Professional Documents
Culture Documents
VARISES
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. B
Umur
: 33 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
: Pegawai Swasta
No. RM
: 431595
Alamat
: 4 Agustus 2015
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan nyeri, terdapat luka kering dan
gatal pada tungkai kanan bawah
Riwayat penyakit sekarang
Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : TD = 110/70 mmHg
RR = 20 x/menit
N = 80 x/menit
S = 36,6 0C
Mata: Konjungtiva anemis (-), sklera
ikterik (-)
THT : Dalam batas normal
Leher : Kelenjar Getah Bening tidak
teraba massa
Thorax : VBS ka=ki, Rh -/-, Wh -/Abdomen : cembung, soepel, BU (+)
Ekstremitas: Akral hangat, capillary refill
time <2 detik
Status Lokalis
Inspeksi:
Tampak warna coklat kebiruan pada
tungkai kanan
Palpasi:
Teraba nyeri tekan pada tungkai kanan.
Auskultasi:
Tidak dilakukan aulkustasi.
Perkusi:
Tidak dilakukan perkusi.
RESUME
Pasien datang dengan keluhan nyeri, dan terdapat luka kering dan
gatal pada tungkai kanan bawah sejak 1 bulan SMRS.
Sebelumnya pasien telah memeriksakan diri terlebih dahulu 3
bulan ke bagian spesialis kulit dan kelamin, namun tidak ada
perbaikan, kemudian pasien dirujuk kebagian bedah RSUD
Soreang. Pada pemeriksaan status generalis, semua dalam batas
normal. Pada pemeriksaan status lokalis didapatkan nyeri pada
tungkai kanan bawah dengan kulit berwarna coklat kebiruan, dan
terdapat luka kering.. Sebelumnya pasien tidak pernah menderita
keluhan seperti ini dan di keluarga juga tidak pernah ada yang
menderita keluhan seperti ini.
DIAGNOSIS
BANDING
Ultrasonografi Doppler
2. Duplex ultrasonography
3. Plebography
1.
DIAGNOSIS
KERJA
TERAPI
Skleroterapi
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
Vena profunda
v. komitans
Definisi
Epidemiologi
Etiologi
insufisiensi vena kronis kongenital : kelainan dimana
katup yang seharusnya terbentuk di suatu segmen
ternyata tidak terbentuk sama sekali (aplasia,
avalvulia), atau pembentukannya tidak sempurna
(displasia).
insufisiensi vena kronis yang primer : kelemahan
intrinsik dari dinding katup atau lemahnya dinding vena
sehingga terjadi pelebaran.
insufisiensi vena kronis sekunder : disebabkan oleh
keadaan patologik yang didapat (acquired), yaitu akibat
adanya penyumbatan trombosis vena dalam yang
menimbulkan gangguan kronis pada katup vena dalam.
Klasifikasi
karena
kelemahan
dinding vena
sehingga
terjadi
pelebaran.
disebabkan
oleh
peninggian
tekanan
vena
superfisial
akibat suatu
kelainan
tertentu.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Varises trunkal : Merupakan varises VSM dan VSP,
diameter lebih dari 8 mm, warna biru-biru kehijauan.
Varises retikular : Varises yang mengenai cabang VSM
atau VSP yang umumnya kecil dan berkelok-kelok,
diameter 2-8 mm, warna biru kehijau-hijauan.
Varises kapiler : Merupakan vena subkutis yang tampak
sebagai kelompok serabut halus dari pembuluh darah,
diameter 0,1-1 mm, warna merah, atau sianotik (jarang).
Diagnosis
Anamnesis : Terdiri atas keluhan rasa berat, rasa lelah, rasa nyeri, rasa panas /
sensasi terbakar pada tungkai, kejang otot betis, bengkak serta keluhan
kosmetik.
Inspeksi : dilakukan di bawah penyinaran yang cukup pada posisi
eksorotasi. vena tersebut tampak jelas melebar, berkelok-kelok, dan berwarna
kebiruan.
Palpasi : Daerah vena yang berkelok diraba untuk menilai ketegangan varises
vena tungkai bawah dan besarnya pelebaran vena.
Perkusi : Perkusi dilakukan untuk mengetahui keadaan katup vena
superfisial. Caranya dengan mengetuk vena bagian distal dan dirasakan
adanya gelombang yang menjalar sepanjang vena di bagian proksimal.
Manuver Perthes : Manuver Perthes adalah sebuah teknik untuk
membedakan antara aliran darah retrogade dengan aliran darah antegrade.
Tes ini digunakan untuk penentuan berfungsinya sistem vena profunda.
Tes Trendelenburg : Tes ini digunakan untuk menentukan derajat insuffisiensi
katup pada vena komunikans.
Tes Trendelenburg
Manuver Perthes
Pemeriksaan penunjang
Komplikasi
Terapi
Terapi Pembedahan
Ambualtory phlebectomy (Stab Avulsion) : Teknik yang
digunakan adalah teknik Stab-avulsion dengan menghilangkan
segmen varises yang pendek dan vena retikular dengan jalan
melakukan insisi ukuran kecil.
Saphectomy
Teknik saphenektomi yang paling popular saat ini adalah teknik
menggunakan peralatan stripping internal dan teknik invaginasi
dengan jalan membalik pembuluh darah dan menariknya
menggunakan traksi endovenous, teknik tersebut dapat
menurunkan terjadinya cedera pada struktur di sekitarnya.
Prognosis
Pasien dengan refluks vena yang signifikan memiliki
risiko tinggi terjadinya ulkus varises yang akan sulit di
terapi secara efektif. Pada pasien dengan komplikasi
perdarahan dan thomboemboli memberikan prognosis
yang kurang baik dalam terapi varises vena. Dengan
terapi yang tepat akan memberikan hasil yang baik dan
progesifitas penyakit akan berhenti dan prognosis akan
menjdi lebih baik.
Terimakasih