-12 kali
2. Terapi psikofarmaka :
a. Bila disertai gejala psikotik diberikan antipsikotik :
Chlorpromazine
Thioridazine
Haloperidol
Triflouperazine
b. Antidepresan :
Imipramine; paroxetine
Amitriptiline; sertraline
Moclobemide; fluoxetine
Amineptine; mianserine
c. Anticemas : alprazolam dan lorazepam
d. Mood stabilizer : lithium karbonat dan karbamazepine
3. Terapi psikososial : terapi kognitif

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN SUASANA PERASAAN / AFEKTIF TIPE
MANIK
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1. Efek meningkat dan irritable (euphoria)


2. Dalam waktu paling sedikit satu minggu terdapat 3 gejala :
a. Hiperaktivitas
b. Banyak bicara (loghorhea)
c. Pikiran melompat (flight of ideas)
d. Rasa harga diri melambung (garandiositas)
e. Kebutuhan tidur berkurang
f. Perhatian mudah teralih
g. Keterlibatan dalam banyak aktivitas berisiko tinggi,
misalnya : belanja berlebihan, tingkah laku seksual
terbuka, ngebut dan tidak bertanggungjawab
3. Tidak bertumpang tindih dengan skizophrenia
4. Tidak disebabkan gangguan mental organic
1. Terapi kejang listrik
2. Psikofarmaka
a. Antipsikotik :
Chlorpromazine
Levopromazine
Haloperidol
b. Anticemas : alprazolam dan lorazepam
c. Antimanik : lithium karbonat
d. Mood stabilizer : karbamazepine dan valproate
3. Psikososial

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN PSIKOTIK AKUT DAN SEMENTARA
(PSIKOSIS REAKTIF SINGKAT)
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1. Gejala psikotik timbul setelah stressor yang berat


2. Terdapat emosional tinggi dan minimal ada satu gejala
dari :
a. Inkoherensi atau asosiasi longgar
b. Waham
c. Halusinasi
d. Tingkah laku kacau dan katatonik
3. Gejala psikotik berlangsung beberapa jam sampai paling
lambat satu bulan setelah ada stressor
4. Gangguan bukan disebabkan gangguan mental lain
Psikofarmaka :
a. Antipsikotik (lihat : Pedoman Diagnosa dan Terapi
Skizofrenia)
b. Anticemas
c. Antidepresan atau antimanik : tergantung gejalanya
d. Mood stabilizer

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN KECEMASAN UMUM

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan (harapan


akan terjadinya hal yang mengkhawatirkan) terhadap
sejumlah kejadian atau aktivitas yang belum terjadi
(misalnya : akan ke pasar berbelanja tetapi teramat
cemas / khawatir bila dompetnya dijambret)
2. Individu teramat sulit mengendalikan ketakutan /
kekhawatirannya
3. Kecemasan dan kekhawatiran disertai paling sedikit ada 3
gejala dari :
a. Kegelisahan
b. Merasa mudah lelah
c. Sulit berkonsentrasi atau pikiran kosong
d. Iritabilitas / mudah tersinggung
e. Otot-otot tegang / kaku
f. Gangguan tidur (sulit tidur atau tidur gelisah dan tidak
puas)
4. Kecemasan dan kekhawatiran maupun gejala fisik
menyebabkan gangguan klinis yang bermakna dan
menyebabkan gangguan fungsi social
5. Gangguan bukan disebabkan oleh gangguan mental yang
lain
1. Psikoterapi :
a. Supportif
b. Kognitif perilaku
c. Tilikan (genetic dynamic)
2. Psikofarmaka :
a. Golongan benzodiazepine jenis long acting misalnya
diazepam
b. Golongan buspirone

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN PANIK

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Minimal terjadi serangan panik dalam tiga minggu


