Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. GAMBARAN UMUM LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
Tata
pemerintahan
yang
baik
merupakan
persyaratan
bagi
setiap
itu
dikeluarkan
Tap
MPR
RI
Nomor
XI/MPR/1998
tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,
kemudian Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 perihal yang sama. Untuk
mendorong terwujudnya good governance di kalangan Instansi Pemerintah
diterbitkan Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Pemerintah.
Menurut asas-asas umum penyelenggaraan negara, sebagaimana tertuang
dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, meliputi asas kepastian hukum,
tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas
dan akuntabilitas. Asas akuntabilitas mengandung arti bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir penyelenggaraan negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah mulai
dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas
pokok dan fungsinya
Kelurahan.
Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah adalah unsur staf pemerintah kota yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris Daerah, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Walikota. Tugas pokok Sekretariat Daerah adalah membantu Walikota dalam
menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan perangkat daerah.
Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari Sekretariat Daerah adalah :
a. Menyusun kebijakan Pemerintah Daerah;
b. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas perangkat daerah;
c. Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan Pemerintahan
Daerah;
d. Melaksanakan pembinaan administrasi dan aparatur pemerintah daerah;
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah sebagai berikut :
a. Sekretaris Daerah;
b. Asisten Bidang Pemerintahan.
1) Bagian Tata Pemerintahan;
2) Bagian Pertanahan.
3) Bagian Organisasi dan Tata Laksana;
4) Bagian Hukum dan Hak Azasi Manusia.
c. Asisten Bidang Perekonomian, Pembangunan, dan Sosial.
1) Bagian Perekonomian dan Pembangunan;
2) Bagian Kerjasama;
3) Bagian Kesejahteraan Rakyat
d. Asisten Bidang Keuangan dan Asset.
1) Bagian Keuangan;
2)
Bagian Perlengkapan.
dan
melaksanakan
pengkoordinasian
tenaga
ahli
yang
Sekretariat KORPRI
Sekretariat KORPRI mempunyai tugas pokok melaksanakan dukungan
teknis operasional dan administrasi pada pengurus KORPRI dalam melaksanakan
tugas dan wewenangnya, serta pembinaan terhadap seluruh unsur dalam
lingkungan Sekretariat Pengurus KORPRI Kota Makassar.
Untuk menjalankan tugasnya, Sekretariat KORPRI mempunyai fungsi :
a. Menyelenggarakan pengelolaan administrasi umum dan kerjasama sesuai
wewenang dan ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Menyelenggarakan kegiatan pembinaan olahraga, seni, budaya, mental dan
rohani;
c. Menyelenggarakan kegiatan usaha dan bantuan sosial;
d. Mengkoordinasikan dan fasilitasi penyelenggaraan Sekretariat Pengurus
KORPRI
Kota Makassar;
Dinas-Dinas Daerah
Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin
oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab
kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah. Dinas daerah ini melaksanakan urusan
Pemerintahan Daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.
Dinas-dinas di Kota Makassar sebagai berikut :
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan;
2. Dinas Kesehatan;
3. Dinas Pekerjaan Umum;
4. Dinas Tata Ruang dan Bangunan;
5. Dinas Pemuda dan Olahraga;
6. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah;
7. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil;
8. Dinas Tenaga Kerja;
9. Dinas Perhubungan;
10. Dinas Komunikasi dan Informatika;
11. Dinas Sosial;
12. Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif;
13. Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian dan Peternakan;
14. Dinas Perindustrian dan Perdagangan;
15. Dinas Pertamanan dan Kebersihan;
16. Dinas Pemadam Kebakaran;
17. Dinas Pendapatan Daerah;
18. Dinas Perumahan dan Gedung pemerintah.
Lembaga Teknis Daerah
sebagai
pelaksanaan
peraturan
perundangan-undangan
sebagai berikut :
1. Pelaksana Harian (LAKHAR) Badan Narkotika;
2. Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana;
3. Sekretaris Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI);
4. Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal.
Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat Kota yang dipimpin seorang
Camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui
Sekretaris Kota. Organisasi Kecamatan terdiri atas Camat, Sekretaris Kecamatan,
dan Seksi-Seksi.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
Tabel 1
Daftar Kelurahan, RW dan RT Kota Makassar
Kode
Wil.
(1)
010
020
030
031
040
050
060
070
080
090
100
101
110
111
KECAMATAN
KELURAHAN
(2)
Mariso
Mamajang
Tamalate
Rappocini
Makassar
Ujung Pandang
Wajo
Bontoala
Ujung Tanah
Tallo
Panakukang
Manggala
Biringkanay
a
Tamalanrea
JUMLAH
RW
RT
(3)
9
13
10
10
14
10
8
12
12
15
11
6
7
(4)
47
56
111
106
69
37
45
57
50
77
90
70
106
(5)
217
280
560
570
369
139
169
257
200
464
475
387
521
6
143
67
987
341
4.932
5.
LINGKUNGAN STRATEGIS
3.1. Geografis, Topografi, dan Demografis
Luas wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km2, secara geografis terletak
antara 119241738 BT dan 58619 LS dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah utara
Sebelah timur
Sebelah selatan
Sebelah barat
Penduduk Kota Makassar Tahun 2013 tercatat 1.387.302 jiwa, terdiri dari
685.488 laki-laki dan 701.184 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Kota
Makassar dari Tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1,29 %.
Penyebaran penduduk Kota Makassar terkonsentrasi di Kecamatan
Biringkanaya sebanyak 177.116 atau sekitar 12,93 persen dari total penduduk,
kemudian Kecamatan Tamalate sebanyak 176.947 jiwa (12,92 persen). Kecamatan
Rappocini sebanyak 154.184 jiwa
% PDRB
Makassar
terhadap Sulsel
2009
31,263,65
99.904,65
31,29
2010
37.007,45
117.862.21
31,40
2011
43.428,14
137,389,88
32,33
2012
50.702,40
159.154,03
31,86
2013
58.544,10
159.154,03
36,88
Dengan pertumbuhan yang positif Tahun 2013, PDRB Kota Makassar atas
dasar harga konstan meningkat dari Rp. 19,510 milyar pada Tahun 2012 menjadi
Rp. 21,349 milyar pada Tahun 2013, sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku
meningkat dari Rp. 50.702 milyar menjadi Rp.58,544 milyar pada periode yang
sama Tahun 2013.
Tabel 3. PDRB Kota Makassar Atas Dasar
Harga Berlaku dan Konstan 2010 2014( Juta rupiah)
Tahun
PDRB adh
Berlaku
PDRB adh
Konstan
2010
37.007.451,94
16.252.451,43
2011
43,428.149,82
17.820.697,97
2012
50.702.400,57
19.582.060,39
2013
58.544.109,00
21.349.666,85
2014
Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 2013
Lapangan Usaha
Pertanian
2010
2011
2012
272.975
288,085
300,812
2013
319,123
2,431
1.971
1,573
1,334
Industri pengolahan
7.287.915
8.206.704
9.042,273
10.253,592
670.435
762.502
865,954
1.005,768
Bangunan
2.898.340
3.356.010
3.848,112
4.462,515
10.763.583
12.781.102
14.888,102
17.327,478
5.302.664
6.236.356
7.729,553
9.208,105
3.793.000
4.710.227
5.724.216
6.794,153
Jasa-jasa
6.016.109
6.432,878
8.301,801
9.17,.037
37.007.452
43.428,149
50.702,400
58.544,109
PDRB
Tabel 5. Distribusi Persentase PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2009 2013 (Dalam Persen)
No.
Lapangan Usaha
2009
2010
2011
2012
2013
Pertanian
0,82
0,74
0,67
0,59
0,55
0,01
0,01
0,00
0,00
0,00
Industri pengolahan
20,74
19,69
18,90
17,83
17,51
1,79
1,81
1,76
1,71
1,72
Bangunan
7,94
7,83
7,73
7,59
7,62
28,71
29,08
29,3
29,4
29,60
13,93
14,33
14,36
15,24
15,73
10,17
10,25
10,85
11,29
11,61
Jasa-jasa
15,88
16,26
16,31
16,37
15,67
100,00
100,00
100,00
100,00
100,00
PDRB
Sumber data: Makassar dalam Angka Tahun 2013
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
Pendapatan (Rp)
24.580.855
27.630.409
32.190.484
37.257.302
42.650.000
Pertumbuhan (%)
17,34
12,40
16,50
13,59
12,64
3.4.
Sosial Budaya
1). Pendidikan
Hingga Tahun
berikut: Jenjang pendidikan SD/MI yaitu sekolah Dasar Negeri 489 unit sekolah
dan SD swasta 114 unit, MI 49 unit, SDLB 16 unit, PPS Ula 20 unit dengan jumlah
siswa 159.649 orang dan 7.603 orang guru. Jenjang pendidikan SMP/MTs yaitu SMP
Negeri 44 unit, SMP swasta 147 unit, MTs 37 unit, SMPLB 10 unit, dan PPs Wusta 19
unit dengan jumlah siswa 75.056 orang dengan jumlah guru 4.544 orang. Jenjang
pendidikan SMA/MA/SMK yaitu SMA Negeri 22 unit sekolah, SMA swasta 98 unit,
SMK Negeri 9 unit, SMK swasta 88 unit dan Madrasah Aliyah 26 unit dengan jumlah
siswa 65.050 orang dengan jumlah guru 3.115 orang.
