Professional Documents
Culture Documents
GEBRIELLA SUASTARI
E21109277
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
2014
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRAK
iii
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA
ABSTRACT
Ii
KATA PENGANTAR
perhatian, cinta dan motivasi serta berbagi canda tawa dengan penulis.
Selain itu pula, terselesaikannya skripsi ini juga berkat dukungan yang
diperoleh dari berbagai pihak. Oleh karena itulah, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr Dwia Aries Tina, MA selaku rektor Universiitas Hasanuddin
2. Pror. Dr. Hamka Naping selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Hasanuddin
3. Prof. Dr. Sangkala, MA dan Dr. Hamsinah, M. Si selaku pimpinan dan
sekertaris Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin
4. Prof. Dr. Sangkala, MA selaku Penasehat Akademik penulis selama
kuliah
5. Dr. Hj. Gita Susanti, M. Si selaku dosen pembimbing I dan Drs. Lutfi
Atmansyah,
MA
selaku
pembimbing
II
yang
telah
memberikan
untuk
kawan-kawan
seperjuangan
di
Community
Makassar,
Februari 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
ABSTRAK.................................................................................................. ii
ABSTRACT...............................................................................................
iii
Latar Belakang................................................................................... 1
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 5
C.
Tujuan Penelitian................................................................................ 6
D.
Manfaat Penelitian............................................................................. 6
B.
C.
D.
Konsep efektivitas.............................................................................. 7
1. Defenisi efektivitas....................................................................... 7
2. Pendekatan efektivitas................................................................. 14
Defenisi Pendapatan Asli Daerah....................................................... 18
Sumber Pendapatan Asli Daerah....................................................... 19
Retribusi Daerah................................................................................. 19
1.
Defenisi Retribusi Daerah......................................................... 19
2.
Objek Retribusi Daerah............................................................ 20
3.
Subjek Retribusi Daerah........................................................... 25
4.
Cara Perhitungan Retribusi Daerah.......................................... 25
5.
Keberatan Retribusi.................................................................. 25
E.
6.
Retribusi Izin Trayek.................................................................. 28
Kerangka Pikir.................................................................................... 29
Pendekatan Penelitian......................................................................
Lokasi Penelitian...............................................................................
Tipe dan Dasar Penelitian.................................................................
Sumber Data.....................................................................................
Narasumber atau Informan...............................................................
Teknik Pengumpulan Data................................................................
Teknik Analisis Data..........................................................................
Fokus Penelitian................................................................................
32
32
33
33
33
34
35
35
B.
Kesimpulan........................................................................................ 60
Saran.................................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 65
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Kerangka Pikir ............................................................................. 31
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
suatu
negara
terkadang
merehabilitasi,
menambah
bahkan
mengubah suatu sistem tertentu untuk mencapai suatu usaha dalam rangka
penggalian sumber dana bagi pendapatan negara tersebut. Pendapatan dari
negara tersebut yang kemudian akan digunakan untuk membiayai pembangunan
di negara yang bersangkutan.
Seiring dengan kebijakan otonomi daerah yang diatur dalam undangundang Nomor 32 tahun 2004 memberikan kewenangan yang lebih luas, nyata,
dan bertanggung jawab kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan dan melaksanakan kewenangan atas prakarsa
sendiri sesuai dengan kepentingan masyarakat setempat dan potensi masing
masing berdasarkan peraturan perundang undangan. Pelaksanaan otonomi
tersebut dititik beratkan pada pemerintah kabupaten dan kota, yang dimaksudkan
agar
daerah
yang
bersangkutan
dapat
berkembang
sesuai
dengan
kemampuannya sendiri oleh karena itu perlu upaya serius dilakukan oleh daerah
kabupaten untuk meningkatkan keuangan daerahnya. Tanpa kondisi keuangan
yang baik maka daerah tidak mampu menyelenggarakan tugas, kewajiban, serta
kewenangan dalam mengatur dan mengurus rumah tangganya.
bahwa sumber
kegiatan
Pemerintah.
Demikian
pula
alternatif-alternatif
untuk
Tabel 1.1
Target dan Realisasi Retribusi Izin Trayek yang dipungut oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2011, 2012 dan 2013
Jenis Penerimaan
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Dari Target
2011
76,000,000
91,360,000
2012
157,500,000
61,400,000
2013
157,500,000
124,050,000
Sumber: Dinas Perhubungan Kabupaten Toraja Utara, data diolah 2013
120.21%
38.98%
78,76 %*
belum
terpenuhinya
fungsi
Negara
dan
Daerah
dalam
B. Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penelitian
prosedur
pelayanan,
koordinasi
pimpinan
dan
bawahan,
D..
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan dalam hal sebagai berikut:
1.
Manfaat akademik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi kalangan akademis
Manfaat praktis
Penelitian ini secara praktis diharapkan berguna sebagai bahan masukan
dan referensi bagi Dinas Perhubungan Kabupaten Toraja Utara untuk lebih
mengefektifkan retribusi daerah.
3.
Teknis
Sebagai bahan informasi atau pengetahuan tambahan di bidang ilmu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep Efektivitas
1.
Defenisi Efektivitas
Efektifitas merupakan salah satu pencapaian yang ingin diraih oleh
sebuah
organisasi.
Pada
akhirnya
pengertian
efektifitas
yang
umum
efektivitas
adalah
tingkat
pencapaian
tujuan
atau
sasaran
bahwa
10
Produksi
Produksi merupakan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah
mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan.
2.
Efisiesnsi
Konsep evisiensi didefenisikan sebagai angka perbandingan (rasio) antara
output dan input. Ukuran efisiensi harus ditanyakan dalam perbandingan
antara keuntungan dan biaya atau dengan waktu atau dengan output.
3.
Kepuasan
Kepuasan
menunjukkan
sampai
sejauh mana
organisasi memenuhi
Adaptasi
Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat
menanggapi perubahan ekstern dan intern.
5.
Perkembangan
Organisasi harus menginvestasi
dalam
Hidup terus
Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.
11
2.
12
3.
4.
5.
Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu
dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila
tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan bekerja.
6.
7.
8.
bahwa untuk menilai suatu organisasi ada 3 teori yang dikemukakan, yakni :
1.
13
2.
3.
1.
Pendekatan Efektivitas
Tingkat efektivitas dapat diukur dengan membandingkan antara rencana
atau target yang telah ditentukan dengan hasil yang akan dicapai maka usaha
atau hasil pekerjaan tersebut itulah yang dikatakan efektiv. Namun jika usaha
atau hasil pekerjaan yang dilakukan tidak tercapai sesuai dengan apa yang
direncanakan maka hal itu dikatakan tidak efektiv.
Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untk mengukur tingkat
efektivitas organisasi. Lebih lanjut, Hari Lubis dan Martani Huseini menyebutkan
ada tiga pendekatan utama dalam pengukuran efektivitas yaitu :
14
lembaga
mempunyai
hubungan
yang
merata
dengan
diantaranya
efisiensi
(waktu
dan
biaya),
prosedur
15
16
17
B.
Asli
Daerah
merupakan
suatu
pendapatan
yang
18
daerah, retribusi daerah, laba dari badan usaha milik daerah (BUMD),
dan pendapatan asli daerah lainnya yang sah.
D.
Retribusi Daerah
1).
pajak. Jika pajak merupakan iuran rakyat yang dibayarkan kepada negara
dengan tiada mendapat kontraprestasi langsung, retribusi mempunyai hubungan
19
2)
oleh Pemerintah Daerah. Tidak semua jasa yang diberikan oleh Pemerintah
Daerah dapat dipungut retribusinya, tetapi hanya jenis-jenis jasa tertentu yang
menurut pertimbangan sosial-ekonomi layak dijadikan sebagai objek retribusi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 108 tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, yang menjadi Objek Retribusi Daerah adalah:
a. Retribusi Jasa Umum
b. Retribusi Jasa Usaha
c. Retribusi Perizinan Tertentu
Penggolongan
jenis
retribusi
ini
dimaksudkan
guna
menetapkan
kebijaksanaan umum tentang prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif retribusi
yang ditentukan. Penetapan jenis retribusi dalam tiga golongan tersebut
dimaksudkan juga agar tercipta ketertiban dalam penerapannya, sehingga dapat
memberikan kepastian bagi masyarakat dan disesuaikan dengan kebutuhan
nyata daerah yang bersangkutan.
20
a).
Jasa Umum. Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan
atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan
umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
Penggolongan Retribusi Jasa Umum menurut Drs. Darwin., MBP (2010:167)
digunakan kriteria sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
Retribusi jasa tersebut dapat dipungut secara efektif dan efisien, serta
merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial.
21
6)
b)
4.)
5.)
6.)
7.)
8.)
9.)
10.)
11.)
12.)
13.)
14.)
Jasa Usaha. Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan Daerah
yang belum dimanfaatkan secara optimal;
22
2.)
3.)
4.)
Retribusi Terminal;
5.)
6.)
7.)
8.)
9.)
10.)
11.)
23
c).
tersebut
benar-benar
diperlukan
guna
melindungi
kepentingan umum.
c. Perizinan tidak bertentangan atau tumpang tindih dengan perizinan
yang diselenggarakan oleh tingkat pemerintahan yang lebih tinggi.
d. Biaya yang menjadi beban daerah dalam penyelenggaraan perizinan
tersebut cukup besar sehingga layak dibiayai sebagian atau
seluruhnya dari retribusi perizinan.
Jenis-jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah:
1.)
2.)
3.)
4.)
24
5.)
3.
Jasa
Umum
adalah
orang
pribadi
atau
Badan
yang
Jasa
Usaha
adalah
orang
pribadi
atau
Badan
yang
4.
dihitung berdasarkan:
1) Tingkat penggunaan jasa.
2) Tarif retribusi.
Besarnya retribusi yang harus dibayar oleh orang pribadi dan atau badan
yang menggunakan jasa yang bersangkutan dihitung dari perkalian antara tingkat
penggunaan jasa dan tarif retribusi, atau dapat dituliskan sebagai berikut:
alokasi
beban
biaya
yang
dipikul
pemerintah
daerah
untuk
25
yang
mencerminkan
dibuat
beban
oleh
pemerintah
yang
dipikul
daerah.
oleh
Rumus
pemerintah
tersebut
harus
daerah
dalam
5.
Keberatan Retribusi
Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada
Bupati atau Pejabat yang ditunjuk atas Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)
atau dokumen lain yang dipersamakan. Surat Ketetapan Retribusi Daerah atau
SKRD adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan besarnya pokok
retribusi. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
disertai alasan-alasan yang jelas. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu
paling lama tiga bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib
Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat
dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya. Yang dimaksud di luar
26
27
6.
a.
b.
Daerah Nomor 7 Tahun 2011 Kabupaten Toraja Utara adalah orang pribadi atau
badan yang memperoleh izin trayek angkutan umum. dalam hal ini yang
dimaksud dengan trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa
angkutan orang dengan mobil bus, mobil penumpang dan angkutan khusus yang
mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap dan jadwal tetap maupun tidak
terjadwal dalam wilayah Daerah.
c.
28
d.
didasarkan
pada
tujuan
untuk
menutup
sebagian
atau
seluruh
biaya
E.
Kerangka Pikir
Kerangka pikir ialah kejelasan terhadap hal- hal yang menjadi objek
29
30
Agar apa yang diuraikan dalam penelitian ini dapat dipahami dengan jelas
maka penulis membuat kerangka pikir sebagai berikut :
Pemungutan
Retribusi Izin Trayek
Pendekatan Proses :
1. Efisiensi Pemungutan
2. Prosedur Pemungutan
Efektvitas Pemungutan
Retribusi Izin Trayek
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif.
B.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian
akan dilakukan. Adapun tempat penelitian yang akan dilakukan oleh penulis
berlokasi di kabupaten Toraja Utara.
Adapun fokus penelitian di tempatkan pada kantor Dinas Perhubungan
kabupaten toraja Utara ,Dimana Kantor Dinas Perhubungan Kabupaten Toraja
Utara merupakan bagian pelaksana pemungutan Retribusi daerah yang masuk di
Kabupaten Toraja Utara.
32
C.
peristiwa
sebagaimana
adanya
sehingga
bersifat
sekedar
untuk
D.
Sumber Data
Dalam penelitian ini menggunakan dua sumber data yaitu data sekunder
E.
33
F.
data sekunder. Untuk mengumpulkan data primer dan data sekunder tersebut
penulis menggunakan teknik pengumpulan data yaitu :
1. Telaah dokumen
Telaah dokumen, yaitu dilakukan dengan menelusuri beberapa dokumen
yang berkaitan dengan objek penelitian guna mendapatkan data
sekunder, yang berhubungan dengan teori-teori, undang-undang, bukubuku dan dokumen tentang retribusi daerah, kemudian akan mengkaji
dokumen-dokumen yang telah dikumpulkan.
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan secara langsung di lokasi penelitian guna
memperoleh keterangan data yang lebih akurat mengenai hal-hal yang
diteliti
terkait
dengan
pengelolaan
retribusi
daerah
pada
dinas
34
G.
keterangan-keterangan
dari
pihak-pihak
yang
berhubungan
H.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian merupakan penjelasan dari kerangka pikir. Adapun
35
36
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A.
37
1.
Terwujudnya
tingkat
jasa
pelayanan
sarana
dan
prasarana
perhubungan.
