You are on page 1of 137

perpustakaan.uns.ac.

id

digilib.uns.ac.id

MANAJEMEN PENGEMBANGAN WISATA KULINER


DI GLADAG LANGEN BOGAN
SURAKARTA

TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata
Fakultas Sastra Dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret

Disusun Oleh :
YOLANDA INTAN PERMATA
C9408003

DIII USAHA PERJALANAN WISATA


FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
2011
i

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PERNYATAAN

Nama :Yolanda Intan Permata


NIM

: C9408003
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir judul Manajemen

Pengembangan Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta adalah


benar benar karya sendiri. Hal hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir
tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila
dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya
peroleh dari tugas akhir tersebut.

Surakarta, 17 Juni 2011


Yang membuat perrnyataan,

Yolanda Intan permata

commit to user

iv

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

MOTTO

Achieve what you want with very satisfactory results ( penulis )

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada :


Kedua orangtua dan kekasih, yang telah memberikan
dukungan dan semangat serta doa yang tulus dalam
penulisan laporan ini.

commit to user

vi

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya tugas akhir ini dapat penulis selesaikan
sesuai yang diharapkan. Dalam tugass akhir ini penulis membahas Manajemen
Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan , suatu permasalahan
yang sedang dialami Kota Surakarta karena terjadi penurunan jumlah kunjungan
dan seharusnya dilakukan pembenahan.
Tugas

akhir

pengembangan

ini

dibuat

dalam

rangka

memperdalam

potensi

dan

yang dilakukan Pemkot Surakarta dalam memperbaiki

pengelolaan dan pemasaran Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan


eksistensinya sebagai ikon wisata kuliner di Kota Surakarta. Dalam
pendalaman materi manajemen obyek ini,

proses

tentunya penulis mendapatkan

bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam
dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Ayahanda Sudigdo dan Ibunda Titik Mulyani selaku orangtua yang sudah
memberi dukungan moril dan materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
2. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret
beserta seluruh pembantu Rektor.
3. Bapak Drs.Riyadi Santosa,M,Ed,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni
Rupa, Universitas Sebelas Maret serta seluruh karyawan.
4. Ibu Dra.Isnaini WW,M.Pd selaku ketua program DIII Usaha Perjalanan
Wisata dan Bapak Drs.Suharyana,M.Pd selaku pembimbing tugas akhir yang
selalu memberi arahan dan bimbingan dengan kesabaran serta dorongan
semangat kepada penulis, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
5. Seluruh dosen pengampu Jurusan DIII Usaha Perjalanan Wisata yang sudah
memberikan ilmu yang bermanfaat
penulis.
commituntuk
to user

vii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

6. Bapak Drs. Budy Sartono,M.Si selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan


Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta yang memberikan informasi mengenai
promosi Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan.
7. Bapak Eko Prajudhy Noor Ali,SE,MM selaku Kabid Perdagangan
Disperindag Kota Surakarta

yang memberikan informasi

mengenai

pengelolaan yang dilakukan Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan.


8. Bapak Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo
yang memberikan informasi pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan.
9. Ibu Dewi Sri Lestari selaku pedagang bubur ayam di Gladag Langen Bogan.
10. Para pengunjung Gladag Langen Bogan yang telah bersedia mengisi
quisioner mengenai pendapat penguunjung di Gladag Langen Bogan.
11. Santika Adi Saputro yang telah membantu dalam proses menyelesaikan tugas
akhir ini dan sabar menuntun penulis dalam setiap kesulitan.
12. Adikadikku Erlando Angga Kusuma, Kevin Bayu Aji Kusuma, Tiara Nanda
Permata dan tanteku Esty Wahyuningsih yang memberikan dukungan moril
saat penulis menyelesaikan tugas akhir.
13. Seluruh sahabat sahabatku Galuh Surya N, Arie Widya, Dika Arum
Perwita, Arifa Mayasari, Mudrafanti Riastantik, Ika Ratna Susanti dan Sevi
Andari yang dengan ikhlasnya membantu terlaksananya tugas akhir ini.
Semoga dengan segala budi baik yang telah mereka semua diberikan
kepada penulis, penulis panjatkan doa semoga Allah Swt senantiasa memberi
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada mereka. Penulis menyadari bahwa karya ini
jauh dari sempurna, untuk itu penulis harapkan adanya saran dan kritikan
sebagai masukan untuk kesempurnaan karya ini.
Surakarta, 17 Juni 2011

commit to user

viii

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................

HALAMAN PERSETUJUAN

................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN .........................................................

iii

HALAMAN PERNYATAAN

................................................

iv

HALAMAN MOTTO ........................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................

vi

KATA PENGANTAR

....................................................................

vii

DAFTAR ISI ....................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ........................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN

............................................................

xiii

....................................................................................

xiv

ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................

B. Perumusan Masalah

................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................................

D. Manfaat Penelitian

................................................

............................................................

F. Metode Penelitian ............................................................

18

G. Sistematika Laporan

21

E. Kajian Pustaka

................................................

BAB II PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA KOTA


SURAKARTA
A. Kepariwisataan Kota Surakarta

....................................

22

B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta ...............

24

commit
to user
C. Kebijakan Pariwisata Kota
Surakarta

31

ix

........................

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota


Surakarta ........................................................................

35

E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta ........

36

BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA


A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta ....................................

50

B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta

51

.....................

BAB IV WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN


A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Di Gladag Langen
Bogan

........................................................................

65

B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan ......

81

C. Segmentasi Pasar Untuk Gladag Langen Bogan ............

90

D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan ............

93

E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan

............

95

............................................................

99

F. Analisa SWOT

G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan .......

113

BAB V PENUTUP
A. Simpulan .........................................................................

119

B. Saran

.........................................................................

122

.........................................................................

124

.....................................................................................

126

Daftar Pustaka
Lampiran

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1

: Makanan timlo khas Rumah Makan Sastro .................

Gambar 2

: Makanan tengkleng di Rumah Makan Ibu


Ediyem di gapuro Pasar Klewer

..............................

Gambar 3

: Gudeg Ceker Bu Kasno di Margoyudan

Gambar 4

: Srabi Notosuman merupakan srabi khas


Kota Surakarta

Gamban 5

52

.................

52

.....................................................

53

: Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso


no.89 Surakarta

Gambar 6

51

.....................................................

53

: Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar


Surakarta

.................................................................

54

Gambar 7

: Soto Gading lebih terkenal dengan soto ayamnya ......

55

Gambar 8

: Penjual Cabuk Rambak

56

Gambar 9

: Penjual keliling Wedang Ronde

Gambar 10

: Wedang dongo adalah minuman khas dari


keraton Surakarta

........................................
............................

56

....................................................

57

Gambar 11

: Bestik daging sapi di Harjo Bestik ...........................

57

Gambar 12

: Bebek goreng sambal korek Pak Slamet

................

58

Gambar 13

: Rumah makan Ayam Goreng Widuran

...............

58

Gambar 14

: Sate Kambing Nonongan

.......................................

59

Gambar 15

commit
to user
: Sajian Tahu Kupat
..................................................

59

xi

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar 16

digilib.uns.ac.id

: Sajian sate kere dengan isi daging sapi, jeroan


dan tempe gembus

....................................................

60

Gambar 17

: Suasana malam Gladag Langen Bogan

...............

61

Gambar 18

: Suasana warung-warung di Keprabon

...............

61

Gambar 19

: Suasana malam Kota Barat Surakarta

...............

62

Gambar 20

: Suasana tempat makan disekitar Stadion Manahan ...

63

commit to user

xii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Daftar Informan

.......................................................

Lampiran 2

: Lembar Quisioner yang dibagikan untuk


pengunjung di Gladag Langen Bogan

Lampiran 3

...................

128

: Surat Ijin Penelitian di Disbudpar dan Disperindag


Kota Surakarta

Lampiran 5

127

: Surat Permohonan Observasi di Kesbanglinmas


dan Bapeda Kota Surakarta ..........................................

Lampiran 4

126

.....................................................

130

: Foto Suasana Jl. Mayor Sunaryo di siang dan


menjelang malam

.....................................................

131

Lampiran 6

: Foto pengunjung Gladag Langen Bogan

.................

132

Lampiran 7

: Foto keadaan Gladag Langen Bogan saat hujan ..........

133

Lampiran 8

: Foto fasilitas yang disediakan untuk pengunjung


di Gladag Langen Bogan

Lampiran 9

.........................................

: Foto daftar pedagang di Gladag Langen Bogan

Lampiran 10 : Foto Pedagang dan Petugas Kebersihan

134

.....

135

..................

136

Lampiran 11 : Foto Fasilitas Mainan dan Stand Belanja Malam

......

137

Lampiran 12 : Peta Kota Surakarta ......................................................

138

Lampiran 13 : Brosur seluruh Wisata Kuliner di Kota Surakarta ......

139

commit to user

xiii

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ABSTRAK
Yolanda Intan Permata, C9408003, 2011, Manajemen Pengembangan
Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta, Progam Diploma III
Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
Alasan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan
kelulusan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta ingin mengetahui keanekaragaman
makanan khas Kota Surakarta dan khususnya wisata kuliner yang berada di
Gladag Langen Bogan.
Metode penelitian yang digunakan adalah tehnik pengumpulan data berupa
observasi, wawancara, dokumen, pustaka dan dengan sumber data tersebut dapat
diketahui hal hal mengenai Kota Surakarta dan pariwisatanya, tempat makan
khas Kota Surakarta, wisata kuliner Gladag Langen Bogan, peran Pemkot
Surakarta terhadap wisata kuliner Gladag Langen Bogan, pengelolaan dan
promosi wisata kuliner Gladag Langen Bogan, dan pengembangan yang dilakukan
oleh Pemkot Surakarta untuk wisata kuliner Gladag Langen Bogan.
Hasil dari penelitian ini adalah wisata kuliner Gladag Langen Bogan
merupakan ikon kuliner Kota Surakarta yang berpotensi sebagai branding Kota
Surakarta sebagai kota wisata. Melihat segala permasalahan yang terjadi
mengenai pengelolaan Gladag Langen Bogan, sangat disayangkan jika Gladag
Langen Bogan tidak dipertahankan eksistensinya. Oleh karena itu diperlukan
peran Pemkot Surakarta untuk membenahi dan kemudian mengembangkan
Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan keberadaannya.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah selain perhatian pemerintahan
terhadap pengelolaan dan promosi Gladag Langen Bogan secara sistematis, perlu
diperhatikan ulang pengembangan yang mengarahkan ke pengawasan dan
kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola swasta, jika dilihat
pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial, politik dan budaya.
Sehingga perkembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan kedepannya dapat
dirasakan bersama stakeholder didalamnya.

commit to user

xiv

1
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo (selanjutnya disebut
Kota Surakarta), merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa di
Jawa Tengah. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini
masih kokoh eksistensinya baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Kota
dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten
Boyolali di sebelah utara, kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo
disebelah timur dan barat, dan kabupaten Sukoharjo disebelah selatan. Sisi timur
kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong,
Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris
Kerajaan Mataram yang pecah pada tahun 1755.
Kota Surakarta terkenal akan pariwisata yang berkaitan dengan sejarah,
budaya serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat
dan event-event kebudayaan lain yang menarik untuk dinikmati. Dibuktikan
dengan Kota Surakarta meraih penghargaan The Best Destination Of Tourism
Award Indonesia 2009.

Dengan meraih penghargaan itu, Pemkot Surakarta

mencoba memperbaiki kekurangan yang ada dibeberapa obyek wisata dan


membuat destinasi pariwisata baru. Salah satu destinasi pariwisata yang sedang
diminati kalangan wisatawan selain
budaya
commit
to dan
userobyek yang sekarang sedang

2
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dikembangkan di Kota Surakarta adalah wisata kuliner, terbukti banyak stasiun


TV swasta di Indonesia menjadikan kuliner Kota Surakarta patut untuk dicoba.
Wisata kuliner yang merupakan salah satu pengembangan wisata minat khusus
yang mengutamakan berwisata untuk menikmati makanan dan minuman dengan
tujuan bersenang senang. Di Indonesia pun sekarang ini sudah tersebar berbagai
wisata kuliner. Namun wisata kuliner yang ditempatkan di dalam satu area unik
dengan menyajikan berbagai macam menu dari pedagang pedagang memang
belum banyak di Indonesia sehingga Galabo memang perlu dikunjungi.

Semua tempat kuliner khas Kota Surakarta yang tersebar disemua penjuru
Kota Surakarta digabungkan di satu tempat yang dinamakan Gladag Langen
Bogan atau yang lebih dikenal Galabo. Kini pengunjung kuliner dapat dengan
mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi
satu kawasan. Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo
dengan penataan tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan
raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk
area kuliner. Terbukti 1000 1500 pengunjung lokal maupun luar daerah selalu
menyempatkan

berkunjung ditempat

ini

dan

banyak

pula

pengunjung

mancanegara yang berkunjung. Belum lagi disaat akhir pekan dan hari libur, lebih
dari 2000 orang datang ke tempat ini, menambah geliat kehidupan malam yang
unik. Kota Surakarta telah membuktikan bahwa industri pariwisatanya patut
menjadi contoh kota-kota di Indonesia yang sedang berkembang.

Peresmian Gladag Langen Bogan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI


commit
user
Marie Elka Pangestu pada Minggu
malamto13
April 2008, sebagai rangkaian dari

3
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

acara Solo Batik Carnival. Gladag Langen Bogan adalah arena kuliner yang hanya
buka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl.
Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara
berbatasan dengan situs bersejarah Benteng Vastenburg. Dengan lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau, Galabo sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner.

Di Galabo terdapat 37 stan dari berbagai pedagang makanan, baik yang


makanan bernuansa tradisional maupun modern. Galabo merupakan satu-satunya
tempat wisata yang sengaja dibangun dan khusus diperuntukan untuk menyajikan
suguhan kuliner khas Kota Surakarta dengan suasana berbeda dengan tempat
makan lainn karena dibuka pada malam hari dan dengan menutup akses jalan
utama Jl.Mayor Sunaryo. Penulis sangat ingin mengetahui mengenai potensi dan
pengembangan Galabo terutama dalam hal pengelolaan, pembangunan dan
pembenahan Galabo. Oleh karena itu penulis mengangkat judul Manajemen
Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan Surakarta.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dimaksudkan sebagai usaha guna memfokuskan


penelitian yang akan dilakukan hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dari
uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu:

1.

Bagaimana latar belakang wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

2.

Bagaimana potensi wisata kuliner Gladag Langen Bogan?


commit to user

4
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3.

Bagaimana persepsi pengunjung mengenai wisata kuliner Gladag Langen


Bogan?

4.

Bagaimana pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan?

C. Tujuan Penelitian

Sejauh

mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang

hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian
adalah untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Tujuan
dari penelitian ini antara lain :

1.

Untuk memberi gambaran yang lebih luas mengenai destinasi pariwisata baru
di Kota Surakarta berupa wisata kuliner Gladag Langen Bogan.

2.

Untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki wisata kuliner di Gladag Langen


Bogan.

3.

Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik pengunjung di Gladag


Langen Bogan.

4.

Untuk mengetahui manajemen pengelolaan, pemasaran dan pengembangan


Gladag Langen Bogan.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi
manfaat antara lain :

commit to user

5
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1.

Menambah wawasan ilmu pengetahuan khusus dalam Manajemen Obyek dan


Atraksi Wisata.

2.

Sebagai masukan bagi Pemkot Surakarta dan pihak pengelola Gladag Langen
Bogan yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kota Surakarta dalam mengelola, memasarkan dan
mengembangkan Gladag Langen Bogan.

E. Kajian Pustaka

1. Kepariwisataan
a. Pengertian Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang


ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta
penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal
menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat
sementara itu. (Oka A Yoeti, 1987 : 106)

Seorang ahli ekonomi bangsa Austria, Herman V. Schulalard, di


tahun 1910 telah memberikan batasan dibidang pariwisata yaitu
kepariwisataan
kaitannya

adalah

dengan

sejumlah

kegiatan

kegiatan,

perekonomian

terutama
yang

secara

yang

ada

langsung

berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya


commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

6
digilib.uns.ac.id

orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara. (Oka A
Yoeti, 1987 : 105).

Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa


kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh
faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh
permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan
faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan
aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta
informasi dan promosi. ( Oka A Yoeti, 1997:194).

b. Pengertian Pariwisata
Menurut Oka A. Yoeti tahun 1987 dalam bukunya Pengantar Ilmu
Pariwisata" menyebutkan :

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk


sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat
lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari
nafkah di tempat yang dlkunjungi, tetapi semata-mata untuk
menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau
untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.( Oka A
Yoeti,1987:34)
Menurut Saleh Wahab (bangsa Mesir) dalam bukunya yang
berjudul "An Introduction of Tourism Theory" (Oka A Yoeti, 1987 : 106)
mengemukakan bahwa parwisata itu adalah suatu akilfitas manusia yang
dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian
diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun diluar negeri,
meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

7
digilib.uns.ac.id

dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa
yang dialamnya di tempat memperoleh pekerjaan tetap.

Menurut A.J. Burkart, pariwisata adalah perpindahan orang untuk


sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar
tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.(Hunziger,
Krapf, 1999:14)
Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku Grundriss
Der Allgemeinen Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah
keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya
orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan
suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan
yang bersifat permanen maupun sementara. (Hunziger, Krapf, 1999:23)
Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara
sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang
dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orangorang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang
beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia
memperoleh pekerjaan tetap.( Oka A Yoeti,1987:116 ).

c. Pengertian Wisata

Didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel


Agent), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang
commit
to perjalanan
user
diselenggarakan oleh suatu
kantor
di dalam kota dan acaranya

8
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam


maupun di luar negeri. (Soetomo,1994:25).

d. Pengertian Wisatawan

Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara


karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal
setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang
sama. (Soetomo,1994:26).
Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan
tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung
setidaknya 24 dan yang datang berdasarakan motivasi mengisi waktu
senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan
agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuanpertemuan. (Soetomo,1994:27).
Ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara
yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak
digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara
pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya
ekskurisionis saja.(Soetomo,1994:27).

2.

Pengertian Wisata Minat Khusus

commit to user

9
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pengertian wisata minat khusus menurut Hall & Weiler adalah sebagai
berikut :

Suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi suatu


tempat, karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu
jenis obyek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi
daerah tujuan wisata / tempat yang menarik dari aspek lingkungan
fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat
secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk
aspek fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial
budaya yang dikunjunginya.( Hall,Weiler,1982:132)
Usaha daya tarik wisata minat khusus antara lain :

3.

a.

Wisata Olahraga

b.

Wisata Kuliner

c.

Wisata Religius

d.

Agrowisata

e.

Wisata Goa

f.

Wisata Belanja

g.

Ekowisata

h.

Wisata Kesehatan

Pengertian Wisata Kuliner

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

10
digilib.uns.ac.id

Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut


yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek
dan daya tarik wisata .( Oka A Yoeti, 1987 : 107)

Kuliner adalah hasil olahan berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk
pauk, makanan dan minuman. Setiap daerah memiliki citarasa makanan tersendiri,
maka dari itu setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda. Kemasan
kreatif untuk kuliner adalah tantangan yang sangat menarik. Apalagi Indonesia
sangat kaya dengan resep kuliner khas yang secara turun temurun diwariskan
dalam setiap keluarga. Setiap daerah juga memiliki nama masakan yang berbeda.
Sehingga wisata kuliner dapat diartikan sebagai jenis wisata minat khusus yang
menitik beratkan pada kegiatan perjalanan untuk menikmati kuliner atau makanan
sehingga mendapatkan kepuasan.(www.abiyanto.com)

Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi
makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan
yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga
makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan
yang serba enak.(Juwana,2009:67).

Kuliner adalah salah satu subjek pembicaraan yang selalu hangat dan menarik
di kalangan manapun. Bahkan, di mana-mana saat ini bisnis kuliner semakin
menjamur mengikuti permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang
menyajikan menu makanan tradisional daerah, ada pula yang memilih Chinese
user
food, European food, bahkan takcommit
jarang toada
yang menyajikan aneka snack dan

11
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es. (Bondan
Winarno,2003:15)

4.

Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata

a. Pengertian Manajemen

Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno mnagement, yang


memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum
memiliki definisi yang pasti dan diterima secara universal. Fungsi
manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan.
Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana
(tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money,
materials, machines, method, dan markets.( www.wikipedia.com ).

Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah suatu


rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk
mengidentifikasi,

menciptakan,

menjelaskan,

dan

mendistribusikan

pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam


organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan
ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan
bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi
yang lebih tinggi.(www.wikipedia.com)

b. Pengelolaan Obyek dan Atraksi Wisata


commit to user

12
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pariwisata merupakan sektor yang dapat diandalkan diberbagai daerah


di Indonesia. Namun, pengembangannya masih belum optimal maka
dibutuhkan suatu perencanaan agar terciptanya pembangunan pariwisata
yang berkelanjutan. Perencanaan pariwisata itu sendiri membutuhkan
suatu konsep pengelolaan untuk meningkatkan potensi pariwisata dengan
mengoptimalkan accommodation, attraction, amenities, accessiibilty, dan
activities. Akan tetapi, banyak kendala dan permasalahan dalam proses
pengelolaan pariwisata sehingga pariwisata menjadi sektor yang tidak
berkembang. Untuk itu, sebagai pengeloola harus dapat melihat lebih
dalam tidak hanya dengan mengidentifikasi secara umum melainkan
secara komprehensif serta melibatkan masyarakat agar berpatisipasi dalam
pembangunan pariwisata. (Soekadijo,2000:217)

Selain itu, dalam pengelolaan dibutuhkan pengusahaan obyek dan


daya tarik wisata. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi
kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta
prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan
daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata
dikelompokkan ke dalam:
1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam.
2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya.
3) Pengusahaan

objek

dan

daya

tarik

(Soekadijo,2000:217)

c. Pengembangan Obyek dan


Atraksi
Wisata
commit
to user

wisata

minat

khusus.

13
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan ke


sasaran yang dikehendaki . Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke
arah yang lebih baik yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan.
Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Perencanaan
pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk menetapkan langkahlangkah yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan pariwisata
sebagai sumber devisa bagi negara, sehingga pengembangan pariwisata
benar-benar terarah dan dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya
(Marpaung, 2002:89).

Pelaksanaan semua fungsi manajemen harus diawali dengan


perencanaan. Menurut Kadarman (1996) mengatakan bahwa perencanaan
sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan
yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk
mencapainya dan sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan. (Kadarman,1996:98)

Dengan kata lain perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan


dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana,
dan oleh siapa. Perencanaan

yang baik

dapat

dicapai

dengan

mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana


perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta
periode sekarang pada saat rencana dibuat. Dalam perencanaan dibutuhkan
tujuan,

strategi,

dan

faktor

penunjang

pencapaian.(Kadarman,1996:98)
commit to user

untuk

mengetahui

14
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

1) Tujuan Perencanaan

Menurut M. Karebet Widjayakusuma dan M. Ismail Yusanto (2002)


Fungsi perencanaan memiliki 4 tujuan penting yaitu :

a) Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahanperubahan di masa mendatang.


b) Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran.
c) Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara
efisien dan efektif.
d) Memudahkan pengawasan (Kadarman,1996:99)

2) Strategi Perencanaan

Dalam sebuah pengelolaan pariwisata dibutuhkan sebuah strategi


perencanaan untuk memanage sebuah tindakan awal dalam proses
pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Walaupun perencanaan
merupakan tindakan awal dalam suatu manajemen, tetapi perlu
dekatahui tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam membuat suatu
perencanaan. Semua tahap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui
empat tahap (Kadarman,1996:99), antara lain :
a)

Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan

Perencanaan

dimulai

dengan

keputusan-keputusan

tentang

keinginan-keinginan atau yang jelas maka organisasi tidak akan


commit to user

15
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dapat menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki secara


efektif.

b) Merumuskan keadaan saat ini

Dengan menganalisa keadaan organisasi saat ini rencana dapat


dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan yang lebih
lanjut. Dalam tahap ini diperlukan informasi-informasi terutama
mengenai keuangan dan data statistik yang didapatkan dari
organisasi.
c)

Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan

Setiap kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan


perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
lingkungan eksternal dan internal yang dapat membantu organisasi
dalam mencapai tujuannya atau yang mungkin dapat menimbulkan
masalah.

d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan

Dalam tahap ini perencanaan meliputi pengembangan berbagai


alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan dan alternatif yang
dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara
alternatif yang ada.
commit to user

16
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu


memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam
kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak
dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan
income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang
kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan
penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam
way

of

life

masyarakat

serta

terjadinya

integrasi

sosial.

(Kadarman,1996:99-100)

3) Faktor Penunjang

Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkahlangkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan
tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Agar suatu
obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang
menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari
sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan
prasarana

juga

sangat

diperlukan

untuk

mendukung

dari

fasilitas

yang

pengembangan obyek wisata.

Prasarana

kepariwisataan

adalah

semua

memungkinkan agar sarana kepariwisataan

dapat

hidup

dan

berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan


kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam (Oka A Yoeti,1987:181).
commit
Prasarana tersebut antara
lain to
: user

17
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a) Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut,
terminal.
b) Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih.
c) Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise,
kantor pos.
d) Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit.
e) Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata
maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek
wisata.
f) Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor
pemandu wisata.
g) Pom bensin
h) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:183)

Sarana

kepariwisataan

adalah

perusahaan-perusahaan

yang

memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung


maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada
kedatangan

wisatawan

(Oka

Yoeti,

1987:184).

Sarana

kepariwisataan tersebut adalah :


a) Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow.
b) Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api
commit to user
dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja.

18
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

c) Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada di


sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian
berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut.
d) Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut
yang kebanyakan mendapat penghasilan hanya dari penjualan
barang-barang cinderamata khas obyek tersebut.
e) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:185-186).

Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana


tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu
obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah
untuk melakukan wisata disana maka akan menarik banyak
pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi
baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun
pemerintah daerah.

F. Metode Penelitian

1.

Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data-data penulis menggunakan beberapa cara dalam


pengumpulan data, adapun cara tersebut sebagai berikut :

a. Metode Observasi
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

19
digilib.uns.ac.id

Pengamatan secara langsung atau survei di Gladag Langen Bogan guna


mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana obyek sekaligus mencari
informasi tentang latar belakang obyek tersebut. Observasi secara
langsung dengan mengunjungi Gladag Langen Bogan untuk melihat
keadaan sekarang, melihat fasilitas yang disediakan, menilai pelayanan
pedagang di Gladag Langen Bogan, dan melihat peran Paguyuban
Pedagang Galabo.

b.

Wawancara

Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan


secara langsung dengan pihak terkait dalam pembahasan masalah yang
bersangkutan. Dalam hal ini informasi dari wawancara yang didapat dari
Arman selaku masyarakat setempat dan Dewi selaku pedagang Bubur
Ayam di Galabo selama satu kali , Budy Sartono selaku Kabid Pelestarian,
Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta dan Eko Prajudhy Noor
Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta selama tiga
kali serta Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang
Galabo selama satu kali.

c.

Studi Dokumen

Pengumpulan data dengan cara studi dokumen sebagai bahan untuk


memperjelas penulisan. Studi dokumen dilakukan dengan menyebarkan
quisioner kepada pengunjung mengenai pendapat berkunjung ke Galabo
untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap hidangan, kepuasan
commit to user

20
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pengunjung terhadap kenyamanan dan keamanan, dan keinginan


pengunjung terhadap perkembangan Galabo. Studi dokumen dengan acuan
data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta yaitu arsip Data Pedagang
Dan Menu di Galabo Per Januari 2011. Arsip dari Disbudpar Kota
Surakarta yaitu arsip Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun
2011, Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011,
Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data
Wisata Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Tempat
Kuliner Khas Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data BPW/APW di
Kota Surakarta Tahun 2011, Data Hotel Bintang dan Melati di Kota
Surakarta tahun 2011, dan Data Inventaris Usaha Restoran di Kota
Surakarta tahun 2011.

d.

Studi Pustaka

Studi

Pustaka

pengumpulan

merupakan

pendukung

dari

beberapa

hasil-hasil

data sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan

menunjukkan bahan-bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari


segi instansi terkait melalui buku-buku diperpustakaan Lab Tour di
Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta
untuk mendapatkan informasi secara lengkap.

2. Tehnik Analisis

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model


analisa interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga komponen analisis yaitu
commit to user

21
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam metode ini penulis
mengaitkan data-data yang berupa observasi, wawancara, quisioner dan referensi
dari buku-buku pariwisata utuk memperoleh gambaran ataupun menguatkan
gambaran yang sudah ada.

G. Sistematika Laporan

Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yang secara garis
besar diuraikan sebagai berikut :

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang Latar


Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian,
Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.

BAB II merupakan gambaran peran Pemkot Surakarta terhadap


pariwisata Kota Surakarta.

BAB II merupakan tinjauan mengenai berbagai tempat kuliner khas di


Kota Surakarta.

BAB IV mendeskripsikan potensi, pengelolaan, promosi dan


pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan.

BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.

commit to user

22
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB II
PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA
KOTA SURAKARTA
A. Kepariwisataan Kota Surakarta

Predikat Kota Surakarta sebagai kota budaya, memang tidak akan pernah
pudar karena memiliki Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang
menjadi jantung budaya dan tradisi jawa di Jawa Tengah. Perjalanan sejarah Kota
Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua keraton dan budaya sebagai
kota dagang. Surakarta juga terkenal sebagai kota dagang dengan salah satunya
ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang terkenal di Kota
Surakarta. Berbagai bangunan dan situs bersejarah khususnya Keraton
Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg dan Pasar Gedhe adalah
saksi hidup sejarah kota yang membentuk warisan budaya benda Kota Surakarta.

Kota Surakarta dengan beraneka ragam warisan budayanya mampu


mendorong upaya pelestarian atas seluruh adat istiadat dan tradisi jawa. Dengan
banyaknya warisan budaya bukan beban kultural, melainkan sumber inspirasi
lahirnya karya-karya baru sejalan dengan perkembangan peradaban manusia.
Keris, batik, gamelan, maupun wayang adalah contoh karya yang dibuat oleh
leluhur dengan mengedepankan proses panjang. Semua karya tersebut dapat
dijadikan sebuah identitas pariwisata Kota Surakarta yang berbudaya.
commit to user

22

perpustakaan.uns.ac.id

23
digilib.uns.ac.id

Pada Oktober 2008, di Kota Surakarta diadakan acara bergengsi wisata yaitu
World Heritage Cities Conference and Expo yang merupakan pengakuan dunia
terhadap nilai historis dan kultural Kota Surakarta dan momentum bagi
masyarakat tentang pentingnya kelestarian kawasan budaya sebagai identitas kota.
Sekarang Kota Surakarta menjadi kota modern, konsekuensi logis dari perubahan
pembangunan kota. Masalah utama yang dihadapi adalah menjaga identitas kota,
pembangunan kota modern tidak berarti merusak kawasan budaya atau mengalih
fungsikan situs budaya menjadi kegiatan yang tidak relevan dengan fungsinya
tetapi lebih pada mengembangkan budaya agar dapat diterima di era modern.

Surakarta juga adalah salah satu dari sejumlah kota di Indonesia yang
dibangun berdasarkan konsep penataan kota pariwisata modern. Railway dan
transportasi khusus wisata, berbagai taman kota, kota satelit, apartement, hotel,
wisata kuliner, bandara yang menghubungkan perjalanan internasional adalah
sebagian dari elemen urban modern Kota Surakarta. Kota Surakarta mulai
melebarkan sayap di pariwisata dengan diadakannya beberapa event besar
bertema budaya dan yaitu mulai dari Solo Batik Carnival, Solo International
Ethnic Music, Solo International Performing Art, Boyong Kedaton, dan juga
event pariwisata seperti Bengawan Travel Mart dan World Heritage Cities.
Bahkan di tahun 2011, Kota Surakarta membuat Calendar of Cultural Event Solo
2011 yang berisi tentang acara acara kebudayaan yang akan berlangsung selama
tahun 2011 di Kota Surakarta. Penyusunan agenda tahunan ini berdasarkan
tanggal dan bulan dalam satu tahun sehingga memudahkan wisatawan untuk
menyesuaikan dengan waktu liburan yang dimiliki selama satu tahun nanti disertai
commit
to user
juga dengan peta Kota Surakarta.
Ini membuktikan
pariwisata Kota Surakarta

24
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

sudah

siap

bersaing

dengan

pariwisata

kota

lainnya.

(Arswendo

Atmowiloto,2008:39-40).

B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta

1.

Obyek Wisata Di Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi baik
dari segi budaya, pendidikan, sejarah, belanja ataupun kuliner. Beberapa obyek
wisata di Kota Surakarta terdiri dari spesifikasi wisata budaya, wisata pendidikan,
wisata sejarah, wisata belanja, dan wisata kuliner. Wisata budaya yang dapat
dikunjungi di Kota Surakarta Wayang Orang Sriwedari, Ketoprak , Kirap Pusaka
1 Suro, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud, Solo Batik Carnival. Semua wisata budaya
yang dapat dijumpai di Kota Surakarta tersebut dipelihara dan dijaga oleh
masyarakat sebagai warisan budaya yang dimiliki Kota Surakarta. ( Arsip
Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun
2011 ).

Wisata pendidikan yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada tujuh yaitu
Museum Radya Pustaka, Outbond di Taman Balekambang, Museum Puro
Mangkunegaran, Museum Kasunanan, Balai Agung, Monumen Pers, Taman
Satwa Taru Jurug. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata
Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata sejarah di Kota Surakarta ada
enam yaitu Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Masjid Agung, Masjid Al
user Sepur Klutuk Jaladara. (Arsip
Wustho Mangkunegaran, Pasar commit
Gedheto dan

25
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun
2011 ). Kota Surakarta memang dikenal dengan kota budaya dan sejarahnya,
adanya dua kerajaan di Kota Surakarta menjadikan pusat kebudayaan Jawa
Tengah bertumpu di Kota Surakarta.

Wisata belanja yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada sebelas, yang
paling terkenal untuk dikunjungi saat berwisata ke Kota Surakarta adalah Pasar
Klewer, Pasar Antik Triwindu, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik
Laweyan, Ngarsopuro Night Market, Batik Danarhadi, Batik Keris, Javenir, Pusat
Grosir Solo, Solo Grand Mall, dan Solo Square. ( Arsip Disbudpar Kota
Surakarta: Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata
Kuliner di Kota Surakarta dalam satu area terdapat di Gladag Langen Bogan,
daerah Kota Barat, daerah Keprabon, disekitar Stadion Manahan, Pujasera dan
berbagai makanan khas Kota Surakarta yang tersebar diseluruh kota Surakarta. (
Observasi:Kuliner di Kota Surakarta,19 Juni 2011).

2.

Sarana Kepariwisataan Kota Surakarta

Sarana kepariwisataan (tourism infrastruktur) adalah semua fasilitas yang


memungkinkan agar prasarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka
yang beraneka ragam. Sarana pariwisata juga merupakan kelengkapan daerah
tujuan wisata untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan
wisatanya.(Gamal Suwantoro,2004:22). Ada tiga sarana kepariwisataan yaitu
sarana pokok, sarana pelengkap dan sarana penunjang kepariwisataan.
commit to user

26
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan hidupnya


tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata
termasuk didalam kelompok ini: travel agent dan tour operator, perusahaan
angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, restaurant, serta rumah
makan lainnya, obyek wisata dan atraksi wisata lainnya. ( Oka A.
Yoeti,1996:198).

Terdapat 31 Travel Agent dan Tour Operator yang berdiri di Kota Surakarta.
Travel Agent dan Tour Operator bertugas memberikan informasi mengenai
pariwisata di Kota Surakarta dan melayani kebutuhan wisatawan dalam hal
pemesanan tiket, booking kamar hotel, rent car, dsb. Tourism Information Centre
Kota Surakarta, terdapat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta,
Bandara Adi Sumarmo dan Mandira Tour & Travel. Travel Agent di Kota
Surakarta ada 30 agent, yang paling besar adalah Sahid Gema Wisata Tours &
Travel, Electra Duta Wisata Tours & Travel, Rosalia Indah Tour & Travel,
Nusantara Tour dan Rosalia Indah . (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris
Data BPW/APW di Kota Surakarta Tahun 2011).

Terdapat 91 hotel di Kota Surakarta mulai dari bintang 5 sampai melati, Hotel
berbintang 5 di Kota Surakarta adalah Sahid Jaya Hotel, Lor In Resort & Spa,
Sahid Kusuma Herritage Hotel. Hotel berbintang 4 adalah Best Western Premier
Hotel, Novotel, Sunan Hotel, sedangkan hotel berbintang 3 di Kota Surakarta
adalah Ibis, Agas International, Dana dan Grand Orchid Hotel. ( Arsip Disbudpar
Kota Surakarta: Data Hotel Bintang dan Melati di Kota Surakarta tahun 2011 ).
commit to user

27
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Angkutan Wisata di Kota Surakarta adalah Bus Tingkat Wisata Werkudara,


Kereta Kencana dan Sepur Klutuk Jaladara. Ketiga transportasi khusus wisata
tersebut merupakan sarana pokok pariwisata yang sekaligus sebagai tujuan
wisatawan mengunjungi Kota Surakarta dan meningkatkan tingkat kunjungan
wisatawan karena keunikan dari masing-masing transportasi. (Wawancara : Budi
Sartono Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5
April 2011). Restoran di Kota Surakarta ada Diamond Cafe, Orient Restaurant,
Bale Padi, Lalaah Restaurant, Boga Bugi, Layar resto, Che Es Resto, Atria
Restocafe, Atria Restocafe, Bandar Resto & Lounge, dsb. ( Arsip Disbudpar Kota
Surakarta: Data Inventaris Usaha Restoran di Kota Surakarta tahun 2011 )

Sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan atau tempat yang


menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi
sarana pokok kepariwisataan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan
wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah sarana olah raga seperti lapangan
tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, berselancar, berlayar dan
lainnya. ( Oka A. Yoeti,1996:198). Di Kota Surakarta memiliki sarana olahraga
permainan bowling dan kolam renang, salah satu tempat permainan bowling di
Kota Surakarta adalah Bengawan Bowling Center. Kolam renang di Kota
Surakarta yang dibuka untuk umum adalah Kolam Renang Tirta Manahan, di
Hotel Sahid Jaya, Hotel Ibis, Novotel, Lor In Spa & Resort, Hotel Sunan, hotel
Agas, Pandawa Water World. (Observasi: Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei
20110)

commit to user

28
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Sarana Penunjang Kepariwisataan, yaitu perusahaan yang menunjang


sarana pelengkap dan sarana pokok serta berfungsi tidak hanya membuat
wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang
lebih penting adalah agar wisatawan dapat mengeluarkan atau membelanjakan
uangnya di tempat yang dikunjungi. Termasuk kedalam kelompok ini adalah night
club, steambath, casino, spa, dan lainnya.( Oka A. Yoeti,1996:199).

Spa dan Perawatan Kecantikan di Kota Surakarta adalah Taman Sari


Royal Herritage Spa, Larissa Aestetic Center, Natasha Skin Care, Lor In Spa,
Srikandi Javanese Spa Novotel, Ayudi Fitnes & Spa. (Observasi: Sarana
Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110). Night Club di Kota Surakarta adalah
Halai International Executive Club, Musro, Pipas Bar, Cafe Bola. (Observasi:
Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110)

3.

Transportasi

Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan


kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial
demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah
tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan
terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan,
kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi
karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada
semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung
mengurangi daya saing dari transportasi wilayah. (Abbas Salim,2006:35).
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

29
digilib.uns.ac.id

Transportasi yang mendukung juga dapat meningkatkan minat kunjungan


wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan juga mengartikan banyak hal seperti
keramaian dijalan, peningkatan polusi (suara dan udara), banyak sampah, dan
tidak cukupnya infrastruktur yang menimbulkan dampak pada lingkungan dan
marga satwa. Menurut Page dan Lumsdon (2004) mengenai transportasi wisata
sistem transportasi dari suatu destinasi dapat mempengaruhi pengalaman
berwisata yang menjelaskan bagaimana orang-orang melakukan perjalanan dan
mengapa mereka memilih bentuk yang berbeda dari liburan, destinasi dan
transportasi. (Dinasti Sitepu,2005:76). Transportasi secara eksplisit menunjukkan
bahwa dalam sistem transportasi terdapat tiga komponen utama yaitu manusia,
kendaraan dan jalan. Satu komponen lain yang berpengaruh terhadap sistem
transportasi adalah lingkungan (environment). (Abbas Salim,2006:34).