Selanjutnya dibidang pendidikan Non Formal dan Informal Pemerintah Kota
Makassar juga memberikan perhatian yang cukup besar, mengingat besarnya minat dan
animo masyarakat untuk mendapatkan pelayanan pendidikan di jalur Non Formal di
Tahun 2013 dimana terdapat 624 Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini ( kelompok
bermain/SPS/TPA/TPQ dan POS PAUD) dengan rincian sebagai berikut: TK Negeri 1
Lembaga, TK Swasta 332 Lembaga, KB 232 Lembaga, TPA 21 Lembaga, Pos PAUD
15 Lembaga dan TPQ 24 Lembaga dengan jumlah anak Didik 22.699 Orang dan 26
PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang mengelolah pendidikan kesetaraan
dengan rincian Paket A setara SD 1 kelompok (20 Warga Belajar), Paket B setara SMP
11 kelompok (220 warga belajar), paket C setara SMA 5 kelompok (150 warga Belajar),
untuk lembaga kursus dan pelatihan terdapat 463 lembaga dengan 17.402 warga
belajar dengan berbagai jenis keahlian seperti, Bahasa Asing, Komputer, Tatarias
Pengantin,
Kecantikan Kulit dan rambut, Akuntansi, Teknisi AC, Montir dan jenis
keteranpilan lainnya.
2). Kesehatan
Pada Tahun 2013 jumlah Rumah Sakit sebanyak 37 buah, terdiri dari 12
Rumah Sakit Pemerintah/ABRI, 10 Rumah Sakit Swasta serta 15 Rumah Sakit
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
MOP/VASEKTOMI
dan IMP
Kinerja
diawali
dengan
penyusunan
rencana
stratejik
yang
5.
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah,
Rencana
membangun
operasi
dan
prosedur
untuk
mencapainya,
dan
yang jelas dan tepat, maka diharapkan Instansi Pemerintah akan dapat
menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bersama pengukuran,
penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan akuntabilitas kinerja merupakan
tolok ukur penting dari suatu Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) setidaknya
digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan: (1) dimana kita berada
sekarang, (2) kemana kita akan menuju, dan (3) bagaimana kita menuju ke sana.
Dengan melakukan analisis internal dan eksternal, para perencana pembangunan
mendefinisikan
visi,
misi
dan
strategi
pembangunan
organisasi
untuk
penyelenggaraan
pemerintahan,
pelaksanaan
pembangunan
pembinaan kemasyarakatan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
dan
Disamping
itu,
Rencana
Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
tersebut.
PERNYATAAN VISI DAN MISI
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Instansi
Pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif,
inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang
tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh
Instansi Pemerintah. Dengan mengacu pada batasan tersebut, visi pemerintah
Kota Makassar dijabarkan sebagai berikut:
Makassar agar lebih maju, terkemuka dan dapat menjadi kota yang diperhitungkan
dalam pergaulan regional, nasional dan global.
Kedua, yakni jiwa dan semangat untuk tetap memelihara kekayaan kultural
dan kejayaan Makassar yang telah dibangun sebelumnya,
ditandai dengan
bermartabat;
2. Mewujudkan ruang kota yang ramah lingkungan;
3. Mewujudkan peran strategis Makassar dalam perekonomian domestik dan
internasional;
4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik dan berkualitas;
5. Mewujudkan kehidupan warga kota yang harmonis , dinamis , demokratis dan
taat hukum.
Nilai-Nilai.
Agar pembangunan Kota Makassar memiliki daya dan tepat guna bagi
peningkatan
kesejahteraan
rakyat
maupun
kualitas
lingkungan
secara
1.
Kemerdekaan.
Kemerdekaan bagi individu dan kelompok masyarakat untuk melakukan
kreativitas
pembangunan.
Kemerdekaan
tersebut
harus
dipertanggung
Kebersamaan.
Menjadikan perbedaan-perbedaan latar belakang
dalam
kedudukan
bersama
sebagai
warga
kota,
terdapat
5.
6.
Keterbukaan.
Agar proses pembangunan dapat menyertakan peranserta masyarakat secara
luas,
maka
diperlukan
keterbukaan
dari
tahap
perencanaan
hingga
Semangat Kejuangan.
Tantangan masa depan hendaknya dihadapi dengan semangat kejuangan yang
teguh dan pantang menyerah, seperti yang tertera pada logo Kota Makassar
yang bertuliskan Sekali Layar Terkembang Pantang Biduk Surut ke Pantai.
Kebijakan Pokok Pembangunan.
Untuk menopang upaya perwujudan misi yang telah dikemukakan, akan
dilakukan melalui 5 (lima) arahan kebijakan, sebagai berikut :
melalui
masyarakat;
pelaksanaan
pembangungan
berbasis
partisipasi
pembangunan;
meningkatan
kesejahteraan masyarakat
profesionalisme
aparatur
dan
mewujudkan
Daerah
(RPJMD) organisasi
dirumuskan
untuk masing-masing
Program Utama 3
Program Utama 4
Program Utama 5
Kebijakan II
Program Utama 6
Penataan ruang
Program Utama 7
Program Utama 8
Kebijakan III
Program Utama 9
Program Utama 10
Program Utama 11
Program Utama 12
Kebijakan IV
Program Utama 13
Program Utama 14
Program Utama 15
Program Utama 16
Program Utama 17
Kebijakan V
Program Utama 18
Program Utama 19
Program Utama 20
Legislasi daerah
Apabila dilihat dari metodologi Balanced Scorecard yaitu salah satu teknik
atau pendekatan yang digunakan dalam merumuskan tujuan stratejik, maka
gambaran
peta
Stratejik
maupun
tujuan
Stratejik
Kota
Makassar
telah
Perspektif
Masyarakat/
Citizen
Keuangan/
Budget
Proses
Bisnis
Internal
Pembelajaran/
Pertumbuhan
1.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
1.
INDIKATOR KINERJA
Pengukuran capaian kinerja Tahun 2013 dengan mengacu pada Peraturan
ditetapkan dengan
indikator kinerja yaitu input (masukan), output (keluaran), outcome (hasil) pada
tingkat program strategis hal ini mengingat RPJMD Pemerintah Kota Makassar
belum memuat sasaran sebagaimana yang diarahkan oleh Peraturan Menpan di
atas. Namun demikian, hal ini tidak berarti bahwa pengukuran kinerja tidak dapat
dilakukan. Pengukuran kinerja dalam LAKIP Pemerintah Kota Makassar dilakukan
dengan menggunakan indikator yang bersifat makro yang dapat digunakan untuk
menilai ketercapaian program strategis yang telah ditetapkan.
2.
Metode ini
INDIKATOR KINERJA
APK PAUD
APM PAUD
APK SD/MI/SDLB/ Paket A
APM SD/MI?SDLB/ Paket A
APK SMP/MTs/SMPLB/Paket B
APM SMP/MTs/SMPLB/Paket B
APK SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C
APM SMA/MA/SMALB/SMK/Paket C
Persentase peserta didik putus sekolah (APtS)
SD/MI/SDLB 0,7 %.
Persentase peserta didik putus sekolah (APtS)
SMP/MTs/SMLB 1%
Persentase peserta didik putus sekolah (APtS)
SMA/MA/SMK/SMALB
Rata-rata hasil UASBN SD/MI/SDLB
Rata-rata hasil UN SMP/MTs/ SMPLB
Rata-rata hasil UN SMA/MA/SMALB/SMK
Persentase SD/SDLB telah terakreditasi.
Persentase SD/SDLB terakreditasi minimal B.
Persentase SMP/SMPLB telah terakreditasi.
Persentase SMP/SMPLB terakreditasi minimal B.
Persentase SMA/SMALB terakreditasi
Persentase SMA/SMALB terakreditasi minimal B
TARGET
REALISASI
CAPAIAN (%)
74,25
59,50
117
99,80
113
97,15
87
83
0,00
84,12
83,98
115,22
99,41
108,67
97,15
87,46
83,26
0,001
113,29
141,14
98,48
99,61
96,17
100,00
100,53
100,31
0,00
0,05
0,001
2,00
0,08
0,001
1,25
7,85
7,40
7,90
98
81
95
81
87
85
7,85
7,40
6,27
87
73
86
72
71
65
100,00
100,00
79,37
88,78
90,12
90,53
88,89
81,61
76,47
21
22
96
95
79
77
82,29
81,05
82,35
Indikator kinerja APM PAUD belum mencapai target yang telah ditetapkan,
meskipun kenaikan APK PAUD mencapai 84,12%. Kenaikan tesebut lebih
disebabkan adanya kebijakan terhadap perubahan pelayanan PAUD yang terdiri
dari TK, TPA, KB dan Satuan PAUD Sejenis (SPS) yang menetapkan perubahan
batas umur dari usia 4-6 tahun sebelumnya, menjadi 0-6 tahun. Peningkatan
aksestabilitas PAUD masih diperlukan agar APK dapat mencapai 100%, artinya
bahwa semua anak 0-6 telah mengikuti program PAUD. Peningkatan tersebut
diharapkan selaras dengan peningkatan kualitas pendidik dan tenaga kependidikan
yang juga berdampak kepada pelayanan PAUD yang memerlukan peningkatan
alokasi anggaran.