2. Minimal ada empat dari gejala berikut :
a. Sesak nafas
b. Jantung berdebar-debar
c. Nyeri atau rasa tidak enak di dada
d. Rasa tercekik atau sesak
e. Pusing, vertigo, perasaan melayang
f. Rasa seolah-olah diri atau lingkungannya tidak realistik
g. Kesemutan
h. Rasa aliran panas dingin
i. Berkeringat banyak
j. Rasa akan pingsan
k. Menggigil atau gemetar
l. Merasa akan mati atau takut jadi gila
3. Tidak disebabkan gangguan fisik atau gangguan jiwa
lainnya
1. Terapi psikofarmaka
a. Antidepresan
Imipramine 20-200 mg / 24 jam
Clomipramine 10-100 mg / 24 jam
Fluoxetine 5-60 mg / 24 jam
Sertraline 50-100 mg / 24 jam
Paroxetine 20-40 mg / 24 jam
b. Anticemas
Alprazolam 2-6 mg / 24 jam
Clonazepam 1-3 mg / 24 jam
2. Terapi psikososial

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN PHOBIA

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Ketakutan menetap dan tidak rasional dan dorongan kuat


untuk menghindari situasi dimana orang itu takut akan
bereaksi dengan cara yang memalukan dirinya
2. Gangguan ini merupakan sumber penderitaan dan orang
itu tahu dan sadar bahwa ketakutannya tidak beralasan
3. Tidak disebabkan gangguan mental lain
1. Psikofarmaka
a. Antidepresan
Monoklobomide
Phenelzine
Fluoxetine
Paroxetine
b. Anticemas
Alprazolam
Klonazepam
2. Terapi psikososial
Terapi perilaku kognitif

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN KONVERSI

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Gangguan yang menonjol adalah hilangnya atau


berubahnya fungsi fisik memberikan adanya gangguan fisik
2. Faktor psikologik terlibat dalam timbulnya gejala yang
dibuktikan dari salah satu hal berikut :
a. Adanya hubungan waktu antara stimulus lingkungan
dengan suatu konflik atau kebutuhan psikologik dengan
timbulnya gejala
b. Gejala memungkinkan individu menghindar dari aktivitas
yang tidak disukai atau membahayakan dirinya
c. Gejalanya memungkinkan individu mendapat dukungan
dari lingkungannya yang biasanya tidak didapatkannya
3. Gejala tidak berada di bawah pengendalian volunter
individu
4. Gejala tidak disebabkan gangguan fisik
5. Gejala tidak terbatas pada nyeri atau gangguan fungsi
seksual
1. Psikofarmaka : lorazepam
2. Terapi psikososial :
a. Terapi perilaku
b. Terapi suportif

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DENGAN
HIPERAKTIVITAS (ADHD)
No. Dokumen :
No. Revisi
Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

1. Tidak dapat memusatkan perhatian, minimal ada tiga


gejala :
a. Sering tidak berhasil menyelesaikan hal-hal yang telah
dimulainya
b. Sering seperti tidak mendengarkan
c. Mudah teralihkan perhatian
d. Sulit berkonsentrasi
e. Sulit untuk bertahan pada aktivitas permainan
2. Impulsi, minimal ada tiga gejala berikut :
a. Sering bertindak sebelum berfikir
b. Beralih-alih dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya
c. Sulit menata pekerjaan
d. Memerlukan banyak pengawasan
e. Dalam kelas sering mengacungkan jari
f. Sulit menunggu gilirannya
3. Hiperaktivitas, minimal ada dua gejala berikut :
a. Berlarian atau memanjat berlebihan
b. Sulit duduk tenang
c. Sulit untuk tetap tinggal duduk
d. Gerakan berlebihan dalam tidur
e. Selalu bergerak terus menerus
4. Usia timbul sebelum 7 tahun
5. Lama gangguan minimal enam bulan
1. Psikofarmaka :
a. Psikostimultan : methilphenidate 0,4-0,8 mg/kgBB/24
jam
b. Antidepresan : imipramine, amitriptyline, moklobomide,
fluoxetine
c. Antipsikotik : haloperidol 0,5-4 mg / 24 jam, thioridazine
25-150 mg / 24 jam
d. Antikejang : phenitoin, karbamazepin
2. Terapi psikososial : terapi perilaku