Kebanyakan pelaku dan pengamat pariwisata berkeyakinan bahwa yang


paling menentukan kesuksesan sebagai sebuah destinasi wisata adalah
aksesibilitas. Tanpa akses, sebagai destinasi wisata tidak akan dapat berkembang
karena kemudahan akses memfasilitasi kedatangan wisatawan. Aksesibilitas suatu
obyek wisata merupakan faktor dominan dan sangat mempengaruhi mutu dari
obyek wisata tersebut. Aksesibilitas terhadap pelayananwisata meliputi akses
geografis, akses ekonomi, akses sosial atau budaya, dan akses bahasa.

Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang


menghubungkan wisatawan dari, ke dan selama di daerah tujuan wisata mulai dari
darat, laut, sampai udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas tetapi
juga mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan. Diskusi tentang
commit to user

30
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

aksesibilitas biasanya lebih banyak menyoroti infrastruktur transportasi negara


atau daerah tujuan wisata. Mungkin akses dari negara asal ke tujuan mudah dan
lancar. Namun demikian akan timbul kesulitan lain jika di daerah tujuan tidak
tersedia jaringan transportasi ke daerah sekitarnya. (Abbas Salim,2006:89).

Kota Surakarta juga mendukung aksesibilitas pariwisata agar wisata di


Kota Surakarta semakin meningkat. Kota Surakarta juga memiliki transportasi
reguler yang nyaman diluar dari transportasi khusus wisata. Berikut berbagai
moda transportasi di Kota Surakarta :

a) Menggunakan pesawat udara melalui Bandara Adi Sumarmo. Melayani


penerbangan dari menuju Singapura, Jakarta, dan Denpasar ( masih
dalam penanganan pengelola ). (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6
Mei 20110).
b) Menggunakan kereta api melalui Stasiun Balapan, Stasiun Purwosari,
Stasiun Jebres. Melayani jalur dari menuju Surabaya Yogyakarta
Bandung Jakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110).
c) Menggunakan bus umum melalui Terminal Tirtonadi. Melayani jalur dari
menuju Bali, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta,
Sumatera. Bus yang melayani rute dalam Kota Surakarta denagn fasilitas
AC adalah Batik Solo Trans dan Damri, bus reguler tanpa AC adalah
Atmo, Surya Kencana, Nusa. Bus tersebut melayani rute melewati Kota
Surakarta, angkutan kota juga sebagian melayani rute dalam Kota
Surakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110).
commit to user

31
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

d) Menggunakan jasa taksi, Kota Surakarta memiliki banyak armada taksi


bekisar 400 500 unit dari enam perusahaan operator taksi yaitu Kosti
Solo, Sentral, Bengawan, Gelora, Sakura, Angkasa. ( Arsip Dishub Kota
Surakarta:Ijin trayek Taksi Di Kota Surakarta ).
e) Menggunakan becak untuk jarak tempuh dekat dan sekaligus menikmati
Kota Surakarta.

C. Kebijakan Pariwisata Kota Surakarta

Sektor pariwisata di Kota Surakarta cukup strategis apabila dilihat dari


kondisi, potensi, visi dan misi kota. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Surakarta memiliki Visi sebagai berikut: Terwujudnya Kota Surakarta sebagai
kota budaya yang ertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata
dan olahraga.
Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah sebagai
berikut :
1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam
semua bidang pembangunan, serta perekat kehidupan nilai-nilai Sala Kota
Budaya.
2) Meningkatkan kualitas sumbber daya manusia yang memiliki kemampuan
dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni,
guna

mewujudkan

inovasi

dan

integritas

berlandaskan Ketuhanan Yang


Maha to
Esa.
commit
user

masyarakat

madani

yag

32
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh


dan kembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta
mendayagunakan potensi pariwisata dan tehnologi terapan yang akrab
lingkungan.
4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak asasi manusia dan
demokratis bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara
pemerintahan.(Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi
dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011).

Adapun tujuan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut:


1) Menumbuhkan inovasi dan sikap masyarakat terhadap Sadar Wisata.
2) Mengarahkan kepariwisataan daerah yang bertumpu pada kekuatan
masyarakat.
3) Meningkatkan partisipasi pelaku pariwisata dalam memberikan kontribusi
terwujudnya daerah Wisata di Kota Surakarta.
4) Meningkatkan koordinasi antar wilayah hinterland dalam optimalisasi paketpaket wisata.
5) Meningkatkan profesionalisasi perijinan.
6) Terwujudnya mekanisme dan prosedur perijinan yang memuaskan pelanggan.
7) Menghasilkan riset dan pengembangan informasi data sesuai dengan
perkembangan jaman.
8) Menghasilkan manajemen pemasaran strategic dengan kompetensi SDM yang
menguasai riset SDM.
commit to user

33
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

9) Meningkatkan kerjasama antara daerah . (Wawancara:Budi Sartono selaku


Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni
2011)

Arah kebijakan dibidang pariwisata yang akan ditempuh oleh pemerintah


Kota Surakarta, antara lain meliputi:
1) Peningkatan peluang kerjasama/kemitraan dengan unsur-unsur pelaku
pariwisata dan jaringan kerja (networking) antara daerah.
2) Revitalisasi obyek-obyek wisata dan menggali obyek dan daya tarik wisata
yang baru.
3) Memperluas segmen wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
4) Kerjasama riset pengembangan wisata dan koordinasi wisata dengan sektor
terkait.
5) Optimalisasi program-program strategis dan kapabilitas organisasi.
6) Membangun citra pariwisata daerah melalui keterpaduan informasi promosi
pariwisata.
7) Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM dalam upaya memberikan
pelayanan yang prima.
8) Pengembangan manajemen pelayanan strategis dan menjadikan pariwisata
sebagai salah satu sektor andalan.
9) Peningkatan penguasaan teknologi melalui penguasaan di bidang komputer
dan internet. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi
dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

34
digilib.uns.ac.id

Program prioritas kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Kota


Surakarta dalam bidang pariwisata adalah sebagai berikut :
1) Program Pengembangan Informasi Dan Jaringan Pemasaran Pariwisata,
dengan prioritas kegiatan:
a. Pembuatan dan pengiriman materi promosi melalui media massa.
b. Keikutsertaan pameran, festival dan dialog pariwisata.
c. Kirab prosesi Boyong Kedaton.
d. Duta Wisata ke luar negeri.
2) Program Peningkatan dan Pengembangan SDM di bidang Pariwisata dengan
prioritas kegiatan:
a. Bantuan operasional kegiatan kelompok sadar wisata.
b. Sosialisasi Peraturan Daerah Kepariwisataan.
c. Penyuluhan dan pelatihan sektor pariwisata, seni dan budaya.
d. Pelatihan dan kursus manajemen pengelolaan usaha pariwisata.
3) Program Pengembangan Produk Wisata Daerah dengan prioritas kegiatan:
a. Bantuan pembinaan seni dan budaya.
b. Bantuan stimulasi peralatan kesenian, aset seni budaya dan alat-alat
kesenian.
4) Program Peningkatan Kemitraan Antar Pelaku Pariwisata dengan prioritas
kegiatan:
a. Pembuatan materi promosi terpadu melalui media mass
b. Pengisian Tourist Information Centre (TIC) bersama
c. Penyusunan dan pengembangan Paket Wisata Terpadu
d. Peningkatan koordinasi antar pelaku pariwisata
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

35
digilib.uns.ac.id

5) Program Pengembangan Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata dan Daya


Tarik Wisata dengan prioritas kegiatan:
a. Study banding manajemen pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
(ODTW)
b. Rehabilitasi Obyek dan Daya Tarik Wisata
c. Bantuan operasional pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
d. Monitoring dan evaluasi pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata
6) Program pengembangan riset pariwisata dengan prioritas kegiatan
a. Penyelenggaraan, penyebarluasan dan pengadaan sarana dan prasarana
riset-riset kepariwisataan.
b. Penyusunan paket wisata. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid
Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni
2011)

D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta


Kota Surakarta memiliki berbagai obyek wisata, sarana wisata dan
prasarana wisata yang menunjang perkembangan pariwisata di Kota Surakarta.
Perkembangan Kota Surakarta di bidang pariwisata sangat terlihat di periode
kepemimpinan Walikota Joko Widodo FX Rudi. Hal tersebut menjadikan Kota
Surakarta mulai berbenah menuju kota wisata, banyak hal yang dibenahi dan
dikembangkan di sektor pariwisata.
Kota Surakarta mmiliki beberapa dinas pemerintahan yang bergerak di
to user dan Pariwisata Kota Surakarta
pengembangan pariwisata. Dinascommit
Kebudayaan

36
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

menangani birokrasi pengelolaan dan perijiinan segala obyek wisata dan event
kebudayaan di Kota Surakarta. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta
menangani kebersihan dan tata taman untuk obyek wisata dan wajah kota. Badan
Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta menangani birokrasi
pengembangan obyek wisata.
Dinas Tata Kota, Kota Surakarta menangani penataan desain luar dari
obyek wisata tanpa merubah konsep dari obyek tersebut. Dinas Komunikasi dan
Informasi menangani promosi pariwisata untuk Kota Surakarta. Badan Promosi
Pariwisata Indonesia Kota Surakarta, PHRI dan ASITA merupakan lembaga
pariwisata yang mempromosikan dan menangani persatuan sarana kepariwisataan
di Kota Surakarta. Kelompok kerja tersebut memiliki tugas masing-masing yang
sudah diatur oleh Perda No.2 Tahun 2010 mengenai Pembangunan Daerah Kota
Surakarta. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan
Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)

E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta

1.

Tujuan Umum Pengembangan Pariwisata


Pariwisata merupakan salah satu sektor di Kota Surakarta yang menunjang

perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Kota Surakarta


memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri
pariwisata yang sehat,dengan cara:
commit to user

37
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

a) Menciptakan lapangan kerja di bidang perhotelan, restoran, transportasi,


perusahaan perjalanan wisata (BPW) dan lain-lainnya, terutama di daerah
terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi.
b) Mendorong tumbuhnya

berbagai

peluang

yang

mampu

menarik

pengusaha-pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan


pendidikan bagi generasi muda.
c) Menciptakan dampak nyata dari kegiatan pariwisata, khususnya bagi
peningkatan pendapatan rumah tangga di sektor swasta maupun
pemerintah, melalui upah dan gaji, penyewaan, pembelanjaan, perpajakan
dan penghasilan usaha lainnya.
d) Menstimulasi industri-industri dan bidang-bidang jasa lainnya di Kota
Surakarta agar tercipta perekonomian dengan dasar yang baik dan luas.
e) Peningkatan kualitas hidup dari penduduk setempat yang mendapat
manfaat dari daerah-daerah rekreasi, resor, restoran, museum,perjalanan,
hiking, dan perayaan. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014)
Sektor pariwisata mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat besar
yang pengembangannya perlu direalisasikan agar bisa mencapai tujuan yang
diinginkan. Kota Surakarta bertujuan meningkatkan tingkat kedatangan wisatawan
tahunan sebesar 5% untuk tahun-tahun mendatang dan sebesar 10% untuk tahun
berikutnya. Wisatawan yang bermalam bisa mencapai 3 juta dalam kurun waktu
kurang lebih 10 tahun mendatang. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid
Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

2.

38
digilib.uns.ac.id

Tujuan Khusus Pengembangan Pariwisata


Pertama, untuk saat ini Kota Surakarta belum dipromosikan secara baik

sebagai sebuah destinasi pariwisata. Promosi Pariwisata daerah hanya sebatas


pada publikasi melalui brosur pariwisata secara umum. Ketiadaan pemasaran
pariwisata yang strategis dan profesional saat ini merupakan handikap yang serius
bagi pertumbuhan lebih jauh. Pemasaran pariwisata yang dilakukan secara besarbesaran bisa mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang dan membangkitkan
motivasi kerja secara cepat di tempat-tempat atraksi, hotel-hotel dan di waktu
yang sama menimbulkan rasa percaya diri pada tempat tujuan wisata. Promosi
pariwisata adalah bagian terpenting dari strategi. Sasaran khususnya agar Kota
Surakarta dikenal secara luas sebagai tujuan wisata yang atraktif di Jawa Tengah.
Kehadiran sebuah pasar yang berhasil bisa dicapai melalui pemasaran pariwisata
yang kompeten dan profesional.
Kedua, sebuah destinasi wisata membutuhkan nama produk yang jelas,
yang bisa dikenali oleh pasar pariwisata eksternal dan internal. Kota Surakarta
mempunyai sumber daya yang bagus dalam hal warisan budaya, tapi harus
bersaing dengan banyak daerah lain, terkadang dengan tujuan-tujuan wisata di
Indonesia yang sudah dikenal oleh seluruh dunia. Kota Surakarta mempunyai
sejumlah wisata alam dengan infrastruktur pariwisata yang mencukupi, dimana
tempat-tempat ini bisa dijadikan kawasan pariwisata yang lebih besar. Wisata
alam atau ekowisata membidik kelompok-kelompok sasaran seperti orang-orang
muda, para mahasiswa, pasangan-pasangan yang kaya dan generasi senior. Wisata
kesehatan melengkapi wisata keindahan alam dan kebudayaan dan mempunyai
daya tarik bagi segmen-segmen pasar yang sama. Kota Surakarta bisa membangun
commit to user

39
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

wisata kesehatan melalui penggalakan penyembuhan tradisional Jawa, tanaman


obat-obatan, jamu, makanan yang sehat dan elemen-elemen alamiah lainnya.
Sasaran khususnya agar Kota Surakarta mempunyai produk wisata liburan yang
bagus, yang berbasiskan kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk wisata
mencerminkan kekayaan wilayah dan kreativitas para pengelola pariwisata.
Ketiga, Kota Surakarta mempunyai potensi untuk menjadi pemain besar di
bisnis MICE. Kota Surakarta telah membuktikan kemampuannya dalam
mengorganisir berbagai festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya.
Hotel di semua kategori, gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom,
restoran-restoran,

perusahaan-perusahaan

tour,

semuanya

mempunyai

perlengkapan yang mencukupi untuk mengorganisir MICE secara profesional.


Kota Surakarta merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi yang
bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan
konferensi. Walupun demikian, infrastruktur dan pemasaran MICE secara
profesional yang lebih baik masih dibutuhkan. Kota Surakarta bisa mendapatkan
manfaat dari para wisatawan MICE secara signifikan melalui dampak
multigandanya kepada perekonomian masyarakat. Sasaran khususnya agar Kota
Surakarta menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan sebagai tuan rumah
secara teratur bagi acara-acara pertemuan, pameran dan insentif di level nasional
dan internasional.
Keempat, membangun sebuah destinasi wisata regional menuntut adanya
kesungguhan para stakeholder untuk memenuhi kesepakatan-kesepakan bersama
yang telah dibuat dan mencapai sasaran-sasaran umum. Proses ini akan
berlangsung lama dan membutuhkan tenaga penggerak. Kota Surakarta hanya bisa
commit to user

40
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

berhasil bila semua kabupaten/kota turut berpartisipasi. Komitmen hanya bisa


dimungkinkan bila tiap kabupaten/kota mendapatkan manfaat yang memadai dari
pariwisata regional dan memperoleh pengembalian dari investasi mereka.
Manfaat-manfaat tersebut berupa: penggunaan investasi yang efisien, produk
wisata yang menarik lebih banyak pengunjung, wisatawan menetap lebih lama,
pemasaran bersama itu lebih efektif dan mencapai lebih banyak kelompokkelompok sasaran. Oleh karena itu membangun rasa saling percaya dan juga rasa
percaya diri atas semua kabupaten/kota sebagai satu kesatuan tujuan wisata adalah
hal yang sangat penting. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta sebagai destinasi
wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan kabupaten/kota di Kota
Surakarta, dan para stakeholder berkomitmen dengan penuh kesungguhan untuk
tujuan ini.
Kelima, Indonesia banyak menawarkan tempat-tempat wisata, dan banyak
dari tempat-tempat tersebut mengejar pasar yang sama yang juga dituju oleh Kota
Surakarta. Kualitas produk dan pelayanan menjadi kriteria penting untuk
meningkatkan posisi daya saing sebuah destinasi wisata. Sebuah produk yang
berkualitas menjadi elemen inti bagi sebuah destinasi wisata yang berhasil,
sementara dalam hal ini tempat-tempat dan produk-produk pariwisata Kota
Surakarta masih membutuhkan perbaikan yang mendasar. Upaya peningkatan
kualitas

sangat

dibutuhkan

disemua

tingkat:

tempat-tempat

rekreasi,

keramahtamahan, manajemen pariwisata, informasi dan pemasaran pariwisata.


Hanya kualitas dan inovasi yang bisa membawa Kota Surakarta bisa berdaya
saing dibandingkan daerah wisata lain di Indonesia. Sasaran khususnya agar Kota
Surakarta dikenal sebagai penyedia pelayanan pariwisata dengan kualitas tinggi
commit to user

41
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dan berdaya saing. Dalam hal ini sektor swasta terdorong untuk berinvestasi dan
mengambil posisi utama dalam pengembangannya. (Arsip Disbudpar Kota
Surakarta: Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014).

3.

Strategi Pengembangan Pariwisata


Ada lima strategi pengembangan yang dimiliki Pemkot Surakarta untuk

mengembangkan pariwisata di Kota Surakarta.


a) Strategi 1
Tujuan A: Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai sebuah destinasi
wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Keberhasilan meraih pasar dicapai
melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional.
1) Pelaksanaan program pemasaran yang telah disepakati. Langkahlangkahnya:

Membangun

program

pemasaran

dalam

kerangka

pengenalan brand Solo The spirit of Java. Bekerjasama dengan


mitra-mitra yang relevan di wilayah dan secara nasional untuk
pelaksanaan program (termasuk sponsoring). Melakukan kerjasama
dengan para tour operator, komersial dan hotel-hotel untuk penjualan
objek wisata / program. Mendukung pengembangan kawasan-kawasan
baru (Karanganyar sebelah timur, Klaten, Sangiran, Wonogiri) dengan
promosi yang memadai. Membuat disain dan memproduksi barang
pernak-pernik Solo The Spirit of Java.
2) Menjadikan Kota Surakarta sebagai pemain utama di Jawa melalui
komunikasi website dalam penyampaian informasi dan penjualan.
Langkah-langkahnya: Membuat website pariwisata (dikelola oleh unit
commit to user

42
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

manajemen khusus). Mengadakan workshop untuk usaha pariwisata


kecil: web marketing, design and pengelolaan websites, alat-alat
penjualan, dll. Mengundang provider jasa pariwisata untuk mendukung
usaha pariwisata kecil. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014)
b) Strategi 2
Tujuan B: Kota Surakarta menawarkan produk wisata liburan/plesiran
yang kuat, berbasis kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk
pariwisata mencerminkan kekayaan wilayah, ketrampilan dan kreativitas
penyelenggara pariwisata.
1) Membuat atraksi-atraksi budaya yang menarik bagi beragam
wisatawan.

Langkah-langkahnya:

Memprioritaskan

pengaturan

pengunjung disitus-situs bersejarah yang utama Keraton Kasunanan,


Mangkunegaran,

Puro

Mangkunnegaran

dan

Radyapustaka,

Mengenalkan presentasi audiovisual: film, suara, pertunjukan pendek,


self-guided tours, tata lampu & suara. Menarik pengunjung kalangan
muda & anak misal melalui animasi, pembuatan batik sederhana,
musik,

menggambar,

permainan.

Memanfaatkan

tempat-tempat

bersejarah untuk aktivitas budaya masa kini misal pameran-pameran,


konser, konferensi/workshop, cafetaria, restoran. Menterjemahkan
keterangan-keterangan artifak-artifak di musium ke bahasa inggris agar
mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara.
2) Meluncurkan ekowisata dan produk-produk wisata petualangan
outdoor. Langkah-langkah: Mendesain sebuah trekking trail dengan
commit to user

43
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

durasi yang berbeda-beda (Lintasan Gunung Berapi, Jawa Tengah


(Merapi-Merbabu), Lintas Barat Wonogiri dengan goa-goa, Lawu),
diutamakan kawasan-kawasan wisata yang diusulkan, lintasan dengan
sepeda gunung, lawatan sungai di Kota Surakarta dengan perahu.
Merencanakan acara tahunan yang khas dengan efek citra yang kuat
misalnya Lari Gunung Lawu, perlombaan perahu di Danau Gajah
Mungkur, Lawu Balap Sepeda Merapi. Menjelajahi potensi
pengematan satwa liar (Gunung Lawu).
3) Memperkenalkan produk-produk wisata kesehatan (wellness tourism)
yang inovatif. Langkahlangkahnya: Mendokumentasikan praktekpraktek penyembuhan lokal, produksi jamu dan seluruh persiapannya
sebagai materi bagi penciptaan pengalaman para pengunjung.
Diversifikasi program spa di hotel dan mengenalkan formula kesehatan
baru. Menggali berbagai upaya untuk mengkombinasikan seni, musik,
tari dengan wisata spiritual.
4) Mempersiapkan kawasan-kawasan wisata baru di Gunung Lawu
Karanganyar dan Klaten. Langkah-langkah: Melakukan inventarisasi,
studi potensi dan perencanaan manajemen untuk atraksi-atraksi (kalau
diperlukan). Pengembangan kawasan: lintasan , tour-tour tematis,
acara ritual lokal (pementasan-pementasan bersejarah, ritual-ritual),
perbaikan

tempat-tempat

wisata

dan

infrastruktur

lokal

dsb.