Capaian indikator kinerja terkait dengan pelayanan pendidikan dasar dan
menengah didukung oleh Program pendidikan gratis dan beberapa program yang
memberikan kemudahan dan keringanan kepada masyarakat. Program tersebut
mampu meningkatkan APK dan APM. Kondisi ini berdampak postif kepada
pembangunan pendidikan dasar dalam hal penuntasan wajib belajar 9 tahun
seperti terlihat pada grafik Tahun 2009-2013 sebagai berikut:
Tingkat capaian APK SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB
115
110
105
APK SD/MI/SDLB
APK SMP/MTs/SMPLB
100
95
90
2009
2010
2011
dasar
adalah
mengopreasikan komputer
persentase
lulusan
SMP
memiliki
kompetensi
target
karena didukung proses pembelajaran di SMP yang dilaksanakan berbasis TIK (elearning).
Dalam
hal
peningkatan
mutu
lainnya
menunjukkan
angka
yang
Belum
tercapainya
indikator
ini
diakibatkan
adanya
beberapa
atau
pengurangan
yang
disebabkan
adanya
pembiayaan
sekolah bersubsidi
penuh yang meringankan beban kebutuhan biaya bagi siswa yang kurang mampu.
Trend penurunan APtS dapat dilihat pada grafik berikut:
Tingkat capaian APtS SD/MI/SDLB dan SMP/MTs/SMPLB
3.5
3
2.5
2
APTs/SMPLB
1.5
APTs SD/MI/SDLB
1
0.5
0
1
yang kurang mampu demikian juga buku mata pelajaran yang disertai
dengan buku lembar kerja siswa (LKS) untuk setiap mata pelajaran sehingga tidak
lagi membebani orang tua mereka.
Peningkatan mutu pendidikan menengah
kegiatan antara lain Rintisan sekolah bertaraf Internasional untuk SMA dan SMK,
pada jenjang SMA ditetapkan 3 (tiga) sekolah yang dilaksanakan pada SMA negeri
17 Makassar, SMA Negeri 15 Makassar dan SMA Negeri 1 Makassar Sekolah
Kategori Mandiri (SKM). Program peningkatan mutu pendidikan menengah yaitu
pembinaan minat, bakat dan kreativitas siswa
seperti
mengadakan Olimpiade
Sains Nasional (OSN) SMA, Olimpiade Olaraga dan Olimpiade Seni tingkat kota
Makassar untuk dilanjutkan ke tingkat provinsi dengan mengadakan pembinaan
terhadap siswa yang berprestasi juga mengadakan lomba kerativitas siswa.
Hasil dari pelaksanaan kegiatan di atas adalah APK dan APM mengalami
peningkatan yang cukup baik pada tahun 2013, bahkan apabila dilihat dalam tiga
tahun terakhir juga mengalami peningkatan. Kenaikan tersebut diindikasikan akibat
kesadaran pentingnya pendidikan di masyarakat semakin baik. Hal tersebut juga
selaras dengan ketersediaan ruang kelas bahkan sekolah yang meningkatkan daya
tampung baik sekolah negeri maupun swasta. Indikator lainnya adalah Persentase
peserta didik putus sekolah (APtS) SMA/MA/SMALB/SMK ini akibat kebijakan
pemerintah yang melaksanakan program bersubsidi penuh sehingga angka putus
sekolah dari tahun ke tahun mengalami penurunan seperti dalam Empat tahun
terakhir Tahun 2009-2013 sebagai berikut:
APtS SMA/MA/SMALB/SMK
0.18
0.16
0.14
0.12
APtS
SMA/MA/SMALB/SMK
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
2009
2010
2011
dari
persentase
lulusan
SMA/SMK/SMALB
memiliki
kompetensi
Dalam
Pemerintah
upaya
untuk
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat
Keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan tersebut dapat dilihat dari hasil
yang dicapai yang tercermin pada rata-rata capaian kinerja program utama yang
terkait yaitu sebesar 105,75 dengan rincian sebagai berikut.
NO
INDIKATOR KINERJA
12
13
14
3
4
5
6
7
8
9
10
11
15
16
17
18
19
20
73,7 Tahun
3,87
9,6
2,07%
12,14 %
90,00%
80%
REALISAS
I
74,05
16,3
6,7
2,66 %
9,73 %
97,91 %
75,18 %
100 %
100 %
100 %
100%
100%
100%
100%
100%
100%
80,00%
IR
=375/1000
penduduk
18/100.000
penduduk
70%
80%
350 kasus
100%
85 %
214/1000
penduduk
106,25 %
142,93 %
20/100.000
Penduduk
74,2
83%
553 kasus
80,69 %
88,89 %
50%
80%
80%
93,7 %
100 %
71,9 %
TARGET
CAPAIAN
100,47 %
23,74 %
130,20 %
77,82 %
119,85 %
108,79 %
93,98 %
106 %
103,75 %
158 %
80,69 %
187,4 %
125 %
89,88%
105,75 %
No
Tahun
AKI
2009
16
3
4
5
6
2010
2011
2012
2013
11,6
11,4
8,3
16,3
tingkat pelayanan
kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan
dan masa nifas.
Indikator selanjutnya adalah angka kematian bayi yang merupakan banyaknya
bayi yang meninggal sebelum mencapai usia satu tahun per 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan
hidup bayi dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan termasuk
pemeliharaan kesehatannya.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi AKB, tetapi tidak mudah
untuk menentukan faktor yang paling dominan dan kurang dominan. Tersedianya
berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan pelayanan kesehatan dari tenaga
kesehatan yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk mengubah kehidupan
tradisional ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan
faktor-faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat AKB. Menurunnya AKB
dalam beberapa waktu terakhir memberi gambaran adanya peningkatan dalam
kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat. Angka Kematian Bayi di Kota
Makassar selama kurun waktu 5 (lima) tahun dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel. 8 Angka Kematian Bayi per 1.000 KHdi Kota Makassar Tahun 2009 2013
No
Tahun
AKB
2
3
4
5
6
2009
2010
2011
2012
2013
11,4
10,9
6,9
6,78
6,71
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
25
sanggar
seni
26
sanggar
seni
104%
100%
100%
100%
3
4
5
6
Persentase penanggulangan
penurunan kemiskinan
Peringkat STQ tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan
Jumlah Mesjid yang mendapat
kunjungan Safari Ramadan
Persentase jamaah haji yang
mendapat pelayanan pemberangkatan
dan pemulangan haji
2,50%
2,00%
80%
Peringkat
1
Peringkat
2
75,00%
1.153
1.153
100,00%
75%
75%
100,00%
125 KK
0%
500 orang
500 orang
100,00%
100%
100%
100,00%
84,33 %
karena
hanya
sanggar
seni
tersebut
yang
mampu
62096
62192
62192
46355
2009
2010
2011
2012
44217
2013
Dari
tahun
ke
tahun
partisipasi
masyarakat
mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari dana swadaya masyarakat dalam kegiatan
pembangunan. Trend dana swadaya masyarakat Tahun 2009-2013 terlihat dari
grafik berikut.
12,000,000,000
10,000,000,000
8,000,000,000
6,000,000,000
4,000,000,000
2,000,000,000
0
2009
2010
2011
2012
2013
lainnya
4. PEMBINAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
Capaian atas Program Pembinaan Pemuda dan Olahraga adalah sebesar
75%. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program ini adalah
peringkat atlit kota makassar pada kejuaraan atletik tingkat propinsi, peringkat atlit
karate Kota Makassar pada kejuaraan karate se Indonesia, jumlah pemuda pelopor
yang terpilih mewakili Sulsel pada pemilihan pemuda pelopor tingkat nasional dan
persentase jumlah anggota orsos/karang taruna yang mendapat pembinaan.
Rincian capaian masing-masing indikator kinerja sasaran ini adalah sebagai
berikut.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISAS
I
CAPAIAN
1
2
3
4
juara
umum
Juara
umum
100,00%
15%
15%
100,00%
1 orang
0 Orang
0,00%
15%
15%
100,00%
75,00%
mendukung
program
ini
Pemerintah
Kota
Makassar
telah
3) PASKIBRAKA
4) Pemilihan pemuda pelopor tingkat Kota Makassar;
5) Pembinaan organisasi kepemudaan;
6) Pertandingan Futsal antar Club/sekolah;
7) Peningkatan kesegaran jasmani dan rekreasi;
8) Orientasi Pelatih Sepak Bola;
9) Pembinaan dan pengembangan pemuda pelopor;
10)Pembinaan klub jantung sehat/Club olah raga masyarakat;
11) Kejuaraan Atelit junior Pelajar;
12)Kejuaraan karate Antar SMU se Kota Makassar.