2. Melaksanakan konsolidasi melalui restrukturisasi dan reformasi di bidang
sarana dan prasarana perhubungan,
3. Meningkatkan
aksesibilitas
masyarakat
terhadap
pelayanan
jasa
perhubungan,
4. Meningkatkan kualitas pelayanan jasa perhubungan yang handal dan
dapat memberikan nilai tambah.
2.
38
B.
Dinas
Perhubungan
merupakan
unsur
pelaksanaan
1.
39
database
perencanaan
pembangunan
disektor
perhubungan;
2. Terpenuhinya fasilitas lalu lintas (rambu, marka, halte, terminal dsb);
3. Terlaksananya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber retribusi untk
peningkatan PAD
2.
b.
c.
40
d.
e.
1)
2)
Penyediaan
jasa
pemeliharaan
dan
perijinan
kendaraan
dinas/operasional
-
41
7)
8)
3.
42
Golongan
Jumlah orang
II
13
III
51
IV
Jumlah
66
Unit Kerja
Kepala Dinas Perhubungan
Jumlah
1
3
Sub. Bagian Keuangan
4
Sub.Bagian Program
5
Seksi Manajemen Lalu Lintas
6
Seksi rekayasa Lalu Lintas
7
Seksi pengawasan dan pengendalian
8
Seksi Angkutan Orang
9
Seksi Angkutan Barang
10
Seksi Angkutan Khusus
11
Seksi Terminal
12
Seksi Parkir
13
Seksi Pos dan Telekomunikasi
14
Seksi Pemeriksaan kendaraan Bermotor
15
Seksi teknik Pembengkelan
16
Seksi Penyuluan
Jumlah
Sumber Data : Kantor Dinas Perhubungan Toraja Utara 2014
1
8
5
4
6
6
4
4
6
2
3
6
2
2
66
43
Tingkat Pendidikan
S2
S1
D1-D3
SMA
SLTP
Jumlah
Sumber Data : Kantor Dinas Perhubungan Toraja Utara, 2014
4.
Jumlah
2
27
2
35
0
66
Struktur Organisasi
Sesuai dengan perda No.8 tahun 2010 maka dirancang struktr organisasi
kantor Dinas perhubungan Kabupaten Toraja Utara yang dipimpin oleh seorang
kepala dinas perhubungan yang bertanggung jawab kepada Dinas Perhubungan
Toraja Utara, Kepala Dinas Perhubungan, membawahi :
a. Kepala Sub. Bagian umum, perlengkapan dan kepegawaian
b. Kepala sub. Keuangan
c. Kepala sub. Perencanaan dan keuangan
d. Kepala Bidang Lalu Lintas, membawahi :
-
44
f.
Seksi terminal
Seksi parkir
Seksi penyuluhan
45
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Retribusi yang dipungut oleh Pemerintah Daerah khususnya oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Toraja Utara bersifat bukan pajak dan merupakan
kewenangan daerah. Dalam rangka pelaksanaan desentralisasi, artinya retribusi
dapat menjadi salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial yang dapat
membantu pembangunan di Kabupaten Toraja Utara. Target dan realisasi dari
Retribusi Izin Trayek yang dipungut oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Toraja
Utara adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Target dan Realisasi Retribusi Izin Trayek yang dipungut oleh Dinas
Perhubungan Kabupaten Toraja Utara Tahun 2011, 2012 dan 2013
Jenis Penerimaan
Tahun
Target
Realisasi
Persentase
Dari Target
2011
76,000,000
91,360,000
120.21%
2012
157,500,000
61,400,000
38.98%
2013
157,500,000
124,050,000
78,76 %*
Sumber Data : Dinas Perhubungan Kabupate Toraja Utara tahun 2013
Tabel diatas menjelaskan bahwa penerimaan Retribusi Izin Trayek yang
dipungut oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Toraja Utara tahun 2011, 2012
dan 2013 tidak stabil dan mengalami penurunan drastis, yaitu 120,21% pada
tahun 2011, lalu kemudian mengalami penurunan drastis pada tahun 2012 yaitu
38,98%, dan naik lagi pada tahun 2013 menjadi 78,76%. Hal ini menunjukkan
bahwa terdapat kendala dalam pemungutan Retribusi Izin Trayek dan
menunjukkan
belum
terpenuhinya
fungsi
Negara
dan
Daerah
dalam
46
Hal yang senada juga diungkapkan oleh ibu Martha selaku petugas pelayanan
dan pemungutan retribusi izin trayek :
..Karena peraturan Bupati mengenai peraturan jalan daerah dihapuskan
otomatis tidak dipungut lagi izin trayek barang padahal lebih banyak dia
punya pemasukan itu, maunya itu masing-masing daerah lebih
memperhatikan potensi yang paling banyak didaerahnya, karena barang ini
memiliki pemasukan yang sangat banyak. (Hasil wawancara tanggal 6
januari 2014)
jika diperhatikan dari hasil kutipan oleh beberapa narasumber diatas maka
dapat dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab tidak optimalnya penerimaan
retribusi izin trayek dikarenakan dihapuskannya peraturan Bupati mengenai
peraturan jalan daerah yang cenderung memberikan sumbangsi terbesar dalam
penerimaan retribusi izin trayek kemudian Peraturan daerah yang dikeluarkan
oleh pemerintah setempat tidak memperhatikan potensi atau pemasukan
terbesar yang ada di Kabupaten Toraja Utara sehingga menyebabkan
penerimaan retribusi izin trayek menurun drastis.
47
48
A.
Jenis Pelayanan
Jangka waktu
1 Jam
1 Jam
49
2) Biaya
Yaitu bahwa pengenaan biaya pelayanan harus ditetapkan secara wajar dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut Kepala
50
bidang angkutan terkait pelayanan dan pemungutan retribusi Izin trayek diatur
dalam perda no 7 tahun 2011 tentang retribusi izin trayek, adapun kutipan
wawancara :
Ya,jadi kita pungut disini berdasarkan perda no.7 tahun 2011, setelah
dipungut disini lalu disetor ke bendahara penerima, kan kalo disini ada istilah
namanya bendahara penerima. Dari bendahara penerima langsung di setor
ke BPD masuk PAD lewat rekening PEMDA khusus untuk PAD.Pemungutan
retribusinya langsung ketika surat izin trayeknya sudah jadi.
Hasil wawancara tanggal 24 desember 2013
Berikut tabel yang menggambarkan tarif layanan pemungutan retribusi
sesuai dengan perda no.7 tahun 2011 :
Tabel 7 Tarif Pemungutan Retribusi Izin Trayek Kabupaten Toraja Utara :
No
Jenis Layanan
Tarif
Rp.150.000,00
Rp.150.000,00
51
surat izin trayek membawa persyaratan dan berkas yang lengkap. Jadi
kecepatan pemyelesaian surat izin trayek tergantung pada kelengkapan
berkas yang dibawah oleh masyarakat.