Mengidentifikasi peluang investasi dan memobilisasi investasi.


Mengorganisir tim taskforce pariwisata yang terdiri dari stakeholder
lokal dan pengelola pariwisata. Menjalin kerjasama antar pengusaha
commit to user

44
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pariwisata. Memperbaiki konservasi alam dan situs. Pembuatan


publikasi/materi promosi (trekking,peta perjalanan bersepeda, selfguided

tours).

(Arsip

Disbudpar

Kota

Surakarta:

Strategi

Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014)


c) Strategi 3
Tujuan C: Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan
menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan
internasional.
1) Mengembangan Biro Konvensi untuk mempromosikan Kota Surakarta
sebagai tujuan MICE. Langkah-langkah : Memonitor dan menganalisa
pasar wisata konvensi dan berbagai event di Indonesia (intelijen pasar).
Membuat data base tentang korporasi dan pemerintahan di Kota
Surakarta yang potensial sebagai pengguna MICE. Mengidentifikasi
peluang bisnis MICE di Indonesia dan Asia Tenggara untuk Kota
Surakarta. Mempersiapkan dan melaksanakan promosi MICE yang
berkualitas

melalui

informasi/material/kampanye.

Meningkatkan

kapasitas pelaku-pelaku usaha MICE. Memberi konsultasi pada para


perusahaan penunjang perihal tren-tren pasar dan kebutuhankebutuhan
produk/jasa layanan MICE. Pengembangan konsep-konsep acara/event.
2) Mengintensifkan kerjasama antara para stakeholder MICE. Langkahlangkahnya: Membuat jejaring diantara BPW, Event Organizer
profesional, Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta, pengelola
gedung pertemuan/konvensi, dan perusahaan penerbangan untuk
mendiskusikan dan mempersiapkan program-program yang akan
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

45
digilib.uns.ac.id

datang. Meminta aliansi para stakeholder untuk berpartisipasi dalam


travel mart/pameran dagang khusus MICE. Mengembangkan konsep
event. Memanfaatkan jejaring untuk melakukan lobi-lobi politis.
5) Perbaikan transportasi udara dan darat menuju Kota Surakarta.
Langkah-langkahnya: Menjajaki peningkatan frekuensi penerbangan
dan rute-rute baru dengan perusahaan penerbangan dan industri
setempat dengan memproritaskan rute Kota Surakarta Denpasar dan
penambahan penerbangan ke Jakarta. Mendukung promosi untuk ruterute baru. Percobaan angkutan umum antara bandara ke pusat kota
pulang pergi (PP). Memperbaiki transportasi penumpang dari/ke
bandara Yogyakarta (merelokasi stasiun kereta api ke bandara, kereta
api bolak-balik, meningkatkan frekuensi kereta api antar kota).
Memasang rambu-rambu penunjuk arah bagi para pengunjung (untuk
hotel-hotel, atraksi-atraksi utama, tempat-tempat rekreasi, gedung
pertemuan/konvensi, pusat-pusat kota/kabupaten, dengan penyebutan
jarak). (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Strategi Pengembangan
Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014)
d) Strategi 4
Tujuan D: Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari
kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh komitmen dari para
stakeholder.
1) Mendirikan sebuah Badan atau Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang
representatif dan aktif. Langkah-langkah : Konsep Asosiasi Pariwisata
Kota Surakarta yang diusulkan oleh para champion pariwisata yang
commit to user

46
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

berkomitmen dari sektor swasta dan pemerintah. Membuat mapping


struktur organisasi dan pendirian Asosiasi. Asosiasi membuat pedoman
dan kontrol terhadap pemasaran daerah tujuan wisata.
2) Penguatan kompetensi dinas pariwisata di daerah. Langkah-langkah:
Pelatihan & kursus untuk manajemen pariwisata, investasi pariwisata,
promosi pariwisata, perijinan, kontral kualitas, dll. Berpartisipasi dalam
berbagai seminar dan konferensi tingkat regional, nasional dan
internasional.

Memperbaiki

kemampuan

berbahasa

asing.

Mengorganisir program pertukaran tingkat regional untuk meyamakan


hasil. Melakukan kunjungan-kunjungan langsung ke tempat-tempat
perusahaan dan atraksi-atraksi. Memberi pelatihan kepada para manajer
pengelola tempat-tempat atraksi.
3) Pengenalan Sistem Manajemen Pariwisata yang Efisien. Langkahlangkah : Memperkenalkan statistik pariwisata yang sederhana tapi
terpercaya dan membuat kompilasi ke dalam database regional.
Melakukan penelitian tentang para pengunjung, terkait dengan pola
perjalanan, tingkat kepuasan atas perjalanan dan pembelanjaannya (tiap
empat tahun). Laporan tahunan mengenai posisi bersaing. Kab./Kota
berkoordinasi dengan program investasi pariwisata yang lebih besar
dengan daerah tetangga dan asosiasi pariwisata, serta menggali
kemungkinan pendanaan bersama.
6) Pembuatan sistem informasi dan petunjuk rute perjalanan bagi
wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Langkah-langkah :
Memperkenalkan secara bertahap rambu-rambu jalan yang seragam
commit to user

47
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

menuju

tempat-tempat

pariwisata

Pengembangan

konsep

rute

pariwisata regional, yaitu The Spirit of Java. Melengkapi dan


melatih semua staf kantor-kantor di kab/kota yang terkait dengan
informasi khususnya dalam menyediakan informasi pariwisata untuk
keseluruhan wilayah. Mengikutsertakan informasi tentang atraksiatraksi di daerah yang tetangga dalam material informasi daerah.
Mendesain ulang kantor informasi pariwisata di Kota Surakarta
kualitas materi yang disajikan, bahan informasi, orientasi pelayanan,
lokasi, dll. Koordinasi hubungan antar wilayah dengan Java Promo.
(Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Strategi Pengembangan Pariwisata
kota Surakarta tahun 2010-2014)
e) Strategi 5
Tujuan E: Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia jasa pariwisata dengan
kualias tinggi dan berdaya saing. Sektor swasta didorong untuk
berinvestasi dan mengambil peran utama dalam pengembangan sektor
pariwisata.
1) Menjalankan program untuk memperbaiki kualitas produk dan
pelayanan. Langkah-langkah : Mengorganisir workshop-workshop
yang berkualitas di tingkat Kab./Kota dengan pengalaman praktek di
lapangan. Mendistribusikan berbagai manual teknis yang yang
berkualitas ke hotel dan pengelola atraksi. Kampanye/sosialisasi yang
berkualitas di Kota Surakarta. Menginisiasi lomba kualitas, Wilayah
Kota Surakarta Award. Mengundang para penyedia jasa yang
berkualitas untuk mengadakan cek kualitas dan memberikan
commit to user

48
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

konsultansi tentang kualitas produk. Mencari masukan dari para


pengunjung melalui penelitian secara teratur di tempat-tempat atraksi
dan hotel-hotel.
2) Pemerintah Kab/Kota memperkuat kerjasama dengan sektor swasta
dan memfasilitasi kegiatan investasi dan bisnis. Langkah-langkahnya :
Peninjauan ulang secara rutin mengenai prosedur dan biaya perijinan.
Mengidentifikasi hambatanhambatan birokrasi. Penunjukan Dewan
Penasehat Daerah yang terdiri dari perwakilan-perwakilan Dinas
Pariwisata dan para pengusaha pariwisata untuk mendiskusikan
investasi pariwisata sektor publik. Dinas Pariwaisata mengadakan
dengar

pendapat

tahunan

tentang

kebijakan

pariwisata,

aktivitasaktivitas dan pencapaian-pencapaiannya.


3) Para pengelola inbound tour mencari peluang-peluang bisnis melalui
paket-paket yang dinamis. Langkah-langkahnya : Para operator
mengeksplor peluang paket wisata untuk kelompok target khusus
seperti: expatriat,peziarah, kelompok anak muda, konsumen dari
Surabaya, Semarang, Yogjakarta, dll. Paket wisata kunjungan yang
mengkombinasikan Solo dengan daerah pinggiran. Para Operator
bekerjasama
Pengembangan

dengan

hotel

kompetensi

untuk
dalam

penjualan

paket

wisata.

penyelenggaraan

event.

Mengeksplor penjualan paket wisata jalur kereta api ( pasar: Surabaya,


Jakarta, Semarang).
7) Pelatihan di kabupaten/kota untuk UMKM sektor pariwisata (hotelhotel, penginapan, pemondokan, perusahaanperusahaan tour, dll).
commit to user

49
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Langkah-langkahnya : Mendesain dan memberikan pelatihan dalam


penghitungan harga, orientasi tamu, konsep keramahtamahan, kualitas
produk, pemasaran dan penggunaan internet. Mendukung penyiapan
rencana usaha (business plan). Mendirikan perkumpulan penyedia jasa
yang qualified untuk memberikan jasa konsultansi/pendampingan yang
dibutuhkan. Menyebarkan informasi mengenai best-practice untuk
pengelolaan hotel kecil, guest houses, dll. Mempromosikan konsepkonsep bisnis untuk produk-produk baru: trekking, menunggang kuda,
kelas-kelas kerajinan tangan dsb. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta:
Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014)

commit to user

50
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB III
WISATA KULINER KOTA SURAKARTA
A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta

Kota Surakarta memiliki Keraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran


yang juga tentunya memiliki makanan khas keraton. Makanan keraton yang saat
ini termasuk langka dijumpai masyarakat adalah Ande-ande lumut, Jadah Blondo,
Wajik, Salak Gondok, Mentho, Gadon, Menjiran, Jenang Saren, Nogosari, Pisang
Linthing, Pes Pohong, Grontol, Manisan Siwalan, Sate Kolang-kaling, Dawet
Telasih, Ketan Juruh, Nasi Liwet, dan Rujak Degan. Makanan tersebut dapat
dinikmati oleh masyarakat saat event Keraton Art Festival yang diadakan setiap
tahunnya.
Untuk bisa mencicipi makanan tersebut para pecinta kuliner harus
menukarkan uang dengan uang kertas dengan besaran yang sudah ditentukan
untuk membeli makanan khas Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut. Harga
yang ditawarkanpun cukup murah kisaran seribu hingga lima ribu. Dahulu
makanan-makanan tersebut adalah makanan para raja-raja di Keraton Kasunanan
Surakarta, tetapi sekarang dapat dinikmati pula oleh masyarakat Kota Surakarta.
Kota Surakarta memiliki ciri makanan yang maniis dan berwarna coklat.
Sesuai dengan selera masyarakat Kota Surakarta yang dominan menyukai
makanan berkuah dan manis, oleh karena itu kebanyakan makanan khas Kota
Surakarta seperti serabi, tahu kupat, nasi liwet dan timlo memiliki rasa manis.
Masakan yang disediakan pun kebanyakan berwarna coklat.
commit to user

50

51
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta

1.

Tempat Makan Khas Kota Surakarta


Kota Surakarta memiliki berbagai tempat kuliner khas yang tersebar

diseluruh Kora Surakarta. Berikut berbagai tempat makan khas di Kota Surakarta :

a) Timlo Sastro, terdapat di timur Pasar Gede dan barat SMA Murni yang
merupakan timlo paling banyak diminati para penikmat makanan khas
Kota Surakarta. Hidangan ini bening berisi sosis ayam yang dipotong
dengan telor ayam pindang dan irisan hati ampela. Rumah makan ini
hanya menyediakan timlo dengan harga Rp.11.000,- per porsi. ( Observasi:
Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan timlo khas Rumah Makan


Sastro
b) Tengkleng Yu Tentrem di Jl.Letnan Sutoyo Bibis dan Ibu Ediyem di
gapuro Pasar Klewer yang selalu ramai dikunjungi berbagai kalangan.
Tengkleng merupakan hidangan semacam gulai kambing tetapi kuahnya
tidak memakai santan. Tengkleng
commit to Yu
userTentrem dapat dinikmati dengan

52
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

harga Rp.13.000;- per porsi. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta,


24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan tengkleng di Rumah


Makan Ibu Ediyem di gapuro Pasar Klewer.
c) Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan, terdapat di daerah Margoyudan dan
hanya buka pada pukul 02.00 WIB. Gudeg ceker ini menjadi makanan
pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Paduan menu ini semakin
lezat ketika disiram dengan kuah sambal goreng krecek ini dapat dinikmati
dengan harga Rp. 6.000,- per porsi dan ceker dengan harga Rp.1.000,-.
(www.cityguide.com)

Gambar www.cityguide.com, 2011. Gudeg Ceker Bu Kasno di


commit to user

53
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Margoyudan yang buka pukul 02.00 WIB yang selalu ramai pengunjung.
d) Srabi Notosuman, merupakan srabi khas Kota Surakarta yang berada di
daerah Notosuman. Serabi Kota Surakarta berbeda dengan serabi daerah
lain, jajanan ini dimakan bersama kuah santan yang manis. Selain polos,
serabi di Kota Surakarata juga memakai toping yang beraneka macam

seperti taburan coklat, nangka,irisan pisang. (www.cityguide.com)

Gambar www.cityguide.com, 2011.Serabi taburan coklat khas Notosuman


e) Abon Varia, abon yang dibuat dengan bahan dasar daging sapi dengan dua
rasa yaitu manis dan pedas. Harga abon mulai dari Rp.9.000,- sampai
dengan Rp.28.000,-. Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso no. 89
Surakarta. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

commit to user

54
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Abon Varia yang berlokasi di Jl.


Honggowongso
f) Nasi Liwet Wongso Lemu, adalah nasi gurih dengan lauk pauk berupa
sayur labu siam, ayam areh yang disuwir, dan telur pindang. Harga nasi
liwet Rp. 15.000,- per porsi. Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar
adalah penjual Nasi Liwet yang paling populer yang buka pukul 17.00 01.00 WIB. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

Gambar www.cityguide.com,2011. Suasana warung nasi liwet Wongso


Lemu sebelum buka.
g) Soto Gading, lebih terkenal dengan soto ayamnya dan merupakan masakan
kesukaan Gesang ( pencipta lagu Bengawan Solo ). Soto Gading
memang lebih terkenal dengan soto ayamnya, meskipun sebenarnya
warung ini juga menawarkan menu lainnya. Isi sotonya terdiri dari suwiran
daging ayam, soun, irisan tipis kentang yang digoreng, lalu di atasnya
ditaburi daun seledri dan bawang merah goreng. Satu mangkok nasi soto
harganya Rp 6.000, sedangkan soto dengan nasi yang dipisah harganya Rp
9.000. Soto Gading beralamat di Jl. Brigjen Sudiarta no. 75, Gading,
commit
to user Berbagai macam lauk siap
Surakarta, buka dari jam
05.30-15.30.

55
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

mendampingi soto ayam ini mulai dari sosis basah ala Solo, tempe dan
tahu goreng, galantin, bermacam jeroan sapi, empal daging, sate usus
ayam, sate telur puyuh, perkedel, dan masih banyak lagi. Harga lauknya
sendiri mulai dari empal daging harganya Rp 10.000 - tempe harganya Rp
1.000. Tidak hanya lauk untuk soto saja, warung ini juga menawarkan
panganan lain seperti kroket, prastil, bakwan, risoles, onde-onde, rambak
kulit, intip, dan lain-lain. (www.cityguide.com)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Kuah soto rasanya begitu enak dan
ringan.
h) Cabuk Rambak, merupakan salah satu Jajanan Pasar Gede yang
merupakan makanan dari dulu diminati masyarakat Kota Surakarta. Dapat
ditemukan saat sekaten di halaman Masjid Agung. Makanan ini berfungsi
sebagai makanan sela (volumenya tidak seberapa besar dan satu porsi tidak
membuat kenyang) yang dibuat dari ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, lalu
disiram dengan saus wijen yang dicampur kemiri dan kelapa parut yang
terlebih dulu disangrai, serta ditambah beberapa potong karak (sejenis
kerupuk yang terbuat dari nasi kering dan bleng). Oleh penjaja di pinggir
commit
to user
jalan biasanya disajikan tidak
dengan
piring tetapi dengan wadah dari daun

56
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pisang

yang

dilipat

dengan

cara

tertentu

(disebut

pincuk).

(www.wikipedia.com/cabuk_rambak ,24Jui 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Cabuk


Rambak yang sudah jarang dijumpai di Kota Surakarta
i) Wedang Ronde, merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa.
Wedang ronde adalah seduhan air jahe yang berisi bola-bola yang disebut
ronde. Biasanya disajikan dengan kacang yang sudah disangrai, kolangkaling, dan potongan roti di dalam minuman tersebut. Komponen utama
dalam wedang ronde ada 2 yaitu wedang jahe dan ronde itu sendiri. (
Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)

commit to user

57
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Wedang Ronde


menggunakan gerobak berkeliling
j) Wedang Dongo, minuman ini sangat disukai keluarga keraton dan
minuman hangat beraroma jahe yang mirip dengan wedang
Terdapat

di

Warung

Wedang

Dongo

dan

ronde.
Warung

Klengkeng.(Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011).

Gambar www.cityguide.com, 2011. Wedang dongo adalah minuman khas


dari keraton Surakarta

commit to user

58
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

k) Harjo Bestik Pasar Kembang dan Sumber Bestik, lebih terkenal dengan
menu bestik dadar lidah dan macam bestik dari daging sapi lainnya.

Gambar www.cityguide.com, 2011. Bestik daging sapi yang dihidangkan


di Harjo Bestik.
l) Bebek Goreng Pak Slamet, warung makan tersebut memang paling

terkenal dari warung makan bebek lainnya karena sambal koreknya.

Gambar www.cityguide.com, 2011.Bebek goreng sambal korek Pak


Slamet selalu memberikan kelezatan
commit to user

59
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

m) Ayam Goreng Widuran, rumah makkan yang khusus menyajikan


masakan ayam mulai ayam goreng, ayam bakar, ayam bumbu madu, opor
ayam, ayam pop, dll. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni
2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Rumah makan Ayam Goreng


Widuran yang terkenal di Kota Surakarta

n) Sate Kambing Nonongan, menyediakan sate bakar, gulai, tengkleng


dan tongseng yang sangat ramai pembeli di pagi hari.Harga per porsi
dimulai dari Rp.13.000,- untuk sate bakar dan tongseng sedangkan gulai
dan tengkleng Rp.10.000,-. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta,

commit to user

60
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

24 Juni 2011)

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sate bakar spesial tersedia dengan


bumbu kacang atau kecap.
o) Tahu Kupat yang terdapat di Jl.Gajah Mada dan Depan Pasar Kadipolo
merupakan warung tahu kupat paling ramai di Kota Surakarta.

Gambar Yolanda Intan Permata,2011.Sajian Tahu Kupat yang ada di Kota


Surakarta
p) Sate Kere Yu Rebi, sate yang dominan dengan tempe gembus ini buka
dari pagi sampai siang di depan TK. Marsudirini Surakarta.. Sate ino
sangat diminati banyak kalangan karena memiliki cita rasa olahan sate

commit to user

61
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

yang berbeda.

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sajian sate dengan tampilan dan isi
berupa daging sapi dan tepe gembus.

2.