5. PENINGKATAN
KESEJAHTERAAN
KELUARGA
DAN
KESETARAAN
GENDER
Capaian program peningkatan kesejahteraan keluarga dan kesetaraan
gender Pemerintah Kota Makassar adalah sebesar 103,38 % Untuk mengukur
keberhasilan program ini sector yang digunakan adalah persentase perempuan
yang menjadi pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Makassar, tingkat prevalensi
peserta KB aktif terhadap jumlah pasangan usia subur serta kualitas pemakaian
kontrasepsi, jumlah peserta KB, dan indikator terkait pemerdayaan perempuan
lainnya. Rincian capaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
NO
INDIKATOR KINERJA
3
3
4
5
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
40.086
PUS
45.062 PUS
112,41%
4.588.KK
5.718 KK
124,63 %
68 %
66,64%
98 %
45.299 PUS
121,47 %
18 klp dan
75 kader
100 %
37.290
PUS
18 klp dan
75 kader
22.907
Akseptor
27.340
Akseptor
119,35 %
6
7
8
9
10
30 %
24%
80 %
30.%
63 %
12%
24 %
40 %
38 %
60 orang
60 orang
100%
60 orang
60 orang
100%
103,38 %
Secara umum seluruh indikator kinerja telah mencapai target yang telah
ditetapkan. Jumlah peserta KB Baru Prasejahtera Tahun 2013 mencapai 45.062
PUS atau telah tercapai 112,41% dari yang ditargetkan. Hal yang sama juga terjadi
pada prevalensi peserta KB. Tingkat prevalensi peserta KB Aktif terhadap
pasangan usia subur (PUS) telah dicapai sebesar 66,64 % dari 68 % yang
ditargetkan. Tingkat prevalensi peserta KB aktif
Mariso
6.635
4.560
68,73
Mamajang
4.561
71,68
Tamalate
6.363
21.502
15.084
70,15
Rappocini
16.650
10.799
64,86
10.542
7.127
67,61
2.408
1.559
64,74
Makassar
Ujung
pandang
Wajo
4.480
3.267
72,92
Bontoala
5.963
3.836
64,33
Ujung Tanah
7.394
4.617
62,44
10
Tallo
19.078
12.400
65,00
11
Panakukang
16.806
11.259
66,71
12
Manggala
14.890
10.116
67,94
13
Biringkanaya
23.838
15.387
64,55
14
Tamalanrea
11.614
7.492
64,51
Jumlah
168.163
112.064
66,64
Data Desember 2013 dari jumlah PUS yang ada di kota Makassar
berdasarkan laporan Pengendali Lapangan tingkat kota sebesar .112.064 akseptor
atau 66,64 % dari PUS sebesar 168.163 akseptor , ini artinya dari 168.163 PUS
yang ada di kota Makassar terdapat .112.064 orang ber KB angka ini adalah angka
yang cukup ideal oleh karena sebahagian dari PUS tersebut masih ada yang belum
ingin ber KB karena bebagai macam alasan, dari 14 Kecamatan di Kota Makassar
ada 7 Kecamatan kesertaan ber KB bagi PUS diatas .66,64 % yaitu
Kecamatan
JUMLAH PUS
JUMLAH PESERTA KB
PERSENTASE KB THD PUS
Pasangan Usia Subur yang tidak ber KB mempunyai berbagai alasan antara
lain, hamil, ingin anak segera,ingin anak ditunda dan tidak ingin anak lagi. Dari data
November 2013 tersebut dapat kita ketahui bahwa dari jumlah PUS yang ada
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
sebesar 168.163 PUS diantaranya ingin anak segera karena baru saja
melangsungkan pernikahannya, ingin anak tapi di tunda, sedang hamil atau tidak
ingin anak lagi tapi tidak ber KB ,dari 14 Kecamatan yang ada prosentase PUS
yang bukan peserta KB
capaiannya hanya 27,07 % PUS nya yang tidak ber KB yaitu Kecamatan Wajo dari
angka tersebut terbukti bahwa tidak benar anggapan kalau diwilayah Pecinan tidak
ikut mensukseskan Program Keluarga Berencana
Capaian lain dalam kaitannya dengan KB, jumlah peserta Aktif menjadi
lestari melampau target yang ditetapkan sebesar 22.907 dengan realisasi sebesar
27.340 atau 119,35 % terhadap yang ditetapkan pada Rapat Kerja Derah Program
KB Tingkat Kota Makassar Tahun 2013.
Dalam pelayanan KB Kota Makassar juga mendapatkan penghargaanpenghargaan, yaitu sebagai berikut:
1. Juara terbaik I Lomba Keluarga Harmonis Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
2. Juara terbaik I Lomba KB Lestari kategori 10 Tahun Tingkat Provinsi Sulawesi
Selatan.
3. Juara terbaik I Lomba Kelompok Bina Keluarga Lansia Tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan.
4. Juara terbaik I Lomba Kelompok Bina Keluarga Remaja Tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan.
5. Juara terbaik II Lomba Kelompok Bina Keluarga Balita Tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan.
6. Juara terbaik II Lomba Balita Ideal kategori 2-5 Tahun Tingkat Provinsi Sulawesi
Selatan.
7. Juara terbaik II Lomba Kelompok UPPKS Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.
8. Juara umum Lomba Olahraga dan Seni Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan
9. Juara Harapan I Lomba kader BKB Tingkat Nasional dalam rangka Jambore
PKK Tahun 2013.
Upaya pembinaan keluarga juga ditempuh dalam rangka peningkatan
kesejahteraan keluarga. Tahun 2013 Pemerintah Kota Makassar telah membina
sebanyak 144 kelompok dan 2.592 kader Bina Keluarga Balita.
pusat
pelayanan
terpadu
pemberdayaan
miskin;
7) Pembinaan keluarga berencana;
8) Pengadaan alat kontrasepsi dan peralatan medis;
9) Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat
10)Penyuluhan kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan di
masyarakat
6. PENATAAN RUANG
Keberhasilan program penataan ruang diukur dari persentase meningkatnya
kesadaran
masyarakat
untuk
mengurus IMB,
dan
persentase
pelayanan
masyarakat dalam pengurusan IMB. Rata-rata capaian atas indikator ini adalah
sebesar 95,86%. Rincian capaian atas sektor penataan ruang adalah sebagai
berikut.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISAS
CAPAIAN
I
1
2
3
4
10%
8,086%
80,86%
10%
10,261%
102,61%
10%
10,00%
100,00%
10%
10,00%
100,00%
Rata-rata Capaian
95,86%
dari 6 pengaduan masyarakat yang masuk pada Dinas Tata Ruang dan Bangunan
Kota Makassar telah berhasil ditindak lanjuti secara keseluruhan.
Pemerintah Kota Makassar telah berusaha untuk melaksanakan program
penataan ruang dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Penyusunan data base fasilitas umum dan fasilitas sosial di Kota Makassar;
Penyusunan Mapping Data Base Peruntukan lahan di Kota Makassar;
Sosialisasi konstruksi bangunan yang layak;
Penyusunan Topologi Pulau Kota Makassar;
Sosialisasi Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Sosialisasi Peraturan Walikota No. 6 Tahun 2008 tentang Garis Sempadan
atas
program
utama
peningkatan
infrastruktur
kota
yang
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
2
3
4
5
6
90,00%
90,00%
90,00%
90,00%
98,00%
88,75%
98,35%
100,00%
77,30%
98,06%
98,61%
109,27%
111,11%
85,88%
100,06%
90,00%
91,78%
101,97%
75,00%
59,00%
75,00%
56,00%
66,70%
59,00%
91,00%
62,00%
88,93%
100,00%
121,33%
110,71%
10,00%
10,00%
100,00%
7
8
9
10
11
12
41,00%
46,00%
112,19%
13
14
15
56,00%
49,00%
0,00%
62,00%
54,00%
0,00%
110,71%
110,20%
0,00%
80,00%
95,00%
0,00%
100,00%
100,00%
0,00%
125,00%
105,26%
0,00%
105,70%
16
17
18
Target Panjang jalan dalam kondisi baik sebesar 90% telah direalisaikan
sebesar 88,75%. Pemerintah Kota Makassar pada dasarnya telah berupaya untuk
melakukan perbaikan jalan pada berbagai ruas di wilayah Kota Makassar. kegiatankegiatan tersebut diantaranya berupa pembangunan, rehabilitasi dan peningkatan
jalan.
Panjang jembatan dalam kondisi baik pada tahun 2013
telah terealisasi
sebesar 98,35% dari seluruh panjang jembatan atau 1.115,64 m dari 1.134,36 m.
Dengan demikian capaian indikator ini sebesar 98,35%.