Begitupun, efisiensi pelayanan dan pemungutan dari segi biaya dapat
dikatakan terjangkau bagi masyarakat sesuai dengan peraturan daerah no.7
tahun 2011 yang mengatur tarif pemungutan retribusi izin trayek. Seperti
yang kita ketahui bahwa tujuan pembuatan surat izin trayek agar masyarakat
yang memiliki kendaraan yang akan digunakan untuk kepentingan usaha
atau digunakan sebagai angkutan baik angkutan orang, angkutan barang
maupun angkutan khusus bisa memiliki izin trayek yang resmi. Hal ini
memungkinkan tercapainya efektivitas Pemungutan retribusi Izin Trayek di
Kabupaten Toraja Utara.
B.
52
Hal ini juga didukung oleh pernyataan petugas pelayanan dan pemungtan
retribusi izin trayek ibu Martha menyatakan :
Kalau menurut saya prosedurnya sangat cepat dan sederhana karena
orangnya sendiri yang datang kesini mengurus. (Hasil wawancara
tanggal 6 januari 2014)
53
54
C.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Martha selaku petugas
pelayanan dan pemungutan retribusi izin trayek :
..iya semua pengurusan surat harus melalui persetjuan kepala dinas,
lalu kepala bidang, kemudian ke seksi-seksi sesuai bidangnya. Tiap seksi
menangani bidangnya masing-masing. (Hasil wawancara tanggal 6
januari 2014)
Selain sistem koordinasi yang jelas, disini kepala bidang angkutan Bapak
Yafet menjelaskan bagaimana motivasi yang diberikan kepada bawahan, adapun
kutipannya sebagai berikut ;
..Ya kalau motivasi pimpinan itu yang jelas baik, tidak ada satu pimpinan
yang mau melihat anggotanya tidak berkembang, jadi kita ingin supaya
semua itu dia tau juga, jadi apa yang kita ketahui dibagikan sehingga
diterapkan juga dan tidak ada perbedaan antara staf yang satu dan yang
lain saya tidak pernah membedakan itu biar smua sama-sama tau. Jadi
sudah ada hirarki dari atas yang diatur sedemikian rupa supaya semua
bisa berjalan dengan baik. (Hasil wawancara tanggal 24 desember 2013)
Koordinasi antara pimpinan dan bawahan serta motivasi yang diberikan
pimpinan
sangatlah
penting
dalam
mewujudkan
layanan
yang
efektif.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang penulis lakukan maka penulis
dapat menggambarkan bahwa hubungan pimpinan dn petugas pelayanan dan
pemungutan retribusi izin trayek ataupun sesama petugas di Dinas Perhubungan
Kabupaten Toraja Utara sudah dapat dikatakan baik dan harmonis. Komunikasi
55
yang terjalin pun sesuai dengan pengamatan penulis yakni baik. Koordinasi
dalam pembagian tugas maupun dalam pelaksanaan pelayanan pembuatan
surat izin trayek sampai pada pemungutannya tidak mengalami kendala yang
begitu berarti, dengan kata lain pada kenyataannya sudah berjalan dengan baik
dan tidak terdapat masalah yang memungkinkan tidak tercapainya efektivitas
pelayanan dan pemungutan itu sendiri.
D.
Responsivitas Pegawai
Daya
tanggap
pegawai
dalam
memberikan
pelayanan
kepada
2) Kemampuan Petugas
Petugas pelayanan dan pemungutan sebagian adalah tenaga kontrak
atau tenaga sukarela hal inilah yang masih disayangkan dan sangat
berpengaruh pada tingkat efektivitas pelayanan yang diberikan baik dari
segi pengetahuan dan ketrampilan. Jelas sangat berbeda jauh keahlian
56
E.
pemungutan retribusi izin trayek. Hal ini mencakup keberadaan dan fungsinya
dalam menunjang kemudahan, kelancaran proses pelayanan dan memberikan
kenyamanan pengguna layanan.
57
dari
Dalam
variabel
ini
memungkinkan
tidak
tercapainya
efektivitas
58
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab
sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa target dan realisasi
penerimaan retribusi izin trayek pada tiga tahun terakhir yaitu tahun 2011, 2012,
dan 2013 mengalami penurunan drastis. Salah satu faktor utama yang
menyebabkan
penerimaan
retribusi
kurang
optimal
karena
dengan
retribusi
izin
trayek
digantikan
dengan
perda
yang
tidak
59
yang
dipekerjakan
merupakan
tenaga
kontrak
sehingga
60
B.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh
penerimaan
retribusi
izin
trayek
bisa
semakin
bertambah
61
Perhubungan
Kabupaten
Toraja
Utara
masih
banyak
62
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Bambang Prakosa kesit. 2005. Pajak dan Retribusi Daerah. Yogyakarta. UII
Press
Darise, Nurlan. 2006. Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta. PT INDEKS
kelompok GRAMEDIA
Darwin, Drs. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Jakarta. Mitra Wacana
Media
Elmi, Bachrul. 2002. Keuangan Pemerintah Daerah Otonom di Indonesia.
Universitas Indonesia
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen : Dasar pengertian, dan Masalah,
revisi cetak 7. Jakarta. Bumi Aksara
Kaho J. Riwu. Riwu. 2007. Analisis Hubungan Pemerintahan Pusat dan Daerah
Rineka Cipta
Mahmudi. 2010. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta. Penerbit Erlangga
Marsiamo. 2004. Otonomi Dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta
Penerbit Andi Yogyakarta
Nugroho. 2003. Good govermance. Bandung ; Mandar maju
Siagian, Sondang P. 2003. Filsafat Administrasi. Jakarta Bumi Aksara
Siahaan, Marihot P. 2005. Pajak Daerah Dan Retribusi Daerah. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada
Siahaan, Marihot P. 2010. Pajak Dan Retribusi Daerah. Edisi Revisi. Jogjakarta.
Rajawali Pers
Simbolon, Maringan masry. 2004. Dasar-Dasar administrasi Dan Manajemen.
Jakarta. Ghalia Indonesia
Sugiyano. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung. Alfabeta
Ulbert, Silalah. 1989. Studi Tentang Ilmu Administrasi. Bandung. Sinar Baru
Algesindo
Tim Penyusun. 2012. Pedoman Penulisan Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi
FISIP UNHAS. Makassar
63
Peraturan Perundang-undangan :
Sartika, Dewi. 2012. Pengelolaan Retribusi Parkir di Kota Makassar (Studi Kasus
di Perusahaan Daerah Parkir Makassar Raya). Skripsi, Universitas Hasanuddin
Makassar
64
Lainnya:
Diunduh dari internet. www.google.com, 24 Desember 2013 pukul 13.07 WITA
Konsep teori Efektivitas Pelayanan Publik.