Komplek Kuliner Di Kota Surakarta


Selain berbagai tempat makan khas Kota Surakarta yang tersebar di

seluruh kota, terdapat pula areal kuliner yang terdapat berbagai penjual makanan
dalam satu komplek. Terdapat perbedaan dari masing-masing tempat mulai dari
suasana dan pengunjungnya. Berikut bebagai Komplek Kuliner di Kota Surakart:
a) Gladag Langen Bogan, terdapat di Jl. Mayor Sunaryo, berada di depan
Pusat Grosir Solo. Buka pukul 18.00 dengan menutup area jalan khusus
untuk stand kuliner yang menjadikan Galabo berbeda dengan komplek
kuliner lainnya di Kota Surakarta. Pengunjung dari Galabo dominan
adalah anak muda dari pelajar, mahasiswa dan pekerja muda karena
tempat tersebut sangat nyaman untuk berkumpul bersama teman. Mulai
dari awal dibukanya Galabo sampai sekarang menjadi favorit anak muda
Kota Surakarta apalagi saat musim liburan dan akhir pekan diramaikan
oleh live music dan pengunjung dari semua kalangan usia. (Observasi:
Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .

commit to user

62
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana Galabo yang menutup


Jl.Mayor Sunaryo untuk area kuliner malam
b) Keprabon, berdekatan dengan Puro Mangkunegaran menjadikan daerah
keprabon ramai oleh tempat makan seperti Bakso Komplit, Nasi Liwet,
Wedang Dongo, Bakmi, Gudeg dan Coffe shop. Keprabon berada di dekat
Puro Mangkunegaran, daerah ini menjadi ramai dengan hadirnya beberapa
warung makan di sepanjang citywalk. Pengunjungnya pun dominan
kalangan menengah keatas dan orang tua yang bermaksud untuk
bernostalgia karena daerah Keprabon dari dahulu terkenal dengan
makanan yang berada disana. Warung-warung buka mulai pukul 18.0001.00 WIB (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .

commit to user

63
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Citywalk di Keprabon ramai saat


malam hari
c) Lapangan Kota Barat, terdapat berbagai warung makan di sepanjang Jl.
Kota Barat kalau sore hingga malam hari menjadi ramai oleh warungwarung kuliner seperti halnya Galabo. Berbagai makanan juga ada disana
seperti nasi liwet, seafood, susu segar she jack, dll. Bedanya, kalau di
Galabo jalannya ditutup untuk tempat makan, kalo di Lapangan Kota Barat
jalannya tidak ditutup, hanya citywalk saja yang dipakai untuk tempat
kuliner lesehan. Pengunjungnya dominan dari semua kalangan dan
berbagai usia sehingga saat akhir pekan menjadi ramai sampai membuat
area jalan raya macet lalu lintasnya. Warung-warung disana mulai buka
dari 18.00 24.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24
Juni 2011) .

commit to user

64
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana malam Kota Barat


Surakarta dengan berbagai penjual disepanjang citywalk

d) Stadion Manahan, dipinggir stadion terdapat puluhan warung makan yang


buka pada pagi hingga malam hari. Selalu ramai di sore hari karena
banyak masyarakat Kota Surakarta yang berolahraga di stadion tersebut
sekaligus pengunjung dari warung makan disana. Diakhir pekan banyak
pngunjung dari kalangan anak muda yang berkumpul di daerah stadion
Manahan, sehingga menguntungkan bagi penjual karena ramai pembeli.
Saat sore dan siang hari juga ramai oleh anak SMA yang berkumpul
setelah pulang sekolah. Harga yang terjangkau membuat tempat tempat
makan di sekitar Stadion Manahan selalu tidak pernah sepi pengunjung
dari pagi pukul 09.00 23.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota
Surakarta, 24 Juni 2011) .

commit to user

65
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana sore di sekitar Stadion


Manahan.

commit to user

66
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB IV
WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN
A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan

Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya, bahkan
salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Sebuah terobosan
baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta adalah menggabungkan semua
obyek wisata kuliner tersebut di dalam satu kawasan di daerah Gladag, Surakarta.
Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota
Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Tempat yang diberi nama
Gladak Langen Bogan ( Galabo ) tersebut kurang lebih dua tahun sejak berdirinya,
dikunjungi antara 1500 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua
kali lipat pada hari libur. Pengunjung tempat inipun bahkan tidak hanya dari Kota
Surakarta melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. ( Wawancara :
Eko Prajudhy Noor Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta,21
Maret 2011 )

Kawasan Galabo terletak tepat di tengah-tengah Kota Surakarta. Berada di


ujung Jl. Slamet Riyadi atau depan Pusat Grosir Solo (PGS) tepatnya di Jl. Mayor
Sunaryo. Pengunjung yang hendak berwisata ke Keraton Kasunanan pasti
melewati air mancur di tengah-tengah jalan, dan Galabo menjadi tempat jajanan
malam di sepanjang jalan dari air mancur tersebut ke arah timur. Makanan dan
minuman yang dijual di Galabo adalah nasi liwet, jenang / bubur lemu, timlo solo,
commit to user

66

67
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

sate ayam, pecel ndeso, tengkleng, sate kere, gudeg ceker, tau kupat, bakmi
toprak, gule goreng, jahe gepuk, selat segar, wedang ronde, wedang dongo, bestik
daging, soto kwali, brambang asem, nasi rawon, cabuk rambak, gempol pleret,
sate ular kobra, sop buntut goreng, ledre, ayam goreng, bakmi, seafood, lontong
ceker, coffe shop, aneka jamur, nasi timbel, jagung bakar, kebeb, burger. ( Arsip
Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari
2011 ). Berikut daftar nama makanan dan penjelasan tentang makanan dan
minuman yang dijual di Galabo :

1.

Nasi Liwet

Nasi Liwet mungkin adalah makanan khas Surakarta yang paling terkenal,
bahkan nasi liwet sudah masuk menjadi menu di hotel hotel berbintang di
kota kota besar di Indonesia. Di Surakarta sendiri, nasi liwet sudah sangat
dikenal hingga setiap saat dan hampir dimanapun akan dapat menemukan
nasi liwet dengan mudah. Mulai dari nasi liwet yang paling terkenal di
Surakarta yaitu Nasi Liwet Wongso Lemu yang berlokasi di Keprabon ( Jl.
Teuku Umar ) sampai penjual kaki lima di sepanjang jalan di Kota Surakarta.
Pada dasarnya nasi liwet adalah beras yang dimasak dengan santan dan kaldu
ayam sehingga hasil akhirnya membuat nasi terasa gurih, beraroma dan lezat.
Kemudian nasi tersebut dicampur dengan sayuran jipang (labu siam) yang
dimasak pedas, telur rebus, daging ayam yang disobek memanjang, dan
kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Sering juga ditambah
dengan usus ayam,

hati/ampela yang direbus,

bacem tahu tempe atau

rambak kulit sapi sebagai pelengkap. Penyajiannya pun tidak menggunakan


commit to user

68
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

piring,

tetapi dengan daun pisang yang dilipat dan disemat dengan lidi

sehingga membentuk lekukan . ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data


Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

2.

Jenang / Bubur Lemu

Jenang lemu adalah bubur yang tidak kalah gurih dari nasi liwet, hanya saja
berupa bubur gurih dengan tambahan yam, rempela hati, tahu, tempe, atau
tambahan lainnya. Pedagang bubur yang juga menyediakan bubur ayam
adalah Bubur Ayam Bu Dewi. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data
Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

3.

Timlo Solo

Timlo merupakan salah satu makanan khas di Surakarta. Terkenal dengan


Timlo Solo Sastro yang berlokasi di dekat SMK Murni. Berbeda dengan
makanan sejenis yang dimiliki daerah lain,

Timlo asli Surakarta tidak

mempergunakan soun dan jamur merang. Tempat ini benar-benar jagonya


timlo. Timlo adalah hidangan berkuah bening yang berisi sosis Solo daging
ayam yang dipotong-potong,

potongan telur ,

hati dan ampela ayam.

Semangkuk timlo panas dimakan bersama nasi putih yang ditaburi bawang
goreng dan ditemani segelas es jeruk adalah menu yang nikmat disajikan
bersamaan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di
Galabo Per Januari 2011 )

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

4.

69
digilib.uns.ac.id

Sate Ayam

Sate Ayam Pak Nur cukup terkenal di Surakarta khususnya daerah kota, sate
ayam madura yang disediakan dengan porsi yang sangat mengenyangkan.
Sate ayam ini memang tidak berbeda dengan sate ayam lainnya. ( Arsip
Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari
2011 )

5.

Pecel Ndeso

Pecel ndeso adalah nasi pecel yang nasinya berasal dari beras merah, jenis
beras yang kini sulit didapat. Pecelnya berisikan dedaunan dan tanaman
mulai dari jantung pisang, ningkir, daun petai cina, bunga turi dan kacang
panjang. Sambalnya ada dua pilihan, sambal kacang seperti pecel pada
umumnya atau sambal wijen yang memiliki dua pilihan, wijen putih atau
hitam. Lauk tambahannya adalah belut goreng, wader pari yang digoreng
tanpa tepung, telur goreng mata sapi, sosis Solo, bongko (kacang merah dan
kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng. Juga
terdapat sayur trancam yang dapat di nikmati disini. ( Arsip Disperindag Kota
Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

6.

Tengkleng

Tengkleng merupakan salah satu makanan wajib bagi wisatawan yang datang
ke Surakarta. Tengkleng adalah tulang belulang kambing dengan sedikit
daging yang menempel. Selain tengkleng, terdapat juga gulai kambing
commit to user
disajikan bersama tengkleng kambing.
Perbedaan gulai dan tengkleng adalah

70
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

rasa dan kuahnya.

Kuah gulai menggunakan santan kelapa,

sementara

tengkleng tidak memakai santan. Sebagai lauk pelengkap diberi sate daging,
sate usus, sate jeroan, otak dan bagian organ kambing lainnya yang ikut
digulai bersama tulang-tulang, seperti mata, pipi, kuping, dan kandungan
(klepon). Di Galabo saat malam hari dapat menikmati tengkleng yang
terkenal yaitu Tengkleng Klewer. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data
Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

7.

Sate Kere

Salah satu warung Sate Kere yang terkenal adalah Warung Yu Rebi. Disebut
sate kere karena di warung sate kere akan menjumpai sate tempe gembus
(tempe yang dibuat dari ampas kedele sisa pembuatan tahu), disamping
daging dan jeroan sapi. Namun, biasanya tempe gembus-nya lebih dominan.
Karena itu, makanan tersebut kemudian disebut sate kere (satenya orang
miskin). Bumbu perendam tempe gembus sama dengan bumbu rendaman
bahan jeroan. Sedangkan bumbu untuk menyantapnya adalah sambal kacang,
dengan kacang yang tidak begitu banyak sehingga terasa lebih ringan. ( Arsip
Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari
2011 )

8.

Gudeg Ceker

Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan sebenarnya berlokasi di Jl. Wolter


Monginsidi, Surakarta. Gudeg Bu Kusno buka jam 02:00 dini hari tapi kini
di Galabo cabangnya buka lebih awal saat jam Galabo di buka yaitu jam
commit to user

71
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

18.00 wib. Di Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan menyediakan ceker (kaki


ayam) menjadi hidangan sampingan yang dihidangkan bersama dengan
gudeg. Ceker dimasak secara gudeg kering dan biasanya setiap pengunjung
bisa menghabiskan 10 hingga 20 ceker sekali makan karena ceker yang
disajikan

lunak dan lezat. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data

Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

9.

Tahu Kupat

Satu porsi makanan khas ini terdiri dari ketupat, mi basah, taoge, tahu
goreng,

bakwan gimbal yang dipotong-potong dan kacang goreng yang

disiram dengan bumbu kecap manis dengan rasa bawang yang cukup terasa.
Disamping campuran tersebut,

dapat juga menambahkan isi tahu kupat

dengan telur dadar. Jika dilihat mungkin mirip dengan tahu gimbal assli
Semarang, kedua makanan tersebut memang mirip hanya berbeda nama. (
Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per
Januari 2011 )

10. Bakmi Toprak

Nama makanan satu ini mungkin akan mengingatkan dengan mie ketoprak
yang ada di Jakarta,
perbedaanya.

tapi setelah dihidangkan ternyata jauh sekali

Jika ketoprak versi Jakarta menggunakan sambal kacang,

Toprak Surakarta berkuah bening. Komposisi mie toprak terdiri dari mi


kuning, potongan kol, tahu goreng, telur, tempe goreng, dan sosis Solo.
Lalu disiram dengan kuah kaldu dan irisan potongan lemak daging sapi, serta
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

72
digilib.uns.ac.id

taburan bawang goreng diberi seledri dan pelengkap bisa menambah karak
(kerupuk nasi). ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan
Menu di Galabo Per Januari 2011 )

11. Gule Goreng

Di Surakarta ada cara lain untuk menikmati gule kambing, selain dibuat
tongseng, di Surakarta ada yang namanya Gul-Gor (Gule Goreng). Gule
Goreng adalah gule kambing yang berkuah santan kental, dimasak di atas
anglo arang sampai kering. Anda bisa bayangkan betapa empuknya daging
dan jeroan yang telah dimasak sampai kering tersebut. Menikmati Gul-Gor,
dengan nasi panas, kol, tomat dan bawang merah pasti nikmat. Makanan ini
juga dapat di nikmati di Tengkleng Klewer saat siang hari dan di Galabo
tentunya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di
Galabo Per Januari 2011 )

12. Jahe Gepuk

Jahe gepuk adalah minuman jahe hangat yang dibuat dari jahe bakar yang
kemudian dikupas dan dipukul. Jahe yang sudah dipukul kemudian dicampur
air panas yang sudah dicampur gula jawa. Terdapat pula susu jahe tanpa gula
jawa. Selain itu juga banyak makanan yang dapat menemani seperti
tahu,tempe,sate tusuk ampela, sate tusuk telur puyuh, dan lainnya. Tentu saja
sajian tersebut dapat di nikmati di Wedangan Sruput Sendok, Wedangan
Koncone Dewe, dan Nggone Wedangan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta
: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
commit to user

73
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

13. Selat Segar

Kebanyakan orang Surakarta lebih menyukai menikmati makanan yang


berkuah sebagaimana kebiasaan pengunjung sehari-hari makan masakan
berkuah. Salah satu bentuk percampuran masakan berkuah asal barat dengan
selera lidah lokal dan menjadi makanan khas di Surakarta adalah selat segar.
Racikan selat asli khas Surakarta merupakan adaptasi dari salad yang terdiri
dari daging yang diiris tipis, ditambah rebusan buncis, kentang, wortel,
telur rebus, dan mayones, kemudian disiram kuah kecap encer. Selat Segar
yang terkenal berada di Pasar Nongko, Balapan. ( Arsip Disperindag Kota
Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

14. Wedang Ronde

Wedang ronde dibuat dari campuran kolang kaling , ronde, kacang yang
disangrai dan kuah jahe. Sangat tepat dinikmati pada malam hari atau cuaca
dingin. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di
Galabo Per Januari 2011 )

15. Wedang Dongo

Minuman ini merupakan minuman yang biasanya disajikan di kampung arab,


karena kebanyakan masyarakat komunitas arab menyajikan minuman ini saat
sedang mengadakan pengajian. Wedang Dongo merupakan teh yang
dicampur susu. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan
Menu di Galabo Per Januari 2011 )
commit to user

74
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

16. Bestik Daging

Terdiri dari campuran potongan wortel , kentang , selada , tomat dan daging
atau lidah dicampur kuah yang nikmat. Yang paling terkenal adalah bestik
lidah, yaitu lidah sapi dicampur telur dibentuk mirip dadar gulung. Bestik
daging yang terkenal di Surakarta berada di daerah Notosuman ke barat yang
pertama kali berdiri sebagai bestik daging di Surakarta. ( Observasi:
Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

17. Soto Kwali

Soto Kwali merupakan soto yang dimasak menggunakan kwali besar kkarena
dengan dimasak menggunakan kwali maka akan menimbulkan rasa yang
lebih nikmat daripada soto biasa. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data
Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

18. Brambang Asem

Brambang Asem terdiri dari rebusan daun ketela pohon yang dicampur tempe
gembus (terbuat dari ampas tahu). Yang lebih nikmat adalah rasa pedas yang
unik. Bumbu / sambalnya merupakan gabungan dari bawang, asem Jawa ,
cabe rawit , gula Jawa dan sedikit garam. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta
: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

commit to user

75
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

19. Nasi Rawon

Nasi yang disertai kuah berwarna hitam karena bumbu masak yang disebut
kluwak , dicampur potongan daging dan taoge. ( Arsip Disperindag Kota
Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

20. Cabuk Rambak

Isi dari hidangan ini sekilas tampak sederhana. Banyak ketupat yang diiris
tipis-tipis dan diberi bumbu yangg mirip sambal kacang kemudian di tambah
karak sebagai pelengkap. Cabuk rambak turun temurun dari jaman
pemerintahan Pakubuwono IX, penjual cabuk rambak yang terkenal adalah di
depan Pasar Gede sekarang tinggal satu yang masih bertahan disana. Namun
sekarang dapat ditemukan di Galabo di malam hari.Makanan tersebut sangat
langka ditemukan, oleh karena itu banyak yang penasaran dan mencoba
menikmatinya. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April
2011 )

21. Gempol Pleret

Salah satu penjual Gempol Plered tempo dulu yang masih bisa ditemui ada di
depan Toko Abon Varia, di kawasan Coyudan. Minuman unik dan langka
ini terdiri dari bulatan-bulatan tepung beras seukuran ibu jari orang
dewasa. Bulatan ini lantas diguyur dengan kuah santan, dan dikucuri
gula kelapa cair. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan
Menu di Galabo Per Januari 2011 )
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

76
digilib.uns.ac.id

22. Sate Ular Kobra

Sate ini berbahan dasar ular kobra dengan digoreng kering dan darah
ular dapat dinikmati bersamaan agar terasa manfaatnya. Untuk para
pria yang sudah berumah tangga, bisa merasakan manfaatnya untuk
menambah vitalitas sedang bagi yang berfungsi sebagai obat penyakit
kulit. Kalau siang dapat dijumpai penjual sate kobra di ruko pusat oleholeh Jongke. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April
2011 )

23. Sop Buntut Goreng

Merupakan sop buntut goreng biasa buka di utara Novotel, sop buntut
merupakan ekor sapi yang dipotong dan masih terdapat daging dimasak
untuk menikmati daging yang garing diluar dan empuk di dalam. Kuah
kaldu sapi yang hangat dengan tomat dan wortel yang segar. ( Observasi:
Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

24. Ledre

Ledre sebenarnya adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti


emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat
untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan
ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya
menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa
terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang
to user
susu,dll. tetapi yang khas di commit
daerah bojonegoro
atau lebih optimalnya dalam

77
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja. ( Arsip Disperindag Kota


Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

25. Ayam Goreng

Ayam goreng merupakan makanan yang sudah sering dijumpai dan


dinikmati, walau begitu di Galabo juga menyediakan ayam dan bebek
goreng bakar pak H.Slamet. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data
Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

26. Bakmi

Bakmi Pak Dul merupakan warung makan bakmi terkenal di kawasan


jalan menuju Mangkunegaran Surakarta, selalu ramai dikunjungi di
sore hari. Menyajikan menu bakmi, bihun, kwiteaw, nasi goreng,dan
lainnya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di
Galabo Per Januari 2011 )

27. Sea Food

Sea food Pak Petruk merupakan warung makan yang berada di depan
Hotel Ibis Surakarta yang menyediakan aneka masakan sea food bagi
pengunjung yang muslim tidak perlu khawatir karena di warung makan
Pak Petruk tidak menggunakan minyak babi. ( Observasi: Pedagang
Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

commit to user

78
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

28. Lontong Ceker

Menu ini memang sangat sederhana karena menyajikan Ceker dibumbu


bacem bakar kemudian ditambahkan lontong dan sambal kacang. ( Arsip
Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari
2011 )

29. Coffe Shop

Priyayi membuka stannya di Galabo menyediakan beraneka minuman


kopi berkombinasi untuk memberi nuansa berbeda dengan hanya
menyajikan minuman. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta,
23April 2011 )

30. Aneka Jamur

Menyediakan banyak masakan berbahan dasar jamur, makanan ini


sangat baik untuk vegetarian. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota
Surakarta, 23April 2011 )

31. Nasi Timbel

Masakan dari Jawa Barat ini adalah yang nasi putih biasa yang panas lalu
dibungkus daun pisang, karena dibungkus daun pisang maka akan
menimbulkan aroma yang nikmat jika dinikmati bersama tempe, tahu dan
daging. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di
Galabo Per Januari 2011 )
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

79
digilib.uns.ac.id

32. Jagung Bakar

Jagung bakar memang merupakan menu ringan untuk dinikmati sambil


berkumpul bersama teman, melihat Galabo ramai oleh anak muda maka
tidak heran jika jagung bakar ini juga ramai pesanan. ( Observasi:
Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )

33. Kebab

Kebab adala hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk memakai


tusukan atau batang besi. Hidangan ini umum dijumpai dalam masakan
Laut Tengah, masakan Kaukasus, masakan Asia Tengah, masakan Asia
Selatan, dan masakan beberapa negara Afrika. Daging yang umum
dipakai untuk kebab adalah daging domba dan daging sapi, atau
kadang-kadang daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Kebab
daging babi dikenal dalam masakan Armenia, Bulgaria, Siprus, Yunani,
dan negara bagian Goa di India. Tapi kebab yang disediakan di
Surakarta tentu dari daging sapi halal. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta
: Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )

34. Burger

Burger yang sudah dikenal dengan makanan dari barat yang memang
sudah banyak dijumpai berada dimana saja. Burger atau hamburger
adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua
commit to user

80
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

dan ditengahnya diisi dengan daging, kemudian sayur-sayuran berupa


selada, tomat dan bawang bombay. Sebagai sausnya, burger diberi
berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal serta
mustard. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta: Daftar Nama Makanan di
Gladag Langen Bogan tahun 2011 ).