Secara umum capaian pembangunan infrastrukur pada Tahun 2009-2013
terlihat pada grafik di bawah ini:
120
100
92.78
91.74
82.83
% Panjang Jembatan Dalam Kondisi Baik
%
80Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik
60
64.54
61.72
58.92
98
95.55
94.26
93.48
40
% Panjang Trotoar Dalam Kondisi Baik
22.29
22.29
20
0
2008
2009
2010
2011
2012
32.364 m (54,51%) terdiri dari 20.000 m dari APBD dan 12.364 m yang
bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sesuai anggaran yang
tersedia. Dalam hal ketersediaan trafic light
telah ada berjumlah 45, sedangkan jumlah traffic Light yang seharusnya
ada
atau
dibutuhkan
berjumlah
81.
Kurangnya
ketersediaan
ini
unit.
Dibandingkan
dengan
Tahun
2012
angka
ini
telah
mengalami kenaikan dari 34.923 unit dari jumlah kendaraan yang wajib
di keur sebesar 60.632 unit.
Dalam hal penanganan kebakaran, jumlah kebakaran yang terjadi selama
tahun 2013 sebanyak 150 kejadian. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan
tahun lalu yaitu sebanyak 130 kejadian. Keseluruhan kejadian kebakaran telah
ditangani dengan adanya posko di 4 wilayah yang terdiri dari Posko Induk,
Posko Timur, Posko KIMA dan Posko Utara yang merupakan bantuan dari
Kecamatan Tallo. Selama Tahun 2013 penyebab kebakaran yang paling sering
terjadi adalah arus pendek listrik. Bebarapa hal yang menjadi kendala dalam
upaya penanganan dan penurunan frekwensi kebakaran adalah bahwa jumlah
sarana mobilitas yang masih terbatas. Dinas Pemadam kebakaran Kota Makassar
saat ini hanya memiliki 35 unit mobil pemadam, 3 mobil tangga, 1 mobil Ambulance
dan 1 unit mobil Evakuasi. Dengan jumlah penduduk sebanyak 1.387.302 cakupan
pelayanan bencana kebakaran yang menggambarkan perbandingan antara jumlah
mobil pemadam kebakaran dengan jumlah penduduk kota Makassar adalah 1 unit
mobil melayani 10.000 penduduk maka sarana mobilitas yang seharusnya dimiliki
adalah 138 unit mobil dengan personil 900 orang.
mobil yang masih harus dipenuhi adalah 103 mobil untuk mencapai pelayanan
bencana kebakaran yang maksimal. Selain itu ada beberapa hal yang menjadi
penyebab
meningkatnya
kebakaran
karena
belum
terlaksananya
secara
NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
Penanganan sampah
Tempat pembuangan sampah persatuan penduduk
4
5
TARGET
90,47%
85,80%
150
kelompok
58,33%
50%
REALISAS
I
90,00%
91,99%
150
Kelompok
58,33%
48%
CAPAIAN
99,66%
107,21%
100,00%
100,00%
96,00%
6
7
8
9
10
150%
65%
43,33%
30%
30%
44,70%
30%
25%
83,33%
25%
30%
120,00%
15%
10%
66,66%
86,08%
realisasi 48 dokumen. Kendala yang dialami sehingga tidak mencapai 100% adalah
kurangnya sarana dalam melakukan pemantauan serta kurangnya sumberdaya
manusia untuk melakukan pengawasan terhadap usaha atau kegiatan yang
memiliki izin lingkungan.
Indikator kinerja persentase jumlah usaha dan/atau kegiatan yang mentaati
persyaratan administratif dan tehnis pencegahan pencemaran air Tahun 2013
ditargetkan sebesar 150 jenis usaha dan terealisasi sebesar 65 jenis usaha dengan
capaian 43,33%, rendahnya capaian ini disebabkan beberapa faktor:
1. Kurangnya kesadaran pelaku usaha dalam mengelola hasil limbah cair dan limbah
bahan beracun dan berbahaya yang dihasilkan;
2. Kurangnya anggaran yang diperuntukkan untuk kegiatan penyelesaian masalahmasalah lingkungan.
Bensin
Solar
Gambar
Tampak pada Grafik bahwa pada Tahun 2006 rata-rata kendaraan berbahan
bakar bensin yang memenuhi baku mutu kualitas emisi gas buang yaitu 68,94%
dari 132 kendaraan, pada Tahun 2007 menurun
2012) dan terakhir pada Bulan Nopember 2012 sebesar 55,81% dari 172
kendaraan dan Bulan November 2013 kendaraan yang berbahan bakar solar
mencapai 27,17%.
Untuk mengetahui kondisi udara ambien Kota Makassar maka dilakukan
analisa kualitas ambien. Berdasarkan hasil pengukuran kualitas udara ambien yang
dilakukan pada 15 titik/lokasi jalan utama dan alternatif di Kota Makassar selama
Bulan Oktober 2011 dapat diketahui bahwa kondisi udara di Kota Makassar secara
umum masih memenuhi syarat sesuai Keputusan Gubernur Provinsi Sulawesi
Selatan No. 69 Tahun 2010 tentang Baku Mutu dan Kriteria Kerusakan Lingkungan
Hidup. Hal ini akan ditindak lanjuti secara bersama-sama melalui instansi terkait
untuk perbaikan transfortasi dan memperbanyak tanaman/pohon atau memperluas
ruang terbuka hijau sebagai yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang. Pasal 29 ayat 2 menetapkan proporsi ruang
terbuka hijau wilayah kota minimal 30% dari luas wilayah kota dan ayat 3
menetapkan proporsi ruang terbuka hijau publik pada wilayah kota minimal 30%
dari luas wilayah kota.
Hal lain yang menjadi indikator untuk menilai pengelolaan lingkungan hidup adalah
melakukan pengujian kualitas air. Tahun 2013 dilakukan pula pengujian kualitas air
terhadap 2 Rumah Sakit yaitu Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dan Rumah
Sakit
Akademis
Yauri
Yusuf
Putra,
Restoran/Rumah
Makan
yaitu
Kota
Makassar
telah
melaksanakan
berbagai
upaya
pengembangan komoditas unggulan. Capaian hasil atas program utama ini adalah
114,83% yang diukur dari kinerja bidang perikanan, pertanian, peternakan,
ketahanan pangan dan sektor pariwisata. Capaian rata-rata dari program utama ini
adalah sebagai berikut:
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
NO
INDIKATOR KINERJA
1
2
4
5
7
8
8
9
10
11
14.520 ton
38,76
kg/kapita
525
ton/bulan
3.875
ton/tahun
20 Unit
Usaha
REALISAS
I
11.616 ton
34,76
kg/kapita
420
ton/bulan
3.294
ton/tahun
20 Unit
Usaha
50 kasus
36,5 kasus
73,00%
100%
100%
100,00%
10 %
9,00%
90,00%
15%
5%
3,03 %
16,78 %
20,20 %
335,6 %
6 LOKASI
6 Lokasi
100,00%
1.102 unit
1.272 unit
115,43%
TARGET
CAPAIAN
80,00%
89,00%
80,00%
80,00%
100,00%
114,83%
potensi objek wisata yang dikembangkan dan meningkatnya pelaku usaha industri
pariwisata
(Hotel,
Hiburan
dan
Restoran/Rumah
makan).
Tabel
di
atas
Adapun jenis alat tangkap yang digunakan adalah Cantrang pukat cincin
(Purse seine), jaring insang hanyut, jaring insang tetap (lanra), Bagan perahu,
Rawai tetap, Pancing tonda, Pancing tegak, Sero, Perangkap kerang, penangkap
kepiting dan panah ikan, sedangkan armada penangkapan yang biasanya
digunakan yaitu perahu tanpa motor, perahu motor tempel, kapal motor < 5 GT dan
5- 10 GT.
Secara umum, produksi perikanan tangkap di Kota Makassar (2009-2013 )
berdasarkan pada grafik dapat dilihat pada diagram berikut:
18000
16000
14000
2007
12000
2008
2009
10000
2010
8000
2011
6000
2012
4000
2000
0
Produksi Perikanan Tangkap
17.15
17.2
17
17
16.8
16.66
Konsumsi ikan
(kg/kapita)
16.6
16.4
16.16
16.2
16.32
16
15.8
15.6
2007
2008
2009
2010
2011
2008
25000
20000
15000
10000
5000
0
Category 1
2009
2010
2008
2009
2010
2011
2012
2011
2012
Total produksi padi di Kota Makassar pada Tahun 2013 adalah sebesar
19.553 ton, dibandingkan dengan produksi padi pada Tahun 2012 sebesar 19.538
ton. Optimalisasi produksi padi di Kota Makassar adalah persoalan penting sebagai
dasar bagi terwujudnya ketahanan pangan disatu sisi, dan disisi lain sekaligus
sebagai jawaban atas terus berlanjutnya konversi lahan sawah dari tahun ke tahun
menjadi lahan pemukiman, perkantotan dan fasilitas umum lainnya. Secara tidak
langsung produktivitas lahan sawah akan menahan laju konversi. Produktifitas padi
rata-rata di Kota Makassar adalah sebesar 57,20 kw/ha.