PEDOMAN DIAGNOSA DAN TERAPI


GANGGUAN SOMATOFORM

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Kriteria Diagnosis

Terapi

No. Dokumen :

No. Revisi

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Halaman

1. Riwayat banyak keluhan fisik yang menyebabkan


gangguan bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau
fungsi lain
2. Tiap kriteria di bawah ini ditemukan dengan gejala
individual yang mungkin berbeda :
a. Empat gejala nyeri yang berkaitan dengan tempat /
fungsi yang berlainan, misalnya : kepala, perut,
punggung, sendi, dada, rektum, menstruasi seksual,
miksi
b. Dua gejala gastrointestinal
c. Satu gejala seksual, misalnya disfungsi ereksi,
menstruasi tidak teratur
d. Satu gejala pseudoneurologis, misalnya gangguan
koordinasi / keseimbangan, paralisis, paraestasi
3. Terdapat satu dari kriteria berikut :
a. Gejala tidak dapat dijelaskan dengan kondisi medis
umum
b. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau
gangguan sosial melebihi apa yang seharusnya
c. Bukan karena disengaja atau berpura-pura
1. Psikoterapi : kelompok dan individual
2. Psikofarmaka : kombinasi anticemas dan antidepresan

PROSEDUR PENANGANAN PASIEN GADUH GELISAH


No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Pengertian

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Tujuan

Menenangkan dan menangani pasien gaduh gelisah beserta


kausanya.

Kebijakan

Harus ada persetujuan dari keluarga untuk semua tindakan


yang akan dilakukan sejak dari poliklinik atau instalasi gawat
darurat.

Prosedur

1. Menentukan organik atau non-organik


a. Organik
Konsul bagi yang sesuai
Fiksasi penderita, kalau perlu injeksi haloperidol 5
mg (1 ampul)
Rawat inap sesuai bagian
b. Non-organik
Pasien disuntik dengan chlorpromazine 100 mg (4
ampul)
15 menit kemudian disuntik dengan diazepam 10 mg
(1 ampul)
15 menit kemudian disuntik dengan Phenobarbital
100 mg (1 ampul), bila belum tenang
Setiap 4 jam disuntik chlorpromazine 50 mg (2
ampul)
Bila tidak ada kontra indikasi, bila perlu dilakukan
ECT (bila pasien rawat inap)
Fiksasi pasien
Isolasi pasien
2. Observasi gejala-gejala yang ada

Menerangkan langkah-langkah penanganan pasien gaduh


gelisah beserta kausanya.

PROSEDUR PELAYANAN ECT DENGAN PREMEDIKASI


No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

STANDAR
PELAYANAN MEDIS
Pengertian

Tanggal Terbit :

DITETAPKAN OLEH

Tujuan

Memberikan alternatif pelayanan kepada pasien selain


tindakan ECT yang sudah ada.

Kebijakan

1. Memberikan pelayanan ECT premedikasi dengan baik


kepada semua pelanggan klinik
2. Semua tindakan ECT dengan premedikasi harus disertai
dengan inform-consent yang lengkap

Prosedur

1. Persiapan alat
Pada jadwal pelaksanaan pelayanan ECT dengan
premedikasi, tim menyiapkan peralatan sehingga semua
peralatan yang dibutuhkan siap pakai, berupa ;
a. Oksigen consentraktor
b. Ambubag
c. Suction pump
d. Obta-obatan premedikasi ;
Sulfas atropine 0,5 mg
Penthotal 3 mg/ Kg BB atau 100 mg
Succinil cholin 1,5 mg/Kg BB atau 50-60 mg
e. Obat-obatan emergency ;
f. Tempat tidur beralas tidak lentur
g. Spatel lidah (karet)
h. Spuit steril
i. Tensimter dan stetoskop
2. Persiapan tindakan
Persiapan pelaksanaan ECT dengan premedikasi untuk
pasien rawat inap dilakukan diruang rawat inap (bangsal)
dan untuk pasien rawat jalan di unit rawat jalan sbb :
a. Semua pasien atau keluarganya mendapat informasi
ECT dengan premedikasi dengan baik, dan keluarga
menyatakan memberikan persetujuan tindakan secara
tertulis
b. Setiap pasien diperiksa dahulu keadaan fisiknya untuk
memastikan bahwa pasien siap mendapatkan ECT
premedikasi
(misalnya
EKG,laboratorium,foto
radiologi,EEG,dan pemeriksaan lainnya yang dianggap
perlu) oleh dokter yang merawat atau yang mengirim.