Keberadaan Gladak Langen Bogan (Galabo) yang merupakan pusat jajanan


dan kuliner malam di Kota Surakarta sekarang mulai dinilai tidak lagi mampu
menarik minat pengunjung. Konsep yang kurang menarik serta manajemen yang
kurang tertata harus dievaluasi agar dapat lebih menarik sehingga mampu
meningkatkan pengunjung.

Pada tahun 2008 terdapat 75 stand kuliner, berikut daftar menu dan
pedagangnya :
1. Nasi Pecel

39. Soto & Sop

2. Wedangan Sruput Sendok

40. Gudeg Kendil

3. Sea Food Pak Petruk

41. Shi Jack

4. Gudeg Ceker Bu Kasno

42. Sop Buntut

5. Sate Kere Yu Rebi

43. Pisang Kremes & Es Buah

6. Bakmi Pak Dul

44. Lesehan Mbak Budi

7. Tengkleng

45. Pepes Ikan

8. Kedai Sederhana

46. Harjo Bestik

9. M & M

47. Dawet selasih

10. Wedang Dongo

48. Nasi Liwet

11. Mama Sreng-Sreng

49. Mbak Imah


commit to user

81
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

12. Konco Dewe

50. Kambing Oven Oasis

13. Cabuk Rambak

51. Kedai Biru

14. Mie Ayam Sabar Menanti

52. Kue Leker

15. Rawon Penjara

53. Capcay Larasati

16. Bakso Alex

54. Sate Kambing Haji Bejo

17. Nasi kabuli

55. Jenang Tumpang

18. Kebab

56. Nasi Kaosan

19. Nggone wedangan

57. Bang Ucin

20. Sayur Ndeso

58. Bakmi Populer

21. Bubur Ayam

59. Oseng-oseng Mercon

22. Bandeng Segar

60. Bubur Kacang Ijo

23. Sumber Bestik

61. Lontong Opor

24. Tahu Kupat

62. Nasi Goreng Pak Sodiq

25. Ayam Presto

63. Kambing Guling

26. Gempol Pleret

64. Bebek Goreng

27. Trancam

65. Aura Bebek

28. Sop Ceker

66. Sop Ayam

29. Jagung Bakar

67. Nasi Goreng Mbak Nik

30. Sate Ayam Pak Nur

68. Lumpia Solo

31. Kakap Bakar

69. Sambel Belut

32. Mie Toprak

70. Nasi Uduk

33. Selat Segar

71. Sea Food Pak Petruk

34. Mie Hotplate

72. Soto Kuah

35. Timlo

73. Sate Ayam Rachmad


commit to user

82
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

36. Kopi Kupas

74. Nasi Kuning

37. Nasi Timbel

75. Lontong Ceker

38. Bunga Juice

B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan

Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik


perjalanannya (Trip Descriptor) dan karakteristik wisatawannya (Tourist
Descriptor) sehingga dapat diketahui tujuan wisata pengunjung. Karakteristik
perjalanan wisatawan dibagi kedalam beberapa kelompok. Secara umum jenis
perjalanan (Trip Descriptor) dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, berkunjung,
bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Lebih lanjut jenis jenis perjalanan ini
juga dapat dibedakan berdasarkan lama perjalanan, jarak tempuh, waktu
melakukan perjalanan,

jenis akomodasi dan transportasi yang digunakan,

pengorganisasian perjalanan dan biaya. (Seaton Darbennet,1996:98)

Karakteristik wisatawan (Tourist Descriptor) biasanya digambarkan dengan


kata siapa, apa, kenapa, kapan, dimana, dan berapa banyak atau yang lebih
dikenal 5W1H ( who, what, where, when,why, how). Untuk menjelaskan hal hal
tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya karakteristik sosio
demografik, karakteristik geografis, dan karakteristik psikografis. (Seaton
Darbennet,1996:98)

1. Karakteristik Sosio Demografik Pengunjung Gladag Langen Bogan.

Karakteristik

Sosio

Demografik

adalah

pembagian

berdasarkan

commit
to useruntuk mengetahui jenis kelamin,
karakteristik ini paling sering
dilakukan

83
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas social, ukuran


keluarga, dan lain lain. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik ini
paling nyata kaitanya dengan pola berwisata wisatawan.

Tabel 1. Data Pengunjung Sesuai Jenis Kelamin.


Jenis kelamin

Jumlah

Presentase

Laki Laki

32

64 %

Perempuan

18

36 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.1

dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang ke Galabo

kebanyakan laki laki dikarenakan pengunjung memilih Galabo sebagai


tempat berkumpul dengan teman yang menyenangkan sebab berada di outdoor
sehingga kesannya yang tidak terbatasi dan Galabo hanya buka dimalam hari.

Tabel 2. Data Pengunjung Sesuai Status Perkawinan.


Status

Jumlah

Presentase

Belum Menikah

29

58%

Menikah

21

42%

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.


commit to user

84
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dari tabel.2 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan masih
berstatus belum menikah. Pengunjung yang datang bersama teman kerja atau
masih mahasiswa, sehingga yang berkeluarga banyak datang di hari akhir
pekan atau hari libur.

Tabel 3. Data Pengunjung Sesuai Pekerjaan.


Pekerjaan

Jumlah

Presentase

Ibu Rumah Tangga

8%

Wiraswasta

12 %

Pegawai Swasta

10

20 %

Pegawai Negeri

14 %

Pengajar

16 %

Pelajar/Mahasiswa

15

30 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.3 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan dari
kalangan pelajar dan mahasiswa yang lebih memilih Galabo sebagai tempat
makan sekaligus berkumpul dengan teman.

Tabel 4. Data Pengunjung Sesuai Usia.


Umur

Jumlah

commit to user

Presentase

85
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

< 16

12

24 %

16 30

28

56 %

30 50

10

20 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.4 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan


remaja dan dewasa, karena jika malam pengunjung mempunyi waktu luang
untuk dapat mengunjungi Galabo.

Tabel 5. Data Pengunjung Sesuai Pendidikan Akhir.


Pendidikan

Jumlah

Presentase

SD - SMP

2%

SMA

21

42 %

Diploma Sarjana

28

56 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.5 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan


lulusan atau sedang menjalani study pengunjung sebagai sarjana/diploma
karena di Galabo memang banyak didatangi masyarakat yang berbagai daerah
eks-Surakarta dan sekitarnya.

commit to user

86
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 6. Data Pengunjung Sesuai Penghasilan Perbulan.

Rata rata Penghasilan

Jumlah

Presentase

< Rp 750.000

14 %

< Rp 1.000.000

11

22 %

< Rp 1.500.000

32

64 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.6

dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang berdasarkan

golongan menengah ke atas, bagi pengunjung berkumpul bersama ditempat


yang dinilai nyaman tanpa memikirkan harga makanan asalkan mendapatkan
kepuasan.

2. Karakteristik Geografis Pengunjung Gladag Langen Bogan.

Karakteristik Geografis, membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat


tinggalnya.

Tabel 7. Data Pengunjung Sesuai Tempat Asal.


Berangkat Dari

Jumlah

Presentase

Yogyakarta

10 %

commit to user

87
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Surakarta ( eks )

41

82 %

Semarang

Jakarta

8%

Bali

Lainnya

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.7 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan


berasal dari eks-Surakarta, pengunjung yang dari luar Surakarta hanya sedikit
dihari biasa dan banyak di hari libur. Pengunjung dari luar eks-Surakarta yang
di Galabo sedang menjalankan pekerjaan di Kota Surakarta.

Tabel 8. Data Pengunjung Sesuai Transportasi yang Digunakan.


Transportasi yang Digunakan

Jumlah

Presentase

Kendaraan Pribadi

50

100%

Angkutan umum

Lainnya

Total

10

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.


commit to user

88
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Dari tabel.8 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang adalah masyarakat
lokal dan karena Galabo buka pada malam hari sehingga dapat dijangkau
secara efektif menggunakan kendaraan pribadi.

3. Karakteristik Psikografis Pengunjung Gladag Langen Bogan.


Karakteristik yang ketiga yaitu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke
dalam kelompok berdasarkan gaya hidup dan karakteristik personal.

Tabel 9. Data minat wisatawan terhadap DTW.


DTW yang disukai wisatawan

Jumlah

Presentase

Ramai

10

20 %

Sepi

14

28 %

Kota

Desa

Pantai

Tempat Perbelanjaan

18

36 %

Total

50

100%

16 %

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.9

dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai

pendapat mengenai DTW yang diminati pengunjung, kebanyakan adalah


tempat pembelanjaan karena kebanyakan adalah perempuan yang memang
commit to user
senang berbelanja saat mengunjungi suatu daerah.

89
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Tabel 10. Data Tujuan Wisatawan Mengunjungi DTW.

Tujuan Utama Wisatawan

Jumlah

Presentase

Berlibur / Bersantai

29

58 %

Makan

11

22 %

Ingin Tahu

10

20 %

Bisnis

Total

50

Mengunjungi Galabo

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.10 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai


pendapat bahwa mengunjungi Galabo mutlak untuk bersantai dan berlibur
karena untuk melepas penat dari keseharian.

Tabel 11. Pendapat Wisatawan Mengenai Keanekaragaman Daya Tarik di


Surakarta.
Pendapat Wisatawan Mengenai

Jumlah

Presentase

18

36 %

Keanekaragaman Daya Tarik di


Surakarta
Sangat Baik

commit to user

90
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Banyak

8%

Cukup

22

44 %

Sedikit

12 %

Total

50

100%

Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.

Dari tabel.11 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai


pendapat bahwa Kota Surakarta memiliki keanekaragaman yang cukup untuk
menjadi daya tarik wisatawan. Mulai dari budaya, religi, alam, dan historis
yang dapat menjadi asset Kota Surakarta.
Berdasar beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan
beragam pula keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata.

Pengelompokan

wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi


obyek wisata.

Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam

merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu,
termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar suatu
obyek.
Menurut pengunjung, Galabo perlu pembenahan mengenai pelayanan
pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara menawarkan jasanya dan
menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan makanan kepada pengunjung
tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai makanan. Sekarang mulai berkurangnya
jumlah makanan khas di Galabo, menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung

commit to user
juga berharap Pemkot Surakarta memikirkan
Galabo agar tidak semakin berkurang

91
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

jumlah pedagangnya, pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan


Galabo sekarang yang semakin berkurang eksistensinya.

C. Segmentasi Pasar Untuk Wisata Kuliner Di


Gladag Langen Bogan

Pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih pasar yang dijadikan
sasaran bisnisnya. Pemilihan segmen pasar tersebut akan menentukan jumlah
kualitas dan fasilitas serta pelayanan yang selanjutnya juga kualitas sumber daya
manusiannya. Dalam menganalisa segmentasi pasar, pahami peran dan metode
segmentasi pasar. (Swarbrooke,1995:75)

1.

Peranan Segmentasi Dalam Marketing.

a)

Memungkinkan untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan


kompetitif perusahaan kita.

b) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di pasar.


c)

Merupakan basis untuk mempersiapkan strategi marketing selanjutnya.

d) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik
dan cara yang berbeda. (Swarbrooke,1995:76)

2.

Metode Untuk Mengetahui Segmentasi Pasar.


Untuk melihat segmentasi pasar dikelompokkan pada 4 metode yaitu

commit to user

geographical, demographic, psycographic dan behaviouristic. (Swarbrooke,1995:76) .

92
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Keempat metode tersebut akan menunjukkan tingkat segmentasi pasar dari bawah,
menengah dan atas. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut :
a)

Metode geographical adalah pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik


geografi, seperti tempat tinggal pengunjung. Dari data karakteristik pengunjung di
Galabo, diketahui bahwa segmentasi pasar secara geographical adalah yang
berkunjung ke Galabo lebih banyak dari Surakarta dan pengunjung dari luar kota
biasanya dikarenakan rasa ingin tahu mengenai wisata kuliner di Surakarta
tersebut. Dan akses menuju DTW pun sangat mudah karena lokasinya di ujung Jl.
Slamet Riyadi tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo.

b)

Secara demographic pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik


demografi, seperti umur dan jenis kelamin. Secara demographic yang menunjukkan
bahwa kunjungan di Galabo dari tingkat sosial menengah keatas. Pengunjungnya
kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa, pegawai dan keluarga.

c)

Metode psycographic yang menilai pengunjung dikelompokkan berdasarkan sikap


dan pendapat, seperti gaya hidup, kepribadian dan kelas sosial. Sesuai metode
psycographic, pengunjung yang datang untuk bersantai dan menikmati makanan
yang ada disana.

d)

Metode yang terakhir yaitu behaviouristic yang menjelaskan hubungan wisatawan


dengan produk wisatawan yang ditawarkan. Galabo memang wisata kuliner yang
menyajikan nuansa berbeda di malam hari,sehingga perasaan yang didapat akan
puas jika baru nuansa berbeda di malam hari, sehingga perasaan yang didapat akan
puas jika baru pertama kali berkunjung ke DTW minat khusus tersebut. Kemudian
bagi wisatawan yang pernah berkunjung pun akan ingin kembali menikmati suasana
malam di JL. Mayor Sunaryo tersebut.

commit to user

93
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Metode psycographic yang lebih dominan dalam mengetahui pasar yang dituju
dengan menilai pengunjung berdasarkan sikap dan pendapat, seperti gaya hidup,
kepribadian dan kelas sosial. Dari kelas sosial dan gaya hidup pengunjung, Galabo
memiliki pasar bagi kalangan menengah keatas. Dikarenakan tempatnya yang outdoor
sangat cocok untuk kalangan muda dan keluarga serta harga makanan yang tidak terlalu
mahal pun menjadi alasan untuk kalangan menengah keatas suka menikmati malam di
Galabo. Dari segmentasi pasar dan karakteristik wisatawan, dapat dijadikan acuan untuk
mengetahui manajemen pengembangan Galabo kedepan. ( Wawancara : Budy Sartono,
selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April
2011).\
Pengunjung yang dapat dari kalangan muda dikarenakan tempat kuliner ini
berkonsep modern. Di Kota Surakarta banyak terdapat tempat makan lesehan yang
cocok untuk anak muda, dan di Galabo juga menyediakan tikar untuk lesehan sehingga
ramai dikunjungi anak muda. Dengan demikian diharapkan pengembangan kedepan
yang lebih memikirkan kebutuhan anak muda seperti sinyal wifi dan hotspot yang lancar,
karena banyak pengunjung yang menngunakan layanan hotspot di Galabo.

D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan

Galabo diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI pada 13 April 2008 sebagai


salah satu wisata kuliner Kota Surakarta. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD (
Satuan Kerja Perangkat Daerah ) Kota Surakarta yang terdiri dari Dinas
Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata , Dinas
Pendapatan Daerah , Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana
commit to user

94
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Wilayah , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Dinas Lalu Lintas Angkutan
Jalan Raya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan , dan Badan Perencanaan
Pengembangan Daerah, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Kota Surakarta (
BPPIKS ) sebagai kelompok kerja yang bertanggung jawab menangani seluruh
birokrasi Galabo mulai dari penataan , fasilitas , promosi , perijinan , dan
pengembangan. Disperindag Kota Surakarta ditunjuk oleh Pemkot Surakarta
sebagai koordinator yang bertanggung jawab menangani pengelolaan tempat
,sistem kerja pengelola lapangan , dan perijinan pedagang. Galabo dikelola oleh
pengelola swasta yang bernama Paguyuban Pedagang Galabo yang terdiri dari
masyarakat sekitar, sehingga pengelola lapangan bukan dari Disperindag ataupun
SKPD lainnya . Hal tersebut diharapkan agar masyarakat sekitar juga berperan
sebagai stakeholder yang ikut menjaga Galabo serta sebagai lapangan kerja
masyarakat sekitar. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid
Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

Paguyuban Pedagang Galabo menerima semua retribusi per malam dari semua
pedagang yang berjualan di Galabo. Setiap pedagang diwajibkan membayar
Rp.15.000;- / malam, yang kemudian digunakan oleh Paguyuban Pedagang
Galabo untuk membayar air, listrik, perawatan gerobak, keamanan, kebersihan
dan gaji pengelola swasta. Pemkot Surakarta hanya menerima pajak penghasilan
pedagang sebesar 10 % dari omset penjualan per malam yang dibayarkan setiap
malamnya kepada petugas Dipenda Kota Surakarta yang berada di Galabo. (
Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota
Surakarta, 21 Maret 2011 )
commit to user

95
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pedagang yang berjualan di Galabo harus memenuhi syarat penyewaan stan


yaitu surat permohonan, fotokopi kk dan ktp warga Kota Surakarta, menyebutkan jenis
makanan ( yang diutamakan mempunyai ciri khas ) dan semua dapat diserahkan di
Disperindag Kota Surakarta tanpa dipungut biaya pendaftaran. Pedagang mendapatkan
fasilitas gerobak dagang dan tempat cuci piring permanen dari Pemkot Surakarta.
Pemkot Surakarta juga menyediakan toilet umum dan lahan parkir yang luas. Pada akhir
pekan dan hari libur selalu diadakan live musik untuk menghibur pengunjung yang
datang di Galabo. Pemkot Surakarta tidak menyediakan dana khusus untuk acara live
musik di Galabo karena ide pengadaan acara live musik tersebut dari pedagang.

Pintu masuk Galabo terdapat di sebelah timur dan barat Galabo, yang
digunakan sebagai pakir area khusus kendaraan roda dua yang dapat menampung
sekitar 300 kendaraan. Di sebelah utara Galabo terdapat lahan kosong yang luas
yang digunakan untuk parkir kendaraan roda empat dan bus pariwisata yang dapat
menampung sekitar 50 kendaraan roda empat. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor
Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan


Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner milik Pemkot Surakarta yang
dikelola bersama masyarakat. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD Kota Surakarta
untuk membantu mengembangkan Galabo, mulai dari pengelolaan, penataan,
pengembangan dan pemasaran obyek. Galabo yang juga termasuk salah satu DTW saat
mengunjungi Kota Surakarta, sehingga dapat disimpulkan bahwa Galabo juga
merupakan salah satu obyek wisata malam atau lebih tepatnya wisata kuliner khas Kota

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

96
digilib.uns.ac.id

Surakarta. Sebagai salah satu obyek wisata, tentunya peran Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata ( selanjutnya Disbudpar ) juga ikut berperan dalam mempromosikan Galabo
sebagai salah satu DTW di Kota Surakarta.
Peran Disbudpar Kota Surakarta dalam mempromosikan Galabo sangat
beragam, mulai dari informasi mengenai Galabo menggunakan tehnik promosi
pariwisata. Tehnik promosi tersebut digunakan untuk memberikan informasi secara luas
mengenai jasa yang ditawarkan berupa wisata kuliner khas Kota Surakarta. ( Wawancara
: Budy Sartono, selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota
Surakarta, 5 April 2011).