Capaian target peternakan dengan menurunkan jumlah kasus penyakit
hewan menular menjadi 50 kasus belum dapat dicapai. Jumlah kasus penyakit
hewan menular yang terjadi pada tahun 2013 sebanyak 36,5 kasus atau capaian
sebesar 73%. Dalam beberapa kasus Pemerintah Kota Makassar telah berhasil
menurunkan kasus beberapa jenis penyakit. Peningkatan tersebut terjadi karena
adanya kasus baru. Upaya pengendalian penyakit ternak, Pemerintah Kota
Makassar telah dilakukan vaksinasi baik ternak besar maupun ternak kecil. Hasil
atas kegiatan vaksinasi ini terlihat dari adanya penurunan jumlah kasus penyakit
ternak.
Indikator kinerja terkait dengan sektor pariwisata peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan baik asing maupun nusantara.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
Capaian
prosentase
pencapaian
target
peningkatan
kunjungan
wisatawan
Jumlah Wisata
Nusantara
(Wisnus)
Prosentase
Peningkatan (%)
2009
2010
2011
2012
2013
2.010.121
2.072.538
3.027.096
3.650.684
3.761.459
32,97
3,11
46,06
20,60
3,03
Grafik 3.1
Trend Jumlah Wisatawan Nusantara (Wisnu) Kota Makassar
Tahun 2009 s/d 2013
2000000
1500000
1000000
500000
0
2009
2010
2011
2012
2013
2.
3.
motor
pengembangan
di
kepariwisataan
target
peningkatan
kunjungan
wisatawan
mancanegara
yang
kecenderungannya
menunjukkan
peningkatan dari tahun 2009 s/d 2013 . Pada Tahun 2009, wisatawan
mancanegara kembali meningkat berjumlah 28.223 orang. Pada Tahun
2010, tercatat 28.699 wisatawan mancanegara, dan Tahun 2011,
wisatawan mancanegara
Jumlah Wisata
Mancanegara (Wisman)
Prosentase
Peningkatan (%)
2009
28.223
14,77
2010
28.699
1,69
2011
32.385
12,84
2012
42.848
32,31
2013
50.039
16,78
Jumlah wisatawan
mancanegara
30000
20000
10000
0
2009
2010
2011
2012
2013
menurun.
Hal
ini
disebabkan
wewenang
Indikator
(PAD)
yang
disumbangkan
dari
sektor
pariwisata
terus
Prosentase Peningkatan
(%)
2009
434.392.000
34,44
2010
434.392.000
34,44
2011
24.000.000
-95,11
2012
24.000.000
2013
24.000.000
PAD
600000000
PAD
400000000
200000000
0
2009
2010
2011
2012
2013
melalui
pembangunan
toilet
dan
2010
2011
2012
2013
Hotel
120
175
175
221
Hiburan
499
592
586
682
Restoran/RM
409
501
501
369
1.028
1.268
1.262
1.272
Total
700
600
500
400
Hotel
Hiburan
300
Restoran / RM
200
100
0
2010
2011
2012
2013
SITU/SIUP dan pertumbuhan industri kecil dan menengah. Rincian dari masingmasing indikator kinerja adalah sebagai berikut:
NO
1
2
3
4
5
6
7
INDIKATOR KINERJA
Persentase peningkatan jumlah
produksi penyamakan kulit
Presentasi peningkatan jumlah
pedagang kaki lima dan asongan
yang telah di bina
Persentase penyelesaian pengaduan
konsumen
Persentase peningkatan tingkat
pengaduan masyarakat terhadap
pelanggaran hak-hak konsumen
sebesar 10% dari
Ketersediaan pangan
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1 ton/hari
220 Kg/Hari
22,00 %
100%
8,30%
8,30%
100%
76,00%
76,00%
100%
67,19%
67,19%
2000kkal/kapit
a/hari
62.047 KK
1.990
kkal/kapita/hari
51.099 KK
97,50%
100%
100,00%
100,00%
82,35%
64,76%
Target indikator peningkatan jumlah produksi penyamakan kulit 1 ton per hari
belum dapat di capai karena masih ada beberapa mesin bantuan dari Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia yang belum diterima, sehinghga berpengaruh
langsung terhadap produksi kulit. Disamping itu juga karena proses pekerjaan IPAL
tahap ke kedua baru selesai dikerjakan. Dalam hal penyelesaian permasalahan
pengaduan konsumen yang dapat diselesaikan pada tahun 2013 sebanyak 16
perkara dari 21 perkara yang masuk. Dengan demikian target penyelesaian atas
perkara yang masuk telah dicapai 76 %. Tingkat penyelesaian ini jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan penyelesaian yang masuk pada tahun 2012 sebanyak 64
perkara. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengaduan terhadap pelanggaran hak
hak konsumen sudah berkurang dalam artian pelaku usaha sudah semakin
menyadari akan hak hak konsumen.
Ketersediaan pangan di Kota Makassar cukup tersedia dari bahan pangan
beras, jagung, dan umbi-umbian. Ketersediaan pangan dihitung berdasarkan
jumlah total produksi dalam negeri yaitu jumlah produksi dikurangi (stok akhir
stok awal) ditambah impor kemudian dikurangi ekspor. Ketersediaan pangan
diperoleh dari jumlah ketersediaan bahan pangan per kapita dalam bentuk
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
kandungan nilai gizinya dengan satuan kkal energy dan gram protein. Ketersediaan
energy adalah ketersediaan pangan/kapita/hari dibagi 100 kemudian dikali
kandungan kalori dan protein dikali bagian yang dapat dimakan (BDD).
Target ketersediaan energy dalam satuan kkal/kapita/hari Kota Makassar
sebesar 2000 kkal/kapita/hari dan realisasi hingga Desember 2013 sebesar 1.891
kkal/kapita/hari atau sebesar 95.%. Angka 1.852 kkal/kapita/hari adalah angka
yang menunjukkan ketersediaan energy pangan yang dapat dikonsumsi dari
kelompok pangan umbi-umbian, kelompok pangan nabati, dan kelompok pangan
hewani. Ketersediaan energy yang dapat dimakan di Kota Makassar sudah cukup
tersedia untuk kebutuhan penduduk 1.387.302 juta jiwa.
Hambatan/kendala untuk mencapai angka kecukupan energy adalah
koordinasi dengan daerah kabupaten yang mensuplai bahan pangan ke Makassar,
karena Makassar hanya dapat menyiapkan bahan pangan sekitar 17,8%,
sedangkan 82,2% dipasok oleh daerah kabupaten atau impor.
Pertumbuhan industri merupakan rata-rata pertumbuhan industri
kecil. Dalam hal pertumbuhan usaha industri kecil keadaan tahun 2012
sebanyak 5.093
sebanyak 36.095
orang
menjadi 36.242 orang pada Tahun 2013 atau naik 0,4 %. Hal ini juga
meningkatkan nilai produksi Tahun 2012 Rp. 878.889.370.000, menjadi
Rp 901.287.669.000, pada tahun 2013 atau naik 2,5 %.
Pertumbuhan industri menengah/besar keadaan sampai Tahun
2012 sebanyak 492 unit menjadi 524 unit pada Tahun 2013 atau naik
6,5 %. Jumlah tenaga kerja juga meningkat dari sebanyak 16.733 orang
pada Tahun 2012 menjadi 17.307 orang pada tahun 2013 atau naik 3,4
%. Kenaikan ini juga diikuti dengan kenaikan nilai produksi yang
meningkat sebesar Rp. 3.127.643.848,- pada tahun 2012
menjadi Rp
2013
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
usaha adalah nilai investasi industri kecil dan menengah, realisasi penanaman
modal dan peningkatan nilai investasi asing dan dalam negeri. Rincian masingmasing indikator kinerja adalah sebagai berikut
N
O
1
2
3
4
INDIKATOR KINERJA
Persentase peningkatan nilai investaasi
asing 5% dari Tahun lalu yaitu
$24.460.626
Persentase peningkatan nilai investaasi
dalam negeri 5% dari Tahun lalu yaitu
Rp1.265.796.075.422
Nilai investasi industri kecil (ribuan)
Nilai investasi industri menengah
(ribuan)
Rata-rata Capaian
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
5%
5,7%
114.%
5%
5%
100%
5%
5%
5,7
17,2
114%
344%
168%
Tahun
2013
mencapai
TAHUN
2009
13,878,248
2010
11
3.687,882
2011
14
19.933.605
327
PERTUMBUHAN
(%)
-25.5
-92.6
504
-98
2012
12
25.167,120
2013
TOTAL
23
252.047,500
804
17
48,83
PERTUMBUHAN INVESTASI
PENANAMAN MODAL DALAM NEGERI (PMDN) KOTA MAKASSAR
BERDASARKAN REALISASI
TAHUN 2009 - 2013
AREAL
(Ha)
TENAGA KERJA
IND
ASING
TAHUN
PROYE
K
2009
195,424,523,000
35
72
-78.9
2010
1,265,796,075,422
547.7
2011
888.289.215.204
250
-30
2012
11
2.613.388.563.225
294
194,2
2013
TOTAL
28
2.156.453.900.000
INVESTASI (Rp)
17
PERTUMBUHAN
%
TAHUN
JUMLAH PERUSAHAAN
2009
195,424,523,000
2010
1,265,796,075,422
2011
888,289,215,204
2012
2.613.388.563.225
2013
788.557.900.000
3,000,000,000,000
2,500,000,000,000
2,000,000,000,000
2009
2010
2011
1,500,000,000,000
2012
2013
1,000,000,000,000
500,000,000,000
PMDN
REALISASI INVESTASI
( US $ )
JUMLAH
PERUSAHAAN
NO.