Diunduh dari internet, www.google.com, 24 Desember 2013 pukul 13.45 WITA
Tertib Administrasi
65
66
Lampiran : VIII
Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor : 08 Tahun 2010
KEPALA DINAS
SEKRETARIAT
Kelompok
Jabatan
Fungsional
Sub. Bagian Umum,
Perlengkapan &
Kepegawaian
BIDANG LALU
LINTAS
Seksi Angkutan
Barang
Seksi Pengawasan
dan Pengendalian
BIDANG TEKNIK
PRASARANA
BIDANG
ANGKUTAN
Seksi
Manajemen Lalu
Lintas
Sub Bagian
Keuangan
Seksi Angkutan
Khusus
UPTD
Sub Bagian
Program
BIDANG TEKNIK
KESELAMATAN
Seksi
Terminal
Seksi Pemeriksaan
Kendaraan
Bermotor
Seksi Parkir
Seksi
Teknik
Perbengkelan
Seksi Penyuluhan
PEDOMAN WAWANCARA
Efisiensi Pelayanan :
a. Waktu :
- Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengurus izin trayek ?
- Bagaimana kepastian waktu penyelesaian izin trayek sesuai jadwal yang telah ditetapkan
b. Biaya :
- Bagaimana kejelasan biaya yang dikenakan dalam mengurus izin trayek ?
- Apakah biaya yang dipungut sudah sesuai dengan tarif dan biaya yang ditentukan ?
- Bagaimana tanggapan terhadap biaya yang dikenakan dalam mengurus surat izin trayek
Prosedur Pelayanan :
-
Responsivitas Pegawai ?
-
Bagaiamana kondisi sarana dan prasarana yang tersedia pada dishub dalam pengurusan
izin trayek ?
Bagaimana sistem teknologi komputerisasi yang terdapat pada dishub?
NB :
(Bagaimana syarat kendaraan yang bisa diberikan izin trayek?) (Peran dinas perhubungan?)
Target dan realisasi retribusi izin trayek 3 tahun trakhir , Perda retribusiizin trayek , Struktur
organisasi , Profil dinas perhubungan !
-
Dinas Perhubungan
Paragraf 1
Kepala Dinas
Pasal 1
(1) Dinas Perhubungan dipimpin oleh seorang kepala Dinas.
(2) Kepala Dinas Perhubungan mempunyai tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur,
membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis
pelaksanaan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang perhubungan dan sebagian bidang komunikasi dan informatika;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Dinas
Perhubungan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;
b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugasnya;
c. pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya;
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Paragraf 2
Sekretariat
Pasal 2
(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris.
(2) Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas
di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan
program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Sekretaris
menyelenggarakan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
b. penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugastugas Bidang secara terpadu;
c. penetapan rumusan kebijakan pelayanan administratif Dinas;
d. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan;
e. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan
masyarakat;
f. penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian;
g. penetapan rumusan kebijakan administrasi pengelolaan keuangan;
h. penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan
tugas Dinas;
i. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Dinas;
j. penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan
pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Dinas;
k. pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
l. evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan;
m. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
n. pelaksanaan koordinasi/ kerja sama/ dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga atau
pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan.
(4) Sekretariat, membawahkan:
a. Sub Bagian Penyusunan Program;
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
c. Sub Bagian Keuangan.
Pasal 3
(1) Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian;
(2) Kepala sub Bagian Penyusunan Program mempuyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan
rencana dan program Dinas;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian
Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi;
a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengkoordinasian
penyusunan rencana dan program kerja Dinas;
b. penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja Dinas;
c. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis Dinas;
d. Pelaksanaan penyusunan rancangan peraturan perundang undangan penunjang pelaksanaan
tugas;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
g. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub unit kerja lain
dilingkungan Dinas.
Pasal 4
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipipim oleh seorang Kepala Sub Bagian;
(2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum
dan kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian
Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum dan
kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian;
b. pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah dinas dan
pengelolaan dokumentasi dan kearsipan;
c. pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas;
d. pelaksanaan pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan kearsipan kepada
sub unit kerja di lingkungan Dinas;
e. penyusunan dan penyiapan penglolaan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas;
f. pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas;
g. pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat;
h. pelaksanaan pengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban kantor;
i. pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan serta pengelolaan lingkungan kantor, gedung kantor,
kendaraan dinas dan aset lainnya;
j. penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan sarana dan prasarana perlengkapan dinas;
k. pelaksanaan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi perlengkapan dinas;
l. penyusunan bahan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pelaksanaan tugas Dinas;
m. pelaksanaan pengelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundangundangan;
n. pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharaan data serta
dokumentasi kepegawaian;
o. penyusunan dan penyiapan rencana kebutuhan formasi dan mutasi pegawai;
p. penyusunan dan penyiapan bahan bahan administrasi kepegawaian yang meliputi kenaikan
pangkat, gaji berkala, pensiun, kartu pegawai, karis/ karsu, taspen, askes dan pemberian
penghargaan serta peningkatan kesejahteraan pegawai;
q. penyusunan dan penyiapan pegawai untuk mengikuti pendidikan/ pelatihan struktural, teknis
dan fungsional serta ujian dinas;
r. fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin pegawai;
s. penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pension dan cuti pegawai;
t. pengkoordinasian penyusunan administrasi DP-3, DUK, sumpah/ janji pegawai;
u. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
v. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
w. pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dan kerumahtanggaan serta administrasi
kepegawaian dengan sub unit kerja lain di lingkungan Dinas.
Pasal 5
(1) Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian;
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi
dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan DInas;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian
Keuangan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan administrasi dan
pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Dinas;
b. pelaksanaan pengumpulan bahan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Dinas;
c. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja;
d. pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta tambahan
penghasilan bagi pegawai negeri sipil;
e. perencanaan operasional kegiatan penyusunan rencana dan program administrasi pengelolaan
keuangan;
f. pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Dinas;
g. pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan pembinaan administrasi
akuntansi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Dinas;
h. penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan, belanja dan
pembiayaan Dinas;
Paragraf 3
Bidang Lalu Lintas
Pasal 6
(1) Bidang Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Bidang;
(2) Kepala Bidang Lalu Lintas mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas-tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan lalu lintas yang meliputi
manajemen lalu lintas, rekayasa lalu lintas serta pengawasan dan pengendalian;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang Lalu
Lintas menyelenggarakan fungsi :
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan lalu lintas;
b. penetapan rencana umum jaringan lalu lintas jalan;
c. penetapan pengawasan dan pengendalian operasional terhadap penggunaan jalan selain untuk
kepentingan lalu lintas;
d. penetapan kelas jalan pada jaringan jalan kabupaten;
e. penetapan penentuan lokasi, pengadaan, pemasangan, pemeliharaan dan penghapusan rambu
lalu lintas, marka jalan dan alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengamanan
pemakai jalan serta fasilitas pendukung di wilayah kabupaten;
f. penetapan penyelenggaraan andalalin di wilayah kabupaten;
g. penetapan penyelenggaraan pencegahan dan penaggulangan kecelakaan lalu lintas di jalan
kabupaten;
h. penetapan penelitian dan pelaporan kecelakaan lalu lintas di jalan yang mengakibatkan korban
meninggal dunia dan atau yang menjadi isu kabupaten;
i. penetapan pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas dijalan
kabupaten;
j. penetapan pengumpulan, pengolahan data dan analisis kecelakaan lalu lintas;
k. penetapan pelayanan pemberian izin usaha mendirikan pendidikan dan latihan pengemudi ;
l. penetapan pemberian rekomendasi pemasangan periklanan pada kawasan selektif;
m. pelaporan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengeloaan lalu lintas;
n. evaluasi pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan lalu lintas;
o. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
p. pelaksanaan koordinasi / kerja sama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/ lembaga atau
pihak ketiga dibidang pelayanan dan pengelolaan lalu lintas.