1. Tehnik Promosi Untuk Gladag Langen Bogan


Ada tiga teknik promosi yang digunakan Disbudpar Kota Surakarta untuk
melakukan promosi seluruh obyek pariwisata di Kota Surakarta termasuk Galabo, yaitu
advertising, personal selling, dan public relation. ( Wawancara : Budy Sartono, selaku
Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011).
a) Advertising
Advertising atau yang sering juga dikenal dengan istilah periklanan, merupakan
salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang
digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa. (Salah Wahab,
2003:150) . Peranan periklanan dalam pemasaran jasa untuk pariwisata Kota
Surakarta adalah membangun kesadaran (awarenes) calon wisatawan terhadap
jasa pariwisata yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan wisatawan
tentang obyek yang ditawarkan,
membujuk
commit
to usercalon wisatawan agar mengunjungi

97
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

obyek wisata, menggunakan jasa pariwisata di Kota Surakarta, dan untuk


membedakan pelayanan dari pariwisata Kota Surakarta dengan kota lain lain
(diferentiate the service).
Periklanan yang dilakukan Disbudpar Kota Surakarta untuk Galabo seperti
menawarkan wisata kuliner tersebut didalam website pariwisata Kota Surakarta (
www.wisatasolo.com ), informasi melalui leaflet Map of Solo dan Sourounding Solo
yang disebarkan di hotel hotel di Kota Surakarta, kemudian juga disebarkan di
bandara bandara internasional, travel agent di Pulau Jawa dan Bali, ASITA, dan
PHRI. Media cetak dan elektronik juga mendukung promosi yang dilakukan untuk
Galabo seperti di koran, majalah kuliner, dan radio.
b)

Personal Selling
Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas
komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen
potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan
pembeli. (Salah Wahab, 2003:150). Teknik promosi dengan menggunakan Personal
selling dapat dilakukan langsung dengan pengunjung Galabo saat pengunjung
sedang memilih menu yang akan dipilih. Pedagang juga membantu dalam tehnik
promosi tersebut, karena dalam personal selling yang berperan adalah pedagang
secara langsung.
Pedagang harus dibekali dengan cara menawarkan produk secara sopan dan
tepat pada calon pembeli, sehingga calon pembeli merasa tertarik untuk membeli
produk yang ditawarkan penjual. Pedagang berlomba lomba menawarkan produk
yang mereka jual dengan mendatangi pengunjung yang sedang duduk atau
pengunjung yang sedang berjalan jalan melihat deretan pedagang.

c)

Public Relation

commit to user

98
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Kata masyarakat dalam hubungan masyarakat berarti setiap individu,


kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang
bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan
pemimpin masyarakat. Kata hubungan berarti menciptakan atau membuka
komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran
dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat
bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah
secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini
masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan.
(Salah Wahab, 2003:151)
Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan tidak
harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja, tetapi ia
harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar.
Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang
produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke
masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor. (Salah Wahab,
2003:151).
Galabo juga dipromosikan melalui public relation, mulai dari publikasi media
cetak dan baliho. Media cetak memang sudah mempromosikan Galabo sejak
pertama kali Galabo diresmikan sampai sekarang seperti berita yang ditulis di koran
Solopos, Joglosemar, Suara Merdeka, Sindo, Kompas, dsb yang memberi informasi
mengenai Galabo. Dari berita dimedia cetak tersebut, masyarakat luas dapat
mengetahui peresmian Galabo, perkembangan Galabo sampai permasalahan yang
terjadi mengenai Galabo.

commit to user

99
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

F. Analisis SWOT

Analisa yang dilakukan untuk mengetahui potensi dari Daerah Tujuan


Wisata ( DTW ) yang di lakukan terhadap Gladak Langen Bogan terdiri dari
berbagai aspek yaitu strength, weakness, opportunity, threat.(

Freddy

Rangkuty, 2007:17)

1.

Strength ( Kekuatan )

Gladak Langen Bogan memiliki beberapa kekuatan yang dapat


menjadikan wisata kuliner tersebut berpotensi untuk dikembangkan.
Untuk mengetahui kekuatan Galabo dapat dilihat dari dua aspek yaitu
Kriteria Obyek Yang Diminati Pengunjung dan Aspek Pengembangan
Wisata.

a) Kriteria Agar Obyek Diminati Pengunjung

1) Someting To See (Bisa Di Lihat)

Merasa berada di suatu surga makanan dan minuman yang


tertata rapi dan bersih dan setting tempat yang yang lain dari
yang lain di Kota Surakarta serta juga dapat melihat aktifitas
commit to user
malam Kota Bengawan di malam hari yang jika diperhatikan

100
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tidak akan ditemukan di tempat lain kecuali di Kota Surakarta,


Gladak Langen Bogan ( Galabo ). Pusat jajanan Galabo di buka
dengan menutup arus lalu lintas pada jalan utama setelah pukul
18.00 WIB.

Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati


suasana Kota Surakarta di malam hari dengan berjalan kaki di
sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih
makanan yang akan dinikmati. Pada akhir pekan, tak hanya
makanan minuman khas yang ditawarkan di Galabo tetapi juga
sajian live music dapat pula dinikmati pengunjung secara gratis.
Pemandangan kota di tengah hiruk pikuk malam hari serta
sambil menikmati sajian makanan dan minuman khas Kota
Surakarta,

menjadikan wisata malam semakin indah. (

Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)

2) Something To Do (Melakukan Kegiatan Wisata)

Selain dapat melihat suasana yang menarik di malam Kota


Surakarta, pengunjung juga dapat memesan makanan dan
minuman sesuai selera dengan jalan jalan dari timur ke barat
depan

Grosir

Solo

(PGS)

ataupun

sebaliknya.

Apabila

pengunjung tidak tahu makanan dan minuman yang berada


disana, maka para penjual yang menempati stand Galabo akan
menawarkan dagangannya dan menjelaskan makanan dan
commit
to user jadi pengunjung akan lebih
minuman apa yang
dijajakan,

perpustakaan.uns.ac.id

101
digilib.uns.ac.id

mudah menemukan selera makannya dan kemudian memilih


tempat makan di tempat duduk berpayung atau dapat memesan
tikar yang selalu di sediakan penjual untuk memanjakan
pengunjung yang berkunjung agar nyaman dan betah berlama
lama di Galabo.

Pengunjung juga di harapkan berinteraksi dengan para


penyanyi yang di sediakan oleh persatuan pedagang, sebagai
feedback antara pengunjung dengan pihak pengelola. Lagu
lagu yang disajikan untuk pengunjung juga bervariasi mulai
dari pop, campursari, keroncong, ataupun sesuai permintaan
pengunjung. Masih banyak yang bisa dilakukan pengunjung
dikawasan Galabo, khususnya bagi anak anak bisa bermain di
arena bermain anak tepat di halaman Pusat Grosir Solo,
berbagai arena bisa dipilih di sana. ( Observasi: Gladag Langen
Bogan, 21 Maret 2011)

3)

Something To Buy (Berbelanja Sebagai Icon / Ciri Khas)

Pengunjung bisa melakukan kegiatan berupa shoping night di


depan PGS, dilakukan outdoor sambil berjalan jalan memilih
jajanan yang ingin dinikmati. Pengunjung di Galabo setelah
pesan makanan dapat membayar diawal ataupun jika sudah
diantar pesanannya tergantung pengunjung sendiri. Semua
pedagang mengharapkan pengunjung membeli oleh oleh dari
commit
to user
Galabo, maka penjual
harus
sudah siap dagangannya di bawa

102
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pulang oleh pelanggan dengan kemasan menarik khas masing


masing penjual. Oleh oleh sangat diharapkan oleh berbagai
sistem penunjang sebagai wadah promosi yang efektif untuk
pariwisata Kota Surakarta dengan variasi baru dengan
dibukanya Wisata Kuliner Galabo. Aspek pengembangan
kuliner yang digalakkan Pemkot Surakarta dalam peluasan
lahan pariwisata melalui promosi secara langsung maupun tidak
langsung . ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)

b) Aspek Pengembangan Wisata


1)

Attraction ( Daya Tarik )

Perjalanan sejarah Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya


dari kedua istana dan pemerintahan Belanda serta budaya sebagai
kota dagang. Kota Surakarta dikenal juga sebagai kota dagang, salah
satunya ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang
dikenal di Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan salah satu kota
di Indonesia yang di bangun berdasarkan konsep penataan kota
modern.

Sebuah terobosan baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta


adalah menggabungkan semua obyek wisata kuliner khas Kota
Surakarta di dalam satu kawasan di daerah Gladak.

Kini

pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan


kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu
kawasan.

user nama Gladak Langen Bogan


Tempatcommit
yang to
diberi

103
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

sangat jarang ditemukan di Jawa Tengah khususnya, dan


Indonesia

pada

umumnya.

Suatu

pembuatan

destinasi

pariwisata baru yang berhasil, karena kini kawasan itu banyak


menarik pengunjung lokal maupun mancanegara yang singgah
ke Kota Surakarta.

Keunikan dari tempat wisata kuliner ini adalah lokasinya yang


terletak dijalan raya,

pengunjung dapat menikmati sajian

makanan dan minuman dijalan raya yang saat siang sebagai


jalur transportasi, tentu tidak dapat ditemukan di tempat selain
di Galabo. Kemudian daya tarik lainnya adalah pusat jajanan
malam hari ini menawarkan aneka makanan minuman khas dan
tradisional yang sudah legendaris di Kota Surakarta, tidak perlu
keliling kota untuk mencarinya karena cukup berada di satu
tempat yaitu Galabo. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21
Maret 2011)

2) Accesable ( Aksesibilitas )
Kawasan Galabo terletak tepat di tengah tengah kota Solo
atau tepatnya di Jl.Mayor Sunaryo. Pengunjung yang ingin
menikmati makanan dan minuman di Galabo membutuhkan
kendaraan pribadi menuju ke kawasan wisata kuliner malam
tersebut, karena Galabo hanya buka di malam hari

maka

masalah transportasi hanya dapat di jangkau dengan kendaraan


pribadi, becak ataucommit
taksi .to user

perpustakaan.uns.ac.id

104
digilib.uns.ac.id

Pengunjung dari luar kota dapat menggunakan transportasi


udara via bandara Adi Sumarmo untuk menuju Kota
Surakarta, dan menjangkau Galabo menggunakan taksi.
Pengunjung yang datang menggunakan kereta api, dapat
berhenti di Stasiun Purwosari,

Stasiun Solo Balapan, dan

Stasiun Jebres kemudian menuju Galabo menggunakan taksi


karena jarak yang tidak cukup jauh dan para pelaksana jasa
tersebut sudah mengenal letak Galabo. Pengguna jasa bus antar
kota, dapat berhenti di terminal Tirtonadi dan menggunakan
jasa taksi menuju Galabo.

Pengujung dari arah timur, menggunakan kendaraan pribadi


dapat menempuh rute perempatan Hotel Asia belok ke kiri.
Dari arah barat dapat menempuh rute mengikuti arah Jl.
Slamet Riyadi lurus ke timur. Dari arah selatan, menuju daerah
Kampung Arab lurus ke utara. Dari segala arah lokasi Galabo
dapat dijangkau dengan mudah. ( Observasi: Gladag Langen
Bogan, 21 Maret 2011)

3) Amenities ( Fasilitas )

Didalam arena kuliner ini terdapat puluhan stand dari berbagai


pedagang makanan, baik makanan yang bernuansa tradisional
maupun modern. Ditempat ini dijual banyak makanan rakyat yang
sudah lama dikenal masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya.
commit
Selain itu berbagai
standto user
tersebut menyediakan tikar untuk

105
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pengunjung yang ingin menikmati lesehan atau duduk tanpa kursi.


Bagi yang menginginkan menikmati makanan dengan formal, dapat
duduk dikursi berpayung yang disediakan oleh pengelola. Fasilitas
toliet umum juga disediakan untuk kenyamanan para pengunjung,
tentunya dengan kebersihan yang dijaga. Kebersihan dibutuhkan
untuk memberikan nilai tambah terhadap obyek tersebut, karena
kebersihan merupakan poin utama yang menunjukkan kepribadian
tempat.

Pengunjung yang mengajak anak kecil, juga disediakan arena


bermain anak tepatnya di depan Pusat Grosir Solo sebagai salah satu
fasilitas hiburan. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan ruang
bermain bagi anak anak, sehingga Galabo bukan hanya tempat yang
dikhususkan untuk orang dewasa saja. Area parkir yang luas di
sediakan untuk para pengunjung yang datang baik menggunakan
kendaraan roda dua, mobil ataupun menggunakan bus pariwisata.
Area parkir merupakan poin utama yang harus dimiliki oleh suatu
obyek wisata untuk memberikan kenyamanan pengunjungnya. Tidak
hanya fasilitas tersebut yang diandalkan dalam menarik pengunjung
tetapi keamanan juga harus dapat dijamin, sehingga tidak ada
kekhawatiran pengunjung. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21
Maret 2011)

4) Ancilary ( Pengelola )
commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

106
digilib.uns.ac.id

Gladak Langen Bogan merupakan salah satu aset wisata Pemkot


Surakarta yang sedang diminati oleh wisatawan yang mengunjungi
kota Surakarta. Dibawah naungan Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Surakarta sebagai koordinator, Dinas kebudayaan
dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai media promosi, pihak swasta
sebagai pengelola lapangan dan Pemkot Surakarta berperan dalam
penyediaan tempat wisata dan fasilitas. Tanpa kerjasama masyarakat
sebagai pengelola swasta juga tidak mungkin Galabo menjadi salah
satu wisata andalan Kota Surakarta sekarang. ( Observasi: Gladag
Langen Bogan, 21 Maret 2011)

2.

Weakness ( kelemahan )
Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki obyek wisata. Dalam hal
ini setiap pengelola obyek harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang
dimiliki. Pengelola juga harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang dimiliki
obyek agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menembus pasar.
Pertama, Kota Surakarta makin giat berbenah untuk menarik wisatawan, termasuk
keberadaan bus tingkat Werkudara dan kereta kencana. Tetapi di sisi lain, mata
rantai pengembangan kepariwisataan itu sendiri malah meredup yaitu keberadaan
Galabo yang semakin ditinggalkan konsumen.
Pertama, cuaca yang tidak bersahabat menjadi salah satu kendala daya tarik
Galabo kembali seperti dulu. Seperti diketahui bahwa kondisi Galabo yang bersifat
terbuka memang sangatlah rentan dengan hujan. Oleh karena itu, kondisi hujan
yang terus terjadi dalam setahun terakhir secara tidak langsung mengurangi hasrat
masyarakat untuk menikmati commit
berbagaitomacam
user makanan di Galabo. Akibat dari

perpustakaan.uns.ac.id

107
digilib.uns.ac.id

kondisi tersebut banyak pedagang yang lebih memilih menutup kiosnya karena
semakin merugi. Sementara kalau tetap buka harus membiayai tenaga kerja dan
retribusi. Pilihan untuk menutup sementara stan kuliner di Galabo adalah pilihan
rasional. Seharusnya memang dipikirkan mengenai masalah ini seperti penambahan
kanopi seperti yang akan dilakukan Pemkot dalam pembenahan Galabo kedepan.
Kedua, meski stan di sebelah barat masih tampak ramai sementara yang di
sebelah timur cenderung sepi karena lampu penerangan kota yang redup serta
penataan aliran listrik yang tidak rapi sehingga membahayakan yang berada
dibawah aliran tersebut. Seharusnya dinas terkait dapat melakukan tindakan
membenahan, karena sangat membahayakan untuk pedagang. Penerangan yang
bagus juga dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk memilih makanan di
sebelah timur.
Ketiga, pedagang dianggap melanggar aturan tentang jenis menu yang disajikan.
Pedagang banyak yang beralih menu tanpa melaporkannya ke Disperidag selaku
koordinator, hal tersebut juga mengakibatkan hubungan tidak harmonis antar
pedagang. Disebabkan karena pedagang yang beralih menu, mengubah menunya
mirip dengan salah satu pedagang disampingnya. Sebenarnya pedagang
diperbolehkan mengubah menu asalkan melalui mekanisme yang semestinya dan
melaporkan pada Disperindag Kota Surakarta. Mekanisme pergantian menu
seharusnya dengan pengajuan proposal perubahan menu kepada Disperindag,
tetapi sekararang pedagang di Galabo seenaknya berganti menu. Tindakan
pedagang tersebut dikarenakan lemahnya kontrol dari Paguyuban Pedagang
Galabo, sebagai pengelola lapangan dianggap kurang tegas dalam masalah
tersebut. Sehingga seharusnya ada tindakan tegas dari pengelola lapangan seperti
melakukan pembicaraan dan penjelasan
commit tountuk
usermengikuti prosedur yang benar.

perpustakaan.uns.ac.id

108
digilib.uns.ac.id

Keempat, beberapa penjual tidak menulis pesanan yang dipesan oleh


pengunjung, sehingga sangat memungkinkan penjual lupa, apalagi kalau kujungan
sangat ramai pada akhir pekan dan hari libur. Hal tersebut akan mengakibatkan
pengunjung menunggu lama pesanannya. Kelima, banyak penjual yang tidak
menutup atau memayungi makanan atau minuman yang diantar ke pembeli di saat
hujan, dan hal tersebut sangat berpotensi makanan atau minuman yang diantar ke
pembeli kemasukan air hujan. Faktor kualitas menu dan pelayanan di Galabo harus
diperhatikan. Keenam, meja yang disediakan untuk makan pengunjung tidak
langsung dibersihkan oleh para penjual yang bertanggung jawab, jadi keadaan meja
dibiarkan kotor padahal ada pengunjung lain yang akan menempati. Dari tiga
permasalahan tersebut memiliki masalah pada tingkat pelayanan oleh pedagang.
Kualitas pelayanan yang tidak prima karena kurangnya pembinaan yang benar
menjadikan permasalahan tersebut timbul, seharusnya ada pembinaan oleh Dinas
Perindustrian dan Perdagangan selaku koordinator untuk memerikan pembelajaran
mengenai pelayanan prima penjualan.
Ketujuh, yang menjadi kelemahan konsep Galabo ini adalah tidak adanya nomor
meja sehingga sangat menyulitkan baik pembeli maupun penjual. Penambahan
nomor pada meja payung diharapkan untuk memberi kemudahan bagi pedagang
saat mencari pembeli dari makanannya. Kedelapan, Galabo diakhir pekan dan
liburan membuat jalan disekitar Jl. Mayor Sunaryo macet, karena saat akhir pekan
terjadi keramaian pengunjung yang datang ke Galabo menggunakan kendaraan
pribadi. Sehingga parkir kendaraan sangat ramai sampai ke area Jl. Slamet Riyadi
dekat air mancur, hal tersebut mengakibatkan pengendara kendaraan yang
melewati jalan menuju Alun alun utara sangat terganggu. Seharusnya DLLAJR
selaku SKPD terkait yang mengatur
lalutolintas
commit
user dapat bertugas mengatur arus lalu

109
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

lintas diarea tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan. ( Observasi: Gladag


Langen Bogan, 21 Maret 2011)
Kesembilan, dari penarikan retribusi Rp.15.000 / malam dari 37 pedagang di
Galabo, Disperindag belum dapat menarik keuntungan untuk menjadi pendapatan
daerah. Pendapatan dari hasil retribusi baru mampu menutupi biaya operasional
Galabo, seperti membayar listrik, air, tenaga kebersihan, dan tenaga lain.
Sementara pendapatan yang diandalkan dari Galabo adalah pungutan pajak yang
dibebankan pada setiap pedagang yang dilakukan oleh dinas pengelolaan,
pendapatan keuangan daerah dan asset (DPPKA) sebesar 10 % dari omset
penjualan setiap pedagang per malam, hanya sedikit dan pedagang juga tidak
transparan. Untuk lebih mengoptimalkan Galabo sebagai penunjang pariwisata,
serta sumber pendapatan daerah, perlu banyak pembenahan agar dapat memberi
kontribusi untuk pendapatan daerah juga. ( Wawancara : Atmanto Setyo Budiono
selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo, 23 April 2011)
Beberapa kelemahan tersebut untuk mengetahui seberapa besar peran Pemkot
Surakarta mengkaji permasalahan yang timbul di Galabo dan selanjutnya untuk
dibenahi. Peran pengelola swasta juga dibutuhkan dalam bekerjasama secara
profesional dalam mengelola dan membantu pengembangan Galabo kedepan.
3.

Opportunity ( Peluang )
Opportunity adalah peluang obyek wisata untuk meningkatkan daya saing serta
untuk menciptakan inovasi inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa
produk produk yang berkualitas dipasaran. Peluang ini juga digunakan untuk
memperluas jaringan pemasaran produk yang pedagang hasilkan. Peluang yang
Galabo miliki juga dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang pernah dilakukan
di Kota Surakarta.

commit to user

110
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Terkait kepariwisataan Kota Surakarta di tahun 2008, yaitu sukses menggelar


World Heritage Cities Conference and Expo atau WHCCE 25-28 Oktober 2008.
Bahkan Kota Surakarta menjadi tuan rumah juga untuk Solo International Ethnic
Music ( SIEM ) pada 28 Oktober - 1 November 2008. Di akhir tahun 2010 Solo juga
menggelar International Keroncong Festival ( IKF ) pada 5 - 6 Desember 2010.
Semua event tersebut menjadi semangat untuk memacu daya jual pariwisata Kota
Surakarta pada khususnya dan Jawa Tengah.
Berita tentang kondisi tidak berkembangnya Galabo haruslah dipikirkan sebagai
tantangan untuk mengembalikan potensi wisata kuliner di Galabo, juga wisata Kota
Surakarta yang lain. Hal tersebut sebenarnya sangat dimungkinkan karena semua
infrastruktur yang ada sangat mendukung terhadap semua harapan tersebut.
Harapan terhadap perkembangan Galabo tidak bisa terlepas dari fakta yang
berkembang bahwa Kota Surakarta dalam tiga tahun terakhir yang menerima berita
buruk seputar pencurian arca dari Museum Radya Pustaka. Selain itu, konflik cagar
budaya misal kasus Benteng Vastenburg dan Sriwedari juga tidak berkembangnya
Galabo menjadi kabar buruk mengenai Kota Surakarta. Oleh karena itu, semua
event yang sukses digelar di Kota Surakarta harus memberi kabar baik untuk
memacu nilai jual kepariwisataan Kota Surakarta .
Keberhasilan ini pada akhirnya akan dapat menyerap banyak tenaga kerja
karena mata rantai dari industri terkait di sektor pariwisata sangat kompleks dan
termasuk padat karya. Artinya, hal tersebut mampu menjadi katup pengaman atas
maraknya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) saat ini. Di sisi lain, komitmen
pemerintah memacu ekonomi kreatif pada dasarnya juga tak bisa lepas dari kiprah
pariwisata karena memang sektor tersebut banyak memungkinkan tumbuhnya
ekonomi kreatif.