TAHUN
2009
13,878,248
2010
101,316,561
10
2011
19,933,605
17
2012
29.667.120.700
13
2013
406.643,400
KET
30,000,000,000
25,000,000,000
20,000,000,000
2009
2010
15,000,000,000
2011
2012
10,000,000,000
5,000,000,000
PMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1
2
3
4
5
6
7
34%
35 %
102,94%
24%
61%
26,87%
67,33 %
111,98%
110,37%
80%
82,47%
103,08%
100%
97,89%
97,89%
8,41%
63%
9,97%
57,94%
81,45%
91,97%
99,95%
2012.
Hal
ini
menunjukkan
perkembangan
positif
dari
sector
Ketenagakerjaan.
Tingkat pengangguran terbuka ini mengalami peningkatan sebesar 1,56%
dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena jumlah penganggur terbuka usia
angkatan kerja mengalami peningkatan dari 49.668 jiwa pada Tahun 2012 menjadi
55.595 jiwa di Tahun 2013. Selain itu pengangguran terjadi disebabkan antara lain
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.
Keadaan pasar kerja yang terdaftar pada Dinas Tenaga Kerja Kota
Makassar Tahun 2013 yaitu pencari kerja sebanyak 9.418 jiwa, dan penempatan
tenaga kerja sebanyak 2.531 jiwa, sedangkan pasar kerja pada Tahun 2012 yaitu
pencari kerja sebanyak 7.203 jiwa, lowongan kerja sebanyak 2.553 dan
penempatan tenaga kerja sebanyak 2.512 jiwa. Dari data tersebut terlihat bahwa
pencari kerja mengalami peningkatan tanpa diikuti peningkatan lowongan kerja.
Dalam hal penyelesaian kasus sengketa pengusaha Pemerintah Kota
Makassar telah berhasil menyelesaikan 93 kasus dari 95 kasus yang dilaporkan.
Sehingga terdapat 2 kasus yang masih dalam tahap mediasi, hal ini disebabkan
karena pengaduan kasus tersebut dilaporkan menjelang berakhirnya Tahun
Anggaran 2013
Berkaitan dengan indikator penerapan standar kesehatan dan keselamatan
kerja (K3) bagi tenaga kerja, dari 6.121 perusahaan yang terdaftar di Kota
yang
telah
dilaksanakan
untuk
mendukung
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
90%
90%
100%
90%
90%
100%
3.
90%
90%
100%
5%
4%
80%
90%
88%
97,77%
4
5
95,55%
PPAS dilaksanakan dengan tepat waktu dan penyampaian RKPD juga telah
dilakukan tepat waktu.
Dalam hal pelaksanaan kegiatan sesuai dengan aliran kas capaiannya adalah
95,55%. Dari target yang telah ditetapkan sebesar 90% telah dicapai 90%. Dari 59
SKPD/ Unit Kerja yang selalu dimonitoring pelaksanaan kegiatan Kemajuan
Realisasi Belanja Langsung Perunit Kerja pada APBD Kota Makassar 52 SKPD
mendapat kategori baik.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung program ini diantaranya
adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
pelayanan publik;
7) Penyelenggaraan musrenbang RKPD;
8) Koordinasi DAK dan Tugas Pembantuan;
9) Penyusunan LKPJ;
10)Koordinasi Penyusunan APBD.
14. PENINGKATAN PROFESIONALISME APARATUR
Capaian program peningkatan profesionalisme aparatur Pemerintah Kota
Makassar adalah sebesar 92,91%. Untuk mengukur keberhasilan program ini
ditetapkan indikator persentase pejabat yang telah memenuhi persyaratan jabatan,
persentase pejabat yang telah mengikuti diklat kepemimpinan, pejabat yang telah
memenuhi persyaratan kepangkatan, proporsi pegawai dengan kualifikasi S1, dan
pejabat yang telah memenuhi persyaratan formal sesuai dengan bidang tugasnya.
Rincian capaian masing-masing indikator kinerja adalah sebagai berikut.
NO
1
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
90%
90,00%
100,00%
90%
90,00%
100,00%
3
4
75%
96%
49,37%
96,00%
65,82%
100,00%
90%
88,89%
98,76%
Rata-rata Capaian
92,91%
INDIKATOR KINERJA
Meningkatnya target Pendapatan Asli
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
9%
22,55%
250,55%
7,1%
13,58
191,26%
3
4
72%
63%
54,54%
36,36%
75,75%
57,71%
143,81 %
Rata-rata Capaian
Target peningkatan PAD sebesar 9,0 % dari Tahun 2013 telah direalisasikan
sebesar 22,55 % atau dengan capaian 250,55.%. Mengingat dalam metodologi
pengukuran ini ditetapkan batas atas capaian maka realisasi capaian ini sebesar
15,40%.
Realisasi
Pendapatan
Asli
Daerah
Tahun
2012
sebesar
Rp.
700,000,000,000
600,000,000,000
500,000,000,000
TARGET
400,000,000,000
REALISASI
300,000,000,000
200,000,000,000
100,000,000,000
2009
2010
2011
2012
2013
2012
sebesar
Rp.
1.935.110.404.919,40
dan
meningkat
menjadi
Rp. 2.370.020.124.241,48 pada Tahun 2013. Jika dibandingkan dengan target yang telah
ditetapkan dalam APBD maka capaiannya adalah 108,16 %. Tren target dan realisasi
pendapatan daerah dari tahun ke tahun dapat dilihat pada grafik berikut.
2,500,000,000,000
2,000,000,000,000
TARGET PENDAPATAN
1,500,000,000,000
REALISASI PENDAPATAN
1,000,000,000,000
500,000,000,000
2009 2010 2011 2012 2013
2.
3.
Peningkatan
kinerja
aparatur
DISPENDA.
4.
Pengelola
pendapatan
yang
berprestasi.
5.
6.
7.
8.
Pengumpulan
penelitian
dan
10.
Pembinaan
pendataan, penetapan, penagihan dan pengawasan pajak daerah.
administrasi
11.
12.
13.
Administrasi
pengelolaan
dan
Monitoring,
evaluasi
dan
Evaluasi
dan
rekonsiliasi
17.
Pengelolaan BPHTB.
18.
19.
20.
Pengembangan
sistem
Pengelolaan
sistem
IT
pajak
daerah.
22.
23.
24.
25.
Pembangunan
dan
Pengembangan
aplikasi
Pembangunan
jaringan
LAN
lingkup DISPENDA.
28.
29.
30.
NO
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
47,37 %
2
3
Penerbitan KK
Penerbitan Dokumen Akta Capil
termasuk Akta Perkawinan
Prosentase akta perkawinan yang
diterbitkan tepat waktu
Prosentase kepemilikan KTP Elektronik
125.000 KK
51.110 lbr Akta
57,27 %
95,16 %
95 %
71.584 KK
48.636 lbr
akta
95 %
100,00 %
92 %
79,94 %
86,89 %
4
5
6
7
8
9
94 %
90 %
83,99 %
80 %
89,35 %
88,88 %
90 %
87 %
96,67%
75 %
76,05 %
101,40%
Rata-rata Capaian
84,78%
Perekaman e-KTP secara reguler bagi penduduk wajib KTP sampai batas waktu 31
Desember 2013, selanjutnya mulai Januari 2014 diserahkan kepada Kab/Kota
untuk melakukan pencetakan fisik KTP elektronik.
Adapun pelayanan e-KTP mulai Tahun 2011 s/d 2013 telah mencapai
766.406 lembar dari total perekaman sebanyak 953.688 orang, sehingga masih
terdapat KTP elektronik yang dalam prosespencetakan dipusat sebanyak 187.282
lembar.
Secara umum pencapaian kinerja pelayanan penerbitan dokumen
kependudukan yang terdiri dari pelayanan pendaftaran penduduk dan pelayanan
pencatatan sipil telah menunjukkan prosentase capaian yang sangat baik yaitu
sebesar 242,11%. Ini disebabkan karena penerbitan KTP Elektronik (e-KTP)
dilakukan secara massal artinya bagi penduduk yang masih berlaku KTP
konvensional juga mendapatkan pelayanan secara keseluruhan bagi wajib KTP.