Pasal 7
(1) Seksi Manajemen Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) kepala seksi Manajemen Lalu Lintas mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan manajemen lalu lintas;
(3) dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala seksi
Manajemen Lalu lintas menyelengarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan manajemen lalu lintas diwilayah
kabupaten Toraja Utara;
b. pelaksanaan manajemen lalu lintas di wilayah kabupaten Toraja Utara;
c. pelaksanaan penetapan sirkulasi lalu lintas diwilayah Kabupaten Toraja Utara;
d. pelaksanaan penyusunan rencana umum pengembangan sarana dan prasarana perhubungan;
e. pelaksanaan penunjukan lokasi dan penyelenggaraan perijinan bongakar muat barang;
f. pelaksanaan penyusunan rencana pengendalian bangkitan dan tarikan serta analisis dampak lalu
lintas;
g. pelaksanaan larangan penggunaan jalan tertentu;
h. pelaksanaan pemberian rekomendasi pemasangan periklananan pada kawasan selektif;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
k. pelaksanaan koorddinasi pengelolaan manajemen lalu lintas dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Dinas.
Pasal 8
(1) Seksi Rekayasa Lalu Lintas dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan rekayasa lalu lintas;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala seksi
Rekayasa Lalu Lintas menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan rekayasa lalu lintas;
b. pelaksanaan rekayasa lalu lintas pada ruas jalan dan persimpangan di wilayah Kabupaten Toraja
Utara;
c. pelaksanaan penyusunan rencana study dan penelitian sistem rekayasa lalu lintas;
d. pelaksanaan penunjukan lokasi dan penyelenggaraan pemasangan fasilitas perlengkapan jalan
yang meliputi rambu, marka, traffic light, warning light, dan shelter;
e. pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu sungai dan penyeberangan;
f. pelaksanaan penetapan fungsi, kelas dan daya dukung jalan;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
h. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
i. pelaksanaan koordinasi pengelolaan rekayasa lalu lintas dengan sub unit kerja lain di lingkungan
Dinas.
Pasal 9
(1) Seksi Pengawasan dan Pengendalian dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengawasan dan
pengendalian lalu lintas;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Pengawasan dan Pengendalian menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengawasan dan pengendalian
lalu lintas di wilayah Kabupaten Toraja Utara;
b. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian operasional penggunaan jalan selain untuk
kepentingan lalu lintas;
c. pelayanan perizinan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas;
d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian operasional lalu lintas;
e. pelaksanaan penyidikan pelanggaran bidang LLAJ, pemenuhan pelaksanaan teknis dan laik jalan,
pelanggaran ketentuan pengujian berkala dan perijinan angkutan umum serta administrasi
kendaraan bermotor;
f. pelaksanaan pembinaan ketertiban dan disiplin lalu lintas di jalan;
g. pelaksanaan pengelolaan penimbangan muatan kendaraan angkutan barang;
h. pelaksanaan pengamanan lalu lintas dan pengawalan rangkaian kendaraan bermotor;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
k. pelaksanaan koordinasi pelayanan pengawasan dan pengendalian lalu lintas dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Dinas.
Paragraf 4
Bidang Angkutan
Pasal 10
(1) Bidang Angkutan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang;
(2) Kepala Bidang Angkutan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas tugas di bidang pelayanan dan pengelolaan angkutan yang meliputi
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang
Angkutan menyelenggarakan fungsi :
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan dan pengelolaan angkutan;
b. penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan
angkutan;
c. penetapan pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota;
d. penetapan penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan
angkutan perintis;
e. penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;
f. penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk angkutan;
Pasal 11
(1) Seksi Angkutan Orang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Angkutan Orang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan angkutan orang;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Angkutan Orang menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan angkutan orang;
b. penyusunan jaringan trayek dan penetapan kebutuhan kendaraan untuk kebutuhan pelayanan
angkutan orang;
c. pemberian izin trayek angkutan perdesaan / angkutan kota;
d. penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan orang;
e. penyusunan rumusan kebijakan penetapan wilayah operasi dan kebutuhan kendaraan untuk
angkutan ;
f. pelaksanaan pemberian izin operasi angkutan;
g. pelaksannan pemberian rekomendasi operasi sewa angkutan orang;
h. penetapan pemberian izin usaha angkutan pariwisata;
Pasal 12
(1) Seksi Angkutan Barang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Angkutan Barang mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan angkutan barang;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Angkutan Barang menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan angkutan barang;
b. penetapan penyusunan jaringan lintas angkutan barang;
c. pelaksanaan pemberian rekomendasi operasi sewa angkutan barang;
d. penetapan pemberian izin usaha pelayanan angkutan barang;
e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
f. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
g. pelaksanaan koordinasi pelayanan angkutan orang dengan sub unit kerja lain di lingkungan
Dinas.