Pelayanan ECT dengan premedikasi adalah pelayanan ECT


dengan menggunakan obat-obatan premedikasi sebelum
tindakan ECT dilakukan.

PROSEDUR PELAYANAN ECT DENGAN PREMEDIKASI


No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

c. Persiapan yang dilakukan perawat meliputi :


Pasien dipuaskan minimal 6 jam sebelum tindakan
Mengosongkan kandung kemih
Menggantikan pakaian pasien dengan pakaian yang
longgar
Melepaskan barang logam yang dipakai, terutama
yang ada di kepala
Meningkatkan hubungan perawat dan pasien
sehingga pasien tidak mengalami kecemasan dan
ketakutan
Memeriksa tanda-tanda vital dan menimbang BB
dicatat di status pasien
3. Pelaksanaan tindakan premedikasi
a. Pemeriksaan fisiki ulang oleh ketua pelaksana ECT
dengan premedikasi
b. Pasien ditidurkan dengan posisi terlentang, pakaian
atas dibuka dan dipasang selimut
c. ECT dipasang sesuai petunjuk pemasangan
d. Dilakukan self-test untuk memastikan bahwa teknik
pemasangan semua elektroda sudah tepat
e. Dipasang iv line dengan wing-needle yang
dihubungkan dengan spuit 50 cc yang berisi cairan
NaCl 0,9%. Dikontrol pemasangan iv line tersebut tidak
meleset dari vena dengan cara menyedot vena
sehingga terlihat darah pada wing needle.
f. Dilakukan premedikasi dengan SA dosis 0,01 mg/kgBB
5 menit sebelum pelaksanaan premedikasi
g. Dilakukan induksi anasthesi dengan penthotal dosis 4
mg/kgBB, dilakukan test refleks bulu mata untuk
menentukan penderita benar-benar tidur (teranasthesi)
h. Diberikan suntikan pelumpuh otot succynil choline
dosis 1 mg/kgBB, dan ditunggu terjadinya vasikulasi
mulai dari bagian sentral sampai ke ujung jari kaki yang
menunjukkan bahwa sudah terjadi relaksasi maksimal.
Selama terjadinya vasikulasi penderita diberikan
bantuan nafas dengan ambubag 12 kali/menit
dengan oksigen murni 5 lt/menit
i. Dilakukan self-test kedua
j. Setelah terjadi relaksasi maksimal dipasang bite-block
pada mulut penderita untuk melindungi gigi dan lidah

bila terjadi kejang


k. Pelaksanaan ECT dilakukan dengan tombol stimulus
l. Bite-block dilepas kemudian diganti dengan guedel
tube
m. Diberikan nafas bantu dengan ambubag frekuensi 12
kali/menit, oksigen 5 liter/menit sampai timbul nafas
spontan yang adekuat

PROSEDUR PELAYANAN ECT DENGAN PREMEDIKASI


No. Dokumen :

No. Revisi

Halaman

n. Bila pasien sudah sadar dan pernafasan pulih kembali


(spontan dan adekuat) pasien diawasi
o. Semua kegiatan tersebut dicatat pada lembar laporan
anasthesi dan ditandatangani oleh tim ECT dan dokter
ahli anasthesi
p. Hasil rekaman dan catatan laporan anasthesi
dimasukkan dalam status pasien

You might also like