Sehingga menunjukkan prosentase penerbitan KTP yang sangat tinggi untuk
penerbitan KTP konvensional hanya dilakukan dalam bentuk reguler, artinya setiap
penduduk yang masa berlaku KTP-nya habis pada Tahun itu harus segera
memperpanjang KTP-nya.
Indikator hasil pelayanan penerbitan dokumen kependudukan dan akta
catatan sipil dari aspek prosentase capaian menunjukkan intensitas dan kuantitas
pelayanan kepada masyarakat meningkat dan mempunyai pengaruh terhadap
kualitas akurasi database kependudukan, dalam hal ini indikator kinerja bidang
tugas admnistrasi kependudukan dan pencatatan sipil menunjukan prosentase
rata-rata kinerja sebesar .84,78 %, khususnya bidang pendaftaran penduduk untuk
penerbitan dan pemilikan Kartu keluarga, Kartu Tanda Penduduk (KTP) dll, sudah
menunjukan prosentase target pelayanan yang memadai dari wujud peran aktif
masyarakat pada pemilikan dokumen kependudukan, dengan prosentase sebesar
86,89. %,
Pemerintah
hal tersebut
Kota
Makassar
tentang
Pemberian
pelayanan
administrasi
kependudukan gratis.
Berkaitan dengan dengan kepemilikan KTP untuk Tahun 2013 ini sesuai hasil
validasi pelayanan pendaftaran penduduk di wilayah 14 kecamatan berdasarkan
hasil rekaman database kependudukan terdapat jumlah penduduk yang wajib Kartu
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
953.688 jiwa yang telah melakukan perekaman KTP elektronik, keadaan ini masih
terdapat potensi penduduk yang belum memiliki KTP sebanyak 239.330
jiwa,
sehingga didapatkan prosentase pemilikan KTP dari seluruh wajib KTP sudah
mencapai 79,94 % dan 20,06 % menjadi potensi penerbitan KTP tahun berikutnya
dari wajib KTP pemula dan penduduk pindah datang tahun 2013.
Adapun dari survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terhadap pelayanan
Dokumen
melakukan pelaporan Dokumen Kependudukan dan Akta Catatan Sipil Tahun 2013
didapatkan hasil sebesar 89,35 %. Nilai ini menunjukkan angka yang tergolong
cukup baik, oleh karena itu Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil akan tetap
melaksanakan upaya peningkatan kinerja pelayanan, termasuk bidang pendaftaran
penduduk dan catatan sipil untuk Tahun 2013.
Jika diukur
dari target
Rp. 2.376.290.000
Rp . 280.155.000- dengan
pencapaian
akta catatan sipil yang membayar karena keterlambatan pelaporan khusus untuk
akta kelahiran pencapainnya sebesar 6,70%.
Realisasi Penerimaan Pelayanan Dokumen Kependudukan dan Akta
Catatan Sipil :
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
Jenis Penerimaan
Dokumen
Kependudukan
Akta Catatan Sipil
Jumlah
Satuan
Target
Realisasi
% Capaian
Rupiah
2.226.990.000
2.804.560.000
125,93
Rupiah
Rupiah
149.300.000
2.375.290.000
160.900.000
2.965.460.000
107,77
124,79
yang mendapatkan
INDIKATOR KINERJA
TARGET
825
REALISAS
I
1.050
33,60%
1,40 %
37,60%
1,40 %
116%
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
84,62%
84,62%
100 %
2
3
4
5
6
CAPAIAN
127,%
600 orang
550 orang
92 %
88 %
100 %
125%
Rata-rata Capaian
107,50 %
2007
2008
2009
2010
2011
tahun
telah
mengalami
peningkatan
sebanyak
4.
2010
SKPD
2009
2008
3
2
1
0
2008
2009
2010
2011
Dari jumlah SKPD yang ada di Kota Makassar sebanyak 58 SKPD yang
baru terkoneksi Website sebanyak 9 SKPD. Peningkatan jumlah SKPD yang
terkoneksi website Kota Makassar terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Untuk Tahun 2012 dan Tahun 2013
kenaikannya sebesar .%. Peningkatan
pada
tahun 2008 ke Tahun 2009 yaitu dari 5,17% menjadi 6,9% dari jumlah SKPD yang
ada di Kota Makassar. Selama kurun waktu lima tahun jumlah SKPD yang
terkoneksi website Kota Makassar telah mengalami peningkatan sebanyak 6 SKPD
dengan capaian sebesar ..% atau menjadi ..% pada Tahun
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
2013. Peran Kantor Arsip, Perpustakaan dan Pengolahan Data dalam peningkatan
jumlah SKPD yang terkoneksi website adalah sebagai penyedia sumber daya
manusia (SDM). Adapun SKPD yang sudah terkoneksi website Kota Makassar
yaitu :
1. Dinas Pekernaan Umum
2. Dinas Komunikasi dan Informatika
3. Sekretariat DPRD
4. Bagian Ekonomi dan Pembangunan
5. Dinas Pendapatan Daerah
6. Dinas Kesehatan
7. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
8. Kantor Administrasi dan Perizinan
9. Perpustakaan Kota Makassar
Kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Makassar
untuk mendukung terlaksananya program utama ini diantaranya adalah:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
telah
Rincian
NO
1
INDIKATOR KINERJA
Jumlah Kegiatan Pembinaan
Partai Politik dan Ormas
Rata-rata Capaian
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
125%
125%
INDIKATOR KINERJA
2
3
5
6
7
8
TARGET
REALISAS
I
CAPAIAN
45%
22,32%
49,60%
100%
100,%
100,00%
100%
100%
100,00%
100%
100%
100,00%
100%
95,71%
95,71%
225 Pelanggar
10 Pelanggar
224
17
99,55%
170,00%
30%
27%
90,00%
100,60%
INDIKATOR KINERJA
Persentase Masyarakat yang mendapatkan
bantuan hukum
Persentase pra ranperda yang dibahas dan
disampaikan ke DPRD dalam bentuk
ranperda
Persentase perkara gugatan terhadap
Pemerintah Kota yang terselesaikan
Persentase jumlah produk hukum daerah
yang tersosialisasikan dan dapat diakses
oleh masyarakat
Rata-rata Capaian
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
100%
68,64%
68,64 %
100%
80%
80 %
100%
99,40%
99,40 %
100%
100%
100 %
87,01 %
Berdasarkan data di atas, nampak bahwa pra Ranperda yang dibahas dan
disampaikan ke DPRD berjumlah 10 (sepuluh) dan 8. (delapan) Ranperda telah
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
ditetapkan,
Makassar.
Ranperda yang ditetapkan pada Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
1. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 tentang Tentang Penataan dan
Pengendalian Pembangunan menara Telekomunikasi;
2. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelestarian Cagar budaya;
3. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang Pertanggungjawaban
Pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2012;
4. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2013 tentang Kawasan tanpa rokok;
5. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan APBD Tahun
Anggaran 2013;
6. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang pemenuhan Hak-hak
Penyandang Disabilitas;
7. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perubahan kedua atas Perda
Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat
Daerah Kota Makassar;
8. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang APBD Pokok Tahun Anggaran
2014.
Ranperda yang belum selesai dibahas ada 2 (dua) yaitu:
1.
2.
penanganan perkara gugatan terhadap Pemerintah Kota pada Tahun 2013 yang
telah terealisasi 8% dengan jumlah perkara 9 dan telah sampai pada tahap
penanganan di pengadilan.
Dalam mensosialisasikan peraturan daerah maupun peraturan yang
ditetapkan pemerintah pusat telah dilakukan sosialisasi peraturan perundangundangan, Sosialisasi RAN-HAM, pembinaan kadarkum, penyebarluasan produk
hukum daerah serta pemantapan Sistem Jaringan Dokumentasi Hukum (SJDI).
4.
maka
sebesar
2013
sebesar
Pendapatan
Rp.
Asli
Daerah
569.727.462.000,-
sebesar
Rp.
II.
Dana Perimbangan.
Rencana
dana
perimbangan
setelah
perubahan
Tahun
terealisir
Anggaran
2013
sebesar Rp.
Dana Perimbangan
Tahun Anggaran 2013
III.
membuat Pemerintah Kota untuk mencari sumber pendanaan lain yang memungkinkan
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan tersebut sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku.
Salah satu sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan untuk menutup
kesenjangan tersebut adalah Pembiayan Daerah Netto yaitu selisih lebih antara
Penerimaan Pembiayaan Daerah dengan Pengeluaran Pembiayaan Daerah.
Pembiayaan Netto diarahkan untuk menutupi defisit Anggaran
direncanakan
Penerimaan
Pembiayaan
Daerah
direncanakan
sebesar
Pengeluaran
Pembiayaan
Daerah
direncanakan
sebesar
BAB IV
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kota Makassar Tahun 2013
disusun dengan mengacu
60%-80%.
Ringkasan
penjelasan
atas
capaian
program
tersebut
dengan
penataan
ruang,
pembangunan
infrastruktur
kota
dan
profesionalisme
aparatur,
pengelolaan
keuangan
daerah,