Pasal 13
(1) Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) dipimpin oleh
seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) mempunyai
tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas
pelayanan dan pengelolaan angkutan khusus dan angkutan sungai, danau dan penyeberangan;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Angkutan Khusus dan Angkutan Sungai, Danau Penyeberangan (ASDP) mempunyai fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan
angkutan khusus dan angkutan sungai, danau dan penyeberangan;
b. penetapan penyusunan rencana umum angkutan khusus dan jaringan sungai dan danau;
c. penetapan lokasi pelabuhan sungai dan danau;
d. penetapan penyelenggaraan pelabuhan sungai dan danau;
e. penetapan pemberian izin pembuatan tempat penimbunan kayu (logpon), jaring terapung dan
kerambah di sungai dan danau;
Paragraf 5
Bidang Teknik Prasarana
Pasal 14
Pasal 15
(1) Seksi Terminal dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Terminal mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan terminal;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Terminal menyelenggarakan fungsi;
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pengelolaan terminal;
b. penyusunan rumusan kebijakan penetapan lokasi terminal penumpang Tipe C;
c. pengesahan rancang bangun terminal penumpang Tipe C;
d. penyusunan rumusan kebijakan pembangunan pengoperasian terminal penumpang Tipe A, Tipe
B, Tipe C;
e. penyusunan rumusan kebijakan pembangunan dan pengoperasian terminal angkutan barang;
f. pelaksanaan pengelolaan terminal;
Pasal 16
(1) Seksi Parkir dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Parkir mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan parkir;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi Parkir
menyelenggarakan fungsi:
a. penysunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan parkir;
b. penyusunan rumusan kebijakan penentuan lokasi fasilitas parkir untuk umum di jalan
kabupaten;
c. penyusunan rumusan kebijakan pengoperasian fasilitas parkir untuk umum di jalan kabupaten;
d. pelaksanaan pemberian izin penyelenggaraan dan pembangunan fasilitas parkir untuk umum;
e. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pengelolaan perparkiran;
f. pelaksanaan pengaturan dan pengendalian parkir kendaraan bermotor dan tidak bermotor;
g. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pelayanan pemberian perizinan penyelenggaraan
perparkiran;
h. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian serta penertiban penyelenggaraan perparkiran;
i. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
j. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
k. pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pengelolaan parkir dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Dinas.
Pasal 17
(1) Seksi Pos dan Telekomunikasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Pos dan Telekomunikasi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan pos dan
telekomunikasi;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi Pos
dan Telekomunikasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan pos
dan telekomunikasi;
b. pelaksanaan penyelenggaraan pelayanan pos di perdesaan;
c. pemberian rekomendasi untuk pendirian kantor pusat jasa titipan;
d. pemberian izin dan penertiban jasa titipan untuk kantor agen dan izin penyelenggaraan
telekomunikasi khusus untuk keperluan pemerintah dan badan hukum sepanjang tidak
menggunakan spektrum frekuensi radio;
e. pemberian rekomendasi terhadap permohonan izin penyelenggaraan jaringan tetap tertutup
lokal wireline (end to end);
f. pemberian rekomendasi persyaratan administrasi dan kelayakan data teknis terhadap
permohonan izin penyelenggaraan radio;
g. pemberian izin lokasi pembangunan studio dan stasiun pemancar radio dan atau televisi;
h. pemberian rekomendasi wilayah prioritas untuk pembangunan kewajiban pelayanan universal di
bidang telekomunikasi;
i. pemberian izin terhadap Instalatur Kabel Rumah/ Gedung (IKR/ G);
j. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan telekomunikasi
perdesaan, penyelenggaraan warung telekomunikasi, warung seluler atau sejenisnya.
k. pemberian izin kantor cabang dan loket pelayanan operator;
l. pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin mendirikan bangunan
(IMB) menara telekomunikasi sebagai sarana dan prasarana telekomunikasi;
m. pemberian izin galian untuk keperluan penggelaran kabel telekomunikasi;
n. pelaksanaan perhitungan teknis sebagai dasar penetapan retribusi izin hinder ordonantie
(ordonansi gangguan);
o. pemberian izin instalasi penangkal petir dan instalasi genset;
p. pelaksanaan penertiban terhadap pelanggaran standardisasi pos dan telekomunikasi;
q. pemberian izin usaha perdagangan alat perangkat telekomunikasi;
r. pelayanan pos di perdesaan;
s. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
t. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
u. pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pengelolaan pos dan telekomunikasi dengan sub unit
kerja lain di lingkungan Dinas.
Paragraf 6
Bidang Teknik Keselamatan
Pasal 18
(1) Bidang Teknik Keselamatan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang;
(2) Kepala Bidang Teknik Keselamatan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan tugas-tugas di bidang pelayanan teknik keselamatan yang meliputi pemeriksaan
kendaraan bermotor, teknik perbengkelan dan penyuluhan;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang
Teknik Keselamatan menyelenggarakan fungsi:
a. penetapan penyusunan rencana dan program kerja pelayanan teknik keselamatan;
b. penetapan pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
c. penetapan pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
d. penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pelayanan teknik keselamatan;
e. pengkoordinasian perencanaan teknis di bidang pelayanan teknik keselamatan;
f. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pelayanan teknik keselamatan;
Pasal 19
(1) Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Pemeriksaan Kendaraan Bermotor mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pemeriksaan
kendaraan bermotor;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Pemeriksaan Kendaraan Bermotor menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan pemeriksaan kendaraan
bermotor;
b. pelaksanaan pengujian berkala kendaraan bermotor;
c. pelaksanaan pemeriksaan kendaraan di jalan sesuai kewenangannya;
d. pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis dan laik jalan serta administrasi kendaraan
bermotor;
e. pelaksanaan penunjukan lokasi dan pengelolaan pemeriksaan kendaraan bermotor;
f. pelaksanaan penilaian dan penghapusan kendaraan bermotor;
g. pelaksanaan pelayanan administrasi pendaftaran dan registrasi dan mutasi serta numpang uji
kendaraan bermotor;
h. pelaksanaan pemeliharaan peralatan pemeriksaan kendaraan bermotor;
i. pelaksanaan pengaturan tentang pembatasan mengangkut orang dengan kendaraan tidak
bermotor;
j. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
k. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
l. pelaksanaan koordinasi pelayanan pemeriksaan kendaraan bermotor dengan sub unit kerja lain
di lingkungan Dinas.
Pasal 20
(1) Seksi Teknik Perbengkelan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Teknik Perbengkelan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengelolaan teknik perbengkelan;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Teknik Perbengkelan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengelolaan teknik
perbengkelan;
b. pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan bermotor;
c. pelaksanaan pemeriksaan persyaratan teknis oleh bengkel umum kendaraan bermotor;
d. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pembuatan karoseri kereta gandengan, kereta tempelan,
bakn muatan, modifikasi serta alat wajib memenuhi persyaratan teknis kendaraan bermotor;
e. pelaksanaan rumusan kebijakan dalam pemberian pelayanan perizinan penyelenggaraan
bengkel umum kendaraan bermotor;
f. pelaksanaan penetapan ketentuan tambahan susunan alat-alat tambahan pada mobil bus dan
penumpang umum sebagai kendaraan umum;
g. pelaksanaan pembinaan operasional bengkel di bidang peningkatan profesionalisme bagi tenaga
mekanik melalui pendidikan dan pelatihan, bimbingan dan arahan terhadap ketentuan teknis
dan laik jalan kendaraan bermotor;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;
i. pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya;
j. pelaksanaan koordinasi pelayanan dan pengelolaan teknik perbengkelan dengan sub unit kerja
lain di lingkungan Dinas.