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

111
digilib.uns.ac.id

Terlepas dari masalah keadaan Galabo sekarang, yang jelas Kota Surakarta telah
dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dengan berbagai atraksi wisata,
mulai wisata budaya, wisata alam dan juga wisata kulinernya. Salah satu upaya
memacu dan membangun pariwisata Galabo, misalnya dengan menetapkan
pencitraan diri. Meski demikian komitmen pencitraan itu bukanlah persoalan
mudah karena membutuhkan berbagai agenda pembenahan sektoral maupun
lintas sektoral. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam agar wisata kuliner yang
terkemas dalam Galabo bisa lebih kembali diramaikan pengunjung. ( Wawancara :
Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21
Maret 2011 )
4.

Threat ( Ancaman )
Threat adalah ancaman bagi obyek baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman
yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu
perbedaan tujuan dan pandangan antara satu pengelola dengan pengelola lain atau
salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan.
Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian seputar dimensi makro
seperti konsummen, faktor-faktor ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku dan
krisis ekonomi ), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah,
politik dan teknologi.
Galabo yang telah berusia lebih dari dua tahun kini mengalami masa surut. Awal
dibukannya Galabo lebih dari 70 pedagang ikut berpartisipasi, kemudian tahun
2010 sebanyak 50 pedagang, namun seiring dengan berjalannya waktu justru
terjadi penyusutan jumlah pedagang dan pada tahun 2011 hanya sejumlah 37
perdagang yang masih bertahan. Jumlah pedagang yang semakin berkurang setiap
tahunnya dapat mengakibatkan
eksistensi
Galabo sebagai ikon wisata kuliner di
commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

112
digilib.uns.ac.id

Kota Surakarta semakin turun dan akhirnya bisa lama dapat ditutup. Hal tersebut
dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah pegangguran, karena pengelola swasta
mayoritas dari masyarakat sekitar.
Selain hidangan-hidangan khas Kota Surakarta, Galabo juga menyediakan
makanan khas lain seperti makanan-makanan Arab, Cina, dan sebagainya. Hal
tersebut menjadikan kekurangan yang berdampak ancaman bagi Galabo karena
fokus pembangunan Galabo yang sebenarnya sebagai wadah makanan khas Kota
Surakarta akan terakulturasi oleh makanan khas lainnya. Namun sisi positifnya, para
pengunjung dapat menikmati beragam makanan yang tersedia dan tidak bosan
dengan makanan yang hanya terbatas saja.
Tetapi hal tersebut tidak dapat dilihat hanya dari sisi positifnya karena dari
sudut pandang tersebut yang akhirnya menjadika pedagang merubah menu yang
awalnya makanan khas Kota Surakarta seperti nasi liwet, cabuk rambak, timlo,
akhirnya merubah menunya menjadi kebab dan burger. Pedagang yang memiliki
alasan karena dagangan mereka tidak selaku pedagang kebab atau burger, memilih
mengubah menu yang sama dengan pedagang yang selalu ramai dikunjungi
pembeli. Masalah tersebut menjadi ancaman bagi Galabo yang nantinya akan
dianggap tidak mampu mempertahankan wadah kuliner khas Kota Surakarta. (
Wawancara : Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo,
23 April 2011)
Galabo yang melintang sepanjang 300 meter Jl. Mayor Sunaryo dari Beteng
Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS) tersebut hanya mempunyai fasilitas
payung besar bagi setiap stan pedagang. Jika gerimis, penikmat makanan di Galabo
bingung mencari tempat untuk berteduh. Belum lagi kalau tiba tiba hujan lebat,
jalanan penuh dengan air dan lokasi
untuk
lesehan pun harus ditiadakan. Kejadian
commit
to user

perpustakaan.uns.ac.id

113
digilib.uns.ac.id

alam seperti hujan memang tidak dapat diduga, maka dari itu harus ada pemikiran
mengenai kenyamanan pengunjung oleh pihak pengelola agar pengunjung tidak
merasa kecewa. Karena prinsip kepuasan pelanggan dapat menjadikan suatu jasa
akan diminati untuk didatangi kembali.

G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan

1.

Pengembangan Yang Telah Dilakukan Pemkot Surakarta ( 2008 2010 )

Walikota Surakarta membuat pemerintahan Kota Surakarta dengan gaya


entrepreneur ( pengusaha ). Apa yang dilakukan Joko Widodo tak lepas dari latar
belakang dirinya yang pernah menjadi Dirut PT.Rakabu, sebuah perusahaan
mebel ekspor. PT.Rakabu adalah sebuah perusahaan yang cikal bakalnya
bermodal dari bawah. Dimulai dari 23 pekerja hingga sekarang mencapai ribuan.
Tangan dingin Joko Widodo mengubah bisnis yang dimulai dari kelas perajin
menjadi kelas usaha berskala internasional. Pengalaman tersebut rupanya yang
diterapkan Walikota Surakarta tersebut untuk menjual Kota Surakarta. Joko
Widodo melakukan pembenahan mulai dari sektor bisnis ritel kelas kaki lima
sampai dengan tingkatan ruko, supermarket hingga mal. Terlihat berbeda yang
dilakukan Pemkot Surakarta pada masa masa sebelumnya. ( Suara Merdeka , 26
April 2008 , Artikel Walikota Dengan Gaya Entrepreneur )

Pengembangan yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta untuk sektor


pariwisata juga lebih gencar dilakukan, melihat potensi Kota Surakarta yang
commit
to user
memiliki dua istana dan berbagai
obyek
wisata budaya, sejarah dan kuliner.

perpustakaan.uns.ac.id

114
digilib.uns.ac.id

Selama dua tahun Galabo sudah menjadi ikon kuliner Kota Surakarta dan sudah
selayaknya dipertahankan eksistensinya. Galabo dikelola oleh Pemkot Kota
Surakarta dan pengelola lapangan oleh masyarakat sekitar. Sangat disayangkan
apabila kuliner khas Kota Surakarta tersebut nantinya tidak lagi diminati
masyarakat Kota Surakarta dan perlahan hilang tanpa jejak. ( Sindo, 14 Januari
2011, Pariwisata Solo Gencar Dikembangkan )
Semakin hari semakin banyak restoran restoran cepat saji yang
menghidangkan makanan makanan ala Barat dan Eropa, Coffee Shop, caf dan
kedai kedai penyedia makanan khas daerah lain yang mulai menjamur di Kota
Surakarta. Bukan tidak mungkin masyarakat Kota Surakarta akan lebih memilih
kuliner pendatang dari pada kuliner lokal karena keunikan makanan tersebut yang
tidak bisa ditemukan pada makanan Kota Surakarta.

Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota
Surakarta untuk mempertahankan kuliner khas dengan memperbaiki dan
membenahi Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan istilah Galabo
sebagai pusat wisata kuliner Kota Surakarta adalah melakukan pembenahan dan
penambahan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Gladag Langen Bogan
memiliki arena ruang terbuka berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag
tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Centre dan Pusat Grosir Solo
dan berbatasan dengan situs bersejarah beteng Vastenburg ini, di malam hari
disulap oleh Pemkot Surakarta menjadi areal terbuka tempat berkumpulnya aneka
macam kuliner khas Kota Surakarta. Namun sayangnya pemilihan konsep outdoor
atau ruang terbuka kurang begitu menguntungkan di musim hujan.
commit to user

115
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

Pada awal keberadaan Galabo, tempat ini sempat menjadi sasaran bagi
warga Kota Surakarta sendiri maupun para wisatawan untuk berwisata kuliner.
Namun semakin lama Galabo semakin sepi pengunjung. Oleh karena itu, pusat
wisata kuliner tersebut akan dikelola secara profesional. Para pedagang
diharapkan selalu mengedepankan cita rasa dan pelayanan. Segencar apapun
promosi dilakukan, atau sehebat apapun atraksi sebagai daya dukung ditampilkan,
sepanjang tak didukung faktor utama berupa cita rasa makanan, pengembangan
wisata kuliner tidak bisa maksimal.

Selain itu pengunjung juga diharapkan untuk berperan aktif, misalnya


dengan turut menjaga kebersihan. Karena selain cita rasa, kebersihan dan
kenyaman bagi pengunjung sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat.
Semua masyarakat tentu berharap agar Gladag Langen Bogan membuat
kehidupan malam Kota Surakarta menjadi lebih ramai dan menyenangkan.
Sejumlah pengembangan yang telah dilakukan oleh pengelola Galabo selama
tahun 2008 2010 salah satunya dengan menambahkan toilet umum yang
awalnya belum ada saat pembukaannya. Toilet diharapkan memberi kenyamanan
pada pengunjung agar lebih lama berada di Galabo. Kedua, penambahan wastafel
yang berada di sepanjang jalan didepan pedagang, yang dapat digunakan
pengunjung untuk mencuci tangan setelah menikmati makanan yang dipesan di
Galabo. Pemkot Surakarta sangat memikirkan kenyamanan pengunjung dimulai
dari penambahan fasilitas dan kebersihan areal jalan. ( Wawancara : Eko Prajudhy
Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

116
digilib.uns.ac.id

Kemudian yang ketiga, salah satu pembenahan yang dimulai dengan


pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter
oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Dinas Pengelolaan
Pasar (DPP) bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)
Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membersihkan selter milik pedagang Gladak
Langen Bogan (Galabo). Keberadaan spanduk maupun papan nama yang
menempel pada selter tersebut menimbulkan kesan kumuh. Langkah penertiban
tersebut merupakan tindak lanjut dari keluhan warga akan kesan kumuh yang
muncul di kawasan Galabo pada siang hari. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor
Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

2.

Rencana Pengembangan Pemkot Surakarta ( 2011 Kedepan )

Sejauh ini Galabo merupakan ikon yang paling ternama di Kota Surakarta
sebagai pusat kuliner. Untuk menjaga agar Galabo tetap menjadi kebanggaan
masyarakat Kota Surakarta, maka diharapkan agar pemerintah dan masyarakat
mampu berkorelasi. Usaha usaha tersebut dapat diterapkan dengan menjaga cita
rasa makanan dan pelayanan bagi pengunjung, menjaga kebersihan dan kerapian
yang wajib diterapkan baik bagi pengunjung maupun pedagang.

Pada Mei 2011, Pemkot Surakarta akan mempublikasikan desain penataan


Gladak Langen Bogan. Satu dari dua alternatif desain perombakan secara total
kawasan kuliner malam tersebut, nantinya akan dipilih Pemerintah Kota Surakarta
untuk memperbaiki kondisi Galabo saat ini. Penataan nantinya akan mencakup
commit to
user yang ada saat ini, antara lain
rencana perombakan total atas berbagai
persoalan

117
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

perombakan terhadap manajemen, para pedagang, cara-cara berjualan, hingga


sarana dan prasarana yang akan disediakan Pemkot di kawasan tersebut.
Sementara untuk manajemennya nanti akan dibahas lebih lanjut oleh dinas terkait
(Disperindag Kota Surakarta) untuk nantinya akan dikelola oleh UPTD, pihak
ketiga atau dikelola oleh pedagang sendiri. Desain ulang Galabo tersebut
merupakan bagian dari upaya menjual Kota Bengawan. Kota sama halnya dengan
sebuah produk yang mudah dijual apabila kemasannya tepat. ( Solopos , 9 April
2011 , Hal. 3 Kol.4 )

Pemerintah Kota Surakarta memastikan perombakan total Gladak Langen


Bogan akan segera dilaksanakan dan selesai akhir tahun ini. Konsepnya dengan
desain yang fleksibel saat hujan maka akan diberi kanopi dibagian selatan jalan,
kemudian kawasan bagian selatan digunakan untuk lahan parkir maka dengan
begitu pedagang yang berada di sisi timur juga bisa dijangkau pengunjung. Saat
ini Pemkot Surakarta telah memiliki dua alternatif desain penataan terhadap
kawasan wisata kuliner malam tersebut untuk salah satunya dipilih dan
direalisasikan. Pedagang Gladak Langen Bogan meminta Pemkot

Surakarta

melibatkan pedagang dalam rencana mendesain ulang pusat jajanan tersebut.


Pedagang juga ingin terlibat langsung dalam pembenahan karena pedagang juga
ikut berperan sebagai stakeholder yang mengembangkan Galabo. Pemkot
Surakarta menanggapi hal tersebut dengan mengevaluasi peran pedagang, karena
pedagang memang berperan penting dalam perkembangan Galabo dan juga bisa
diadakan pembinaan terhadap cara menjual produk agar menarik pengunjung.
Sehingga secara tidak langsung Pemkot Surakarta juga dapat membenahi
commit to user

118
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

manajemen selling product. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid
Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

Banyak pedagang Gladak Langen Bogan yang melanggar kesepakatan


awal tentang jenis menu kuliner yang dijual, hal tersebut menjadi pemicu
permasalahan internal di kalangan pedagang. Sejak awal para pedagang Galabo
sudah menandatangani kesepakatan untuk menyajikan jenis menu tertentu, tetapi
seiring berjalannya waktu banyak pedagang yang beralih menu lain. Pemkot
Surakarta berupaya mengembalikan konsep aturan menu sesuai dengan
kesepakatan awal. Pemkot Surakarta akan mengadakan pertemuan dengan para
pedagang dan kemudian akan mengambil kebijakan mengenai menu yang akan
dikembalikan pada konsep awal. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku
Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )

commit to user

119
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

BAB V
PENUTUP
A. Simpulan

Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan didirikan oleh Pemkot Surakarta


untuk memberikan suasana berbeda mengenai tempat makan dengan berbagai
makanan khas Kota Surakarta karena berada dalam satu komplek saja tanpa perlu
berkeliling kota untuk menikmatinya. Di awal pembukaannya, banyak
pengunjung dari berbagai daerah yang tertarik untuk menikmati makan di area
yang kalau siang untuk lalu lintas kendaraan bermotor. Banyak pengunjung yang
menyukai wisata kuliner tersebut karena areanya terdapat di jalan raya yang
malam ditutup untuk kendaraan, tetapi lama kelamaan tingkat kujungan pun
berkurang karena beberapa masalah.
Gladag Langen Bogan memiliki kekhasan yang memang tidak dimiliki oleh
wisata kuliner di daerah lain. Semua tempat kuliner khas Surakarta yang tersebar
disemua penjuru Kota Surakarta digabungkan disatu tempat yang dinamakan
Gladag Langen Bogan. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati
kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan.
Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo dengan penataan
tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang
hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain
commit to user

119

perpustakaan.uns.ac.id

120
digilib.uns.ac.id

wisata tersebut terdapat di pusat kota terutama di jalan raya, Galabo juga
merupakan obyek wisata yang
menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas
dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain wisata tersebut terdapat di pusat
kota terutama di jalan raya, Galabo juga merupakan obyek wisata yang memiliki
efektifitas waktu karena hanya dalam satu area dapat menikmati beraneka
makanan khas Kota Surakarta.
Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya,
bahkan salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Kini
pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota
Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Gladak Langen Bogan dapat
dikunjungi antara 1500 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua
kali lipat pada hari libur. Pengunjung bahkan tidak hanya dari kota Surakarta
melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. Para penikmat kuliner
dapat berkunjung sambil menikmati suasana Kota Surakarta di malam hari dengan
berjalan kaki di sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih makanan
khas dari Kota Surakarta yang akan dinikmati.
Dari pendapat pengunjung mengenai Galabo, disimpulkan berdasar
beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragam pula
keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata. Pengelompokan wisatawan
dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek
wisata.

Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam


commit to user
merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar

121
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok


pasar suatu obyek.

Persepsi pengunjung adalah Galabo perlu pembenahan

mengenai pelayanan pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara


menawarkan jasanya dan menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan
makanan kepada pengunjung tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai
makanan. Sekarang mulai berkurangnya jumlah makanan khas di Galabo,
menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung juga berharap Pemkot
Surakarta memikirkan Galabo agar tidak semakin berkurang jumlah pedagangnya,
pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan Galabo sekarang yang
semakin berkurang eksistensinya.
Meski terjadi penurunan kekhasan makanan di Gladag Langen Bogan, ada
penanganan Pemkot Surakarta untuk mempertahankan keberadaan Gladag Langen
Bogan. Pemkot Surakarta sudah melakukan usaha untuk pengembangan Gladag
Langen Bogan baik yang telah dilakukan dan yang sedang dalam rencana
pengembangan. Pemkot Surakarta telah melakukan pengembangan berupa
pembinaan terhadap pedagang di Galabo, diharapkan selalu mengedepankan cita
rasa dan pelayanan. Kemudian peraturan untuk pengumjung menjaga kebersihan
di Galabo, karena selain cita rasa, kebersihan dan kenyaman bagi pengunjung
sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat. Menambahkan toilet umum
dan wastafel untuk fasilitas pengunjung. Salah satu pembenahan yang lain dengan
pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter
oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Rencana
commit
to user adalah pembenahan manajemen
pembenahan yang dilakukan Pemkot
Surakarta

122
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pengelola swasta. Diharapkan dengan semua pembenahan tersebut dapat


menjadikan Galabo kembali diramaikan eksistensinya.
Sangat disayangkan jika melihat potensi Gladag Langen Bogan tidak
dipertahankan eksistensinya, maka Kota Surakarta tidak memiliki ikon kuliner
lagi untuk menjadi daya tarik wisatawan saat wisata malam hari. Kota Surakarta
mulai berkembang menjadi kota wisata dan seharusnya menyediakan wisata
malam juga untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal di Kota Surakarta, oleh
karena itu Pemkot Surakarta mempertahankan Gladag Langen Bogan agar tetap
buka.

B. Saran

Selain perhatian pemerintahan terhadap promosi dan pengembangan


pariwisata secara sistematis, perlu diperhatikan ulang mengarahkan pariwisata ke
pengawasan dan kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola
swasta, jika dilihat pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial,
politik dan budaya. Sehingga pengelola swasta di lapangan juga harus dibenahi
secara profesional agar dapat menambah pemasukan daerah.
Dari kesimpulan diatas, Pemkot Surakarta sebaiknya membenahi manajemen
Gladag Langen Bogan dengan pengelola lapangan yang profesional, bukan
dengan SDM masyarakat sekitar yang tidak memiliki pendidikan manajement
wisata. Seharusnya masyarakat sekitar memang juga harus diikutsertakan dalam
commit to user

123
digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id

pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan tetapi hanya sebatas kebersihan,


keamanan, dan parkir saja. Manajemen pengelolaan lapangan berupa operasional
ditangani oleh pihak yang mengerti manajement pengelolaan wisata.
Tindakan tindakan peraturan Pemkot Surakarta hendaknya diterapkan, bila
terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran, penegakkan sanksi oleh Disperindag
Kota Surakarta selaku pihak koordinator adalah langkah terbaik, sejauh dilihat
dari segi harga wisata karena hal tersebut menjamin bahwa standar jasa jasa
tersebut tetap memuaskan. Kemudian pelatihan pedagang selaku tenaga kerja
pariwisata di Gladag Langen Bogan adalah sarana yang sangat diperlukan untuk
membantu peningkatan produktivitas wisata kuliner tersebut. Pemkot Surakarta
sebaiknya menjadi promotor ddengan mempersiapkan semua fasilitas yang
diperlukan agar pelatihan menjadi efektif dan diselenggarakan dengan badan
usaha kuliner yang lebih profesional dalam hal pelayanan jasanya.

commit to user

You might also like