Pasal 21
(1) Seksi Penyuluhan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi;
(2) Kepala Seksi Penyuluhan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan penyuluhan perhubungan;
(3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Seksi
Penyuluhan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan penyuluhan
perhubungan;
b. pelaksanaan penelitian dan pengembangan pelayanan penyuluhan perhubungan;
c. pelaksanaan pelayanan penyuluhan perhubungan;
d. pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pelayanan penyuluhan
perhubungan;
e. pelaksanaan penyiapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan penyuluhan perhubungan;
f.
pelaksanaan koordinasi pelayanan penyuluhan perhubungan dengan sub unit kerja lain di
lingkungan Dinas.
Paragraf 7
Jabatan Fungsional
pasal 22
Pengaturan tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional diatur lebih lanjut setelah dibentuk dan
ditetapkan jenis dan jenjangnya oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang undangan yang
berlaku.
TENTANG
RETRIBUSI IZIN TRAYEK
SALINAN
10. Retribusi Izin Trayek yang selanjutnyua dapat disebut retribusi adalah pembayaran
atas pemberian izin kepada orang pribadi atau badan untuk menyediakan pelayanan
angkutan penumpang umum pada jaringan trayek tetap dan teratur dalam wilayah
daerah;
11. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan Perundangundangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk
pemungut atau pemotong Retribusi tertentu;
12. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi
Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah
Daerah yang bersangkutan;
13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah
surat keputusan yang menentukan besarnya jumlah retribusi yang terutang;
14. Surat Ketetapan Retribusi Daerh Lebih Bayar, yang selanjutnya dapat disingkat
SKRDLB, surat keputusan yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran retribusi
karena jumlah kredit retribusi yang terutang atau tidak seharusnya terutang;
15. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat STRD, adalah surat
untuk melakukan tagihan retribusi dan atau sanksi administrasi berupa bunga dan atau
denda;
16. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya dapat disebut
penyidik, utuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat
terang tindak pidana di bidang Retribusi Daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya.
BAB II
NAMA, OBJEK, DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Izin Trayek dipungut retribusi sebagai pembayaran atas
pemberian izin trayek kepada orang pribadi atau Badan untuk menyediakan pelayanan
angkutan umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu dalam wilayah daerah.
Pasal 3
Objek Retribusi adalah pemberian izin trayek untuk menyediakan angkutan penumpang
umum pada suatu atau beberapa trayek tertentu yang seluruhnya berada dalam wilayah
daerah.
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang mendapat Izin Trayek.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi izin trayek digolongkan sebagai Retribusi Perizinan teretentu.
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENNGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah izin yang diberikan dan jenis
angkutan penumpang.
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN PENETAPAN
TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1)
Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besarnya tarif retribusi didasarkan
atas tujuan untuk menutup sebagian atau sama dengan biaya penyelenggaraan
pemberian izin trayek.
(2)
Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi komponen biaya survey
lapangan, dan biaya transportasi dalam rangka pengendalian dan pengawasan.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 8
(1)
Tarif retribusi digolongkan berdasarkan jenis angkutan penumpang umum dan daya
angkut.
(2)
Struktur dan besarnya tarif retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah sebagai
berikut :
a. Kendaraan dengan jumlah tempat duduk sampai dengan 8 orang sebesar Rp.
150.000,b. Kendaraan dengan jumlah tempat duduk 9 sampai dengan 14 orang sebesar
Rp. 180.000.,c. Retribusi Kartu Pengawasan bagi setiap kendaraan yang telah memiliki izin
trayek sebesar Rp. 7.500,-
(1)
Pasal 9
Tarif retribusi ditinjau kembali paling lama 5 (lima) tahun sekali.
(2)
Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3)
Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Bupati.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 10
(2)
(3)
Dokumen lain yang dipersamakan sebagimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
karcis, kupon, dan kartu langganan.
(4)
Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor secara
bruto ke Kas Daerah.
Pasal 13
(1)
(2)
(3)
Tata cara pembayaran, penyetoran, tempat pembayaran retribusi diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Bupati.
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
Dalam hal wajib retribusi tidak membayar tepat pada waktunya, atau kurang membayar
dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) setiap bulan dari
retribusi yang terutang atau kurang bayar dan ditagih dengan menggunakan STRD.
BAB XI
PENAGIHAN
Pasal 15
(1)
(2)
(3)
Dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari setelah tanggal surat teguran,
Wajib Retribusi harus melunasi retribusinya yang terutang.
(4)
(5)
Tata cara penagihan dan penerbitan Surat teguran/peringatan/surat lain yang sejenis
diatur dengan Peraturan Bupati.
BAB XII
PENGHAPUSAN PIUTANG RETRIBUSI YANG KEDALUARSA
Pasal 16
(1)
(2)
(3)
Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4)
Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b adalah Wajib Retribsui dengan kesadarannya menyatakan masih
mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5)
Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 17
(1)
(2)
(3)
Piutang retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kadaluarsa dapat dihapuskan.
Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi Kabupaten yang sudah
kadaluarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kadaluarsa diatur dengan
Peraturan Bupati.
BAB XIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 18
(1)
(2)
BAB XIV
KETENTUAN PIDANA
Pasal 19
(1)
Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat
(3) dipidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp.
25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
(2)
(3)
Pasal 20
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Toraja Utara
Nomor 2 Tahun 2000 tentang Izin Trayek ( Lembaran Daerah Kabupaten Toraja Utara
Tahun 2000 Nomor 4), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 21
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TORAJA UTARA
NOMOR 7 TAHUN 2011
RETRIBUSI IJIN TRAYEK
I.
UMUM
Dalam mendukung perkembangan otonomi Daerah yang nyata, dinamis,
serasi dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintahan dan Pembangunan Daerah
yang bersumber dari Pendapatan Asli Daerah, khususnya yang berasal dari
Retribusi Daerah pengaturannya perlu ditingkatkan lagi.
Sejalan dengan semakin meningkatnya pelaksanaaan pembangunan dan
pemberian pelayanan kepada masyarakat serta usaha peningkatan pertumbuhan
perekonomian Daerah diperlukan sumber sumber Pendapatan Asli Daerah yang
hasilnya semakin meningkat pula.
Bahwa sesuai dengan pasal 141 huruf (d) Undang undang Nomor 28
Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dimana Retribusi Izin
Trayek salah satu yang pemungutannya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/
Kota dan untuk itu pengaturannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
II.
: Cukup jelas
: Cukup jelas
: Cukup jelas
: Cukup jelas
: Cukup jelas
: Cukup jelas
: Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2) Cukup jelas
: Ayat (1) Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a : Cukup jelas
Huruf b : Cukup jelas
Huruf c : Cukup jelas
Pasal 9
Ayat (1) : Cukup jelas
Ayat (2) : Cukup jelas
Pasal 10
Pasal 11
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15